1. PENDAHULUAN
Dalam bab perencanaan ini akan dibahas menjadi 2 bagian yaitu perencanaan perangkat keras (hardware) dan perencanaan perangkat lunak/program (software).
GAMBAR 3.1
BLOK DIAGRAM PENGATURAN TEKANAN KOMPRESOR
Pada perencanaan perangkat kerasnya akan dibanas
mengenai kompresor sebagai penghasil tekanan,
transduser atau sensor tekanan, rangkaian penguat dari
transduser (rangkaian penguat), rangkaian ADC,
minimum sistem dengan mikrokontroler 8031, rangkaian keyboard, rangkaian pengaktif relay dan rangkaian display (tampilan). Dalam perencanaan ini diinginkan tekanan dapat diatur yaitu dengan menekan angka-angka pada keyboard. Kesemuanya itu diatur dengan menggunakan program. Blok diagram dari pengaturan tekanan dapat dilihat pada gambar 3.1.
2. PERENCANAAN PERANGKAT KERAS
2.1 Tx.ansd.U5.er. Iskanan lian Kompresor
Pada perencanaan ini dipilih transduser/sensor tekanan buatan Motorola dengan jenis silicon piezoresistive strain gage dengan tipe MPX 1 0 0 G P . Dipilihnya sensor ini karena output yang dihasilkan
linier artinya bertambahnya tekanan sebanding dengan bertambahnya output (tegangan). Jangkauan (range) dari transducer ini adalah 0-200 kPa (0-30 PSI). Output tegangan yang dihasilkan oleh transducer ini dalam millivolt, dengan input resistan sebesar 400-550 Ohm. Pada tekanan offset nol pada suhu 25°C (tekanan udara luar yaitu 1 Atm) tegangan yang diperoleh adalah 20 mV dengan supply 3 Vj-jQ. Transduser ini mempunyai ketelitian 0,6 mV/kPa atau
6mV setiap kenaikkan 0,1 Kg/Crn^ (
✓ o
1 Kg/Cm^ = 98 kPa). Kompresor yang digunakan
sebagai penghasil tekanan adalah kompresor motor
listrik \ HP dengan kecepatan putar 600 RPM dengan batas tekanan 10 Kg/Cm
2(1 Kg/Cm
2= 98 kPa; 10
9
Kg/Cm^ = 980 kPa). Kompresor yang dipakai ini milik Laboratorium S.P.P.
2.2 Ra ngkaian Penguat
Rangkaian penguat ini terdiri dari rangkaian pengikut tegangan dan rangkaian penguat. Rangkaian pengikut tegangan mempunyai penguatan sebesar
1, digunakannya rangkaian pengikut tegangan agar tegangan output VQ yang dihasilkan akan sama dengan tegangan input (V
0= V i ). Gambar 3.2 menunjukkan rangkaian pengikut tegangan.
2 p
1 — u «
d<ar*i. 3 . / p i « z o r « s i s t i v t
L M 3 2 4 4
LoVCC
GAMBAR 3.2
RANGKAIAN PENGIKUT TEGANGAN
IC yang digunakan untuk rangkaian pengikut tegangan
dan rangkaian penguat adalah LM 324, karena LM 324
mempunyai supply tunggal dengan batas antara 3 - 3 2
Volt tanpa harus mengkalibrasi lagi. Digunakannya
IC ini sebagai rangkaian pengikut tegangan karena
mempunyai tahanan masukan yang tinggi (Z^) dalam
orde puluhan mega ohm, sehingga arus yang dialirkan dari sumber (piezoresistive) dapat diabaikan.
