ISLAM
DAN KONSTRUKSI ILMU PERADABAN
DAN HUMANIORA
Penjajagan Awal Integrasi Agama Dan Ilmu Peradaban Dan Humaniora
dO erjualbelikan Tidak untuk IpBuku Daras/Ajar proyek pengaudaINanJakartaTahun 2003
Bo yaDIP セNセセMMM⦅MNN AtaS la
ISLAM
DAN KONSTRUKSI ILMU PERADABAN
DAN HUMANIORA
Penjajagan Awal Integrasi Agama Dan Ilmu Peradaban Dan Humaniora
Editor
Sudarnoto .i-\.bdul Hakim
Penulis Badri Yatim .
セャ Din Madjid .:\nwar Harapan
Fuad Jabali Sudarnoto .:\bdul Hakim
Oman Fathurrahman Didin Saifuddin D. Sirajuddin AR Pungky Purnomo Imas Emalia
Proyek Pengadaan Buku Ajar/Daras Atas Biaya DIP Tahun 2003
pro|セk PENINGK.-\T.-\N PERGURU.-\NTINGGI ..M|NgNlM|NセlM|
IV
ISLAM DAN KONSTRUKSI ILMU
PERADABAN DAN HUMANIORA
Cetakan 1
Diterbitkan Oleh UIN Jakarta Press
JI.Ir. H.Juanda No. 95 CiputatTangerang 15419 Telp. (021) 7493558, Fax. (021) 7402982 E-mail: uinjkt@uinjkt.ac.id
Editor Sudarnotoセ|「、オャ Hakim
Penulis Badri Yatim
セl Dinセi。、ェゥ、
セ|ョキ。イ Harapan FuadJabali Sudamotoセ|「、オャ Hakim Oman Fathurrahman Didin Saifuddin D. Sirajuddin ..\R Pungky Pumomo Imas Emalia
Seltil1g & IA)'-out: Fauzan
Desaill Coper: Citra Design
lsi m .d' . , .
ellja tlal1ggu l1,gjalVabPenultsdallE{IItor
"Islam dan Konstruk .Il " Fakultas Ad 'Sl mtt Peradaba1'l danhumaniora
· . . . -_ _ _ _ _ . . - - _ _ __ ... .... ...
PENGANTAR EDITOR
BismillahirrabJJlanirrahim
Buku Islam dan I<'onstruksi Ilmu Peradaban dan Humaniora ini sesungguhnya diinspirasi oleh ide integrasi ilmu dan agama yang saat ini sedang dengan gigihnya masih terus diperjuangkan dan diwujudkan oleh pihak Universitas Islam Negeri (UIN) Syarifhidayatullah Jakarta sebagai konsekwensi logis dari konversi Institut (lAIN) ke Universitas (UIN). Ini tentu saja tidak menafikan kenyataan bahwa sesungguhnya ide dan bahkan perdebatan (kontroversi) tentang integrasi ilmu dan agama di berbagai kalangan sudah berkembang jauh sebelum UIN terwujud. Gagasan integrasi ini semakin terasa urgensinya saatiniantara lain tidak sekedar untuk mempertegas bahwa pandangan dikotomis antara ゥャュセ
dan。Nァ。ュセ (Islam) sudah tidak lagi produktif akan tetapt sekaligus Juga untuk menegaskan paling tidak dua hal berikut :
"Islam dan Konstruksi Ilmu Peradaban dan hUlnaniora"
p・イエセュ。L kontribusi apa yang bisa ditawarkanオョセ memberikan arah moral dan muatan substansial bag!
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan peradaban yang saat ini dan untuk masa-mas a mendatang terjadi secara sangat signifikan.
Kedt:a,
Islam sesungguhnya bisa dipahami me1aluiberbagat perspektif, karena Islam memang bukan ajaran
ケセョァ tertutup dan menutup diri. Ia bisa didatangi dan dipahatni oleh siapapun melalui berbagai jalan yang variatif sekalipun. Karena itu, perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah bermanfaat
sebagai alat untuk memahami keluasan dan
kemahabesaran Tuhan dan ajaranNya, Islam.
Melalui eara pandang tersebut maka tidak berlebihan juga untuk kembali digaris bawahi sikap dan keyakinan para sarjana terdahulu bahwa Islam tnemberikan perhatian kepada kemajuan dan ketinggian peradaban dan kemanusiaan dengan cara terus menggali, meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan sem, sebagaimana yang, misalnya, telah ditunjukkan oleh peradaban Islam klasik era Abbasyiah dahulu. Yang menjadi agenda penting kemudian ialah pohon ilmu seperti apa yang untuk saat ini harus dibangun oleh masarakat melalui berbagai lembaga/institusi pendidikan Islam yang ada sehingga seluruh tuntutan, persoalan dan agenda kehidupan yang muneul bisa terjawab dengan baik dan tepat. Inilah yang hingga saat ini masih diperbincangkan dan dipermatang paling tidakdi lingkungan DIN.
Buku ini berusaha meletakkan diri ke dalam perspektif tersebut eli atas. Namun demikian, sebagai pemikiran yang masih bergulir dan harus dipermatang,
セ セ -- Z セ
... セNNNNNNN セ ....---
-..MMMMセ セセ -
-tentu saja sejumlah topik yang dikembangkan dalam buku ini masih bersifat penjajagan awal dan belum lengkap baik dari sisi metodologi maupun substansinya. Yang secara khusus menyinggung sedikit tentang pencarian pintu masuk untuk ide integrasi ilmu 、。セ agama adalah Bagian Pertama Bp・ョァ・ュ「セョァ。セ Stud! IZeislaman dan Peradaban." Fuad Jabal!, m!salnya, mencoba masuk melalui pintu Sosiologis untuk pengembangan ilmu-ilmu keislaman, sementara itu, Badri Yatim dan Oman Fathurrahman masing-masing berusaha melihat masalah-masalah keislaman melalui sudut historis dan ftlologi. Tiga artikel tersebut, sekali lagi, masih merupakan penjajagan dalam membangun pohon ilmu yang kokoh.
Pada Bagian I<'edua dari buku ini, perbincangan lebih diarahkan kepada upaya mengingatkan kembali tentang pentingnya peran perpustakaan scbagai salah
satu instrumen dari kemajuan peradaban, sebagaimana
yang telah ditunjukkan dalam peradaban Islam
terdahulu. Karena itu, perpustakaan ideal diharapkan, perla1Jla,mampu memfasilitasi secara baik bagi siapa saja yang ingin memotret peradaban umat terdahulu dan,
kedua, mampu berfungsi sebagai drilling fora bagi
berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan
peradaban.
p・イ。、。セ。ョ masa depan umat sepcrti apa sebenarnya
ケセョァ 。セ。ョ dibangun? Banyak konsep tcoritis yang telah
セー・イ「セ」。セァォ。ョ
oleh be.rbagai kalangan. Apapun, topik1m セ・ョj。、Q sangat pentmg untuk diagcndakan dalam perblncangan atau perdebatan sehingga perkembangan
QQセオ
pengetahauan benar-benar diyakini oleh semuap1hak berguna bagi kemajuan, kemaslahatan,
'1slam dan Konstruksi Ilmu Peradaban dan humaniora"
--- MMMMMMMMMMMMMMMセセM
MMMMMセMMMMMセMMMMセ --- .-
---. !( riga bukui111
keda1llaian, dan ke1llanusiaan. Bagtan e t
h
uaningin 1llenegaskan k01llitmen ilmu
ー・ョァセZュオョL
tethadap kemajuan petadaban
ォセ _・ー。セN
rkahirsepetti bagian-bagian lain dati buku1ll1, bagtan
エセ。イォ。ョ
ini
baru tnenginventarisasikan atauュ・ョァセ。ュ
d lam
k ikan a
petadaban sepanjang yang te1ah tere
ウーイ・セ
k ilnyapetjalanan sejarah. Itupun,
「・「・イ。セ。N
b.aglan k ec bisasaja. Pottet kecil ekspresiperadaban11lldiharap an an
b
. . timbang
erguna sebagal bahan bandIng per 1lle1llbangun peradaban ke depan.
dim nculkan
Terakhir, beberapa tawaran ide yang u dan
dal a1ll
buku ini, dengan berbagai kelemahan . d'
kekurangannya tetap diharapkan bisa menJa 1
' .
aya-SU1llbangan paling tidak tnendorong terus bagt up .
. . tegras1
Upaya senus untuk tnetnpertnatang gagasan m
·1 . dan
I1llu
、セセ
.aga1lla (Islatn). Selatnat tnenikmatltnengkrl1:lSl.
SUDARNoTO ABDUL HAKIM
viii
"Islam danKOnstruksiII7nuPeradaban dan humaniora"
DAFTAR
lSI
PENG£\N'I1
:\RediセイHIr |セ
iセM|tNエ| pengセ|ntNイ|r rfjHGiセHIr lセin
SYi\HID
jャM|iセ|rtセ| ix
dセ|ftセ|r lSI
xiii
TvIENCARlaiセ|rN SOSI()LOG1SpengeセZibセ|ngi|n IIlvIU-ILt\1UI<EISL\lvL\N1)1L\IN/l'IN
1-7
uadjalJClli 1
STlJDI ISLA1:1dengセ|n pendeiセM| tセ|n
SEJ1\RAH
Bacl'7
Yatinl
25FII.JOLOGI
dセM|n piセnャセNャェᄋイャェ|n GャGei\GsMGイイセi\GsiHeセ
-\G
セ|Iv!.;\. _-\N
()man 17alhtlrahlnan 57
"Islam dan Konstruksi limu Peradaban dan humaniora" "iii
KONTRIBUSI PlTSTAI<.A\V.Lr\N TERH.i\DAP
TRADISIperkeイカibNゥ|ngセイ|n inセイeleiHtャtャ|l
DI DUNIA ISI.d-\!vl
J)tlngki j)urn01'ilO••••.••..•.••••.••.••.••..••.•.•.•.••..•...••.•....•.•••81
i\1ENELUSURI SEJARAHMEL-\LCI i\RSIP
I<'ONTROVERSI SHAL-\T ]Ul\'I'i\T DI ゥカlセsjid lawNャセng I<IDUL, P.r\LEJ\1B.i\NG
M, DienMqJ"id 105
PENLTLISAN sejゥ|セセh ISL\l\I; DARI Z.l\IvIAN
I<L\SII<.HINGGA Ivl0DERN
D ·d· 5z zn
Of!.JU alIi...
ofd'J·....
