PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN GAYA BERPIKIR SEKUENSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR
BAHASA INGGRIS DI SMP NEGERI TEBING TINGGI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
OLEH:
SRY WAHYUNI
NIM. 8136122053
PASCASARJANA
PROGRAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Sry Wahyuni, NIM 8136122053. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif dan Gaya Berpikir Sekuensial Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris SMP Negeri Tebing Tinggi. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan 2015.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) ntuk mengetahui hasil belajar bahasa Inggris siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), (2) mengetahui hasil belajar bahasa Inggris siswa yang memiliki kemampuan berpikir sekuensial abstrak lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampuan sekuensial konkrit, (3) mengetahui interaksi antara model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC) dan kemampuan berpikir sekuensial terhadap hasil belajar bahasa Inggris. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cluster random sampling sebanyak 80 orang siswa. Instrumen dalam penelitian ini untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan berganda dengan empat pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 40 soal dengan koefesien reliabilitas 0.887. Uji normalitas dengan uji Liliefors sedangkan uji homogenitas dengan uji F dan uji Barlett. Teknik analisis data adalah Anava dua Jalur pada taraf signifikansi 0.05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe.
Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran TTW adalah = 27.89 lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran CIRC = 26,65 dengan Fhitung = 12.22 > Ftabel = 4.02, (2) rata-rata hasil belajar siswa dengan Kemampuan Berpikir Sekuensial tinggi
= 29.40 lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan Kemampuan Berpikir Sekuensial rendah = 24 dengan Fhitung 16.87 > Ftabel = 4.02, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Sekuensial terhadap hasil belajar Bahasa Inggris dengan Fhitung = 15.19 > Ftabel = 22.36
ABSTRACT
Sry Wahyuni, NIM 8136122053. The Influence of Cooperative Learning Model and Sequential Thinking Ability to the Learning Outcome on English subject in SMP Negeri Tebing Tinggi. A thesis for Postgraduate Program of State University of Medan, 2015
The objectives of this study are: (1) to know the English subject outcome of students who taught by using Think Talk Write (TTW) and Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) learning models, (2) to know whether the English subject outcomes of students who have Abstract Sequential Thinking Ability better than the students whose the ability of sequential concrete, (3) to know the interaction between Think Talk Write (TTW) learning model with Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) and the sequential thinking ability to the learning outcomes of English subject.
The population of this study was the 8th grade students of SMP Negeri 7 Tebing Tinggi and SMP Negeri 5 Tebing Tinggi, consist of 360 students from nine classes in SMP Negeri 7 and 320 students from eight classes in SMP Negeri 5. The sample was class VIII6 that used TTW learning model and class VIII8 that used CIRC learning model. The sampling technique was done by cluster random sampling for 80 students. The 40 questions of multiple choice tests (followed by four options to answer) with 0.887 reliability coefficient were used as the instrument in this study. The normality test used the Liliefors test, while the homogenity test used the F and Barlett test. The data analysis technique was Two Ways-Anova or Two Ways-Analysis of Variance at 0,05 significance level which followed by Scheffe test.
The results of this study are: (1) the average of learning outcomes on students who were taught by TTW learning model is = 27.89 higher than the learning outcomes on students who were taught by CIRC learning model =26.65 with Fhitung=12.22> Ftabel = 4.02, (2 ) the average of learning outcomes with high sequential thinking ability = 29.40 was higher than the students with low sequential thinking ability = 24 with Fhitung 16.87 > Ftabel = 4.02, (3) there was interaction between the learning model and sequential thinking ability to the learning outcomes on English subject with Fhitung = 15.19 > Ftabel = 22.36.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhana wa Ta’ala atas berkat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif dan Gaya Berpikir Sekuensial Terhadap Hasil
Belajar Bahasa Inggris di SMP Negeri Tebing Tinggi”. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi
Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, maka dari itu tidak berlebihan rasanya jika pada kesempatan ini penulis
mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu demi penyelesaian tesis ini.
Ungkapan terima kasih dan penghargaan ini disampaikan kepada yang terhormat
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K., M.Pd sebagai pembimbing I yang dengan penuh kesabaran
memberikan arahan serta motivasi dan kepada Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Badiran, M.Pd
sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi
yang begitu berarti sehingga tersusun tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
juga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Pasca Sarjana
Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan kesempatan dan bantuan
untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan di program pasca sarjana
Universitas Negeri Medan
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pengajar Prodi Teknologi Pendidikan, yang telah memberikan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat kepada penulis selama mengikuti perkuliahan baik didalam kelas
maupun di luar kelas.
3. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang tiada tara kepada kedua
orangtua tercinta ayahanda Muhammad Yamid Damanik (Alm) dan ibunda
Kasihaty Saragih serta kepada kakak Mimi Khairiah Damanik, S. Kep., adik Putra
Aditama Damanik, SE, yang senantiasa mendoakan dan memberikan dorongan
serta motivasi kepada penulis, yang tersayang keponakan Alby Luthfi Hadziq
Damanik dan Alkhalifi Dzaki Hadi Damanik yang selalu memberi keceriaan dan
semangat dalam menjalani kesibukan perkuliahan.
4. Bapak Parulian Sijabat, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Tebing Tinggi
dan Bapak Maswar Syahril, S. Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Tebing
Tinggi yang telah memberikan izin penulis untuk melaksanakan penelitian di
sekolah yang Bapak pimpin.
5. Ibu Helvy Andriani Daulay, S. Pd dan Ibu Roseka Santi Purba, S. Pd yang telah
banyak memberikan bantuan kepada penulis pada proses penyelesaian tesis ini.
Terima kasih atas kerjasamanya.
6. Teman-teman yang sudah banyak memberikan bantuan dan support Sherly Juwita
Parinduri M. Pd, Nurlina M. Pd, Sartika M. Pd, dan Princess Belladina Nasution
M. Pd serta semua rekan di TP B-2 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terimakasih telah bersama-sama berbagi suka dan duka selama perkuliahan,
jalinan kasih sayang dan kekompakan yang dibangun dikelas menjadi motivasi
Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu
disini, penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuannya. Semoga Allah membalas segala
bentuk kebaikan dengan berlipat ganda. Penulis berharap penulisan tesis ini dapat
bermanfaat bagi dunia pendidikan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam
pengajaran di kelas khususnya untuk SMP Negeri 7 Tebing Tinggi dan SMP Negeri 5 Tebing
Tinggi.
Medan, Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
ABSTRACT...ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR GAMBAR ...xii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiii
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Identifikasi Masalah ...10
C. Pembatasan Masalah ...11
D. Rumusan Masalah ...12
E. Tujuan Penelitian ...12
F. Manfaat Penelitian ...13
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN RUMUSAN HIPOTESIS ...15
A. Kerangka Teoritis ...15
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Bahasa Inggris ...15
2. Hakikat Model Pembelajaran ...31
a. Model Pembelajaran Think Talk Write ...42
3. Hakikat Gaya Berpikir Sekuensial ...56
a. Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ...61
b. Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit ...65
B. Penelitian Yang Relevan ...70
C. Kerangka Berpikir ...72
D. Rumusan Hipotesis ...80
BAB III METODELOGI PENELITIAN ...81
A. Tempat dan Lokasi Penelitian ...81
B. Populasi dan Sampel ...81
C. Metode dan Disain Penelitian...82
D. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ...83
E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ...86
F. Pengontrol Perlakuan ...92
G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...95
H. Teknik Analisis Data ...103
BAB IV HASIL PENELITIAN ...105
A. Deskripsi Penelitian ...105
1. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran TTW ...105
3. Hasil Belajar Bahasa inggris Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir
Sekuensial Konkrit ...107
4. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ...109
5. Hasil Belajar Bahasa Inggris yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran TTW Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit ...111
6. Hasil Belajar Bahasa Inggris yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran CIRC Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit ... 112
7. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran TTW Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ...114
8. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran CIRC Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ...115
B. Pengujian Persyaratan Analisis ...117
1. Uji Normalitas ...117
2. Uji Homogenitas Varian ...121
C. Pengujian Hipotesis ...123
1. Hipotesis Pertama ...124
2. Hipotesis Kedua ...125
D. Pembahasan Penelitian ...129
1. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran TTW Lebih Tinggi dari pada Hasil Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran CIRC ...129
2. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit Lebih Tinggi daripada Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ...131
3. Terdapat Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Gaya Berpikir Sekuensial Dalam Mempengaruhi Hasil Belajar Bahasa Inggris ...132
E. Keterbatasan Penelitian ...133
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...135
A. Simpulan ...135
B. Implikasi ...136
C. Saran ...138
DAFTAR PUSTAKA ...139
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Hasil UAS Mata Pelajaran Bahasa Inggris ... 6
Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Individu yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit dan Sekuensial Abstrak (De Porter Dan Hernacki 2003) ... 69
Tabel 2.2 Format Baku De Porter dan Hernacki untuk Mengukur Gaya Berpikir ... 70
Tabel 3.1 Rancangan Eksperiman Desain Faktorial 2 x 2 ... 83
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Bahasa Inggris ... 95
Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala Gaya Berpikir Sekuensial ... 96
Tabel 3.4 Format Baku DePorter dan Hernacki untuk Mengukur Gaya Berpikir ... 97
Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Inggris yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran TTW ... 105
