• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERIAN EDUKASI DAN PRAKTIK TENTANG CUCI TANGAN 6 LANGKAH BENAR DAN ETIKA BATUK DALAM MENCEGAH PENYEBARAN COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERIAN EDUKASI DAN PRAKTIK TENTANG CUCI TANGAN 6 LANGKAH BENAR DAN ETIKA BATUK DALAM MENCEGAH PENYEBARAN COVID-19"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERIAN EDUKASI DAN PRAKTIK TENTANG CUCI TANGAN 6 LANGKAH BENAR DAN ETIKA BATUK DALAM MENCEGAH PENYEBARAN COVID-19

Novi Enis Rosuliana1*, Robiatul Adawiyah2, Rista Agus Kurdani3

1Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Indonesia

2,3Prodi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram, Indonesia

* ikhsanovi@gmail.com

Diterima: 26 Agustus 2021 Direvisi: 15 September 2021, Diterbitkan: 20 Oktober 2021

ABSTRACT

Public health status is currently a major concern due to the spread of the Covid-19 infectious disease. The spread of Covid-19 does not only occur in the elderly and adults, but can also spread at the age of children. Prevention of the spread of Covid-19 is one of the main activities being promoted at this time and involves all parties, namely the government and the community. To prevent the spread of Covid-19, apart from wearing a mask, you must also practice hand washing and cough etiquette. The need for education in providing information on correct hand washing techniques and cough etiquette, especially to children, because according to WHO, children's age is an invisible victim, so high attention is also needed. The expected output targets are an increase in knowledge, understanding and skills related to Covid-19, washing hands with six correct steps and cough etiquette. The method used is the provision of education and practice/demonstrations as well as in the form of focus group discussions. The results show that 100% of the participants answered correctly for the material on the meaning of Covid-19, the meaning of washing hands, steps for washing hands, diseases caused by hands, the moment of washing hands, and only 2 materials that are not perfect, namely the prevention of Covid-19 (95). % of participants), and cough etiquette (90% of participants). The orphanage and families are expected to continue to teach and remind children to continue to apply the six steps of correct hand washing and cough etiquette, so that they can form behavior patterns.

Keywords: education, cough etiquette, Covid-19, hand washing, prevention.

ABSTRAK

Status kesehatan masyarakat saat ini menjadi perhatian utama akibat dari penyebaran penyakit infeksi Covid-19. Penyebaran Covid-19 tidak hanya terjadi pada usia lansia dan dewasa, namun juga bisa menyebar pada usia anak. Pencegahan penyebaran Covid-19 menjadi salah satu kegiatan utama yang digalakkan saat ini dan melibatkan semua pihak yaitu pemerintah dan masyarakat. Pencegahan penyebaran Covid-19 selain dengan menggunakan masker juga harus menerapakan cuci tangan dan etika batuk. Perlunya edukasi dalam memberikan informasi teknik cuci tangan dan etika batuk yang benar terutama kepada anak-anak, karena usia anak menurut WHO merupakan korban yang tidak terlihat, sehingga perlu juga perhatian yang tinggi. Target luaran yang diharapkan yaitu adanya peningkatan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan terkait Covid-19, mencuci tangan dengan enam langkah benar dan etika batuk. Metode yang digunakan adalah dengan

(2)

pemberian edukasi dan praktik/ demonstrasi serta redemonstrasi dalam bentuk focus group discussion. Hasilnya menunjukkan bahwa 100% perserta menjawab dengan benar untuk materi pengertian Covid-19, pengertian mencuci tangan, langkah- langkah mencuci tangan, penyakit yang disebabkan dari tangan, momen mencuci tangan, dan hanya 2 materi yang belum sempurna yaitu pencegahan Covid-19 (95%

peserta), serta etika batuk (90% peserta). Kepada pihak Panti Anak dan keluarga diharapkan untuk terus mengajarkan dan mengingatkan kepada anak-anak untuk terus menerapkan cara cuci tangan enam langkah benar dan etika batuk, agar bisa membentuk pola perilaku.

Kata kunci: edukasi, etika batuk , Covid-19, cuci tangan, pencegahan.

I. PENDAHULUAN

Kondisi masyarakat Indonesia saat ini sedang merasakan kekhawatiran dikarenakan munculnya wabah pneumonia yang disebabkan oleh virus Corona.

Wabah ini muncul pertama kali di Kota Wuhan pada bulan Desember 2019.

