• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT PADA AUDIT REPORT LAG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAMIKA KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT PADA AUDIT REPORT LAG"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

175 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi ISSN : 2442 - 9708 (Online) Vol. 21 No. 2 September 2021 : 175-190 ISSN : 1411 - 8831 (Print) Doi: http://dx.doi.org/10.25105/mraai.v21i2.9048

DINAMIKA KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT PADA AUDIT REPORT LAG

Anak Agung Putu Gede Bagus Arie Susandya

1

Ni Nyoman Ayu Suryandari

2

1,2

Universitas Mahasaraswati Denpasar

* [email protected]

Abstract

This study examines the role of the audit committee on audit report lag. The sample in this study was taken from all companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The sample selection method using the purposive sampling method. By using multiple regression analysis techniques, it is found that the competence of the audit committee, number of members of the audit committee has a negative effect on the audit report lag.

The higher the intensity of the audit committee meeting, the earlier financial reporting supervision occurs. High quality of financial reporting makes the audit period of the financial report audit shorter. The independence of the audit committee does not appear to affects the audit report lag. This is because the object of the examination of the financial statements itself is the annual report. On the other hand, the gender of the female audit committee has a negative effect on the audit report lag. The existence of female gender in the composition of the audit committee plays an important role in shortening the period for completion of audits by independent auditors.

Keywords : Audit Committee; Audit report lag; Competences; Gender.

Abstrak

Penelitian ini mengkaji tentang peran komite audit terhadap audit report lag. Sampel dalam penelitian ini diambil dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling.

Dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda diketahui bahwa kompetensi komite audit, jumlah anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Semakin tinggi intensitas rapat komite audit, maka semakin dini pengawasan pelaporan keuangan terjadi. Kualitas pelaporan keuangan yang tinggi membuat periode audit laporan keuangan menjadi lebih singkat. Independensi komite audit tampaknya tidak mempengaruhi audit report lag. Hal ini dikarenakan objek pemeriksaan laporan keuangan itu sendiri adalah laporan tahunan. Di sisi lain, jenis kelamin komite audit perempuan memiliki pengaruh negatif terhadap lag laporan audit. Keberadaan gender perempuan dalam komposisi komite audit berperan penting dalam mempersingkat jangka waktu penyelesaian audit oleh auditor independen.

Kata Kunci : ; jenis kelamin; keterlambatan laporan audit; komite audit; kompetensi.

(2)

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 21 No.2 September 2021

176

JEL Classification : C12, C83, L25, G38, M42, N25

Submission date: March 2021 Accepted date: September 2021

*Corresponden Author PENDAHULUAN

Audit report lag jeda waktu antara tanggal pelaporan keuangan emiten dengan tanggal diterbitkannya laporan auditor. (Rianti & Maria, 2012). Durand (2019) dan Nehme et al. (2015) berpendapat bahwa ketidaksepahaman antara manajemen dengan auditor menjadi pemicunya. Permasalahan yang timbul saat proses audit berjalan serta ketidaksesuaian pelaporan dengan standar akuntansi menjadi kendala dalam pembuatan laporan auditor. Menurut Hillebrandt (2021) manajemen cenderung ingin menyembunyikan kekurangan kinerjanya untuk mempertahankan kesan yang positif pada pihak principal. Auditor independen memiliki standar dan ritme kerja yang sesuai kode etik profesinya, sehingga diperlukan koordinasi yang maksimal dengan entitas.

Hillebrandt (2021) menemukan bahwa tingginya audit report lag akan membuat publikasi laporan keuangan terlambat. Keterlambatan tersebut menurut Hillebrandt (2021) mengindikasikan bahwa terdapat adanya masalah dalam pemeriksaan laporan keuangan sehingga penyelesaian laporan auditor memerlukan jangka waktu lebih panjang. Hillebrandt (2021) berargumen bahwa keterlambatan publikasi laporan keuangan auditan merupakan sinyal buruk bagi investor maupun pemegang saham karena mereka berpotensi kehilangan informasi fundamental perusahaan secara tepat waktu. Pada saat manajemen terkesan memperlama proses pemeriksaan laporan keuangan maka disinilah peran komite audit. Komite audit secara independen harus memantau dan mengawasi aktifitas manajemen terkait pelaporan keuangan. Komite audit yang notabene juga sebagai auditor internal harus senantiasa memberikan solusi maupun pengarahan kepada manajemen agar kepentingan pemegang saham bisa terakomodir. Ratnadi (2018) mempertegas bahwa tugas dan tanggung jawab komite audit mencakup penelaahan (review) atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan serta melaporkan kepada pemegang saham berbagai risiko yang dihadapi perusahaan. Ghafran & Yasmin (2018) berpendapat bahwa keberadaan komite audit terkait dengan prinsip Good corporate governance dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi suatu perusahaan dalam melaksanakan Good corporate governance.

REVIU LITERATUR DAN HIPOTESIS

Agency Theory

Masalah agensi adalah alasan terkait dengan sifat komite audit dan keterlambatan

laporan auditor independen. Manajemen memiliki informasi yang sangat lengkap

tentang kondisi perusahaan sehingga cenderung memaksimalkan keuntungannya

sendiri. Hal ini menyebabkan manajemen memanipulasi angka-angka akuntansi agar

dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan keuntungan mereka. Lain

halnya dengan pemegang saham, mereka akan menunggu informasi dari manajemen

untuk mengetahui status operasi unit tersebut. Di sinilah peran komite audit cocok

dalam menciptakan jembatan antara manajemen dan pemegang saham. Pemegang

saham akan bersedia membayar biaya keagenan seperti biaya pengawasan komite audit,

(3)

Dinamika Karakteristik Komite Audit Pada Audit Report Lag

177

memberikan insentif tinggi bagi manajemen atau komite audit, serta biaya pengaturan kontrol untuk mengurangi masalah agen yang diminimalkan. Biaya keagenan ini cenderung sangat memberatkan perusahaan dan akan kurang efisien (Raelin dan Bondy, 2013).

Raelin & Bondy (2013) serta Setia dkk. (2011) berargumen bahwa terdapat alternatif yang lebih efisien dalam meminimalisir agency problems dalam perusahaan publik yaitu dengan pembentukan dewan komisaris independen sebagai pemonitor.