Tahanan dari piezoresistive berkisar antara 400 550 Ohm, bila dibandingkan dengan tahanan masukan dari LM 324, maka dapat diabaikan, sehingga akan diperoleh V 0-V±-
Rangkaian penguat yang kedua berupa rangkaian penguat pembalik dipakainya penguat pembalik karena mempunyai impedansi yang kecil, artinya tegangan yang dihasilkan mempunyai polaritas yang berbeda dengan tegangan . masukan. agar polaritas yang dihasilkan sama maka digunakan penguat pembalik dengan penguatan satu. Karena tegangan masukan yang didapat dari piezoresistive dalam orde milivolt dan setiap kenaikkan
6mV tekanannya naik 0,1 Kg/Cm , dimana tegangan ini akan dikuatkan dan hasil penguatannya merupakan masukan dari rangkaian ADC yang mana tegangan referensi dari ADC adalah 5 V dengan keluaran digital sebanding dengan
1 1 1 1 1 1 1 1dengan kenaikkan setiap bit LSB adalah 20 mV. Oleh karena itu diperlukan penguatan sebesar
2 0 / 6yaitu sebesar 3,3 kali, sehingga akan didapat setiap kenaikkan 0,1 Kg/Cm^ sebanding dengan kenaikkan 1 bit LSB. Gambar 3.3 menunjukkan rangkaian penguat pembalik. Dimana :
* 2
V o = — — X V i
R 1
Dengan penguatan sebesar 3,3 kali
V ° 0 0 V o R 2
--- — 3,3 j ---- — ---
Vi Vi R X
R2
--- = 3,3 ;
R 1
dengan mengambil harga R
2sebesar 10 KQ, maka akan didapat harga R^ sebesar 3 K Q .
l O K
3 K
U B
dari pengikut __
tegangan j
l O K
-V>/-
I O K
U C
L M 3 2 A
_L
kc input
~5bc
U M 3 2 4
GAMBAR 3.3
RANGKAIAN PENGUAT PEMBALIK
2.3 Rangkaian ADC.
Dalam perencanaan rangkaian ADC ini digunakan IC
ADC dengan tipe ADC0804 dimana IC ini mengubah
besaran analog ke digital
8bit successive
approximation dengan waktu konversi
1 0 0usee,
dengan waktu yang sebesar ini cukup untuk dapat
mengkonversikan besaran analog. Pertama-tama pada
bit yang tertinggi dites dan setelah
8kali
perbandingan (64 clock cycle), maka digital
8bit kode binary
( 1 1 1 1 1 1 1 1skala penuh) akan dikirimkan ke output latch dan kemudian sebuah sinyal interupt dikeluarkan (INTR membuat transisi dari high ke low). Rangkaian ADC ini dapat dioperasikan sebagai mode free-running yaitu dengan menghubungkan INTR kemasukan WR dengan CS = 0. Gambar 3.4 menunjukkan blok diagram dari IC ADC0804.
Pada perubahan dari high ke low dari masukan WR, SAR (Successive Approximation Register) akan di kunci dan shift register stages di reset. Selama masukan CS dan masukan WR dalam keadaan low, maka A/D akan dalam keadaaan reset. Gambar 3.5 menunjukkan rangkaian lengkap ADC.
Pada pemakaian mode free-running digunakan suatu
rangkaian untuk memberikan pulsa inisialisasi pada
INTR yang sudah dihubungkan dengan WR yaitu dengan
memberikan sebentar sinyal low, untuk memastikan
operasi rangkaian. Pada penerapannya CS dan RD di-
tanah-kan sedangkan WR yang telah dihubungkan
dengan INTR dihubungkan dengan kolektor dari
transistor. Pada WR dan INTR selalu didapatkan
logik low yang mengikuti putaran kenaikan daya
untuk menjaga operasi. Ketika data dibaca,
kombinasi dari CS dan RD keduanya dalam keadaan
low, maka data akan dimasukkan pada keluaran yang
mempunyai tiga keadaan (tri state) yang memberikan
keluaran
8bit data digital. Rangkaian untuk clock
diambil sesuai dengan yang ada pada data book dari ADC0804, dengan R = 10 KQ dan C = 150 P F , sehingga akan didapatkan frekuensi clock
1 1
fCLK = --- = --- 2--- ZTT~
1,1 RC 1,1 X 10
4X 150 X 10 fCLK = 606 KHz
Mawfr CS tmte* for cttmy.
t o m 2 : S A R - I w c w i w A p proxim «tton R **«t*r.