Penyebaran wabah yang disebabkan oleh virus Corona melingkupi ke seluruh Negara di dunia dan tidak terkecuali Indonesia (Nursofwa et al., 2020). Virus Corona yang menyebar di seluruh dunia yang mengakibatkan gangguan penyakit pada manusia terutama pada sistem pernapasan disebut dengan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) merupakan keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Corona Virus bisa menimbulkan infeksi pernapasan pada manusia seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Pemerintah Indonesia mengumumkan pertama kali munculnya Covid-19 adalah dengan ditemukannya dua kasus positif Covid-19 pada 2 Maret 2020 (Kompas, 2020).

Proses penyebaran Covid-19 di Indonesia berlangsung begitu cepat dengan data yang diperoleh yaitu terdapat 1.046 kasus positif dan 87 kasus yang meninggal dunia dan 46 orang dinyatakan sembuh (BNPB, 2020). Data penyebaran wabah Covid-19 per tanggal 8 Mei 2020 ada sekitar 12.776 kasus dan 930 kematian yang dilaporkan di 34 provinsi di Indonesia. Wabah Covid-19 akan berdampak pada status kesehatan masyarakat terutama pada kelompok usia yang lebih tua, namun juga bisa terjadi pada anak meskipun resiko kesehatan akibat infeksi Covid-19 pada anak lebih rendah. Data menunjukkan terdapat 80 juta anak di Indonesia (sekitar 30% dari populasi yang berpotensi mengalami dampak serius akibat beragam dampak sekunder yang timbul baik jangka pendek maupun jangka panjang. Direktur Eksekutif UNICEF menyatakan bahwa “ anak-anak adalah korban yang tidak terlihat”(UNICEF, 2020).

Penyebaran kasus Covid-19 ini selain berdampak pada sektor kesehatan juga berdampak pada sektor ekonomi dan juga dunia pendidikan. Berdasarkan kondisi tersebut Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.

2 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar yang bertujuan pada Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 dan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Masyarakat Corona Virus Disease 2020 (Covid-19). Pemerintah juga berupaya agar masyarakat patuh terhadap pelaksanaan Protokol Kesehatan. Penerapan protokol kesehatan ini harus dilaksanakan oleh seluruh masyarakat baik orang dewasa maupun anak-anak.

Tujuan dari penerapan protokol kesehatan ini adalah untuk memutus mata rantai

(3)

penularan Covid-19 sehingga tidak menimbulkan penularan baru. Penerapan protokol kesehatan adalah dengan menggunakan masker yang menutupi hidung dan mulut, mencuci tangan menggunakan air mengalir atau hand sanitizer, dan menjaga jarak minimal 1 meter, selain itu kegiatan PHBS juga penting dengan konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik dan menerapkan etika batuk yang baik (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan mencuci tangan pakai sabun dengan insiden diare, sehingga dengan mencuci tangan pakai sabun mampu mencegah penularan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman yang menempel pada tangan (Purwandari, Ardiana, Wantiyah, 2013). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa kepatuhan dalam melakukan cuci tangan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap pencegahan terjadinya infeksi (Handayani et al., 2019). Selain itu penerapan etika batuk yang tepat merupakan salah satu komponen perilaku pencegahan penularan penyakit infeksi seperti tuberculosis (Ramdan et al., 2020). Sehingga sangat penting penerapan cuci tangan pakai sabun dan etika batuk dalam upaya pencegahan penularan penyakit infeksi seperti Covid-19.

Sedangkan pada sektor Pendidikan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19). Surat edaran tersebut menghimbau agar anak-anak menjalankan pembelajaran secara Daring, sehingga mereka dianjurkan untuk Stay at Home namun tetap melaksanakan pembelajaran di rumah. Dikarenakan proses belajar mengajar tidak dilaksanakan secara tatap muka, maka anak-anak tentunya tidak bisa memahami materi secara langsung, dan tentunya pemahaman penerapan protokol kesehatan perlu untuk diberikan agar anak-anak dapat mampu menerapkan protokol kesehatan dan etika batuk. Panti Sosial Asuhan Anak “Generasi Harapan” NTB merupakan Panti yang menampung anak yatim piatu dan terlantar untuk dibina dan diberi pengasuhan, dalam rangka untuk mewujudkan program kegiatan terhadap keberlangsungan hidup dan tumbuh kembang dan perlindungan anak. Berdasarkan hasil observasi terhadap salah satu perawat di Panti sosial Asuhan Anak, di awal masa pandemic Covid-19 anak-anak belum secara optimal diberikan edukasi dan praktek secara langsung terkait cuci tangan 6 langkah benar dan etika batuk dalam rangka pencegahan penularan Covid-19. Berdasarkan sumber informasi tersebut sehingga perlunya kegiatan pemberian edukasi dan praktek terhadap cara cuci tangan 6 langkah benar menggunakan sabun dan hand sanitizer dan etika batuk.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui upaya pencegahan penularan Covid-19 dengan cara melakukan 6 langkah cuci tangan benar dengan sabun atau hand sanitizer etika batuk secara benar. Sehingga tim pengabdian masyarakat memberikan solusi kegiatan kepada mitra yaitu dengan pemberian edukasi berupa penyuluhan dan praktik secara langsung tentang cuci tangan 6 langkah benar menggunakan hand sanitizer dan sabun dan etika batuk. Kegiatan ini sangat penting karena untuk memberikan pengetahuan pemahaman serta membentuk pola perilaku baru bagi anak-anak untuk pencegahan penularan infeksi Covid-19.