Semakin banyak jumlah pemonitor maka terjadinya konflik semakin rendah dan hal ini akan dapat menurunkan agency cost (Hermawan, 2011b). Dewan komisaris independen adalah profesional yang bukan dari manajemen dan tidak memiliki hubungan bisnis atau kepemilikan dengan perusahaan serta memiliki reputasi professional (Raweh et al., 2019). Dewan komisaris independen yang akan melakukan pengawasan dari kegiatan operasional dewan direksi dan manajemen.

Dalam melaksanakan fungsinya, dewan komisaris independen dibantu oleh komite audit. Komite audit bertugas untuk melaksanakan pemeriksaan dan menelaah laporan kinerja dari direksi. Horváth & Spirollari (2012) mengungkapkan dewan komisaris independen dan komite audit dapat berperan mengurangi agency costs karena oportunistik dari direksi dan manajemen berkurang, serta dapat mengurangi salah saji material dalam laporan keuangan perusahaan yang disengaja maupun tidak disengaja sehingga dalam proses pengauditan oleh auditor independen dapat berjalan efisien.

Teori keagenan (Agency Theory) pada studi ini sebagai dasar pemikiran dalam hubungan antara manajemen sebagai pembuat laporan keuangan dengan auditor sebagai pemeriksa laporan keuangan. Keterlambatan dalam pembuatan laporan auditor berdasarkan teori ini adalah karena pihak manajemen yang berusaha menutupi kinerja perusahaan yang menurun. Oleh karena itu maka adanya komite audit diharapkan mampu mengurangi tertundanya laporan auditor independen. Karakteristik komite audit diharapkan mampu mempersingkat proses pembuatan laporan auditor emiten.

Audit report lag

Terdapat tiga komponen keterlambatan dari audit report lag yaitu, keterlambatan penjadwalan, keterlambatan pekerjaan lapangan serta keterlambatan pelaporan (Handayani & Ibrani, 2019). Keterlambatan penjadwalan adalah jeda waktu dari tanggal akhir tahun buku perusahaan hingga dimulainya pekerjaan lapangan audit. Pada umumnya perusahaan tidak tepat waktu dalam proses pembuatan laporan keuangan.

Keterlambatan ini akan berujung pada mundurnya proses pemeriksaan keuangan.

Keterlambatan pada pekerjaan lapangan adalah waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan. Jumlah waktu yang dihabiskan disebabkan oleh banyak yaitu karena faktor kinerja keuangan perusahaan, kompleksitas bisnis klien, klien tersandung kasus hukum yang masih dalam tahap penyelidikan, auditor kesulitan mengumpulkan data kertas kerja. Selain itu juga disebabkan karena dari KAP itu sendiri yang kewalahan menangani banyak klien sehingga waktu pemeriksaan banyak terbuang percuma. Kelambatan pelaporan adalah waktu antara akhir pekerjaan lapangan dan tanggal laporan audit. Menurut Desiana & Dermawan (2020) untuk perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, audit report lag adalah jeda waktu antara tahun tutup buku entitas dengan tanggal laporan auditor independen.

Proses pemeriksaan laporan keuangan memerlukan waktu yang tidak sebentar

sehingga tidak jarang akan berakibat adanya penundaan laporan auditor (audit report

lag). Pesik (2020) berpendapat bahwa penundaan ini mempengaruhi pada ketepatan

(4)

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 21 No.2 September 2021

178

waktu pelaporan keuangan yang harus disampaikan oleh manajemen pada rapat pemegang saham. Habib & Muhammadi (2018) menyatakan bahwa tingginya jeda waktu menuju proses pembuatan laporan auditor akan berdampak negatif bagi emiten karena informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut tidak tepat waktu menggambarkan kinerja perusahaan. Nilai manfaatnya akan berkurang sehingga tidak lagi relevan bagi para pengguna informasi keuangan tersebut. Isnania, Sukarmanto &

Maemunah (2018) menyatakan lamanya waktu penyelesaian audit akan dapat berdampak pada reaksi pasar saham dan menimbulkan tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan. Jeda waktu yang tinggi juga disebabkan karena adanya kesulitan keuangan pada klien sehingga auditor merasa perlu melakukan opini audit going concern. Selain itu juga karena adanya proses bisnis yang belum selesai dan usaha manajemen untuk menghindari penyelidikan misalnya jika ada tersangkut kasus perpajakan dan ketidakpercayaan para investor (Abernathy dkk., 2017).

Komite Audit

Omer et al. (2020) menyatakan bahwa komite audit merupakan salah satu pilar utama sistem tata kelola perusahaan di perusahaan publik. Dibebankan dengan pengawasan utama pelaporan dan pengungkapan keuangan, Komite Audit bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan dalam integritas laporan keuangan dan pengumuman perusahaan, proses dan prosedur pengendalian internal dan sistem manajemen risiko.

Fokus komite audit telah bergeser pada dinamika yang baru berupa pelaporan keuangan, pengawasan risiko, pengawasan dan evaluasi kinerja dan efektivitas proses audit. Selain itu juga berfokus pada rotasi auditor, interaksi dengan auditor eksternal dan auditor internal. Sultana et al. (2019) berargumen bahwa pengawasan dan evaluasi pengendalian keuangan internal merupakan aktivitas vital yang harus dilakukan komite audit. Maka tidak salah jika komite audit minimal beranggotakan satu orang yang paham dan memiliki latar belakang Pendidikan akuntansi keuangan. Implikasi dari rangkaian tanggung jawab baru komite audit ini adalah investor dan pemangku kepentingan sekarang akan lebih mengandalkan penilaian komite audit untuk mengawasi kinerja perusahaan dengan tepat. Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut, anggota komite audit harus mengikuti persyaratan peraturan dan memiliki pemahaman yang jelas tentang visi misi entitas.

Kompetensi Komite Audit dan Audit report lag

Salah satu faktor utama yang mendukung terciptanya komite audit yang efektif adalah memiliki komposisi dan kompetensi yang tepat. Oleh karena itu penting bahwa dewan komisaris menunjuk anggota komite audit dengan keseimbangan yang tepat dari kualifikasi formal, pengalaman yang relevan dan karakter pribadi yang diinginkan.