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Belajar Bahasa Inggris yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran CIRC ... 107
Tabel 4.3 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit ... 108
Tabel 4.4 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 110
Tabel 4.5 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Inggris yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran TTW Pada Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit ... 111
Tabel 4.7 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Inggris yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran TTW Pada Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial
Abstrak ... 114
Tabel 4.8 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Inggris yang Diajar dengan Model Pembelajaran CIRC Pada Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 116
Tabel 4.9 Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa ... 120
Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Siswa yang Diajar Dengan Model Pembelajaran TTW dan Model Pembelajaran CIRC ... 121
Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Siswa yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit dan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 122
Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Interaksi Model Pembelajaran dan Gaya Berpikir Sekuensial ... 122
Tabel 4.13 Data Hasil Belajar Bahasa Inggris ... 123
Tabel 4.14 Rangkuman Analisis Faktorial 2x2 ... 124
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran TTW ... 106 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran CIRC ... 107 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang
Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit... 109 Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang
Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 110 Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang
Diajar dengan Model Pembelajaran TTW pada Siswa
yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit ... 112 Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang
Diajar dengan Model Pembelajaran CIRC pada Siswa
yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit ... 113 Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang
Diajar dengan Model Pembelajaran TTW pada Siswa
yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 115 Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang
Diajar dengan Model Pembelajaran CIRC pada Siswa
yang Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 116 Gambar 4.9 Interaksi Model Pembelajaran dan Gaya Berpikir
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Silabus Bahasa Inggris ... 144
Lampiran 2 RPP TTW ... 146
Lampiran 3 RPP CIRC ... 152
Lampiran 4 Instrumen Tes Hasil Belajar ... 157
Lampiran 5 Instrumen Tes Gaya Berpikir Sekuensial ... 162
Lampiran 6 Analisis Hasil Uji coba Instrumen Tes Hasil Belajar Bahasa Inggris ... 163
Lampiran 7 Data Hasil Penelitian Pretest dan Tes Gaya Berpikir Sekuensial... 172
Lampiran 8 Data Hasil Penelitian... 174
Lampiran 9 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Median, Modus, Harga Rata-rata dan Standar Deviasi Dari Data Variabel Penelitian ... 177
Lampiran 10 Uji Normalitas Sebaran Data Penelitian ... 191
Lampiran 11 Uji Homogenitas ... 200
Lampiran 12 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 204
Lampiran 13 Uji Tuckey ... 209
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan
kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat
tergantung dari kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan bidang yang sangat
penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu
penentu kemajuan suatu bangsa. Pendidikan bahkan merupakan sarana paling
efektif untuk meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesejahteraan masyarakat,
serta yang dapat mengantarkan bangsa mencapai kemakmuran.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPNS No.20Tahun 2003). Pendidikan
sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia.Untuk itu, pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
sehingga memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Menurut
Buchori dalam Trianto (2007:1) “Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang
tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan,
tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan
Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga
negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tinggi rendahnya kualitas kehidupan dalam suatu bangsa ditentukan
oleh tingkat pendidikan yang dimiliki oleh sumber daya manusia itu sendiri.
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masyarakat tradisional menuju
masyarakat yang modern sangat dipengaruhi oleh adanya perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sangat pesat. Untuk menghadapi
tantangan tersebut, diperlukan sumber daya manusia yang bermutu. Peningkatan
sumber daya manusia yang bermutu merupakan suatu program yang sedang
dilaksanakan pemerintah khususnya bidang pendidikan.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya
pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut,
pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem
pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang
berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam
proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar
pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas
membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap,
aktif, kreatif, dan mandiri. Djamarah berpendapat bahwa baik mengajar maupun
mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional.
Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat
dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi, namun
pada kenyataan saat ini permasalahan pembelajaran yang ada dalam dunia
pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun, ini disebabkan karena
kurangnya kesadaran dari guru untuk sungguh-sungguh menerapkan kurikulum
serta model pembelajaran yang mestinya harus diterapkan saat proses
pembelajaran, sehingga dalam hal ini bukan pemerintah saja yang memiliki andil
besar dalam pendidikan tetapi partisipasi guru juga perlu ditingkatkan. Berbagai
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilaksanakan pemerintah mulai
dari pelatihan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, penerapan
berbagai model dan metode pembelajaran serta penyediaan sarana dan prasarana
yang dapat menunjang mutu pendidikan.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan banyak hal yang
diperhatikan. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan mutu
pendidikan dan meningkatkan sistem pendidikan yang digunakan. Proses Belajar
Mengajar (PBM) merupakan salah satu unsur yang paling penting yang harus
diperhatikan karena dengan pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik
tersebut tujuan pendidikan akan tercapai. Strategi belajar meliputi rencana,
metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan
bahwa: “Ada lima bagian penting dalam efektivitas pengajaran yaitu perencanaan,
komunikasi, pengajaran, pengaturan dan evaluasi”.
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional. Sebagai bahasa
internasional bahasa Inggris memiliki peran sebagai alat berkomunikasi antar
bangsa-bangsa di dunia. Kemampuan anak untuk mengetahui dan menguasai
bahasa Inggris menjadi kebutuhan untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang begitu pesat. Alwasiah (2004) menyatakan: Peranan bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua di Indonesia berfungsi sebagai alat untuk membantu
persaingan dan kerjasama ditataran global baik itu melalui pendidikan,
perdagangan, pemanfaatan sains dan teknologi serta kegiatan interaksi manusia
lainnya.
Dalam era globalisasi, frekuensi pemakaian bahasa Inggris tampak
sangat tinggi dalam segala segi kehidupan bermasyarakat. Hal ini secara tidak
langsung berdampak pada masyarakat. Pada pengajaran bahasa Inggris di sekolah,
hasil belajar yang ingin dicapai meliputi keterampilan berbahasa dan bersastra.
Menurut Tarigan (1986:1) ada empat keterampilan bahasa yang harus
diperhatikan. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis.Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang
erat satu dengan yang lainnya.
Dalam Mata pelajaran bahasa Inggris pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Standar Kompetensi Membaca, dan Kompetensi Dasar
membaca nyaring bermakna teks fungsional dan essai pendek sederhana
Inggris siswa diharapkan mampu memahami makna dalam esei pendek sederhana
berbentuk descriptive dan recount untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Namun pada kenyataannya standar kompetensi yang diharapkan belum dapat
tercapai secara optimal. Hal ini sesuai pula dengan pendapat yang dikemukakan
Nurhadi (2004:2) bahwa hasil pembelajaran di sekolah dasar dan menengah di
Indonesia menunujukkan ketidakmampuan anak-anak menghubungkan antara
yang dipelajari dan bagaimana pengetahuan itu dimanfaatkan untuk memecahkan
persoalan sehari-hari.
Indikator lain yang menunjukkan ketidakmampuan siswa dalam
mengatasi kompetensi pembelajaran bahasa Inggris adalah masih rendahnya hasil
belajar siswa untuk mata pelajaran tersebut. Selama ini rendahnya hasil belajar
bahasa Inggris disebabkan kurikulum yang digunakan penjabarannya hanya
sebatas mengukur kemampuan kognitif belum mengukur kompetensi siswa
belajar secara menyeluruh. Pembelajaran bahasa Inggris sekedar untuk memenuhi
beban kurikulum dan hanya sebatas penyampaian materi yang abstrak, sehingga
sebagian besar siswa belajar cenderung menganggap bahasa Inggris sebagai salah
satu mata pelajaran yang sulit dan membosankan.Dengan kondisi seperti itu,
siswa kurang menyadari pentingnya penguasaan kompetensi bahasa Inggris dalam
kehidupan sehari-hari dan mereka tidak tertarik untuk mempelajari secara
mendalam.
Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak
sekolah, namun dalam kenyataanya mutu pendidikan masih tetap rendah.
