PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN PADA
KOMPETENSI MENERAPKAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN
SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON
SMK NEGERI 2 BINJAI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
SISKA ELVI YUNITA
N I M. 510 3311 034
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ABSTRAK
Siska Elvi Yunita. NIM 5103311034. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai. Skripsi. Fakultas Teknik– Universitas Negeri Medan. 2015.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai T.P. 2014/2015 yang berjumlah 42 siswa. Prosedur tindakan dikemas ke dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Pada siklus I mempelajari tentang besaran skalar, besaran vektor, sistem satuan dan hukum Newton, pada siklus II mempelajari tentang menerapkan besaran vektor untuk mempresentasikan gaya, momen dan kopel.
Data penelitian diambil dari tes hasil belajar siswa, lembar observasi dan lembar kerja siswa (LKS). Hasil uji coba instrumen penelitian dari 25 soal pada siklus I terdapat 18 soal valid, uji tingkat kesukaran terdapat 8 soal mudah, 13 soal sedang dan 4 soal sukar, uji daya pembeda tes didapat 7 soal buruk, 11 soal cukup dan 7 soal baik, uji reliabilitas tes didapat 0,81 (sangat tinggi). Pada siklus II dari 25 soal diperoleh 20 soal valid, uji tingkat kesukaran terdapat 6 soal mudah, 17 soal sedang dan 2 soal sukar, uji daya pembeda tes didapat 6 soal buruk, 12 soal cukup dan 7 soal baik, uji reliabilitas tes didapat 0,81 (sangat tinggi). Penelitian dikatakan berhasil diukur berdasarkan rata-rata komulatif aktivitas dan hasil belajar siswa memperoleh nilai minimal 70 dan tuntas secara klasikal jika seluruh kelas≥ 75% siswanya tuntas.
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas belajar siswa pada siklus I dengan hasil rata-rata 77% meningkat pada siklus II menjadi 90,48%. Hasil belajar siswa terjadi peningkatan,pada siklus I dengan hasil rata-rata sebesar 70,90% meningkat pada siklus II menjadi 81,79%. Hasil nilai rata-rata LKS seluruh kelompok terjadi peningkatan pada siklus I yaitu nilai rata-rata komulatif kelas 73% meningkat menjadi 83,5% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan Model Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai T.P. 2014/2015. Selain itu, juga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menyelesai kan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan materi pelajaran di kelas.
ABSTRACT
Siska Elvi Yunita. Registration number 5103311034. Applying Model Study of Contextual Teaching and Learning to Increase Activity and Result of Learning Elementary Subject of Vocational Competence at Competence Apply The Science of Statics And Tension of Student Class X State Vocational High School 2 Binjai Program The Membership of Construction Technique Petrify And Concrete. Skripsi. Faculty of Technique - State University of Medan 2015.
This research represent the Research of Class Action aim to apply the study model which can improve the activity and the result of learning Elementary subject of Vocational Competence at Competence Apply the Science of Statics and Tension of Student Class X Program The Membership of Construction Technique Petrify and Concrete of State Vocational High School 2 Binjai in the teaching year 2014/2015 amounting to 42 students. Action procedure is created into two cycles which is each cycle consisted of twice meeting. Each cycle consisted by the planning step planning, acting, observing and reflecting. At cycle I learning about scalar, vector, system set of and punish of the Newton, at cycle II learning about applying vector to presenting the Force, Momentum and Couple.
File research taken away from the test of result learning student, sheet of observation and spread sheet student. Result of test-drive from research instrument 25 questions. At cycle I there are 18 valid question, test the difficulty level there are 8 easy question, 13 medium question and 4 difficult question, the distinguishing energy test got 7 ugly question, 11 question enough and 7 good question, the reliability test got 0,81 (very high). At cycle II from 25 questions obtained 20 valid question, the test difficulty level there are 6 easy question, 17 medium question and 2 difficult question, the distinguishing energy test got 6 ugly question, 12 enough question and 7 good problem, the reliability test got 0,81 (very high). Research told to succeed measured by pursuant to mean of cumulative activity and the result of learning student get the minimum value 70 and complete by classical if all class 75% the students are complete.