GAMBAR 3.4 BLOK DIAGRAM ADC0804
Pada perencanaan ini dipakai V ref/2 = 2,5 Volt,
maka tegangan maksimum yang dapat dikonversikan ke
digital adalah 5 Volt dengan konversi digitalnya
adalah 1111 1111, sedangkan pada tegangan 0 Volt konversi digitalnya adalah
0 0 0 0 0 0 0 0dengan kenaikkan sebesar 5/256 V atau 20 mV setiap kenaikkan satu bit LSB. Tabel 3.1 menunjukkan konversi dari ADC.
Rangkaian untuk pulsa inisialisasi diberikan untuk WR dan INTR sesaat untuk memperoleh sinyal low setelah supply dinyalakan. Gambar 3.6 menunjukkan rangkaian pulsa inisialisasi.
lOK lOK
GAMBAR 3.5
RANGKAIAN LENGKAP ADC
TABEL 3.1
KONVERSI TEGANGAN KE DIGITAL DARI ADC
INPUT ANALOG (MILIVOLT)
INPUT ADC (MILIVOLT)
OUTPUT DIGITAL (BINARY)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 2
40
0 0 0 0 0 0 1 018 60
0 0 0 0 0 0 1 124 80
0 0 0 0 0 1 0 030
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 136
1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 042 140
0 0 0 0 0 1 1 148 160
0 0 0 0 1 0 0 054 180
0 0 0 0 1 0 0 160
2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 06 6 2 2 0 0 0 0 0 1 0 1 1
72 240
0 0 0 0 1 1 0 078 260
0 0 0 0 1 1 0 184 280
0 0 0 0 1 1 1 090 300
0 0 0 0 1 1 1 196 320
0 0 0 1 0 0 0 01 0 2
340
0 0 0 1 0 0 0 1108 360
0 0 0 1 0 0 1 0114 380
0 0 0 1 0 0 1 11 2 0
400
0 0 0 1 0 1 0 0126 420
0 0 0 1 0 1 0 1132 440
0 0 0 1 0 1 1 0138 460
0 0 0 1 0 1 1 1144 480
0 0 0 1 1 0 0 0150 500
0 0 0 1 1 0 0 1156 520
0 0 0 1 1 0 1 0162 540
0 0 0 1 1 0 1 1168 560
0 0 0 1 1 1 0 0174 580
0 0 0.
1 1 1 0 1180 600
0 0 0 1 1 1 1 0186 620
0 0 0 1 1 1 1 1192 640
0 0 0 1 1 0 1 1198 660
0 0 0 1 1 1 0 0Pada rangkaian ini digunakan 2 buah transistor NPN tipe 9013, sebuah kapasitor dan
2buah tahanan.
Cara kerja rangkaian ini adalah pada saat supply
dinyalakan kapasitor mulai mengisi dan pada saat
mencapai tegangan 0,6 V atau 0,7 V, maka
transistor I akan saturasi (transistor berfungsi sebagai switch) dan arus akan mengalir ke emitor dan juga ke basis dari transistor II' yang akan menyebabkan transistor II akan saturasi yang seakan-akan kolektor dan emitor terhubung sehingga menyebabkan WR dan INTR akan mendapat sinyal low.
vcc
GAMBAR 3.6
RANGKAIAN PULSA INISIALISASI
Tegangan pada kapasitor akan terus naik sampai mencapai tegangan V cc yang menyebabkan transistor I akan cut-off, sehingga arus
1^ akan mengalir ke basis transistor II yang menyebabkan transistor II akan cutoff.
2.4 Rangkaian Pendukung Dari Minimum Sistem 8031
Pada perencanaan minimum sistem 8031 digunakan
mikrokontroler 8031, EPROM 2764, RAM 6116, PPI 8255, IC 74LS373 dan IC 74LS138.
2.4.1 Rangkaian C l o c k . Mikrokontroler 8031 mempunyai pembangkit waktu dalam sebagai sumber clock. Pemilihan frekuensi kristal ini sebenarnya sangat berhubungan dengan baud rate dalam komunikasi serial, tetapi pada perencanaan dalam tugas akhir ini komunikasi serial tidak digunakan, oleh karena itu frekuensi kristal dipilih 11 MHz karena mempunyai ketelitian yang tinggi. Masing- masing kaki kristal dihubungkan dengan kapasitor
2 0PF yang dihubungkan dengan kaki 18 dan 19 dari 8031.
