• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

40 4.1 Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di kelas X. Dalam proses pembelajaran, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif word square yang dilakukan pada semester genap dan dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan proses pembelajaran siklus I dan II mengacu pada 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif word square pada siswa kelas X SMA Tridharma Kota Gorontalo pada materi hidrokarbon. Setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan, hal ini dilakukan karena hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi standar nilai yang telah ditetapkan. Sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada setiap akhir siklus diadakan tes untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa pada penelitian ini dilakukan oleh guru kimia yang berada di SMA Tridharma Gorontalo selaku guru mitra.

Penelitian ini disajikan berdasarkan hasil yang diamati meliputi pengamatan aktivitas guru, pengamatan aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.

4.1.1 Aktivitas Guru

Pengamatan aktivitas guru pada siklus I dan II untuk materi hidrokarbon

dilakukan pada kelas X SMA Tridharma Gorontalo dan dilakukan oleh guru kimia

selaku guru mitra yang secara jelas di sajikan dalam Tabel 5 berikut.

(2)

Tabel 5: Hasil Pengamatan Aktivitas Guru N

o

Indikator Aktivitas Guru Siklus I Siklus II Skor

Rata- rata

% Hasil Capaia

n

Skor Rata-

rata

% Hasil Capaian

1 2 3 4 5 6

1. Membuka pelajaran dengan memberi salam

4 6,67 4 6,67

2. Membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen

4 6,67 4 6,67

3 Memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi

2 3,33 3 5

4 Menyampaikan tujuan pembelajaran

2 3,33 4 6,67

5 Menjelaskan secara singkat model pembelajaran yang akan

digunakan (Kooperatif Word Square)

3 5 3 5

6 Menyajikan materi secara garis- garis besar

1,5 2,5 3 5

7 Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa

3 5 3 5

8 Membagi LKS kepada setiap kelompok

4 6,67 4 6,67

9 Memantau siswa dalam mengerjakan soal kelompok

3 5 3 5

10 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya

1,5 2,5 2,5 4,17

11 Memberikan kesempatan kelompok lain untuk menanggapi

2 3,33 2,5 4,17

12 Memberikan poin pada setiap jawaban yang benar

2,5 4,17 3 5

13 Memberikan penegasan terhadap penjelasan yang dianggap penting

2 3,33 3 5

14 Memberikan penghargaan 2 3,33 4 6,67

15 Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi

2 3,33 4 6,67

(3)

Lanjutan tabel pada halaman berikut:

1 2 3 4 5 6

15 Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi

2 3,33 4 6,67

Jumlah 64,16 83,36

Kategori Cukup Baik

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 15 indikator aktivitas guru, diperoleh capaian pada siklus I yaitu sebesar 64,16% dengan kategori cukup dan untuk siklus II menjadi 83,36% dengan kategori baik. Untuk lembar observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan I dan II di sajikan pada lampiran 15 dan 16 dan untuk siklus II pertemuan I dan II pada lampiran 21 dan 22.

4.1.2 Aktivitas Siswa

Pengamatan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II menggunakan model pembelajaran word square pada materi hidrokarbon secara jelas di sajikan dalam Tabel 6 berikut:

Tabel 6: Hasil Pengamat Aktivitas Siswa

No Indikator Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II Skor

Rata- rata

% Hasil Capaian

Skor Rata-

rata

% Hasil Capaian

1 2 3 4 5 6

1. Siswa mengikuti arahan pembagian kelompok

4 11,11 4 11,11

2. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik pada awal pelajaran

2,5 6,94 4 11,11

(4)