Result of research show the activity learning of student at cycle I with the Mean result 77% rising at cycle II become 90,48%. Result learning of student happened the improvement, at cycle I with the result flatten to flatten equal to 70,90% mounting at cycle II become 81,79%. Result assess mean the LKS all group happened the improvement at cycle I that is average value of cumulative class 73% rising to become 83,5% at cycle II. Pursuant to inferential research the result that with the applying Contextual Teaching and Learning can improve the activity and result of learning student at Elementary Subject of Vocational Competence at Competence Apply the Science of Statics and Tension of Student Class X Program The Membership of Construction Technique Petrify and Concrete State Vocational High School 2 Binjai in the teaching year 2014/2015. The others, can improve the student live lines in finishing real problem in related to everyday life of lesson items in class.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan banyak kesempatan dan hikmat
sehingga dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini yang berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai”
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Fakultas Teknik.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik isi maupun tutur bahasanya. Oleh sebab itu, melalui kesempatan
ini peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak berupa materi, dukungan dan informasi. Dalam
kesempatan ini peneliti tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd, selaku dosen pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan waktu, nasehat, bimbingan serta masukan dan saran
yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Medan.
3. Drs. Asri Lubis, ST, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
4. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan dan Pembimbing Akademik yang telah membimbing peneliti
selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan.
5. Drs. Nono Sebayang, ST, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan.
6. Drs. Hezekiel Pasaribu, M.Pd, selaku Dosen Penguji dan Narasumber
7. Drs. Jintar Tampubolon, M.Pd, selaku Dosen Penguji dan Narasumber
8. Bapak/Ibu Dosen serta Asisten Dosen di lingkungan Universitas Negeri
Medan, khususnya di Fakultas Teknik.
9. Pihak SMK Negeri 2 Binjai khususnya Kepala Sekolah Drs.Amri Chairil
Anwar, Bapak Edi Supardi, S.Pd selaku Ketua Program Studi dan Ibu
Zahrani, S.Pd selaku guru mitra yang telah membantu untuk mengadakan
obeservasi dan penelitian.
10. Teristimewa kepada kedua orang tua terbaik, Ayahanda Keman dan Ibunda
Rusmini yang telah membesarkan, membina, mendidik, memberikan do’a,
dukungan dan semangat kepada peneliti sampai saat ini.
11. Teruntuk abang Suhendra, kakak Ermawati, Am.Keb, kakak Yuni yang telah
memberikan semangat dan motivasi agar menjadi Adik terbaik dan juga
keponakanku Ibnu Nafis dan Daanish Azam yang selalu memberikan
semangat lewat senyuman kecilnya.
12. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan khususnya stambuk
2010: Meli, Jhon Hendri, Chita, Vera, Deli, Kadir, Herti, Sadzali, M.Arif,
M.jefri, M. Iqbal dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
13. Teruntuk Senior PTB seperjuangan khususnya abang Dani Sumargo, abang
Harun, abang Samsiwan yang telah memberikan bantuan, masukan dan saran.
14. Safrinanda Harahap yang senantiasa memberikan semangat, motivasi,
bantuan, dukungannya serta doa dan nasehatnya.
15. Adik-adik the kost’15 khususnya Aftika, Isnaini, Dila, Kiki, July, Nurul, Dani
Arniati S.E dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang telah memberi dukungan dan motivasi.
16. Tak lupa untuk teman PPL “My Little Family” : Mbak Tika, Dinda, Om
Aswad, Paklek Sidik, Abi Syahrial, Arfy, Mae Rizky dan Purwoko. Terima
kasih banyak atas bantuan, semangat juga saran dan kritiknya.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti memohon maaf atas
keterbatasan yang ada. Semoga hasil ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menuju kemungkinan keberhasilan di dalam dunia
pendidikan. Akhir kata peneliti menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang terlibat.
