• Tidak ada hasil yang ditemukan

profesional) setelah mahasiswa dinyatakan lulus sebagai sarjana S1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "profesional) setelah mahasiswa dinyatakan lulus sebagai sarjana S1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap profesi kesehatan harus dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanannya pada masyarakat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena setiap tindakan yang diberikan harus sesuai dengan standar operasional pelaksaanan yang telah di tetapkan dan dapat dijelaskan secara ilmiah. Keperawatan sebagai profesi kesehatan harus dapat memperhatikan tuntutan masyarakat agar dapat mewujudkan pelayanan yang sesuai dengan standar. Nursalam (2008) dalam Ayu (2016) menjelaskan bahwa Seseorang yang sakit harus dapat melakukan proses pencegahan, perbaikan dan tahap rehabilitasi guna meningkatkan kemampuan tubuhnya, hal tersebut sebagai salahsatu bentuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia .

Berdasarkan undang-undang keperawatan nomor 38 tahun 2014,

Pendidikan keperawatan pada umumnya terdiri atas 3, yakni ; Pendidikan

akademik, pendidikan vokasi dan pendidikan profesi ners. Setiap jenjangnya,

memiliki kuantitias dan kesibukan yang berbeda. pendidikan profesi ners

merupakan pendidikan lanjutan untuk mendapatkan gelar ners (perawat

profesional) setelah mahasiswa dinyatakan lulus sebagai sarjana S1

keperawatan. Dalam peraturan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia

(AIPNI) tahun 2015, menyatakan bahwa pendidikan profesi dilakukan dengan

menggunakan kurikulum yang berbasis kompetensi dan metode yang dipakai

ialah student center learning (SCL) yang terdiri atas 36 Satuan Kredit

Semester (SKS).

(2)

Sebagai pendidikan lanjutan, tuntutan akademik profesi ners memang begitu padat. Pada umumnya, mahasiswa yang sedang melaksanakan program profesi ners dituntut untuk dapat menyeimbangkan kemampuan yang ia miliki dengan beban kerjanya selama praktek di Rumah sakit 7-8 jam tiap harinya.

Hal itulah yang memicu terjadinya stres. Stres merupakan suatu ketidakseimbangan antara Antara kemauan atau keinginan fisik dengan kemampuan respon tubuh dalam memenuhi hasrat yang diinginkannya (Sujiato dkk, 2015).

Stres adalah suatu keadaan tubuh seseorang yang merasa ketakutan terus

menerus, terkejut, selalu merasa terancam, rasa cemas dan risau yang berlebih

serta bingung tanpa sebab yang jelas, hal tersebut diambil dari bahasa latin

yakni “Stringe” yang bermakna keras (Febriana & Wahyuningsih, 2011). Stres

merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan

atau beban kerja. Tanda dan gejala yang mucul saat seseorang mengalami stres

yakni; merasa gelisah, mudah terpancing emosi, kelelahan yang terus menerus,

bahkan terjadi penurunan kualitas dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya

(Richards, 2010). Stres dapat di identifikasi melalui tanda dan gejala yang

muncul pada diri seseorang. Menurut Lukaningsih & Bandiyah (2011) saat

seseorang mengalami stres akan merasakan beberapa tanda dan gejala yang

muncul seperti merasa cemas yang berlebihan, pola tidur yang tidak teratur,

mudah terpancing emosi, menurunnya berat badan serta kesulitan untuk fokus

pada suatu hal yang dikerjakan. Namun, ada beberapa faktor yang menjadi

pemicu terjadinya stres seperti porsi kerja yang berlebihan yang berakibat

(3)

tubuhnya bekerja lebih dari biasanya, masalah finansial, siklus hubungan antara teman, dosen dan rekan kerja yang tidak sehat, serta merasa putus asa.

Sekitar 1,33 juta penduduk yang ada di Indonesia disinyalir mengalami sakit mental seperti stres. Angka diatas menggambarkan bahwa 1 – 3%

masyarakat Indonesia mengalami stres berat (Hidayat, 2012). Penelitian tentang stres juga dilakukan pada beberapa Perguruan Tinggi. Dengan adanya penelitian tentang hubungan kualitas tidur dan tingkat stres di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran didapatkan hasil bahwa 71% dari total sampel mengalami stres dengan gambaran 76,4% terjadi pada laki-laki dan 23,6% terjadi pada perempuan (Augesti, 2015). Sejalan dengan penelitian pada 90 responden di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara didapatkan hasil bahwa 72,1% dari total sampel yang diteliti mengalami stres, dengan frekuensi kejadian stres ringan yakni 26,7% (Carolin, 2010).

Stres yang dialami tersebut berdampak pada terganggunya kualitas tidur.