(4)

II. METODE

Pelaksanaan kegiatan ini adalah diawali dengan melakukan wawancara kepada perawat yang berdinas di Panti Sosial Asuhan Anak “ Generasi Harapan” NTB. Hasil wawancara menunjukkan masih belum optimalnya pemberian edukasi dan praktek secara langsung kepada seluruh anak-anak mengenai pencegahan penularan Covid- 19 di awal masa pandemi. Selain itu karena saat ini sektor pendidikan menerapkan pembelajaran melalui Daring, anak-anak tidak bisa mendapatkan informasi langsung dari pihak sekolah terkait penularan Covid-19. Sehingga pihak PSSA sangat antusias dengan pelaksanaan kegiatan pemberian edukasi untuk mencegah penularan Covid- 19 dalam meningkatkan pengetahuan dan membentuk pola perilaku anak-anak dalam pencegahan infeksi virus. Pelaksanaan kegiatan ini diikuti oleh 35 orang anak- anak panti dengan tingkat pendidikan bervariasi yaitu SMP dan SMA. Kegiatan pengabdian masyarakat dimulai dengan persiapan dan berkoordinasi dengan pengurus Panti terkait ijin, dan lokasi kegiatan. Media pemberian edukasi menggunakan leaflet yang berisi materi tentang Covid-19, cuci tangan dan etika batuk, serta handsanitizer untuk kegiatan praktek cuci tangan. Sedangkan untuk proses evaluasi menggunakan lembar observasi dan pertanyaan. Pembukaan kegiatan pengabdian masyarakat dibuka oleh perawat Panti Anak, yang kemudian dilanjutkan dengan perkenalan tim pengabdian masyarakat, penjelasan tujuan kegiatan, dan mempresentasikan materi, namun sebelum materi diberikan terlebih dahulu dilakukan pre test. Materi terkait praktek langsung adalah tentang pencegahan penularan Covid-19 melalui cuci tangan enam langkah benar menggunakan handsanitizer dan etika batuk, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan diakhiri dengan post tes.

Pelaksanaan pre test dan post tes adalah sebagai tolok ukur penilaian pengetahuan dan pemahaman anak-anak di Panti Sosial Asuhan Anak “ Generasi Harapan” NTB.

Instrumen pre test dan Post tes adalah berisi pertanyaan tentang cuci tangan dan etika batuk. Berikut adalah hasil pre test dan Post test terhadap 35 anak-anak di Panti Sosial Asuhan Anak “ Generasi Harapan” NTB

III. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berupa pemberian edukasi dan demonstrasi. Penyampaian materi diberikan dengan metode ceramah menggunakan media leaflet yang berisi materi tentang Covid-19, cuci tangan enam langkah benar, dan etika batuk disertai dengan gambar-gambar yang menarik. Tim pengabdian masyarakat membagi peserta ke dalam kelompok-kelompok kecil dan tiap kelompok dibimbing oleh satu fasilitator. Setiap fasilitator menjelaskan materi serta mendemonstrasikan cara cuci tangan enam langkah benar menggunakan handsanitizer dan etika batuk. Kemudian peserta melakukan redemonstrasi terkait teknik cuci tangan dan etika batuk. Peserta sangat berantusias mengikuti segala rangkaian kegiatan sampai tahap akhir. Metode tersebut dilakukan agar semua peserta fokus terhadap materi sehingga tahu dan paham serta mampu mempraktekkan secara langsung dengan dibimbing oleh fasilitator.