Lanjutan Tabel 6: Hasil Pengamat Aktivitas Siswa

1 2 3 4 5 6

3. Siswa mengerjakan soal secara berkelompok

2 5,56 3 8,33

4. Siswa bertanya kepada guru bila mengalami kesulitan

2,5 6,94 4 11,11

5. Siswa saling berinteraksi antara anggota kelompok

2 5,56 3 8,33

6. Siswa saling berinteraksi antara anggota kelompok yang satu dan yang lainnya

1,5 4,17 3 8,33

7. Siswa mengemukakan pendapat tentang materi

1,5 4,17 3 8,33

8. Siswa mendengarkan pendapat teman dan menanggapi

1,5 4,17 2,5 6,94

9. Siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dibelajarkan

2 5,56 3 8,33

Jumlah 54,18 81,92

Kategori Kurang

Baik

Baik

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 9 indikator aktivitas siswa diperoleh capaian pada siklus I yaitu sebesar 54,18% dengan kategori kurang baik dan untuk siklus II yaitu sebesar 81,92% dengan kategori baik. Untuk lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I dan II di sajikan pada lampiran 18 dan 19 dan untuk siklus II pertemuan I dan II pada lampiran 24 dan 25.

4.1.3 Hasil Pembelajaran Kooperatif Word Square

Keberhasilan pembelajaran word square siswa dapat diketahui melalui LKS

word square siswa. Hasil pembelajaran kelompok siswa dengan menggunakan model

word square dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:

(5)

Tabel 7: Hasil Pembelajaran kelompok dengan menggunakan model word square

No Kelompok Siklus I Siklus II Kategori

Jumlah Skor

Persentase Capaian

(%)

Jumlah Skor

Persentase Capaian

(%)

Siklus I

Siklus II

1. 1 11 45,83 15 62,5 Kurang

baik

Cukup

2. 2 15 62,5 18 75 Cukup Baik

3. 3 13 54,17 17 70,83 Kurang

baik

Baik Jumlah

Berdasarkan tabel pembelajaran kelompok dengan menggunakan model word square diatas, dapat diketahui bahwa pada siklus I, kelompok 1, 2, dan 3 belum

mencapai nilai 70 atau masih termasuk kategori kurang baik dan cukup. Pada siklus II, kelompok 2, dan 3 sudah mencapai nilai 70 keatas dan termasuk kategori baik.

4.1.4 Hasil Belajar

Hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II untuk materi hidrokarbon secara jelas di sajikan dalam Tabel 8 berikut:

Tabel 8 : Hasil Belajar Siswa

No Rentang Nilai Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa

% Capaian Jumlah Siswa

% Capaian

1. 85 – 100 2 17 5 36

2. 70 – 84 5 41 7 50

3. 55 – 69 2 17 2 14

4. 40 – 54 2 17 - -

5. ≤ 39 1 8 - -

Jumlah 12 100 14 100

(6)

Hasil belajar siswa diperoleh dari tes yang diberikan pada tiap akhir siklus.

Pada siklus I digunakan tes berupa tes objektif (dapat dilihat pada lampiran) pada materi hidrokarbon yang terdiri dari 11 butir soal dengan bobot 1 pada setiap nomor soal. .Pada tes yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I ini diikuti oleh 12 orang siswa. Berdasarkan data hasil belajar, terdapat 2 orang siswa yang berada di rentang nilai 85-100 atau sebesar 17%, 5 orang siswa yang berada di rentang nilai 70-84 atau sebesar 41%, 2 orang siswa yang berada direntang nilai 55- 69 atau sebesar 17% , 2 orang siswa yang berada direntang 40-54 atau sebesar 17%, dan 1 orang siswa yang berada direntang nilai ≤ 39 atau sebesar 8%.

Untuk siklus II, tes untuk mengetahui hasil belajar di ikuti oleh 14 orang siswa. Berdasarkan data hasil belajar terdapat 5 orang siswa yang berada di rentang nilai 85 -100 atau sebesar 36%, 7 orang siswa yang berada di rentang nilai 70-84 atau sebesar 50%, 2 orang siswa yang berada direntang nilai 55-69 atau sebesar 14% , sedangkan yang berada di rentang nilai 40-54 dan yang berada direntang nilai ≤ 39 adalah 0 %.