Tujuannya adalah untuk memiliki keseimbangan antara keterampilan dan pengalaman

yang tepat dalam komite audit untuk memungkinkannya melaksanakan tugas/fungsinya

secara efektif dan efisien. Kompetensi dan pengalaman yang dibutuhkan dari anggota

komite audit akan tergantung pada sifat, ukuran dan kompleksitas entitas. Namun,

minimal komite audit secara kolektif harus terdiri dari anggota dengan keterampilan,

pengetahuan, serta pengalaman dalam dunia akuntansi maupun keuangan. Anggota

komite audit dengan keahlian keuangan yang lebih mumpuni dapat melakukan

pemantauan proses pelaporan keuangan dan pengendalian internal secara lebih efektif,

sehingga auditor eksternal dapat melakukan lebih sedikit upaya pemeriksaan laporan

(5)

Dinamika Karakteristik Komite Audit Pada Audit Report Lag

179

keuangan. Anggota komite audit yang ahli lebih mungkin untuk memahami dan meneliti kekurangan atau salah saji itu sendiri, dan membuat mereka lebih kuat untuk menyelesaikan masalah yang muncul dengan manajemen sebelum diperiksa oleh auditor eksternal (Lisic et al., 2019). Keune & Johnstone (2012) berpendapat bahwa anggota komite audit dengan keahlian keuangan yang lebih besar pasti lebih akrab dengan konsep materialitas dan karenanya tidak harus terlalu bergantung pada pendapat manajemen dan auditor untuk memahami pelaporan keuangan, audit atau masalah pengendalian internal.

Bhuiyan & D’Costa (2020) menjelaskan adanya beberapa faktor keberhasilan komite audit melaksanakan fungsi pengawasan dan pemonitoran: (1) kewenangan formal dan tertulis (2) kerjasama manajemen, dan (3) kualitas/kompetensi anggota komite audit. Sultana dkk. (2015), Bhuiyan & D’Costa (2020), Nehme et al. (2015) menyatakan bahwa kompetensi komite audit berpengaruh negatif pada audit report lag.

Pengetahuan yang dimiliki anggota komite audit serta fungsi dan peran penting dari komite audit maka seharusnya jeda waktu proses pemeriksaan lebih bisa berjalan dengan singkat. Hassan (2016) serta Pratiwi dkk. (2020) menyatakan bahwa kecakapan pengetahuan keuangan pada anggota Komite Audit menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif antara keahlian keuangan dalam struktur Komite Audit terhadap audit report lag. Anggota komite audit yang memiliki kecakapan akuntansi maupun ilmu keuangan cenderung membuat proses pemeriksaan laporan keuangan menjadi lebih singkat karena auditor eksternal lebih mudah bekerja di lapangan.

H

1

: Kompetensi komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

Jumlah Anggota Komite Audit dan Audit report lag

Setiap emiten wajib memiliki komite audit dengan anggota paling sedikit 3 (tiga) orang yang diketuai satu orang komisaris independen dan 2 (dua) orang dari luar perusahaan yang independen terhadap perusahaan. Hashim & Rahman (2011) serta Durand (2019) menyatakan bahwa jumlah anggota komite audit berperan negatif pada audit report lag. Anggota komite audit yang tinggi mampu mempersingkat audit report lag. Jumlah anggota komite yang maksimal tentu saja akan membawa kinerja yang efektif dalam proses pengawasan manajemen. Besarnya komite adalah jumlah keanggotaan kelompok yang dipilih oleh dewan komisaris. Jumlah keanggotaan ini diambil sebagai sinyal bahwa pemegang saham ingin mengetahui kinerja entitas dengan lengkap dan tepat waktu. Jumlah anggota komite audit yang besar, kemungkinan tantangan atau permasalahan yang berasal dari tugas pelaporan keuangan semakin besar dapat diselesaikan sehingga memudahkan tingkat pekerjaan auditor eksternal..

Jumlah yang tepat dari anggota komite audit sangat penting karena mempengaruhi komitmen mereka untuk memantau manajemen dan mendeteksi perilaku curang. Ukuran komite audit yang lebih besar dapat mengurangi asimetri informasi. Hermawan (2011) menyatakan bahwa jumlah komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Jumlah anggota komite audit yang maksimal maka memiliki kekuatan pengawasan yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas laporan sehingga memudahkan dan mempersingkat proses pemeriksaan oleh auditor (Raweh dkk. 2019) . Sesuai dengan uraian diatas maka hipotesis dua yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

H

2

: Jumlah anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag

(6)

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 21 No.2 September 2021

180

Rapat Anggota Komite Audit dan Audit report lag

Komite audit dalam setahun melaksanakan pertemuan beberapa kali untuk mengkoordinasikan efektivitas pengawasan internal entitas (Marsha & Ghozali, 2017).

Komite audit juga melaksanakan pertemuan dengan pemangku kepentingan antara lain pemegang saham, tim sistem pengendalian internal, partner kantor akuntan publik, serta manajemen level atas (Fujianti & Satria, 2020). Hasil rapat komite audit lalu diproses dan ditindaklanjuti oleh manajemen. Apabila komite audit menemukan permasalahan maka akan disampaikan kepada dewan komisaris (Blankley dkk., 2015). Sebaiknya komite audit bertemu tidak kurang dari tiga kali setahun. Jadwal rapat yang direncanakan dengan baik akan memastikan ketepatan waktu keputusan komite audit yang sejalan dengan siklus audit dan laporan keuangan. Efektivitas peran komite audit untuk mengawasi proses pelaporan keuangan dan pengendalian internal perlu dilakukan secara berkala. Rapat harus diadakan setidaknya tiga atau empat kali setahun harus terstruktur dengan jelas dan dikendalikan dengan baik oleh ketua komite audit. Rapat rutin yang terkendali dengan baik akan membantu komite audit dalam memeriksa terkait sistem akuntansi dan pengendalian internal, dan dalam menjaga informasi komite manajemen puncak guna menyatukan pandangan dan informasi yang simetris sesuai dengan realitas yang ada di perusahaan (agency theory).

Pertemuan komite audit adalah sarana komunikasi formal maupun informal yang berkala dilaksanakan dalam setiap periode. Pertemuan ini dilakukan guna melihat perkembangan serta prospectus kedepan perusahaan dalam hal penerapan good corporate governance. Apadore & Noor (2013) menyatakan rapat komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Semakin sering intensitas anggota komite audit mengadakan rapat atau pertemuan, maka kemungkinan adanya kesalahan dalam proses pelaporan keuangan semakin rendah, pelaksanaan audit oleh pihak eksternal cenderung lebih singkat. Hipotesis tiga yang diajukan dalam penelitian ini yaitu,

H

3

: Rapat komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

Independensi Anggota Komite Audit dan Audit report lag

Patrick et al. (2017) dan Khalid et al. (2020) berpendapat bahwa independensi secara umum berarti pelaksanaan penilaian yang objektif dan tidak terkekang. Sikap ini berarti tidak adanya kepentingan, posisi, asosiasi atau hubungan yang, jika dinilai dari perspektif pihak ketiga yang masuk akal dan terinformasi, kemungkinan besar akan mempengaruhi atau menyebabkan bias dalam pengambilan keputusan.