Hasil kegiatan pengabdian masyarakat terhadap anak-anak di Panti Sosial Asuhan Anak “ Generasi Harapan” NTB menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, pemahaman serta keterampilan tentang cuci tangan menggunakan enam langkah benar dan etika batuk. Selain itu kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai

(5)

upaya untuk membentuk pola perilaku anak-anak dalam menerapkan protokol kesehatan terhadap kondisi Pandemi Covid-19.

Tabel 1 Hasil Pres test dan Post Test

Materi Pre test Post test

Pengertian Covid-19 45% 100%

Penyebab Covid-19 30% 95%

Pengertian Mencuci tangan 50% 100%

Langkah-langkah mencuci tangan

40% 100%

Penyakit yang disebabkan dari tangan

45% 100%

Momen mencuci tangan 45% 100%

Etika Batuk 35% 90%

Hasil pre test menunjukkan bahwa 45% peserta mampu menjawab dengan benar mengenai pengertian Covid-19, 30% mampu menjawab dengan benar tentang penyebab Covid-19, 50% mampu menjawab dengan benar tentang pengertian mencuci tangan, 40% menjawab dengan benar tentang langkah-langkah mencuci tangan, 45% mampu menjawab dengan benar tentang penyakit yang disebabkan oleh tangan, 45% mampu menjawab dengan benar tentang momen atau waktu-waktu untuk melakukan cuci tangan, dan 45% mampu menjawab dengan benar terkait etika batuk. Hasil ini menunjukkan bahwa masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan dari peserta terkait materi cuci tangan dan etika batuk.

Hasil pos test menunjukkan hampir seluruh peserta menjawab dengan benar untuk semua komponen pertanyaan yaitu 100% perserta menjawab dengan benar untuk materi pengertian Covid-19, pengertian mencuci tangan, langkah-langkah mencuci tangan, penyakit yang disebabkan dari tangan, momen mencuci tangan, dan hanya 2 materi yang belum sempurna yaitu pencegahan Covid-19 (95%), serta etika batuk (90%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta tentang materi cuci tangan dengan enam langkah benar dan etika batuk.

PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan seluruh peserta tentang materi Covid-19, praktek mencuci tangan dengan menggunakan enam langkah benar dan etika batuk. Kegiatan pemberian edukasi dan demonstrasi ini sangat menarik, ditunjukkan dengan peserta sangat antusias mengikuti kegiatan sampai selesai dan keaktifan peserta dalam diskusi. Hasil evaluasi pada saat pre test menunjukkan nilai yang rendah adalah pada penyebab Covid-19, langkah-langkah mencuci tangan dan etika batuk. Hal tersebut disebabkan karena peserta belum hafal nama latin dari virus Covid-19, dan untuk mencuci tangan belum tahu urutan yang benar dan lamanya dalam melakukan cuci tangan, serta untuk etika batuk belum tahu teknik etika batuk yang benar.

Kegiatan pemberian edukasi ini mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta karena metode yang digunakan adalah membagi peserta menjadi kelompok-kelompok kecil (focus group discussion) dengan didampingi oleh satu fasilitator, sehingga pesrta fokus, dan fasilitator mampu memberikan stimulasi kepada peserta untuk berperan aktif dalam proses diskusi, demonstrasi dan

(6)

redemonstrasi. Namun ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan yaitu adanya peserta yang keluar saat proses diskusi dikarenakan ada keperluan permintaan data dari petugas Panti, sehingga fasilitator harus mengulang kembali materi yang belum diterima oleh peserta. Namun tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini bisa tercapai dengan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta tentang cuci tangan dan etika batuk, serta semua materi tersampaikan pada peserta.

Gambar. 1 Proses Kegiatan Pengabdian Masyarakat dan media edukasi

(7)

Gambar tersebut adalah dokumentasi pelaksanaan pemberian edukasi uapaya pencegahan Covid-19 pada saat awal pandemi, dan belum ada peraturan secara ketetat dalam penerapan protokol kesehatan berupa pemakaian masker. Gambar tersebut menunjukkan proses edukasi yang diberikan dengan membentuk focus group discussion, serta media pemberian edukasi yang diberikan berupa leaflet yang dibagikan kepada para peserta. Kegiatan edukasi ini ditutup dengan pembagian handsanitizer dan foto bersama peserta.