Medan, Desember 2014
Peneliti,
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Pembatasan Masalah ... 9
D. Rumusan Masalah ... 10
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoretis ... 12
2. Hakikat Hasil Belajar Dasar Kompetensi Kejuruan Ilmu Statika
dan Tegangan ... 18
3. Hakikat Model Pembelajaran Kontekstual... 21
B. Penelitian yang Relevan ... 38
C. Kerangka Konseptual ... 40
D. Pengajuan Hipotesis ... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 43
C. Partisipan Penelitian ... 44
D. Definisi Operasional ... 44
E. Rancangan Penelitian ... 45
F. Prosedur Penelitian... 47
G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 54
1. Tes... 54
2. Observasi ... 56
H. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 57
1. Validitas Tes ... 57
2. Indeks Kesukaran Tes... 59
3. Daya Pembeda Tes ... 60
4. Uji Reliabilitas Tes ... 61
I. Teknik Analisis Data ... 63
A. Siklus I ... 65
1. Tahap Perencanaan... 65
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 65
3. Tahap Pengamatan ... 73
4. Tahap Refleksi dan Perencanaan Ulang... 78
B. Siklus II ... 80
1. Tahap Perencanaan ... 80
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 81
3. Tahap Pengamatan... 90
4. Tahap Refleksi... 95
C. Pembahasan Penelitian... 98
1. Aktivitas Belajar ... 98
2. Hasil Belajar ... 98
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 103
B. Implikasi ... 104
C. Saran ... 107
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran DKK Kelas X TKBB ... 4
Tabel 2. Perolehan Hasil Belajar Mata Pelajaran DKK Kelas X TKBB ... 5
Tabel 3. Indikator Keberhasilan Tujuh Komponen Utama Kontekstual ... 17
Tabel 4. Perbandingan Pembelajaran Kontekstual dengan Konvensional ... 37
Tabel 5. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 50
Tabel 6. Kisi-kisi Tes Materi Pokok Besaran Skalar dan Besaran Vektor, Sistem Satuan dan Hukum Newton ... 54
Tabel 7. Kisi-kisi Tes Materi Pokok Menerapkan Besaran Vektor untuk Mempresentasikan Gaya, Momen dan Kopel ... 55
Tabel 8. Format Observasi Aktivitas Siswa Saat KBM ... 56
Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Pretest dan Postest Siswa Siklus I ... 69
Tabel 10. Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 72
Tabel 11. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Pertemuan 1 pada Siklus I ... 74
Tabel 12. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Pertemuan 2 pada Siklus I ... 76
Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Pretest dan Postest Siswa Siklus II ... 85
Tabel 14. Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 88
Tabel 15. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Pertemuan 1 pada Siklus II ... 91
Tabel 16. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Pertemuan 2 pada Siklus II ... 93
Tabel 17. Perbandingan Ketercapaian Aktivitas Belajar ... 99
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 46
Gambar 2. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 71
Gambar 3. Grafik Hasil LKS Seluruh Kelompok pada Siklus I ... 73
Gambar 4. Grafik Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama pada Siklus I ... 75
Gambar 5. Grafik Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua pada Siklus I ... 77
Gambar 6. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 87
Gambar 7. Grafik Hasil LKS Seluruh Kelompok pada Siklus II ... 89
Gambar 8. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kelompok ... 90
Gambar 9. Grafik Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama pada Siklus II ... 92
Gambar 10. Grafik Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus II ... 94
Gambar 11. Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I & II ... 96
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus ... 112
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 114
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 122
4. Naskah Pembelajaran Besaran Skalar dan Vektor ... 130
5. Naskah Pembelajaran Sistem Satuan dan Hukum Newton... 139
6. Naskah Pembelajaran Menerapkan Besaran Vektor untuk Mempresentasikan Gaya, Momen dan Kopel ... 147
7. Tes Hasil Belajar Siklus I... 158
8. Kunci Jawaban Siklus I... 162
9. Tes Hasil Belajar Siklus II ... 163
10. Kunci Jawaban Siklus II ... 168
11. Lembar Jawaban Siklus I ... 170
12. Lembar Jawaban Siklus II... 171
13. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Kunci Jawaban ... 172
14. Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar Siklus I... 182
15. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus I ... 183
16. Perhitungan Daya Pembeda Tes Hasil Belajar Siklus I ... 184
17. Perhitungan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus I ... 185
18. Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar Siklus II ... 186
19. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus II ... 187
21. Perhitungan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus II ... 189
22. Tabel Nilai-nilai r Product Momen ... 204
23. Format Penilaian Pelaksanaan Tujuh Komponen Kontekstual ... 205
24. Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 206
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan
yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia
(SDM) yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk
menyiapkan SDM yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat
dipandang dan seyogianya berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM
yang bermutu tinggi adalah pendidikan.