Komite audit diharuskan bebas dari segala unsur kepentingan dalam entitas.

Peran penting komite audit dalam pengawasan dan penerapan tata kelola perusahaan sehingga citra baik perusahaan terjaga di mata stakeholder (Hashim & Rahman, 2011).

Independensi anggota komite audit dapat dilihat dari hubungan istimewa yang dimiliki dengan emiten (Khasharmeh & Desoky, 2018). Diharapkan anggota komite audit tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan, kantor akuntan public dan pihak lainnya. Apadore & Noor (2013) berpendapat bahwa tingkat independensi komite audit mampu berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Sikap independen akan membuat komite audit mengarahkan manajemen bekerja sesuai standar akuntansi keuangan sehingga memudahkan auditor eksternal melakukan pemeriksaan yang nantinya akan berdampak pada singkatnya audit report lag.

H

4

: Independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag

(7)

Dinamika Karakteristik Komite Audit Pada Audit Report Lag

181

Gender Komite Audit dan Audit report lag

Pada era keterbukaan ini gender masih menjadi polemik dalam komposisi keanggotaan. Masih banyak yang menilai bahwa jenis kelamin sebagai salah satu penentu kesuksesan. Dikaitkan dengan komite audit suatu perusahaan, anggota laki-laki dipandang lebih memiliki sikap wibawa daripada anggota perempuan. Hal ini tentu saja melanggar hak asasi manusia yang menganggap bahwa derajat manusia itu sama.

Perempuan banyak juga yang menjadi direktur yang sukses menahkodai perusahaan.

Komite audit merupakan salah satu elemen vital yang harus memiliki sikap kehati- hatian yang tinggi. Sosok perempuan dianggap sangat sesuai dengan sikap konservatisme ini karena perempuan cenderung melakukan analisa yang mendalam saat menghadapi permasalahan maupun membuat suatu keputusan bisnis (Khuong & Vy, 2017). Keberadaan perempuan dalam anggota komite audit diharapkan dapat meningkatkan tingkat efektivitas pengawasan pada manajemen terutama saat pembuatan laporan keuangan. Auditor eksternal akan lebih mudah melaksanakan pemeriksaan dan mempercepat pembuatan laporan auditor independen.

Oradi & Izadi (2020) mengatakan bahwa keragaman gender dalam komposisi komite audit dan kehadiran anggota yang berpengalaman dengan ide yang berbeda dapat membantu komite audit dengan berbagai masalah akuntansi, sehingga mengarah pada pengurangan peluang penipuan dan salah saji keuangan. Hal ini tentu saja akan membuat kerja auditor eksternal menjadi lebih singkat dalam pembuatan laporan auditor. Jenis kelamin atau gender dalam penelitian ini adalah salah satu faktor yang mampu mempengaruhi karakteristik komite audit. Srinidhi et al. (2018) menyatakan bahwa perempuan memiliki kecenderungan bekerja lebih teliti dan rapi dalam menyelesaikan tugasnya. Semakin besar jumlah anggota komite berjenis kelamin perempuan, maka semakin pendek rentang waktu pemeriksaan audit. Hal ini dikarenakan dalam hal menelaah laporan keuangan perusahaan, anggota komite yang berjenis kelamin perempuan memiliki kecenderungan untuk lebih teliti dan lebih cepat berkomunikasi dengan manajemen maupun auditor, sehingga dapat mempercepat proses audit. Zaitul & Ilona (2019) menyatakan bahwa eksistensi perempuan dalam keanggotaan komite audit memiliki peran sentral dalam memperpendek jeda waktu penyelesaian audit. Sikap teliti dan cekatan yang lebih baik daripada laki-laki dalam menjalankan tugas akan sangat membantu mempercepat waktu penyelesaian audit.

H

5

: Gender perempuan dalam komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

H1(-) H2(-) H3(-) H4(-)

H5(-)

Kompetensi Komite Audit

Jumlah Komite Audit

Rapat Komite Audit Audit Report

Lag

Gender Komite Audit Independensi Komite Audit

Gambar 1

Rerangka Konseptual

(8)

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 21 No.2 September 2021

182

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag dengan variabel bebasnya yaitu: kompetensi komite audit, jumlah anggota komite audit, rapat komite audit, independensi komite audit, dan gender komite audit. Dimana kompetensi yang dimaksud adalah keahlian yang diperoleh dari pendidikan maupun pengalaman kerja. Dengan kompetensi yang dimiliki anggota komite, fungsi dan peran dari komite audit lebih bisa berjalan dengan efektif sehingga laporan keuangan tahunan dapat selesai tepat waktu dan mempermudah proses audit dari auditor independen, sehingga laporan audit selesai tepat waktu. Banyaknya jumlah anggota komite audit dalam suatu perusahaan publik di Indonesia bermacam-macam, hal ini menimbulkan dugaan bahwa semakin banyak jumlah anggota komite audit, semakin tinggi kualitas laporan keuangan perusahaan sehingga rentang waktu penyelesaian auditnya akan semakin pendek. Rapat komite audit merupakan media komunikasi formal yang rutin dilaksanakan dalam setiap periode biasanya minimal satu kali dalam 3 (tiga) bulan, guna membicarakan perkembangan perusahaan dalam hal penerapan Good corporate governance. Semakin sering anggota komite audit mengadakan rapat intensif, maka kualitas pelaporan yang dihasilkan semakin tinggi, sehingga pelaksanaan audit oleh pihak eksternal semakin efisien. Independensi anggota komite audit dapat diukur melalui hubungan yang dimiliki dengan perusahaan publik terkait. Semakin independen anggota komite audit, maka semakin tinggi kualitas laporan yang dihasilkan, sehingga semakin pendek rentang waktu pemeriksaan audit karena semakin kecil tingkat salah sajinya (Hillebrandt & Sakel, 2021). Sari dan Supadmi (2014) berpendapat bahwa gender merupakan suatu konsep dalam membedakan laki-laki dengan perempuan dari sudut pandang perilaku dan emosional.