Rendahnya mutu pendidikan itu tercermin pada hasil belajar siswa yang salah satu
Tebing Tinggi, bahwa hasil belajar siswa sangat rendah termasuk pada mata
pelajaran bahasa Inggris yaitu nilainya berada dibawah nilai ketuntasan belajar
(75). Data yang diperoleh dari kantor Tata Usaha, dapat dilihat bahwa nilai
rata-rata UAS siswa SMP Negeri 7 Tebing Tinggi untuk mata pelajaran bahasa Inggris
relatif rendah, seperti terlihat pada tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Hasil UAS Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Tahun Pembelajaran Nilai Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi 2010/2011 Sumber Data: Kantor Tata Usaha SMP Negeri 7 Tebing Tinggi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di SMP Negeri 7 Tebing
Tinggi, model pembelajaran yang digunakan oleh guru bahasa Inggris selama ini
cenderung menggunakan metode ceramah diselingi dengan tanya jawab, diskusi,
dan penugasan. Dengan metode ini kegiatan pembelajaran tidak melibatkan
seluruh peserta didik, siswa yang pintar akan semakin pintar dan siswa yang
kurang pintar akan tetap berjalan ditempat. Reigeluth (1983) mengemukakan
bahwa dalam peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat terjadi sebelum
peningkatan kualitas pembelajaran terlebih dahulu. Untuk itu perlu meningkatkan
pengetahuan tentang merancang sebuah metode atau strategi pembelajaran agar
lebih efektif, efesien dan memiliki daya tarik. Variasi didalam pemberian materi
memang sangat dibutuhkan, untuk menghindari terjadinya masalah-masalah siswa
yang mengakibatkan siswa bosan atau merasa sia-sia di dalam belajar. Variasi di
Untuk mencari pemecahan dari permasalahan ini dapat dilakukan dengan
menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu metode pembelajaran
yang dapat digunakan adalah dengan membawa siswa pada suasana belajar yang
lebih variatif pada saat pembelajaran berlangsung. Suasana belajar ini dapat
dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Think Talk Write (TTW) diharapkan siswa aktif dalam membahas materi pelajaran. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini dapat dikategorikan pembelajaran terpadu. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial
dengan lingkungan. Prinsip belajar terpadu ini sejalan dengan empat pilar
pendidikan yang digariskan UNESCO dalam kegiatan pembelajaran. Empat pilar
itu adalah ”belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together) (Depdiknas: 2002). Dari setiap fase tersebut di atas dapat di perhatikan dengan jelas sebagai berikut: a)Fase
pertama, pengenalan konsep. Fase ini guru mulai mengenalkan tentang suatu
konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi.
Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, atau media lainnya.
b)Fase kedua, eksplorasi dan aplikasi. Fase ini memberikan peluang pada siswa
untuk mengungkap pengetahuan awalnya, mengembangkan pengetahuan baru,
dan menjelaskan fenomena yang dialami dengan bimbingan guru. c) Fase ketiga,
publikasi. Pada fase ini siswa mampu mengkomunikasikan hasil temuan-temuan,
membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas. Penemuan itu dapat
pengamatannya. Siswa dapat memberikan pembuktian terkaan gagasan-gagasan
barunya untuk diketahui oleh teman-teman sekelasnya. Siswa siap menerima
kritikan, saran atau sebaliknya saling memperkuat argumen.
Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) diperkenalkan pertama kali oleh Huinker dan Laughlin dan dibangun melalui
aktifitas berpikir, berbicara dan menulis. Think Talk Write (TTW) adalah salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat menumbuh kembangkan
kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa (Martinis Yamin,
2008: 84). Think Talk Write (TTW) dapat diterapkan pada kelompok heterogen yang terdiri dari 3-5 siswa. Dalam kelompok tersebut siswa diminta untuk
membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar dan membagi ide
bersama teman kemudian mengungkapkanpendapat bersama teman dan diakhiri
dengan mengungkapkan idenya melalui tulisan. Strategi ini terdiri dari tiga fase
utama yaitu fase think, talk dan kemudian write. Fase think, dalam aktifitas tersebut siswa mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan, kemudian
menerjemahkan ke dalam bahasa sendiri. Kemampuan yang dianggap berpikir
diantaranya kemampuan membaca, secara komprehensif yang meliputi membaca
baris demi baris atau membaca yang penting saja. Dalam strategi ini teks bacaan
selalu dimulai dengan soal-soal kontekstual yang diberi sedikit panduan sebelum
membuat catatan kecil yang dilanjutkan dengan proses talk, siswa kemudian menuliskan hasil diskusi atau dialog pada lembar kerja yang disediakan (LKS).
