• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN PADA KOMPETENSI MENERAPKAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN PADA KOMPETENSI MENERAPKAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGER"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN PADA

KOMPETENSI MENERAPKAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN

SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN

TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON

SMK NEGERI 2 BINJAI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

SISKA ELVI YUNITA

N I M. 510 3311 034

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Siska Elvi Yunita. NIM 5103311034. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai T.P. 2014/2015 yang berjumlah 42 siswa. Prosedur tindakan dikemas ke dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Pada siklus I mempelajari tentang besaran skalar, besaran vektor, sistem satuan dan hukum Newton, pada siklus II mempelajari tentang menerapkan besaran vektor untuk mempresentasikan gaya, momen dan kopel.

Data penelitian diambil dari tes hasil belajar siswa, lembar observasi dan lembar kerja siswa (LKS). Hasil uji coba instrumen penelitian dari 25 soal pada siklus I terdapat 18 soal valid, uji tingkat kesukaran terdapat 8 soal mudah, 13 soal sedang dan 4 soal sukar, uji daya pembeda tes didapat 7 soal buruk, 11 soal cukup dan 7 soal baik, uji reliabilitas tes didapat 0,81 (sangat tinggi). Pada siklus II dari 25 soal diperoleh 20 soal valid, uji tingkat kesukaran terdapat 6 soal mudah, 17 soal sedang dan 2 soal sukar, uji daya pembeda tes didapat 6 soal buruk, 12 soal cukup dan 7 soal baik, uji reliabilitas tes didapat 0,81 (sangat tinggi). Penelitian dikatakan berhasil diukur berdasarkan rata-rata komulatif aktivitas dan hasil belajar siswa memperoleh nilai minimal 70 dan tuntas secara klasikal jika seluruh kelas≥ 75% siswanya tuntas.

Hasil penelitian menunjukkan aktivitas belajar siswa pada siklus I dengan hasil rata-rata 77% meningkat pada siklus II menjadi 90,48%. Hasil belajar siswa terjadi peningkatan,pada siklus I dengan hasil rata-rata sebesar 70,90% meningkat pada siklus II menjadi 81,79%. Hasil nilai rata-rata LKS seluruh kelompok terjadi peningkatan pada siklus I yaitu nilai rata-rata komulatif kelas 73% meningkat menjadi 83,5% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan Model Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai T.P. 2014/2015. Selain itu, juga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menyelesai kan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan materi pelajaran di kelas.

(6)

ABSTRACT

Siska Elvi Yunita. Registration number 5103311034. Applying Model Study of Contextual Teaching and Learning to Increase Activity and Result of Learning Elementary Subject of Vocational Competence at Competence Apply The Science of Statics And Tension of Student Class X State Vocational High School 2 Binjai Program The Membership of Construction Technique Petrify And Concrete. Skripsi. Faculty of Technique - State University of Medan 2015.

This research represent the Research of Class Action aim to apply the study model which can improve the activity and the result of learning Elementary subject of Vocational Competence at Competence Apply the Science of Statics and Tension of Student Class X Program The Membership of Construction Technique Petrify and Concrete of State Vocational High School 2 Binjai in the teaching year 2014/2015 amounting to 42 students. Action procedure is created into two cycles which is each cycle consisted of twice meeting. Each cycle consisted by the planning step planning, acting, observing and reflecting. At cycle I learning about scalar, vector, system set of and punish of the Newton, at cycle II learning about applying vector to presenting the Force, Momentum and Couple.

File research taken away from the test of result learning student, sheet of observation and spread sheet student. Result of test-drive from research instrument 25 questions. At cycle I there are 18 valid question, test the difficulty level there are 8 easy question, 13 medium question and 4 difficult question, the distinguishing energy test got 7 ugly question, 11 question enough and 7 good question, the reliability test got 0,81 (very high). At cycle II from 25 questions obtained 20 valid question, the test difficulty level there are 6 easy question, 17 medium question and 2 difficult question, the distinguishing energy test got 6 ugly question, 12 enough question and 7 good problem, the reliability test got 0,81 (very high). Research told to succeed measured by pursuant to mean of cumulative activity and the result of learning student get the minimum value 70 and complete by classical if all class 75% the students are complete.