Pendidikan pada setiap jenjang satuan pendidikan seharusnya dilakukan
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam
Pasal 3 UU No. 20 Sisdiknas Tahun 2003, yakni : Berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi siswa,
konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus
memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja. Pemikiran ini
mengandung konsekuensi bahwa perbaikan pada pendidikan formal untuk
mengantisipasi kebutuhan dan tantangan masa depan perlu terus-menerus
dilakukan dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah.
2
Menjawab tuntutan peningkatan mutu pendidikan, pemerintah telah
melakukan upaya pengembangan Kurikulum 2013 yang merupakan langkah
lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah
dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu. Namun dalam uji publik pelaksanaan Kurikulum 2013 masih
dikatakan belum siap dilaksanakan pada T.P 2014/2015 dan masih tersandung
oleh berbagai macam masalah yang mendasar di lapangan. Menurut Kusumah
(http://wijayalabs.com/kelebihan-dan-kekurangan-diklat-implementasi-kurikulum-2013/)mengatakan :
Sebagian besar guru belum siap, oleh karena itu diperlukan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif. Guru harus dipacu kemampuannya untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus-menerus. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013. Pemerintah melihat seolah-olah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama. Keterampilan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan penilaian autentik belum sepenuhnya dikuasai guru, hal ini dikarenakan guru inti yang menjadi narasumber masih belum memiliki keterampilan membuat RPP dan penilaian autentik. Hal tersebut mengakibatkan implementasi dalam pembelajaran cenderung masih berpedoman pada kurikulum sebelumnya yaitu KTSP.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah
menyelengarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada
berbagai jenis dan jenjang khususnya pada pendidikan kejuruan di tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMK). Sesuai dengan KTSP (2006), SMK memiliki
tujuan untuk : 1) menyiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu
3
dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetisi
dalam program keahlian yang dipilihnya, 2) menyiapkan siswa agar mampu
memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan
kerja dan mengembangkan sikap profesional di bidang keahlian yang
diminatinya, 3) membekali siswa dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 4) membekali siswa
dengan kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya.
SMK memiliki tiga jenis mata diklat yang digolongkan menjadi : mata
diklat Normatif, Adaptif dan Produktif, dari ketiga golongan mata diklat ini,
golongan mata diklat produktif merupakan mata diklat yang penting. Siswa
dituntut untuk mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
merupakan bekal bagi para siswa nantinya untuk dapat diterapkan dan
dikembangkan dalam dunia kerja. Begitu juga SMK Negeri 2 Binjai tempat
dilakukannya penelitian untuk menyiapkan lulusan yang produktif, kreatif, dan
siap pakai dengan menyelenggarakan mata diklat sesuai dengan program
keahlian, namun dalam kenyataan bahwa lulusan SMK tidak dapat sepenuhnya
diterima sesuai dunia kerja, baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan.
Berdasarkan observasi awal di SMK Negeri 2 Binjai pada tanggal 10
April 2014 terdapat permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan mata
diklat produktif salah satunya mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan pada
Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan yang diterima siswa pada
4
sangatlah penting karena dapat menghantarkan siswa kepada dasar memahami
program produktif lainnya agar dapat berkompeten dibidang konstruksi khusus
nya pada Konstruksi Batu dan Beton sehingga mampu mengaplikasikannya ke
dalam dunia kerja. Namun kurang efektifnya proses belajar mengajar di dalam
kelas dapat mengakibatkan banyak hal, salah satunya pencapaian hasil belajar
siswa yang belum sesuai harapan. Hal ini dapat dilihat pada nilai Ulangan
Harian dan Perolehan Hasil Belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan
Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Kelas X Program
Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton Tahun Pelajaran 2012 s/d 2013
pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.
Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Kelas X TKBB T.P
2012 s/d 2013 Semester Ganjil
< 70 16 47,06 17 50,00 19 55,88 Tidak Tuntas 70-79 12 35,29 10 29,41 12 35,30 Cukup
80-89 5 14,71 5 14,71 3 8,82 Baik
< 70 15 45,46 17 51,52 19 57,58 Tidak Tuntas 70-79 12 36,36 13 39,40 12 36,36 Cukup
80-89 4 12,12 3 9,08 2 6,06 Baik
90-100 2 6,06 - - - - Sangat Baik
5
Tabel 2.
