• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Kualitas Air

Pengujian kualitas air dilakukan di Laboratorium Dinas Kesehatan Purwokerto terhadap sampel air yang diambil dari mata air Clikutuk Desa Sunyalangu Kecamatan Karanglewas, Purwokerto. Hasil analisis parameter fisik dan kimia sampel air tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil uji kualitas air

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan

untuk air bersih

Hasil Pengujian

Pertimbangan (Kualitas Air)

A. Bakterologis 1. Total Bakteri

Coliform B. Kimia

1. pH 2. Nitrat 3. Nitrit 4. Zat Organik 5. Mangan 6. Besi 7. Kesadahan 8. Klorida 9. Fluoride 10. Sisa Chlor C. Fisik

1. Temperatur 2. Bau 3. Rasa 4. Warna 5. Kekeruhan 6. TDS

jml /100 ml sampel

- mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l

0° C - - - NTU

mg/l

perpipaan = 10 non perpipaan = 50

6,5 - 9,0 10 1,0 10 0,5 1,0 500 600 1,5 -

Suhu udara +/- 3°C -

- - 25 1500

- 220

6,4 0,1775 0,0031 6,636

0 0,178

22 13,9957

0,884 tak diperiksa

27,8 tak berbau tak berasa tak berwarna

7,6 124

tak memenuhi syarat (C)

tak memenuhi syarat memenuhi syarat memenuhi syarat memenuhi syarat memenuhi syarat memenuhi syarat memenuhi syarat memenuhi syarat memenuhi syarat

memenuhi syarat memenuhi syarat memenuhi syarat memenuhi syarat memenuhi syarat memenuhi syarat

(2)

Metode dan parameter air yang dianalisis mengacu pada Permenkes No.

416/MENKES/Per/IX/1990 (Tabel 2.2). Kelayakan air dilakukan dengan membandingkan kualitas sampel air dengan baku mutu air bersih dan air minum berdasarkan Peraturan Menkes No. 416 tahun 1990. Hasil analisis menunjukkan bahwa mata air Desa Sunyalangu Kecamatan Karanglewas, Purwokerto tersebut layak untuk digunakan sebagai sumber air bersih.

Kadar Bakteri Coliform dan pH yang tidak memenuhi syarat dapat diatasi dengan mengolah air terlebih dahulu sebelum digunakan untuk minum. Apabila dikaji lebih lanjut, kadar Bakteri Coliform dan pH yang tidak memenuhi syarat sebenarnya cukup logis karena pada hakekatnya, mata air adalah air tanah yang mengalir ke permukaan tanah secara alami karena adanya gaya gravitasi atau gaya tekanan tanah. Kondisi tanah yang kotor dan lembab diperkirakan mengakibatkan besarnya kadar Bakteri Coliform dan pH tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada.

4.2 Kebutuhan Air

Kebutuhan air diperkirakan dengan membandingkan jumlah penduduk Desa Sunyalangu (4619 jiwa) dengan kebutuhan air bersih (30 l/orang/hr). Data penduduk yang digunakan dalam analisis kebutuhan air ini adalah data penduduk Desa Sunyalangu Kecamatan Karanglewas, Purwokerto tahun 2004.

Perkiraan jumlah penduduk di masa yang akan datang mengacu pada besarnya angka pertumbuhan penduduk Desa Sunyalangu yaitu sebesar 0,88% per tahun (BPS Banyumas, 2004) dan diformulasikan seperti dalam persamaan (3.1).

Pendistribusian mata air Clikutuk secara maksimal sangat dibutuhkan masyarakat Desa Sunyalangu, namun tidak menutup kemungkinan pula jika desa-desa disekitar Sunyalangu dapat teraliri oleh distribusi air bersih tersebut.

