• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN 1 K13 REVISI 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOKUMEN 1 K13 REVISI 2017"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan. Seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia dengan lahirnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 dan Nomor 161 Tahun 2014 dan Keputusan Menteri Agama Nomor 207 tahun 2014, maka berimplikasi bahwa madrasah harus memprsiapkan diri untuk melaksanakan kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, maka diperlukan suatu pedoman bagi madrasah dalam rangka penyusunan dan pengembangan dokumen KTSP pada setiap tahun pelajaran.

Penataan kurikulum pendidikan yang akan diterapkan merupakan salah satu target yang harus diselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada sektor pendidikan. Perubahan kurikulum dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing di masa depan. Alasan lain dilakukannya perubahan kurikulum adalah kurikulum sebelumnya dianggap memberatkan peserta didik. Terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga malah membuat para peserta didik terbebani. Masalah kurikulum pendidikan yang diubah melihat kondisi yang ada selama beberapa tahun ini. KTSP yang memberi keleluasaan terhadap guru membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah ternyata tak berjalan mulus. Karena tidak semua guru memiliki dan dibekali profesionalisme untuk membuat kurikulum. Yang terjadi guru hanya bisa mengadopsi kurikulum yang sudah ada. Untuk itu, kurikulum yang baru ini dibuat dan dirancang oleh pemerintah terutama untuk bagian yang sangat inti.

(2)

Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, sedangkan Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi sebagai satuan pendidikan menengah di lingkungan Kementerian Agama perlu menyusun dan mengembangkan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan). Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional dan tujuan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon.

Pengembangan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon melibatkan seluruh warga madrasah (Kepala, Guru, dan Staff) dan pemangku kepentingan lain (Yayasan, Komite Madrasah/Orang Tua Murid dan Konselor). Melalui Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon ini diharapkan pelaksanaan program-program pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon sesuai dengan potensi daerah dan lingkungan madrasah, karakteristik dan kebutuhan peserta didik dalam mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

(3)

yang dimaksud di antaranya religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan, serta tanggung jawab. Nilai-nilai melingkupi dan terintegrasi dalam seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya madrasah.

B. LANDASAN HUKUM 1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

a. Pendidikan madrasah (MI, MTs dan MA) di Jawa Barat memiliki akar budaya keberagamaan dan kekhasan masyarakat Jawa Barat dalam menentukan masa depan bangsa. Demikian pula kurikulum yang dikembangkan di madrasah perlu memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menjadi pewaris budaya bangsa dan dibarengi dengan penguasaan kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan. Oleh karena itu Kurikulum Madrasah harus merupakan kerangka pembudayaan keberagamaan nasional dan daerah sebagai ciri khas pendidikan madrasah;

(4)

mata pelajaran. Penyusunan KTSP perlu memberikan rambu-rambu perencanaan dan pengaturan pendidikan di madrasah dalam penguasaan disiplin ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu agama secara integratif; c. Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk pendidikan yang

menyiapkan generasi mendatang yang mampu menyelesaikan masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik. KTSP di madrasah perlu menyiapkan perencanaan dan pengaturan pendidikan madrasah dalam menyiapkan generasi mendatang yang berkontribusi terhadap perbaikan situasi dan kondisi kehidupan social budaya.

d. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

(5)

memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

f. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.

g. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

(6)

sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.

2. Landasan Teoritis Kurikulum

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di madrasah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

3. Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:

a. Permendikbud No.20 Th 2016 tentang Standar Kopetensi Lulusan

b. Permendikbud No.21 Th 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah

c. Permendikbud No.22 Th 2016 tentang Standar Pendidikan Dasar Dan Menengah

d. Permendikbud No.23 Th 2016 tentang Standar Penilaian e. Permendikbud No.24 Th 2016 Tentang Kopetensi Inti

(7)

f. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

g. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; h. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Pendidikan Nasionalsebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;

i. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

j. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; k. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

l. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian;

m. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses;

n. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;

o. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;

(8)

q. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64Tahun 2013 tentang Standar Isi;

r. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65Tahun 2013 tentang Standar Proses;

s. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian;

t. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

u. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

v. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

w. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

x. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

y. Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah;

z. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab;

C. TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM

(9)

1. Acuan pelaksanaan proses pendidikan untuk mencapai visi Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi ;

2. Acuan pelaksanaan proses pembelajaran untuk menghasilkan mutu lulusan yang berwawasan lingkungan, cerdas dan santun berbahasa berdasarkan keimanan, ketaqwaan serta membentuk generasi muslim yang beriman, bertaqwa, religius, terampil, kreatif, dan inovatif sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

3. Acuan bagi guru dalam mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran; 4. Pedoman pelaksanaan proses penilaian peserta didik di Madrasah

Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi;

5. Dasar pelaksanaann evaluasi dan program tindak lanjut dalam mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi.

D. PRINSIP PENYUSUNAN KURIKULUM

Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon terdiri dari dua kurikulum yang dikembangkan yaitu Kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas IX. Prinsip pengembangan kurikulum dikembangkan sesuai dengan relevansi setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi.