Result of research show the activity learning of student at cycle I with the Mean result 77% rising at cycle II become 90,48%. Result learning of student happened the improvement, at cycle I with the result flatten to flatten equal to 70,90% mounting at cycle II become 81,79%. Result assess mean the LKS all group happened the improvement at cycle I that is average value of cumulative class 73% rising to become 83,5% at cycle II. Pursuant to inferential research the result that with the applying Contextual Teaching and Learning can improve the activity and result of learning student at Elementary Subject of Vocational Competence at Competence Apply the Science of Statics and Tension of Student Class X Program The Membership of Construction Technique Petrify and Concrete State Vocational High School 2 Binjai in the teaching year 2014/2015. The others, can improve the student live lines in finishing real problem in related to everyday life of lesson items in class.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan banyak kesempatan dan hikmat

sehingga dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini yang berjudul “Penerapan

Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai”

disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Fakultas Teknik.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, baik isi maupun tutur bahasanya. Oleh sebab itu, melalui kesempatan

ini peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi

kesempurnaan skripsi ini.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak berupa materi, dukungan dan informasi. Dalam

kesempatan ini peneliti tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd, selaku dosen pembimbing Skripsi yang

telah banyak memberikan waktu, nasehat, bimbingan serta masukan dan saran

yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Medan.

3. Drs. Asri Lubis, ST, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik

(8)

4. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik

Bangunan dan Pembimbing Akademik yang telah membimbing peneliti

selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan.

5. Drs. Nono Sebayang, ST, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan.

6. Drs. Hezekiel Pasaribu, M.Pd, selaku Dosen Penguji dan Narasumber

7. Drs. Jintar Tampubolon, M.Pd, selaku Dosen Penguji dan Narasumber

8. Bapak/Ibu Dosen serta Asisten Dosen di lingkungan Universitas Negeri

Medan, khususnya di Fakultas Teknik.

9. Pihak SMK Negeri 2 Binjai khususnya Kepala Sekolah Drs.Amri Chairil

Anwar, Bapak Edi Supardi, S.Pd selaku Ketua Program Studi dan Ibu

Zahrani, S.Pd selaku guru mitra yang telah membantu untuk mengadakan

obeservasi dan penelitian.

10. Teristimewa kepada kedua orang tua terbaik, Ayahanda Keman dan Ibunda

Rusmini yang telah membesarkan, membina, mendidik, memberikan do’a,

dukungan dan semangat kepada peneliti sampai saat ini.

11. Teruntuk abang Suhendra, kakak Ermawati, Am.Keb, kakak Yuni yang telah

memberikan semangat dan motivasi agar menjadi Adik terbaik dan juga

keponakanku Ibnu Nafis dan Daanish Azam yang selalu memberikan

semangat lewat senyuman kecilnya.

12. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan khususnya stambuk

2010: Meli, Jhon Hendri, Chita, Vera, Deli, Kadir, Herti, Sadzali, M.Arif,

M.jefri, M. Iqbal dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

(9)

13. Teruntuk Senior PTB seperjuangan khususnya abang Dani Sumargo, abang

Harun, abang Samsiwan yang telah memberikan bantuan, masukan dan saran.

14. Safrinanda Harahap yang senantiasa memberikan semangat, motivasi,

bantuan, dukungannya serta doa dan nasehatnya.

15. Adik-adik the kost’15 khususnya Aftika, Isnaini, Dila, Kiki, July, Nurul, Dani

Arniati S.E dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, yang telah memberi dukungan dan motivasi.

16. Tak lupa untuk teman PPL “My Little Family” : Mbak Tika, Dinda, Om

Aswad, Paklek Sidik, Abi Syahrial, Arfy, Mae Rizky dan Purwoko. Terima

kasih banyak atas bantuan, semangat juga saran dan kritiknya.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti memohon maaf atas

keterbatasan yang ada. Semoga hasil ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi menuju kemungkinan keberhasilan di dalam dunia

pendidikan. Akhir kata peneliti menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua

pihak yang terlibat.

Medan, Desember 2014

Peneliti,

(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoretis ... 12

(11)

2. Hakikat Hasil Belajar Dasar Kompetensi Kejuruan Ilmu Statika

dan Tegangan ... 18

3. Hakikat Model Pembelajaran Kontekstual... 21

B. Penelitian yang Relevan ... 38

C. Kerangka Konseptual ... 40

D. Pengajuan Hipotesis ... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 43

C. Partisipan Penelitian ... 44

D. Definisi Operasional ... 44

E. Rancangan Penelitian ... 45

F. Prosedur Penelitian... 47

G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 54

1. Tes... 54

2. Observasi ... 56

H. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 57

1. Validitas Tes ... 57

2. Indeks Kesukaran Tes... 59

3. Daya Pembeda Tes ... 60

4. Uji Reliabilitas Tes ... 61

I. Teknik Analisis Data ... 63

(12)