4.1.5 Refleksi Hasil Tindakan

Berdasarkan data hasil pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil

belajar siswa yang dikumpulkan, untuk selanjutnya dianalisis dan kemudian diadakan

refleksi. Refleksi dialkuakan untuk mengetahui hal-hal yang masih kurang pada saat

proses pembelajaran berlangsung, sehingga masih perlu diadakan perbaikan pada

kegiatan pembelajaran selanjutnya. Hal ini ditunjukkan dengan kurang aktifnya siswa

(7)

selama pembelajaran berlangsung, siswa kurang berinteraksi dengan sesama teman kelompoknya atau dengan kelompok yang lain. Pada kegiatan pembelajaran, guru juga harus membimbing siswa pada saat mengadakan presentase dan lebih memotivasi siswa dalam mengajukan pertanyaan ataupun saling berinteraksi antara kelompok yang satu dan yang lain. Sehingga akan lebih mudah bagi siswa untuk memahami materi yang telah dipelajari. Dengan demikian pada saat mengerjakan soal-soal tes evaluasi, siswa dapat mengerjakannya dengan baik.

Hasil pengamatan yang terlihat pada siklus I ini menunjukkan bahwa ada beberapa aktivitas guru ataupun siswa yang belum dilaksanakan secara optimal . Hal ini terlihat dari persentase hasil pengamatan aktivitas guru adalah 64,16% atau termasuk kategori cukup, persentase hasil pengamatan aktivitas siswa adalah 54,18%

atau termasuk kategori kurang baik, hasil pembelajaran word square siswa pada

siklus ini juga kurang memuaskan karena masih terdapat kelompok yang

mengerjakan soal yang dalam bentuk word square, tetapi soal yang di kerjakan

tersebut tidak dapat di pertanggung jawabkan oleh anggota kelompok. Hasil tes

evaluasi yang dilakukan pada siklus I juga belum mencapai kategori yang di

harapkan. Pada siklus ini hanya 58,3% yaitu 7 orang siswa yang mencapai ketuntasan

dengan nilai 70 keatas sesuai dengan kategori ketuntasan maksimal (KKM) di SMA

Tridharma Gorontalo atau masih termasuk kategori cukup dan ketuntasan belajar

siswa secara klasikal (daya serap klasikal) adalah 68,2 atau belum mencapai target

yang diinginkan yaitu minimal 75%. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti dan guru

mitra bersepakat untuk melanjutkan penelitian ke siklus II untuk memperbaiki

(8)

kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I, untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai target yang diharapkan.

Pada siklus II dapat diketahui bahwa proses pembelajaran yang berlangsung sudah lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II persentase aktivitas guru dan siswa meningkat, persentase untuk aktivitas guru yaitu 83,36%, sedangkan persentase untuk aktivitas siswa yaitu 81,92%. Dimana hasil belajar siswa pada siklus II ini meningkat, ini terlihat dari persentase yang tuntas untuk siklus I adalah 58,3%

atau dari 12 orang yang mengikuti tes hanya 7 orang yang tuntas dengan nilai rata- rata 68,2. Sedangkan pada sikllus II ini, persentase yang tuntas adalah 85,7% atau dari 14 orang yang mengikuti tes, ada 12 orang yang tuntas dengan nilai rata-rata 80,2.

Hasil pembelajaran word square siswa pada siklus ini juga sudah memuaskan

jika dibandingkan dengan siklus I karena semua kelompok sudah mengerjakan soal

yang dalam bentuk word square, dan mampu mempertanggung jawabkan hasil yang

dikerjakan tersebut. Dengan meningkatnya aktivitas guru dan siswa serta hasil

pembelajaran word square, hal ini juga berdampak pada hasil belajar siswa pada

siklus II, di mana persentase hasil belajar siswa meningkat menjadi 85,7 % yang

mencapai ketuntasan dengan nilai 70 keatas sesuai dengan kategori ketuntasan

maksimal (KKM) di SMA Tridharma Gorontalo atau sudah termasuk kategori baik

dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal (daya serap klasikal) adalah 80,2%.

(9)

4.2 Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada materi hidrokarbon yang terbagi menjadi dua siklus pembelajaran. Penelitian ini sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi hidrokarbon yang diajarkan pada siswa kelas X SMA Tridharma Kota Gorontalo dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang yang terdiri dari siswa laki-laki 11 orang dan siswa permpuan 7 orang. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.

