• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. KONSEP DESAIN. 21 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. KONSEP DESAIN. 21 Universitas Kristen Petra"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

3. KONSEP DESAIN

3.1 Tinjauan Tentang Gambar 3.1.1 Tinjauan tentang Unsur Gambar

Gambar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan sebagai tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya); yang dibuat dengan coretan pensil atau alat yang lain pada kertas atau media yang lain; lukisan. Media kertas untuk gambar bahwa gambar dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk dan media, demikian juga dengan pensil. Apapun sebenarnya memungkinkan untuk dijadikan alat untuk mencipta sebuah gambar.

Gambar memiliki peran yang sangat besar dalam dunia modern saat ini.

Gambar dapat membantu seorang desainer komunikasi visual, ahli-ahli keteknikan dan masyarakat yang kompleks saat ini. Menggambar merupakan upaya mengkomunikasaikan pikiran. Ide atau gagasan yang diwujudkan dalam gambar akan memudahkan orang dalam menjelaskan, menguraikan dan memaparkan gagasannya.

3.1.1.1 Garis (Line)

Sebuah garis adalah tanda yang diolah untuk meninggalkan guratan sepanjang titik-titik yang dilaluinya melewati permukaan, yang mampu mengatur, mengarahkan, memisah atau memberikan sentuhan emosi di dalamnya. Juga dipergunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk dan observasi visual atau pengungkapan secara subjektif akan gagasan, membangkitkan berbagai pengalaman, pikiran/paham, dan intuisi. Sebuah garis merupakan unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight).

Seorang pakar grafis bernama Drs.Sadjiman Ebdi Sanyoto mengatakan potensi dari garis nyata adalah:

a. Dapat mengekspresikan gerak massa obyek tertentu (ombak laut, padi tertiup angin,dll), yang luwes tanpa ada maksud untuk meniru sehingga memberi

(2)

irama seperti gemulai, lembut, tajam dan sebagainya yang dapat dirasakan seperti penikmat musik.

b. Mempunyai nilai ekspresi pribadi, yang apabila dikuasai suasana (mood), sentuhan (touch), dan alat (medium), garis yang mantap, goyah, gelap, pucat, ataupun lemah gemulai yang dapat memberi emosi marah, ragu-ragu, sedih, gembira, dan lain-lain.

c. Garis mempunyai kemampuan membentuk tekstur yang bersifat semu atau nyata.

d. Garis dapat memberi sugesti dalam menggaris batas (membuat kontur).

Dengan beberapa goresan saja, sebuah bentuk dapat dicapai, sehingga dikatakan garis merupakan ekonomis dalam seni.

e. Garis mempunyai kemampuan gelap terang (value) untuk arsir gambar.

f. Garis mempunyai kemampuan menciptakan komunikasi seperti kode-kode, huruf-huruf, gambar grafik, gambar-gambar teknik, lambang-lambang dan lain-lain.

Garis yang sederhana menggambarkan suatu arah, membagi ruang, memiliki panjang, lebar, corak atau warna, dan tekstur atau kontur. Garis yang tergambar mampu mengungkapkan emosi dan temparamen yang secara natural diekspresikan oleh subjek yang digambar. Terdapat beragam bentuk garis diantaranya adalah garis alam atau organis yang lebih bebas bentuknya dan garis jadian yang melalui suatu proses dan alat, biasanya berbentuk geometris. Garis kontur, yaitu garis yang melukiskan bagian tepi dari suatu bentuk sehingga memisahkan setiap volume atau area yang ada disekitarnya. Garis kontur yang sangat sederhana umumnya tidak bervariasi dari segi ketebalan, tidak diperkuat dengan gradasi gelap terang ataupun bayangan. Garis kontur pertama-tama berfungsi untuk memisahkan suatu benda dari yang lain. Dalam membatasi dan mendefinisikan tepian benda, garis-garis kontur juga menjelaskan rupa bentuknya.

Jika dilihat sebagai sesuatu yang datar, hasil bayangannya hanya siluet dua dimensi. Akan tetapi jika digunakan dalam kombinasi, garis-garis kontur mulai dapat mendeskripsikan bentuk tiga dimensi. Garis kontur yang ekspresif akan mengajak mata pengamat untuk menerima garis tersebut sebagai sebuah bentuk karena dibentuk dengan variasi tebal tipis garis serta memiliki detail.

(3)

Dalam hubungannya sebagai elemen seni rupa, garis memiliki kemampuan untuk mengungkapkan suasana. Suasana yang tercipta dari sebuah garis terjadi karena proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana yang sering kita lihat di sekitar kita, yang terwakili dari bentuk garis tersebut. Perasaan ini terjadi karena ingatan kita mengasosiasikannya dengan bentuk-bentuk yang dominan dengan bentuk lengkung seperti penari atau gerak ombak di laut. Beberapa jenis garis beserta suasana yang ditimbulkannya seperti, garis lurus mengesankan kekuatan, arah dan perlawanan. Berikut karakter dari garis adalah:

a. Garis Horisontal. Garis horizontal atau garis mendatar memberikan karakter tenang (calm), damai, pasif dan kaku. Melambangkan ketenangan, kedamaian dan kemantapan. Garis ini mengasosiasikan cakrawala laut mendatar, pohon tumbang, orang tidur/ mati, dan benda lainnya yang panjang mendatar yang mengesankan istirahat.

b. Garis Vertikal. Garis vertikal atau garis tegak ke atas memberikan karakter megah, kuat, tetapi statis, kaku. Melambangkan keseimbangan (stability), kemegahan, kekuatan, kekokohan, kejujuran dan kemasyuran. Garis ini mengasosiasikan benda-benda tegak lurus seperti batang pohon, orang berdiri atau tugu yang mengesankan keadaan tidak bergerak, sesuatu yang melesat menusuk langit mengesankan agung, jujur, tegas, cerah, cita-cita atau pengharapan.

c. Garis Diagonal. Garis diagonal atau garis miring ke kanan atau ke kiri memberikan karakter gerakan (movement),gerak lari, meluncur, dinamik, tidak seimbang, gerak gesit, lincah dan menggetarkan. Melambangkan kedinamisan, kegesitan dan kelincahan. Garis ini mengasosiasikan benda bergerak seperti orang berlari, kuda meloncat, atau pohon bergoyang.

(4)

Gambar 3.1. Type of Lines

Sumber : www.sanford-artedventures.com/study/g_line.html

d. Garis Zig-zag. Garis zig-zag merupakan garis lurus patah-patah bersudut runcing yang dibuat dengan gerakan naik turun secara cepat spontan yang merupakan gabungan dari garis-garis vertikal dan diagonal yang memberi sugesti semangat (exited), gairah, semangat, bahaya dan mengerikan.

