• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN MANDAILING NATAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN MANDAILING NATAL."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI

KABUPATEN MANDAILING NATAL

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

NENNI FARIDAH LUBIS NIM : 8106142015

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI

KABUPATEN MANDAILING NATAL

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

NENNI FARIDAH LUBIS NIM : 8106142015

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Nenni Faridah Lubis. 8106142015. Analisis Pelaksanaan Praktikum Dan Pengelolaan Laboratorium Kimia Sekolah Menengah Atas Di Kabupaten Mandailing Natal. Tesis. 2012. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED)

(7)

ABSTRACT

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmad dan karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga tesis ini dapat penulis selesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tesis ini berjudul “Analisis Pelaksanaan Praktikum dan Pengelolaan Laboratorium Kimia Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Mandailing Natal”. Tesis ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Eddiyanto, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing tesis 1 dan Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof.Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf pegawai Prodi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana UNIMED yang sudah membantu penulis. Penghargaan juga saya sampaikan kepada kepala sekolah dan guru kimia di SMA Negeri 1 Panyabungan, SMA Negeri 1 Siabu, SMA Negeri 1 Panyabungan Selatan, SMA Negeri 1 Panyabungan Utara, SMA Negeri 1 Tambangan dan SMA Swasta IT Al-Husnayain yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian dan membantu penulis selama melaksanakan penelitian. Teristimewa saya ucapkan kepada Ibunda Rostina dan Ayahanda Darwis Lubis Serta Enda Muda Lubis juga teman-teman seperjuangan angkatan XVIII Prodi Pendidikan Kimia yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan Studi di UNIMED.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan tesis ini dan semoga tesis ini bermanfaat bagi yang pembaca.

Medan, September 2012

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. 1Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7

2.1. Pengertian Laboratorium 7

2.2. Fungsi Laboratorium IPA 9

2.3. Kegiatan Praktikum di SMA 11

2.4. Standar Laboratorium SMA 15

2.5. Pengelolaan Laboratorium 19

2.5.1. Organisasi Laboratorium 20

2.5.2. Administrasi Laboratorium 21

2.5.3. Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia 27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 29

3.2. Populasi Dan Sampel 29

3.3. Metode Dan Prosedur Penelitian 30

3.4. Instrumen Penelitian 32

3.5. Teknik Analisis Data 35

BAB IV HASIL DAN PEMAHASAN 37

4.1. Profil Sekolah Tempat Penelitian 37

4.2. Hasil Penelitian 39

4.2.1. Angket Kondisi Laboratorium 39

4.2.2. Angket Pemahaman Guru Kimia Tentang Pengelolaan

Laboratorium 42

4.2.3. Wawancara Guru Kimia dan Siswa 44

4.2.4. Hasil Observasi 51

(10)

4.3.1. Kondisi Laboratorium di SMA Kabupaten Mandailing

Natal 53

4.3.2. Pengelolaan Laboratorium Kimia 55

4.3.3. Pelaksanaan Praktikum Kimia 56

4.3.4. Hambatam dalam Pelaksanaan Praktikum dan Pengelolaaan

Laboratorium 57

4.4. Solusi Pemecahan Masalah 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62

5.1. Kesimpulan 62

5.2. Saran 62

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium Kimia 15

Tabel 2.2. Beberapa Jenis Kecelakaan di Laboratorium 28

Tabel 3.1. Nama-Nama SMA di Kabupaten Mandailing Natal 29

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Kondisi Laboratorium Kimia Untuk Guru 33

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Pengelolaan Lab Untuk Guru 33

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Pengelolaan Lab Untuk Kepala Sekolah 34