A. Siklus I ... 65

1. Tahap Perencanaan... 65

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 65

3. Tahap Pengamatan ... 73

4. Tahap Refleksi dan Perencanaan Ulang... 78

B. Siklus II ... 80

1. Tahap Perencanaan ... 80

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 81

3. Tahap Pengamatan... 90

4. Tahap Refleksi... 95

C. Pembahasan Penelitian... 98

1. Aktivitas Belajar ... 98

2. Hasil Belajar ... 98

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 103

B. Implikasi ... 104

C. Saran ... 107

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran DKK Kelas X TKBB ... 4

Tabel 2. Perolehan Hasil Belajar Mata Pelajaran DKK Kelas X TKBB ... 5

Tabel 3. Indikator Keberhasilan Tujuh Komponen Utama Kontekstual ... 17

Tabel 4. Perbandingan Pembelajaran Kontekstual dengan Konvensional ... 37

Tabel 5. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 50

Tabel 6. Kisi-kisi Tes Materi Pokok Besaran Skalar dan Besaran Vektor, Sistem Satuan dan Hukum Newton ... 54

Tabel 7. Kisi-kisi Tes Materi Pokok Menerapkan Besaran Vektor untuk Mempresentasikan Gaya, Momen dan Kopel ... 55

Tabel 8. Format Observasi Aktivitas Siswa Saat KBM ... 56

Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Pretest dan Postest Siswa Siklus I ... 69

Tabel 10. Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 72

Tabel 11. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Pertemuan 1 pada Siklus I ... 74

Tabel 12. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Pertemuan 2 pada Siklus I ... 76

Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Pretest dan Postest Siswa Siklus II ... 85

Tabel 14. Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 88

Tabel 15. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Pertemuan 1 pada Siklus II ... 91

Tabel 16. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Pertemuan 2 pada Siklus II ... 93

Tabel 17. Perbandingan Ketercapaian Aktivitas Belajar ... 99

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 46

Gambar 2. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 71

Gambar 3. Grafik Hasil LKS Seluruh Kelompok pada Siklus I ... 73

Gambar 4. Grafik Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama pada Siklus I ... 75

Gambar 5. Grafik Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua pada Siklus I ... 77

Gambar 6. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 87

Gambar 7. Grafik Hasil LKS Seluruh Kelompok pada Siklus II ... 89

Gambar 8. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kelompok ... 90

Gambar 9. Grafik Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama pada Siklus II ... 92

Gambar 10. Grafik Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus II ... 94

Gambar 11. Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I & II ... 96

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus ... 112

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 114

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 122

4. Naskah Pembelajaran Besaran Skalar dan Vektor ... 130

5. Naskah Pembelajaran Sistem Satuan dan Hukum Newton... 139

6. Naskah Pembelajaran Menerapkan Besaran Vektor untuk Mempresentasikan Gaya, Momen dan Kopel ... 147

7. Tes Hasil Belajar Siklus I... 158

8. Kunci Jawaban Siklus I... 162

9. Tes Hasil Belajar Siklus II ... 163

10. Kunci Jawaban Siklus II ... 168

11. Lembar Jawaban Siklus I ... 170

12. Lembar Jawaban Siklus II... 171

13. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Kunci Jawaban ... 172

14. Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar Siklus I... 182

15. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus I ... 183

16. Perhitungan Daya Pembeda Tes Hasil Belajar Siklus I ... 184

17. Perhitungan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus I ... 185

18. Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar Siklus II ... 186

19. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus II ... 187

(16)

21. Perhitungan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus II ... 189

22. Tabel Nilai-nilai r Product Momen ... 204

23. Format Penilaian Pelaksanaan Tujuh Komponen Kontekstual ... 205

24. Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 206

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia

(SDM) yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk

menyiapkan SDM yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat

dipandang dan seyogianya berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM

yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

Pendidikan pada setiap jenjang satuan pendidikan seharusnya dilakukan

untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam

Pasal 3 UU No. 20 Sisdiknas Tahun 2003, yakni : Berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi siswa,

konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus

memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja. Pemikiran ini

mengandung konsekuensi bahwa perbaikan pada pendidikan formal untuk

mengantisipasi kebutuhan dan tantangan masa depan perlu terus-menerus

dilakukan dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah.