Rancangan Penelitian

Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan purposive sampling, yakni data diambil menggunakan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan alat analisis regresi linear berganda. Prosedur pemilihan sampel dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Prosedur Pemilihan Sampel

Kriteria Jumlah

Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2019. 665

Perusahaan yang tidak menyediakan annual report tahun 2019. (63) Perusahaan yang tidak memiliki anggota komite audit perempuan tahun

2019. (408)

Perusahaan yang tidak memiliki semua data yang dibutuhkan dalam penelitian ini secara lengkap tahun 2019 untuk menghindari terjadinya kekosongan saat pengolahan data.

(85)

Jumlah Sampel Penelitian 109

Sumber: www.idx.co.id (data diolah, 2020)

Variabel Penelitian

Audit report lag

Audit report lag merupakan rentang waktu penyelesaian audit diukur dari

tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit independen.

(9)

Dinamika Karakteristik Komite Audit Pada Audit Report Lag

183

Pengukurannya secara kuantitatif yaitu dari tanggal berakhirnya tahun buku perusahaan (31 Desember 2019) hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan yang telah di audit.

Kompetensi Komite Audit (KKA)

Kompetensi komite audit merupakan riwayat pendidikan dari anggota komite.

Riwayat pendidikan terakhir yang dianggap kompeten yaitu anggota komite yang berpendidikan sarjana ekonomi jurusan akuntansi atau berasal dari pendidikan profesi akuntansi. Variabel ini diukur dari persentase anggota komite audit yang berkompeten (berlatar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan) dibandingkan dengan jumlah anggota komite audit.

Jumlah Anggota Komite Audit (JAKA)

Ukuran komite audit mampu secara efektif mengawasi kinerja entitas. Jumlah komite audit harus sesuai dengan kompleksitas bisnis perusahaan serta mampu mengakomodir jika ada permasalahan yang harus dikomunikasikan antara pemegang saham dengan manajemen. Jumlah anggota komite audit yang cukup dianggap mampu menjembatani kebutuhan auditor dalam hal pemeriksaan laporan keuangan sehingga jeda waktu keterlambatan pembuatan laporan auditor bisa menjadi lebih singkat.

Jumlah anggota komite audit diukur dari jumlah anggota komite audit yang dibentuk perusahaan. Data diperoleh dari annual report perusahaan.

Rapat Komite Audit (RKA)

Rianti & Maria (2012) berpendapat bahwa rapat komite audit mampu mempersingkat audit report lag. Tingginya intensitas anggota komite audit mengadakan rapat membuat tingkat pengawasan dalam perancangan laporan keuangan juga semakin efektif sehingga berdampak pada proses penyelesaian oleh pihak eksternal lebih singkat. Rapat komite audit diukur secara kuantitatif, yaitu jumlah komite audit melakukan rapat dalam satu tahun. Data untuk variabel ini diperoleh dari annual report perusahaan yaitu agenda rapat komite audit.

Independensi Komite Audit (IKA)

Sikap bebas dari unsur pengaruh internal perusahaan menjadi sangat penting pada saat menghadapi pemeriksaaan auditor. Auditor akan meminta tanggapan komite audit perihal implementasi pengendalian internal perusahaan. Jika komite audit telah melaksanakan tugas sebagai pengawas implementasi tata kelola perusahaan, maka kerja auditor menjadi lebih ringan dan lebih cepat (Shofiyah & Wilujeng Suryani, 2020).

Oleh karena itu diharapkan jeda waktu proses laporan auditor menjadi lebih singkat.

Independensi komite audit diukur dengan membandingkan antara jumlah anggota

komite audit yang berasal dari luar emiten dibandingkan dengan total anggota komite

audit keseluruhan.

(10)

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 21 No.2 September 2021

184

Gender Komite Audit (GKA)

Gender komite audit diukur dengan membandingkan antara jumlah anggota komite audit yang berjenis kelamin perempuan dibandingkan dengan total anggota komite audit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada tabel 2, dapat diketahui bahwa objek yang diteliti pada tahun 2019 adalah sebanyak 109 data.

Tabel 2

Hasil Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KKA 109 75 100 99,2294 4,04061

JAKA 109 3 8 3,3303 0,82837

RKA 109 3 77 9,7431 10,16020

IKA 109 43 100 76,9083 15,95221

GKA 109 13 100 37,5872 15,99723

ARL 109 20 115 68,1009 22,55731

Sumber: Data diolah (2020)

Tabel 2 menunjukkan bahwa kompetensi atau latar belakang pendidikan anggota komite audit masih didominasi oleh pendidikan akuntansi atau keuangan dengan mayoritas 75%. Jumlah anggota komite audit antara 3 sampai dengan 8 orang dengan rata-rata sebesar 3 orang. Perusahaan dengan jumlah anggota komite audit terbanyak berjumlah 8 orang. Rapat komite audit memiliki rentang jumlah rapat antara 3 sampai dengan 77 kali pertemuan selama satu tahun dengan rata-rata sebanyak 9 kali pertemuan pada tahun 2019. Emiten yang mengadakan rapat komite audit terbanyak pada tahun 2019 adalah PT Timah Tbk, sedangkan emiten yang mengadakan rapat komite audit yang paling sedikit adalah BISI dan BPII yaitu 3 kali pertemuan. Sebagian besar komite audit terdiri satu anggota dari dewan komisaris independen dan selebihnya berasal dari luar emiten. Perusahaan yang memiliki anggota komite audit yang berasal dari dewan komisaris adalah AALI, ACST, AMAG, APII, BBNI, BOLT, CINT, MEGA, NICK, , PLIN, SMCB,TOWR, URBN. Perusahaan yang memiliki jumlah anggota perempuan lebih dari satu orang dilihat dari data perusahaan tahun 2019 adalah ADMG, AMAG, BLTZ, BTPS, LMPI, MTDL, OASA, TBMS. Tercatat perusahaan berkode OASA, dan TBMS seluruh anggota komite auditnya adalah perempuan.

Model dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan program SPSS.

Regresi linear berganda digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil uji hipotesis

disajikan pada tabel 3 berikut.