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Guru 34

Tabel 3.6. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Siswa 34

Tabel 3.7. Kisi-kisi Instrumen Observasi Laboratorium 35

Tabel 4.1. Sarana Prasarana SMA di Kabupaten Mandailing Natal 39

Tabel 4.2. Persentase Angket Kondisi Laboratorium SMA 40

Tabel 4.3. Persentase Angket pemahaman Guru Kimia dalam Pengelolaan

Laboratorium 42

Tabel 4.4. Hasil Wawancara terhadap guru Kimia 46

Tabel 4.5. Praktikum Kimia Kelas XI Sesuai KTSP 49

Tabel 4.6. Hasil Observasi Kondisi Laboratorium SMA 51

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Langkah-Langkah Penelitian 32

Gambar 4.1. Persentase Kondisi Lab SMA di Kabupaten Mandailing

Natal Ditinjau dari Tiap Indikator 41

Gambar 4.2. Perbandingan Persentase Kondisi Lab kimia Sekolah

Sampel Penelitian 41

Gambar 4.3. Persentase Pemahaman Guru Kimia dalam Pengelolaan

Lab Ditinjau Dari Tiap Indikator 43

Gambar 4.4. Perbandingan Persentase Pemahaman Guru Kimia dalam

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian 67

Lampiran 2. Angket Kondisi Laboratorium Kimia SMA 68

Lampiran 3. Angket Pengelolaan Laboratorium Untuk Kepala Sekolah 74

Lampiran 4. Angket Pengelolaan Laboratorium Untuk Guru Kimia 78

Lampiran 5. Lembar Wawancara Dengan Guru Kimia 84

Lampiran 6. Lembar Wawancara Dengan Siswa 86

Lampiran 7. Lembar Observasi Laboratorium 87

Lampiran 8. Data Angket Kondisi Laboratorium 89

Lampiran 9. Persentase Kondisi Laboratorium Tiap Sekolah 90

Lampiran 10. Data Angket Pemahaman Guru Tentang Pengelolaan Lab 91

Lampiran 11. Persentase Pemahaman Guru di Tiap SMA

Tentang Pengelolaan Lab 92

Lampiran 12. Data Observasi Laboratorium Sesuai Permendiknas

Nomor 24 Tahun 2007 93

Lampiran 13. Persentase Hasil Observasi Laboratorium SMA 97

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan. Karena itu, kegiatan pembelajaran harus direncakan dalam bentuk program pengajaran. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam program pengajaran yang dibuat sebaiknya melibatkan semua komponen pengajaran seperti guru, bahan pelajaran, dan siswa. Guru dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu siswalah yang harus lebih banyak aktif, sebab siswa sebagai subjek didik adalah yang merencanakan kegiatan belajar dan melaksanakan belajar. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator. Jadi, aktivitas siswa diharapkan seoptimal mungkin ada dalam kegiatan belajar mengajar untuk menunjang tujuan pembelajaran (Djamarah, 2006).

Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai selalu mengacu kepada tercapainya ketuntasan belajar yang merupakan bagian dari pencapaian kompetensi belajar. Siswa dikatakan berkompeten apabila mampu mengerjakan atau melaksanakan target-target pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Target-target pembelajaran telah ditetapkan dalam standar isi yang tertera dalam KTSP.

Untuk mencapai standar isi yang tertera dalam KTSP telah disusun sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk tercapainya kompetensi dasar dan standar kompetensi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: proses belajar mengajar di dalam kelas, mengerjakan tugas-tugas di luar kelas, dan mengerjakan kegiatan praktikum untuk pendukung pencapaian kompetensi dalam materi pokok.

(15)

berfungsi sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah adalah Laboratorium. Dan sesuai Lampiran Permendiknas 24 Tahun 2007 menyatakan bahwa sarana dan prasarana laboratorium harus memenuhi rasio minimum yaitu meliputi (1) bangunan/ruang laboratorium, (2) perabot, (3) peralatan pendidikan, (4) alat dan bahan percobaan, (5) media pendidikan, (6) bahan habis pakai, dan (7) perlengkapan lainnya.

