• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAM ACHIEVEMENTS DIVISION) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAM ACHIEVEMENTS DIVISION) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Jery Anderson S NIM 409331026

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa Yang Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Students Teams Achiviements Division) Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Jasmidi, M.Si, Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si dan Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru kimia (Bapak Oloan) dan siswa/i kelas X5 dan X6 SMA Negeri 6 Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

(3)

teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan senyuman hangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Februari 2014 Penulis

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 6

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

1.7 Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Belajar 9

2.2 Defenisi Hasil Belajar 10

2.3 Aktivitas – Aktivitas Belajar 10

2.4 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 12

2.5 Pembelajaran Koperatif Tipe STAD 18

2.6 Pembelajaran Koperatif Tipe Jigsaw 23

(5)

2.7.1 Kaidah Oktet Dan Duplet 27

2.7.2 Ikatan Ion 29

2.7.3 Ikatan Kovalen 30

2.7.4 Ikatan Kovalen Koordinasi 33

2.7.5 Ikatan Logam 33

2.8 Kerangka Konseptual 35

2.9 Hipotesis Penelitian 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.2 Populasi Dan Sampel 38

3.2.1 Populasi 38

3.2.2 Sampel 38

3.3 Variabel Penelitian 39

3.3.1 Variabel Bebas (X1, X2) 39

3.3.2 Variabel Terikat 39

3.3.3 Variabel Kontrol 39

3.4 Instrumen Penelitian 39

3.5 Desain Penelitian 40

3.6 Alat Pengumpul Data 43

3.7 Teknik Analisis Data 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 52

4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 52

4.1.1.1 Validitas Test 52

4.1.1.2 Realibilitas Test 52

4.1.1.3 Taraf Kesukaran Test 52

(6)

4.1.2 Deskripsi Hasil Belajar Siswa 55

4.1.2.1 Analisis Data Awal 56

4.1.2.1.1 Persen Peningkatan Hasil Belajar 56

4.1.2.1.2 Uji Hipotesis 57

4.1.2.2.1 Uji Normalitas 57

4.1.2.2.2 Uji Homogenitas 58

4.1.2.2.3 Uji Korelasi 58

4.2 Pembahasan 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 63

5.2 Saran 64

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw 25

Gambar 2.2 Struktur Lewis MgS 29

Gambar 2.3 Struktur Lewis MgCl2 30

Gambar 2.4 Pembentukan Molekul Hidrogen 31

Gambar 2.5 Pembentukan Ikatan Pada CO2 32

Gambar 2.6 Pembentukan Ikatan Pada N2 32

Gambar 2.7 Lukisan Ikatan Logam Dalam Lautan Elektron 34

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian 42

Gambar 4.1 Grafik Rata – Rata Pretest dan Post Test 55

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar 56

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Fase – Fase Model Pembelajaran Kooperatif 15

Tabel 2.2 Nilai Perkembangan 21

Tabel 2.3 Langkah – Langkah Dalam Pembelajaran Kooperatif 22 Tabel 2.4 Perbandingan Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan Jigsaw 26 Tabel 2.5 Konfigurasi Elektron Unsur – Unsur Gas Mulia 28

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 40

Tabel 3.2 Makna Koefisien Korelasi 50

Tabel 4.1 Daftar Instrumen Test Setelah Divalidkan 53 Tabel 4.2 Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Test 55 Tabel 4.3 Persen Peningkatan Hasil Belajar 56

Tabel 4.4 Uji Hipotesis Penelitian 57

Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Pretest Dan Posttest 57 Tabel 4.6 Uji Homogenitas Data Pretest Dan Posttest 58

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 67

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaam Pembelajaran 69 Lampiran 3. Kisi – Kisi Instrumen Test Sebelum Divalidkan 88 Lampiran 4. Instrumen Test Sebelum Divalidkan 90 Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Test Sebelum Divalidkan 99 Lampiran 6. Tabel Uji Validitas dan Reabilitas 100

Lampiran 7. Perhitungan Validitas Test 101

Lampiran 8. Perhitungan Reabilitas Test 104

Lampiran 9. Tabel Daya Beda 106

Lampiran 10. Perhitungan Daya Beda Test 107

Lampiran 11. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test 110 Lampiran 12. Kisi – Kisi Unstrumen Test Setelah Divalidkan 113 Lampiran 13. Instrumen Test Setelah Divalidkan 115 Lampiran 14. Kunci Jawaban Instrumen Test Setelah Divalidkan 119

Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa 120

Lampiran 16. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 123 Lampiran 17. Rata – Rata, Simpangan Baku, Varian 129 Lampiran 18. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 131

Lampiran 19. Uji Hipotesis 137

Lampiran 20. Uji Normalitas Data 140

Lampiran 21. Uji Homogenitas Data 144

Lampiran 22. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 146

Lampiran 23. Uji Korelasi 158

Lampiran 24. Nilai Dalam Distribusi t (Tabel t) 166

Lampiran 25. Nilai Chi Kuadrat 167

Lampiran 26. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 168

Lampiran 27. Tabel Nilai r-Product Moment 171

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran yang dialami oleh siswa sebagai anak didik, (Daryanto,2010). Mahariah (2006) mengatakan “Konsep belajar berakar pada peserta didik dan pengajaran pada pendidik”.

