• Tidak ada hasil yang ditemukan

Renungan 16 Guru Pemula

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Renungan 16 Guru Pemula"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Guru Pemula

Sang guru pemula memulai mengajar dengan menggunakan metode tanya jawab di kelas III sebuah SD. Suara dia

terdengar keras dan lantang, sehingga mengesankan bahwa dia sedang marah. Dia bolak balik berjalan sambil

memperhatikan murid yang tengah duduk tertib, kecuali seorang murid bernama Otong yang kelihatan gelisah.

Sang guru: Anak-anak, Bapak mau bertanya, siapa yang

menandatangani teks proklamasi ?! Kamu, Otong ! Otong terkejut dan tak berani menatap Sang guru. Sambil

menundukkan kepala, Otong menjawab: “Tidak, Pak ! Sungguh bukan saya, Pak …..!”

(2)

Otong menjawab dengan tangisan yang meraung, karena dirinya merasa dituduh menantangani teks proklamasi. Tidak tahan

dengan perasaan begitu, Otong berlari pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari sekolah. Usai mengajar, Sang guru pemula ditanya rekan-rekan guru lainnya, mengapa Otong menangis dan berlari pelang. Setelah menjawab alasannya, Sang guru pemula

dianjurkan untuk mengujungi orangtua Otong yang dikenal sebagai mantan preman agar tidak terjadi salah faham.

Sang guru : Selamat siang, Pak.

Ayah Otong : Hmmm… siang! Ada apa ?

Sang guru : Saya gurunya putra Bapak.

Ayah Otong : O, yang bikin si Otong nangis, ya !

(3)

Sambil mengelus kumis dan jenggotnya, ayah Otong memanggil putranya yang masih menagis.

Ayah otong : Otong …. Kemari ! Jangan membuat malu Bapak, kamu harus ngaku ! Kamu yang tandatangan teks proklamasi ?! Ngaku !!

Otong sangat takut kepada ayahnya dan malu sama gurunya.

Dan walau hatinya menolak perbuatan yang dituduhkan itu,

Otong akhirnya mengaku, bahwa dirinya yang menandatangani teks proklamasi itu.

Referensi

Dokumen terkait