(18)

2

Menjawab tuntutan peningkatan mutu pendidikan, pemerintah telah

melakukan upaya pengembangan Kurikulum 2013 yang merupakan langkah

lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah

dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara

terpadu. Namun dalam uji publik pelaksanaan Kurikulum 2013 masih

dikatakan belum siap dilaksanakan pada T.P 2014/2015 dan masih tersandung

oleh berbagai macam masalah yang mendasar di lapangan. Menurut Kusumah

(http://wijayalabs.com/kelebihan-dan-kekurangan-diklat-implementasi-kurikulum-2013/)mengatakan :

Sebagian besar guru belum siap, oleh karena itu diperlukan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif. Guru harus dipacu kemampuannya untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus-menerus. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013. Pemerintah melihat seolah-olah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama. Keterampilan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan penilaian autentik belum sepenuhnya dikuasai guru, hal ini dikarenakan guru inti yang menjadi narasumber masih belum memiliki keterampilan membuat RPP dan penilaian autentik. Hal tersebut mengakibatkan implementasi dalam pembelajaran cenderung masih berpedoman pada kurikulum sebelumnya yaitu KTSP.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah

menyelengarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada

berbagai jenis dan jenjang khususnya pada pendidikan kejuruan di tingkat

Sekolah Menengah Atas (SMK). Sesuai dengan KTSP (2006), SMK memiliki

tujuan untuk : 1) menyiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu

(19)

3

dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetisi

dalam program keahlian yang dipilihnya, 2) menyiapkan siswa agar mampu

memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan

kerja dan mengembangkan sikap profesional di bidang keahlian yang

diminatinya, 3) membekali siswa dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri

maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 4) membekali siswa

dengan kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya.

SMK memiliki tiga jenis mata diklat yang digolongkan menjadi : mata

diklat Normatif, Adaptif dan Produktif, dari ketiga golongan mata diklat ini,

golongan mata diklat produktif merupakan mata diklat yang penting. Siswa

dituntut untuk mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang

merupakan bekal bagi para siswa nantinya untuk dapat diterapkan dan

dikembangkan dalam dunia kerja. Begitu juga SMK Negeri 2 Binjai tempat

dilakukannya penelitian untuk menyiapkan lulusan yang produktif, kreatif, dan

siap pakai dengan menyelenggarakan mata diklat sesuai dengan program

keahlian, namun dalam kenyataan bahwa lulusan SMK tidak dapat sepenuhnya

diterima sesuai dunia kerja, baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan.

Berdasarkan observasi awal di SMK Negeri 2 Binjai pada tanggal 10

April 2014 terdapat permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan mata

diklat produktif salah satunya mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan pada

Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan yang diterima siswa pada

(20)

4

sangatlah penting karena dapat menghantarkan siswa kepada dasar memahami

program produktif lainnya agar dapat berkompeten dibidang konstruksi khusus

nya pada Konstruksi Batu dan Beton sehingga mampu mengaplikasikannya ke

dalam dunia kerja. Namun kurang efektifnya proses belajar mengajar di dalam

kelas dapat mengakibatkan banyak hal, salah satunya pencapaian hasil belajar

siswa yang belum sesuai harapan. Hal ini dapat dilihat pada nilai Ulangan

Harian dan Perolehan Hasil Belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan

Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Kelas X Program

Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton Tahun Pelajaran 2012 s/d 2013

pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.

Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Kelas X TKBB T.P

2012 s/d 2013 Semester Ganjil

< 70 16 47,06 17 50,00 19 55,88 Tidak Tuntas 70-79 12 35,29 10 29,41 12 35,30 Cukup

80-89 5 14,71 5 14,71 3 8,82 Baik

< 70 15 45,46 17 51,52 19 57,58 Tidak Tuntas 70-79 12 36,36 13 39,40 12 36,36 Cukup

80-89 4 12,12 3 9,08 2 6,06 Baik

90-100 2 6,06 - - - - Sangat Baik

(21)

5

Tabel 2.

Perolehan Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Kelas X TKBB T.P

2012 s/d 2013 Semester Ganjil

Sumber: DKN mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan.