Diasosiasikan sebagai petir/ kilat, letusan, retak-retak tembok yang mengesankan bahaya.

e. Garis Lengkung. Meliputi lengkung mengapung, lengkung kubah, lengkung busur, mengesankan kualitas mengapung dan memberikan karakter ringan, dinamis dan kuat. Melambangkan kemegahan, kekuatan, keanggunan dan kedinamikaan.

f. Garis Lengkung S. Garis lengkung S atau garis lemah gemulai (grace) merupakan garis lengkung majemuk atau lengkung ganda. Garis ini dibuat dengan gerakan melengkung ke atas bersambung melengkung ke bawah atau melengkung ke kanan bersambung melengkung ke kiri, yang merupakan gerakan indah (line of beauty). Memberikan karakter indah, dinamis dan luwes.

Garis ini mengasosiasikan sebagai gerakan ombak, padi/ rumput yang tertiup angin, gerakan lincah seorang bocah.

g. Garis-garis Berjajar. Garis berjajar memberikan kesan lunak, lembut, rapi dan tenang.

(5)

h. Garis-garis Potong (saling memotong). Susunan garis-garis saling memotong akan mengesankan keras, kontrakdiksi, pertentangan, kuat dan tajam. Salib adalah perpaduan garis vertikal dan horizontal yang melambangkan kekuatan hubungan manusia dengan Tuhannya.

3.1.1.2 Kualitas Terang Gelap (Value)

Value adalah tingkatan gelap dan terang yang dapat dianalisa dab dikategorikan sebagai tingkatan warna. Value berfungsi untuk memperjelas suatu gambar sehingga bentuk tiga dimensi (3-D) dari benda tersebut menjadi lebih nampak hidup dan dramatis. Jumlah cahaya yang menimpa objek dan kekostrasan bayangan dapat mempengaruhi jumlah value.

3.1.1.3 Bentuk dan Ruang ( Shape and Space)

Bentuk adalah garis-garis imajinasi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu objek tiga dimensi(3-D). Sedangkan ruang adalah aspek negative dari sebuah bentuk. Ruang dapat dikenali dengan adanya gelap terang cahaya sehingga objek menjadi bentuk yang terpisah dari suatu ruang.

3.1.1.4 Pola (Pattern)

Pola merupakan bentuk dekoratif datar dan tidak memiliki gradasi gelap terang. Pola biasanya bersifat dekoratif yang bertujuan untuk memperindah sebuah desain.

3.1.1.5 Tekstur (Texture)

Menurut Rachel Rubin Wolf, dalam bukunya yang berjudul Basic Techniques for Painting Textures in Watercolor, tekstur merupakan kualitas

permukaan benda yang dapat dirasakan baik itu kasar, halus, keras, maupun lembut (p. 8). ( Permainan tekstur biasanya dapat ditemukan pada lukisan, karena tekstur dapat menunjukkan emosi atau member kesan ekspresif. Oleh karena itu banyak media yang bisa digunakan untuk member efek tekstur yang beraneka ragam. Alat yang digunakan untuk membuat tekstur dapat berbentuk: spons,

(6)

3.1.1.6 Warna (Colors)

Warna, sebagaimana juga bentuk dan tulisan merupakan media penyampai pesan. Secara naluriah manusia menggunakan dan mempersepsikan warna dengan suatu konsep. Terkadang banyak yang tidak sadar bahwa warna mempunyai makna yang bisa dipetakan. Banyak yang menggunakan warna karena dasar kesukaan saja, dan kurang mempertimbangkan berbagai aspek penting lainnya. Warna juga bisa digunakan untuk memperkuat nilai pesan yang hendak disampaikan melalui desain. Dengan warna orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk visual secara jelas. Karena pilihan warna mengindikasikan preferensi sifat dan sikap yang dimiliki bisinis/ perusahaan bersangkutan. Setiap warna pun mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis sebenarnya putih bukanlah warna).

Diagram warna adalah suatu teori pengetahuan tentang warna. Dijelaskan pada diagram tersebut, warna primer adalah merah, kuning dan biru. Tiga warna sekunder adalah orange, ungu dan hijau. Warna sekunder adalah warna yang dihasilkan dari percampuran ketiga warna primer, letaknya di antara warna primer, juga membentuk segitiga sama sisi. Warna-warna lain dalam diagram warna adalah warna tersier, yaitu warna yang terbentuk dari percampuran warna primer dan warna sekunder. Jika diperhatikan dengan seksama, maka terlihat bahwa warna-warna primer, sekunder dan tersier saling berhubungan antara satu dengan yang lain dalam keharmonisan.

(7)

Gambar 3.2. Diagram warna

Sumber: http://www.curriculumonline.ie/uploadedfiles/PSC/VA16.jpg

Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah. Warna dapat membawa suasana tertentu. Perbedaan warna beda pula pesan yang hendak disampaikannya. - Achromatic, merupakan komposisi tanpa warna.

Berdasarkan spektrumnya diklasifikasikan menjadi: warna primer,warna sekunder, warna tertier, warna komplementer, dan warna anologus.

1. Klasifikasi Warna Berdasarkan Spektrum Warna:

a. Warna Primer

Warna-warna dasar yang terdiri dari warna merah, kuning, dan biru.

Disebut sebagai warna primer karena warna-warna tersebut tidak dapat dicapai atau didapat melalui pencampuran warna lain.

b. Warna Sekunder

Warna yang didapat dari hasil pencampuran warna-warna primer, misalnya: merah+biru = ungu, biru + kuning = hijau, kuning + merah = oranye.

c. Warna Komplementer

(8)

Warna komplementer merupakan warna-warna yang kontrasnya selalu berlawanan jika keduanya dicampur, misalnya: ungu + kuning, merah + hijau, dll

d. Warna Analogus

Warna analogus adalah warnanya mempergunakan terang gelap dan intensitas dari warna yang terdekat, misalnya kuning kehijauan, kuning oranye, dsb. Warna analogus juga menciptakan keharmonisan dan suasana hati yang tenang karena hubungan yang dekat antara warna-warna yang dipakai.

2. Klasifikasi warna pada gambar/ilustrasi:

a. Warna Monochrome:

Warna yang menambahkan atau mengurangi intensitas dari suatu warna saja. Gambar yang hanya memiliki satu warna(monochrome), warna dan kedalamannya tergambarkan pada kualitas warna terang ataupun gelap.

