• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU EKSTRAKURIKULER BTQ DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA PADA BIDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS PERAN GURU EKSTRAKURIKULER BTQ DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA PADA BIDANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS PERAN GURU EKSTRAKURIKULER BTQ DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA PADA BIDANG

SENI BACA AL-QUR’AN SISWA DI MTs 45 WIRADESA KEC.

WIRADESA KAB. PEKALONGAN

A. Analisis Potret Minat dan Bakat Siswa pada Bidang Seni Baca Al- Qur’an di MTs 45 Wiradesa

Minat adalah gejala psikis yang muncul dalam diri seseorang dan direalisasikan dengan perasaan senang dan menimbulkan perhatian yang khusus terhadap sasaran, sehingga seseorang cenderung berupaya untuk mencapai sasaran tersebut. Sedangkan bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih.

Minat dan bakat mempunyai pengaruh yang besar terhadap aktifitas belajar siswa. Siswa yang mempunyai minat dan bakat terhadap seni baca al- Qur’an akan mempelajari dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti pelajaran dan bahkan dapat menemukan kesulitan- kesulitan dalam belajar karena adanya daya tarik dan potensi yang diperoleh.

Seseorang yang memiliki kemampuan dalam bidang seni baca al-Qur’an adalah seseorang yang mampu berseni yang memiliki makna bisa, bisa bukan berarti mampu akan tetapi bisa yang mencakup segala aspek mulai dari baca al-Qur’an, tajwid, makhraj, tartil kemudian disusul dengan tilawah, lagu dan

86

(2)

pernapasan. Membaca al-Qur’an adalah ilmu yang harus di miliki oleh setiap muslim karena banyak orang yang menyampaikan al-Qur’an dengan berirama akan tetapi tidak sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajnya sehingga menghilangkan nilai dari seni itu sendiri.

Kondisi siswa di MTs 45 Wiradesa dalam hal kemampuan seni baca al-Qur’an sangat beragam. Jika dikelompokkan tingkat kemampuannya maka terdapat tiga kelompok besar yaitu ada yang sangat baik, baik dan kurang baik dalam membaca al-Qur’an dengan seninya. Kategori sangat baik adalah mereka yang bisa membaca dengan lancar dan fasih sesuai tajwid bahkan bisa membacanya dengan lagu. Kategori baik adalah mereka yang bisa lancar membaca meskipun kadang kala tajwidnya kurang tepat dan sedikit dengan cara tartil, dan kategori kurang baik adalah mereka yang belum lancar atau bahkan yang belum mengenal macam-macam lagu al-Qur’an.

Berdasarkan pengelompokkan kemampuan tersebut, maka diadakan

program belajar membaca al-Qur’an dengan seni baca al-Qur’an untuk siswa

yang belum lancar atau belum bisa membaca al-Qur’an dengan seni baca al-

Qur’an. Mereka yang bisa diberikan tanggung jawab untuk membimbing

yang kurang lancar dan belum bisa membaca al-Qur’an dengan seni baca al-

Qur’an. Persoalan siswa bisa membaca al-Qur’an dengan lagu yang baik

adalah berkaitan dengan bakat yang dimilikinya. Tidak semua siswa memiliki

modal suara yang bagus dan kemampuan untuk itu. Namun yang terpenting

adalah mereka mampu membaca al-Qur’an dengan baik (lancar dan sesuai

tajwid).

(3)

Dari hasil observasi dan wawancara mengenai kemampuan siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa dapat diketahui bahwa kemampuan seni membaca al-Qur’an siswa di MTs 45 Wiradesa tergolong baik, meskipun ada beberapa anak yang mempunyai kemampuan kurang dalam membaca al-Qur’an dengan seni. Dan dari hasil wawancara juga menjelaskan bahwa siswa rutin dan aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, sekaligus diraihnya beberapa prestasi di bidang seni baca al-Qur’an tersebut.

Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an maka potensi dan bakat siswa di bidang seni membaca al-Qur’an akan tumbuh dan berkembang. Perkembangan kemampuan dalam seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa dari hari ke hari mengalami peningkatan. Selama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an ada peningkatan prestasi yang diraihnya. Hal ini menambah semangat siswa untuk terus melanjutkan dan giat dalam mengikuti kegiatan tersebut.

Sebagai sarana untuk penyaluran bakat siswa, juga dapat

mengantarkan siswa mencapai apa yang diharapkan, yaitu menjadi guru seni

baca al-Qur’an ataupun menjadi qori’ yang handal. Banyak manfaat yang

mereka peroleh dari mengikuti kegiatan tersebut diantaranya menambah ilmu,

wawasan, pengalaman, dan teman yang sebelumnya tidak mengenal bisa

mengenal satu dan lainnya, bahkan tidak hanya teman dalam kegiatan

ekstrakurikuler atau teman satu sekolah mereka dapat memperoleh teman dari

luar madrasah, dan dapat meningkatkan prestasi di bidang seni baca al-

Qur’an.