Hasil belajar siswa seperti yang tertera pada Tabel 2. menunjukkan

sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata

pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu

Statika dan Tegangan. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

yang ditetapkan sekolah adalah 70 maka dapat dilihat bahwa pada tahun

pelajaran 2012/2013 terdapat 29,41% tidak tuntas dan 70,59% tuntas,

sedangkan pada tahun pelajaran 2013/2014 terdapat 27,28% tidak tuntas dan

72,72% tuntas. Dengan demikian, kelas tersebut dikatakan belum tuntas

belajarnya (ketuntasan klasikal) dikarenakan jika di dalam kelas harus terdapat

sekurang-kurangnya 75% siswanya tuntas belajar dengan setiap siswa

dikatakan tuntas belajar (ketuntasan individu) jika mencapai hasil belajar

sesuai KKM nilai 70 yang mengacu pada kriteria ketuntasan belajar minimum

yang diterapkan SMK Negeri 2 Binjai.

Tahun

< 70 10 29,41 Tidak Tuntas

70-79 17 50,00 Cukup

80-89 5 14,71 Baik

90-100 2 5,88 Sangat Baik

Jumlah 34 100

2013/2014

< 70 9 27,28 Tidak Tuntas

70-79 14 42,42 Cukup

80-89 7 21,21 Baik

90-100 3 9,09 Sangat Baik

(22)

6

Hasil belajar yang belum optimal disebabkan oleh beberapa faktor.

Menurut Sutikno (2013: 16) mengatakan:

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar, baik faktor yang datang dari dalam diri individu yang belajar (internal) yaitu faktor jasmaniah dan faktor psikologis maupun faktor dari luar (eksternal) yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat atau bisa saja gabungan dari kedua faktor tersebut. Dari beberapa faktor tersebut yang mempengaruhi hasil belajar ada yang dapat diubah (seperti: cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain-lain), ada pula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain), maka yang dapat diubah melalui kegiatan penelitian di bidang pembelajaran yaitu berfokus pada permasalahan tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar (cara mengajar).

Proses pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan di SMK Negeri 2

Binjai masih menggunakan pendekatan pembelajaran berpusat pada guru

(teacher centered). Pendekatan ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah

laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru.

Siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru,

biasanya guru menyampaikan pelajaran secara konvensional yaitu guru

bertindak sebagai sumber belajar bagi siswa dan metode mengajar yang

digunakan metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal, sedangkan aktivitas

siswa lebih banyak mendengar, mencatat, dan sekali-kali bertanya kepada guru

sehingga siswa merasa kurang tertarik dan bosan, yang pada akhirnya aktivitas

dan hasil belajar masih rendah.

Kelemahan belajar Ilmu Statika dan Tegangan adalah siswa

menganggap bahwa pelajaran tersebut sulit, terutama dalam menerapkan

konsep–konsep perhitungan dalam Ilmu Statika dan Tegangan, kurangnya

(23)

7

mengerjakan latihan-latihan soal, dan kurangnya aktivitas bertanya maupun

mengemukakan pendapat. Hal yang dapat dilakukan guru adalah mengubah

cara mengajar dengan model yang lebih menarik dan menyentuh lingkungan

hidup sehari-hari, maka perlu dilakukan tindakan yang berdasarkan atas upaya

meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya, penelitian ini

disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Arikunto (2012:3) “PTK merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan

oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan siswa.”Perubahan cara

pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek dalam proses

pembelajaran menjadi titik tolak, ditemukannya berbagai pendekatan

pembelajaran yang inovatif, contohnya dikenal pendekatan pembelajaran

berpusat pada siswa (student centered) dengan salah satu model pembelajaran

yang digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah Kontekstual (Contextual Tea

ching and Learning, CTL). Berdasarkan hal itu, maka PTK dilakukan

dengan menerapkan model pembelajaran yaitu Kontekstual. Peneliti

menyebutnya dengan model pembelajaran Kontekstual.

Menurut Johnson dalam Rusman (2012: 187) mengatakan:

(24)

8

Dengan demikian, penerapan model pembelajaran Kontekstual

diharapkan mampu membawa siswa mencapai aktivitas dan hasil belajar yang

baik dengan ketercapaian target minimal mendapat nilai 80 mencapai 80% dari

keseluruhan siswa diukur berdasarkan indikator ketuntasan belajar dengan

rata-rata komulatif kelas ≥ 80% khususnya mata pelajaran Dasar Kompetensi

Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan sehingga

mampu menerapkannya dalam dunia kerja.

Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai” dengan bantuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan

pada kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan belum mencapai

hasil yang memuaskan.

2. Aktivitas siswa dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan pada

kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan belum mencapai hasil

(25)

9

3. Pada proses pembelajaran di kelas cenderung menggunakan pendekatan

pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) dan metode mengajar

yang digunakan cenderung metode ceramah, tanya jawab, dan latihan soal.