Pada hakekatnya dalam pembelajaran IPA (khususnya kimia) sangat dibutuhkan suatu kegiatan yang melibatkan siswa dalam memecahkan suatu masalah, karena tidak semua materi pelajaran yag disajikan dapat dimengerti siswa jika hanya disampaikan melalui ceramah. Ada beberapa materi yang membutuhkan suatu pengamatan, dengan tujuan siswa dapat lebih memahami materi tersebut. Kegiatan ini biasanya disebut praktikum. Kegiatan praktikum di laboratorium merupakan suatu kegiatan penting dalam proses belajar mengajar, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas. Dengan kata lain, laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat pembelajar dalam upaya meniru ahli IPA mengungkap rahasia alam dalam bentuk proses pembelajaran. Oleh karena itu, kepala sekolah, pengelola, guru IPA, dan unsur-unsur terkait lainnya harus mampu mengelola dan memanfaatkan laboratorium IPA secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA bagi siswa (Sutrisno, 2007)

(16)

yang menyatakan bahwa kegiatan laboratorium merupakan kegiatan yang sangat berperan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar IPA.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka semua unsur yang terlibat dalam pengelolaan laboratorium IPA harus memiliki kompetensi, yaitu kemampuan, sikap, dan keterampilan yang harus dimiliki dan mampu diterapkan oleh pengelola laboratorium IPA sebagai tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas pengelolaan laboratorium. Pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium IPA sebagai fasilitas sekolah harus memperhatikan faktor kondisi dan mutu fasilitas, karena kedua faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung terhadap proses pendidikan (Mahiruddin, 2008).

(17)

pemahaman pengelolaan laboratorium yang sangat baik, tetapi dalam pelaksanaannya kurang baik dan benar.

Data BSNP SMA Kabupaten Mandailing Natal 2009/2010 menunjukkan bahwa persentasi penguasaan materi soal kimia siswa rendah, misalnya adalah pada materi koloid hanya 44,36% dan korosi 46,80%. Hal ini dapat disebabkan karena siswa jarang melaksanakan praktikum ataupun pengelolaan laboratorium kimia yang kurang baik.

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan praktikum dan pengelolaan laboratorium kimia SMA Kabupaten Mandailing Natal. Judul penelitian ini adalah “Analisis Pelaksanaan Praktikum dan Pengelolaan Laboratorium Kimia Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Mandailing Natal”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, beberapa masalah diidentifikasi sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi laboratorium kimia di SMA sebagai sarana pembelajaran

kimia?

2. Mengapa kegiatan praktikum kimia SMA jarang dilaksanakan?

3. Apakah pengelolaan laboratorium telah dilaksanakan sesuai dengan standar

laboratorium?

4. Apakah ada ketersediaan alat dan bahan praktikum kimia dalam menunjang

proses pembelajaran sudah sesuai dengan standar?

1.3.Batasan Masalah

Agar penelitian ini memberikan arah yang tepat, maka beberapa hal dari masalah-masalah yang diidentifikasi tersebut dibatasi sebagai berikut:

1. Sekolah yang diteliti adalah SMA Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera

(18)

2. Siswa kelas XI IPA SMA di Kabupaten Mandailing Natal.

3. Penelitian ini dibatasi pada analisis pelaksanaan praktikum Kimia di SMA

Kabupaten Mandailing Natal dan pengelolaan laboratorium yang meliputi organisasi, administrasi, infrastruktur, ketersediaan alat dan bahan praktikum, penataan alat dan bahan praktikum pada laboratorium kimia SMA sesuai dengan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi dan batasan masalah tersebut di atas maka rumusan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah kondisi laboratorium kimia di SMA Kabupaten Mandailing Natal

memadai untuk melaksanakan praktikum?

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan praktikum di laboratorium kimia SMA

Kabupaten Mandailing Natal?

3. Bagaimana pengelolaan laboratorium kimia di SMA Kabupaten

Mandailing Natal?

4. Faktor-faktor hambatan apakah yang dihadapi guru kimia dalam

pelaksanaan praktikum dan pengelolaan laboratorium di SMA Kabupaten Mandailing Natal?

1.5.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Kondisi laboratorium di SMA Kabupaten Mandailing Natal apakah

mendukung untuk melaksanakan praktikum.