(11)

Dinamika Karakteristik Komite Audit Pada Audit Report Lag

185

Tabel 3

Hasil Pengujian Hipotesis

Model

Koefisien

t Sig

Nilai Beta Std. kesalahan Hasil Uji

(Constant) KKA JAKA RKA IKA GKA

221,636 -1,551 -2,355 -0,356 0,018 -0,294

55,112 0,537 1,002 0,154 0,131 0,133

4,022 -2,890 -2,349 -2.313 0,141 -2,210

0,000 0,005 0,021 0,023 0,888 0,029

H1 diterima H2 diterima H3 diterima H4 ditolak H5 diterima Sumber: Data diolah (2020)

Pembahasan

Kompetensi yang dimiliki anggota komite membuat fungsi dan peran dari komite audit bisa berjalan dengan efektif sehingga laporan audit dapat selesai lebih cepat. Hasil penelitian ini sesuai dengan Rianti & Maria (2012) yang menyatakan bahwa kualitas atau kompetensi terutama dalam bidang akuntansi bagi komite audit penting untuk dimiliki agar fungsi komite audit lebih dapat berjalan dengan efektif.

Sehingga mampu mempercepat proses pemeriksaan laporan keuangan. Dengan adanya kesesuaian kompetensi dari anggota komite audit, dipandang mampu bekerja sama atau memberikan pengarahan kepada manajemen dalam hal pembuatan laporan keuangan.

Sinergitas antara anggota komite audit dengan manajemen diharapkan mampu mempermudah implementasi pemeriksaan laporan oleh auditor. Rentang waktu audit report lag juga bisa dipersingkat.

Peran sentral komite audit untuk bekerja bersama dengan komisaris independen dalam memastikan elemen tata kelola perusahaan dalam proses pembuatan laporan perusahaan telah berjalan sesuai standar yang berlaku. Hasil studi ini selaras dengan Sultana et al. (2015), Blankley et al. (2015) dan Hermawan (2011a). Jumlah anggota komite audit mampu berpengaruh terhadap efektivitas pengawasan pembuatan laporan keuangan, salah saji semakin kecil, dan proses pemeriksaan laporan oleh auditor menjadi singkat. Tetapi terlalu banyak jumlah anggota komite audit juga tidak baik bagi perusahaan karena justru akan menimbulkan konflik antar anggota komite audit.

Justru hal tersebut akan memperpanjang jeda waktu proses laporan auditor independen .

Frekuensi rapat yang dilakukan komite audit dalam satu periode beragam, dengan rentang frekuensi antara 3 hingga 77 kali rapat dalam satu tahun. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan rapat komite audit sebanyak 16 kali di tahun 2019 memiliki panjang audit report lag 24 hari, sedangkan PT Chitose Internasional Tbk yang mengadakan rapat komite audit hanya 4 kali pada tahun 2019 memiliki panjang audit report lag 115 hari. Tingginya intensitas rapat mampu meningkatkan efektivitas penerapan tata kelola perusahaan, auditor memiliki jeda waktu yang singkat dalam pemeriksaan laporan keuangan. Hasil ini sejalan dengan Widya & Hadiprajitno (2013) yang menyatakan rapat antara komite audit berpengaruh negatif terhadap jeda waktu lamanya proses pembuatan laporan auditor independen. Semakin intens anggota komite audit mengadakan pertemuan maka permasalahan dalam bisnis perusahaan akan cepat terselesaikan sehingga melahirkan laporan keuangan yang berkualitas. Tingginya kualitas laporan keuangan tentu saja akan membuat pemeriksaan laporan oleh auditor eksternal menjadi lebih cepat. Jeda waktu audit report lag diharapkan semakin pendek.

Independensi tidak berpengaruh terhadap terjadinya jeda waktu antara tanggal

buku emiten dengan laporan auditor independen. Anggota komite audit tampaknya

(12)

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 21 No.2 September 2021

186

memiliki pedoman dalam melakukan tanggung jawabnya mengawasi implementasi tata kelola perusahaan (Hidayatullah et al., 2020). Sikap independensi tidak mempengaruhi rentang waktu audit report lag karena standar operasional prosedur dalam komite audit telah sangat membantu proses pemonitoran ke manajemen sehingga mampu menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Hasil yang serupa diperoleh oleh Gunarsa & Putri (2017) serta Arifa (2013). Mereka berpendapat bahwa komite audit memiliki ritme dan standar pekerjaan yang sesuai sehingga mampu mengawasi manajemen secara efektif. Anggota komite audit memiliki standar dan pedoman dalam pelaksanaan tugas mereka. Pedoman ini yang digunakan dalam fungsi pengawasan implementasi standar operasional prosedur dengan teknis di lapangan.

Gender berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Keberadaan gender perempuan dalam susunan komite audit memainkan perannya dalam memperpendek rentang waktu penyelesaian audit oleh auditor independen. Hal tersebut menunjukkan bahwa perempuan cenderung bekerja lebih teliti dan rapi dalam menyelesaikan tugasnya, serta cenderung melakukan tugas lebih baik dibanding laki-laki. Ketelitian dan kerapian dalam menjalankan tugas akan sangat membantu mempercepat waktu penyelesaian audit. Berdasarkan data yang diperoleh pada annual report PT. PP Presisi Tbk tahun 2019, diperoleh data bahwa 75% dari total komite audit berjenis kelamin perempuan memiliki jeda waktu audit report lag sebanyak 36 hari. Pada PT. Aneka Tambang Tbk tahun 2019, tercatat sebanyak 25% komite auditnya adalah perempuan serta memiliki audit report lag 103 hari. Hal ini menunjukkan bahwa gender perempuan mempengaruhi rentang waktu dalam penyajian laporan keuangan oleh pihak auditor independen.

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Simpulan

Studi ini untuk menguji apakah kompetensi komite audit, jumlah anggota komite audit, rapat komite audit, independensi komite audit dan gender komite audit berpengaruh terhadap audit report lag. Kompetensi komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Hal ini berarti bahwa kualitas anggota komite audit yang memiliki kompetensi di bidang akuntansi atau keuangan, fungsi dan peran dari komite audit lebih bisa berjalan dengan efektif sehingga laporan keuangan tahunan dapat selesai tepat waktu dan mempermudah proses audit dari auditor independen, sehingga laporan audit dapat selesai lebih cepat. Jumlah anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Semakin banyak jumlah anggota komite audit, maka semakin tinggi kualitas laporan keuangan perusahaan sehingga rentang waktu penyelesaian auditnya akan semakin pendek. Peran komite audit sangat diperlukan dalam rendahnya rentang waktu audit report lag. Dengan adanya pengawasan dari komite audit yang jumlahnya banyak maka pelaporan keuangan semakin berkualitas sehingga audit report lag menjadi semakin singkat. Begitu juga dengan intensitas rapat komite audit. Semakin tinggi intensitas rapat komite audit maka terjadi pengawasan pelaporan keuangan sejak dini. Tingginya kualitas pelaporan keuangan membuat rentang waktu pemeriksaan audit laporan keuangan menjadi lebih singkat.