4. Aktivitas siswa lebih banyak mendengar, mencatat, dan sekali-kali

bertanya kepada guru.

5. Siswa menganggap bahwa pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan sulit,

terutama dalam menerapkan konsep-konsep perhitungan.

6. Kurangnya pemahaman siswa terhadap matematika.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, serta mengingat begitu luas

dan kompleksnya permasalahan, maka pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan

pada kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan dengan

Kompetensi Dasar Menerapkan Konsep Besaran Vektor, Sistem Satuan

dan Hukum Newton, dan Menerapkan Besaran Vektor untuk

Mempresentasikan Gaya, Momen dan Kopel.

2. Penelitian dilakukan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas dengan

menarpkan model pembelajaran Kontekstual dalam upaya meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar.

3. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik

Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai Tahun Pelajaran

(26)

10

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka permasalahan yang akan

diselesaikan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi

Kejuruan pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan

di kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton

SMK Negeri 2 Binjai Tahun Pelajaran 2014/2015?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar

Kompetensi Kejuruan pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan

Tegangan di kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan

Beton SMK Negeri 2 Binjai Tahun Pelajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

tindakan kelas adalah sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Dasar

Kompetensi Kejuruan pada kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan

Tegangan di kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton

(27)

11

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar

Kompetensi Kejuruan pada kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan

Tegangan di kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton

SMK Negeri 2 Binjai Tahun Pelajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

Secara teoretis :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pengembangan

ilmu pengetahuan tentang pembelajaran yang berkaitan dengan hasil

belajar Ilmu Statika dan Tegangan dengan penerapan model pembelajaran

Kontekstual.

2. Penelitian ini diharapkan juga bermanfaat dan memperkaya sumber

kepustakaan dan dapat disajikan sebagai bahan acuan dan penelitian lebih

lanjut di masa yang akan datang.

Secara praktis:

1. Bagi siswa, yaitu terbimbing untuk aktif dalam pembelajaran serta

memperoleh hasil belajar lebih baik.

2. Bagi guru, yaitu dalam bentuk tindakan nyata membantu usahanya dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa memperoleh hasil belajar lebih baik.

3. Sekolah dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi yang

(28)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada

Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X

Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Dan Beton. Hal ini dapat

diketahui dengan nilai rata-rata hasil observasi aktivitas belajar siswa

mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I dengan nilai rata-rata

komulatif kelas 77% meningkat menjadi 90,48% pada siklus II.

2. Penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada

Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X

Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Dan Beton. Hal ini dapat

diketahui dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami

peningkatan, yaitu pada siklus I nilai rata-rata komulatif kelas 70,90%

menjadi 81,79% pada siklus II.

3. Melalui model pembelajaran Kontekstual, siswa membangun sendiri

pengetahuan, menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian

dari suatu materi yang harus dikuasai oleh siswa serta mengaitkan

(29)

pembelajaran ke dalam dunia nyata baik secara individu maupun

kelompok. Hal ini dapat diketahui dari hasil nilai rata-rata LKS seluruh

kelompok mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I dengan nilai

rata-rata komulatif kelas 73% meningkat menjadi 83,5% pada siklus II.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, terdapat hubungan positif

antara model pembelajaran Kontekstual terhadap aktivitas dan hasil belajar

mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan pada kompetensi menerapkan ilmu

statika dan tegangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran

Kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran

dasar kompetensi kejuruan pada kompetensi menerapkan ilmu statika dan

tegangan. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa model pembelajaran Kontekstual

dapat diterapkan pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan pada

kompetensi menerapkan ilmu statika dan tegangan, terutama untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

Penggunaan model pembelajaran Kontekstual sangat tepat dalam

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam proses pembelajaran. Model

pembelajaran Kontekstual mengajak dan membawa siswa akan lebih aktif,

bergairah, bersemangat dalam mengkonstruksikan pengetahuannya,

menemukan konsep, bertanya, berdiskusi, menganalisis dan mampu

menyelesaikan tugas tepat waktu dalam mengikuti proses pembelajaran karena

(30)

Dalam proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran

Kontekstual, siswa dilatih untuk mampu mengaitkan materi pelajaran berupa

konsep-konsep perhitungan dan diaplikasikan dengan pengalaman langsung

melalui objek nyata di lingkungan sekitarnya, melalui benda atau alat peraga,

maka siswa dapat langsung melihat, mendengar, meraba, dan melakukan

percobaan sendiri, sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan

berpikirnya dan menemukan sendiri konsep-konsep dari materi yang

dipelajarinya. Indikator aktivitas belajar yang dicapai adalah seluruh kegiatan

yang berkaitan dengan bertanya, memberikan jawaban, berani memberikan

pendapat, mampu membuat kesimpulan dan ikut serta dalam diskusi kelompok.

Penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan

aktivitas siswa, dimana kelas berfungsi sebagai tempat berdiskusi hasil

penemuan lapangan yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses

pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran

sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam kontekstual bukan

hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses

berpengalaman secara langsung. Melalui proses berpengalaman itu diharapkan

perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam

aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Dengan

demikian keaktifan di dalam belajar dapat mempermudah untuk menemukan

sendiri materi yang dipelajarinya, hal tersebut terlihat dari keaktifan siswa

dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan model

(31)

Model pembelajaran Kontekstual melatih siswa untuk belajar sekaligus

mampu menemukan konsep dan mampu belajar sendiri dalam memahami

materi pelajaran. Selain itu, siswa dipandang sebagai individu yang sedang

berkembang. Kemampuan belajar akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan

dan keluasan pengalaman yang dimilikinya karena setiap anak memiliki

kecenderungan untuk belajar hal-hal baru dan penuh tantangan. Model

pembelajaran Kontekstual membuat siswa mencari keterkaitan atau

keterhubungan antara hal-hal baru dengan hal-hal yang sudah diketahuinya.

Dengan demikian, guru berperan dalam membimbing siswa agar dapat belajar

sesuai tahap perkembangannya dan membantu agar setiap siswa mampu

menemukan keterkaitan materi yang dipelajarinya.

Penilaian terhadap hasil belajar sangat penting karena dapat

memberikan informasi kepada guru mengenai ketercapaian tujuan belajar

melalui proses belajar mengajar. Pada pembelajaran, guru berperan sebagai

fasilitator dan motivator, selebihnya berpusat pada keaktifan siswa. Hasil

belajar yang baik dapat tercapai jika guru menggunakan model pembelajaran

yang sesuai dan meningkatkan aktivitas siswa dalam penyampaian materi

pembelajaran. Dalam penerapan model pembelajaran Kontekstual

menghasilkan kemampuan pemahaman konsep, siswa mengalami langsung

dalam kehidupan nyata di masyarakat karena materi pelajaran ditemukan oleh

siswa sendiri, bukan hasil dari pemberian orang lain. Oleh karena itu, siswa

(32)

Hubungan antara model pembelajaran Kontekstual terhadap aktivitas

dan hasil belajar pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan pada

kompetensi menerapkan ilmu statika dan tegangan berpengaruh secara

signifikan. Apabila model pembelajaran Kontekstual diterapkan dalam

pembelajaran, siswa antusias untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar, aktif

dalam berpendapat, aktif bertanya, aktif dalam menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru dan aktif mengerjakan tugas pada mata pelajaran dasar

kompetensi kejuruan pada kompetensi menerapkan ilmu statika dan tegangan.

Hasil penelitan membuktikan bahwa model pembelajaran Kontekstual

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar

dasar kompetensi kejuruan pada kompetensi menerapkan ilmu statika dan

tegangan, terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa. Dalam model pembelajaran

Kontekstual siswa mendapat kesempatan lebih untuk memperoleh informasi,

penjelasan dan solusi yang mereka butuhkan untuk memecahkan

permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari

baik secara individu maupun kelompok.

C. Saran

Setelah melihat hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka

peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Model pembelajaran Kontekstual merupakan salah satu usaha untuk

membuat siswa aktif sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus

(33)

memberikan pendapat. Dengan demikian siswa diharapkan memiliki keaktifan

belajar yang tinggi di dalam menerima suatu materi pelajaran dengan konsep

pembelajaran Kontekstual, hal ini akan berdampak positif bagi hasil belajar

siswa itu sendiri.

2. Bagi Guru

Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model

pembelajaran Kontekstual sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Dasar

Kompetensi Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika Dan

Tegangan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Guru

diharapkan mampu menjadi fasilitator yang terus-menerus membimbing siswa

dalam membangun sendiri pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan

materi pembelajaran.