1?9セBABAD SEBAGAI SUI\'IBER sejセセrahZ
SEBU.i\.H STUDI AW.i\L
iュ。jセ Enlalitl 143
disi\uiセsus ensii\ャセopedisZ
SASTRi\ KEBEDAYA1\N DAN PER.t\DABAN
/1nlva171dil1 Harabap 159
r\L-QUR'ANDAN REFORJ."'\1ASIi\aiセigrafi ARi\B
D. Sira;uddinAr 191
JARINGANPERD.l\GANGAN iVI.i\Si\ I<Elv\JAi\N
ISLAfvl iniIonesiセM| (Suatu Kajian Sosial Ekonolni)
j\t1. [)ien j\1acf;id 207
PERSPEI('fIF hisQセoris セGャodernisi|Mie islNエ|セZャ
Di\NA\GENDi\Nl\SIONi\LISI\IE DI INDONESI..\
Sttda,.·noto Abdul HakillJ 249
C:atatal1 l<'aki 2R8
XIV
C'1la ria
s m n Konstruksi Ilmu Perariaban dan humaniora"
PERSPEKTIF HISTORIS
MODERNISME ISLAM
DAN AGENDA NASIONALISME
DI INDONESIA
SJldarlloto Abdul Hakim
Modernisme Islam, untuk menggunakan ungkapan lain dari gerakan pembaharuan Islam, sebagaimanayang bisa banyak dijumpai di berbagai literature, merupakan satu topik hangat yang sebetulnya telah dibicarakan oleh berbagai pemerhati masalah-masalah keislaman. Ada banyak faktor yang bisa dijelaskan mengapa isu modernisme Islam ini menjadi menarik. Pertama, bagi pengamat asing (Barat) modernisme Islam, meskipun dalam tingkat tertentu mengadopsi sejumlah pemikiran Barat, dinilai sebagai fenomena ancaman potensial bagi Barat. Pandangan ini didasarkan kepada kenyataan bahwa sejumlah pemikiran atau gerakan kaum modernis
"[slam dan Konstruksi [Imu Peradaban dan humaniora"
muslim justru dinilai identik dengan apa yang 、ゥウ・「オセ
sebagai gerakan yang ingin menghidupkan kembah tradisi Islam murni (])riJ/ine IJ/aJJ1) secara total sebagaimana yang ditegakkan oleh rasuI セQオQQ。ャョュ。、
dan sekaligus meruntuhkan barat. Bagi para ー・ョァ。ュ。セ
ini modernisme Islam tidak cukup dipahami sebaga1 berdimensi agama semata akan tetapi secara kultural, ideologis mupun politik merupakan gerakan yang berupaya membangun tatanan masarakat politik Islam. Terhadap modernisme Islam ini, Barat perlu bersikap sangat \vaspada. Namun demikian, eli mata pengamat yang lain modernisme Islam merupakan petanda sikap akomodatif umat Islam terhadap barat karena mendatangkan keuntungan tersendiri bagi Barat secara sosial, ekonomi dan politik. Kedtla, di mata umat atau sejumlah tokoh, ulama dan pemimpin umat Islam sendiri modernisme Islam dilihat sebagai fenomena yang menjanjikan perubahan dan masa depan Islam dan umat Islam. Akan tetapi,elimata yang lain, modernisme Islam ini justru perIu diwaspadai karena disamping dinilai tidak ada rujukannya dalam agama juga nampak cenderung sangat bersikap lentur dan bahkan, pada tingkat tertentu, akomodatif terhadap nilai-nilai, cara pandang atau cara hidup Barat yang belum tentu sesuai dengan ajaran Islam.
Jika dicermati Iebih Ianjut, maka perdebatan seputar modernisme ini mencover sejumlah isu antara lain landasan keagamaan bagi modernisme Islam, sejau11 mana kaitan modernisme Islam dengan Barat,
tema-tema dan implikasi apa saja yang muncul 、。イセ
ュッ、・イセゥウュ・ Islam ini, dan yang juga penting menjadi
perhatlan dalam artikel ini ialah berkaitan dengan nasionalisme khususnya di Indonesia.
Ta'ri!
Sccara umurn 111()(.lcrnistnc lslatn adalah upaya
mcnghadapi apa yang disebut olch Azyumardi i\zra
scbagai kctegangan teologis su'paya Islam
tcrakt£ ualisaSl "an sccara bcnar
ok
dan ll1aksl111al. f\1l'tlurut.
Azra kctcgangan ini muncul karena dalam tingkat tcrtcntu terjadi kescnjangan antara harapan Islam ideal atau kcharusan memegangi doktrin dcngan keinginan untuk mcmbcrikan pcmahaman baru pada doktrin tcrscbut scsuai dcngan konteks realitas yang ada.I (>kh
karcna itu, tidak mengherankan jika kcmudian munclil bcrbagai tipologi gerakan atau pemikiran Islam yang mcmbcrikan rcspons tcrhadap ketcgangan tcologis ini, seperti modcrnis-revivalis, modcrat/akomodasionis-fundamcntalis dan scbagainya. Sduruh gcrakan tl'rsehllt
tnemiliki eiri khasdan sikap tnasing-masing dalam upaya
tncngaktualisasikan Islatn.2
Karcna inti modernismc Islam, scbagaimana yang tcrturai di atas, adalah aktualisasi Islam dalam konteks historis dcngan dcmikian fcnomcna modernisme herarti sudah ada scjak nabi Muhammad untuk pertama kahnya mempcrkcnalkan Islam. Dalam pcngertian ini modernismc Islam, paling tidak sepanjang periodc kIasik, tdah mcmbuahkan bcrbagai hasil yang cukup
fcnomcnal antara lain ialah:
Perltll7ltl, tcgaknya sebuah kcpercayaan (system of
belicvc/truth) yang rasional dan tidak tergantllng kepada alam yaitu Tauhid. Tauhid disampll1g mcncgaskan hanva j\I\ah sajalah tuhan yang pall11g tepat dan benar untuk di\'akini, juga menandaskan adan.ya tanggung jawab mO;'al panjang bagi manusia. Tauhtd, disamping mcnunjukkan titik kmah dari kepercayaan
"Islam elan Konstruksi Ilmu Peradabal1 elan human;ora"
Fakultas Adab dan Hllmaniora UIN Syahid Jakarta
politeis dan sekaligus meruntuhkannya,
セオ_。
memberikan tempat yang sangat baik terhadap SlStun hukum yang ielas yaitu Syariah baik hukum-hukurn yangberkaitan dengan hubungan manusia dengan Tu.han
(Ubudiyah) maupun hukum-hukum yang
ュ・ュ「・イゥォ。セ
prinsip-prinsip dasar bagi persoalan kehidupan sehart-han (Muamalah). Oleh karena itu, Tauhid sesungguhnya
menawarkan satu bentuk atau tatanan kehidupan yang. n
didasarkan kepada ketaatan kepada Allah; penclptaa.
kebersamaan, kesatuan keadilan dan toleransi.
,
.
3 Ismail1 h
al-Faruqi bahkan menegaskan bahwa Tauhld te.a
meniadi esensi dari peradaban yang menawarkan tlga
dimensi metodologis bagi kehidupan yaitu
ー・イウ。エオ。セ
(unity), rasionalisme (rationalism) dan toleransl
(tolerance). Lebih lanjut, dia menggaris bawahi
「セィセ。
muatan atau fungsi dari Tauhid ialah sebagai
ーイセョウセー
ュ・エ。セウゥォ。L
prinsip etika, prinsip aksiologis dan prUlSIPesteuka.4 Secara historis, tatanan masarakat
ケ。セセ
langsung di bawah kepemimpinan Muhammad tni
kemudian terwujud dalam masarakat Mekah dan
Madinah.5 Banyak kalangan ahli yang berpandangan
bahwa masarakat sosial-politik yang dibangun oleh
Rasulullah merupakan masarakat ideal (idealsodety)
ケ。ョセ
menjadi referensi utama atau sumber inspirasi
「。ァセ
セセョァ。セ
moderrus untuk membangun masarakatュ。セ。PQ
(czml soczery)karena di situlah Muhammad merealisasikan
ーイゥョセゥーMーイゥョウゥー
kebersamaan, persatuan, toleransi,ォセ。、ゥャ。ョ sebagaimana yang diuraikan di atas. Yang
diadopsi oleh kalangan ini ialah prinsip-prinsip 、。ウ。セ
セ。ウ。イ。セ。エ
sosial-politik. Oleh karena itu kelompok inidisebut Juga kelompoksubstansialisyanglebihcenderung
memandang penegak. an prmsl-prlnslp. . . . dasar aJaran. yang tertuangelidalamkitab 'SUClmaupun hadits.. セ|ォ。ョ tetapl,.
252 "Islam tknlG k °ll
° "
onstru St mu Peradaban danhumantOra
pada kenyataannya tidak semua kalangan sependapat
、・ョァセセ
kecenderungan ini. Kalangan ini cenderungmendirikan sebuah sistim sosial politik Islam (negara Islam) karena disamping te1ah dilakukan oleh Rasulu11ah
ウセョセ
juga ada nash tentang keharusan menegakkan Slstltn kekhalifahan. l(alangan inilah yang juga kemudian disebut sebagaisknpturalis-legalis.Terlepas dari perdebatan tentang hal ini, yang je1as bahwa pada era klasikini
Islam te1ah menanamkan tauhid sebagai sistim kepercayaan sekaligus tatanan masarakat ideal.Kedua, munculnya pusat-pusat peradaban umat
Islam yang sangat variatif sebagai konsekwensi logis dari pertemuan antara prinsip-prinsip universalisme Islam dengan pemikiran filsafat, tradisi maupun
セ・「オ、。ケ。。ョ
lokal masarakat. Di pusat-pusat peradabanInilah tradisi dan intelektualisme agama dibangun, bahas a dan budaya dikembangkan, pusat-pusat
ォセォオ。ウ。。ョ
politik dibangun, sistim pemerintahan danbltokrasi dan militer ditegakkan, perdagangan dan pusat-pUsat bisnis diramaikan, pusat-pusat pendidikan dan ri.set dikembangkan, science dan teknologi digali dan
dikembangkan. Di antara pusat peradaban umat Islam
pada erainiantara lain, selain Mekah dan Madinah, ialah
Damaskus, Baghdad, Mesir, Cordova, Sicilia dan sebagainya.