2.4.2 Rangkaian Reset. Rangkaian reset ini terdiri
dari sebuah tahanan, sebuah kapasitor, sebuah
saklar tekan dan sebuah inverter 74L S 0 4 . Gambar 3.7
menunjukkan rangkaian reset 8031. Mikrokontroler
8031 membutuhkan lebar pulsa reset minimum dua
siklus kerja (24 periode osilator). Perhitungan
dilakukan pada kondisi rendah (logika 0). Pada
tegangan dengan kondisi rendah maksimum input
schmitt-trigger adalah 0,8V, dan lebar pulsa reset
pada kondisi rendah harus lebih besar dari dua
siklus kerja. Dengan rumus : V rst = V cc (l-e-^ ^ )
Frekuensi kristal yang dipakai 11MHz akan diperoleh
satu siklus kerja sebesar 0,091
m.
s. Jika lebar
pulsa reset minimum diambil 3 kali, maka : t
= 3 X 0,091 us = 0,273 us V rst = 0,8V
;vcc r 5V .
Maka akan diperoleh konstanta waktu (RC) yaitu : RC = 1,566 |j.s
Agar didapat pulsa reset yang lebih lebar, maka diambil nilai yang lebih besar, dengan memperhatikan komponen yang ada, maka dipilih
RC = 47 ms ; dimana C = 10
m.F
maka akan diperoleh harga tahanan R = 4,7 KQ, dan dengan rumus diatas akan diperoleh waktu reset t =
8 , 2ms.
4K7
p3
,l
o ° '
^ lOuF
^ > o -
2-0ft£SET 3 0 3 1 .5255~>7 4 L 5 0 4
GAMBAR 3.7 RANGKAIAN RESET 8031
2.4.3 Rangkaian D e k o d e r . Mikrokontroler 8031 mempunyai dua buah peta alamat memori, yaitu peta alamat memori program dan peta alamat memori data.
Tetapi pada perencanaan ini peta alamat memori
program dan peta alamat memori data dijadikan satu
peta alamat memori. Peta alamat memori ini dapat
dilihat pada gambar 3.8, peta alamat memori ini
mempunyai interval 2 Kbytes, yang berawal dari alamat 0000H-1FFFH untuk alamat EPROM, karena digunakan EPROM 2764 dengan kapasitas memori
8Kbytes; sedangkan alamat 2000H-27FFH untuk RAM, karena digunakan RAM 6116 dengan kapasitas memori 2 Kbytes, sedangkan untuk alamat 2800H-2FFFH untuk PPI 8255, sedangkan alamat diatasnya kosong.
FFFFH
3000H 2FFFH 2800H 27FFH 2000H 1FFFH
0000H
GAMBAR 3.8 PETA ALAMAT MEMORI
Rangkaian dekoder ini dipakai untuk mengaktifkan EPROM, RAM dan PPI 8255. Gambar 3.9 menunjukkan rangkaian dekoder. Dimana IC yang dipakai adalah 74LS138, dengan input A,B dan C yang dihubungkan dengan A n >
015111^13 d a r i 8031, sedangkan pin G2A dan G2B dihubungkan dengan A14 dan A15 serta
K
0
S
0
N G
PPI 8255
RAM 6116
EPROM
2764
pin G-l dari 74LS138 dihubungkan ke VCC. Kombinasi dari input A, B dan C digunakan untuk memilih output mana yang aktif. Kesemua output dari 74LS138 aktif dalam kondisi rendah. Tabel kebenaran dari IC 74LS138 dapat dilihat pada tabel 3.2. Karena pada peta alamat memori digunakan interval 2 Kbytes, maka untuk EPROM dipakai 4 output dari 74LS138 yaitu Y 0 , Y-p Y
2dan Y
3yang mana keempat output ini dihubungkan dengan gerbang AND yaitu IC 74LS08 yang mempunyai 4 gerbang AND (dapat dilihat pada gambar 3.8), dimana output terakhir dari gerbang ini dihubungkan ke CS dari EPROM 2764, sedangkan Y^
dihubungkan ke CS dari RAM 6116 dan Y
5dihubungkan ke CS dari 8255.