IV. SIMPULAN .

1. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mayoritas mampu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta tentang materi Covid-19, mencuci tangan dengan enam langkah benar dan etika batuk dengan persentase 100% perserta menjawab dengan benar untuk materi pengertian Covid-19, pengertian mencuci tangan, langkah-langkah mencuci tangan, penyakit yang disebabkan dari tangan, momen mencuci tangan, dan hanya 2 materi yang belum sempurna yaitu pencegahan Covid-19 (95%), serta etika batuk (90%).

2. Kegiatan pengabdian masyarakat mampu ini sangat meningkatkan antusias peserta dibuktikan dengan keaktifan peserta dalam proses diskusi

3. Kelebihan dalam kegiatan ini adalah metode yang digunakan adalah Focus group discussion yang didampingi oleh fasilitator, sehingga fasilitator mampu mengobservasi seluruh kegitan peserta dalam mengikuti seluruh tahapan kegiatan pengabdian masyarakat. Selain itu fasilitator mampu memberikan stimulasi bagi peserta yang kurang aktif agar terlibat dalam kegiatan diskusi.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terikasih kepada pihak Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram yang telah memfasilitasi berupa handsanitizer pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, pihak Panti Sosial Asuhan Anak “ Generasi Harapan” NTB yang telah memberikan ijin dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan masysrakat ini. Dosen dan Mahasiswa profesi STIKES Mataram yang berkontribusi sebagai fasilitator dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020). Corona Virus Disease 2019. Jurnal Respirologi Indonesia, 40(2), 119–129.

https://doi.org/10.36497/jri.v40i2.101

Handayani, N. L. P., Suarjana, I. K., & Listyowati, R. (2019). Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Motivasi Perawat Dengan Kepatuhan Cuci Tangan Di Ruang Rawat Inap Rsu Surya Husadha Denpasar. Archive of Community Health, 6(1), 9.

https://doi.org/10.24843/ach.2019.v06.i01.p02

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pertanyaan dan Jawaban Terkait Coronavirus Disease 2019 ( COVID-19 ). World Health Organization, 2019, 1–13.

https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public

(8)

Nursofwa, R. F., Sukur, M. H., Kurniadi, B. K., & . H. (2020). Penanganan Pelayanan Kesehatan Di Masa Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Hukum Kesehatan.

Inicio Legis, 1(1), 1–17. https://doi.org/10.21107/il.v1i1.8822

Ramdan, M., Lukman, M., & Platini, H. (2020). Pengetahuan, sikap dan etika batuk pada penderita tuberkulosis paru. 14(2), 232–239.

UNICEF. (2020). COVID-19 dan Anak-Anak di Indonesia Agenda Tindakan untuk Mengatasi Tantangan Sosial Ekonomi. Journal of Education, Pshycology and Counseling, 2(April), 1–12. www.unicef.org

Kompas, “Saling Bantu Cegah Korona Meluas”, Kompas, 3 Maret 2020

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, “Infografis Covid-19 (27 Maret 2020)”, www.covid19.go.id, 28 Maret 2020.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. HK.01.07/MENKES/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Purwandari, R., Ardiana, A., & Wantiyah. (2013). Hubungan antara perilaku mencuci tangan dengan insiden diare pada anak usia sekolah di Kabupaten Jember.

Jurnal Keperawatan, 4(2): 122-130.

Gambar

Tabel 1 Hasil Pres test dan Post Test

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka kami melakukan upaya sosialisasi berupa kegiatan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (Cuci tangan pakai sabun) kepada

Sosialisasi ini dibantu oleh mahasiswa yang program KKN yang ada di daerah masing-masing; (b) Mengedukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mencuci tangan setiap

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang bahaya penyebaran Covid-19 dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mematuhi

Mahasiswa yang memiliki pengetahuan tinggi tentang praktik cuci tangan dan usaha mencegah penyakit Covid-19, menjadi faktor pencetus yang sangat baik dalam meningkatkan

Penerapan cara mencuci tangan yang benar tidak hanya diterapkan saat covid-19 tetapi juga didalam kehidupan sehari- hari karena mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktifitas

Kegiatan edukasi dalam rangka penanggulangan penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat melalui poster protokol kesehatan Covid-19 diharapkan dapat

Tahap kedua yaitu demonstrasi, pada tahap ini tim memberikan contoh 6 langkah cuci tangan dan siswa mempraktikkan yaitu Tujuh langkah cuci tangan, mencuci tangan

Edukasi cegah Covid-19 dengan SMARTS, terdiri atas tiga jenis kegiatan, yaitu edukasi tentang pentingnya protokol kesehatan; simulasi enam langkah cuci tangan yang benar;