Apa yang telah dihasilkan pada era ini nampak tnenjadi sumber inspirasi umat untuk senantiasa tnengaktualisasikan Islam agar Islam benar-benar tnenjadi agama rahmatan IiI aIamin. Ada semacam
proses kontinuitas dalam modernisme Islaminiterutama
dalam keyakinannya bahwa Tauhid adalah ュ・イオ。ー。セ。ョ
landasan pokok atau referensi utama bagi umat ketika tnenjalani kehidupan dan ketika memberikan respons
!I
II
''Islam dan Konstruksi Ilmu Peradaban dan humaniora"
terhadap berbagai persoalan yang muncul. Dengan demikian, ketika terjadi penyelewengan/ de\riasi, karena
berbagai faktor, gerakan atau pemikiran yang、ゥ。イ。ィセ。ョ
kepada upaya pemurnian (purifikasi) menjadi pentlng. Dalam konteks inilah Muhammad bin Abdul \Vahab dengan Wahabinya muncuL Corak penting purifikasi
Islam ini ialah normatij:doktrinal dan dalam tingkat
tertentu tekstual-Iegalistik atau bahkan
jundaJJlentalis-skripturalistik.6
J\fenggunakan logika kontinuitas eli atas, gerakan
dengan corak ini, dalam perkembangan berikutnya,
senantiasa muncul di berbagai wilayah Islam ォ・エゥォセ
keberislaman umat memang dinilai telah mengalanu penyelewengan atau pengotoran (deteriorasi). Dalam perspektif inilah kemunculan Syah Waliullah, Syah
Ahmad Syahid, Mauducli, dan tokoh-tokoh laineliIndia,7
kaum Paden di Minangkabau, Muhammadiyah, Persis
clipahami.8Yang pasti adalah bahwa ajaran dasar Tauhid
menjaeli faktor penting sekaligus akar dan bahkan tema utama modernisme Islam termasuk yang berkembang eli Indonesia.
セi・ウォゥーオョ tidak menjacli fenomena semua gerakan
modernis, watak modernisme Islam semacam ini menawarkan Tauhid menjadi landasan utama bagi cita-cita membangun kepemimpinan masarakat politik Islam. Akan tetapi implikasi sosial politik semacam ini yang justru menjadi constrain atau paling tidak menimbulkan perdebatan luas dan berkepanjangan a':tara kalangan yang menganggap sangat penting dltegakkannya kembali kekhalifahan atau negara Islam dengan kal.angan yang lebih cenderung tidak
menghendaki kekhalifahan.9Perdebatan soal IslatTI dan
politik atau negara semakin kompleks antara lain karena
faktor Barat. Fenomena Barat disamping dipahami sebagai fenomena imperialisme, kristenisme dan
セ・ォオャ。イゥウュ・ diwilayah muslim yang harus diberi respons Juga merupakan fenomena pemikiran dan juga peradaban yang perlu dipandang secara kritis. Perdebatan ini munculdi mana-mana dan hasilnya juga beragam. Ada umat Islam di wilayah tertentu yang cenderung menegakkan secara formal negara Islam, misalnya Pakistan, Iran, Saudi Arabia, Malaysia, Brunei Darussalam dengan sistim yang juga berbeda, ada yang tnonarki absolut, monarki konstitusional, dan tepublik. Sementara umat Islam eli Indonesia lebih cenderung untuk tidak mernilih negara Islam dan sistim yang dianut ialah Republik dengan ideologi Pancasila.
Dalam konteks responsi umat Islam terhadap fenomena modernitas ini Voll kemudian membuat kategori antata lain ialah adaptationist westernizer, radical
jundamentalisJJ1, conservative adaptationism.TO Dati aspek
kecenderungan ideologi, modernisme Islam melahirkan kalangan secular modernism" dan Islamic modernism atau yang oleh Vall dinvatakan sebagai kalangan yang tnenekankan kepada penegakan "pemikiran Islam yang Iebih otentik." (a more authentic Islamic thought).12
I<eanekaragaman ini sekaIigus menggambarkan adanya kompleksitas dalam modernisme Islam. Selain penegakan Tauhid, modernisme Islam, termasuk yang berkembang di Indonesia, mulai dihadapkan kepada berbagai isu yang jauh lebih kompleks, termasuk soal nasionalisme.
Pendekatan Konseptllal Nasionalisme
Secata harfiah ka ta nasionalisme berasal dari nation
(Inggris) yang berarti bangsa atau sekumpulan besar
(1slam dan Konstruksi Ilmu Peradaban dan humaniora"
orang-orang atau komunitas masarakat yang besarケセセセ pada umumnya menggunakan satu bahasa dan memiliki
satu watak atau aspirasi politik tertentu. n s・、。ョァォ。セ
nasionalisme sendiri paling tidak memiliki dua 。セセN
Pertama, pengabdian yang kuat terhadap bangsa ウ・セセャ[
perasaan, upaya-upaya dan prinsip-prinsip
ー。セZョッエゥォN
Kedua, gerakan atau perjuangan untuk terwuJudnya
kemerdekaan ekonomi, politik dan sebagainya yang muncul di suatu negara tertentu yang sedang dikontrol/
dijajah oleh negara atau bangsa lain.14
Dengan demikian sesungguhnya ョ。ウゥッョ。ャゥウュセ
merupakan suatu paham, sikap politik dan sosial セセセ
suatu komunitas masarakat yang besar yang memiliki
ikatan kesamaan kebudayan, bahasa, wilayah dan 」ゥエ。セ
cita maupun tujuan. Di dalamnya terkandung dimens1 ideologis, kebersamaan atau kesatuan komurutas dalam mempertahankan negara atau bangsa. Mohammad Hatta
memberikan pengertian bahwa nasionalisme
sesungguhnya diarahkan kepada upaya pembentukan
persaudaraan seluruh bangsa.15 Definisi yang sangat
terkait dengan adanya upaya penumbuhan patriotisme
radikal dalam menghadapi segala bentuk penjajahan
ini
sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Anthony D. Smith "nasionalisme merupakan refleksi
anti-ォ_Qセョゥ。ャゥウュセNBQV Pandangan Hatta maupun Smithinibisa
、ゥオャセ セ・ャ。ャuQ ー・イェ。ャ。セ。ョ sejarah bangsa-bangsa. Tidak
ウ・、セォQエ g.erakan dan セー。 yang disebut sebagi kaurn
nas10nalis adalah antl kolonialis dan mencurahkan
ー・イィ。セ。ョ mereka untuk mencapai kemerdekaan. Oleh sebab 1tu tema kaum nasionalis era kolonialisme adalah pembebasan, kemerdekaan dan political dignity.
Sementara Lothorp Stoddard cenderung
berpandangan bahwa nasionalisme tidak saja terkait
den?an pengusaan kekuatan asing.l? Stoddard
menJelaskan bahwa nasionalisme adalah a state ofmind·
ョセウゥッョ。jゥウュ・
adalah suatu kepercayaan yang dianut olehseJumlah besar manusia sehingga mereka membentuk kebangsaan. Nasionalisme adalah rasa kebersamaan segolongan atau a sense of belonging together sebagai Suatu bangsa. Lebih lanjut ia menguraikan pengertian bangsa yaitu rakyat atau masarakat yang bergabung bersama dan tersusun dalam suatu pemerintahan dan berdiam bersama dalam suatu daerah tertentu. Jika
cita-Ctta nasional telah menjadi kenyataan, maka
terbentuklah suatu lembagapoJitikyang disebut dengan negara.18
Perbedaan pengertian nasionalisme dengan ras juga disinggung oleh Stoddard. Menurutnya, orang sering
tnencampuradukkan atau malah mengacaukan
pengertian dua istilah tersebut. Baginya bangsa tnerupakan pengertian psikologis, yaitu suatu pemikiran. Sedangkan ras merupakan pengertian fisik yang oleh
ilmu
pengetahuan dapat diketahui/ditentukanukuran-ukuran kongkritnya. Dengan kata lain ras ialah rakyat secara anrropologis, sementara bangsa Iebih bercorak politis. Dalam konteks ini maka sangat besar kernungkinan bah\va suatu bangsa sesungguhnya berasal dati berbagai rase I<ebanyakan penduduk Eropa misalnya berkeyakinan bah\va mereka termasuk dalam kategori ras yang sangat berbeda komposisinya. Sejumlah mereka tnengatakan bahwa mereka berasal dari keturunan ras
TnllOl1it; sementara yang lain mengatakan berasal dati
L
.
b . 19a/zn, SlalJia" AllglostlkJon dan se agalnya.
Pengelompokan ras ini menjelaskan adanya kaitan darah, bahasa dan kebudayaan. Meskipun demikian secara politis mereka adalah satu bangsa yaitu Eropa
C1slamdan Konstruksi Ilmu Peradaban dan humaniora"
yang memiliki ikatan komitmen dan cita-cita kebangsaan
yang sarna. .