Sinyal kontrol untuk yang dipakai untuk mengatur
memori ini adalah PSEN, RD dan WR, dimana PSEN dan
RD dihubungkan ke gerbang AND, yang mana output
dari gerbang ini dihubungkan ke OE dari 2764, ke OE
dari 6116 dan ke OE dari 8255. Sinyal PSEN dan
sinyal RD ini akan aktif secara bergantian, dimana
bila PSEN yang aktif (dalam keadaan low) maka RD
tidak aktif (dalam kondisi tinggi) dan memori yang
aktif adalah EPROM 2764, sedang bila sinyal RD yang
aktif (dalam kondisi rendah) maka PSEN tidak aktif
(dalam kondisi tinggi), sedangkan memori yang aktif
adalah RAM dan PPI 8255. Sinyal WR dihubungkan ke
WE (Write Enable) dari 6116 dan ke WR dari 8255.
2.4.4 Hubungan Antara 8031 Dengan EPROM 2764. Pada 8031 port 0 merupakan alamat bawah yang dimultipleks dengan data bus. Untuk mengatasi hal ini digunakan IC 74LS373 untuk me-latch port, maka dengan demikian data dan alamat dapat dipisahkan, dimana output dari 74LS373 merupakan alamat A0-A7 yang dihubungkan dengan jalur alamat dari EPROM 2764 dan port 2 (A8-A12) juga dihubungkan dengan alamat dari EPROM (A8-A12), sedangkan jalur data dari EPROM juga dihubungkan dengan jalur data yang dikeluarkan oleh 8031. Pin 0E dari EPROM dihubungkan dengan output dari gerbang AND yang merupakan kombinasi dari PSEN dan RD seperti yang telah dibahas pada rangkaian dekoder. Sedangkan untuk mengaktifkannya, maka CS dihubungkan dengan output dari gerbang AND yang mana gerbang AND ini mendapat input dari Y0-Y3 dari output IC 74LS138.
Gambar 3.10 menunjukkan hubungan 8031 dengan EPROM
RE____I.
PS5 H_____Z.
7411508
K E O E 2 7 6 4 'DAN O E 6 1 1 6
K E M E 6 1 1 6 'DAN U R 8 2 5 5
GAMBAR 3.9
RANGKAIAN DEKODER
TABEL 3.2
TABEL KEBENARAN IC 74LS138
INPUT OUTPUT PIRANTI :
C B A Y0 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y
6Y7
0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
2764
0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
2764
0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
2764
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
2764
1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
6116
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
8255
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
KOSONG
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2.4.5 Hubungan Antara 8031 Dengan RAM 6116. Ram
6116 digunakan untuk menyimpan data yang akan
dimasukkan. Dalam hal ini alamat pert 0 dari 8031
juga harus melewati IC 74LS373 dengan output dari
IC ini merupakan alamat A0-A7 yang dihubungkan
dengan alamat bus dari RAM 6116, sedangkan alamat
yang lain didapat'dari port 2 (A8-A10). Data bus
dari RAM juga dihubungkan dengan data bus yang
dikeluarkan oleh 8031. Sinyal untuk OE dihubungkan
juga dengan output dari gerbang AND seperti pada
sinyal OE dari EPROM, sedang sinyal WE (Write
Enable) dihubungkan dengan sinyal WR dari 8031 dan
untuk mengaktifkannya, maka CS dihubungkan dengan
output dari 74LS138 yaitu Y 4 . Gambar 3.11
menunjukkan hubungan 8031 dengan RAM 6116.
,.,12,.
£a/v p P O . O PO . 1
X I P O . 2
P O . 3 P O . 4
X 2 P O . S
P O . 6 P O . 7 R E S E T
P 2 . 0 P 2 . 1
I N T O P 2 . 2
I N T I P 2 . 3
T O P 2 . 4
T 1 P 2 . S
P 2 . 6
P I . O P 2 . 7
PI . 1
P I . 2 m
P I . 3 M R *■
P I . 4 PSEM.