(4)

Berdasarkan penuturan guru pembimbing seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa ada siswa yang memiliki bakat seni baca al-Qur’an. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil kemampuan membaca al-Qur’an dengan seninya. Bagi siswa yang tidak memiliki bakat seni dapat dilihat dari hasil kemampuan membaca mereka, yang hanya bisa membaca al-Qur’an dengan cara tartil daripada dengan seni. Hal itu terbukti bahwa kemampuan membaca dengan tartil lebih bagus daripada dengan seninya.

Di MTs 45 Wiradesa ada beberapa siswa yang memiliki bakat seni baca al-Qur’an akan tetapi lebih banyak siswa yang hanya bisa membaca dengan tartil saja tanpa tilawah. Namun demikian, dengan modal mempunyai kemampuan membaca al-Qur’an yang baik tersebut maka kemampuan tilawah akan lebih mudah untuk dipelajari dan dikuasai, yaitu dengan cara terus belajar dan berlatih. Karena bakat tidak hanya berasal dari keturunan saja, melainkan juga melalui proses belajar. Dari sinilah akan diketahui bakat yang terpendam dalam diri siswa. Dan tugas guru selanjutnya adalah membimbing dan mengarahkan bakat seni baca al-Qur’an tersebut.

B. Analisis Peran Guru Ekstrakurikuler BTQ dalam Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa pada Bidang Seni Baca Al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa

Kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an adalah kegiatan atau program pelatihan baca al-Qur’an dengan menekankan pada metode baca yang benar dan kefasihan bacaan, serta keindahan serta kemerduan bacaan.

Sasaran kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an adalah seluruh siswa

(5)

yang berpotensi dan memiliki minat serta bakat untuk mengembangkan seni membaca al-Qur’an. Adapun tujuannya adalah membentuk kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an secara baik dan benar, sesuai dengan kaidah- kaidah bacaannya serta menyalurkan potensi dan bakat siswa dalam seni membaca al-Qur’an.

Proses pembelajaran seni membaca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa antara siswa yang berbakat dan siswa yang biasa-biasa saja itu sama, hanya saja pada saat kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an bagi siswa yang memiliki bakat tersebut hasilnya akan kelihatan paling bagus dibandingkan dengan yang lain.

Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an sangat membantu siswa dalam mengembangkan minat dan bakatnya pada bidang seni baca al-Qur’an. Guru ekstrakurikuler BTQ mempunyai peran penting di dalamnya, karena peran guru sangat besar konstribusinya dalam pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas, setidaknya akan membentuk sikap siswa dalam belajar dan bagi guru sendiri ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Diantara peran guru ekstrakurikuler di MTs 45 Wiradesa adalah sebagai berikut:

Pertama, peran guru sebagai motivator: cara yang dilakukan guru

ekstrakurikuler BTQ dalam memotivasi siswa untuk melaksanakan kegiatan

ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an yaitu dengan memberikan suri tauladan,

menjelaskan manfaat dan tujuan dari kegiatan seni baca al-Qur’an, memiliki

bahan pelajaran yang betul-betul dibutuhkan siswa, memilih cara penyajian

(6)

materi yang bervariasi, memberikan sasaran dan kegiatan yang jelas untuk mengembangkan minat dan bakat siswa, memberikan kesempatan, kemudahan dan bantuan kepada siswa dalam belajar dan berlatih, memberikan pujian, ganjaran dan hadiah serta penghargaan terhadap pribadi siswa. Disinilah peran guru kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an diharapkan dapat memberi motivasi agar bakat seni baca al-Qur’annya dapat berkembang dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari hingga menjadikan pribadi yang Qur’ani.

Kedua, peran guru sebagai creator dan inovator: Bentuk kreativitas

yang dikembangkan oleh guru ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa, yaitu: pagelaran ataupun penampilan seni baca al-Qur’an.

Sedangkan inovasi yang dilakukan adalah inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an. Dengan demikian metode atau cara baru dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran. Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Ketiga, peran guru sebagai integrator: peranan guru ekstrakurikuler

seni baca al-Qur’an adalah mengintegrasikan ajaran Islam ke dalam

pembelajaran seni baca al-Qur’an yang dibinanya dengan memberikan uraian

yang mengaitkan topik-topik pelajaran yang diajarkan dengan nilai-nilai

(7)

keimanan dan ketaqwaan, mengembangkan minat dan bakat seni baca al- Qur’an siswa dengan baik, dan melakukan pembinaan disiplin beribadah agar selalu membaca al-Qur’an.