Peran seorang guru sangat diperlukan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan masing- masing siswa. Slameto (2003), menyatakan bahwa “seorang guru harus dapat menimbulkan semangat belajar secara individual”. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir inisiatif dan kreatif dalam belajar. Siswa adalah subjek dan sebagai objek dari kegiatan pembelajaran. Karena itu, inti proses pengajaran adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi pemikirannya. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan didalam dirinya (Aswan, 2006).

(11)

berkelompok-kelompok. Ada kelompok siswa yang cepat dan lambat dalam menerima dan memahami materi pelajaran di kelas. Dengan terbentuknya kelompok tersebut menyebabkan guru hanya memperhatikan atau tertuju kepada kelompok siswa yang cepat menangkap materi pelajaran dan tanpa disadari dapat menimbulkan kesenjangan di kalangan siswa. Adanya perbedaan yang signifikan dalam memperhatikan siswa harus di hindari.

Selain itu, peneliti juga telah melakukan observasi ke SMA Negeri 6 Medan dan melakukan wawancara dengan salah satu guru kimia kelas X. SMA Negeri 6 Medan dipilih sebagai lokasi penelitian atas dasar pertimbangan peneliti. SMA Negeri 6 Medan berada tidak jauh dari pusat kota sehingga lokasinya strategis. Siswa – siswa yang besekolah di SMA Negeri 6 Medan cukup majemuk karena berasal dari berbagai lokasi tempat tinggal yang berbeda. Hal ini diharapkan akan dapat membuat hasil penelitian nantinya menjadi lebih bersifat umum. Dalam observasi ini diperoleh informasi bahwa SMA Negeri 6 Medan memiliki nilai KKM 70 untuk mata pelajaran kimia. Materi pelajaran kimia yang akan diajarkan diambil dari berbagai sumber agar diperoleh berbagai pengetahuan yang baru. Meskipun begitu proses belajar mengajar masih mengandalkan model ceramah dan pemberian latihan diakhir kegiatan belajar mengajar.

(12)

yang cukup akan tujuan dan kegunaan suatu konsep pembelajaran kimia dalam kehidupan sehari-hari sehingga para siswa merasakan bahwa ilmu kimia itu selalu berhubungan dengan kegiatan di laboratorium melakukan percobaan-percobaan tanpa memberikan materi yang mendalam dari kegiatan yang mereka lakukan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan upaya untuk memperbaiki pembelajaran kimia menjadi menarik dan menghasilkan hasil belajar siswa yang maksimal. Salah satu diantaranya adalah keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah pendekatan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik bagi siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik (Trianto, 2007).

Suyatno (2009) menyatakan bahwa “Pembelajaran Koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai mahluk sosial yang penuh dengan ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib”. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

(13)

siswa bekerja sama dengan kelompoknya, sehingga siswa dapat saling bekerjasama, bertukar informasi dan pengalaman belajar.

Penerapan model pembelajaran kooperatif STAD menekankan diskusi dan bekerjasama antar sesama dalam kelompok yang menumbuhkembangkan sifat saling membantu antar sesama siswa sehingga siswa semakin bersemangat belajar sehingga rajin bertanya dan mengajukan pendapat. Sedangkan pembelajaran Jigsaw selain menekankan diskusi dan bekerjasama antar siswa, juga memberi kesempatan siswa untuk berbagi dengan siswa lain, mengajar serta diajar oleh sesama siswa lain serta terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kedua jenis model pembelajaran kooperatif ini dapat digunakan untuk merangsang siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Namun biasanya dalam proses belajar mengajar jarang digunakan dua model pembelajaran kooperatif sekaligus. Untuk itu peneliti akan membandingkan model pembelajaran kooperatif STAD dengan Jigsaw agar dapat diketahui model pembelajaran kooperatif yang lebih cocok digunakan dalam pembelajaran.