Pengertian-pengertian tersebut di atas sekallgus menegaskan bahwa nasionalisme tidak tumbuh dengan serta merta. Ada faktor-faktor historis yangュ・ョ、ッイッセァ
tumbuh dan berkembangnya nasionalisme. Elle I<'edourie menyebutkan bahwa nasionalisme adalah sebuah doktrin atau ideologi yang ditemukan eli eイッセ。
pada abad 18. Doktrininimenandaskan bahwa manUSla secara nasional terbagi menjadi bangsa-bangsa dan dalam konteksinimaka satu-satunya tipe pemerintahan yang diakui dan eksis adalah pemerintahan bangsa sendiri..211 I)alam perspektif ini maka segala bentuk penjajahan sesungguhnya melanggar kemanusiaan uni,rersal. I<:'olonialisme berarti telah melanggar atau merusak hak-hak dan kedaulatan kewilayahan suatu masarakat bangsa tertentu; kolonialisme telah mengganggu hak hidup budaya masarakat bangsa tertentu; kolonialisme telah melanggar hak-hak dan martabat politik suatu masarakat bangsa tertentu. Dalam kaitan ini maka nasionalisme disamping
セ・セオー。ォ。ョ fitrah yaitu bahwa setiap manusia secara
mdlvldual maupun kolektif memiliki hak hidup dan mempertahankan dan menjaga kehidupannya, ia ェオセ merupakan respons atau reaksi terhadap segala bentuk pelanggaran. Corak nasionalisme reaktifinitumbuh dan berkembang pada era kolonialisme. Corak nasionalisme yang berikutnya ialah nasionalisme reflektif yang
berkembang pask . . h "
. . . . a penJaJa an. Naslonallsme
yang
terakhtr Inlleblh di. arahkan epada upava memperkok k h
0
kehldupan masar k b , / .
. a at angsa dengan menlngkatkan
kualltas supra dan . f· k . .
kehidupan masa depa d. In ra stru tUt, mendlsaln format. . n engan perhltungan-perhitungan
258 C1slam danKonstr kU 'Sl.セェT1mu Peradaban dan humantora• "
ckonotni-politik yang tcpat sehingga tantangan maupun tnasalah yang akan dihadapipun telah terantisipasi
セ・セ。イ。 tcpat. Olch schabitunasionalisme tahap terakhir In1 aka!) lebih banyak difokuskan kepada peningkatan kualitas resources bangsa.
Hal penting yang juga digaris ba\varu eli sini ialah bah\va nasionalisme bisa diwarnai oleh berbagai kecenderungan ideologi apapun, antara lain agama tnaupun paham-paham sekular. Yang pertama cenderung menegaskan bahwa falsafah atau pandangan hidup bangsa, konstitusi, pranata tnaupun sistim sosial, ekonomi, politik dan kenegaraan harus berdasarkan kepada agama. l\1enurut penganut mazhab ini seluruh kehcndak tuhan harus termanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari masarakat. Dalam menjelaskan kaitan tuhan dengan realitas kehidupan umat manusia
ini jセ、|カ。イ、 I\t1orrimer mengatakan bahwa tuhan
melakukan intcrvensi terhadap sejarah manusia dengan セ。イ。 menurunkan wahyuNya kepada manusia. Dan Inilah yal1g merupakan aka! dari sistim kepercayaan Islam.21 Bahkan dalam kepcrcayaan I<.ristiani, tuhan tnalah rncnampakkan cliri dalam bcntuk manusia. Atas pandangan dasarnya ini tidak sedikit kemudian yang Incngatakan bah\va penganut mazhab ini berupaya Inc\vujudkan satu bentuk masarakat ideal (ideal atau sacred s()ciety) dengan sistilTI pemcrintahan teokratis.
iセ。イ」ョ。 nasionalisme yang berangkat dari kesadaran
ctnis tncrupakan "nasionalismc jahiliyah"22 maka nasic)naJisme yang benar adalah nasi()nalisme yang
Jidasarkan kcpada agalna dan pC1l1crinrahan yang benar adalah pcmcrintahan yang didasarkan kepada agama. I)alam kaitan ini maka agalna SalTIa sekali bukan sekcdar faktor instrumental dari nasionalisme, akan
C'Islam dan Konstruksi Ilmu Peradaba1t dan huma1liora"
tetapl \ustru yang benar-benar mc\varnai dan memberikan arah bagi nasionalislne.
Corak pandangan ini ditolak oleh pcnganut mazhab nasionalisme sekular. Bagi mazhabinimasalah-masalah kebangsaan salna sekali tidak ada kaitannya 、・ョセセセ
agama. Sebagaimana agama, nasionalisme memlhkl \vilayah garapnya sendiri. Intinya terdapat pelnisahan secara tegas antara nasionalisme dengal1 agama. Nasionalisme sekular berangkat dari kecinraannya yang begitu besar terl1adap tana11 air atau bangsa. Dan oleh karenanva, nasionalisme corak sekular ini tumbuh dan berakaro dari semangat keluhuran etnik dan budaya. Pandangan ini sekaligus menegaskan bah\va falsafah atau pandangan hidup bangsa, nilai atau norma yang harus dipegang teguh oleh masarakat bangsa l1arus digali dari perut bUlm atau budaya lokal, dan agalna dengan demikian dinilai sebagai imported, sesuatu yang berasal dari luar atau asing, dan belum tentu sesuai dengan kebutuhal1 nasionalisme Bahkan nasionalisme yang bercorak agama dinilai sebagai nasionalisme yang berbahaya karena tidak sekedar akan merusak budaya lakal akan terapi juga merupakan faktor disintegrasi yang sangat patensial bagi keberlangsungan 「。ョァウ。NRセ
Islam dan Pertumbuhan Nasionalisme Indonesia
Tidak bisa dipungkiri kenyataan bah\va
nasianalisme dan agalna (Islam) masih tetap merupakan isu yang menarik diperdebatkan, termasukdiIndonesia. Paling tidak ada empat alasan:
j)er/anla, tidak sedikit kalangan yang memandang
bah\va Islam bertentangan dengal1 nasionalisme.2 -l
i\Iereka tTIcnegaskan bah\va Islatn tidak lTIcngenal batasan teritorial. T\leskipun sebenarnya pandangan ini
ti.dak banyak diterapkan dan tidak memiliki basis historis
セ。ョァ
kuat, tapi pernah menjadi isu yang penting dalam diskusi politik Islam di Indonesia.Kedud, tidak sedikit juga kalangan yang
b,erpandangan bahwa nasionalisme Indonesia
dltemukan/diprakarsai oleh apa yang disebut dengan
セ・ャッューッォ
nasionalis sekular saja.25 Islam sarna sekaliセセ。ォ
terlibat dalam proses pertumbuhan nasionalisme1111 karena menurut mereka nasionalisme salna sekali
berbeda dengan Islam.
Ketiga, dalam sejaraheli Indonesia terdapat berbagai
peristiwa yang menunjukkan bahwa sejumlah kebijakan kalangan nasionalis justru berhadapan tajam dengan
aspirasi muslim eli berbagai tempat. Misalnya peristiwa
Tanjung Priok, Aceh, Lampung, dan sebagainya.26
Keenpat, sebagian kalangan ada yang berpandangan
bahwa nasionalisme tidak selalu berguna karena dalam banrak hal struktur nasionalisme telah digantikan oleh kapitalisme dalam rangka mengontrol dan bahkan
tnengeksploitasi negara-negara miskin/berkembang.27
Kalangan kiri pada umumnya yang kemudian lebih banyak menampilkan isu ini.
Secara umum bisa dikatakan bah\va Islam tidaklah bertentangan dengan nasionalisme sebagaimana yang
tu1l1buh dan berkembangeli Indonesia. Dalam banyak
hal keduanya justru saling terkait. Gagasan nasionalisme
セッ、・イョ sebagai pengembang Iebih Ianjut dari apa yang
dlsebut dengan kesukuan yang pernah ditolak oleh kalangan Islam harus diperhitungkan sebagai sesuatu
yangpenting28karena nasionalisme ternyata merupakan faktor utama mewujudkan kesejahteraan bangsa-bangsa.29 lni juga sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Hatta.'" Oleh sebab itu sejumlah besar kalangan
Xskzm dan Konstruksi Ilmu Peradaban dan humaniora" 261
.
li
ebag
a1muslim Indonesia memandang naSlOna sme s k
sesuatu yang konstruktif khususnya dalam rang a
menumbuhkan patriotisme, mc\vujudkan
ォ・ウN。エオ。ャセ
. . dimu al
Indonesia dan kemerdekaan. Peran Islam illl .
. Ii eliIndonesia. セ・ョァ。ョ menumbuhkan proto-naslOna sme 1h Sejak lslamisasi, terutama sejak abad ke-14, Islam teka merupakan faktor penting dari
ォ・ィゥ、オセ。ョ
masara、。セ
kebudayaan, dan bahkan politik mayontas pendu u'l. . b hasl
Indonesia. Islam bahkan telah diyaklnl er
ュ・セ「。ョァオョ
fondasi bagi integrasi budaya. Melalui a :aktlfitas perdagangan, misalnya, para saudagar mUS
maupun ulama tidak saia berhasil membangun 「。ィ。ウセ
tVlelayu sebagai alat komunikasi berskala nasional tapl d 1a am \vaktu yang bersamaan juga mempeloporl pro.. seS
integrasi budaya. Maka tidaklah berlebihan iika
jオ、ゥエセ
Nagata menyatakan adalah hampir mus tahl ,
membicarakan Melayu tanpa memberikan イ・ヲ・イ・ョウセ
kepada Islam.3! Bahkan lebili lanjut Islam diakui sebagai
apa yang disebut dengan "high culture:,n 't\lelalui usaha para daiケ。ョセ 「・セ・エオ。ャ。ョァ serta karya para」・ョ、・ォゥ。キ。セ
(ulama) balk ltu teriemahan, karva ash maupu komentar Islam telah memainkan ーセイ。ョ besar, dalartl
pembentukan budaya dan nasionalitas IndonesIa.