Bila dilihat dari segi pencapaian prestasi tentu seorang guru sangat berperan aktif. Terutama saat persiapan sebelum para siswa akan mengikuti kegiatan perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ). Tidak hanya itu, guru juga berperan dalam mencari informasi bagi siswa untuk dapat mengikuti perlombaan yang diadakan oleh instansi tertentu. Sebagai bentuk pengapresiasian dan pengaktualisasian bakat siswa dalam bentuk yang konkret.

Dengan adanya beberapa peran guru ekstrakurikuler BTQ yang dilaksanakan secara maksimal, maka minat dan bakat seni baca al-Qur’an yang dimiliki siswa dapat mengalami peningkatan. Kegiatan guru yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran, mengarahkan, membimbing, memberikan dukungan dan motivasi, dan memantau perkembangan pelatihan kepada siswa dalam mengikuti kegiatan seni baca al-Qur’an. Ringkasnya, guru ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an merupakan pribadi-pribadi yang memiliki kedalaman wawasan, ilmu, dihiasi dengan tingkah laku akhlak mulia yang patut menjadi panutan bagi siswa.

Guru ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an sangat berpengaruh terhadap

pengembangan minat dan bakat siswa yang tujuannya untuk membimbing

agar lebih terarah dan siswa mampu membaca al-Qur’an dengan seni baca al-

Qur’an dengan baik dan benar. Karena kurangnya alokasi pembelajaran,

(8)

maka perlu adanya tambahan dari luar. Siswa perlu wawasan seni baca al- Qur’an, bukan hanya dari guru ekstrakurikuler di madrasahnya saja, tetapi para ahli qiroah dari luar madrasah akan menambah wawasan pengetahuan seni baca al-Qur’an dan berbagai pengalaman.

Pelatihan dan pembiasaan yang dilakukan oleh guru seni baca al- Qur’an di MTs 45 Wiradesa melalui kegiatan ekstrakurikuler seni baca al- Qur’an mampu menjadikan siswa menjadi lebih berkompeten dan pandai dalam bertilawah. Sehingga dalam hal ini peran guru ekstrakurikuler sangat berpengaruh dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an.

C. Analisis Faktor yang Mendukung dan Menghambat Peran Guru Ekstrakurikuler BTQ dalam Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa pada Bidang Seni Baca Al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa

Dalam mengembangkan minat dan bakat pada bidang seni baca al- Qur’an siswa ini tidaklah mudah. Ada juga pendukung dan penghambat didalam pengembangannya. Baik itu berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal dapat berasal dari diri sendiri dan faktor eksternal berasal dari pihak lain, misalnya keluarga, madrasah, dan lingkungan sekitar.

Faktor pendukung dan penghambat pengembangan minat dan bakat pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa Pekalongan adalah sebagai berikut:

1. Faktor pendukung

(9)

a. Adanya kemampuan/ kompetensi dan pengalaman guru di bidang seni baca al-Qur’an

Pengaruh guru dalam perbaikan atau peningkatan prestasi belajar siswa sangat besar. Seorang guru dituntut untuk mampu menampilkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menarik siswa untuk beraktifitas secara aktif. Upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pembelajaran harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula.

Sehingga guru seni baca al-Qur’an harus memiliki kemampuan/

kompetensi dan pengalaman di bidang seni baca al-Qur’an.

b. Anak rajin berlatih dan belajar

Latihan adalah kunci dari keberhasilan. Latihan disini bukan saja dari segi kuantitasnya tetapi juga dari segi motivasi yang menggerakkan setiap usaha yang kelihatan secara fisik. Sehingga dengan terus berlatih dan belajar bakat anak dapat terasah dan berkembang.

c. Minat siswa tinggi dalam belajar seni baca al-Qur’an

Minat adalah suatu proses pengembangan dalam

mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan

individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya. Jika minat siswa

tinggi maka siswa tersebut akan lebih bersemangat dalam belajar tanpa

(10)

suatu paksaan apapun. Begitu pula siswa yang memiliki bakat seni baca al-Qur’an pasti ia akan bersemangat dalam latihan dan berusaha agar bakat tersebut dapat terealisasikan dan terus mengalami perkembangan.

d. Siswa mempunyai latar belakang yang baik dalam membaca al-Qur’an Dalam membaca al-Qur’an dengan seni siswa dituntut untuk memiliki kemampuan dasar terlebih dahulu, karena dalam membaca al-Qur’an tidak boleh asal-asalan dan sembarangan, kemampuan yang harus dimiliki tersebut adalah kefasihan dalam membaca al-Qur’an, ketepatan pada tajwidnya, ketepatan pada makhrajnya, dan kelancaran dalam membaca al-Qur’an. Sehingga siswa mampu melantunkan ayat- ayat suci al-Qur’an dengan baik, indah dan benar serta tidak menyalahi hukum tajwid yang telah ditetapkan.