Disamping seorang guru hendaknya mampu menggunakan berbagai
metode pembelajaran, seorang guru hendaknya mampu untuk mengenali dan
mengetahui karakteristik siswa sebab pemahaman yang baik terdapat karakteristik
siswa akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar,
bila guru dapat mengetahui karakteristik siswa guru dapat menyesuaikan dengan
penggunaan metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Karakteristik yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah tentang gaya berpikir siswa sebagai
pembentukan pengalaman siswa dalam mengorganisasi informasi-informasi ke
dalam bentuk yang khas. Gaya berpikir berkaitan erat dengan kemampuan
individu memperhatikan, menerima, dan mengingat. Guru harus mampu
mengidentifikasi gaya berpikir yang dimiliki oleh siswa agar materi yang
diajarkan kepada siswa dapat diserap oleh siswa dengan baik. Setiap siswa
memiliki gaya berpikir yang berbeda, perbedaan gaya berpikir siswa ini juga akan
mempengaruhi terhadap pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran khususnya pada materi
bahasa Inggris.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh
hasil belajar yang diharapkan dibutuhkan suatu model pembelajaran yang
memberi pengalaman belajar yang mencakup kerja sama dan keterampilan sosial
serta terkait dengan kemampuan berpikir yang dimiliki siswa dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Untuk itu peneliti mencoba mengkaji
dengan Model Pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition
(CIRC) dan Gaya Berpikir Sekuensial Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Inggris Di SMP Negeri 7 dan SMP Negeri 5 Tebing Tinggi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan bahwa
masalah-masalah yang esensial dalam dunia pendidikan adalah rendahnya mutu
pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan ini pada akhirnya terlihat dalam
rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Dari fenomena tersebut akan
muncul berbagai pertanyaan menyangkut latar belakang rendahnya hasil belajar
bahasa Inggris antara lain sebagai berikut: Bagaimanakah model pembelajaran
yang digunakan selama ini? Apakah model pembelajaran dan penyampaian bahan
ajar bahasa Inggris kurang menarik perhatian siswa? Apakah model pembelajaran
bahasa Inggris yang digunakan kurang menarik perhatian siswa? Bagaimana
sebaiknya model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran bahasa
Inggris sehingga siswa merasa tidak bosan dan dapat pula lebih efektif dalam
kegiatan pembelajaran? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC)? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran yang berbeda? Apakah ada hubungan antara model
pembelajaran dengan hasil belajar bahasa Inggris siswa? Apakah terdapat
perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial
pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan gaya berpikir sekuensial dalam mempengaruhi hasil belajar siswa?
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa,
sehingga perlu pembatasan masalah dalam penelitian ini mengingat keterbatasan
dana, waktu, dan kemampuan peneliti.
Adapun masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada
masalah model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran adalah
model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC). Gaya berpikir sekuensial yang terbagi dalam dua yaitu gaya berpikir sekuensial abstrak dan gaya
berpikir sekuensial konkrit, serta hasil belajar bahasa Inggris materi descriptive text siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 7 dan SMP Negeri 5 Tebing Tinggi. Aspek kognitif yang dibatasi aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2),
penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), evaluasi (C6). Penelitian ini
melibatkan dua variabel bebas yaitu model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar bahasa Inggris pada
materi descriptive text yang diperoleh dari hasil belajar bahasa Inggris yang dibatasi pada kompetensi membaca dan variabel moderatornya adalah gaya
berpikir sekuensial yaitu gaya berpikir sekuensial abstrak dan gaya berpikir
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah hasil belajar bahasa Inggris siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran Think Talk Write (TTW) lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC)?
2. Apakah hasil belajar bahasa Inggris siswayang memiliki gaya berpikir
sekuensial abstrak lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya berpikir
sekuensial konkrit?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC) dan gaya berpikir sekuensial terhadap hasil belajar bahasa Inggris pada materi
descriptive text?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh
penggunaan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC), dan gaya berpikir sekuensial terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris, sedangkan secara
khusus penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui hasil belajar bahasa Inggris siswa yang diajarkan dengan
2. Mengetahui hasil belajar bahasa Inggris siswa yang memiliki gaya berpikir
sekuensial abstrak lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya berpikir
sekuensial konkrit.
3. Mengetahui interaksi antara model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC) dan gaya berpikir sekuensial terhadap hasil belajar bahasa Inggris.
F. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
secara teoritis dan praktis. Manfaat teoretis penelitian ini antara lain adalah untuk
memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan
kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran
bahasa Inggris dan gaya berpikir sekuensial siswa, sumbangan pemikiran dan
bahan acuan bagi guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan, dan
penelitian. Selanjutnya yang ingin mengkaji secara mendalam tentang hasil
penggunaan model pembelajaran dan gaya berpikir sekuensial serta pengaruhnya
terhadap hasil belajar bahasa Inggris.
Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini antara lain adalah :
1. Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang model
pembelajaran Think Talk Write (TTW)dengan Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC), sehingga guru dapat merancang suatu rencana pembelajaran yang berorientasi bahwa belajar akan lebih baik jika siswa
menemukan sendiri apa yang menjadi kebutuhan belajarnya sehingga dapat
2. Memberikan gambaran tentang keefektifan dan efisiensi aplikasi model
pembelajaran Think Talk Write (TTW)dengan Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC) dan gaya berpikir sekuensial pada pembelajaran bahasa Inggris untuk memperoleh hasil belajar bahasa Inggris yang lebih
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar bahasa Inggris siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran TTW lebih tinggi dari hasil belajar bahasa Inggris siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran CIRC.
2. Hasil belajar bahasa Inggris siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit lebih tinggi dari pada hasil belajar bahasa Inggris siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak.
B.Implikasi
Pertama,hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa dalam bidang studi bahasa Inggris. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris. Ini dapat dipahami karena melalui penerapan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya dapat menggiring keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian konsekuensinya apabila model pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran, maka tentu akan berakibat berkurang pula partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar bahasa Inggris lebih tinggi dengan menggunakan model pembelajaran TTW dari pada model pembelajaran CIRC. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran TTW lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris, karena dalam pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran TTW dapat memungkinkan siswa untuk belajar dengan upaya dalam menyelesaikan masalah, dimana model pembelajaran TTW berusaha mengubah suasana kelas secara total dan berusaha memadukan permasalahan nyata yang terjadi disekitar lingkungan hidup sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan dengan daya ingat yang kuat.
pembelajaran TTW diharapkan guru dapat membangkitkan dan memotivasi keterlibatan dan partisipasi aktif siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris dan dapat menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan efektif dalam mecapai tujuan pembelajaran.
Kedua, hasil menunjukkan bahwa gaya berpikir sekuensial siswa berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Inggris. Siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkrit secara rata-rata lebih tinggi atau unggul dibandingkan dengan siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak. Pernyataan ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa gaya berpikir sekuensial konkrit signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris siswa. Siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkrit akan selalu berusaha memecahkan setiap persoalan yang diberikan oleh guru, siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkrit tidak gampang menyerah selalu berusaha menyelesaikan atau menemukan jalan dalam memecahkan masalah-masalah belajar.
berpikir sekuensial konkrit, sedangkan model pembelajaran CIRC lebih tepat digunakan bagi siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan gaya berpikir sekuensial siswa. Dalam hal ini antara guru dan siswa mempunyai peranan yang sama dan berarti dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris itu sendiri, sehingga dengan demikian untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu model pembelajaran dan kemampuan berpikir sekuensial.
Konsekuensi logis dari interaksi model pembelajaran dan gaya berpikir sekuensial berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik model pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan untuk siswa agar selalu berupaya mengembangkan gaya berpikir sekuensial dengan membuka diri dan wawasan dalam belajar.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:
2. Disarankan kepada guru agar memperhatikan karakteristik siswa khususnya gaya berpikir sekuensial yang dimiliki siswa sehingga dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa.
3. Disarankan kepada pihak pengambil kebijakan dilingkungan SMP Negeri 7 dan SMP Negeri 5 Tebing Tinggi untuk mengadakan pelatihan bagi guru-guru tentang penggunaan model pembelajaran yang tepat dan dapat dijadikan alternatif dalam menyampaikan materi melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), untuk pembelajaran bahasa Inggris yang lebih baik. 4. Guna penelitian lebih lanjut pada penggunaan model pembelajaran disamping
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman.(2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Andriani,M.(2008). Metode Pembelajaran Think-Talk-Write, (http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12/metode-pembelajran-think-talk- write.html, diakses 23 November 2015). Herdian. 2011. Model Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write)
Ansari.(2003). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Jakarta: Departemen Ahmadi.(2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Arends,R. (1989). Learning to Teach, New York: Me Graw Hill Book Company. Arikunto, Suharsimi. (2007). Kemandirian Belajar.http://Aristorahadi.Wordpress.Com. Alwasiah.A.C. (2004). Kuliah Dasar-Dasar Teori Lingusitik. Bandung: Rineka Cipta Bloom,B. (1984). Taxonomy of Education Objektives. New York:Longman. Inc. Bruner,J.S. (1960). The Process of education. London: Harvard University Press. Chaer.(2007). Lingusitik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daryanto, (2010). Belajar dan Mengajar. Jakarta: Yrama Widya De Bono, Edward, (1990). Berpikir Literal. Jakarta: Binarupa Aksara.