Pr<:>ses ini te.ntu saja
セ・ャ。ィ
dimulai sejak period:ヲッイセ。エャヲ
Islam ,di IndoneSia, akan tetapi gerakan yant>leblh reformatlf teriadi sejak pusat-pusat kekuasaan
ュ。セーオョN pusat-pusat studi Islam menunjukka11
ekslstensmva dan ekspansl'
f
.
b d 17 18 daDセョ セ sepan)ang a a
-19.
p。、セ
masa-masa itulah telah mulaiエ・イ「・ョエセォ
kosmopolitanisme Islam Ind . S 1 bih detail,
. k k . oneSla. "- ecara e . k
cora ,osmopohtanisme ini tetbentuk paling uda
melalul beberapa faktor:
262
セセ p
s m dan Konstruksi limu Peradaban danhumaniora
Pertama, peran ulama dalam menyebarkan Islam, tne1akukan Islatnisasi di kalangan penguasa (birokrat); tnernpublikasikan karya-karya tulis rnereka dalam
「セイ「。ァ。ゥ
bidang antara lain sufisrne dan fiqh. BahkanseJutnlah pusat kekuasaan Islampun kemudian menjadi PUsat studi Islam. Maka tidak berlebihan untuk rnengatakan bahwa salah satu faktor utama munculnya kosmopolitanisme Islam ialah patronase;
penguasa-cendekiawan; raja/sultan-ulama..'4
Kedtla, berdirinya sejumlah pusat studi Islam yang
cUkup prestisius antara lain ialah Samudra Pasai,
mセャ。ォ。L
Aceh, Palembang, Banjarmasin danM1nangkabau. Pada Ease ini pula lahir sejumlah
cendekiawan (ulama) sekaligus penulis yang oleh
Benedict Anderson disebutsebagai embrio "komurutas yang diimpikan secara nasional" (the embrio of nationally imagined community).J5 Lebih lanjut, tnetnperhatikan mobilitas intelektual yang tinggi para ularnaini,maka Anderson juga cenderung memasukkan tnereka sebagai kelompok inteligensia (kaum intelek).]6 Semakin jelas bahwa pada tahap ini saudagar-penguasa-ulama (kaum intelek) telah berhasil menempatkao Islam sebagai faktor penting dalam proses integrasi berskala nasional dan tentunya dalam rangka pembentukan bangsa Indonesia.
Pada fase berikutnya, di mana ォッャッセ。ャゥウュ・ ュオQ。セ
tnuncul di Indonesia Islam diformulaslkan sebagal
surnberideologi
ー・イQ。セ。ョ。ョN
Konsepエ・ョエ。ョァjセGィ。、ーオョ
kernudian memperoleh bentuknya yang
ォセIヲャァォイャエ
.. Daud .l-\bdullah al-Fatani, seorang ulama darl Patanl yangsangat produktif dan pernah belajar di Aceh eli bawah
bimbingan Syaikh Muhammad Zayn binf。アセィセ、、ゥョ
al-Asyi,17 misalnya, menguraikan konsep 101 dalam
C1slam danKonstruksi Ilmu Peradaban dan humaniora"
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syahid Jakarta 263
bukunva Furu' al-Masail.JII Begitu juga Tgk
h。ェセ
mオィ。セ。、 Pantee I<.ulu yang terkenal dengan nalna Tg
Chik Pantee Kulu menulis sebuah karya sastra 「・ウN。セ
tentang perang yang berjudul HikaJ1at .Prang Sabt.
Berbagai karya lain yang menyemangau ー・イャセキセョ。ョ
terhadap kolonialisme juga beredar, antara lam lalah
Syair Perang Mengkasarkarya eョセセG An:Un.411 .,
Berdasarkan kepada ideologi antl kafir dan Jihad inilah maka berbagai gerakan perlawanan yang berinspirasikan Islam muncul dipimpin oleh kalangan
aristokrat muslim maupun para tokoh agama (ula.ma)
di desa-desa dan di tempat lainnya41 dan bahkan Juga
gerakan yang muncul dari lingkungan ーッセセッォ
pesantren.42 Dalam konteks ini maka 。セエQヲQエ。ウ
perla\vanan yang dipimpin oleh para sultan, 。イャウエッォイ。セ
maupun para ulama
ini
bisa dipahami sebagai refleksl logis kecintaan mereka terhadap kemerdekaan dan kebencian mereka terhadap dominasi kekuasaan asing43yang sekaligus menjadi faktor penting dalam menumbuhkan nasionalisme Indonesia sepanjang
bahwa mereka menjadi simbol ekspresif bagi
perlawanan rakyat.
Refleksi nasionalisme jenis
ini
kemudian mengalamiperkembangan pada awal abad ke 20. Bentuk-bentuk
perlawanan kemudian mengalami perubahan. Sejumlah
kalangan muslim menggunakan metode-metode baru
_。ャ。セ
rangka .tetap menumbuhkan/ memperkokoh1dentl.tas. ョ。ウャセョ。ャ dan mobilisasi keagamaan.
Orgarusas1-orgarusasi muslim kemudian tumbuh sebagai pilihan metodis menyalurkan aspirasi nasionalis
ュ・イ・ォセN Tセ Perubahan pola atau metode gerakan muslim
abad 1m antara lain terkait erat dengan adanya perkembangan dalam dunia pendidikan sebagai akibat
セッァゥウ
dati penerapanpolitiketis. Kelompok sosial modelfiaru .kemudian muncul dengan status dan fungsi-bungS1Ilya yang baru dalam bidang sosial, ekonomi dan ahkanpolitik/pemerintahan.45 Dati kelas inilah muncul
ォ。オセ
セイッヲ・ウウゥッョ。ャ
yang karena posisinya merekatnenJadl. protagonist dari gerakan modernisasi dalam
pengertlannya yang luas dan pionir nasionalisme
Indonesia.
51
46 dan Muhammaeliyah, misalnya, adalah representasi gerakan muslim gaya baru. Merekalah yang,oleh Deliar Noer, disebut sebagai kalangan muslim tnodernis atau modernis saja, sebagai kelompok yang
Z・」。Nイセ diametral berseberangan dengan muslim
radlsl onalis,47 abad 20 yang dengan watak dan kecenderungannya, sebagaimana para tokoh atau ulama sebe!umnya, tetap menempatkan Islam sebagai faktor
pentIng bagi nasionalisme Indonesia. Dalam skala yang
lebih luas maka kemunculan berbagai organisasi pada
periode ini sesungguhnya sekaligus menunjukkan
adanya perubahan/perkembangan penting dalam
ォ・セ・ョャャューゥョ。ョL
pola analisa dan aksentuase gerakannaslonalisme yang kemudian memberikan セセォョ。 ケセョァ sangat signifikan bagi perkembangan politlk, socIal,
bUdaya dan juga agama eli Indonesia.48
I(esadaran nasionalisme yang secara kultural tnuncul dan teraktualisasikan melalui pemunculan
Organisasi-organisasi muslim modern, mobilitas
pendiclikan modern, pengembangan ーイッァイN。ュMーイッァイセュ
sosial, ekonomi dan keagamaan
ini
kemudian 「・イャ。セセオエ ?alam bentuk-bentuk yang lebih 「・イ」ッイ。セ poャiセャsᆳ tdeologis. Oleh sebabitu, pada faseini Islam disampmgsecara khusus mulai ditampakkan dalam. formula ideologis dan politis juga menjadi dimensi pentIDg dalam
perumusan dan pematangan konsep baru ten tang
C1slam danKonstruksi Ilmu Peradaban dan humaniora" 265
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syahid Jakarta
nation-state. [<arena itu pulalah, sebagaimana ー・イゥッセ・ᆳ periode sebe1umnya, Islam abad 20 ini tidak 「ャセ。
dipisahkan dari perjuangan pembentukan iョ、セョセウャ。 sebagai sebuah nation state. Dalam konteks ャヲゥャャ。セ kelompok modernis, semacam iVluhammadiyah, mula! bersentuhan secara intens dengan politik.
Dimensi Politik Modernis Muslim, Kasus M uhammadiyah
Seperti gerakan-gerakan Islam yang muncul awal abad ke dua puluh, kemunculan Muhammadiyah sebagai salah satu gerakan modernis memiliki akar yang cukup panjang. Voll mengatakan bah\va gerakan Islam kontemporer yang muncul eli berbagai belahan negara muslim memiliki akar sejarah yang kuat dan malah sekaligus merupakan refleksi dari persambungan (continuity) dari sejarah Islam.4tJ Artinya, dimensi atau
aspek politik sebagaimana yang ditampilkan oleh
Muhammadiyah, termasuk sejumlah tokoh
t\1uhalnmadiyah, memiliki kaitan kuat dengan aliran pemikiran politik yang telah berkembang sepanjang sejarah Islam. Dalam perspektif ini, I\luhammadiyah bisa saja masuk ke dalam suatu stream atau tipologi tertentu.
Secara umUffi, pemikiran politik Islam banyak difokuskan kepada pembahasan tentang \vatak dan peran pemerintah sebagai instrumen yang melindungi kehidupan agama dan aspek-aspek kehidupan lainnya serta mc\vujudkan Islam ideal dalam masvarakat. I<'aitan antara Islam dan politik, sebagaimana ーセョ、。ョァ。ョ para ahli, bukan setnata-mata manifestasi dari realitas sejarah akan tetapi juga manifestasi terhadap ajaran agama.511 Bernard l.Jewis juga pernah menandaskan bahwa kaitan
IsIam-kekuasaan sudah nampak pada masa kenabian MUh.ammad dan dilanjutkan pada masa Khulafa' RasYl.dun. Kaitan erat agama-kekuasaan, masarakat-POhtlk juga bisa dijumpai di dalam al-Qur'an. 51 Meskipun demikian, sebagai isu yang memicu rerdebatan di berbagai kalangan, pemikiran politik slam mulai muncul sejak wafatnya Rasul pada tahun 632. Isu yang gencar saat itu ialah suksesi: siapa yang harus
セ・イエゥョ、。ォ
sebagai pengganti, bagaimana metode sUksesl, dan bagaimana bentuk pemerintahan yang harus ditegakkan?52セ・イ、・「。エ。ョ
tentang suksesi ini secara umumュ・ャャQセ「オャォ。ョ dua faksi di kalangan umat Islam yaitu Sunlll dan Syii. Sebagaimana diketahui, sepeninggal MUhanunad, yang bertindak selaku Khalifah ialah Abu
bセNォ。イL
sahabat dekat yang menemani Rasul ketikaHIJrah, mertua Rasul, sekaligus penasehat senior Rasul. Bagi kalangan Sunni, pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah adalah tepat antara lain karena Rasul sendiri
セ・エョ「・イゥォ。ョ kepercayaan kepada Abu Bakar menjadi
ャセ。ュ sholat saat RasuJ sakit. Penunjukan
ini
adalahsunbol atas kompetensi Abu Bakar menjaeli pemimpin
Ulnatsepeninggal Rasul. Sementara itu, kalangan Syiah
berargumentasi bahwa Ali bin Abi Thaliblah yang tepat
dan pantas menjadi khalifah. Hal ini secara simbolik
pernahdinyatakan sendiri oleh Rasul eli Ghadirkィオュュセ
Suatu tempat yang disinggahi Rasul ketika mau l?ergt haji di Mekkah pada akhir-akhir tahun usianya. aイエQョケ。セ
RasuJ rnemang telah mempersiapkan jauh-jauh harl orang yang tepat untuk menjadi penggantinya. Terlalu riskan jika Rasul tidak mempersiapkannya secara matang, apalagi menyerahkan hal ini kepada
orang-orang yang tidak memiliki kompetensi.5.1Ali, menurut
Cislam dan Konstruksi I/mu Peradaban dan humaniora"
kalangan Syiah, adalah tokoh ケ。ョセ ー。ャゥョセ tcpat 。ョNエセイ。ゥ lain karena personalitasnya. Dlsampmg memlhk
kapasitas intelektual yang tinggi, Ali adala11 toko11セ ケセョァ
terdekat dan paling disayang Rasul. Bagi kalangan S)'lah, hanya orang-orang yang memiliki hubungan dckat
dengan Rasul sajalah yang bisa mcmperolch .\.,.