Sebelum proses pembelajaran, peneliti melakuan berbagai persiapan

perencanaan yang cukup matang untuk kelancaran proses belajar mengajar di kelas

sehingga dapat memperoleh data yang refresentatif. Adapun perangkat-perangkat

yang perlu disiapkan oleh peneliti untuk menunjang proses pembelajaran : a) Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran ini sangat

diperlukan bagi pengajar sebagai pedoman keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar

yang cakupannya dapat berupa persiapan, pelaksanaan dan evaluasi, b) Lembar Kerja

Peserta Didik. Lembar kerja yang digunakan berisi ringkasan dari materi hidrokarbon

yang dibuat oleh guru yang didalamnya terdapat soal-soal yang akan dikerjakan oleh

siswa secara berkelompok. Soal-soal tersebut sudah ada jawabanya yang disamarkan

dan dibuat dalam kotak-kotak berupa teka-teki silang, c) Lembar Observasi. Lembar

observasi digunakan pada saat pembelajaran untuk menilai keterlakasanaan proses

pembelajaran, dan yang menilai pada saat proses pembelajaran adalah guru kimia

yang berada di SMA Tridharma Gorontalo sebagai guru mitra, d) Evaluasi. Evaluasi

(10)

ini dilaksanakan pada akhir materi pelajaran untuk mengevaluasi kemampuan setiap siswa yang dalam bentuk tes objektif.

Aktivitas guru pada proses pembelajaran siklus I ini menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa yang belum dilaksanakan secara optimal. Hal ini dapat dilihat pada persentase aktivitas guru yang hanya mencapai 64,16% dan termasuk kategori cukup. Pada siklus I ini, guru terlihat belum menguasai kelas, karena masih adanya siswa yang belum memperhatikan penjelasan-penjelasan guru dan kurang bersemangat serta tidak antusias pada saat mengikuti diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok ini diharapkan siswa untuk saling berinteraksi antar satu sama lain, sehingga jika ada siswa yang mengalami kesulitan, dapat bertanya kepada teman kelompoknya. Tetapi pada siklus I ini, belum terlihat kerja kelompok yang terjalin antara sesama anggota kelompok. hal ini terjadi karena adanya anggota kelompok yang tidak mau bekerja sama, hanya menggantungkan pekerjaan tersebut pada satu orang siswa saja yang mereka anggap memiliki kemampuan yang lebih dari mereka.

Serta dalam proses pembelajaran ini, guru belum begitu memberikan penegasan ataupun penjelasan terhadap materi yang dianggap penting, sehingga siswa belum terlalu mengerti dengan materi yang diberikan. Berdasarkan hasil diskusi, guru memandu siswa untuk menyimpulkan bersama materi yang telah di pelajari, namun terlihat siswa yang masih takut untuk menyimpulkan materi, karena guru terlihat kurang memotivasi siswa.

Aktivitas siswa pada siklus I ini masih termasuk kurang baik karena

persentase yang diperoleh untuk aktivitas siswa hanya 54,18%. Siswa terlihat kurang

(11)

memperhatikan penjelasan guru, hal ini karena adanya siswa yang belum siap mengikuti pelajaran dan belum menyiapkan sumber belajar dari rumah. Pada saat diadakan diskusi kelompok, antara kelompok yang satu dan yang lainnya belum ada keberanian untuk bertanya ataupun menanggapi materi yang di presentasikan,sehingga situasi diskusi masih terlihat kurang antusias.

Hasil pembelajaran word square juga dapat diketahui bahwa pada siklus I, kelompok 1,2, dan 3 mengerjakan soal kelompok dalam bentuk word square, tetapi belum mendapatkan poin diatas standar ketuntasan. Hal ini terjadi karena anggota kelompok belum begitu memahami materi yang didiskusikan, untuk itu guru lebih memotivasi siswa serta memberikan penjelasan-penjelasan tambahan terhadap materi yang belum begitu dipahami.