3. Bagi SMK Negeri 2 Binjai

Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi sekolah, maka

diharapkan mendukung pelaksanaan secara berkesinambungan sebagai

referensi yang dapat digunakan oleh guru mata pelajaran lain.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Sebagai bahan acuan dan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang,

perlu diadakannya PTK dengan menerapkan model pembelajaran Kontekstual

di sekolah lain untuk melihat keberhasilan penggunaan pembelajaran

(34)

109

DAFTAR PUSTAKA

Anisa. (2009). Kelebihan Pembelajaran CTL. [Online]. Tersedia: http://www.seko lahdasar.net/2012/05/kelebihan-dan-kelemahan-pembelajaran.html

[diakses 12 Mei 2014].

Arends, R.I. (2007). Learning to Teach. New York: McGraw Hill.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Rev.ed). Jakarta: Bumi Aksara.

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. (1979). Ilmu Gaya Teknik Sipil I. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dzaki. (2009). Kelemahan Pembelajaran CTL. [Online]. Tersedia: http://www. sekolahdasar.net/2012/05/kelebihan-dan-kelemahan-pembelajaran.html [diakses 12 Mei 2014].

Hajar, Siti. (2008). Penerapan Pembelajaran Model Contextual Teaching and

Learning (CTL) pada Pembelajaran Ekosistem Darat dan Perairan dengan

Memanfaatkan Lingkungan Sekitar di Kelas X SMA Negeri 1 Binjai.

Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan. Medan.

Hamalik, Oemar. (2012). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Handayani, Dwi. (2012). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi Program Keahlian Administrasi Kelas X.3 Semester I T.P 2011/2012 di SMK Kristen Salatiga. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.

Hastia Lubis, Eka. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) di Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Stabat T.P 2010/2011. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Medan.

(35)

110

Johnson. (2006).Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar

Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.

Kardi, S dan Nur, M. (2000). Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press.

Kunandar. (2013). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengem

bangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Kusumah, Wijaya. (2013). Kelebihan dan Kekurangan Diklat Implementasi Kuri

kulum 2013. [Online]. Tersedia http://wijayalabs.com/2013/07/12/kelebiha

n-dan-kekurangan-diklat-implementasi-kurikulum-2013/ [diakses: 25 Mei 2014].

Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional “Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan”.Bandung: Rosdakarya.

Muslich, Masnur. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Malang: Universitas Negeri Malang.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru, Edisi 2. Jalarta: Rajawali Pers.

Samosir, Ellsyah. (2008). Penerapan Pembelajaran Model Contextual Teaching

and Learning (CTL) Pada Pembelajaran Menguasai Teori Dasar

Elektronika pada Siswa Kelas X Program Keahlian Audio Video SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Medan.

Sani, Ridwan Abdullah. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. (2014). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(36)

111

Sukmadinata, Nana Syaodih (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutarman, Encu. (2013). Konsep dan Aplikasi Pengantar Teknik Sipil.Yogyakarta: Andi.

Sutikno, Sobry. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Syamsudin, M.R. (2012). Statika Bangunan. [Online]. Tersedia: (http://materies emka.blogspot.com/2012/01/kompetensi.html/) [diakses 10 Juni 2014].

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Perpustakaan Nasional.

. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada KTSP. Jakarta: Kencana.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Uno, Hamzah. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Widayati, M. (2012). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SD Negeri 02 Astomulyo T.P 2012/2013 [online], vol 1 (2), 12 halaman. Tersedia: http://jurnal.fkip.unila .ac.id/index.php/PAUD/article/view/459 [diakses 25 April 2014].

Gambar

Tabel 1.Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada
Tabel 2.Perolehan Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi dasar (KD) Pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai siswa (penjabaran dari SK).. Tujuan Apa yang akan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan Berhitung Permulaan pada anak kelompok A di TK Islam bakti II Ngesrep, Ngemplak, Boyolali melalui

Susanto, Juhaeri, 2007, Pengantar Multimedia Untuk Media Pembelajaran,.

kategori dari unsur-unsur yang terdapat pada pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.. persamaan dan identitas

atau KP2KP belum menerbitkan SKT dan kartu NPWP, KPP atau KP2KP harus segera menerbitkan SKT dan kartu NPWP dengan tanggal mulai terdaftar adalah hari kerja berikutnya

Subyek gadai terdiri atas dua pihak, yaitu pemberi gadai ( pandgever ) dan penerima gadai ( pandnemer ) yaitu orang atau badan hukum yang memberikan jaminan

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nyata pada pertambahan berat, panjang dan laju pertumbuhan harian ikan nila setelah pemberian pakan