• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1.Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat.AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu merupakan salah satu target dalam tujuan pembangunan MDGs 5 yakni menurunkan angka kematian maternal sebesar ¾ dari angka kematian maternal pada tahun 1999, sebanyak 450/100.000 menjadi 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.Penurunan angka kematian ibu /100.000 kelahiran bayi hidup masih terlalu lamban untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium Development Goals (MDGs).(WHO, 2015)

Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian/100.000 kelahiran hidup.Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359/100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015. Selain kematian ibu, kematian bayi juga jadi perhatian pemerintah dan tidak boleh disepelekan oleh orangtua atau calon orangtua. Pasalnya, keadaan bayi hingga usia kurang satu

(2)

bulan merupakan golongan umur `yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah bisa muncul. (Profil kesehatan Indonesi,2015)

Pada 2015 angka kematian bayi di Indonesia cukup rendah dan dari tahun- tahun sebelumnya telah berkurang secara signifikan. Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) 2015 menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 22,23/1000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDGs 2015, yang ditargetkan 23/1.000 kelahiran hidup.

Mulai tahun 2016, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2015–

2030 secara resmi menggantikan Tujuan Pembangunan MDGs 2000–2015.SDGs berisi 17 tujuan dan 169 sasaran pembangunan yang diharapkan dapat menjawab ketertinggalan pembangunan negara–negara di seluruh dunia, baik di negara maju dan negara berkembang.

Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, yaitu pada 2030:mengurangi AKI hingga di bawah 70/100.000 KH, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan menurunkan Angka Kematian Neonatal hingga 12/1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25/1.000 KH.

Periode persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risiko bagi ibu hamil apabila mengalami komplikasi yang dapat meningkatkan resiko kematian ibu dan kematian bayi. Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menunjukkan kecendrungan peningkatan, yaitu dari 77,95% pada tahun 2003 meningkat menjadi 88,78% pada tahun 2012, angka ini juga belum mampu mencapai target di bidang kesehatan yaitu 90% pada tahun 2015.

(3)

Masa Nifas adalah masa setelah partus selesai sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.Lamanya masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu.Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu terjadi setelah persalinan dan 50% kematian terjadi pada masa nifas 24 jam pertama.

Keberhasilan program keluarga berencana (KB) diukur dengan beberapa indikator, diantaranya proporsi peserta KB Baru menurut metode kontrasepsi, persentase KB Aktif terhadap jumlah pasangan usia subur (PUS) dan persentase baru metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Sampai tahun 2012, berdasarkan data pada profil kesehatan, jumlah peserta KB baru adalah sebesar 19,44% mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yaitu 14,08%, tahun 2010 yaitu 17,05% dan tahun 2009 yaitu 14,58%.

Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran.Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia).Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya.Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini.Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran) (Depkes, 2015).

(4)

Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat dihindari apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga.Salah satu upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).Program dengan menggunakan stiker ini, dapat meningkatkan peran aktif suami (suami Siaga), keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman.Program ini juga meningkatkan persiapan menghadapi komplikasi pada saat kehamilan, termasuk perencanaan pemakaian alat/ obat kontrasepsi pasca persalinan.Selain itu, program P4K juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil.Kaum ibu juga didorong untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Depkes, 2015).

Upaya peningkatan kesehatan ibu dan penurunan angka kematian ibu mustahil dapat dilakukan sendiri oleh Pemerintah, terlebih dengan berbagai keterbatasan sumber daya yang dimiliki tenaga, sarana prasarana, dan anggaran.

Oleh karena itu, mutlak diperlukan kerja sama lintas program dan lintas sektor terkait, yaitu pemerintah daerah, sektor swasta, organisasi profesi kesehatan, kalangan akademisi, serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Maka dari itu, upaya pemerintah dibuat sehingga bidan sebagai tenaga kesehatan melakukan continuity of care (Riskesdas, 2015).

(5)

Berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan.Menurut perkiraan World Health Organisation (WHO), pada tahun 2013 hampir semua (98%) dari 5

juta kematian neonatal di negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalah BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500 gram (WHO,2015).

Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka penulis tertarik untuk membuat laporan akhir (LTA)terkait asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) masa kehamilan,persalinan,nifas, KB dan asuhan pada BBL, di klinik Rosni Alizar Tahun 2018.

1.2 IdentifikasiMasalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang berkaitan dengan masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa interval dan asuhan bayi baru lahir serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB yang dilakukan di tahun 2018.

Ruang lingkup Perubahan fisiologis trimester ke-3 yang terdiri dari ibu hamil, bersalin, masa nifas, neonatus dan KB, yaitu :

1. Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil di trimester ke-3 ?

2. Apa perubahan anatomi fisiologi pada kala 1 pada ibu bersalin?

3. Perubahan apa saja fisiologis yang terjadi pada ibu nifas?

4. Apa saja perubahan fisiologi pada bayi baru lahir (BBL)?

5. Apasaja asuhan kebidanan pada keluarga berencana (KB)

(6)

1.3 Tujuan Penyusunan LTA

Tujuan penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA) terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yaitu:

1.3.1. TujuanUmum

Mendapatkan gambaran secaranyata dan menggembangkan pola pikir dalam asuhan kebidanan secara continuity of carepada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan kasus pesalinan normal sesuai Standart Asuhan Persalinan Normal (APN) melalui pendekatan manajemen kebidanan.

1.3.2. TujuanKhusus

1. Tujuan khusus untuk Ibu Hamil

a. Mengkaji dan mengumpulkan data akurat dari berbagai sumberyang berhubungan dengan kondisi pasien.

b. Mendukung ibu, pasangan dan keluarga selama persalinan dan periodenya.

2. Tujuan khusus Mahasiswa

a. Mahasiswa mampu memahami teori persalinan normal b. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan persalinan normal c. Mahasiswa mampu melaksanakan secara kontinyu pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB

1.3.3 Sasaran, tempat dan waktu asuhan Kebidanan

Sasaran-Sasaran subjek asuhan kebidanan di tujukan kepada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, KB.

a. Tempat

Lokasi yang dipilih untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu adalah di Klinik Rosni Alizar, tempat yang terjangkau atas persetujuan pembimbing.

(7)

b. Waktu

Waktu yang di perlukanmulai dari penyusunan proposalsampaimemberikan asuhan kebidanan di semester VI (enam) yang akan dipertanggung jawabkan di meja hijau atau sidang.

1.5. Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Untuk mengaplikasikan dan memperdalam ilmu yang telah diperoleh pada Prodi D-III Kebidanan Imelda Medan serta menambah wawasan penulis.

1.5.2 Manfaat Praktis a. Bagi BPM/ Klinik

Hasil asuhan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai evaluasi untuk tempat lahan praktek dalam meningkatkan pelayanan kebidanan dalam memberikan konseling mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, KB.

b. Bagi Penulis

Diharapkan dari hasil asuhan ini penulis dapat menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir sesuai dengan pembelajaran yang telah ada.

c. Bagi Responden

Dapat menambah pengetahuan ibu tentang kesehatan ibu selama hamil, persiapan persalinan, perawatan bayi, perawatan masa nifas dan KB.

Referensi

Dokumen terkait

Di sisi lain, ayam kampung memiliki sifat kualitatif yang seragam hanya pada warna bulu dan kerlip bulu ayam kampung jantan, sedangkan pada warna bulu ayam

3. Menjalankan, memindah tangankan atau menjual serta menyerahkan kepada siapa saja termasuk kepada yang diberi kuasa dengan harga pasaran yang layak dan

1. Teori proselitisasi ; teori ini akan digunakan dalam menganalisis bagaimana kegiatan penyebaran Islam di Nusantara. Dengan berpatokan pada teori Snouck Hurgronje

Juga dapat memberikan kemudahan pelayanan dari suatu instansi untuk melakukan proses yang berhubungan dengan masalah kependudukan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat

Metode penelitian yang dilakukan ialah metode kualitatif, dikarenakan perancangan sistem informasi layanan penyedia jasa kendaraan bermotor di kota Sabang

Hasil penelitian merekomendasikan bahwa variasi campuran yang paling baik untuk menghasilkan adukan campuran papercrete berkinerja terbaik jika dilihat dari

Amanah Mulia Wisata (AMWA Tours) sebagai biro perjalanan penyelenggara ibadah umrah dan haji khusus dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu, kinerja serta keuntungan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Pelarut Organik Terhadap