P i . 5 AL.E/P
P I . 6 T X D
P I . 7 R X D
3 9
s
321
■k2 4
2H
2 7
A?
7 3 14
2
Z 4<
D O 4 0 D 1 4 1 0 2 0 2 D 3 0 3 0 4 4 4 0 5 4 5 0 6 4 6 0 7 4 7 O C
<3
V4LS375 m
as. A
2.
74L.S08
•2#
■> 1
2
S
20 2 Z
U
2_
A O O O
A l O l
A 2 0 2
A 3 0 3
A 4 0 4
A 5 0 5
A 6 0 6
A 7 0 7
A S A 9 A l O A l l A 1 2 n P G M V P P 2 7 6 4
— O V C C
LbflRl D E K O D E R I
GAMBAR 3.10
HUBUNGAN 8031 DENGAN EPROM 2764
2.4.6 Hubungan Antara 8031 Dengan PPI 8255. Dalam
perencanaan ini data bus dari 8031 yaitu port 0
dihubungkan dengan data bus dari 8255. Pada 8255
ini juga terdapat alamat AO dan Al, dimana AO dan
A1 dihubungkan dengan output dari 74LS373 alamat AO
dan Al juga. Sinyal RD dihubungkan dengan output
gerbang AND seperti pada OE dari EPROM dan RAM,
sedangkan sinyal WR dihubungkan langsung ke WR dari
8031. Rangkaian reset dari 8255 diambil dari
rangkaian reset 8031 yang sama-sama aktif dalam
kondisi tinggi. Untuk mengaktifkan 8255, maka CS yang aktif dalam kondisi rendah dihubungkan dengan output dari 74LS138 yaitu Y
5. Gambar 3.12 menunjukkan hubungan antara 8031 dengan PPI 8255,
,13,
d3&
3 £
E5>V P P O . O PO . 1
X I P O . 2
P O . 3 P O . 4
X 2 P O . S
P O . S P O . 7 R E S E T
P 2 . 0 . P 2 . 1
I N T O P 2 . 2
I N T I P 2 . 3
T O P 2 . 4
T 1 P 2 . S
P 2 . 6
P l . O P 2 . 7
P I. 1
P I . 2 Eg.
P i . 3
P I . 4 P S E N
P I . S A L E / P
P I . 6 T X D
P I . 7 R X D
A O D O
A i 0 1
A 2 D 2
A 3 D 3
A 4 D 4
A S O S
A £ O G
A 7 0 7
A 6 A 9 A I O
GAMBAR 3.11
HUBUNGAN 8031 DENGAN RAM 6116
serta tabel 3.3 menunjukkan alamat dari masing- masing port. Dalam perencanaan ini masing-masing port digunakan sebagai berikut :
Port A sebagai input Port B sebagai output
Port C bawah sebagai input Port C atas sebagai output
Format untuk mengatur semua port dari 8255 sesuai
dengan yang diinginkan digunakan kontrol word yaitu
91H (cara mencari format kontrol word ini dapat dilihat babll).
a
azC S /v p P O . O PO . 1
X I P O . 2
P O . 3 P O . 4
X 2 P O . S
P O . 6 P O . 7 R E S E T
P 2 . 0 P 2 . 1
I N T O P 2 . 2
I N T I P 2 . 3
T O P 2 . 4
T 1 P 2 . S
P 2 . 6
P l . O P 2 . 7
P I. 1 P I . 2 % D
P I . 3 U R
P I . 4 P S E N
P l . S A L E / ^
PI . 6 T X O
P i . 7 R X O
8031
3 9
_ c
tafc
±2-
So
4 T
3 if 3E
jj
:
D O Q O O l Q l 0 2 Q 2 0 3 Q 3 0 4 Q 4 0 5 Q S 0 6 Q 6 0 7 Q 7 O C
<3
_2_aa
ya_
75C358 EMSEZHESET>- EMT3EHoBEH>-
.34 3l
3 E
iJZ.