Perolehan Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Kelas X TKBB T.P
2012 s/d 2013 Semester Ganjil
Sumber: DKN mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan.
Hasil belajar siswa seperti yang tertera pada Tabel 2. menunjukkan
sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata
pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu
Statika dan Tegangan. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yang ditetapkan sekolah adalah 70 maka dapat dilihat bahwa pada tahun
pelajaran 2012/2013 terdapat 29,41% tidak tuntas dan 70,59% tuntas,
sedangkan pada tahun pelajaran 2013/2014 terdapat 27,28% tidak tuntas dan
72,72% tuntas. Dengan demikian, kelas tersebut dikatakan belum tuntas
belajarnya (ketuntasan klasikal) dikarenakan jika di dalam kelas harus terdapat
sekurang-kurangnya 75% siswanya tuntas belajar dengan setiap siswa
dikatakan tuntas belajar (ketuntasan individu) jika mencapai hasil belajar
sesuai KKM nilai 70 yang mengacu pada kriteria ketuntasan belajar minimum
yang diterapkan SMK Negeri 2 Binjai.
Tahun
< 70 10 29,41 Tidak Tuntas
70-79 17 50,00 Cukup
80-89 5 14,71 Baik
90-100 2 5,88 Sangat Baik
Jumlah 34 100
2013/2014
< 70 9 27,28 Tidak Tuntas
70-79 14 42,42 Cukup
80-89 7 21,21 Baik
90-100 3 9,09 Sangat Baik
6
Hasil belajar yang belum optimal disebabkan oleh beberapa faktor.
Menurut Sutikno (2013: 16) mengatakan:
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar, baik faktor yang datang dari dalam diri individu yang belajar (internal) yaitu faktor jasmaniah dan faktor psikologis maupun faktor dari luar (eksternal) yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat atau bisa saja gabungan dari kedua faktor tersebut. Dari beberapa faktor tersebut yang mempengaruhi hasil belajar ada yang dapat diubah (seperti: cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain-lain), ada pula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain), maka yang dapat diubah melalui kegiatan penelitian di bidang pembelajaran yaitu berfokus pada permasalahan tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar (cara mengajar).
Proses pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan di SMK Negeri 2
Binjai masih menggunakan pendekatan pembelajaran berpusat pada guru
(teacher centered). Pendekatan ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah
laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru.
Siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru,
biasanya guru menyampaikan pelajaran secara konvensional yaitu guru
bertindak sebagai sumber belajar bagi siswa dan metode mengajar yang
digunakan metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal, sedangkan aktivitas
siswa lebih banyak mendengar, mencatat, dan sekali-kali bertanya kepada guru
sehingga siswa merasa kurang tertarik dan bosan, yang pada akhirnya aktivitas
dan hasil belajar masih rendah.
Kelemahan belajar Ilmu Statika dan Tegangan adalah siswa
menganggap bahwa pelajaran tersebut sulit, terutama dalam menerapkan
konsep–konsep perhitungan dalam Ilmu Statika dan Tegangan, kurangnya
7
mengerjakan latihan-latihan soal, dan kurangnya aktivitas bertanya maupun
mengemukakan pendapat. Hal yang dapat dilakukan guru adalah mengubah
cara mengajar dengan model yang lebih menarik dan menyentuh lingkungan
hidup sehari-hari, maka perlu dilakukan tindakan yang berdasarkan atas upaya
meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya, penelitian ini
disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Arikunto (2012:3) “PTK merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan
oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan siswa.”Perubahan cara
pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek dalam proses
pembelajaran menjadi titik tolak, ditemukannya berbagai pendekatan
pembelajaran yang inovatif, contohnya dikenal pendekatan pembelajaran
berpusat pada siswa (student centered) dengan salah satu model pembelajaran
yang digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah Kontekstual (Contextual Tea
ching and Learning, CTL). Berdasarkan hal itu, maka PTK dilakukan
dengan menerapkan model pembelajaran yaitu Kontekstual. Peneliti
menyebutnya dengan model pembelajaran Kontekstual.