Karena saat seseorang mengalami stres, maka kelenjar adrenal akan

terstimulasi yang berakibat pada terjadinya tekanan darah yang meningkat,

denyut jantung laju dan cepat, saliva ikut meningkat, penyempitan pembuluh

darah perifer, dan lain lain. Mesquita & Reimao (2010), menjelaskan bahwa

faktor dominan yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas tidur

seseorang adalah stres. Salahsatu gangguan tidur yang paling sering ditemukan

adalah insomnia. Sekitar 20 – 50% orang dewasa di dunia mengalami

penurunan kualitas tidur dengan 17% dari toral tersebut butuh perhatian yang

serius karena mengalami gangguan tidur yang berat. Sedangkan di Indonesia,

(4)

angka kejadian orang dewasa yang mengalami penurunan kualitas tidur sebesar 20%, namun belum diketahui secara pasti angka masyarakat yang mengalami gangguan tidur (Potter & Perry, 2005). Menurut data International of sleep disorder, menjelaskan beberapa hal yang memicu terjadinya gangguan

tidur pada seseorang seperti pola tidur yang tidak teratur sebesar 10%, selalu merasa cemas dan gekisah sekitar 5 – 15%, ketergantungan akan minuman beralkohol sebesar 10% penyakit < 1% serta stres sebesar 65% (Handayani, 2008). Sejalan dengan Ginting (2013) menunjukkan bahwa terjadinya penurunan kualitas tidur pada 109 mahasiswa (83,75%) serta 21 (16,25%) lainnya memiliki kualitas tidur yang baik.

Berdasarkan penjelasan diatas, profesi ners memiliki potensi untuk mengalami stres yang berakibat pada terganggunya kualitas tidur. Hal itu di disebabkan oleh tuntutan akademik yang padat dengan beban kerja di Rumahsakit 7-8 jam tiap harinya. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada mahasisiwa profesi ners Universitas Muhammadiyah Malang.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada

mahasiswa profesi ners Universitas Muhammadiyah Malang ?

(5)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada mahasiswa profesi ners Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Tujuan khusus

a. Mengindentifikasi tingkat stres pada mahasiswa profesi ners Universitas Muhammadiyah Malang

b. Mengidentifikasi kualitas tidur pada mahasiswa profesi ners Universitas Muhammadiyah Malang

c. Menganalisa hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada mahasiswa profesi ners Universitas Muhammadiyah Malang

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini, peneliti berharap hal ini menjadi pengetahuan dan pengalaman baru dalam proses akademik.

2. Bagi Profesi Fisioterapi

Dengan penelitian ini, diharapkan menjadi bahan referensi dalam

melaksanakan penelitian selanjutnya.

(6)

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dengan penelitian ini, diharapkan menjadi sumbangsih ilmu pengetahuan terkhusus pada perguruan tinggi dalam rangka mencapai pendidikan yang mapan.

E. Keaslian Penilitian

Tabel 1.1. Keaslian penelitian Peniliti,

tahun

Judul Metode Hasil Perbedaan

Widya Oryza, 2016

Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Div Bidan Pendidik Reguler Dalam Penyusunan Skripsi Di Universitas

‘Aisyiyah Yogyakarta

a. Metode Deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional b. Jumlah sampel 116 responden c. Alat ukur kuesioner dengan uji korelasi Chi Square

Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa tingkat akhir DIV Bidan Pendidik Reguler dalam penyusunan skripsi di Universitas

‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2016 dengan keeratan hubungan sedang.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan yakni teknik sampling yang menggunakan simple random sampling, uji korelasi, sampel penelitian mahasiswa profesi ners Universitas Muhammadiya h Malang, dan tempat

penelitian di kota malang

Leni Tri Wahyuni , 2018

Hubungan Stres Dengan Kualitas Tidur Mahsiswa Profesi Keperawata n Stikes

a. Metode analitik sampling dengan metode total sampling b. Jumlah sampel 46

Hasilnya menunjukkan 56,5% memiliki stres moderat dan kualitas tidur yang buruk 82,6 dengan nilai P >

0,001. Hasilnya tidak

Perbedaan

penelitian yang

akan dilakukan

yakni teknik

sampling yang

menggunakan

simple random

sampling, uji

korelasi,

(7)

Ranah Minang Padang Pada 2016

responden c. Alat ukur menggunaka n kuisioner dengan uji korelasi Chi Square

menunjukkan hubungan antara siswa profesional stres dan tidur kualitas S-1 Keperawatan STIKes Minang Padang pada 2016

sampel penelitian mahasiswa profesi ners Universitas Muhammadiya h Malang, dan tempat

penelitian di kota malang Eva

Susanti, Farida Halis Dyah Kusuma, Yanti Rosdiana , 2017

Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kualitas Tidur Pada Perawat Di Puskesmas Dau Malang

a. Metode cross sectional b. Jumlah sampel 32 responden c. Alat ukur menggunaka n Kuisioner dengan uji spearmen rank

Adanya

hubungan antara tingkat stres kerja dengan kualitas tidur pada perawat di puskesmas DAU Malang.