Hasil belajar siswa pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang baik. Dari 18 siswa kelas X SMA Tridharma Gorontalo, hanya 12 orang siswa yang mengikuti tes evaluasi hasil belajar pada materi hidrokarbon, karena 4 orang siswa tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas, dan 2 orang siswa sakit. Pada siklus I ini, yang mengalami ketuntasan belajar atau yang memperoleh nilai 70 keatas sebesar 58,3%

atau sebanyak 7 orang, sedangkan siswa yang tidak mengalami ketuntasan belajar atau yang memperoleh nilai 70 kebawah sebesar 41,7% siswa atau sebanyak 5 orang, dengan daya serap siswa secara klasikal adalah 68,2 dan termasuk kategori cukup.

Dengan demikian hasil belajar siswa pada siklus I belum menunjukkan hasil yang di

harapkan yaitu minimal 75% siswa yang dikenakan tindakan memperoleh nilai 70 ke

(12)

atas. Adapun kesalahan siswa dalam mengerjakan tes evaluasi siklus I dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:

Tabel 9: Kesalahan Siswa pada Hasil Tes Evaluasi Siklus I No

Soal

Jawaban Siswa Jawaban yang Benar

1 2

3

2

A. I A dan periode II Karena terletak pada goloingan IA dan periode II

C. IVA dan periode 2

Unsur karbon (C) merupakan unsur yang memiliki nomor atom 6 dan terletak pada golongan IVA dan periode

3 D. C

3

H

termasuk anggota deret homolog alkana adalah C

3

H

6

A. C

4

H

10

Deret homolog merupakan susunan senyawa yang dibuat sedemikian rupa sehingga perbedaan dengan tetangga dekatnya hanya pada jumlah metilena (–

CH

2

–). Alkana merupakan senyawa hidrokarbon yang ikatan rantai karbonnya tunggal. Rumus umum alkana adalah C

n

H

2n+ 2

. Deret homolog alkana yaitu CH

4

, C

2

H

6

, C

3

H

8

, C

4

H

10

, C

5

H

12

, C

6

H

14

, C

7

H

16

, C

8

H

18

, C

9

H

20

, C

10

H

22

4 A. 1, 3, 5 Karena atom C primer terdapat dari sebelah kiri karena nomor atom karbon 1,3,5

E. 1, 7

Atom karbon primer merupakan atom karbon yang mengikat satu atom karbon yang lainnya.

5 D. 4

Karena senyawa alakan memiliki atom karbon kuartener pada atom C nomor 4.

C. 3

Atom karbon kuartener merupakan atom karbon

yang mengikat empat atom karbon yang lainnya.

(13)

Lanjutan Tabel 9 : Kesalahan Siswa pada Hasil Tes Evaluasi Siklus I

1 2 3

6 C. 3 – etil – 2, 5 – dimetil pentana

Karena pada suatu senyawa alkana memiliki struktur CH

3

dianatara

B. 2-etil-3,5-dimetil-heptana

Tata nama alkana menurut IUPAC adalah : Alkana rantai lurus diberi nama dengan awalan n (n = normal).Contoh: CH

3

-CH

2

-CH

2

-CH

3

n-butana , alkana rantai bercabang diberi nama yaitu rantai induk diambil rantai karbon terpanjang, cabang merupakan gugus alkil. Rumus umum alkil C

n

H

2n +

Nama alkil sama dengan nama alkana dengan jumlah atom C sama, hanya akhiran –ana diganti – il. Jika hanya ada satu cabang maka rantai cabang diberi nomor sekecil mungkin, Jika alkil cabang lebih dari satu dan sejenis menggunakan awalan Yunani (di = 2, tri = 3, dan seterusnya).

7 B. (3), (4), (5) Karena hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa alakana dan alkena

E. (2), (4), (5)

Senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan kovalen rangkap 2 atau 3 pada rantai karbonnya.

Contoh: alkena dan alkuna.

8 B. (2) dan (3) Karena merupakan satu homolog.

D. (1) dan (3)

Deret homolog merupakan susunan senyawa yang dibuat sedemikian rupa sehingga perbedaan dengan tetangga dekatnya hanya pada jumlah metilena (–

CH

2

–). Alkena merupakan senyawa hidrokarbon

yang mempunyai ikatan rangkap dua pada rantai

karbonnya. Rumus umum alkena adalah C

n

H

2n

.