Menurut Johnson dalam Rusman (2012: 187) mengatakan:
8
Dengan demikian, penerapan model pembelajaran Kontekstual
diharapkan mampu membawa siswa mencapai aktivitas dan hasil belajar yang
baik dengan ketercapaian target minimal mendapat nilai 80 mencapai 80% dari
keseluruhan siswa diukur berdasarkan indikator ketuntasan belajar dengan
rata-rata komulatif kelas ≥ 80% khususnya mata pelajaran Dasar Kompetensi
Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan sehingga
mampu menerapkannya dalam dunia kerja.
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai” dengan bantuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan
pada kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan belum mencapai
hasil yang memuaskan.
2. Aktivitas siswa dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan pada
kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan belum mencapai hasil
9
3. Pada proses pembelajaran di kelas cenderung menggunakan pendekatan
pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) dan metode mengajar
yang digunakan cenderung metode ceramah, tanya jawab, dan latihan soal.
4. Aktivitas siswa lebih banyak mendengar, mencatat, dan sekali-kali
bertanya kepada guru.
5. Siswa menganggap bahwa pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan sulit,
terutama dalam menerapkan konsep-konsep perhitungan.
6. Kurangnya pemahaman siswa terhadap matematika.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, serta mengingat begitu luas
dan kompleksnya permasalahan, maka pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan
pada kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan dengan
Kompetensi Dasar Menerapkan Konsep Besaran Vektor, Sistem Satuan
dan Hukum Newton, dan Menerapkan Besaran Vektor untuk
Mempresentasikan Gaya, Momen dan Kopel.
2. Penelitian dilakukan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas dengan
menarpkan model pembelajaran Kontekstual dalam upaya meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar.
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik
Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai Tahun Pelajaran
10
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka permasalahan yang akan
diselesaikan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi
Kejuruan pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan
di kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton
SMK Negeri 2 Binjai Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Apakah penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan
Tegangan di kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan
Beton SMK Negeri 2 Binjai Tahun Pelajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
tindakan kelas adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan pada kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan
Tegangan di kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton
11
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan pada kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan
Tegangan di kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton
SMK Negeri 2 Binjai Tahun Pelajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
Secara teoretis :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan tentang pembelajaran yang berkaitan dengan hasil
belajar Ilmu Statika dan Tegangan dengan penerapan model pembelajaran
Kontekstual.
2. Penelitian ini diharapkan juga bermanfaat dan memperkaya sumber
kepustakaan dan dapat disajikan sebagai bahan acuan dan penelitian lebih
lanjut di masa yang akan datang.
Secara praktis:
1. Bagi siswa, yaitu terbimbing untuk aktif dalam pembelajaran serta
memperoleh hasil belajar lebih baik.
2. Bagi guru, yaitu dalam bentuk tindakan nyata membantu usahanya dalam
meningkatkan aktivitas belajar siswa memperoleh hasil belajar lebih baik.
3. Sekolah dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi yang
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada
Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X
Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Dan Beton. Hal ini dapat
diketahui dengan nilai rata-rata hasil observasi aktivitas belajar siswa
mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I dengan nilai rata-rata
komulatif kelas 77% meningkat menjadi 90,48% pada siklus II.
2. Penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada
Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X
Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Dan Beton. Hal ini dapat
diketahui dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami
peningkatan, yaitu pada siklus I nilai rata-rata komulatif kelas 70,90%
menjadi 81,79% pada siklus II.