Independensi komite audit tampaknya tidak bisa mempengaruhi audit report lag. Hal

ini disebabkan karena objek pemeriksaan laporan keuangan itu sendiri adalah laporan

tahunan. Disisi lain gender perempuan komite audit berpengaruh negatif terhadap audit

report lag. Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan gender perempuan dalam

(13)

Dinamika Karakteristik Komite Audit Pada Audit Report Lag

187

susunan komite audit memainkan perannya dalam memperpendek rentang waktu penyelesaian audit oleh auditor independen. Perempuan cenderung bekerja lebih teliti dan rapi dalam menyelesaikan tugasnya, serta cenderung melakukan tugas lebih baik dibanding laki-laki. Ketelitian dan kerapian dalam menjalankan tugas akan sangat membantu mempercepat waktu penyelesaian audit.

Keterbatasan

Studi ini berfokus pada investigasi karakteristik internal dari anggota komite audit. Karakteristik eksternal komite audit tidak diikutsertakan dalam studi ini misalnya daerah asal kelahiran anggota komite, sisi psikologis komite audit. Selama proses pengumpulan data masih ditemukan perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan audit lebih dari jangka waktu yang telah ditetapkan OJK. Pada saat pengumpulan data laporan keuangan masih ada beberapa perusahaan yang belum mengumpulkan laporan keuangan ke BEI sehingga peneliti harus langsung mengunjungi situs perusahaan yang bersangkutan.

Saran Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengamati lebih mendalam karakteristik eksternal dari anggota komite audit. Karakteristik eksternal berupa perilaku komite audit yang disebabkan karena hal diluar perusahaan misalnya masalah keluarga, tuntutan citra pekerjaan, daerah kelahiran atau budaya asal anggota komite audit. Selain itu juga mengamati opini going concern yang diperoleh perusahaan. Opini going concern dalam laporan audit mengisyaratkan bahwa telah terjadi ketidakberlanjutan dari kegiatan operasional perusahaan. Ada kemungkinan hal ini yang menjadi salah satu faktor penyebab panjangnya audit report lag.

DAFTAR PUSTAKA

Abernathy, J. L., Barnes, M., Stefaniak, C., & Weisbarth, A. (2017). An International Perspective on Audit report lag: A Synthesis of the Literature and Opportunities for Future Research. International Journal of Auditing.

https://doi.org/10.1111/ijau.12083

Apadore, K., & Noor, M. M. (2013). Determinants of Audit report lag and Corporate Governance in Malaysia. International Journal of Business and Management.

https://doi.org/10.5539/ijbm.v8n15p151

Arifa, A. N. (2013). Pengembangan model audit delay dengan audit report lag dan total lag. Accounting Analysis Journal, 2(2).

Bhuiyan, M. B. U., & D’Costa, M. (2020). Audit committee ownership and audit report lag: evidence from Australia. International Journal of Accounting and Information Management. https://doi.org/10.1108/IJAIM-09-2018-0107

Blankley, A. I., Hurtt, D. N., & MacGregor, J. E. (2015). Are lengthy audit report lags a warning signal? Current Issues in Auditing. https://doi.org/10.2308/ciia-51215 Desiana, & Dermawan, W. D. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas

Terhadap Audit report lag. Jurnal Akuntansi Sinta, 15(1).

Durand, G. (2019). The determinants of audit report lag: a meta-analysis. In

Managerial Auditing Journal. https://doi.org/10.1108/MAJ-06-2017-1572

(14)

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 21 No.2 September 2021

188

Fujianti, L., & Satria, I. (2020). Firm size, profitability, leverage as determinants of audit report lag: Evidence from Indonesia. International Journal of Financial Research, 11(2). https://doi.org/10.5430/ijfr.v11n2p61

Ghafran, C., & Yasmin, S. (2018). Audit committee chair and financial reporting timeliness: A focus on financial, experiential and monitoring expertise.

International Journal of Auditing. https://doi.org/10.1111/ijau.12101

Gunarsa, I. G. A. C., & Putri, I. A. D. (2017). Pengaruh Komite Audit, Independensikomite Audit, Dan Profitabilitas Terhadap Audit report lag di Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 20(2), 1672–

1703.

Habib, A., & Muhammadi, A. H. (2018). Political connections and audit report lag:

Indonesian evidence. International Journal of Accounting and Information Management. https://doi.org/10.1108/IJAIM-08-2016-0086

Handayani, Y. D., & Ibrani, E. Y. (2019). Corporate governance application, audit quality and audit report lag: The moderating role of law compliance. International Journal of Financial Research, 10(4). https://doi.org/10.5430/ijfr.v10n4p164 Hashim, U. J. B., & Rahman, R. B. A. (2011). Audit report lag and the effectiveness of

audit committee among malaysian listed companies. International Bulletin of Business Administration.

Hassan, Y. M. (2016). Determinants of audit report lag: evidence from Palestine.

Journal of Accounting in Emerging Economies. https://doi.org/10.1108/jaee-05- 2013-0024

Hermawan, A. A. (2011a). The influence of effective board of commissioners and audit. Asia Pacific Journal of Accounting and Finance, 2(1).

Hermawan, A. A. (2011b). The Influence of Effective Board of Commissioners and Audit Committee on the Informativeness of Earnings: Evidence from Indonesian Listed Firms. Asia Pacific Journal of Accounting and Finance, 2(1).

Hidayatullah, A., Ari, W., & Julianto, W. (2020). Analysis of Factors Affecting Audit report lag Manufacturing Company in Indonesia. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR), 54(1).

Hillebrandt, S., & Ratzinger-Sakel, N. V. S. (2021). Codetermination on the audit committee: An analysis of potential effects on audit quality. International Journal of Auditing, 25(2). https://doi.org/10.1111/ijau.12213

Horváth, R., & Spirollari, P. (2012). Do the board of directors’ characteristics influence firm’s performance? the U.S. evidence. Prague Economic Papers.

https://doi.org/10.18267/j.pep.435

Isnania, S. A., Sukarmanto, E., & Maemunah, M. (2018). Pengaruh Komite Audit, Dewan Komisaris Independen dan Reputasi KAP Terhadap Audit report lag.

Prosiding Akuntansi, 4(1), 40–45.

Keune, M. B., & Johnstone, K. M. (2012). Materiality Judgments and the Resolution of Detected Misstatements: The Role of Managers, Auditors, and Audit Committees.