Gambar monochrome tidak merepresentasikan kenyataan atau realitas yang ada, namun mengidentifikasikan sebuah keseimbangan antara cahaya dan juga gelap dari sebuah objek, bukan warna-warni objek yang sesungguhnya ataupun gradasindari berbagai warna-warni objek yang sesungguhnya ataupun gradasi dari berbagai warna-warni tersebut.

Gambar monochrome memberikan kesan volume dari sebuah warna, memberikan kesan kelonggaran dan kebebasan bagi pengamatnya untuk memiliki imajinasi tentan objek gambar serta partisipasi di dalam memahami objek.

b. Warna Polychrome/Optical Color:

Warna yang menggunakan banyak kandungan warna yang dicampurkan, tidak semata-mata menambah intensitas dan kuat lemahnya seperti halnya monochromatic. Polychrome membuat objek menjadi lebih realis dan

ekpresif sebab pencampuran warna didasarkan kepada warna-warna yang sesungguhnya dilihat.

3. Klasifikasi Warna Berdasarkan Sensasi yang ditimbulkan:

a. Warna-warna panas (hot) : merah, kuning, dan campuran-campuran diantaranya.

(9)

b. Warna-warna dingin (cold): biru, hijau serta warna-warna kombinasi diantaranya.

c. Warna-warna netral (neutral): putih, hitam, dan abu-abu.

4. Klasifikasi Warna Berdasarkan Karakteristiknya

a. Warna aktif : kuning, merah, oranye, dan merah kekuningan. Warna- warna ini memberi kesan sifat dan karakter aktif.

b. Warna pasif : biru, biru kemerahan, merah kebiruan. Warna-warna ini memberi kesan kegelisahan, kepatuhan, kegairahan, dan lemah lembut.

5. Klasifikasi Warna Berdasarkan Maknanya

a. Merah : semangat, agresif, memberi kesan kehidupan dan kematian (darah), api, mengandung makna kebesaran, dasyat, nafsu, cinta, kasar, emosi yang kuat, ledakan, kehangatan.

b. Kuning: riang, menarik, panas, kepandaian, peramalan, member kesana musim semi.

c. Biru : dingin, hampa, kedamaian, kesembuhan, suasana santai, tenang.

d. Hijau : Kesan padang rumput, pepohonan, tenang dan santai, kesegaran, kemakmuran, kesuburan, kerjasama, pertumbuhan.

e. Oranye : energi, konsentrasi, emosi, kehangatan, kenikmatan.

f. Cokelat : ketidakpastian, keraguan, netralitas, keintiman, kebimbangan, representasi tanah.

g. Ungu: kegelisahan, kekacauan, kegugupan, pasif, religi, spiritualis, kemewahan, ambisi, ketegangan.

h. Hitam: kegelapan, jahat, dosa, memberi kesan negatif, iblis, elegan, depresi

i. Putih : perlindungan, suci, tenang, kesegaran, salju, ketulusan, kebaikan.

j. Abu-abu: netral, pembatalan, keadaaan terjepit.

6. Klasifikasi Warna berdasarkan kualitasnya (Raynes 32):

a. Hue : yaitu posisinya di dalam lingkaran warna, mengacu kepada nama- nama dari warna-warna tersebut(misalnya: biru, merah, kuning, dan sebagainya). Hue merupakan kualitas yang membedakan antara warna yang satu dengan yang lainnya/keunikan masing-masing warna.

(10)

b. Chroma : kekuatan dan kelemahan warna, mengacu kepada intensitas warna, misalnya warna kuning memiliki intensitas warna yang kuat sedangkan warna ungu kurang kuat intensitasnya.

c. Value : kualitas warna, terang atau gelap bila dibandingkan dengan warna hitam dan putih. Penambahan warna hitam dapat menyebabkan warna menjadi gelap, sedangkan penambahan warna putih dapat menyebabkan warna lebih muda dan terang. Value warna dapat dibedakan menjadi:

d. Tint, warna dengan value tinggi, warna-warna yang dianggap lebih ringan dan terang oleh karena tambahan warna putih.

e. Shade, warna dengan value rendah, warna-warna yang lebih berat oleh karena unsur hitam.

Untuk mencapai suatu target value tertentu dari sebuah warna, sangat depangaruhi dari warna-warna sekitanya. Warna-warna yang saling berdampingan dapat mempengaruhi bentuk objek dan juga penampilan warna itu sendiri dengan memperbandingkan apakah warna tersebut lebih terang atau gelap dibandingkan dengan warna yang mendampinginya.

Raharjo dalam bukunya Step by Step Digital Colouring with Photoshop for Comics and Other Illustration mengatakan bahwa style atau gaya pewarnaan

adalah yang membawa manusia lebih mendalam lagi dalam suasana yang ingin dibawakan. Contoh gaya pewarnaan ialah:

a. Style Datar, warnanya tidak dibaurkan dengan warna lain (blok). Untuk membuat gambar tampak seperti tiga dimensi, maka harus memadukan warna gelap dan terang untuk pemahaman tentang bayangan dan cahaya.

b. Realistic Style, warna yang digunakan dibaurkan dengan warna lain yang lebih gelap atau terang untuk kesan hidup dan mendekati kenyataan.

3.1.2 Tinjauan Unsur Komposisi 3.1.2.1 Penataan Layout

1. Komposisi Secara Umum (Vertikal-Horizontal)

Bentuk yang paling umum untuk mengkomposisikan adalah pada bidang gambar berbentuk segi empat panjang dimana terdapat dua sisi memanjang dan dua sisi pendek, baik mendatar ataupun tegak. Namun subjek

(11)

dari gambar tersebut yang umumnya menentukan bentuk dari bidang yang dikehendaki, misalnya untuk penggambaran pemandangan alam/landscape maka umumnya bidang berbentuk datar atau horizontal sedangkan bagi lukisan potret atau potret berdiri maka bentuk yang sesuai adalah vertical atau persegi panjang yang berada pada posisi tegak. Hal ini disebabkan, gambar potret yang panjang yang berada pada posisi tegak. Hal ini disebabkan, gambar potret yang panjang yang berada pada posisi tegak. Hal ini disebabkan, gambar potret yang berdiri, membutuhkan persegi panjang yang tegak dan tinggi sedangkan beberapa pemandangan alam/ landscape yang lebar dapat menjadi semakin berkesan dramatis pada bidang yang juga lebar.