D O O X 02 0 3 D 4 05 0 6 0 7
BE
AO A 1kSET
P A O P A X P A 2 P A 3 P A 4 P A S P A 6 P A 7 P B O P B 1 P B 2 P B 3 P B 4 P B S P B 6 P B 7 P C O
PCX
P C 2 P C 3 P!C 4 P C S P C 6 P C 78553“
14
H.±3L.
i t
GAMBAR 3.12
HUBUNGAN 8031 DENGAN PPI 8255
2.4.7 Rangkaian Display. Dalam perencanaan ini digunakan 2 buah 7 segmen command anode, 2 buah IC 74LS247 sebagai pengatur 7 segment. Gambar 3.13 menunjukkan rangkaian lengkap display. IC 74LS247 I mempunyai 4 buah input yaitu
8, 4, 2 dan 1 yang dihubungkan dengan PB
3, P B
2> PBj_ dan PBg dari port B 8255, sedangkan untuk IC 74LS247 II semua inputnya dihubungkan dengan PBy, PBg, PBg dan PB^
dari port B 8255 serta semua outputnya a, b, c, d,
e, f dan g dihubungkan ke 7 segment. Semua sinyal
kontrol dari 74LS247 yaitu RBI, RBO dan LT
dihubungkan dengan Vqq, dimana semua outputnya
aktif dalam kondisi rendah. Untuk menjaga agar tidak terjadi tegangan lebih pada 7 segment, maka antara output 74LS247 dan 7 segment diberi
TABEL 3.3
TABEL ALAMAT PORT DARI 8255
A15 A14 A13 At*?nii Ail AlO A9 A8 ... .... A3 A2 Al AO ALAKAT PDRT
0 0 1 iX 0 0 0 ... 0 0 o 2300H PORT A
0 0 1 1 Xf 0 0 0 ... .... 0 0 0 1 2301H PORT 2 0 0 i 1 1 o 0 0 ... .... 0 0 i 0 2802H PORT C
0 0 1 I f± 0 0 0 ... 0 1 X1 2S03H C.PORT
tahanan. Dalam perhitungan seven segment dapat dianggap sebagai sebuah led. Rangkaian 7 segmen ini dihubungkan dengan port B dari 8255 dan port 1 dari 8031. Gambar 3.14 menunjukkan rangkaian led sebagai pengganti 7 segmen. Tegangan led yang dianggap ideal yaitu antara 2,5-3 Volt sehingga akan didapat nyala dari led cukup terang. Dengan mengambil arus yang melewati led sebesar 20 mA, maka besar tahanan dapat dihitung sebagai berikut : untuk V^
jijj= 2,5V
VCC “ VLED 5 - 2 , 5 R =
lLED untuk V
l e q= 3V
R = VCC " VLED
•LED
20 mA
5 - 3
2 0
mA
=
100
QMaka harga R yang diambil antara harga tersebut dan ada dipasaran yaitu sebesar
1 2 0Q.
GAMBAR 3.13
RANGKAIAN LENGKAP DISPLAY
2.4.8 Rangkaian Keyboard. Pada perencanaan ini digunakan keyboard matriks 4X3 dengan menggunakan saklar tekan sebagai tombolnya. Gambar 3.15 menunjukkan rangkaian lengkap keyboard. Pada rangkaian ini 3 jalur verikal digunakan sebagai untuk mengatur tombol-tombol yang akan digunakan sebagai input ke 8255, dimana 3 jalur ini dihubungkan ke PCg, PCg dan PC
4dari port C 8255.