Ketidakmampuan siswa memahami suatu pokok bahasan kimia disebabkan juga karena tidak mampu menghubungkan konsep-konsep yang telah dipelajari yang nantinya akan mengalami kesulitan dalam penguasaan konsep-konsep materi kimia selanjutnya. Ikatan kimia merupakan materi pelajaran kimia yang terdiri dari konsep-konsep. Materi pelajaran dalam pokok bahasan ikatan kimia adalah materi yang cukup penting dalam mempelajari pelajaran kimia. Dalam materi ikatan kimia banyak mengandung konsep yang kompleks dan teori yang bersifat abstrak sehingga sukar di pahami oleh siswa. Jadi untuk mempermudah penyampaian materi ini diperlukan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi, pengalaman sehari-hari sehingga siswa mudah memahami konsep-konsep dalam materi ikatan kimia dalam proses belajar mengajar di kelas.

(14)

ketika menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan sebesar 79,37% ketika menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Pembelajaran koperatif tipe STAD dan Jigsaw juga pernah diteliti oleh Sibarani, (2010) pada pokok bahasan Struktur Atom dan hasil yang diperoleh hanya berupa kesimpulan yang mengemukakan bahwa tidak ada peningkatan signifikan terhadap hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan STAD.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : “Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa Yang

Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Students Teams Achiviements Division) Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka identifikasi masalah penelitian ini adalah :

1. Kemampuan guru masih kurang dalam mengembangkan potensi siswa dalam bertindak aktif dan kreatif.

2. Proses pelaksanaan pembelajaran yang masih monoton dan membosankan, sehingga minat belajar siswa rendah

3. Minat belajar siswa yang rendah mengakibatkan hasil belajar yang dicapai siswa menjadi tidak maksimal.

(15)

1.3. Batasan Masalah

Sesuai keterbatasan yang dimiliki peneliti baik dari segi waktu, wawasan, kemampuan dan dana yang dimiliki, kiranya peneliti perlu membatasi masalah dalam penelitian ini. Oleh karena itu, batasan masalah untuk menjaga agar penelitian lebih terarah dan terfokus, yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model koperatif tipe STAD (Student Teams Achievements Division) dan Jigsaw.

2. Materi yang digunakan pada kelas X semester ganjil adalah Ikatan Kimia. 3. Keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model

koperatif tipe STAD dan Jigsaw pada materi pokok Ikatan Kimia.

4. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester genap di SMA Negeri 6 Medan T.P.2013/2014

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Berapa persentase peningkatan hasil belajar siswa diajar dengan model pembelajaran koperatif tipe STAD?

2. Berapa persentase peningkatan hasil belajar siswa diajar dengan model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw ?

3. Apakah terdapat perbedaan antara peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran koperatif tipe STAD dibandingkan dengan model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw?

4. Model koperatif tipe manakah yang paling cocok untuk diterapkan dalam pokok bahasan Ikatan Kimia?

(16)

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui persentase peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran koperatif tipe STAD (Student Teams Achievements Division).

2. Untuk mengetahui persentase peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw.

3. Untuk mengetahui perbedaan antara peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran koperatif tipe STAD dibandingkan dengan model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw.

4. Untuk mengetahui model koperatif tipe manakah yang paling cocok untuk diterapkan dalam pokok bahasan Ikatan Kimia.

5. Untuk mengetahui adanya hubungan keaktifan siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok Ikatan Kimia.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Pengalaman belajar yang meningkatkan aktivitas belajar siswa serta menumbuhkan motivasi belajar dan membuat pembelajaran yang menyenangkan siswa khususnya pada mata pelajaran kimia.

2. Untuk para guru kimia sebagai masukan dalam mengupayakan proses pembelajaran kimia yang inovatif, dan bagi calon guru sebagai bahan masukan tentang pelaksanaan model pembelajaran koperatif tipe STAD dan Jigsaw dalam proses pembelajaran di kelas.

3. Bahan informasi untuk memperbaiki model pembelajaran di sekolah sehingga dapat mengacu peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.

1.7. Defenisi Operasional

Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :

(17)

pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan menurut tingkat prestasi, jenis kelamin,suku dan beranggotakan 4-5 orang dalam satu kelompok.

2. Model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.

3. Observasi Partisipan adalah observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati. Observasi partisipan dilaksanakan sepenuhnya. Dengan demikian dia dapat menghayati dan merasakan seperti apa yang dirasakan orang dalam kelompok sehingga dapat mengetahui seberapa aktif orang-orang dalam kelompok dalam berdiskusi dan belajar.

4. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami materi bahan ajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang baik.

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Pembelajaran koperatif tipe STAD (Student Teams Achiviements Division) memberikan peningkatan hasil belajar siswa sebesar 26,90 %.

2. Pembelajaran koperatif tipe Jigsaw memberikan peningkatan hasil belajar siswa sebesar 32,44 %.

3. Terdapat perbedaan peningkatan hail belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran koperatif tipe STAD dibandingkan dengan model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw sebesar 5,54 % pada pokok bahasan ikatan kimia di kelas X SMA N 6 Medan. Secara statistik dengan menggunakan uji-t dua pihak disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dimana thitung < ttabel yaitu thitung = 0,54 < ttabel = 1,995.

4. Model pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih cocok digunakan karena memberikan peningkatan hasil belajar yang lebih besar daripada model kooperatif STAD.

(19)

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka peneliti menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru diharapkan dapat memperbaiki model pembelajaran di sekolah sehingga dapat mengacu peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah khususnya dengan menerapakan model pembelajaran koperatif tipe STAD (Student Teams Achiviements Division ) dan Jigsaw.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai pembelajaran model koperatif tipe STAD (Student Teams Achiviements Division ) dan Jigsaw ini, agar lebih memperhatikan kelemahan-kelemahan

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I., (2001), Learning to Teach, New York: Mc. Graw-Hill Companies, Inc.

Arikunto, S.,(2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Daryanto, (2010), Belajar dan Mengajar,Yrama Widya,Bandung.

Dasna, I. W., (2003), Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Kimia Zat Aditif Dalam Bahan Makanan Pada Siswa Kelas XI SMU Negeri 1 Tumpang-Malang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 11(2) Oktober 2004, hal 112-122.

Djamarah, S.B. dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Huda, Miftahul., (2011),Cooperative Learning, Pustaka Belajar, Yogyakarta. Ibrahim, M., (2000), Pembelajaran Kooperatif, UNS, Surabaya.

Isjoni, (2010), Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, Alfabeta, Bandung.

Jahro, S., (2010), Ikatan Kimia . Diktat, FMIPA Unimed, Medan.

Lie, A., (2007), Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas, Penerbit Grasindo, Jakarta.

Mahariah, (2006), Model Alternatif Pendidikan Di Indonesia dan Upaya Memberdayakan Lembaga Pendidikan, Hijri Pustaka Utama, Jakarta.

Purba., M., (2006), Kimia untuk Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta

Sibarani, Melda., (2010) Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Yang Diajar Melalui Pendekatan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dengan Tipe STAD, Skripsi,

FMIPA, Unimed, Medan.

(21)

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, R., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Sudjana, (2005), Model Statistik, Tarsito, Jakarta.

Suyanti, R., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Masmedia Buana Pustaka, Medan.

Syaiful dan Aswan, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Risal, (2012), Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif http://www.artikelbagus.com/2011/06/kelebihan-dan-kelemahan-model.html (diakses Agustus 2013)

Rusmansyah, (2003), Hasil Penelitian PPD. HEDS, Dosen PS Pendidikan Kimia FKIP Universitas Negeri Lampung.

http;//www.depdiknas./go.id/jurnal/47/Rusmansyah.

Tagika, Sumra., (2011), Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Yang Menggunakan Pembelajaran Kooperetif Tipe STAD Dengan Tipe Pembelajaran Tipe Jigsaw

Pada Pokok Bahasan Asam Basa Di SMK Tri Sakti Lubuk Pakam, Skripsi,

FMIPA, Unimed, Medan.

Thabrany, H., (1993), Rahasia Sukses Belajar, UI Press, Jakarta.

Tim Pendidikan Kimia, (2011), Evaluasi Proses Dan Hasil Belajar Kimia, Diktat, FMIPA, Unimed, Medan.

Trianto, (2007), Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

(22)

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 2.1 Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw

Referensi

Dokumen terkait

Jenis ayam lokal yang umum dipelihara pemilik ayam kabupaten Bogor dan Wonosobo yaitu ayam kampung, pelung, bangkok, gaga’, birma, arab, dan kate.. Preferensi masyarakat terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kedudukan hukum etnis Rohingya dan perlindungannya menurut Hukum Pengungsi Internasional serta untuk mengetahui pemenuhan

Tren  nilai  CPUE  dari  ikan  teri  terlihat  mengalami  peningkatan  yang  sangat  signifikan  sejak  tahun  2006.  Hal  ini  disebabkan  oleh  jumlah  catch

Tujuan penelitian ini untuk : (1) Mengetahui pengaruh komposisi dan struktur mikro daerah las hasil repair welding dengan metode pengelasan TIG dengan perlakuan

Atas kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH IMPLEMENTASI ISO 9001:2008 TERHADAP KUALITAS LAYANAN PEMBELAJARAN DI JURUSAN PMIPA FKIP

Hasil penelitian ini yaitu: (1) terdapat pengaruh perhatian orang tua, sikap guru matematika kepada siswa dan motivasi melanjutkan studi terhadap prestasi belajar

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase hasil angket dan observasi pada masing-masing aspek kualitas pembelajaran Biologi yang meliputi kinerja guru, iklim

SEGMEN BERITA REPORTER A Walikota Award Penghargaan Pemkot Bagi Media. Apa Kabar Jogja RBTV Menerima 2