The Accounting Review, 87(5), 1641–1677. http://www.jstor.org/stable/41721905 Khalid, A. A., Ahmed, W. A., Abdalla, Y. A., Ibrahim, A. M., & Ahmi, A. (2020).

Challenges of independence of internal audit police officers: Evidence from Sudan. In Journal of Critical Reviews (Vol. 7, Issue 6).

https://doi.org/10.31838/jcr.07.06.106

Khasharmeh, H., & Desoky, A. M. (2018). Does the provision of non-audit services

affect auditor independence and audit quality? Evidence from bahrain. Asian

(15)

Dinamika Karakteristik Komite Audit Pada Audit Report Lag

189

Academy of Management Journal of Accounting and Finance, 14(1).

https://doi.org/10.21315/aamjaf2018.14.1.2

Khuong, N. V., & Vy, N. T. X. (2017). CEO Characteristics and Timeliness of Financial Reporting of Vietnamese Listed Companies. VNU Journal of Science:

Economics and Business, 33(5E). https://doi.org/10.25073/2588- 1108/vnueab.4127

Lisic, L. L., Myers, L. A., Seidel, T. A., Zhou, J., & others. (2019). Does Audit Committee Accounting Expertise Help to Promote Audit Quality? Evidence from Auditor Reporting of Internal Control Weaknesses. Contemporary Accounting Research, 36(4), 2521–2553.

Marsha, F., & Ghozali, I. (2017). Pengaruh Ukuran Komite Audit, Audit Eksternal, Jumlah Rapat Komite Audit, Jumlah Rapat Dewan Komisaris dan Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal of Economics, 6(2).

Nehme, R., Assaker, G., & Khalife, R. (2015). Dynamics of audit lag − Board of directors and audit committees’ effect. Corporate Ownership and Control.

https://doi.org/10.22495/cocv12i3c3p1

Omer, W. K. H., Aljaaidi, K. S., & Al-Moataz, E. S. (2020). Risk management functions and audit report lag among listed saudi manufacturing companies.

Journal of Asian Finance, Economics and Business, 7(8).

https://doi.org/10.13106/JAFEB.2020.VOL7.NO8.061

Oradi, J., & Izadi, J. (2020). Audit committee gender diversity and financial reporting:

evidence from restatements. Managerial Auditing Journal, 35(1), 67–92.

https://doi.org/10.1108/MAJ-10-2018-2048

Patrick, Z., Vitalis, K., & Mdoom, I. (2017). Effect of Auditor Independence on Audit Quality: A Review of Literature. International Journal of Business and Management Invention ISSN, 6(3).

Pesik, I. M. (2020). Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Audit Fee Terhadap Audit report lag. Jurnal Akrab Juara, 5(2).

Pratiwi, A. A. C., Suryandari, N. N. A., & Susandya, A. P. G. B. A. (2020). Pengaruh Profesionalisme, Independensi Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Provinsi Bali. Kumpulan Hasil Riset Mahasiswa Akuntansi (KHARISMA), 2(1), 1–11.

Raelin, J. D., & Bondy, K. (2013). Putting the good back in good corporate governance: The presence and problems of double-layered agency theory.

Corporate Governance: An International Review.

https://doi.org/10.1111/corg.12038

Ratnadi, N. M. D., & Putra, I. N. W. A. (2018). Institutional Ownership, Characteristics of the Audit Committee and Information Power Earnings. Jurnal Akuntansi, 22(3).

https://doi.org/10.24912/ja.v22i3.396

Raweh, N. A. M., Kamardin, H., & Malik @ Malek, M. (2019). Audit Committee Characteristics and Audit report lag: Evidence From Oman. International Journal of Accounting and Financial Reporting. https://doi.org/10.5296/ijafr.v9i1.14170 Rianti, N. L. P. A. E., & Maria, R. S. (2012). Karakteristik Komite Audit dan Audit

Delay. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 6(3).

Setia-Atmaja, L., Haman, J., & Tanewski, G. (2011). The role of board independence in mitigating agency problem II in Australian family firms. British Accounting Review. https://doi.org/10.1016/j.bar.2011.06.006

Shofiyah, L., & Wilujeng Suryani, A. (2020). Audit report lag and Its Determinants.

(16)

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 21 No.2 September 2021

190

KnE Social Sciences. https://doi.org/10.18502/kss.v4i7.6853

Srinidhi, B., Yang, Z., & Zhang, K. Y. (2018). Audit Partner Gender Diversity and Audit Quality. SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.3025235 Sultana, N., Singh, H., & Rahman, A. (2019). Experience of Audit Committee

Members and Audit Quality. European Accounting Review, 28(5).

https://doi.org/10.1080/09638180.2019.1569543

Sultana, N., Singh, H., & Van der Zahn, J. L. W. M. (2015). Audit Committee Characteristics and Audit report lag. International Journal of Auditing.

https://doi.org/10.1111/ijau.12033

Widya, M. G., & Hadiprajitno, B. (2013). Pengaruh karakteristik komite audit terhadap audit report lag. Diponegoro Journal of Accounting, 550–558.

Zaitul, & Ilona, D. (2019). Gender in audit committee and financial reporting timeliness: The case of unique continental European model. International Journal of Recent Technology and Engineering, 8(2 Special Issue 9).

https://doi.org/10.35940/ijrte.B1178.0982S919

Gambar

Gambar 1  Rerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Adapun manfaat penelitian ini adalah (1) manfaat teoritisnya dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan untuk menerapkan ilmu dan teori ekonomi,

Berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “Perbandingan Tingkat Kecerahan Kulit Wajah Pada Penggunaan Vitamin C

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA NEGERI 3 RANTAU UTARA TENTANG PERILAKU SEKSUAL TAHUN 2017” beserta isinya

Invetarisasi Hutan nasional (NFI) merupakan kegiatan untuk memperoleh data tentang kondisi sumberdaya hutan di tingkat nasional, yang mencakup perubahan penutupan/penggunaan

Oleh karena itu, penelitian tertarik untuk memilih judul “ Pengaruh Pengetahuan Masyarakat Tentang Pajak Dan Tingkat Pendidikan Wajib Pajak Terhadap

Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 92 % (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus ill ini mengalami peningkatan lebih baik dari

Dengan diketahuinya jenis pengotor yang terdapat pada bahan vial (pembungkus sampel) tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai pendukung dalam pencapaian hasil

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan bulanan selama 10 tahun (2003 – 2012) diperoleh dari 15 pos hujan yang tersebar di Sulawesi