pengetahuan yang berkualitas tinggi dan terjamin
オョエセォ
tidak melakukan kesalahan (lJla 'sU1J/), SClnentara ltu kepemimpinan umat harus ditegakkan dalam イ。ョァセ。
me\vujudkan keadilan.54 I<.alangan Suni di pihak ャ。ャセL lebih cenderung menggaris bawahi metode suksesl. t\lereka menandaskan hak masarakat muslim untuk
sepenuhnya memilih pengganti Rasul bagi
kepemimpinan politik. Semangat ini sesuai 、・ョァ。セ
pernyataan Rasul bah\va umat dinilai lebih tahu dar1 pada Rasul dalam urusan-urusan keduniaan, apalagi setelah Rasul \vafat.55
Perdebatan Suni-Syiah tentang suksesi ini timbul karena al-Qur'an sendiri tidak memberikan uraian yang kongkrit bahkan juga ten tang model pemerintahan Islam. f\leskiptln detnikian, diakui bah\va masarakat masa i\luhammad adalah model ideal. Oleh sebab itu, baik Suni maupun Syiah, mengembangkan teori/konsep politiknya masing-masing.5() Pengaruh dari keduanya, meskipun dalam bebcrapa hal terjadi proses domestikasi
セ・ョァ。ョ kepentingan tnaupun lingkungan sosialエ・イエ・ョエオセ
5/ hingga sekarang masih bisa disaksikan di berbagat
\vilayah tnasarakat/ dunia Islam.
Dalam perspektif ini, tvluhammadiyah masuk dalatn arus/ stream Suni yang sudah tnengalatni proses domestikasi sedetnikian rupa oleh pemikiran lain (Barat), tradisi lakal, maupun oleh
kepentil1gan-kepentingan i\1uhammadiyah itu SC11diri.
mオセ。ョオョ。、ゥケ。ィ
tidak sepenuhnya kembali ke ortodoksi SUll1 ,. akan tetapi cenderung memilih, tnenglnterpretasikan beberapa elemen budaya lokal、。ャ。セ
kerangka warisan Islam (Suni) yang asJi. WatakatauエQーセャッァゥ seperti ini sering juga disebut sebagai faham
tnoderrusme Islam.
Bセ\N。ャ。オ bagian pertama menjelaskan bahwa akar
poli.uk Muhammadiyah ialah norma Islam dan tradisi panJang faksi keagamaan-politik yang secara fenomenal
セオョ」オャ elipermukaan sejak Rasul wafat, faktor lain yang
ャォオセ
セ・キ。イョ。ゥ
tradisi pemikiran dan juga kecenderunganpolittk Muhammadiyah ialah fen omena kebangkitan
セイ・カゥカ。ャゥウュ・I atau modernisme duma Islam. Fenomena
lui muncul antara lain sebagai reaksi terhadap kolonialisme Barat dan semakin melemahnya posisi masarakat muslim. Untuk reaksi yang pertama, gerakan kebangkitan Islam diarahkan kepada beberapa hal eli bawah ini :
Pembebasandiridari dominasi barat. Kolonialisme, dalam perspektif ini, secara agama dan politik diyakini tidak sah. Oleh karena itu, perjuangan untuk melepaskan diri secara politik dari kolonialisme berarti juga berjuang unruk agama. lnilahJihadrl" Sabilillah,sebagaimana yang diajarkan dalam al-Qur'an. Sebagaimana yang telah 、ゥオイ。セ。セ
di atas, untuk tujuan-tujuan ini, tidak ウ・、ャォャセ kemudian dijumpai karya tulis (HikayatPrang Sabt
yang ditulis oleh Tgk Haji Muhammad Pantee Kulu, Hikqyat ]JrangSabiyang disusun berdasarkan セ。イケ。
Syekh a「、オウセ。セセセ aI-'palimbani ケ。ョセ berJuduI
Nasihalul Muslzmzn;,\ }-{zkqyat j:Jrang Sab! oleh Tgk
.l\hmad yang juga berdasarkan kepada karya al-Palimbani;59 l-fikcryal j)rang Kompeni Tgk Abdul
"1/am dan Konstruksi Ilmu Pe'radaban dan humaniora"
Karim('" dan lain-lain) yang menggerakkanウセュセョァ。エ melakukan perlawanan tcrhadap ォッャッョャ。ィウセ・Z
Dalam konteks ini Islam menjadi sumber il1SptraS1 idcologi jihad atau anti karu: yang
ュ・ョァァセイセォォセセ
perla\vanan rerhadap kolonialismc, yang d.lpunPlfJl
oleh aristokrat maupun para tokoh ャ。ャョョセ。N
Pcrla\van terhadap kolonialisme barat, sepan}ang pcngalaman di bcrbagai wilayah muslim,
エ」イュ。ウオセ
Indonesia, terus dilakukan hingga menca.pal
kemerdckaannya pada abad XX (karena 1tu,
kemcrdckaan tersebut sebetulnya masih mcrupakan fel10tnena baru).
Rcsp()ns, atau reaksi, terhadap paham dan budaya barat. Sentimcn anti politik kolonial (barat) yang \)crkembang di kalangan Ulnat, sebagaimana yang diuraikan di atas, juga muncul karel1a scmangat kristcnisasi barat. M. Natsir mengingatkat1 ba11\va
k()lo11ialisasi sesungguhnya juga tnerupakan
"kristcning pc)litick".(12 Oleh karena itu, pcrlakuan
pcmcrintah kolonial terhadap kclompok-kelompok agama masarakat juga berbeda. 1-'erhadap masarakat IZristcn pcmcrintah mcmbcrikan perlindungan atau \)antuan, scmentara tcrhadap umat Islam bcrsikap
h . d k (.'\
r
enu curlga an mcmbatasi ruang gerak mere raeScjumlah kalangan mcyakini bah\va sikap
diskriminatifinipaling tidak rnuncul karcna ciua hal
yL。ゥエセ scmangat salib dan semangat impcrialistik.
SCl1tllncn agalna dan politik inilah yang kemudian
エョ」ャQオエョャIオセォ。ョ sikap anti barat, scgala scsuatu yal1g
\)crasal dart barat harus dit()lak. QセGcエャHIャョ・ョ。 ancibarat
セョゥ tnunculdi berbagai \vilayah dunia Jail ()lch scbab
iエセ QQオ|Iオセァ。ョ 1slatn-l)arat scsullggl1hnya jugabanyak
dt\Varnal ()\ch tcnsi/14 kccllrigaan bal1kan l1ingga
sekarang. Dengan demikian, kelompok ini cenderung bersikap ekskJusif tidak mau menerima dan bahkan anti barat. Bagi ke1ompok ini filsafat, budaya, sistim maupun lembaga hukum dan politik
yang dikembangkan oleh barat tidak saja
bertentangan dengan Islam akan tetapi juga destruktif tcrhadap Islam dan seluruh tatanan kehidupan masarakat Islam. Tidak sedikit dijumpai
ォセイケ。 sarjana/pemikir muslim yang melakukan kritik taJam terhadap barat, diantaranya ialah Ali Shariati, seorang pemikir Syiah yang melakukan kecaman terhadap I\1arxisme dan kesalahan-kesalahan barat Iainnya.(is I\1eskipun demikian, tidak sedikit juga kalangan umat Islam yang melihat fenomena barat secara lebih netral dan terbuka. Bagi kalangan ini
tidak semua yang berasal dari barat harus ditolak.
Ada clemen-elemen tertentu yang sesungguhnya
justru bermanfaat
bagi
gagasan kemajuan オュセエ Islam, misalnya ilmu pengetahuan dan teknolog1.d。ャセュ sejarah banyak dijumpai tokoh 。エ。セ
ー・セーゥョ Islam yang menyerukan perlu?ya adops1
teknlk-teknik barat. Hal ini bisa dilihat ffilsaInya apa
yang dilakukan oleh Turki Usmani paska
セ」ォ。ャ。ィ。ョョケ。 dari Eropa pada periodeー・セエ・ョァ。ィ。ョZ
lara pemuka kerajaan Usman1 mula1
tnemperhatikan kemajuan yang dicapai eセッーセ (tcrutama J)erancis). Eropa mulai ュ・ューセョケ。Q .art! penting bagi Inereka. OIeh sebab itu, dlmulailah babakan baru upaya pcmbaharuan eliTurki 、セョァ。ョ cara pengiriman para duta kc f:ropa, penenmaan tawaran berbagai bentuk pelatihan Hエ・イオセ。ュ。
militcr), dan penrerjemahan buku-buku QQセオ
h
'[ k
66pengetahuan modern ke dalam ba asa ur J.