Desa yang berdekatan dengan Sunyalangu yang memungkinkan untuk dialiri air dari mata air Clikutuk yaitu Desa Desa Babakan dengan jumlah penduduk 4372 jiwa dan angka pertumbuhan penduduk sebesar 1,13% per tahun. Data jumlah penduduk dan perkiraan kebutuhan air Desa Sunyalangu dan Desa Babakan

(3)

yang memungkinkan untuk dilayani mata air Clikutuk dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Data kebutuhan air

4.3 Ketersediaan Air

Tabel 4.2 Hasil pengukuran potensi ketersediaan air Pengukuran

ke-

Volume (ml)

Waktu (dt)

Debit (ml/dt) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

3175 4175 3400 3250 4350 4350

1,34 1,36 0,94 0,98 1,36 1,31

2369,403 3069,853 3617,021 3316,327 3198,529 3320,611

Jumlah (ml/dt) 18891,74

debit rata-rata

kebocoran air pada tanggul (25 %)

3148,624 787,156

debit total (ml/dt) 3935,78

Potensi ketersediaan air (debit) didapat dengan melakukan pengukuran debit secara langsung pada mata air yang bersangkutan. Pengukuran potensi debit ini dilakukan di mata air Clikutuk Desa Sunyalangu Kecamatan

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 900000 1000000 1100000 1200000 1300000 1400000 1500000

2004 2014 2024 2034 2044 2054 2064 2074 2084 2094 2104 2114 2124 2134 2144 2154 2164 tahun

kebutuhan air (l/hari)

Kebutuhan air Sunyalangu Kebutuhan air Babakan Kebutuhan air total

(4)

Karanglewas, pada bulan Juni 2006. Hasil pengukuran potensi debit tersebut dapat ditabulasikan seperti pada Tabel 4.2.

Dari hasil pengukuran potensi ketersediaan air (debit) di atas, diperoleh kesimpulan bahwa debit mata air Clikutuk Desa Sunyalangu Kecamatan Karanglewas adalah sebesar 3935,78 ml/dt atau sebesar 340.051,4 l/hr. Apabila kebutuhan air bersih masyarakat pedesaan adalah sebesar 30 l/orang/hr (Kimpraswil,2002), maka potensi debit mata air tersebut diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan air bersih untuk 4619 jiwa (2004). Hal ini berarti bahwa ketersediaan air sebesar 340.051,4 lt/hr lebih besar dari kebutuhan air masyarakat Desa Sunyalangu yaitu sekitar 138.570 lt/hr.

Apabila ketersediaan air ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih seluruh penduduk Desa Sunyalangu, maka dengan angka pertumbuhan penduduk sebesar 0,88% per tahun (BPS Banyumas, 2004) dan faktor kehilangan air (loss) sebesar 20% dari total kebutuhan air, mata air Clikutuk ini diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan seluruh penduduk Desa Sunyalangu selama kurang lebih 81 tahun. Apabila mata air Clikutuk ini dimanfaatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan 75% penduduk, maka diperkirakan dapat melayani kebutuhan penduduk selama kurang lebih 114 tahun, dan jika hanya untuk melayani 60% penduduk diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan air bersih selama kurang lebih 139 tahun. Neraca potensi ketersediaan air (debit) jika mata air tersebut hanya digunakan oleh masyarakat Desa Sunyalangu dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Mengingat debit air yang dihasilkan mata air Clikutuk cukup besar, maka daerah pelayanan mata air tersebut dapat diperluas sampai Desa Babakan. Jika kebutuhan air bersih penduduk Desa Sunyalangu dan Babakan ditopang oleh mata air Clikutuk, maka mata air tersebut diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan selama kurang lebih 4 tahun untuk 100% penduduk. Apabila mata air Clikutuk ini dimanfaatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan 75%

penduduk, maka diperkirakan dapat melayani kebutuhan penduduk selama kurang lebih 33 tahun, dan jika hanya untuk melayani 60% penduduk diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan air bersih selama kurang lebih 55

(5)

tahun. Neraca potensi ketersediaan air (debit) jika mata air tersebut digunakan oleh masyarakat Desa Sunyalangu dan Babakan dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.2 Neraca potensi debit untuk masyarakat Sunyalangu

Gambar 4.3 Neraca potensi debit untuk masyarakat Sunyalangu dan Babakan

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000 500000 550000 600000 650000

2004 2014 2024 2034 2044 2054 2064 2074 2084 2094 2104 2114 2124 2134 2144 2154 tahun

l/hr

Ketersediaan air Pelayanan Air 100%+loss*

Pelayanan Air 75%+loss* Pelayanan Air 60%+loss*

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 900000 1000000 1100000 1200000 1300000 1400000 1500000 1600000