Untuk 4 jalur yang horiscntal berfungsi sebagai
input yang dihubungkan dengan PC
3, PC
2, PC^ dan PCq
dari 8255. Prinsip kerja dari keyboard ini adalah bila salah satu dari 3 jalur yang vertikal dalam kondisi rendah, misalnya PC
5dalam kondisi rendah dan bila tombol 2 ditekan maka PCq akan menjadi rendah sehingga akan mengalirkan arus dan akan menimbulkan angka
2, demikian juga dengan angka- angka yang lain. Harga tahanan tersebut dapat dihitung dengan mengambil arus yang lewat ke 8255 untuk kondisi rendah sebesar 1,7 mA
L‘.VCC
5R = --- = --- = 2,94 KQ 1,7 mA 1,7 mA
Dengan melihat . harga R yang ada dipasaran, maka diambil harga R sebesar 3,3 K Q .
vcc
o?L E D
1
120
GAMBAR 3.14
RANGKAIAN PENGGANTI 7 SEGMENT
2.4.9 Rangkaian Pengaktif Relay. Pada perencanaan ini dipakai sebuah relay
12Vq q,sebuah diode IN4001 dan sebuah transistor SC 1081. Gambar 3.16 menunjukkan rangkaian pengaktif relay. Relay ini dipakai untuk menjalankan dan mematikan kompresor.
Fungsi dari diode adalah untuk menjaga adanya
^Intelj Hicroprosesspr ftnd Peripheral Handbook, Vol II Peripheral, 1908, hal 2-81.
tegangan balik. sedang transistor yang dipakai ini difungsikan sebagai saklar saja.
GAMBAR 3.15 RANGKAIAN KEYBOARD
► 12V
o
I N 4 0 0 1
E S H >
---8 , 2 KR E L A Y
S C 1 0 6 1
GAMBAR 3.16
RANGKAIAN PENGAKTIF RELAY
Kaki basis dari transistor dihubungkan dengan subuah tahanan yang kemudian dihubungkanm dengan PC
7dari 8255. Untuk menghitung harga tahanan tersebut, maka diambil tegangan output pada kondisi tinggi Vqjj = 2,4V dan Iq^ = 200 uA dengan Vggsaj.
= 0,6V.
V0H ~ vBEsat
2 ) 4"
° ’ 6 0R = --- = --- = 9 KQ
I
qjj200 (iA
Dengan melihat harga tahanan yang ada dipasaran maka diambil harga R sebesar 8,2 KQ.
3. PERENCANAAN PERANGKAT LUNAK
Seperti telah diuraikan diatas bahwa pengaturan tekanan ini diatur oleh minimum sistem 8031. Dalam hal ini digunakan sebuah program dengan menggunakan bahasa mesin dari mikrokontroler 8031 untuk mengendalikan semua perangkat keras yang telah direncanakan itu.
Pertama-tama melakukan inisialisasi 8255, inisialisasi keyboard, setelah itu memasukkan/membaca data baik itu data dari ADC maupun data dari keyboard. Data dari ADC ini dikurangi dengan 02H, hal ini dilakukan untuk menyesuaikan data yang masuk dari transduser, karena keluaran dari transduser tidak dimulai dari nol.
Sedangkan data dari keyboard diubah dulu kedalam bentuk
heksadesimal untuk disesuaikan dengan keluaran dari
ADC; kedua data ini ditampilkan. Bila data dari ADC
lebih kecil daripada data dari keyboard, maka relay
diaktifkan yang menyebabkan kompresor nyala dan bila
data dari ADC sama dengan data dari keyboard, maka
relay dimatikan, sedang bila data dari ADC lebih besar
daripada data dari keyboard, maka relay dimatikan yang
menyebabkan kompresor mati. Diagram alir untuk
pembuatan perangkat lunak ini dapat dilihat pada gambar
3.17.
GAMBAR 3.17
DIAGRAM ALIR DALAM PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK
00-07
E5/VP PO.O PQ.i XI P0.2 P0.3 P0.4 12 PO.S P0.6 P0.7 RESET
P2.0 P2.1 INTO P2.2 INTI P2.3 TO P2.4 Ti P2.5 P2.6 Pi.O P2.7 Pl.t PI. 2 &
PI.3 m
Pi.4 Pi.5 Pi.6 TXD Pi.7 k d
A
* s 10/
Y0_1
Yl_i
Y3 J2.
Jocjwrt Nuab«r j R £ V
HTfflHUI S1STESI HZCROCOKTROLUH 8031 | 1
••iU: January 1, 1380i3«tt iof
GAMBAR 3.18
GAMBAR PERENCANAAN SECARA LENGKAP
§<=,
n t
-H4-
sr*?
i
L
1