DoPorter, B, Reardon, M., dan Sarah.S. (2004). Quantum Teaching. Bandung: Kaifah Depdikbud.(2002). Model-Model Pembelajaran Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. PGSM.
Depdiknas.(2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang SistemPendidikan Nasional.
Dimyati & Mudjiono, (2006). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono.(1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah.(2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djiwandono.(2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Dryden G, Vos J. (2002). Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa
Erman, Suherman, dkk (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI
Gagne, R.M. (1975). Essentials of Learning for Instructions. Illinois: The Dryden Press. Gagne, R.M. (1985). The Conditions of Learning and Theory of Instruction. New York:
Hamalik, O, (1993). Mengajar azas, Metode dan Teknik. Bandung: Pustaka Mariana. Huinker, Laughlin (1996). Talk your Way Into Writing. (eds)
Isjoni.(2009). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Johnson & Johnson. (1994) Cooperatif Learning in The Classroom. Virginia, Assciation for Supervision and Curriculum Development.
Johnson, E.B. (2002) Contekxtual Teaching and Learning.California: Convin Press, Inc. Joyce,B., Well.M. Calhoun, E (2000). Model of Teaching. London: Allyn and Bacon. Kessler, Carolyn. (1992). Cooperatif Language Learning, Englewood. Cliffs
Koes, Supriyono. (2003). Strategi Pembelajaran Fisika. Bandung: JICA Kuswari, U (2008). Aktivitas dan Prestasi Belajar. (Diakses 29 April 2015) Lie,A. (2002) Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo.
Martinis Yamin.(2008). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidik. Jakarta: Gaung.
Merril,M. david and Twitchell, David G (1994) . Instructional Design Theory. New Jersey: Educational Technology Publications.
Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. Miftahul, (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Morgan,dkk (2010). Pengertian Belajar.http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/pengertian-belajar (10 Desember 2014).
Nurhadi, dkk (2004). Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Purwanto, Ngalin. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Karya Porter (1992). Competive Strategi: Technicueas
Reigeluth, Charles M. and Carr-Chellman, Alison A (2009).Instructional-Design Theories and Models. New York, London: Routledge Taylor and Francis, Rogers, Carl (1969) . Freedom to Learn. Colombus OH: Merril
Sampurno, Agus. (2007). Strategi dalam Membelajarkan Siswa dengan Sistem Kelompok. Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Sanjaya,Wina. (2008). Strategi Pembelajaran.Jakarta : Kencana.
Semiawan.(2008). Belajar dan Pembelajaran Persekolahan dan Sekolah Dasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Snelbecker, Glen E (1974). Learning Theory and Instruction. Theory Sriningsih.(2007). Bahasa Indonesia. Jakarta: Teguh Karya. Chaer, Abdul
Sudjana, Nana. (1991). Teori-Teori Belajar Untuk Pengejaran. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.
Suriasumantri.(2005). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Suaidin. (2011).Metode Pembelajaran Think-Talk-Write,
(http://dikporadompu.net/wp/? p=71.
Suprijono, Agus. (2010). Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Media
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
Suyitno, Amin. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam MeningkatkanKeterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita.Seminar Nasional F.MIPA UNNES.
Soekamto & Winatapura.(2010). Prinsip Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : UT
Skinner.(2010). Pengertian Belajar.
http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/pengertian-belajar (10 Desember 2014).
Slavin, R. E. (1992).Cooperative Learning. USA: Allyn and Bacon.
Stevens, R.J. Madden, N.A., Slavin, R.E., and Farnish,A. M. (1987). Cooperative Integrated Reading and Compo-sition: Two field experiments.Reading Research Quarterly, 22,433-454.
Tarigan, Henry Guntur, 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa I. Angkasa. Uno, Hamzah B. (2008). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.Jakarta : Bumi Aksara. Bandung.
Trianto.(2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progressif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Walgito, bimo (2010).Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi. Offest
Wasingila. (1996). Metode Pembelajaran Think-Talk-Write
Wena.(2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Gramedia. Yamin.(2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara