• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Sebagai Landasan Pokok Perancangan Tata Cara Kerja

Di dalam menganalisa inventory sparepart dibutuhkan suatu metoda kerja yang lebih efisien dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Teori ini menjadi dasar dalam pembuatan metode kerja yang baru dalam menganalisa demand sparepart. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan yaitu:

1. Eliminasi semua kegiatan yang memungkinkan dalam menganalisa inventory sparepart.

2. Kombinasikan beberapa aktivitas yang mampu ditangani oleh sebuah peralatan kerja dalam menganalisa inventory sparepart.

3. Laksanakan setiap aktivitas kerja dengan prinsip kebutuhan energi otot yang digunakan minimal. (Wignjosoebroto,2006, p.107)

Metode kerja yang baru dalam menganalisa demand sparepart yaitu dengan menggunakan program inventory dashboard.

2.2Interaksi Manusia dan Mesin

Sistem yang digunakan dalam inventory dashboard merupakan sistem tertutup dimana manusia memegang posisi kunci, karena keputusan menentukan jumlah stok sparepart tergantung pada analisa yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Arus informasi dalam hal ini bisa digambarkan sebagai berikut:

1. Display instrumen akan mencatat dan memberikan semua informasi yang dibutuhkan dalam menganalisa inventory sparepart berdasarkan data aktual yang ada. Manusia kemudian menyerap informasi ini secara visual dan mencoba menginteprestasikannya secara seksama. Berdasarkan inteprestasi yang dilakukan, maka manusia mencoba membuat keputusan dalam menentukan jumlah stok sparepart yang optimal.

(2)

2. Manusia kemudian mencoba melakukan komunikasi keputusan yang telah diambilnya ke mesin (inventory dashboard). Instrumen kontrol selanjutnya memberikan gambaran mengenai hasil dari tindakan yang telah dilakukan oleh manusia. (Wignjosoebroto,2006, p.59)

2.3 Diagram Sebab-Akibat (Cause and Effect Diagram)

Diagram sebab akibat yang biasa disebut dengan istilah lain yaitu diagram tulang ikan (fishbone diagram) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1943 oleh Prof. Kouru Ishikawa (Tokyo University). Diagram sebab akibat berguna untuk menganalisa faktor-faktor yang sangat berpengaruh pada karakteristik kualitas output kerja dan untuk mencari penyebab-penyebab yang berpengaruh signifikan dalam suatu masalah. Untuk menentukan penyebab lamanya waktu yang dibutuhkan dalam menganalisa inventory sparepart Isuzu, dilakukan metode sumbang saran (brainstorming method) yang dinilai cukup efektif digunakan. Dalam metode sumbang saran terdapat empat prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Jangan melarang seseorang untuk berbicara mengenai masalah lamanya waktu analisa inventory sparepart.

2. Jangan mengkritik setiap pendapat mengenai masalah yang dihadapi dalam menganalisa inventory sparepart.

3. Semakin banyak pendapat mengenai masalah lamanya waktu dalam menganalisa inventory sparepart, maka hasil akhir akan semakin baik.

4. Ambilah setiap manfaat dari ide dan pendapat orang lain dalam mengatasi masalah lamanya waktu yang dibutuhkan dalam menganalisa inventory sparepart.

Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya lamanya waktu yang dibutuhkan dalam menganalisa inventory sparepart, ada empat faktor yang harus diperhatikan, yaitu:

(3)

1. Manusia. 2. Metode kerja. 3. Alat.

4. Lingkungan kerja. (Wignjosoebroto,2006, p.269)

2.4 Critical Path Method

Masalah pengawasan dan penjadwalan proses analisa sparepart dari segi waktu dapat dianalisis dengan salah satu model jaringan yang dinamakan dengan Critical Path Method (CPM). Jaringan kegiatan merupakan urutan suatu kegiatan yang harus dilakukan dalam suatu proses pekerjaan, sehingga proses pekerjaan tersebut dapat terselesaikan dengan sempurna. Critical Path Method adalah teknik penghitungan yang bersifat deterministik. Tujuan dari analisis menggunakan Critical Path Method ini adalah untuk menentukan waktu terpendek yang diperlukan dalam memyelesaikan proses analisa sparepart atau menentukan critical path, yaitu jalur yang membutuhkan waktu penyelesaian yang paling lama. Model jaringan Critical Path Method tersusun atas dua komponen utama, yaitu anak panah dan lingkaran. Anak panah menunjukkan kegiatan yang dilakukan dalam menganalisa inventory sparepart, sedangkan lingkaran menunjukkan awal atau akhir kegiatan dalam menganalisa inventory sparepart. Contoh seperti dibawah ini menunjukkan lingkaran 2 terealisasi setelah proses kegiatan 1 selama 20 menit. Pada saat itu kegiatan 2 sudah dapat dimulai.

Gambar 2.1Contoh Suatu Jaringan Kegiatan dan Waktu Kegiatan

Dalam analisis Critical Path Method, suatu lingkaran tertentu dikatakan terealisasi jika semua kegiatan dalam proses tersebut diselesaikan. Ada satu aturan

(4)

dalam membuat model jaringan Critical Path Method, yaitu ada kegiatan analisa inventory sparepart tidak dapat berawal dan berakhir secara serentak pada lingkaran yang sama. Masalah ini diselesaikan dengan memperkenalkan suatu dummy activity. Suatu dummy activity digambarkan dengan anak panah terputus-putus dan disisipkan pada jaringan kegiatan analisa inventory sparepart untuk menunjukkan suatu precedence relationship. Sebagai contoh, perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar 2.2 Contoh Penggunaan Dummy Activity Dalam Jaringan

Untuk memulai kegiatan 3, lingkaran 3 tidak perlu terealisasi terlebih dahulu. Kegiatan 3 dapat dimulai setelah kegiatan 1 selesai dilakukan. Suatu dummy activity

(5)

dalam kegiatan menganalisa inventory sparepart tidak memakan waktu, jadi waktu dan kegiatan sama dengan nol. (Mulyono,2007, p.296)

Sebelumnya telah disebutkan bahwa tujuan utama analisis Critical Path Method adalah untuk menentukan waktu terpendek yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek atau untuk menentukan jalur waktu terlama yang disebut dengan critical path. Dengan menjumlahkan seluruh waktu kegiatan, maka akan didapatkan panjang jalur waktu terlama. Earliest time (ET) dan Latest time (LT), dalam pengertian waktu minimum, didapatkan dengan perhitungan slack (Sij = LTj Tij). Contoh pada gambar 2.2 S24 dan S34 adalah 5 menit. Ini artinya yang dapat tertunda hanya salah satu kegiatan, yaitu 5 menit, tetapi bukan kedua kegiatan masing-masing 5 menit. (Mulyono,2007, p.299)

2.5 Statistika

Dalam menganalisa waktu analisa inventory sparepart dibutuhkan analisa statistik. Perhitungan statistik dibutuhkan untuk menentukan apakah program inventory dashboard benar dapat mengurangi waktu kegiatan analisa inventory sparepart. Statistik adalah teknik yang berguna untuk membuat suatu keputusan tentang suatu sampel berdasarkan analisa dari informasi yang terkandung dalam suatu sampel tersebut. Statistika terdiri dari statistika deskriptif dan inferensia statistik dimana statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Sedangkan inferensia statistik mencakup semua metode yang berhubungan dengan analisa sebagian data untuk kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan gugus data induknya. (Montgomery, 2009, p.64)

2.6 Inventory

Persediaan sparepart merupakan timbunan barang yang sengaja dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar. Inventory sparepart merupakan suatu masalah tentang pengambilan keputusan untuk melakukan order suatu barang (stock) berapa banyak quantity yang optimum dan kapan harus dilakukan order. Setiap sparepart memiliki karakteristik demand yang berbeda dan memiliki lead times supply yang berbeda juga, oleh karena itu dibutuhkan cara yang berbeda-beda juga untuk menjaga agar inventory

(6)

sparepart tetap dalam kondisi optimum. Inventory sparepart juga sangat berperan penting dalam suksesnya program supply sparepart 1x24 Jam. Dengan analisa persediaan sparepart yang baik dengan waktu yang cepat, maka pengendalian persediaan dapat dilakukan lebih baik dan lebih efisien. (Wignjosoebroto,2006, p.385)

2.7 Model Persediaan

Untuk mempertahankan tingkat persediaan sparepart Isuzu yang optimum dan agar tidak terjadi loss supply dalam program supply sparepart 1x24 Jam, diperlukan jawaban yang didasari oleh analisa inventory sparepart atas dua pertanyaan mendasar sebagai berikut:

Kapan melakukan pemesanan sparepart

Berapa jumlah yang harus dipesan dan kapan melakukan pemesanan kembali.

Untuk menjawab pertanyaan kapan melakukan pemesanan, dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu:

- Pendekatan tinjauan terus-menerus (continous review approach) - Pendekatan tinjauan periodik (periodic review approach)

Continuous review system atau disebut juga sistem Q digunakan untuk memecahkan persoalan persediaan probabilistik dengan memandang bahwa posisi barang yang tersedia di gudang sama dengan posisi persediaan barang pada sistem determistik dengan menambahkan cadangan pengaman (Safety Stock). Pada prinsipnya sistem ini adalah hampir sama dengan model inventory probabilistik sederhana kecuali pada tingkat pelayanannya. Kalau pada model inventory probabilistik sederhana tingkat pelayanan ditetapkan sedangkan dalam Sistem Q tingkat pelayanan akan dicari optimalisasinya. Continuous review system pada sparepart Isuzu digunakan untuk menganalisa stok sparepart yang memiliki lokasi vendor di Indonesia. Hal ini dilakukan karena vendor tersebut dekat, dan waktu pengiriman yang dapat diatur oleh PT. Isuzu Astra Motor Indonesia.

(7)

Pada sistem Q ini setiap kali pemesanan dilakukan dalam jumlah lot pesanan yang sama (karena itu disebut metode Q). Untuk memudahkan implementasinya, sering digunakan visual review system dengan metode yang disebut Two Bin System :

a) Dibuat dua bin (tempat) penyimpanan, Bin I berisi persediaan sebesar tingkat reorder point; Bin II berisi sisanya.

b) Penggunaan stock dilakukan dengan mengambil isi Bin II, jika sudah habis artinya pemesanan harus dilakukan kembali; sementara menunggu pesanan datang, stock pada Bin I digunakan.

Periodic review system atau disebut juga sistem P adalah suatu sistem yang jarak waktu antar dua pesanan adalah tetap. Perbedaannya dengan sistem inventory Q adalah jumlah pesanan dapat berubah-ubah mengikuti pola demand yang terjadi pada saat itu namun jarak antar dua pesanan adalah tetap. Periodic review system digunakan untuk menganalisa supply sparepart dari vendor import, yang memiliki waktu antar pesan sekitar 3 bulan. (Amran, Lesmono, 2011, p.95)

Gambar

Gambar 2.1Contoh Suatu Jaringan Kegiatan dan Waktu Kegiatan
Gambar 2.2 Contoh Penggunaan Dummy Activity Dalam Jaringan

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 4.2 adalah prototipe dengan berbagai sensor dan alat-alat yang sudah digabungkan menjadi satu pada prototipe ini terdapat sensor DHT11 dan Water

Suka duka dalam membesarkan anak hingga dapat berkarier membawa pengaruh dalam kehidupan ketiga subjek terutama dalam keputusannya mengasuh cucu, pola asuh yang diterapkan kepada

Melakukan analisis hukum terhadap fakta akan menarik perhatian, mengingat hal tersebut tidak sesederhana yang dibayangkan orang pada umum- nya yang hanya mengandalkan pada

Berdasarkan hasil yang telah dipresentasikan di atas, bisa disimpulkan bahwa pelaksanaan pelatihan Intermediate English Grammar bagi siswa English Conversation Club (ECC) di MAN

Karena dalam pandangan Al-Ghazali anak pada usia ini sudah dapat membedakan sesuatu yang baik dan yang buruk yang diistilahkannya dengan li isyroqi nuuri al-'aqli 'alaihi

Jadi menurut Markowitz, investor seharusnya melihat rate of return yang berasosiasi dengan salah satu portofolio yang dalam statistik disebut variabel acak ( random variable

Seluruh penerimaan bahan baku kayu PT Pindo Deli Pulp And Paper Mills Karawang didukung dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah, hasil uji petik stock

Gambar 3 memperlihatkan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan lebih rendah daripada fraksi air terhidrolisis, karena proses hidrolisis mampu membebaskan