2004 2014 2024 2034 2044 2054 2064 2074 2084 2094 2104 2114 2124 2134 2144 2154

tahun

l/hr

Ketersediaan air Pelayanan Air 100%+loss Pelayanan Air 75%+loss Pelayanan Air 60%+loss

(6)

4.4 Potensi Energi Pengaliran

Potensi energi pengaliran digunakan untuk melihat sejauh mana air dari sumber mata air dapat dialirkan. Apabila pengaliran menggunakan sistem gravitasi (alami), maka perbedaan tinggi tekan (energi yang tersedia) harus lebih besar daripada kehilangan energi (energi yang dibutuhkan) pada pipa. Dari Tabel 2.5 dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaliran dengan sistem gravitasi dapat diterapkan, mengingat beda tinggi mata air dan daerah pelayanan mencapai 100 m. Energi potensial ditentukan berdasarkan dengan melakukan pengukuran beda tinggi topografi antara sumber mata air Clikutuk dan daerah pelayanannya (Desa Sunyalangu dan Babakan), dengan menggunakan alat GPS (Global Positioning System), Theodolit dan Peta Rupa Bumi. Hasil analisis potensi energi pengaliran untuk daerah pelayanan Desa Sunyalangu dapat dilihat pada Gambar 4.4. Apabila daerah pelayanan diperluas sampai Desa Babakan, maka hasil analisis potensi energi pengalirannya dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.4 Potensi energi pengaliran mata air untuk Sunyalangu

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

Energi Pengaliran (m)

Ketersediaan Energi Kebutuhan energi pipa D 3"

Kebutuhan energi pipa D 4" Kebutuhan energi pipa D 2"

(7)

Gambar 4.5 Potensi energi pengaliran mata air untuk Sunyalangu dan Babakan Berdasarkan Gambar 4.4 terlihat bahwa pengaliran sistem gravitasi (alami) dapat dilakukan jika digunakan diameter pipa pengaliran minimal 3 inchi. Hal ini karena energi yang tersedia lebih besar daripada energi yang dibutuhkan oleh pipa untuk mengalirkan air. Disamping itu, dari Gambar 4.4 juga dapat diambil kesimpulan bahwa jaringan distribusi air bersih dari mata air Clikutuk tidak memerlukan Bak Pelepas Tekanan (BPT). Bak Pelepas Tekanan (BPT) akan diperlukan jika sisa energi yang ada sebesar 65 m untuk pipa dari PVC dan 80 m untuk pipa besi.

Pada Gambar 4.5 dapat disimpulkan bahwa jika daerah pelayanan mata air diperluas sampai Desa Babakan, maka pengaliran dengan sistem gravitasi dapat dilakukan jika digunakan diameter pipa pengaliran minimal 3 inchi. Hal ini karena energi yang tersedia lebih besar daripada energi yang dibutuhkan oleh pipa untuk mengalirkan air. Penggunaan pipa diameter 2 inchi hanya mampu mencapai jarak sejauh 1070 m dari mata air Clikutuk. Pengaliran dengan pipa diameter 3 inchi memerlukan Bak Pelepas Tekanan (BPT) pada jarak 490 m dan

0 20 40 60 80 100 120 140 160

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200

Jarak (m)

Energi Pengaliran (m)

Ketersediaan Energi Kebutuhan energi pipa D 4"

Kebutuhan energi pipa D 3" Kebutuhan energi pipa D 2"

(8)

apabila digunakan pipa diameter 4 inchi maka dipererlukan Bak Pelepas Tekanan (BPT) pada jarak 460 m.

4.5 Desain Jaringan Distribusi Air Bersih

Desain pendistribusian jaringan air merupakan inti dari pendayagunaan mata air Clikutuk agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya. Tanpa perancangan jaringan distribusi air bersih, maka hasil analisis-analisis sebelumnya dalam penelitian ini kurang maksimal. Analisis variabel debit, energi potensial (head), kehilangan energi (head losses), jumlah penduduk, kebutuhan air, kualitas air, dan luas daerah pelayanan merupakan langkah- langkah awal yang akan digunakan sebagai dasar perancangan jaringan distribusi air bersih.