Deret homolog alkena yaitu C

2

H

4

, C

3

H

6

, C

4

H

8

,

C

5

H

10

, C

6

H

12

, C

7

H

14

, C

8

H

16

, C

9

H

18

, C

10

H

20

(14)

Lanjutan Tabel 9: Kesalahan Siswa pada Hasil Tes Evaluasi Siklus I

1 2 3

9 CH3 D. CH3- CH- CH2 - CH3

CH3

Karena rumus struktur diatas merupakan rumus struktur dari 2- metil-pentana

C. CH

3

-CH-CH

2

-CH

2

-CH

3

| CH

3

Penamaan alkana mengikuti sistem IUPAC, yaitu sistem tata nama yang didasarkan pada gagasan bahwa struktur sebuah senyawa organik dapat digunakan untuk menurunkan namanya dan sebaliknya, bahwa suatu struktur yang unik dapat digambar untuk tiap nama. Jika alkana memiliki rantai samping maka penamaannya mengikuti aturan sebagai berikut: rantai terpanjang merupakan rantai utama, rantai utama diberi nomor mulai dari ujung rantai yang memiliki substituent, urutan penulisan nama : nomor cabang, nama cabang, nama alkana rantai utama, jika terdapat gugus metil pada atom C nomor 2, nama alkana diberi awalan iso.

10

C. 2-metil-5-etil-2- heksena

Karena memiliki struktur heksana

D. 2,5-dimetil-2-heptena

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua pada rantai

karbonnya. Tata nama alkena menurut IUPAC yaitu : rantai induk diambil rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap dua. Ikatan rangkap dua diberi nomor sekecil mungkin, rantai cabang diberi nomor menyesuaikan nomor ikatan rangkap dua.

11

D. 2–metil–5–etil–2–

heksuna

Karena metil berada di atom karbon nomor 2 dan ada ikatan rangkap tiga

C. 5–metil–3–heptuna

Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga pada rantai karbonnya. Tata nama alkuna menurut IUPAC yaitu:

 Rantai induk diambil rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga. Ikatan rangkap tiga diberi nomor sekecil mungkin.

 Rantai cabang diberi nomor menyesuaikan nomor

ikatan rangkap tiga.

(15)

Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa, hasil pembelajaran word square, serta hasil tes evaluasi pada siklus I belum menggambarkan hasil yang diharapkan oleh peneliti, maka peneliti dan guru mitra bersepakat untuk melanjutkan tindakan ke siklus II untuk perbaikan aspek – aspek yang belum terlaksana dengan baik pada siklus I dan lebih memberikan penekanan pada materi yang belum dipahami agar tercapainya hasil yang diharapkan.

Siklus II merupakan siklus yang dilakukan untuk memperbaiki aspek-aspek yang belum terlaksana pada siklus I, sehingga hasilnya dapat lebih baik dari siklus I.

Pada proses pembelajaran siklus II guru melakukan pendekatan kepada siswa yang tidak tuntas hasil belajar pada siklus I dan memberikan materi kepada setiap siswa agar siswa dapat lebih memahami konsep yang dijelaskan pada saat mengajar.

Aktivitas guru pada siklus II ini menunjukkan peningkatan, hal ini karena

guru sudah memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I, sehingga persentase

aktivitas guru yang diperoleh pada siklus II ini yaitu 83,36% dan termasuk kategori

baik. Pada siklus II ini guru sudah mempersiapkan diri dengan lebih baik lagi, dengan

memperhatikan kekurangan-kekurangan dari hasil refleksi yang dilakukan pada siklus

I. Guru sudah mulai terbiasa mengajar sehingga sudah lebih luwes untuk

mengadakan proses pembelajaran. Sehingga dapat menguasai kelas dan dapat

memantau semua siswa yang berada di dalam kelas serta selalu memberikan motivasi

kepada siswa agar siswa lebih antusias untuk mepersentasikan hasil diskusi,

menanggapi dan bertanya tentang materi yang belum jelas. Pembelajaran ini juga di

dukung dengan penggunaan model pembelajaran yang digunakan yang merupakan

(16)

hal yang baru bagi siswa sehingga membuat siswa merasa tidak bosan didalam kelas, karena menggunakan model word square yang di dalamnya ada unsur permainan, tetapi permainan dalam proses pembelajaran.