('Islam dan Konstruksi Ilmu Peradaban dan humaniora"
\\
\
\
\. k . acrakaO
セQ・ウォゥーオョ k()ntr()\rCrSlal, a an tetapl n
pcmbaharuan di
Turki
merupakan potretセ」セセ。ォエ
ng
" . ' . ·1' ki 1 -1 1 rat(Ii Sl ap
tlnggln
ya
aprcslasl ur ter 1al a p ) a . 1yang nampak lcbih inklusif terhadap barat,
、」エQァ。セゥ
motif dan rcsiko yang berbeda, juga berkembang, d"lakuk an
11100nCSla. l)cmbaharuan yal1g t , , セG
d' h 'kk b 1 rganlSaSl
i\1u\1amma lya lUCnUn}u "an a1\Va ( ) ,
Islam ini mengakomodasikan beberapa clemen barat. Singkatnya, tidak berlebihan untuk
、ゥォ。エ。ォ。セ
" dart
\)ah\va lVluhammadiyah mcrupakan bagtan .
fcnomena global revivalisme Islam, yang antara la1n diarahkan kcpada upaya memberikan
イ・ウーセョウ
tcrhadap barat sekaligus menjadi aktor pentlng nasi()nalisme di Indonesia.
] ,cbih lanjut, rcvivalismc Islam juga
、ゥ。イ。ィォ。セ
.
d
rlkcpada upaya penyadaran umat agar bangklt a
kctcrpurukan dan kcmunduran yang diakibatkan oleh
\)cbcrapa fakt()r gl()l)al dan dckadcl1si pemahatna1l
kcislaman. Kalangan rcvivalis mcnyadari bahwa ada
scjulnlah rcsiko panjang dati keterpurukan ini, all,tara
lain ialah: (1) Dari sisi kcpcrcayaan (aqidah), umat
エQ、。セ
lagi mcngituplemcntasikan ajaran Pfauhid secara murl11.l<.cpcrcayaan umat mcnjadi terbclcnggu ()lch ritualisrnc
yang kcliru(,R. ャセ。ァゥ tncrcka, alam adalal1 sakral dall l1arus dipcrlakukan sccara khusus. }Jcrilaku kcpcrcayaa1l scpcrti itli l)isa dikatag()rikan scbagai kcpcrcayaa 11 primitif karcl1a tnasih sangat tcrgal1tung kcpada alatn. Qセ」カゥカ。ャゥウョQ」 \)crarti pcmbcbasal1 dari sistitTl kcpcrcayaan yat1g salah Uat1 t11cnycsatkan ウ」ォ。ャゥセオウ iョ」ョ」ァ。ォォ。セ
'rauhiJ sccara lTIUrt1i. ャセ」カゥカ。ャゥウエョ」 Isla111 juga bcrartl
dcsakralisasi alan1. l)alatn pcrspcktif ini, イ」ケゥy。ャゥウョャセ
l)isa ャオセ。 l.\isc\)ut sc\)agai gcrakal1 pCluurl1ian. (2) l)arl sisi s{)sial, umat lTIcnjadi sal1gat tcrsllb()rdinasi {)lcll
"Islam dan Konstruksi Ilmu Peradaban dan humaniora"
ュセイ・ォ。 yang dinilai memiliki berbagai kelebihan, tnlsalnya kyai dan ulama. Pola hubungan yang tercipta antara figur-figur yang dianggap penting dengan
tnasarakat secara umun1 adalah vertikal. Pala ini
menciptakan kepemimpinan kharismatik, tidak egaliter
、セョ
sangat bercorak personal. Figur-figur yang juga dianggap suci itu dinilai memiliki kedekatan sedemikianイセー。 dengan Tuhan. Oleh sebab itu, disamping harus diperlakukan secara khusus, mereka juga dinilai menjadi sutnber kebenaran yang harus dipercayai dan dipanuti. Dalam perspektif keagamaan, situasi ini kemudian menciptakan sikap dan pandangan keagamaan masarakat yang tidak kritis karena sangat mengandalkan kepada fatwa tokoh-tokoh agama. Inilah yang dise?ut
[・セァ。セ
era ditutupnya pintu ijtihad. Oleh sebabャエオセ
eVlvalisme berarti gerakan untuk membuka kembali lebar-Iebar pintu ijtihad dan sekaligus menandaskan pentingnya peningkatan pengetahuan
ォ・セウャ。ュ。ョ
ュセウ。イ。ォ。エ
dan demokratisasi pemahaman kelslaman,yaltu bahwa agama (Islam) bukan monopoli figur tertentu. Lebih lanjut, revivalisme dimaksudkan untuk tnenanamkan pemahaman yang baik bahwa umat tnempunyai kebebasan untuk mengikuti mazhab Islam atau tidak sama sekali sepanjang memiliki
、。ウ。イM、。ウ。セ
yang bisa dipertanggung jawabkan. (3) Berbaga1
dekadensi, sebagaimana yang disebutkan di atas, telah
エョセョァ。ォゥ「。エォ。ョ
terabaikannya lembaga-Iembaga kelSlatnan. Secara umum telah terjadi proses pe1emahan atau tnarjinalisasi sedemikian rupa terhadapャ・ュ「。ァセᆳ
letnbaga keislaman. Dari sisi politik, rnisalnya,
ィ。ューセ
ウセャオイオィ
wilayah Islam, di mana sistim monarklditegakkan, tidak mampu secara efektif membendung atus kolonialisme, sehingga wilayah-wilayah tersebut
t1sla · "
Po m dan Konstruksi Iimu Peradaban dan humantora
akultas Adab dan Humaniora UIN Syahid Jakarta
273
I
I
· h kuat barat.
tfftfd
セ tangan kekuasaan atau pengaru '-b i(ia .tik' . 1r ke ber aga
Pelemahan bidang poli .ll1lterus men)a a .
lembaga lainnya khususnya militer, ekonom1,
pendidikan dan bahkan lembaga keulamaan dan hukum Islam. Oleh sebab itu, rcvivalisme dlsamplOg mempertanyakan kembali ketidak efektifan lembaga-lembaga tersebut dalam menangani problema umat Juga berupaya melakukan reformasi atau pembaharuan dalarn berbagai bidang tersebut di atas.
Kornitmen Muhammadiyah sejak kemunculannya sebetulnya da'wah Islamiyah yang, ウ・「。ァ。ゥュ。セ。
ditunjukkan dalam sejarah, berwatak transformanf, yaitu dakwah yang diorientasikan kepada upaya-upaya perubahan kualitatif umat di berbagai bidang kehidupan. Kesadaran berdakwah ini dilandasi paling tidak oleh dua argumen yaitu notmatif dan histotls. Argumentasi pertama menandaskan bahwa dakwah sesungguhnya metupakan kewajiban setiap mukmin, sebagaimana yang telah ditegaskan di dalarn al-Qur'an, yaitu kewajiban berdakwah amar ma'ruf nahi mungkar. Kewajiban-kewajiban ini hendaknya dilaksanakan dengan pendekatan-pendekatan yang tepat, yang di dalam al-Qur'an disebut sebagai f-Jikmah danMauidhaIJ
HOJonoh. Argumentasi historis menegaskan bahwa
dakwah untuk memperbaiki tatanan kehidupan secara umum harus dllakukan. Oleh sebab itu, upaya-upaya transfotmatlf mcnJadl baglan penting dati gerakan keagamaan Muhammadlyah dengan melakukan pilihan-pilihan sektor strategls dan kehidupan umat, antata lain pendidikan, perbalkan soslal-ekonorni, dan politik. Oleh scbab ltu, keglatan Muhammadlyah dalam bidang-bidang tetsebut harus dipandang dalam konteks dakwah amar ma'ruf nahi mungkat.
"Islam dan KOllstruksi Ilmu Peradaban danhu.rnanzora. "
Mu Politik,.
、セャ。ュ
ー・イ「・ョ、N。ィ。イ。。セ
.イ・Nウセセ
eli
ィ。セ。セケ。ィ
disebut dengan Hikmah. B1sa ,adi 1m。エョ「セャ
dan arat rang tdah disebutkan di atas. Oleh sebab 1tu, lembaga khusus dalam Muhammadiyah yang tnenangani masalah-masalah politik ialahMqjlis Hikmah。エ。セ
!--embaga J--/ikmaIJ. Istilah ini mengesankan bahwapohuk bagi Muhammadiyah bukanlah semata-mata
セョエオォ
ュセセー・イッャ・ィ
kursi kekuasaan sebagaimana yang_anyak. diJumpai dalam praktek politik sehari-hari. Ada kepenungan lain yang jauh lebih luhur dari sekedar
kekuasaan yaitu moralitas. Hikmah (bahasa Arab)
セ・ュNセョァ mengandung beberapa arti an tara lain
keblJakan" (bijak, wisdom), arif. Kata yang seakar dengan Hikmahialah Htlkum. lni menunjukkan bahwa komitmen yang ditonjolkan ialah keluhuran moral sekaligus keteratutan, ketertiban sosial (social order) dan law enforcement (penegakan hukum).
Dengan demikian, Muhammadiyah memang berbeda dengan kekuatan-kekuatan orsospol peserta Pernilu/kontestan apapun.
Masih banyak perbedaan yang menonjol.