Pada penggambaran potret, maka posisi yang umum yaitu tampak depan atau badan agak menyamping namun wajah menghadap ke depan, tipe penggambaran ini banyak dijumpai pada lukisan klasik dan kuno. Beberapa lukisan potret, penggambaran wajahnya agak menyamping ke kiri dan ke kanan dari garis tengah namun tetap memberi kesan frontal. Komposisi demikian terkesan aman karena tidak mengambil resiko di dalam mengatur tata letak.

2. Perkembangan Komposisi

Komposisi tersebut banyak dilanggar untuk mencapai bentuk yang lebih menarik. Komposisi yang beraneka ragam sejak ditemukannya kamera sehingga orang mulai berani untuk memanipulasi komposisi. Hal ini dapat dilakukan dengan permainan grid sebagai garis bantu sehingga objek dapat berada pada tempat yang unik dan menarik namun juga seimbang. Sehingga sekarang banyak dijumpai penggambaran objek yang terpotong, terletak di sisi paling kanan atau kiri, dsb. Umumnya pengaturan komposisi tersebut tetap menggunakan elemen-elemen untuk

3. Warna dalam komposisi

Kuat lemahnya warna juga sangat berpengaruh di dalam komposisi yang menarik. Warna-warna netral serta area yang bertektur datar cenderung mengurangi berat dari sebuah komposisi. Sebuah area bidang yang sangat luas dapat diseimbangkan dengan area yang sempit dengan menggunakan

(12)

petang dan polos, mempunyai efek mengkonsentrasikan perhatian secara frontal pada wajah atau figure subjek yang dilukis. Kesan komposisi seperti ini bersifat formal dan tradisional.

Namun warna background tidak selalu disajikan secara polos, namun dapat dengan detail walaupun tetap memusatkan perhatian terhadap subjek utama yang dianggap menonjol. Penggambaran background yang detail dapat dipergunakan untuk menggambarkan situasi dan suasana yang ada di sekitar objek. Namun demikian untuk menggambarkan kesan tidak terlalu berat, maka umumnya diberikan ruang negatif pada gambar. Pembuatan background yang detail tersebut juga dapat menonjolkan dan menimbulkan ketertarikan terhadap subjek utama, misalnya dengan menggunakan lemen pembantu seperti bunga, detail motif pakaian, topi, dan sebagainya yang justru membantu membuat objek tampak lebih real dan menambah kesan dramatis.

3.1.2.2 Tinjauan Teori Perspektif Sederhana

Perspektif adalah hukum yang memprediksi dan menjelaskan tentang ragam dan cara bagaimana suatu objek yang tampak semakin berkurang dan semakin kecil ukurannya saat objek tersebut berada pada jarak yang jauh dari pengamat.”Raynes, John (1966), Strating to paint in Oils (18). New Yor: Watson- Guptill Publications. Basis dari semua perspektif adalah titik terang dari semua garis pengamat. Horizon adalah batas dimana mata kita melihat terjauh atau kaki langit/ tepi langit. Hukum perspektif yaitu semua garis parallel / sejajar yang tampak akan menuju pada suatu titik yang sama. Aspek penting lainnya yaitu objek-objek yang berjarak sama tersebut dilakukan secara konstan.

Pengamatan yang dilakukan terhadap objek yang salag satu atau beberapa sisinya berbentuk datar dan lurus pada posisi tertentu yang menyebabkan titik lenyapnya berada pada dua sisi (2 titik lenyap), maka salah satu titik lenyap berada pada pengamatan mata, misalnya penutup kaleng, cangkir, dll.

(13)

3.1.2.3 Tinjuan Teori Tata cahaya

Pencahayaan di dalam gambar berkaitan dengan aspek kualitas atau terang gelap(value) karena aspek cahaya menentukan kualitas gradasi suatu objek.

Dengan tekanan gelap dan terang maka dapat dicapai bentuk tiga dimensi (3-D).

Menurut Daniel M. Mendelowitz dan Duante” elemen-elemen dari cahaya yang menentukan skala gradasi antara lain:

a. Highlights (cahaya maksimum) atau bagian dari objek yang memiliki warna paling ringan atau paling terang dibandingkan dengan bagian lainnya dan biasanya muncul dari permukaan yang paling halus dan mengkilap.

b. Lights (cahaya) dan Shadow (bayangan) merupakan kualitas gelap terang yang paling luas areanya, berada di antara highlights dan juga pusat bayangan.

c. Core of the Shadow (pusat bayangan) yaitu area dimana konsentrasi bayangan paling gelap, posisinya parallel dengan sumber cahaya, pusat bayangan tidak menerima penerangan.

3.1.3 Tinjauan Gambar Ilustrasi

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, ilustrasi diartikan sebagai sesuatu yang bersilat menerangkan atau mempertunjukkan. Penghiasan dengan gambar-gambar (lukisan-lukisan, diagram, grafik dsb) yang membantu menjelaskan isi buku (artikel, karangan, bacaan dan sebagainya, misalnya, illustrasi itu seringkali lebih berfaedah dalam menerangkan arti kata-kata.

3.1.3.1 Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Bidang Kajian

1. Ilustrasi Editorial. Merupakan jenis illustrasi yang banyak dijumpai pada novel-novel, buku-buku bacaan anak dan orang dewasa, buku-buku olahraga, kartun dan karikatur (politik), dan lain sebagainya. Khusus untuk ilustrasi buku anak-anak yang banyak mengangkat tema fantasi sehingga ilustrasi sangat penting karena mampu mengembangkan cerita. Sedangkan ilustrasi pada surat kabar dan majalah yang berkaitan dengan artikel berfungsi sebagai komunikasi massa, dapat berupa gambar maupun fotografi. Bahkan pada sampulnya, ilustrasi berfungsi untuk menarik perhatian para pembeli, sehingga

(14)

Ilustrasi dapat juga menjadi pengisi ruang-ruang kosong sebagai penarik perhatian pada halaman tersebut di samping berfungsi untuk menguraikan teks sehingga antara ilustrasi dan teks saling mendukung.

2. Ilustrasi Periklanan. Merupakan ilustrasi yang dipergunakan untuk kepentingan komersial, promosi dan pemasaran serta mempengaruhi ketertarikan konsumen.

3. Ilustrasi Medis. Merupakan ilustrasi yang berkaitan dengan pengetahuan kedokteran, sehingga illustrator dituntut memiliki pengetahuan kedokteran selain fungsinya sebagai media komunikasi visual.