Pada siklus II menunjukkan peningkatan dimana persentase aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus II ini yaitu 83,36% dan termasuk kategori baik. Siswa sudah memperlihatkan kesiapannya dalam mengikuti pelajaran, ini terlihat dari siswa- siswanya yang sudah mempersiapkan sumber belajarnya serta memperlihatkan keseriusan dalam proses pembelajaran. Pada saat diskusi pembelajaran, siswa sudah terlihat tidak takut untuk mengungkapkan pendapat dan menanggapi hal-hal yang masih dianggap belum jelas. Hal ini juga tidak terlepas dari peran guru, dimana guru sudah terlihat memotivasi siswa untuk menjalin interaksi antara kelompok yang satu, dan kelompok yang lain.

Pada siklus II, dari 3 kelompok yang mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model word square, hanya kelompok 2 dan 3 yang mengerjakan soal

kelompok dalam bentuk word square dan mendapatkan poin diatas standar

ketuntasan. Pada siklus II ini, pembelajaran dengan menggunakan model word square

sudah terlihat ada peningkatan. Hal ini karena siswa sudah mulai termotivasai untuk

memahami materi yang diajarkan, dan sudah mempersiapkan terlebih dahulu sumber

belajranya dari rumah, serta sudah membuat rangkuman dari setiap materi yang akan

di pelajari, sehingga setiap anggota kelompok suadah terlihat tidak takut lagi

mengemukakan pendapat dan mempertanggung jawabkan hasil dari kerja

kelompoknya.

(17)

Pada pelaksanaan siklus II siswa yang mengikuti tes evaluasi hanya 14 orang, dan 4 orang siswa tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas. Pada siklus II, siswa yang mengalami ketuntasan belajar atau yang memperoleh nilai 70 keatas sebesar 85,7% dengan daya serap siswa secara klasikal adalah 80,2, atau sudah termasuk dalam kategori baik, sedangkan siswa yang tidak mengalami ketuntasan belajar atau yang memperoleh nilai 70 kebawah sebesar 14,3%. Adapun kesalahan siswa dalam mengerjakan tes evaluasi siklus II dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10: Kesalahan Siswa pada Hasil Tes Evaluasi Siklus II No

Soal

Jawaban Siswa Jawaban yang Benar

1 2 3

1 E. larut dalam dietil eter karena sifat dari senyawa alkana yaitu larut dalam dietil eter.

D. tidak larut dalam dietil eter

Sifat-sifat alkana yaitu: alkana merupakan senyawa nonpolar, bentuk alkana rantai lurus pada suhu kamar berbeda-beda, semakin banyak jumlah atom karbon, semakin tinggi titik didihnya, adanya rantai cabang pada senyawa alkana menurunkan titik didihnya, larut dalam pelarut nonpolar (CCl4) atau sedikit polar (dietil eter atau benzena) dan tidak larut dalam air.

2 D. CH

3

– CH

2

– CH – (CH

3

)

2

Karena struktur alkana tersebut memiliki titik didih paling tinggi

C. CH

3

– (CH

2

)

3

– CH

3

Salah satu sifat alkana yaitu semakin banyak jumlah atom karbon, semakin tinggi titik didihnya. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah.

3 C.2,2-dimetil- pentana

Karena senyawa tersebut tidak larut dalam air

B. 3-metil-1-pentena

Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan

alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit larut

dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan

rangkap yang membentuk ikatan π. Ikatan π tersebut

akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan

positif sebagian.

(18)

Lanjutan Tabel 10: Kesalahan Siswa pada Hasil Tes Evaluasi Siklus II

1 2 3

4 4 B. 2,2,3-trimetil butana

Karena 2,2,3-trimetil- butana tidak termasuk isomer dari n heptana

C. 2,3-dimetil-butana

Isomer adalah suatu senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun rumus strukturnya berbeda. Contohnya n-heptana memiliki rumus molekul C

7

H

16

, dan merupakan isomer dari 2,4- dimetil-pentana, 2,2,3-trimetil-butana, 3-metil- heksana, 3,3-dimetil-pentana.