Desain jaringan distribusi air bersih ini meliputi detail dan sketsa gambar rencana bangunan penunjang sistem pendistribusian air, yang dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan pembangunan konstruksi.

(9)

S

Keterangan :

Satuan tinggi = meter Selang Kontur = 12,5 m

= batas desa

= jalan lain

= jalan lokal

= mata air

= kran umum

= pipa distribusi

= sungai

= balai desa

= rel tunggal

= pemukiman

= kebun

= sawah

Gambar 4.6 Trase jaringan pipa (tampak atas)

Bak Tampung

Kran Umum 2 Kran Umum 1

0 10000 20000 30000

D

(10)

Gambar 4.7 Trase jaringan pipa (memanjang)

160 168.7 176

181.3 188.8

194.7 198 207 215 223 230 237.5 240

249.5 243 256 262.5 264.5 263

266 265 268.5 268

269

160.85 160.85

176.20 181.50 189.00 195.55 195.55 198.85 215.20 223.20 231.05 231.05 240.20 243.20 267.05

264.05

269.20 268.7 265.85 265.85 264.05

262.70 256.20

249.70

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150 155 160 165 170 175 180 185 190 195 200 205 210 215 220 225 230 235 240 245 250 255 260 265 270 275

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1050 1100

jarak

elevasi

muka tanah asli elevasi pipa distribusi

Bak penampung & kran umum

(11)

Gambar Detail

Gambar 4.8 Sandaran Pipa (tampak atas)

Gambar 4.9 Sandaran Pipa (tampak depan)

0 5

10 15

20

A

A

Kayu Glugu Pipa PVC 3 "

Paku Begel pipa 3 "

25 cm Diameter Glugu

B B

TAMPAK ATAS SANDARAN PIPA

TAMPAK DEPAN SANDARAN PIPA

80 cm Kayu Glugu D 25 cm Begel pipa 3 "

Paku

Elevasi Rencana

Pipa PVC 3 "

100 cm 20 cm

0

5 10

15 20

POTONGAN A-A

25 cm

(12)

Gambar 4.10 Sandaran Pipa (tampak samping) TAMPAK SAMPING

SANDARAN PIPA

20 cm Pipa PVC 3 "

Begel Pipa 3 "

Paku

Kayu Glugu D 25 cm

80 cm

POTONGAN B-B

0

5 10

15 20

25 cm

(13)

Gambar 4.11 Bak Penampung (tampak depan)

ps. batu kali

200 cm A

ps. 1/2 bata

100 cm

70 cm

sloof

5 cm 15 cm

lantai plesteran t=2 cm

TAMPAK DEPAN BAK PENAMPUNG

40 cm 40 cm

A

tanah urug

0 5

10 15

20

pipa distribusi 3"

pasir 20 cm

(14)

Gambar 4.12 Bak Penampung (tampak samping) TAMPAK SAMPING

BAK PENAMPUNG

150 cm

POTONGAN A-A

lantai plesteran t=2 cm

40 cm 100 cm

90 cm 20 cm

5 cm

0

5 10

15 20 pipa distribusi 3"

ps. 1/2 bata

ps. batu kali sloof

40 cm

pipa mata air

tanah urug

15 cm

(15)

Gambar 4.13 Kran Umum 1 (tampak depan)

sloof

pasir

lantai plesteran t=2 cm B

200 cm

B

ps. 1/2 bata

ps. batu kali kran 3/4 "

1,5 D

1,5 D pipa distribusi

pipa peluap

pipa penguras lantai plesteran t = 5 cm

90 cm

90 cm

5 cm 150 cm

5 cm

TAMPAK DEPAN KRAN UMUM 1

0

5 10

15 20 kran

percabangan pipa

(16)

Gambar 4.14 Kran Umum 2 (tampak depan)

TAMPAK DEPAN KRAN UMUM 2

sloof

pasir

lantai plesteran t=2 cm B

200 cm

B

ps. 1/2 bata

ps. batu kali kran 3/4 "

1,5 D

1,5 D pipa distribusi

pipa peluap

pipa penguras lantai plesteran t = 5 cm

90 cm

90 cm

5 cm 150 cm

5 cm

0 5

10 15

20 kran

(17)