4. Ilustrasi Ilmiah. Merupakan ilustrasi yang bertujuan untuk menggambarkan material-material tertentu yang membutuhkan ketepatan, kejelasan dan kerapian, misalnya bangunan dan arsitektur bentuk-bentuk konstruksi geometri lainnya.

3.1.3.2 Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Sifat dan Fungsi

1. Gambar ilustrasi yang bertujuan untuk memvisualisasikan apa yang di imajinasikan, yaitu dengan menggambarkan objek atau keadaan yang tidak ada di dalam kenyataan. Visualisasinya dapat berupa penggambaran yang mewakili sesuatu bahkan dalam bentuk abstrak. Contoh: gaya surealism (Salvador Dali) yang memberikan penggambaran seperti fantasi dan mimpi.

2. Gambar ilustrasi yang bertujuan untuk memvisualkan suatu ide dan konsep, misalnya dalam bentuk simbolisasi. Gambar ini tidak hanya menekankan masalah teknik dan kemampuan namun juga kedalaman isi yang digambarkan.

Tipe penggambarnnya menghadirkan sudut panjang, perasaan dan emosi, interprestasi dan ekspresi orang yang menggambarnya sehingga berkesan ekspresif.

3. Gambar ilustrasi yang bertujuan untuk mengkomunikasikan suatu susunan dari narasi agar dapat menjelaskannya secara visual. Contoh: diagram, skema,dsb.

4. Gambar ilustrasi yang bertujuan untuk menjelaskan keadaan yang dilihat, baik berupa sketsa kasar dengan garis-garis yang cepat maupun gambar yang detail.

Contoh: sketsa cepat atau bahkan photo realism (detail yang akurat).

(15)

5. Gambar ilustrasi yang berfungsi untuk menghiasi atau sebagai unsur dekoratif.

Gambar ini mengisi komposisi bidang yang kosong untuk memberi daya tarik dan memenuhi kepuasan estetis bagi pengamatnya.

6. Gambar ilustrasi yang menjembatani pemahaman terhadap bahasa verbal.

Ilustrasi dan teks saling mendukung serta mempermudah pembaca mengerti cerita yang disajikan.

3.1.3.3 Tinjauan ilustrasi berdasarkan alat

a. Ilustrasi pensil : Menggunakan pensil sebagai alat menggambar ilustrasi.

b. Ilustrasi cat air : Menggunakan cat air sebagai alat menggambar ilustrasi c. Ilustrasi cat minyak : Ilustrasi dengan menggunakan cat minyak sebagai

gambar ilustrasi

d. Ilustrasi Digital : Ilustrasi dengan menggunakan media digital sebagai alat gambar ilustrasi.

3.1.3.4 Tinjauan ilustrasi berdasarkan teknik

a. Sketch manual, teknik gambar awal dengan menggunakan keterampilan tangan dan bakat dengan menggunakan pensil, penghapus dan kertas sebagai media gambarnya.

b. Digital, finishing menggunakan metode digital dengan menggunakan teknik digital painting.

3.1.3.5 Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Goresan

a. Arsir, adalah teknik yang menggambarkan bentuk dari objek dengan mengisi daerah yang terkena bayangan sehingga volume benda dapat dideskripsikan.

Teknik arsir dapat dibedakan menjadi:

- Arsiran garis lurus, antara lain: garis garis parallel (hatchling) yaitu goresan garis dengan pola sejajar, garis-garis berpotongan (cross hatchling) yaitu pola yang memotong garis-garis yang sejajar, garis-garis bervariasi (scribbling) yaitu garis-garis yang bersifat acak ke segala arah, dapat menambah corak atau warna, bentuk dan volume.

(16)

- Arsiran mengikuti bentuk/melengkung, antara lain: garis-garis kontur (Hactling) yaitu goresan garis dengan pola sejajar, garis-garis berpotongan (cross hatchling) yaitu pola yang memotong garis-garis yang sejajar, garis- garis bervariasi (scribbling) yaitu garis-garis yang bersifat acak ke segala arah, dapat menambah corak atau warna, bentuk dan volume.

- Arsiran mengikuti bentuk/melengkung, antara lain: garis-garis kontur (Countour Hatcling) berupa garis-garis lengkung yang mengikuti perubahan bentuk objek baik bentuk melingkar maupun perspektifnya, serta garis-garis kontur yang saling memotong (cross contour hatchling) yang mendeskripsikan volume dan detail-detail benda.

Gambar 3.3 Teknik Arsir

Sumber:http://agusriyanto09.files.wordpress.com/2011/03/12-teknik-arsir-dan- gradasi.jpg?w=300

b. Dry Brush

Teknik menggunakan sapuan kuas untuk memberikan bayangan, hasil gambarnya seakan-akan seperti pecah- pecah.

(17)

Gambar 3.4 Teknik Dry Bush

Sumber: http://farm5.static.flickr.com/4005/4232545270_04b9472732.jpg

c. Blocking

Pengecatan menggunakan cat poster, dan hasilnya pada gambar akan menciptakan warna yang pastel dan kental.

Gambar 3.5 Teknik Blocking Sumber:

http://cdn.dailypainters.com/_images_scale_scaleimg_475_495_N_0__2F_images _2F_origs_2F_666_2F__red_tulips__and_a_canvas_blocking_for_a_painting_of_

appaloosa_horses_by_texas_artist_laurie_pace.jpg

(18)

d. Pointilism

Teknik membuat gambar dengan menggunakan titik-titik hingga membentuk objek yang diinginkan.

Gambar 3.6 Pointilism

Sumber:http://www.photoartomation.com/Images/PhotoArt/10_Pointillism -Painting-Portrait.jpg

3.1.3.6 Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Gaya Gambar

a. Realis, gaya gambar yang segala sesuatunya digambarkan sesuai dengan keadaan aslinya atau bentuk aslinya, sekilas seakan-akan seperti foto, sehingga ilustrasi dengan gaya yang demikian memiliki tingkat kedetailan yang cukup tinggi.

Gambar 3.7 Ilustrasi realis

Sumber: http://sanggarwati.files.wordpress.com/2011/02/skn-realis.jpg

(19)

b. Kartun, merupakan gaya gambar dengan bentuk yang lucu, berbeda dengan kondisi aslinya dan tidak proporsional, identik dengan anak-anak, dan bersifat menghibur.

Gambar 3.8 Ilustrasi Kartun

Sumber: http://desaingrafisindonesia.files.wordpress.com/2008/08/indra- triwahyudi.gif

c. Semi realis, dari dua gaya gambar diatas digabungkan menjadi satu sehingga bentuk gambarnya berupa kartun namun masih mendekati bentuk dan kondisi aslinya.

Gambar 3.9. Ilustrasi semi realis Sumber:

http://media.photobucket.com/image/ilustrasi%20semi%20realis/mizz_moeT/sket

(20)

d. Dekoratif, merupakan teknik atau gaya gambar yang menarik dan penuh ornament namun tidak sepenuhnya memiliki kegunaan karena hanya memenuhi fungsi estetis atau penghias. Gaya dekoratif ini berkembang sebagai bentuk gertakan untuk menghidupkan kembali ketrampilan tangan manusia dalam seni dan kriya serta menolak kehadiran industry menggunakan mesin. Gaya dekoratif yang terkenal hingga saat ini adalah gaya Art Nouveau dan Art and Craft.

Gambar 3.10 Ilustrasi dekoratif

Sumber:http://coolvectors.com/images/vect/2009/08/vector-decorative- ornament_002.jpg

e. Karikatur, sebenarnya memiliki kemiripan dengan kartun bahkan seringkali dikategorikan sebagai bagian dari kartun. Kartun biasanya dimuat di dalam majalah dan surat kabar, umumnya bertemakan berita-berita actual yang sedang hangat dibicarakan dan dengan penggambaran dan cerita yang bersifat menghibur. Karikatur yang ekstrem bersifat melebih-lebihkan dan dikembangkan berdasarkan pengetahuan dasar wajah dan daerah kepala, misalnya apabila keunikan seseorang terletak pada hidung yang besar maka hal tersebut yang ditonjolkan sehingga lebih dikenali.

(21)

Gambar 3.11 Ilustrasi karikatur

Sumber:http://djoen.busythumbs.com/users/d/djoen/djoen/images/karikatur- ArifinIlham.jpg

f. Digital ilustrasi

Ilustrasi dengan menggunakan bantuan perangkat komputer, sehingga proses pembuatan tidak memakai pensil, melainkan berbagai ilustrasi yang berbeda dibanding manual.

Gambar 3.12. Ilustrasi digital

Sumber: http://fantasyartdesign.com/free-wallpapers/imgs/mid/99digital-

(22)

3.2 Konsep Kreatif Perancangan Cergam 3.2.1 Khalayak Sasaran

Perancangan buku cergam ini mempunyai sasaran target audience primer, berikut ini adalah karakteristik dari target audience primer:

a. Demografis

Secara demografis target audience primer adalah anak-anak dengan usia 15-18 tahun, dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, dan semua kelas sosial.

b. Geografis

Dilihat dari wilayah geografisnya maka pembaca buku ini memiliki tempat tinggal di Indonesia , sesuai wilayah jangkauan penerbit Indonesia.

c. Psikografis

Berdasarkan psikografisnya, anak dengan usia 15- 18 tahun merupakan anak yang mulai terbentuk karakter kedewasaannya.

d. Behavioral

Kebiasaan dari anak dengan usia 15-18 tahun adalah mereka suka dengan hal menarik secara visual, mulai dari warna hingga secara teknis.

e. Target audience sekunder

Target audience sekunder adalah para orang tua serta pengunjung toko buku, maupun masyarakat Indonesia .

3.2.2 Tujuan Kreatif

Usia 15-18 tahun merupakan usia dimana seseorang beranjak dewasa dan mulai bersifat kritis, sehingga pembelajaran masa tersebut merupakan masa yang tepat untuk korupsi. Oleh karena itu perancangan buku mempunyai tujuan agar seorang anak yang membaca buku akan mengerti apa itu tentang korupsi dan bersifat kritis terhadap fenomena korupsi tersebut.

3.2.3 Strategi Kreatif

Strategi kreatif diperlukan sehingga membuat suatu topik yang sangat membosankan menjadi sesuatu yang menarik untuk anak usia 15-18 tahun Buku

(23)

ini berisi tentang ilustrasi gambar yang menarik serta mengajak anak usia 15-18 tahun dapat bersifat kritis terhadap setiap masalah korupsi di kalangannya.

3.3 Konsep Rancangan Cergam

Konsep perancangan buku cergam ini yaitu dengan menggunakan menggunakan dan mentranformasikan korupsi secara spesifik ke dalam suatu cerita yang menarik sehingga pembaca khususnya anak usia 15-18 tahun dapat mengerti sekaligus dapat bersifat kritis terhadap masalah korupsi.

Karakter mengambil tokoh karakter anak-anak nakal usia 15-18 tahun yang identik dengan perbuatan onar.

Gaya ilustrasi menggunakan gaya ilustrasi lagak Jakarta untuk menimbulkan kesan bahwa adegan ini terjadi di Indonesia.

3.3.1 Judul Rancangan Cergam

Buku pendidikan ceria bergambar anti korupsi untuk anak usia 15-18 tahun.

3.3.1.1 Judul Cergam

Harimau Maut, Kisah Guntur sang preman sekolah.

3.3.1.2 Sub-sub Judul Cergam

Bab1 : Rame-rame di kejuaraan bola Indonesia Bab2 : Cinta sang harimau maut

Bab 3 : Orang tuaku seorang koruptor.

Bab 4 : Ada kesempatan, siapa yang tidak mau?

Bab 5 : Demi cinta kurela melepas semuanya.

3.3.2 Tema Cerita

Tema cerita ini bertema mengambil kisah tentang seorang anak remaja SMA bernama Guntur yang merupakan preman di sekolahnya dan mempunyai cerita yang mendebarkan dan penuh dengan manipulasi. Dari banyak kasus-kasus dalam kisah Guntur yang mengajarkan tentang pesan moral korupsi yang terdapat

(24)

3.3.3 Maksud dan tujuan

Mentransformasikan UU korupsi kedalam suatu buku cerita bergambar yang menarik sehingga manusia dapat lebih paham mengenai hal-hal yang berkaitan dengan korupsi beserta dengan sanksinya.

3.3.4 Bentuk penyajian dan Variasi Tampilan

Berupa buku cerita bergambar berukuran 14.8 x 21 cm dengan menggunakan softcover untuk covernya dan menggunakan tampilan gaya ilustrasi karikatural untuk menampilkan kesan lucu berjumlah sebanyak 51 halaman.

3.3.5 Jumlah Seri 5 seri

3.3.6 Ukuran dan Jumlah Halaman Ukuran buku : 14.8 x 21 cm

Jumlah Halaman : 51 halaman Warna : Full colour

3.3.7 Sinopsis

Bercerita tentang kehidupan Guntur sebagai seorang pemuda sekolah yang suka berbuat onar dan bemasalah dengan aparat keamaan dan kalangan sekolahnya sehingga dijuluki sebagai seorang preman sekolah, hobinya adalah menonton sepak bola bersama teman-temannya dan cangkruk sampai pagi merayakan kemenangan timnya. Tidak jarang pula Guntur bertengkar dan memukul orang, itulah mengapa Guntur sangat ditakuti oleh anak-anak di sekolahnya dan tidak heran jika Guntur sering ditahan oleh polisi, namun dengan berbagai cara akhirnya Guntur dapat lepas dari tahanan . Guntur memiliki seorang pacar bernama Putri. Kisah-kisah sehari-haripun berlangsung dengan cukup harmonis hingga akhirnya Guntur mendengar suatu kasus yang terjadi pada ayah Putri yang sama dengan Ibunya dan hal itu membuat kesengsaraan bagi keluarga Guntur maupun Putri. Namun rupanya hal tersebut tidak membuat Guntur berhenti, sesuai dengan prediksinya dan kebiasaan tahunan Guntur terpilih menjadi panitia cara sekolah dengan dukungan terbanyak bersama pula teman-

(25)

satu geng, seperti biasa Guntur dan teman-temannya pun menggelapkan anggaran keuangan sekolah untuk judi bola, Pihak sekolah pun curiga dengan anggaran keuangan yang banyak kejanggalannya. Ternyata musuh bebuyutan Guntur melaporkan kejadian itu kepada kepala sekolah. Guntur pun mengetahui hal itu dari temannya dan karena jengkel Guntur menghajar siswa tersebut hingga luka serius. Akhirnya Guntur pun dikeluarkan dari sekolah dan teman-temannya menerima sanksi hukuman dari sekolah. Putripun sangat sedih karena Guntur dikeluarkan dari sekolah. Setelah kejadian itu Guntur pun mengalami suatu dilema dimana dia berpikir tentang masa depannya. Akankah dia terus seperti itu? Setelah mengalami keputusan yang sangat sulit akhirnya dia memutuskan untuk berubah menjadi seorang yang baik. 10 tahun kemudian terdengar seorang pejabat DPR yang sangat terkenal. Dia adalah Sang Guntur memiliki istri bernama Putri dan 2 orang anak.

3.3.8 Setting cerita

Setting cerita pada umumnya terjadi pada berbagai tempat seperti sekolah Guntur, rumah Guntur, lapangan sepak bola, kantor polisi dan bertempat di negara Indonesia.

3.3.9 Konflik

Banyak sekali konflik yang terjadi pada kisah Guntur seperti penggelapan uang, penyuapan, perkelahian, dan percintaan.

3.4 Konsep Karakter Tokoh Cerita 3.4.1 Karakter Tokoh Utama

Nama : Guntur Usia: : 18 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki

Karakter : Konsep karakter Guntur diambil dari anak-anak nakal usia remaja SMU yang doyan melakukan kenakalan baik di sekolah maupun di lingkungannya karena tingkah laku Guntur ini maka Guntur merupakan salah satu tokoh yang paling ditakuti oleh anak-anak di sekolahnya.

(26)

3.4.2 Karakter Tokoh Pendukung 1. Nama : Satria

Usia : 18 tahun.

Jenis Kelamin : Laki-laki

Karakter : Merupakan salah satu anggota geng harimau , sangat nakal dan hobi minum alkohol dan rokok.

2. Nama : Putri Usia : 17 tahun Jenis Kelamin : Perempuan.

Karakter : Rajin, supel, baik hati 3. Nama : Harris

Usia : 18 tahun

Karakter : Salah satu anggota geng Guntur sekaligus sahabat Guntur, sangat nakal dan sering membuat kekacauan , senang pesta dan melakukan penggelapan uang.

4. Nama : Vandi Usia : 18 tahun

Karakter : Salah satu anggota geng Guntur, suka bermain judi bola sekaligus merupakan bandar judi bola.

3.5 Konsep Dasar Gaya Desain

Desain menggunakan model ilustrasi dengan style indonesia lagak Jakarta dan karikatural untuk menimbulkan kesan lucu dan tidak formal

3.6 Konsep Warna

Warna memakai warna coklat, putih, dan kemerahan-merahan

3.7 Teknik Pengerjaan

1. Layout sketsa buku menggunakan kertas.

2. Konsep karakter menggunakan sketsa pensil

3. Menggambar menggunakan sketsa penggambaran komputer dan pewarnaan melalui digital painting.

(27)

3.8 Konsep Font 3.8.1 Font Judul

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUXYZabcdefghijklmnopqrstuxyz ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUXYZabcdefghijklmnopqrstuxyz ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUXYZabcdefghijklmnopqrstuxyz ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUXYZabcdefghijklmnopqrstuxyz Font yang dipilih sebagai judul adalah Earwig Factory

3.8.2 Font Nama Pengarang

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUXYZabcdefghijklmnopqrstuxyz Font untuk nama pengarang yang dipilih adalah Arno Pro

3.8.3 Font Teks Narasi

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUXYZabcdefghijklmnopqrstuxyz Font untuk Narasi yang dipilih adalah Trebuchet Ms

3.8.4 Font Dekoratif

Tidak digunakan di dalam cergam ini.

3.9 Storyline

Beberapa contoh story line:

a. Hal 4 dan 5:

Setting cerita: di jalan menuju stadion olahraga

Guntur merupakan seorang preman di sekolahnya dia sangat terkenal di kalangan sekolah sebagai preman sekolahnya. Hobi utama menonton bola bersama dengan teman-teman 1 gengnya.

b. Hal 6 dan 7:

Setting cerita : depan gedung sepak bola

Guntur adalah pemimpin dari Geng harimau dan berangotakan 4 orang yaitu Guntur, Harris, Sandy, dan Doni. Geng harimau seringsekali berbuat keonaran dan bertengkar dengan orang lain sehingga gang harimau sangat terkenal dan ditakuti oleh anak-anak di sekolah Guntur.

c. Hal 8 dan 9:

Setting cerita: Guntur dan gengnya melompati pagar

(28)

Untuk masuk ke dalam stasiun dengan harga yang terjangkau diperlukan sebuah cara yang jitu untuk itu Geng Guntur menyuap penjaga pagar stadion olahraga dan melompati pagar stadion lapangan sepak bola.

d. Hal 10 dan 11:

Setting cerita: di dalam stadion sepak bola – Kafe Gaul

Tim yang diunggulkan oleh Guntur mengalami kemenangan dan geng harimaupun melakukan pesat dengan cangkruk sampai pagi.

e. Hal 12 dan 13:

Setting cerita: Jalan Raya

Guntur terlambat bangun dank arena terburu-buru Guntur melanggar lampu merah tetapi ternyata terdapat polisi ditempat itu dan Guntur pun ditilang.

f. Hal 14 dan 15:

Setting cerita: Halaman Sekolah

Guntur terburu-buru masuk ke dalam kelas kebetulan sang guru melihat Guntur terburu-buru masuk ke dalam kelas.

g. Hal 16 dan 17:

Setting cerita: Ruang Kelas

Guntur telat masuk ke dalam kelas dan tidak diperbolehkan mengikuti ujian , Guntur pun memohon . Putri pacar Guntur pun memohon kepada Guru akhirnya Guntur diperbolehkan masuk ke dalam kelas karena ingat akan pemberian hadiah oleh ayah Putri

h. Hal 18 dan 19:

Setting cerita: Ruang Sekolah

Putri dating ke ruang kelas Guntur dan bercerita bahwa ayahnya dipanggil oleh KPK.

i. Hal 20 dan 21:

Setting cerita: tentang Ayah si Putri

Putri menceritakan tentang bagaimana ayahnya selama ini . j. Hal 22 dan 23:

Setting cerita: Ruang siding

Guntur beserta puti melihat siding bapak Sentosa .

(29)

k. Hal 24 dan 25:

Setting cerita: Luar jam siding

Bapak Sentosa menemui advokatnya dan memberinya uang lebih selain itu bapak Sentosa juga mengirimkan sejumlah uang kepada para hakim.

l. Hal 26 dan 27:

Setting cerita: Ruang siding Hari-hari sidang Bapak Sentosa m. Hal 28 dan 29:

Setting cerita: Ruang hakim

Hakim menerima uang suap dari Pak Sentosa sebanyak 10 juta n. Hal 30 dan 31:

Setting cerita: Ruang Kamar Guntur

Sehari setelah selang kasus Bapak Sentosa terjadi kasus lain yaitu Ibu Guntur dikeluarkan dari sekolah tempatnya bekerja.Ibu Guntur pun bercerita kepada Guntur tentang bagaimana kronologisnya

o. Hal 32 dan 33:

Setting cerita: Administrasi

Di Ruang administrasi Ibu ruth sering membagi-bagikan uang kepada teman- temannya.

p. Hal 34 dan 35:

Setting cerita: Ruangan sekolah

Di saat-saat senggang salah satu teman Ibu Ruth berusaha untuk menghancurkan barang bukti dengan membuangkan ke tempat sampah.

q. Hal 36 dan 37:

Setting cerita: Ruang Kepala Sekolah

Ibu Ruth berakhir dengan surat pemecatan dan teman-temannya mendapat surat peringatan.

r. Hal 38 dan 39:

Setting cerita: Sekolah Guntur

Guntur terpilih menjadi ketua proyek tahunan sekolahnya , Guntur pun sibuk merancang proyek tersebut.

(30)

s. Hal 40 dan 41:

Setting cerita: Sekolah Gunur

Salah satu seorang kelompok proyek sekaligus anggota geng harimau menggelapkan uang untuk dibelikan rokok dan judi bola, Guntur mengetahuinya namun tidak menegurnya.

t. Hal 42 dan 43:

Setting cerita: Ruang sekolah Guntur

Kasus itu dilaporkan oleh rival Guntur , temannya mengetahui hal itu dan memberitahu kepada Guntur siapa pelakunya.

u. Hal 43 dan 45:

Setting cerita: Halaman Sekolah

Guntur pun geram dan menghajar pelapor kasus tersebut, siswa itupun tersungkur ke tanah setelah dipukul oleh Guntur.

v. Hal 46 dan 47:

Setting cerita: Jalan pintu masuk sekolah Guntur

Guntur pun dikeluarkan oleh pihak sekolah karena terbukti melakukan tindakan keras sekaligus menyimpang. Putripun mengejar Guntur sebelum Guntur pergi.

w. Hal 48 dan 49:

Setting cerita: Ruang Kamar Guntur

Gunturpun mengalami dilemma haruskan dia tetap seperti itu ataukah ia harus berubah?

x. Hal 50 dan 51:

Setting cerita : Depan gedung DPR

Guntur menjadi seorang pejabat DPR yang terkenal tegas dan berwibawa.

y. Hal 52:

Setting cerita: Rumah Guntur

Guntur menikah dengan putri dan memiliki 2 orang anak.

(31)

3.10 Bugdet

Kegiatan Rincian Estimasi Biaya

1. Penelitian : Survey : Rp. 500.000,00 : Pengumpulan data : Rp. 250.000,00 2. Biaya Produksi : Copywriter : Rp. 0,00 : Ilustrator : Rp 1.150.000,00

: Desainer : Rp 0,00

: Cetak buku x 10 : Rp. 2.000.000,00 3. Biaya Promosi : Katalog x 100 : Rp. 5.500.000,00 : Banner x 10 : Rp. 150.000,00 : Sticker x 1000 : Rp. 200.000,00 : Poster x 10 : Rp. 100.000,00

4. Biaya Total : Rp. 8.800.000,00

Referensi

Dokumen terkait

“Dia telah menjadikan di bumi ini sebagai sumber daya alam yang sangat memadai untuk segala keperluan manusia, agar manusia mau bersyukur kepada Allah, tetapi sangat sedikit

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan consideration , gaya kepemimpinan structure , kompleksitas tugas, tekanan anggaran waktu dan budaya

Dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dengan metode demonstrasi berbantuan media KOKAMI dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam

Misal diketahui graf sederhana G, visualisasi dari graf G adalah dengan menyatakan objek dengan simpul, noktah,bulatan, titik atau vertex, sedan- gkan hubungan antara objek

Tingginya angka kematian leptospirosis di Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa sistem surveilans belum berjalan dengan baik, utamanya pencegahan dan deteksi kasus

Pada organela tertentu (seperti motokondria dan kloroplas) dan sel makhluk hidup eukariot, kromosom adalah molekul DNA (mengandung sejumlah gen) yang bergabung

Akan tetapi, pengaruh arus bisa diabaikan untuk kondisi gelombang saat badai, sehingga kebutuhan desain, dalam perhitungan gaya akibat arus dan gelombang yang bekerja pada

PLN (Persero) Cabang Makassar dalam mengatasi stres kerja yang dihadapi karyawannya untuk senantiasa memberikan perhatian kepada setiap karyawan berupa memberikan kepercayaan agar