2. Pelaksanaan kegiatan praktikum di laboratorium kimia SMA Kabupaten

Mandailing Natal.

(19)

4. Faktor-faktor hambatan yang dihadapi guru kimia dalam pelaksanaan praktikum dan pengelolaan laboratorium di SMA Kabupaten Mandailing Natal.

1.6.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Sebagai masukan bagi pihak sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas

pengelolaan laboratorium.

2. Sebagai masukan kepada guru dalam dalam meningkatkan kualitas

pelaksanaan praktikum peserta didik di SMA.

3. Menambah khasanah ilmiah/ data ilmiah tentang pelaksanaan praktikum

dan pengelolaan laboratorium kimia di SMA.

4. Menambah wawasan dan keterampilan peneliti dalam melaksanakan

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Kabupaten Mandailing Natal maka diperoleh data sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Kondisi laboratorium SMA Kabupaten Mandailing Natal masih kurang

memadai dalam mendukung pelaksanaan praktikum kimia di laboratorium.

b. Pelaksanaan praktikum kimia di SMA Kabupaten Mandailing Natal belum

sesuai dengan standar kompetensi mata pelajaran kimia karena sangat sedikit materi yang membutuhkan praktikum dilaksanakan atau praktikum sama sekali tidak pernah dilaksanankan.

c. Berdasarkan hasil angket, wawancara, dan observasi, guru kimia memiliki

pemahaman pengelolaan laboratorium yang sangat baik, tetapi dalam pelaksanaannya kurang baik.

d. Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan praktikum kimia di SMA

Kabupaten Mandailing Natal adalah guru belum mau melaksanakan praktikum, alokasi waktu pembelajaran kimia yang kurang mencukupi, dan alat/bahan yang belum tersedia lengkap di laboratorium sekolah dan kondisi atau fasilitas (sarana prasana) yang belum memenuhi standar laboratorium serta siswa belum memiliki buku penuntun praktikum kimia.

5.2. Saran

Melalui penelitian ini maka penulis mengajukan beberapa saran yaitu:

a. Kepala sekolah dan guru kimia sebaiknya membentuk tim untuk

(21)

b. Guru hendaknya lebih kreatif dalam mencarikan pengganti atau alternatif alat dan bahan kimia yang tidak tersedia di laboratorium sehingga praktikum tetap dapat berlangsung walaupun tanpa alat dan bahan kimia.

c. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang topik atau

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Campbell, T., and Bohn, C., (2008). Science Laboratory Experience of high School Student Across One State in the U.s : Descriptive Research From the Classroom, Science Educator, 17 (1) : 36-44.

Depdiknas, (2003), Model-Model Pembelajaran IPA, Pusat Pengembangan Penataran Guru IPA, Bandung.

Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Esson, Joan M, et, 2005, Service Learning, in Introductory Chemistry: Supplementing Chemistry Curriculum in Elementary Schools, Journal Chemical Education, 82 (8) : 1168 – 1173.

Hadiat, Sukarno, Wiranto., (1994), Pengelolaan Laboratorium Sekolah Dan Manual Alat IPA, Depdikbud, Jakarta.

Hofstein, A., dan Lunetta, V. N., (2003), The laboratory in science education: Foundations for the twenty-first century. http://gpquae.iqm.unicamp.br/gtexperimentacao.pdf (diakses pada tanggal 5 Maret 2012)

Hofstein, A., dan Naaman, R. M.,(2007). The laboratory in science education: the state of the art. Journal The Royal Society of Chemistry, 8: 105-107.

Jahro, I.S., dan Susilawati., (2009), Analisis Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Ilmu Kimia Di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan, 1: 20-26.

Mahiruddin., (2008), Pengaruh Fasilitas dan Kompetensi Pengelola terhadap Efektifitas Manajemen LAboratorium IPA SMA di Kabupaten Konawe Sulawesi tenggara, Penelitian guru SMP Negeri 3 Abuki, Konawe, http://mardikanyom.tripod.com/ArtikelPdf.pdf.