e. Kepedulian orang tua terhadap bakat anak

Disamping madrasah, orang tua memiliki peran yang sangat

berarti dalam mengembangkan minat dan bakat anak. Dipercaya

bahwa adanya peran pengasuhan yang baik cenderung membuka

peluang lebih besar bagi anak-anak untuk mengembangkan bakatnya

sesuai dengan minat anak. Peran pola asuh keluarga yang dilandasi

kasih sayang, dan disertai pemberian stimulasi (perangsangan) yang

cukup dan sesuai dipercaya dapat melahirkan anak-anak yang

berbakat. Di MTs 45 Wiradesa ini ada juga orang tua yang sudah

peduli terhadap bakat anaknya. Salah satu cara yang dilakukannya

(11)

dengan memasukkan anaknya ke tempat pelatihan seni baca al-Qur’an.

Para orang tua bagi anak-anak yang berprestasi tinggi memberikan pola asuh yang baik disertai kehangatan, selanjutnya para guru memberikan pelatihan yang baik.

f. Adanya motivasi yang tinggi dari sekolah maupun dari luar sekolah.

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat intrinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat orang tersebut termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seseorang yang melakukan hobinya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen-elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seseorang termotivasi.

2. Faktor penghambat

a. Minimnya waktu untuk belajar seni baca al-Qur’an

Salah satu faktor penghambat yang dihadapi guru dalam

memberikan pembelajaran seni baca al-Qur’an bagi siswa adalah

minimnya waktu untuk belajar seni baca al-Qur’an yang dilaksanakan

di madrasah. Dengan alokasi waktu kegiatan ekstrakurikuler dalam

pembelajaran seni baca al-Qur’an di madrasah yang singkat, maka

guru harus dituntut untuk pandai-pandai memaksimalkan waktu

(12)

dengan seoptimal mungkin guna mengembangkan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an.

b. Kurang keperayaan diri siswa dalam melantunkan ayat-ayat suci al- Qur’an

Percaya diri adalah suatu sikap positif seorang individu yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya, sehingga dengan alasan ini, ia akan mampu melakukan tindakan sesuai dengan apa yang ia inginkan, rencanakan dan harapkan. Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Masalah yang dihadapi guru adalah kurangnya kepercayaan diri pada siswa dalam melantunkan ayat-ayat suci al- Qur’an dengan seni, walaupun sebenarnya anak tersebut mampu.

Disinilah guru terus berupaya untuk menghilangkan rasa ketidakpercayaan diri tersebut dengan membimbing siswa untuk mempraktekkan langsung apa yang telah dipelajari dihadapan teman- temannya.

c. Adanya kendala di dalam kelas tidak adanya speaker atau pengeras suara sehingga cepat merasa kelelahan ketika latihan.

Sarana prasarana merupakan bagian penting yang perlu

disiapkan secara cermat dan berkesinambungan, sehingga dapat

dijamin selalu terjadi kegiatan belajar mengajar yang lancar. Dalam

(13)

penyelengaraan pendidikan, sarana prasarana sangat di butuhkan untuk menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien.

Begitu halnya dengan pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler seni baca

al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa belum ada speaker atau pengeras suara

sehingga dalam latihan guru dan siswa cepat merasa kelelahan.

Referensi

Dokumen terkait

Contohnya persoalan yang dihadapi sekarang ini yang menunjukkan bahwa pendidikan Nasional sudah lama dirasakan tidak memberikan ruang bagi tumbuhnya pribadi-pribadi

434 Mahmudah Guru Kelas MI MII Banyurip Ageng 02 Kota Pekalongan Ujian Tulis Ulang. 435 Nur Adilah Guru Kelas MI MSI 05 Sampangan Kota

Hubungan dalam organisasi tidak menjadi faktor stres karena dari wawancara diketahui bahwa keadaan organisasi baik- baik saja, hubungan dengan pimpinan dan rekan

Oleh karena itu, IAEA dalam kasus kecelakaan reaktor nuklir di Fukushima yang terjadi akibat terjadinya gempa bumi Tohoku pada tanggal 11 Maret yang berkekuatan

juga dapat merasakan pembelajaran tersebut menyenangkan dan tidak membosankan. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya materi senam lantai, siswa kurang menguasai

Ledakan populasi hama Promecotheca cumingii Baly (= nucifera Maul.) (Coleoptera : Chrysomelidae) di Sulawesi Utara, pertama kali terjadi pada tahun 2015 di Kecamatan

Informasi yang diperoleh diharapkan dapat berguna untuk memberikan pengetahuan yang lebih mendasar mengenai peranan hutan dalam mempengaruhi keberadaan populasi

Kegiatan apa saja yang pernah kalian lakukan di lingkungan sekitar rumah.. Diskusikan