Bagaimanapun juga, yang harus ditampilkan oleh l\fuhammadiyah ialah tetap dakwah amar ma'ruf nahi tnungkar. Dakwah dalam atau melalui politik, atau
berpolitik dalam kerangka dakwah inioleh Amien Rais
disebut dengan "high politics,"69 dan oIeh M. Sirajuddin Syamsuddin disebut dengan "politik alokatif" (allocative politicS).7fl I(edua-duanya ingin ュ・ョ・ァ。ウォ。セ
urgensi alokasi nilai-nilai luhur Islam (amar ma'ruf nahi munkar) dalam seluruh proses politik sehingga melahirkan politik yang luhur. Dua-duanya berimpIikasi pada sikap netraI politik. Artinya, tidak ada keharusan bagi Muhammadiyah untuk memihak, membela suatu
"Islam dan Konstruksi llmu Peradaban dan humaniora"
\
\\
adiyah
Ikekuatan politik tertentu. Warga Muharnrn lutkaO
milih
'
d
meuya
mempunyai kebebasan untuk me セセ teStll1'l)
aspirasi politik mereka ke kekuatan poliuk
Hォoセィ。ォ。ッ
I, ' k
pern
1manapun yang mereka Ing1n an. k kuatal1
Muhammadiyah bukan ditujukan kepada e
ャゥエセウN
politik tertentu, akan tetapi kepada
イョセイNセ
「ゥウセ
Persinggungan Muhammadiyah dengan po t1
dilihat melalui beberapa fase sebagai berikut:
1. セ。ウ・ Revitalisasi Kebudayaan. J'ati I
, ,hilkan
An/ara tahun 1912-1930an Muhammadryah mellOf11r dastJll
dirilrya sebagai organisasi Islamyang bernpaya membangun sebuahIan. "if,is
kultural masarakat Islam. Strategi ini dinilai penting karel/a secara sos/o0at
, ' I i 1) sallg
sallgat dzsadan bahwa posisi pribumi (termasuk umat s an. ,,0
, " " , , Disa111pl11,:,
dzmarytlzalzsaszkan oleb ststzm yang diciptakal1 penguasa. , a
kesempatan pen z zkan yang sangat kecil, posisi eko110dOd' nll fa' kvatj ' JUg,kat
'J. 'k -, 0' k I' 'lasara
mempn 1alln an.' ,eh sehab itu, A1uhammadiyab membe allI}. fai
agar mereka memiliki dqya mernbah sosial-ekonomi. Muhammadi.)'ahmU
b 'k h ' saraka!
mem en an per, atlanJrya kepada upaya-upaya pemberda)raallnJa 11 dmgall menawarkan pmdidikall gqya barn. Pilihan ini dilakukan den!,a
, b k'k ' /' 'J aspek
tUJualz mem allg It all atau mengbidupkan kembali (revllallsasl ,
, d'd'k 10alall1/
strategls pen 1 I an masarakat yang da/am waktu panjang ュ・jセ
, , , alatall
stagnasl. Dengan langkab lnl masarakat memiliki perbekalal1, peri
, /' 'k dall
,yang memadal untuk mellanggapi kebidupan secara lebib reallst/ "
merancang masa depallJ'ang lebih baik.Tawaran pendidikan gayabaf1J :"
1
dilakukan ulltuk mengisi kevakuman dunia pendidikall ketika /IP.
Seba,gaimalla diketahui babwa saat itu terdapat dua model pendidikanJ'an!,
berbeda dengan basisyaIlgjuga herbeda. Pertama, model pelldidikal1.yal1g
secara umum diikuti/ di/akukan oleb umat Islam del1gan basis pedesaal1.
lv10del pelldidikan illi disebut juga dengafl pOfldok pesaJltrell dengalt .!!gur
k· .Wセ D' . b '/ u t/mu
utamall)'a セIG。ャN - I pesalttren ini para .ranlri menlf11 a I m
-. d d "u Kitab
keaganlaanIG。ャQ\Nセ terluallg a/am buku-buku standar ,)'a/ . '
-. d ' kt 'd k I ' I d trad/slonal,
kuャQゥjセセB a/am wa ujG。セァ II a terbalaJ melatUl me0 e
276
"Islam dan Konstruksi limu Peradaban dan
ィuZZZ[[セZZZ[
:1
I
I
I
I
I /!
antara lainSorogan. Oul pUI dan modelpel1didikan seperli ini ialahjigur-jiguryalIg memabamipengelahuan keagamaaJI dalam pellgertianyang sangat Jpesifik dall berlaku ul1tuk kalangall masarakat ,yalIg sangat lerbatas. Mereka lidak disiapkall UJi/uk mel1jadi orang-orang yang mampu memet:ahkal1 proble/lla mel1da.rar kehidupall masarakat, misa"rya problema kemul1durall ekOJ1omi. Lebih lal!Jut lembaga-Iembaga pendidikan yang dike/ola oleh masarakal Islam illipada umumlrya dima1Jlnalisasikan antara lail1 karel/a memang keb!/akan pemerintah Belal/da membatasi ruanggerak pel1didikan Islam.7
-1 Kedua, model pelldidikall yang diintrodusir oleh
pemen'ntah kolol1fa/. Ttdak sepertipesaI1/ren, modelilli bercorak pragmatis-sekular. Dimellsi agama salIgat diabaikan dalam lembaga pendidlkall illi, semenlarayalIg di/ekankall ialah semata-mata mualall ilmu-ilmu umum.
Slakeholders lembaga pendidikall ini dibalasi hal!ya untuk ke/ompok-kelompok sosialter/en/u sa.ja.Sebelulnyapemeril1tahJuga membuka sekolah uliluk pnbumi, akan le/api i/upull ha'!Ya untuk kaum ningra/ saja. Kaum illi diharapkaJl Jlall1i'rya /llelyadi lenaga-Ienaga terdidikyang mengisi dan menlperkual birokraJi pemen"lIlah koloniaL Dengan demikian, pemerinlah kolonial 111emang menerapkall keb!/akan diskriminalif dalam sektor pel1didikan il1i. Oleh karella flu, pel1didikall yang ditawarkan oleh
ャセエ{オィ。ュュ。、セIG。ィ sebelu"rya mengarah kepada uptD'a konvergensif
elemen-elemenーッウゥOセャ dan' dua modelpendidikall di atas. Oul putyang diharapkall adalah kelompok kelas mel1el1gah muslim bam perkotaanyang bisa merebul posisi-posisi slralegis dall nlerallt:alIg masarakat masa depan. Dalam waktu .yalJg lidak lama, berdirilah berbagai lembagapendidikall Muhammadfyah di pusalpusatperkolaalt.Sejak itu, mulai berkembal1g komunitas bam muslim perkotaan yang lerdidik. 1\Jereka/ahyang pada perkembangan selal!jutlrya mel!/adi lellaga illti pellggerak modern/sme IJ-/am 11lelaltli MuhammadiJah. Dengan demikian, perkembal1gan komunitas bam muslim perkotaall ini ben'n'lIg del{gal1 berkembalJgI!ya le/llbaga-Iembaga pel1didikan dan or:gallisaJi iWuhammadiJ'abilusendin'.セZ }ol1gpel1ling dan'tlraiall ini ialah, (1)melaltli pel1didikall, Muhamnlad!)'ob lelah menlulai lallgkab strategis ten/lama dalam rOl1gka mempersiapkal1 lal1daJoll kultural bagi masarakat sosial-polilik 1110sa depan.(2)me/a/uipel1didikall)Ialtg berkembang di berbagai lempal (terulama
'1s/am dan Konstruksi Ilmu Peradahan dan humaniora"
' . ' . J b IIluk berbagai
kOla) dt IlIdo/leila j\1uhammadlJ.ah sekaaouJ lela/} mem e ./
• .
セ
. 'batlwakomlmitas masarakal muslim dmgall dri-drillyayatzg khaJ.lm berarll k
. . Itl ulaiterbclltll
basis sosialalau masarakal
ー・ョ、オォャャャセァ
ajオィ。ュュ。、セIャ。ィ
IeO!Im di abk k
· . .J . . J' ,f>.'0A1uhamnla'!Y
secara ong nl. Oleh sebab Ilu, padapenoue1111,ulSallJr"l.:, "'.f
b k kOlHU/lIdJ.
berhastlmengembangkal1 model bam pendidikan dan mem mlu di 'ab
alau basis sosialpendukung secara lebih kongkril, gerakan Muhamma
セ
mulai mmampakkall maklia pmli'l,g'!ya dalam bidang politik.
2. Fase Ideologisasi Politik
Basis massa yang telah terbangun,
ウ・「。ァ。ゥセセョ。
yang telah e1iuraikan eli atas, merupakan legitimasl an modal yang mendorong MUhanunaeliyah untuk secara praktis terlibat dalam politik sekaligus
ュ・イオセセセォ。ョ
Islam sebagai ideologi politik. Kecenderungan uu
jオァセ
muncul karena dorongan/semangat umat. untu menghadapi kOlonialisme danュ・キオjオ、ォセョ
kemerdekaan dengan cara perjuangan politik yang lebih sistllnatis melalui partai. Oleh sebab itu sejumlah tokoh Muhammadiyah, bersama dengan tokoh dari ormas Islam lainnya,76 antara lain Ki Bagus Hadikusum? .dan Abdul Kahar Muzakkit-, kemuelian merintis
ュ・ョ、ゥイゥォ。セ
Partai Islam Indonesia (PII) pada tahun 1939. Selain
iセ
Bagus, tokoh-tokoh Muhammadiyah lainnya sepertl
KH. Mas
mセセウオイL
Abdul Kahar Muzakkir, Faridm。Gセセヲ
danH.
セ。ウyャ、ゥ
BA kemudian menjadi pengurus partal. Setelah ltu, Mcylis Islam Ala Indonesia (MIAI) muncul antara lain juga atas prakarsa atau partisipasi sejumlah tokoh Muhatrunadiyah.71l Sejak MIAI dibubarkan pada Oktober 1943, didirikanlah Masyumi dan sejumlahエセォッィ
セヲオィ。セュ。、ゥケ。ィ
seperti Ki Bagus dank。ウュ。セ
Slng.odlmedJo menjadi tokoh penting Masyuml. MenJelang
ォ・セセイ、・ォ。。ョL
29 April 1945,、ゥ「・ョエオォQセィ
badan penyehdlk persiapan kemerdekaan IndonesIa,
"Islam dan Konstruksi Ilmu Peradaban dan humaniora"
yaitu BPUPKI (Badan PeJryelidik Usaha Kemerdekaan
Aョセッョ・ウゥ。IN
Badan yang terdiri dari 62 orang anggauta Inl bertugas untuk menyeIenggarakan pemeriksaan tentang hal-hal yang mendasar berupa rancangan-rancangan yang berhubungan dengan usaha mendirikan negara merdeka yang baru, antara lain tentang Dasar Negara. KiBagus,79 yang pada waktu itu menjadi KetuaUm p. .
urn unpman Pusat Muhammadiyah, adalah salah
rorang
。ョセァ。オエ。
BPUPKI. Sebagaimana tokoh-tokohセiョョケ。L
Ki
Bagus menyampaikan pidatonya dalamsldang BPUPKI. Selaku wakil dati golongan Islam ia