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan uji spearmen dengan nilai signifikansi

= (0,000) <

(0,050).

Penelitian ini menjelaskan bahwa setengah dari perawat yang bekerja di puskesmas DAU Malang

mengalami penurunan kualitas tidur sebesar 59,4%.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan yakni teknik sampling yang menggunakan simple random sampling, uji korelasi, sampel penelitian mahasiswa profesi ners Universitas Muhammadiya h Malang, dan tempat

penelitian di kota malang

Sabrina Dwi Putri, 2016

Hubungan Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Semester Vii Di Fakultas

a. Metode yang digunakan Cross Sectional b. Jumlah sampel 100 responden c. Alat ukur

Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur yang

dilaksanakan pada mahasiswa semester 7

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan yakni teknik sampling yang

menggunakan simple random sampling, uji

korelasi,

sampel

(8)

Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2016

Kuisioner dengan uji Chi Square

dengan signifikansi 0.0001 (CI 95%=11,978- 170,018) dan memiliki korelasi

kuat dan

bermakna (r=0,595, p=0,0001).

penelitian mahasiswa profesi ners Universitas Muhammadiya

h Malang, dan tempat penelitian di kota malang

Muham mad Iqbal, 2018

Hubungan Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Skripsi Di Program Studi Matematika Di Stkip Pgri Kabupaten Pacitan

a. Metode yang digunakan Deskriptif analitik dengan pendekatan Cross sectional b. Jumlah sampel 44 responden c. Alat ukur kuisioner dengan uji somer’s d

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa tidak adanya

hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur. Hal ini berdasarkan pada jumlah sampel yang diteliti sebesar 63,64%

mengalami kualitas tidur yang baik, sedangkan 45,5%

mengalami stres ringan.

Penelitian ini menggunakan uji somer’s day.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan yakni teknik sampling yang menggunakan simple random sampling, uji korelasi, sampel penelitian mahasiswa profesi ners Universitas Muhammadiya h Malang, dan tempat

penelitian di kota malang

Ronald Jefferson Martins et al, 2009

Stress Level and quality of sleep in subject with temporoman dibular joint dysfunction

a. Metode yang digunakan Random sampling b. Jumlah sampel studi terdiri dari 354 subyek dewasa (pria dan wanita) c. Data dikumpulkan menggunaka

180 dari total sampel (50,8%) memiliki tingkat TMD. Analisis Statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara tiga nilai stres dengan ada atau tidak adanya gangguan tidur, mengingat keseluruhan Skor PSQI > 5

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan yakni , uji korelasi, sampel penelitian mahasiswa profesi ners Universitas Muhammadiya h Malang, dan tempat

penelitian di

(9)

n kuesioner Fonseca untuk merekam tingkat TMD, Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk

menilai kualitas tidur dan skala penilaian penyesuaian sosial (SRRS) untuk rekor tingkat stres.

Data yang dianalisis menggunaka n Chi-Square tes pada tingkat 0,05 signifikansi.

sebagai indikator subjek dengan masalah tidur (P

< 0.01).

kota malang

Gambar

Tabel 1.1. Keaslian penelitian  Peniliti,

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi objektif tentang upaya kepala madrasah sebagai pemimpin yang meliputi: kepribadian kepala sekolah;

Untuk menemukan kapasitas beban maksimum yang dapat dipikul oleh balok sampai batas lendutan ijin, maka dilakukan analisa balok 2 D pada LUSAS dengan

Penelitian cross sectional yang dilakukan oleh Hershkovich dkk di Israel menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara peningkatan IMT dengan kejadian

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul

Kajian Proporsi Tepung Terigu dan Tepung Ubi Jalar Kuning serta Konsentrasi Gliseril Monostearat (GMS) terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Muffin.. Susana

Usaha yang dilakukan koperasi bertujuan membantu dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya, sedangkan usaha yang dilakukan badan usaha lainnya lebih mementingkan usahab. yang

Diagram tabung rata-rata jumlah koloni bakteri Shigella dysentriae pada media Mac Conkey Agar (MCA) dengan pemberian konsentrasi perasan daun pandan wangi (

Pengurusan Aset Alih di Pusat Tanggungjawab (PTJ) dikawalselia oleh Pegawai Aset yang telah dilantik yang bertanggungjawab sepenuhnya untuk menguruskan penerimaan,