3. Melalui model pembelajaran Kontekstual, siswa membangun sendiri
pengetahuan, menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian
dari suatu materi yang harus dikuasai oleh siswa serta mengaitkan
pembelajaran ke dalam dunia nyata baik secara individu maupun
kelompok. Hal ini dapat diketahui dari hasil nilai rata-rata LKS seluruh
kelompok mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I dengan nilai
rata-rata komulatif kelas 73% meningkat menjadi 83,5% pada siklus II.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, terdapat hubungan positif
antara model pembelajaran Kontekstual terhadap aktivitas dan hasil belajar
mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan pada kompetensi menerapkan ilmu
statika dan tegangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran
Kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran
dasar kompetensi kejuruan pada kompetensi menerapkan ilmu statika dan
tegangan. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa model pembelajaran Kontekstual
dapat diterapkan pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan pada
kompetensi menerapkan ilmu statika dan tegangan, terutama untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
Penggunaan model pembelajaran Kontekstual sangat tepat dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam proses pembelajaran. Model
pembelajaran Kontekstual mengajak dan membawa siswa akan lebih aktif,
bergairah, bersemangat dalam mengkonstruksikan pengetahuannya,
menemukan konsep, bertanya, berdiskusi, menganalisis dan mampu
menyelesaikan tugas tepat waktu dalam mengikuti proses pembelajaran karena
Dalam proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran
Kontekstual, siswa dilatih untuk mampu mengaitkan materi pelajaran berupa
konsep-konsep perhitungan dan diaplikasikan dengan pengalaman langsung
melalui objek nyata di lingkungan sekitarnya, melalui benda atau alat peraga,
maka siswa dapat langsung melihat, mendengar, meraba, dan melakukan
percobaan sendiri, sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan
berpikirnya dan menemukan sendiri konsep-konsep dari materi yang
dipelajarinya. Indikator aktivitas belajar yang dicapai adalah seluruh kegiatan
yang berkaitan dengan bertanya, memberikan jawaban, berani memberikan
pendapat, mampu membuat kesimpulan dan ikut serta dalam diskusi kelompok.
Penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan
aktivitas siswa, dimana kelas berfungsi sebagai tempat berdiskusi hasil
penemuan lapangan yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses
pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran
sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam kontekstual bukan
hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses
berpengalaman secara langsung. Melalui proses berpengalaman itu diharapkan
perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam
aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Dengan
demikian keaktifan di dalam belajar dapat mempermudah untuk menemukan
sendiri materi yang dipelajarinya, hal tersebut terlihat dari keaktifan siswa
dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan model
Model pembelajaran Kontekstual melatih siswa untuk belajar sekaligus
mampu menemukan konsep dan mampu belajar sendiri dalam memahami
materi pelajaran. Selain itu, siswa dipandang sebagai individu yang sedang
berkembang. Kemampuan belajar akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan
dan keluasan pengalaman yang dimilikinya karena setiap anak memiliki
kecenderungan untuk belajar hal-hal baru dan penuh tantangan. Model
pembelajaran Kontekstual membuat siswa mencari keterkaitan atau
keterhubungan antara hal-hal baru dengan hal-hal yang sudah diketahuinya.
Dengan demikian, guru berperan dalam membimbing siswa agar dapat belajar
sesuai tahap perkembangannya dan membantu agar setiap siswa mampu
menemukan keterkaitan materi yang dipelajarinya.
Penilaian terhadap hasil belajar sangat penting karena dapat
memberikan informasi kepada guru mengenai ketercapaian tujuan belajar
melalui proses belajar mengajar. Pada pembelajaran, guru berperan sebagai
fasilitator dan motivator, selebihnya berpusat pada keaktifan siswa. Hasil
belajar yang baik dapat tercapai jika guru menggunakan model pembelajaran
yang sesuai dan meningkatkan aktivitas siswa dalam penyampaian materi
pembelajaran. Dalam penerapan model pembelajaran Kontekstual
menghasilkan kemampuan pemahaman konsep, siswa mengalami langsung
dalam kehidupan nyata di masyarakat karena materi pelajaran ditemukan oleh
siswa sendiri, bukan hasil dari pemberian orang lain. Oleh karena itu, siswa
Hubungan antara model pembelajaran Kontekstual terhadap aktivitas
dan hasil belajar pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan pada
kompetensi menerapkan ilmu statika dan tegangan berpengaruh secara
signifikan. Apabila model pembelajaran Kontekstual diterapkan dalam
pembelajaran, siswa antusias untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar, aktif
dalam berpendapat, aktif bertanya, aktif dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru dan aktif mengerjakan tugas pada mata pelajaran dasar
kompetensi kejuruan pada kompetensi menerapkan ilmu statika dan tegangan.
Hasil penelitan membuktikan bahwa model pembelajaran Kontekstual
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar
dasar kompetensi kejuruan pada kompetensi menerapkan ilmu statika dan
tegangan, terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa. Dalam model pembelajaran
Kontekstual siswa mendapat kesempatan lebih untuk memperoleh informasi,
penjelasan dan solusi yang mereka butuhkan untuk memecahkan
permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari
baik secara individu maupun kelompok.