Gambar 4.15 Kran Umum 1 dan 2 (tampak samping)

lantai plesteran t = 2 cm 150 cm

TAMPAK SAMPING KRAN UMUM

200 cm

ps. 1/2 bata

sloof

90 cm

90 cm

5 cm

ps. batu kali kran 3/4 "

POTONGAN B-B

40 cm 40 cm

0 10 20 5 15

pasir t = 5 cm pasir

5 cm

lantai plesteran t = 5 cm

tanah urug pipa penguras

5 cm

(18)

4.6 Rencana Anggaran Biaya

Harga Satuan No. Jenis Pekerjaan Satuan

(Rp) *)

Volume Jumlah

Pekerjaan Tanah

1 Galian tanah biasa m3 11.200 37,042 414.870,4

2 Striping m2 1.400 89,842 125.778,8

3 Timbunan m3 5.369 21,1737 113.681,5953

4 Urugan pasir m3 71.300 6,18 440.634

5 Pemadatan tanah m3 14.000 27,3537 382.951,8

Pekerjaan Pondasi

1 Ps Batu kali 1 PC : 5 psr m3 303.799 11,4075 3.465.587,093

Pekerjaan Pemipaan

1 Pemasangan pipa PVC 3" m 46.241,1 1.150 53.177.265 2 Sandaran pipa (glugu tua Ø 25

cm) m3 1.110.000 9,1 10.101.000

3 Pas. Shock 3" bh 7.000 200 1.400.000

4 Pas.Knee 3" bh 12.500 43 537.500

5 Pas. Kran 3/4" bh 22.760,25 18 409.684,5

6 Begel pipa Bh 6.000 185 1.110.000

7 Paku kg 8.500 5 42.500

Pekerjaan Dinding

1 Ps Batu merah 1/2 bata 1 PC :

5 psr m2 40.906 35,8 1.464.434,8

2 Plesteran m2 15744 75,05 1.181.587,2

Pekerjaan Beton

1 Kolom penguat beton

bertulang (11 x 11 cm) m 37.432,9 16 598.926,4

2 Pas. Bekisting untuk kolom m2 185.903,2 9,6 1.784.670,72

3 Sloof (11 x 11 cm) m 37.432,9 23 860.956,7

4 Pas. Bekisting untuk sloof m2 68.615,4 6,9 473.446,26

Pekerjaan Lantai

1 Plesteran lantai m2 15.744 14,5 228.288

2 Plesteran dasar bak tampung &

KU m2 15.744 11 173.184

Pekerjaan Lain-lain

1 Multiplek 9 mm (0.9 x 2.1 m) lbr 111.000 5 555.000 total 79.041.947,27 pembulatan Rp 79.041.950

*) Analisa Harga Satuan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banyumas 2006 Total Kebutuhan Rencana Anggaran Biaya Jaringan Pipa Rp 79.041.950,00

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang berpengaruh secara signifikan menurunkan prevalensi balita kurang gizi di Provinsi Jawa Timur yaitu persentase balita yang mendapatkan vitamin A, persentase bayi

Tulisan ini dimaksudkan untuk mengurai konsentrasi larutan HCl dalam fase internal yang memberikan persen ekstraksi optimum pada ekstraksi ion merkuri dalam larutan

Pada pemberitaan Tanjung Balai dalam surat kabar Republika, frekuensi mengenai sumber berita, narasumber birokrat menjadi persentasi yang terbanyak sebesar 38%

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini yaitu: 1) Secara simultan, variabel ukuran perusahaan, debt to equity ratio ,

Nolan (2011) menjelaskan bahwa ada keterlibatan perempuan Sendang Biru dalam lingkungan kerja mulai dari perdagangan ikan sampai pengaturan usaha perahu milik mereka. Penelitian

Cara kerja metode Haar Cascade Classifier untuk mendeteksi indera penglihatan adalah diawali dari pengambilan gambar yang dilakukan secara langsung melalui webcam

Bila tanaman kekurangan air pada masa generatif dapat menyebabkan tanaman hermaprodit menghasilkan bunga pentandria (bunga dengan 5 benang sari pada dasar pangkal

Tujuan penelitian ini adalah me- ngetahui status kerentanan (resistensi atau toleransi) nyamuk vektor malaria di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap