• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Profil Tempat Penelitian

Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah Madrasah Aliyah Negeri Demak. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Demak bermula dari Madrasah Aliyah Islamic Centre yang terletak di jalan Diponegoro No. 27 Desa Jogoloyo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak yang didirikan tahun 1987 dibawah naungan Yayasan Pendidikan Islamic Centre Sultan Fattah. Madrasah Aliyah Islamic Centre berstatus "DIAKUI" sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Binbaga Islam Jakarta, nomor:

76/E.IV/PP.03.2/KEP/VIII/93 tanggal 21 Agustus 1993. Setelah melalui proses panjang, Madrasah Aliyah Islamic Centre Demak akhirnya berubah status menjadi Madrasah Aliyah Negeri Demak sesuai Surat Keputusan Menteri Agama RI nomor: 51.5 Tahun 1995 tanggal 25 November 1995. Dan diresmikan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Demak H. Sukarlan pada tanggal 12 Januari 1996.1

Madrasah Aliyah Negeri Demak pada tahun ajaran 2010/2011 memiliki 1 orang kepala sekolah, dan 70 orang guru. Jumlah peserta didik secara keseluruhan berjumlah 1067 peserta didik yang terdiri dari tiga bagian yaitu 343 peserta didik kelas X, 375 peserta didik kelas XI, dan 349 peserta didik kelas XII. Ruang kelas terdiri dari 24 kelas, yaitu kelas X terdiri 8 kelas, kelas XI terdiri dari 8 kelas, dan kelas XII terdiri dari 8 kelas.

B. Hasil Pelaksanaan Penelitian 1. Pra Siklus

a. Pelaksanaan Pra Siklus

Penelitian tahap pra siklus mulai dilaksanakan pada bulan April, diawali dengan observasi awal antara peneliti dan guru mata pelajaran

1 http://mandemak.sch.id/v2010/ (diakses pada hari Kamis, 5 Mei 2011)

60

(2)

fikih kelas X-6. Pertemuan tersebut mengutarakan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan. Pada observasi tersebut digunakan juga untuk mengetahui keadaan awal pembelajaran, sebelum dilaksanakan tindakan. Dari observasi ini diperoleh data bahwa peserta didik kelas X-6 rata-rata nilai hasil belajar fikih paling rendah. Hal ini disebabkan karena hasil belajar peserta didik masih rendah, motivasi belajar peserta didik kurang, peserta didik tidak aktif dalam mengikuti pelajaran dan pemahaman peserta didik terhadap materi masih kurang.

Dalam observasi yang dilakukan sebelum menggunakan model pembelajaran tutor sebaya pada materi zakat dapat diketahui bahwa metode ceramah yang digunakan oleh guru belum mampu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dari hasil pembelajaran yang sudah dilakukan tersebut, peserta didik masih belum maksimal dalam mencapai hasil belajar maupun keaktifan didalam proses pembelajaran.

Dalam observasi pra riset ini aspek keaktifan pada peserta didik tidak diobservasi, melainkan peneliti dan guru mencari permasalahan- permasalahan yang menyebabkan permasalahan tersebut. Yaitu permasalahan tentang keaktifan dan hasil belajar peserta didik.

Setelah dirumuskan, maka masalah-masalah tersebut perlu dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas. Setelah mendapatkan masalah, selanjutnya model pembelajaran tutor sebaya dilakukan untuk mengidentifikasikan faktor masalah. Hasil kerja kolaborasi antara guru kelas X-6, dan peneliti disepakati bahwa asumsi penyebab masalah pada peserta didik adalah:

1) Peserta didik masih ramai dalam proses belajar mengajar.

2) Peserta didik masih pasif dalam penerimaan informasi maupun dalam proses pembelajaran.

3) Peserta didik sulit mengutarakan ide/gagasan.

4) Peserta didik takut untuk bertanya.

5) Peserta didik takut gagal dan takut dalam berkomunikasi.

(3)

b. Hasil belajar Pra Siklus

Berdasarkan hasil dari observasi diperoleh bahwa hasil belajar fikih kelas X-6 materi pokok zakat belum maksimal. Hal ini terbukti dari perolehan nilai rata-rata tes terhadap penyelesaian soal pada materi zakat di kelas X-6 yaitu:

Tabel IV. 1

Penilaian Hasil Belajar Pra Siklus

Kelas X-6 Madrasah Aliyah Negeri Demak Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Pra Siklus Ketuntasan

1 Abdul Karim 70 Tuntas

2 Afidatun Nisa’ 48 Tidak tuntas

3 Ahmad Jayuli 66 Tidak tuntas

4 Anas Dirgantara 65 Tidak tuntas

5 Anis Maghfiroh 60 Tidak tuntas

6 Dewi Yulianti 78 Tuntas

7 Dwi Rahmalia 68 Tidak tuntas

8 Eri Kiswanto 65 Tidak tuntas

9 Fahmi Yusuf Maulana 74 Tuntas

10 Fatkhul Hadi 77 Tuntas

11 Hayyik Layyina 76 Tuntas

12 Liliani Setia Dewi 53 Tidak tuntas

13 M. Najib Abdillah 63 Tidak tuntas

14 Makrifatus Sarifah 78 Tuntas

15 Moh. Syafiq 55 Tidak tuntas

16 Muhammad Adibul A’la Darojat 60 Tidak tuntas

17 Muhammad Amron Saidi 78 Tuntas

18 Muhammad Chaeroni 73 Tuntas

19 Muhammad Firdaus 41 Tidak tuntas

20 Nila Kusniati 26 Tidak tuntas

21 Noly Naelis Sa’adah 60 Tidak tuntas

(4)

22 Nur Rohmawati 41 Tidak tuntas

23 Nurun Nafiah 77 Tuntas

24 Nurus Salamah 66 Tidak tuntas

25 Purwaningsih 64 Tidak tuntas

26 Rika Herliana 71 Tuntas

27 Rini Handayani 46 Tidak tuntas

28 Riska Maula Shofi 60 Tidak tuntas

29 Roidatul Ummah 35 Tidak tuntas

30 Siti Aminah 35 Tidak tuntas

31 Siti Muthmainnah 66 Tidak tuntas

32 Siti Nanik Maelani 40 Tidak tuntas

33 Sya’roni Mahfud 33 Tidak tuntas

34 Uliha Elfa Zuliani 70 Tuntas

35 Ulin Nuha 45 Tidak tuntas

36 Umi Laili 62 Tidak tuntas

37 Wiwik Tafrikah 37 Tidak tuntas

38 Zulfa 45 Tidak tuntas

Jumlah 2251 11 (Tuntas)

Rata-rata 59,23 27 (Tidak

Tuntas) Ketuntasan Klasikal

P = N

S x 100%

P = 38

11x 100%

P = 28, 95%

Hasil dari ketuntasan klasikal pra siklus ini belum mencapai indikator keberhasilan yang telah di tentukan yaitu 70%. Hasil ketuntasan klasikal pra siklus adalah 28,95%. Pada pra siklus peserta didik yang tuntas belajar

(5)

sebanyak 11 peserta didik dan tidak tuntas 27 peserta didik. Hasil ini jauh dari harapan untuk ketuntasan klasikal belajar yang sudah direncanakan yaitu 70%

Tabel IV. 2

Rata-Rata Hasil Belajar Pra Siklus

Interval Nilai tengah (x) Frequensi (f) (fx) Cf

75-79 77 6 462 38

70-74 72 5 360 32

65-69 67 6 402 27

60-64 62 7 434 21

55-59 57 1 57 14

50-54 52 1 52 13

45-49 47 4 188 12

40-44 42 3 126 8

35-39 37 3 111 5

30-34 32 1 32 2

25-29 27 1 27 1

Jumlah 38

=2251

Mean

N X =

fx

38

= 2251 X

23 ,

=59 X

Median

( )

fd cfb Bb N

Me= + 1/2 −

( )

7 14 5 19

,

59 + −

= Me

7 , 0 5 , 59 +

= Me

2 ,

=60 Me

(6)

Modus

Nilai 60-64 memiliki frequensi 7, maka modusnya adalah (60-64)

2. Siklus I

a. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I 1) Perencanaan Siklus I

Sebelum dilaksanakan tindakan, terlebih dahulu menyusun rancangan perencanaan pembelajaran 1 (Lampiran 8). Pembelajaran yang akan dilaksanakan berpedoman pada rencana pembelajaran yang telah disusun yaitu selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit) dengan materi ajar yaitu zakat (menjelaskan ketentuan Islam tentang zakat dan hikmahnya).

2) Pelaksanaan Siklus I

Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 27 April 2011, pada jam pelajaran ke-3 dan 4, dimulai pukul 09.30 WIB – 10.00 WIB. Jumlah peserta didik yang hadir sebanyak 47 dari 48 peserta didik. Pembelajaran dimulai dengan menyampaikan persepsi mengenai materi yang akan dipelajari kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yaitu pokok bahasan zakat.

Kemudian peneliti membagi peserta didik secara acak menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 6-7 peserta didik (lampiran 2).

Peneliti dan guru juga menginstruksikan kepada peserta didik untuk memilih temannya sendiri yang dianggap mampu untuk menjadi seorang tutor.

Peserta didik membentuk kelompok-kelompok sesuai dengan pembagian. Awalnya peserta didik terlihat bingung dengan model pembelajaran tutor sebaya karena belum terbiasa dengan model pembelajaran ini. Tetapi setelah berjalannya waktu dalam

(7)

proses pembelajaran tutor sebaya ini mereka sedikit banyak mengerti. Guru dan peneliti berkeliling kelas dengan memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan maupun peserta didik yang belum paham tetapi tidak berani bertanya.

Pada rencana pembelajaran waktu yang digunakan untuk berdiskusi sebenarnya hanya 30 menit. Tetapi karena dari awal masih banyak peserta didik yang belum mengerti dengan jalannya model pembelajaran tutor sebaya sehingga peneliti harus menjelaskan berulang-ulang, maka waktu untuk menyelesaikan kegiatan tutor sebaya menjadi bertambah.

Setelah kegiatan berdiskusi dengan dipandu tutor selesai.

Guru dan peneliti mengulas materi dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya lagi mengenai materi yang sudah didiskusikan, hal ini dilakukan agar apabila terjadi pemahaman atau jawaban yang kurang tepat, guru dapat meluruskan nya. Setelah itu diadakan test untuk mengetahui hasil belajar peserta didik.

Setelah pengerjaan test berakhir peneliti memberikan tugas pada peserta didik untuk mempelajari materi berikutnya yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Selama observasi dan monitoring berlangsung guru kelas memberikan penilaian terhadap aspek keaktifan siklus 1 (lampiran 6). Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam setelah peserta didik menjawab kemudian guru kelas keluar.

3) Pengamatan Siklus I

Guru masuk kelas dan setelah peserta didik siap untuk belajar, guru memberikan salam. Semua peserta didik siap untuk belajar dan menjawab salam. Kemudian guru memotivasi peserta didik untuk belajar dan mengajak peserta didik untuk memulai pembelajaran pada materi pokok zakat.

(8)

Dalam pengamatan ini guru dan peneliti berputar dan mengamati peserta didik untuk mengetahui jalannya diskusi tutor sebaya.

Hasil pengamatan diskusi tutor sebaya siklus I terhadap peserta didik dapat diketahui bahwa:

1) Peserta didik masih banyak yang ramai pada saat pembelajaran.

2) Kebanyakan peserta didik belum berani untuk mengemukakan pendapat.

3) Peserta didik masih banyak yang pasif dan keaktifan hanya didominasi oleh peserta didik yang pandai.

4) Tutor belum menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik yang lain

5) Pembelajaran tutor sebaya belum dapat diterapkan secara optimal.

4) Refleksi Siklus I

Refleksi siklus I ini mendiskusikan hasil observasi yang telah dilakukan. Dari kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal yang dapat digunakan perbaikan pada tindakan selanjutnya yaitu;

1) Keberanian peserta didik dalam menyampaikan materi di depan seorang diri masih rendah, hal ini ditandai dengan suara peserta didik yang kurang keras sehingga suara tidak begitu terdengar.

2) Keadaan kelas masih ramai saat pembelajaran berlangsung.

3) Kebanyakan peserta didik tidak memperhatikan dan malas untuk bertanya dalam proses pembelajaran tutor sebaya.

4) Penggunaan waktu dalam pembelajaran kurang efektif.

5) Kurangnya sarana prasarana yang mendukung dalam proses pembelajaran.

b. Keaktifan Peserta Didik Siklus I

Hasil pengamatan pada tahap siklus I terhadap keaktifan peserta didik dapat disimpulkan bahwa peserta didik belum begitu aktif secara

(9)

penuh dalam proses pembelajaran tutor sebaya. Keaktifan peserta didik adalah sebagai indikator adanya semangat dan keinginan belajar dalam proses pembelajaran. Peserta didik yang kesiapannya matang dalam pembelajaran dan aktif dalam kelas menunjukkan adanya semangat atau keinginan untuk bisa. Rendahnya semangat belajar peserta didik pada kelas X-6 yang menjadi obyek penelitian dapat ditunjukkan dari hasil penilaian keaktifan pada lembar observasi peserta didik (lampiran 6) dalam mengikuti pembelajaran yaitu:

Tabel IV. 3

Prosentase Tingkat Keaktifan Peserta Didik Siklus II

Sub Indikator Jumlah Skor Siklus II

Jumlah Skor (%)

Mendengarkan pelajaran 37 1

Mencatat pelajaran 14 0,38

Keaktifan bertanya 16 0, 43

Memperhatikan pelajaran 20 0,54

Memahami pelajaran 26 0,70

Kemampuan menjawab pertanyaan 16 0, 43

Keaktifan didalam kelompok 21 0, 57

Kemampuan berargumen 15 0, 40

Kerjasama dalam kelompok 29 0,78

Kesungguhan evaluasi 26 0,70

Jumlah Skor 220 5, 9%

Nilai rata-rata sebesar 39, 59 hal ini menunjukan bahwa pada siklus I kemampuan keaktifan peserta didik bisa di kategorikan Cukup Berminat

Dengan demikian maka perlu adanya perbaikan didalam pelaksanaan siklus II yang diharapkan bisa mendapatkan hasil yang lebih baik bagi peserta didik. Perbaikan yang harus dilakukan diantaranya:

1) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami peserta didik dalam penyampaiannya.

(10)

2) Memotivasi dan memberi dorongan kepada peserta didik agar dapat menyampaikan ide/gagasan dalam diskusi.

3) Membiasakan peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran melalui model pembelajaran yang diterapkan.

4) Pembelajaran diserahkan pada tutor dan difokuskan pada peserta didik lainnya.

5) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya apabila mengalami kesulitan didalam melakukan diskusi

c. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

Berkaitan dengan hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari tes akhir yang dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus I didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada tahap siklus I mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahap pra siklus yang masih menggunakan model pembelajaran ceramah.

Tabel IV. 4

Penilaian Hasil Belajar Siklus I

Kelas X-6 Madrasah Aliyah Negeri Demak Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Sikus I Ketuntasan

1 Abdul Karim 60 Tidak Tuntas

2 Afidatun Nisa’ 60 Tidak Tuntas

3 Ahmad Jayuli 50 Tidak Tuntas

4 Anas Dirgantara 70 Tuntas

5 Anis Maghfiroh 40 Tidak tuntas

6 Dewi Yulianti 60 Tidak Tuntas

7 Dwi Rahmalia 70 Tuntas

8 Eri Kiswanto 60 Tidak Tuntas

9 Fahmi Yusuf Maulana 60 Tidak Tuntas

10 Fatkhul Hadi 30 Tidak tuntas

(11)

11 Hayyik Layyina 70 Tuntas

12 Liliani Setia Dewi 80 Tuntas

13 M. Najib Abdillah 70 Tuntas

14 Makrifatus Sarifah 70 Tuntas

15 Moh. Syafiq 80 Tuntas

16 Muhammad Adibul A’la Darojat 60 Tuntas

17 Muhammad Amron Saidi 50 Tidak tuntas

18 Muhammad Chaeroni 50 Tidak tuntas

19 Muhammad Firdaus 70 Tuntas

20 Nila Kusniati* 0 Tidak tuntas

21 Noly Naelis Sa’adah 60 Tidak Tuntas

22 Nur Rohmawati 80 Tuntas

23 Nurun Nafiah 70 Tuntas

24 Nurus Salamah 70 Tuntas

25 Purwaningsih 70 Tuntas

26 Rika Herliana 30 Tidak tuntas

27 Rini Handayani 60 Tidak Tuntas

28 Riska Maula Shofi 60 Tidak Tuntas

29 Roidatul Ummah 70 Tuntas

30 Siti Aminah 40 Tidak tuntas

31 Siti Muthmainnah 90 Tuntas

32 Siti Nanik Maelani 10 Tidak tuntas

33 Sya’roni Mahfud 70 Tuntas

34 Uliha Elfa Zuliani 90 Tuntas

35 Ulin Nuha 50 Tidak tuntas

36 Umi Laili 80 Tuntas

37 Wiwik Tafrikah 40 Tidak tuntas

38 Zulfa 60 Tidak Tuntas

Jumlah 2260 18 (Tuntas)

Rata-rata 61,08 20 (Tidak Tuntas)

(12)

Ketuntasan Klasikal P = N

S x 100%

P = 37

18 x 100%

P = 48, 65%

Berdasarkan hasil tersebut didapat bahwa rata-rata hasil belajar yaitu 61,08 mengalami kenaikan dibandingkan dengan hasil belajar pra siklus yaitu 59, 23 yang masih menggunakan proses pembelajaran ceramah. Pada siklus I mengalami kenaikan, hasil belajar ini berada di atas rata-rata standar hasil belajar yang ditentukan yaitu diatas 60. sedangkan dalam ketuntasan klasikal pada siklus I diperoleh 48, 65 % berbeda jauh dengan tahap pra siklus yaitu 28, 95% dengan ketuntasan belajarnya 70 %. Dari data yang diperoleh pada siklus 1 ada 18 peserta didik yang tuntas dan 19 tidak tuntas, sedangkan 1 peserta didik tidak berangkat (absen). Berbeda dengan sebelumnya peserta didik yang belum tuntas ada 27 peserta didik.

Tabel IV. 5

Rata-Rata Hasil Belajar siklus I

Interval (x) F (fx)

90 2 180

80 4 320

70 11 770

60 10 600

50 4 200

40 3 120

30 2 60

20 0 0

10 1 10

Jumlah 37 2260

(13)

Mean

N X =

fx

X = 37 2260

08 ,

=61 X

Median

Median adalah nilai tengah dalam suatu distribusi.

Maka mediannya adalah 50 Modus

Nilai 70 memiliki frequensi 11, maka modusnya adalah 70

3. Siklus II

a. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II 1) Perencanaan Siklus II

Berdasarkan hasil yang dicapai pada tindakan kelas siklus I, maka tindakan kelas siklus II perlu adanya perbaikan yang hasilnya akan digunakan sebagai acuan pelaksanaan tindakan kelas siklus II.

Pembelajaran tindakan kelas siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil perbaikan dalam refleksi diatas dan berpedoman pada rencana pembelajaran yang telah disusun (lampiran 9). Pembelajaran dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit) dengan materi ajar zakat (ketentuan perundang-undangan tentang zakat dan menunjukan penerapan ketentuan zakat)

2) Pelaksanaan Siklus II

Tindakan kelas siklus II dilaksanakan hari Rabu, 04 Mei 2011.

Dimulai pukul 09.30 WIB – 10.00 WIB. Jumlah peserta didik yang hadir adalah 35 dari 38 peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak untuk monitoring guru dan sekaligus melakukan observasi terhadap tindakan belajar peserta didik yang didampingi oleh guru fikih kelas X-6 Madrasah Aliyah Negeri Demak.

(14)

Guru memulai pelajaran dengan memberi gambaran secara umum tentang materi yang akan dipelajari. Kesiapan peserta didik dalam menghadapi pelajaran sudah lebih baik. Hal ini terbukti ketika peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi, peserta didik antusias untuk menjawab. Peserta didik sudah berani menyampaikan ide/gagasan dalam pembelajaran. Setelah itu semua peserta didik langsung membentuk kelompok dan melakukan kegiatan tutor sebaya seperti sebelumnya. Ketika pembelajaran berlangsung peserta didik sudah tidak mengalami kesulitan yang berarti karena sudah terbiasa sebelumnya. Peserta didik serius dan mulai tenang dalam berdiskusi, memperhatikan tutornya dalam menyampaikan materi, dan bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum mereka pahami. Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan tutor sebaya sudah sesuai dengan rencana pembelajaran karena peserta didik sudah belajar sebelumnya dan pembelajaran tutor sebaya sudah dilaksanakan dengan baik.

Setelah kegiatan selesai peneliti bersama peserta didik membahas hasil pembelajaran. Setelah itu diadakan test untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari. Dalam mengerjakan test peserta didik sudah kelihatan sudah siap dan tenang karena sudah terbiasa.

Diakhir pelajaran peneliti berpesan agar peserta didik senantiasa belajar agar dapat meningkatkan prestasinya. Sama seperti tindakan siklus I guru kelas juga memberikan penilaian aspek afektif siklus II (lampiran 7) selama observasi dan monitoring berlangsung. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam setelah peserta didik menjawab dengan serentak kemudian guru keluar kelas.

3) Pengamatan Siklus II

Dalam pengamatan siklus II ini guru dan peneliti berkeliling dan mengamati peserta didik untuk mengetahui jalannya diskusi tutor sebaya. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa:

(15)

1) Banyak peserta didik yang sudah mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran tutor sebaya.

2) Peserta didik sudah mulai berani berpendapat/berargumen.

3) Peserta didik berani dalam bertanya.

4) Pembelajaran tutor sebaya sudah diterapkan secara optimal.

5) Alokasi waktu yang direncanakan sudah lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I.

4) Refleksi Siklus II

Refleksi terhadap hasil pengamatan siklus II dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan kelas siklus II berakhir. Kegiatan ini mendiskusikan hasil observasi tindakan yang dilakukan. Dari hasil refleksi diperoleh hasil beberapa hal yaitu:

1) Pembelajaran pada tingkat siklus II jauh lebih baik dibandingkan pada siklus I.

2) Keberanian peserta didik dalam bertanya, menyampaikan ide/gagasan dan pendapat mengalami peningkatan

3) Pemusatan perhatian peserta didik sudah cukup optimal

4) Penerapan tutor sebaya memberikan manfaat bagi peningkatan pemahaman peserta didik dalam kualitas pembelajaran, terbukti pada siklus II peserta didik sudah paham dibandingkan pada siklus I.

Pada Siklus II hampir semua peserta didik berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, yang akan terlihat pada hasil belajar yang dicapai.

Selain adanya peningkatan yang terjadi dalam proses pembelajaran tersebut. Dalam observasi yang dilakukan pada siklus ke II ini masih diperoleh beberapa kelemahan, diantaranya kelemahan tersebut adalah:

a) Belum adanya peningkatan komunikasi dalam pembelajaran fikih antara guru dan peserta didik

b) Pemberian motivasi dan dorongan melalui bimbingan kepada peserta didik yang pemahamannya kurang belum terpenuhi

(16)

c) Masih ada peserta didik yang tidak sungguh-sungguh dalam pembelajaran

b. Keaktifan Peserta Didik Siklus II

Dari hasil pengamatan pada tahap siklus II dapat disimpulkan bahwa tingkat keaktifan peserta didik hampir secara keseluruhan terlibat aktif dalam proses pembelajaran tutor sebaya. Peserta didik secara individu maupun kelompok hampir keseluruhan terlibat aktif dalam pembelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran tidak tergantung sepenuhnya pada guru dan mereka berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk didiskusikan dalam kelas atau permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi siap untuk ditanyakan kepada guru. Hal ini juga ditunjukkan dari hasil observasi (lampiran 7) dalam pembelajaran fikih materi zakat pada siklus II kelas X-6 di Madrasah Aliyah Negeri Demak yaitu:

Tabel IV. 6

Prosentase Tingkat Keaktifan Peserta Didik Siklus II

Sub Indikator Jumlah Skor Siklus II

Jumlah Skor (%)

Mendengarkan pelajaran 35 1

Mencatat pelajaran 23 0,66

Keaktifan bertanya 21 0,6

Memperhatikan pelajaran 23 0, 66

Memahami pelajaran 29 0, 83

Kemampuan menjawab pertanyaan 21 0,6

Keaktifan didalam kelompok 31 0,88

Kemampuan berargumen 19 0,54

Kerjasama dalam kelompok 25 0,71

Kesungguhan evaluasi 33 0,94

Jumlah Skor 260 7, 4%

(17)

Nilai rata-rata sebesar 7, 4% menunjukan bahwa pada siklus I kemampuan keaktifan peserta didik bisa dikategorikan Berminat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar peserta didik siklus II jika dibandingkan dengan tahap siklus 1 telah mengalamai peningkatan.

c. Hasil belajar Peserta Didik Siklus II

Berkaitan dengan hasil belajar yang diperoleh dari tes akhir yang dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus II didapat bahwa rata-rata hasil tes pada siklus II yaitu 78, 57 yang berada di atas standar yang ditentukan yaitu diatas 60. dan ketuntasan klasikal pada siklus II diperoleh 85, 71%. Dari data yang diperoleh pada siklus II, 30 peserta didik tuntas dalam pembelajaran dan ada 5 peserta didik yang belum tuntas.

Tabel IV. 7

Penilaian Hasil Belajar Siklus II

Kelas X-6 Madrasah Aliyah Negeri Demak Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Siklus II Ketuntasan

1 Abdul Karim 60 Tidak tuntas

2 Afidatun Nisa’ 80 Tuntas

3 Ahmad Jayuli 80 Tuntas

4 Anas Dirgantara 80 Tuntas

5 Anis Maghfiroh 80 Tuntas

6 Dewi Yulianti 100 Tuntas

7 Dwi Rahmalia 90 Tuntas

8 Eri Kiswanto 70 Tuntas

9 Fahmi Yusuf Maulana 60 Tidak tuntas

10 Fatkhul Hadi 70 Tuntas

11 Hayyik Layyina 90 Tuntas

(18)

12 Liliani Setia Dewi 80 Tuntas

13 M. Najib Abdillah 70 Tuntas

14 Makrifatus Sarifah 60 Tidak tuntas

15 Moh. Syafiq 70 Tuntas

16 Muhammad Adibul A’la Darojat 90 Tuntas

17 Muhammad Amron Saidi 70 Tuntas

18 Muhammad Chaeroni 70 Tuntas

19 Muhammad Firdaus* 0 Tidak tuntas

20 Nila Kusniati 90 Tuntas

21 Noly Naelis Sa’adah 90 Tuntas

22 Nur Rohmawati 90 Tuntas

23 Nurun Nafiah 90 Tuntas

24 Nurus Salamah 70 Tuntas

25 Purwaningsih 70 Tuntas

26 Rika Herliana 80 Tuntas

27 Rini Handayani 90 Tuntas

28 Riska Maula Shofi 90 Tuntas

29 Roidatul Ummah 90 Tuntas

30 Siti Aminah 80 Tuntas

31 Siti Muthmainnah 70 Tuntas

32 Siti Nanik Maelani 60 Tidak tuntas

33 Sya’roni Mahfud 80 Tuntas

34 Uliha Elfa Zuliani 60 Tidak tuntas

35 Ulin Nuha 80 Tuntas

36 Umi Laili* 0 Tidak Tuntas

37 Wiwik Tafrikah* 0 Tidak tuntas

38 Zulfa 100 Tuntas

Jumlah 2750 30 Tuntas

Rata-rata 78,57 8 (Tidak Tuntas)

* Tidak Berangkat (Absen)

(19)

Ketuntasan Klasikal P = N

S x 100%

P = 35

30x 100%

P = 85, 71 %

Hasil dari ketuntasan klasikal siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah di tentukan yaitu 70%. Hasil ketuntasan klasikal siklus II adalah 85, 71 %

Tabel IV. 8

Rata-Rata Hasil Belajar Siklus II

Interval (x) F (fx)

100 2 200

90 10 900

80 9 720

70 9 630

60 5 300

Jumlah 35 2750

Mean

N X =

fx

35

= 2750 X

57 ,

=78 X

Median

Median adalah nilai tengah dalam suatu distribusi.

Maka mediannya adalah 80 Modus

Nilai 90 memiliki frequensi 10, maka modusnya adalah 90

(20)

C. Analisis Pelaksanaan Penelitian

Data hasil belajar fikih materi zakat aspek kognitif (hasil belajara) dan afektif (keaktifan) peserta didik kelas X-6 Madrasah Aliyah Negeri Demak tahun ajaran 2010 / 2011, dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya pada materi pokok zakat.

Tabel IV. 9

Rata-Rata Hasil Belajar dan Keaktifan Peserta Didik

Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Materi Pokok Zakat

Aspek Pra siklus Siklus I Siklus II

Hasil Belajar (rata-rata) 59,23 61, 08 78, 57

Keaktifan - 5, 9% 7,4%

Tabel IV. 10 Hasil Belajar Klasikal

Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya pada Materi Pokok Zakat Aspek Pra siklus Siklus I Siklus II Hasil Belajar (Ketuntasan Klasikal) 28,95% 48,65% 85, 71%

Mean 59,23 61,08 78,57

Median 60,2 50 80

Modus 60-64 70 90

Dari tabel IV. 9 dan IV. 10 dapat dideskripsikan bahwa nilai rata-rata pra riset peserta didik untuk hasil belajar kelas X-6 Madrasah Aliyah Negeri Demak Tahun Ajaran 2010/2011 adalah sebesar 59, 23 dengan ketuntasan klasikal sebesar 28,95% (lampiran 3). Nilai rata-rata kelas ini memang termasuk nilai yang paling rendah dibanding 7 kelas lainnya. Sedangkan untuk aspek afektif guru tidak mengevaluasinya.

Setelah dilakukan tindakan yang disepakati yaitu dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya pada pembelajaran fikih materi pokok zakat

(21)

diperoleh hasil yaitu pada siklus I rata-ratanya meningkat menjadi 61, 08. dan ketuntasan klasikal 48, 65% (lampiran 4). Sedangkan dari aspek keaktifan siklus I diperoleh rata-rata sebesar 5, 9. Rata-rata ini termasuk dalam kategori cukup berminat. Setelah dilakukan tindakan terevisi pada siklus II diperoleh hasil untuk rata-rata hasil belajar peserta didik meningkat dari 61, 08 menjadi 78, 57 dan ketuntasan klasikal menjadi 85, 71% (lampiran 5). Sedangkan untuk aspek keaktifan rata-ratanya meningkat menjadi 7, 4 hal ini termasuk dalam kategori berminat.

Ketuntasan belajar peserta didik dari pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami perbaikan, dimana pada pra siklus peserta didik yang tidak tuntas belajar sebanyak 27 dan tuntas belajar 11. pada siklus I tidak tuntas sebanyak 19 dan tuntas belajar 18 dan 1 peserta didik tidak berangkat (absen), sedangkan pada siklus II peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 5 anak dan 30 peserta didik tuntas serta 3 peserta didik tidak berangkat (absen). Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran totor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa rata-rata hasil belajar siklus II lebih tinggi dari siklus I dan pra siklus, dilihat dari aspek hasil belajar yaitu (78, 57 > 61, 08 > 59, 23), dan ketuntasan klasikal (85, 71% > 48, 65% > 28, 95%) sedangkan sikap keaktifan siklus I dan siklus II yaitu 5, 9 < 7, 4. Ini berarti ada pengaruh peningkatan keaktifan dan hasil belajar peserta didik yang proses belajarnya dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya.

Namun dari hasil penelitian tersebut masih terdapat peserta didik yang mempunyai nilai hasil belajar dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. Hal ini disebabkan karena beberapa hal yaitu karena kondisi keluarga, lingkungan sekolah yang tidak mendukung sarana prasarana yang belum mencukupi dan daya ingat atau tingkat intelektualitas maupun IQ yang rendah.

Kondisi tersebut akan diperbaiki seorang guru dengan memberikan suatu tindakan pada peserta didik yang masih memiliki nilai dibawah kriteria yaitu dengan cara memberikan remedial program pembelajaran, sehingga

(22)

peserta didik akan mendapatkan hasil yang diharapkan yaitu mencapai nilai ketuntasan minimal yang diharapkan.

Bentuk remidial programnya adalah dengan cara mengelompokan peserta didik yang menpunyai nilai dibawah KKM dan memberiakan tambahan pengajaran. Sehingga peserta didik bisa mencapai hasil yang maksimal

Meskipun demikian hasil penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa ada peningkatan keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya. Penerapan model tutor sebaya memberikan manfaat bagi peningkatan pemahaman peserta didik dalam kualitas pembelajaran, misalnya: keberanian peserta didik untuk bertanya atau menyampaikan ide/pendapat meningkat, peserta didik terpusat pada pembelajaran, dan nilai hasil belajar meningkat.

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Demak mencoba menerapkan model pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar fikih materi pokok zakat.

Adapun keterbatasan penelitian, diantaranya cara memperoleh data dari penelitian tersebut, peneliti harus mengamati secara langsung dengan cermat penerapan model pembelajaran tutor sebaya di kelas sebagai upaya meningkatkan jeaktifan dan hasil belajar, dengan mengamati secara langsung maka peneliti yang dibantu oleh kolaborator harus benar-benar bekerja keras untuk memperoleh data dan mengetahui perkembangan yang dialami oleh peserta didik selama model pembelajaran tersebut diterapkan.

Namun menjadi sebuah kelebihan, dengan meneliti secara langsung di kelas, dapat dilihat secara langsung aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya.

(23)

2. Penelitian di Madrasah Aliyah Negeri Demak oleh peneliti yang dilaksanakan di kelas X-6 yaitu menerapkan model pembelajaran tutor sebaya dalam pembelajaran fikih materi pokok zakat. Dalam penelitian ini digunakan kelas X-6 sebagai sampel penelitian yang jumlahnya 38 peserta didik, sedangkan jumlah peserta didik kelas X secara keseluruhan adalah 343 peserta didik. Dengan demikian dalam penelitian ini yang dicoba diterapkan model pembelajaran tutor sebaya tidak dapat menyeluruh disemua kelas. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan peneliti untuk melakukan penelitian di semua kelas X di Madrasah Aliyah Negeri Demak.

3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh peneliti di Madrasah Aliyah Negeri Demak tidak lepas dari sumber-sumber pustaka sebagai landasan teori dari penelitian ini. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, referensi, daftar pustaka atau hasil-hasil penelitian yang relefan dengan penelitian kurang maksimal dalam mencari sumber tersebut. Sehingga menjadi sebuah kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini.

4. Penelitian ini hanya bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada pemebelajaran fikih materi pokok zakat di kelas X-6 Madrasah Aliyah Negeri Demak melalui penerapan model pembelajaran tutor sebaya. Dengan model pembelajaran yang tepat maka peserta didik akan belajar lebih bersemangat dan mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi di atas tentunya sedikit banyak berpengaruh terhadap penelitian yang dilakukan. Namun demikian, banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi, peneliti bersyukur bahwa penelitian ini telah berhasil dengan lancar dan sukses.

Gambar

Tabel IV. 1
Tabel IV. 2
Tabel IV. 3
Tabel IV. 4
+6

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Senam

[r]

Guru bahasa Indonesia hendaknya meng- gunakan model inkuiri terpimpin berpasangan dalam pembelajaran menulis laporan konser- vasi budaya berbasis pendidikan karakter di

Untuk itu peneliti ingin mengetahui faktor apa saja yang bisa mempengaruhi konsumen untuk tetap memilih makan di rumah makan Padang Salero Bundo seperti faktor

 Dua atau lebih kompresor udara harus dipasang dan memiliki kapasitas total, bersama- sama dengan kompresor topping-up di mana dipasang yang mampu menerima udara dalam waktu 1

Perlu saya jelaskan bahwa yang mengetik/membuat surat tertanggal 10 Agustus 2010, perihal : Permohonan Penerbitan SKSKB yang ditujukan kepada Bapak IRWAN EFENDI (P2SKSKB)

penanggulangan bencana, kelompok gerakan sosial tanggap bencana membangun sistem kekerabatan antar anggota maupun antar kelompok untuk suatu penanganan yang terfokus,

Rumusan masalah dalam penelitian ini terfokus pada: “Bagaimana progresi dan elaborasi wacana Sistem Ekskresi pada buku pelajaran IPA Terpadu SMP dibandingkan dengan