Muladi, S., (2011), Pengelolaan Laboratorium IPA Di SMP Negeri 5 Karanganyar, Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

(23)

Permendiknas, (2007), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 24 Tahun

2007 tentang Sarana Prasarana SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,

http://www.puskur.net/download/uu/90permen_24_27_Stdr-SarPras.pdf.

Nugraha, W.A., (2005), Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses IPA Pada Praktikum Kimfis II Di Jurusan Kimia FMIPA Unimed Melalui Kegiatan Praktikum Terpadu, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, 11: 107-112.

Nyoman, I., (1979), Petunjuk Pengelolaan Laboratorium IPA SMA, Depdikbud, Jakarta.

Ritonga, N.B., (2011), Analisis Pengelolaan Laboratorium SMA di Kabupaten Labuhan Batu Utara, Tesis, PPS Unimed, Medan.

Silawati, T., (2006), Sebuah Alternatif Praktikum Bagi Mahasiswa Pendidikan Tinggi Jarak Jauh, Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak jauh, 7: 113-120.

Subiyanto, (1988), Pendidikan IPA, Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK, Jakarta.

Sukardi, (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Supriatna, M., (2009), Studi Penelusuran Pengelolaan Laboratorium Sains SMA Sebagai Analisis Kebutuhan Untuk Pogram Diklat Pengelola Laboratorium, Jurnal Pendidikan PPPPTK IPA, 6 : 47-53.

Surianto, (2011), Pengembangan Buku Penuntun Praktikum Kimiasma Kelas XI Semester Ganjil Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tesis, PPS Unimed, Medan.

Sutrisno, W., (2007), Pemeliharaan Fasilitas Laboratorium Fisika Untuk Diklat Teknis Laboratorium. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA, Bandung.

Tahang, L., (2010), Peranan dan Fungsi Laboratorium IPA. Artikel. http://www.slideshare.net/slametwdt/pengelolaan-laboratorium-ipa.(Diakses pada tanggal 27 April 2012).

Thantris, N. K., (2008), Pengelolaan Laboratorum dan Sistem Evaluasi Kegiatan Praktikum IPA dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus Pada SMA Negeri Buleleng), Jurnal Ilmu Pendidikan : 938-953.

Widhy, P., (2009), Alat Dan Bahan Kimia Dalam Laboratorium IPA, Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 3.1. Langkah-Langkah Penelitian  Gambar 4.1. Persentase Kondisi Lab SMA di Kabupaten Mandailing

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan isi perjanjian juga dilakukan oleh Bapak Mahdi sebagai pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa yaitu Bapak Fadhil dan Muhammad Jamin. Pembayaran sewa

Segala puji hanya milik Allah Yang Maha Agung atas segala rahmat, kemudahan, dan pertolongan-Nya sehingga Tugas Akhir saya dengan Judul “Prosedur Pemberian Kredit

Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah pre and post-test group design untuk memperoleh perbandingan antara pengaruh wobble board dengan dynamic stretching pada

Diferensial seleksi pada jantan adalah 18,42 kg dan pada betina 7,73 kg, sehingga diperoleh respon seleksi dugaan rusa Sambar sebesar 7.845 kg dengan dugaan nilai h 2 0,60..

(1) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK

PERBEDAAN FUNGSI SEKSUAL PADA WANITA PASCA PERSALINAN SPONTAN DENGAN SEKSIO SESARIA DENGAN MENGGUNAKAN FEMALE SEXUAL FUNCTION INDEX (FSFI) DI RSUPH. ADAM MALIK DAN RS JEJARING FK

"Bernard dari Chartres pernah berkata bahwa kita laksana orang kerdil di bahu- bahu para raksasa, sehingga kita dapat melihat lebih dari pada mereka, dan melihat hal-hal yang

Hasil penelitian ini menunjukan ada korelasi positif antara self esteem dan flow pada atlet University Surabaya Basketball Association. saat berlatih