6 C. 2–metil–1–butena Karena merupakan isomer dari 2,3–

dimetil–1–butena

B. 2–heksena

Isomer adalah suatu senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun rumus strukturnya berbeda, 2,3–dimetil–1–butena memiliki rumus molekul yang sama dengan 2–heksena yaitu C

6

H

12

tetapi strukturnya berbeda.

7 E. C

7

H

12

Karena senyawa alkuna yang memiliki 3 buah isomer adalah C

7

H

12

C. C

5

H

8

Senyawa alkuna yang memiliki 3 buah isomer yang mengandung ikatan rangkap tiga yaitu CH = C – CH

2

– CH

2

– CH

3

1-pentuna

CH

3

– C = C – CH

2

– CH

3

2-pentuna

CH = C – CH – CH

3

CH

3

3-metil-1-butuna 8 C. CH

3

-C C-CH

3

dan CH

3

-CH

2

-C CH Karena antara

rangkap tiga dengan rangkap tiga jadi merupakan pasanagan isomer

E. CH

2

= CH-CH

2

-CH

3

dan CH = C–CH

2

–CH

3

Isomer adalah suatu senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun rumus strukturnya berbeda. Yang bukan merupakan pasangan isomer yaitu n-butena dan n-butuna karena memiliki rumus molekul yang berbeda yaitu n- butena rumus molekulnya adalah C

4

H8 dan rumus molekul n-butuna adalah C

4

H

6

.

9 C. trans 2-kloro-3- metil-2-pentena Karena memiliki nama trans 2-kloro-3- metil-2-pentena.

C. cis 2-kloro-3-metil-2-pentena

Isomer geometri adalah senyawa-senyawa yang

mempunyai rumus molekul sama tetapi struktur

ruangnya berbeda. Contoh pada alkena

mempunyai 2 isomer geometri yaitu cis dan

trans.

(19)

Kesalahan siswa menjawab soal pada siklus II ini dapat diatasi dengan cara

menjelaskan kembali kepada siswa maksud dari pertanyaan yang diberikan, dan

menyampaikan jawaban yang sebenarnya. Dengan melihat data pada siklus II ini,

pembelajaran yang menggunakan model kooperatif word square dapat meningkatkan

hasil belajar. Meskipun tidak semua siswa yang dilakukan tindakan mengalami

ketuntasan 100%, tetapi pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan hasil beljar

dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus I.

Referensi

Dokumen terkait

Kuswanto (1996) menjelaskan pada kategori pertama benih harus disebarkan di atas permukaan lahan untuk mengecambahkan, kategori kedua be- nih tersebut dibenamkan di

Pengaruh Metode Pembelajaran card sort terhadap Hasil Belajar Murid Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 84 Bolli. Berdasarkan hipotesis

Kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPS dengan penerapan strategi pembelajaran Scramble sebagai upaya dalam peningkatan aktivitas guru pada materi jenis-jenis

Sistem penginformasi ada-tidaknya obyek (manusia) dalam ruangan tertutup ini dibuat dan diuji secara bertahap/bertingkat, dimulai dari rangkaian catudaya, rangkaian

Tinggi Hilal yang ditampilkan pada kedua gambar di atas dinyatakan sebagai ketinggian pusat piringan Bulan dari horizon-teramati dengan elevasi pengamat dianggap 0 meter

Semakin Anda sering berlatih, Anda akan terbiasa mengerjakan silogisme dengan cepat. Beberapa dosen bergabung dalam tim karawitan. Tim karawitan tidak ada yang

Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk melakukan pengukuran atau tidak menggunakan prosedur-prosedur statistik dalam menjelaskan hasil penelitian. Penelitian

aat ini sebagian besar orang mulai beralih menggunakan teknologi smartphone. Salah satu smartphone yang banyak digunakan adalah device Android. Banyak Developer beralih