C. Saran
Setelah melihat hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Model pembelajaran Kontekstual merupakan salah satu usaha untuk
membuat siswa aktif sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus
memberikan pendapat. Dengan demikian siswa diharapkan memiliki keaktifan
belajar yang tinggi di dalam menerima suatu materi pelajaran dengan konsep
pembelajaran Kontekstual, hal ini akan berdampak positif bagi hasil belajar
siswa itu sendiri.
2. Bagi Guru
Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model
pembelajaran Kontekstual sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika Dan
Tegangan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Guru
diharapkan mampu menjadi fasilitator yang terus-menerus membimbing siswa
dalam membangun sendiri pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan
materi pembelajaran.
3. Bagi SMK Negeri 2 Binjai
Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi sekolah, maka
diharapkan mendukung pelaksanaan secara berkesinambungan sebagai
referensi yang dapat digunakan oleh guru mata pelajaran lain.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebagai bahan acuan dan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang,
perlu diadakannya PTK dengan menerapkan model pembelajaran Kontekstual
di sekolah lain untuk melihat keberhasilan penggunaan pembelajaran
109
DAFTAR PUSTAKA
Anisa. (2009). Kelebihan Pembelajaran CTL. [Online]. Tersedia: http://www.seko lahdasar.net/2012/05/kelebihan-dan-kelemahan-pembelajaran.html
[diakses 12 Mei 2014].
Arends, R.I. (2007). Learning to Teach. New York: McGraw Hill.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Rev.ed). Jakarta: Bumi Aksara.
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. (1979). Ilmu Gaya Teknik Sipil I. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dzaki. (2009). Kelemahan Pembelajaran CTL. [Online]. Tersedia: http://www. sekolahdasar.net/2012/05/kelebihan-dan-kelemahan-pembelajaran.html [diakses 12 Mei 2014].
Hajar, Siti. (2008). Penerapan Pembelajaran Model Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada Pembelajaran Ekosistem Darat dan Perairan dengan
Memanfaatkan Lingkungan Sekitar di Kelas X SMA Negeri 1 Binjai.
Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan. Medan.
Hamalik, Oemar. (2012). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Handayani, Dwi. (2012). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi Program Keahlian Administrasi Kelas X.3 Semester I T.P 2011/2012 di SMK Kristen Salatiga. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.
Hastia Lubis, Eka. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) di Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Stabat T.P 2010/2011. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Medan.
110
Johnson. (2006).Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar
Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.
Kardi, S dan Nur, M. (2000). Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press.
Kunandar. (2013). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengem
bangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Kusumah, Wijaya. (2013). Kelebihan dan Kekurangan Diklat Implementasi Kuri
kulum 2013. [Online]. Tersedia http://wijayalabs.com/2013/07/12/kelebiha
n-dan-kekurangan-diklat-implementasi-kurikulum-2013/ [diakses: 25 Mei 2014].
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional “Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan”.Bandung: Rosdakarya.
Muslich, Masnur. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Malang: Universitas Negeri Malang.
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Edisi 2. Jalarta: Rajawali Pers.
Samosir, Ellsyah. (2008). Penerapan Pembelajaran Model Contextual Teaching
and Learning (CTL) Pada Pembelajaran Menguasai Teori Dasar
Elektronika pada Siswa Kelas X Program Keahlian Audio Video SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Medan.
Sani, Ridwan Abdullah. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. (2014). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
111
Sukmadinata, Nana Syaodih (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sutarman, Encu. (2013). Konsep dan Aplikasi Pengantar Teknik Sipil.Yogyakarta: Andi.
Sutikno, Sobry. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.
Syamsudin, M.R. (2012). Statika Bangunan. [Online]. Tersedia: (http://materies emka.blogspot.com/2012/01/kompetensi.html/) [diakses 10 Juni 2014].
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Perpustakaan Nasional.
. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada KTSP. Jakarta: Kencana.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Uno, Hamzah. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Widayati, M. (2012). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SD Negeri 02 Astomulyo T.P 2012/2013 [online], vol 1 (2), 12 halaman. Tersedia: http://jurnal.fkip.unila .ac.id/index.php/PAUD/article/view/459 [diakses 25 April 2014].