Pengembangan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kelulusan (SKL), serta berpedoman pada penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, dan petunjuk teknis dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, serta memperhatikan pertimbangan Komite Madrasah.

(10)

juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulummerupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.

Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalampengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.

Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip umum: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :

1. Prinsip relevansi;

(11)

relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis). 2. Prinsip fleksibilitas;

Dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.

3. Prinsip kontinuitas;

Adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.

4. Prinsip efisiensi;

Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.

5. Prinsip efektivitas;

Mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

(12)

pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.

Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan.

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat.

(13)

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon untuk kelas 7 dan kelas 8 (Kurikulum Nasional) sedangkan kelas 9 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

b. Beragam dan terpadu

(14)

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

(15)

a. Pengertian Kurikulum

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

b. Rasional Pengembangan 1) Tantangan Pengembangan

Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat Islam, agar dapat memahami secara benar ajaran Islam sebagai agama yang sempurna (kamil), kesempurnaan ajaran Islam yang dipelajari secara integral (kaffah) diharapkan dapat meningkatkan kualitas umat Islam dalam keseluruhan aspek kehidupanya. Agar ajaran Islam dapat dipelajari secara efektif dan efisien, maka perlu dikembangkan kurikulum pendidikan agama Islam sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Demikian pula dengan mata pelajaran Bahasa Arab yang sangat diperlukan sebagai alat untuk mempelajari dan mendalami sumber-sumber primer dari Pendidikan Agama Islam yang menggunakan Bahasa Arab terutama Mata Pelajaran Al-Qur’an dan Hadis.

(16)

Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan kemajuan teknologi tersebut. Perubahan yang terjadi dalam dua dasawarsa terakhir mengalahkan kecepatan dan dimensi perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia di abad-abad sebelumnya. Perubahan tersebut telah menjangkau kehidupan manusia dari tingkat global, nasional, dan regional serta dari kehidupan sebagai umat manusia, warga negara, anggota masyarakat dan pribadi.

Perubahan dan penyempurnaan tersebut menjadi penting seiring dengan kontinuitas segala kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Jenlink (1995) mengungkapkan bahwa masa depan akan berbeda secara dramatis dari masa sekarang, dan itu akan menuntut untuk dipersiapkan antisipasi terjadinya perubahan penting pada kehidupan. Dengan terjadinya perubahan tersebut diperlukan usaha untuk mengalihkan pola pikir dalam menatap tentang dunia yang begitu cepat mengalami perubahan hingga saat ini dan yang akan datang.

Pendidikan yang dalam hal ini kurikulum madrasah sebagai the heart of education (Klein, 1992) harus mempersiapkan generasi bangsa yang mampu hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan lokal yang mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Oliva (1982), kurikulum perlu memperhatikan perubahan yang terjadi di masyarakat, ilmu pengetahuan, kepemimpinan, dan politik. Perubahan yang dikemukakan di atas memberikan landasan kuat bagi perubahan suatu kurikulum di lingkungan madrasah.

(17)

Dengan adanya dokumen kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab ini, Kementerian Agama telah berupaya untuk mentransformasikan pemikiran yang menjembatani segala sesuatu yang telah ada saat ini (what it is) dengan segala sesuatu yang seharusnya ada di masa yang akan datang (what should be next) dalam suatu rancangan kurikulum yang fungsional dan aktual dalam kehidupan.

Sesuai dengan arah kebijakan dan penugasan secara khusus, selanjutnya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menjabarkan aspek yang berkenaan dengan pengembangan kurikulum dan penguatan pelaksanaan kurikulum satuan pendidikan dengan melakukan rekonseptualisasi ide kurikulum, desain kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum.

Rekonseptualisasi ide kurikulum merupakan penataan ulang pemikiran teoritik kurikulum berbasis kompetensi. Teori mengenai kompetensi dan kurikulum berbasis kompetensi diarahkan kepada pikiran pokok bahwa konten kurikulum adalah kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai kemampuan melakukan sesuatu (ability to perform) berdasarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal tersebut terumuskan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Ketetapan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Agama memperlihatkan arah yang jelas bahwa kurikulum baru yang dikembangkan perlu mempedulikan aspek-aspek potensi manusia yang terkait dengan domain sikap untuk pengembangan soft-skills yang seimbang dengan hard-skills, seiring dengan ruh Pendidikan Agama Islam itu sendiri.

(18)

mengembangkan kurikulum baru harus mampu mengaitkan antar konten kurikulum baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.

Selanjutnya dalam pengembangan kurikulum keseluruhan dimensi kurikulum, yaitu ide, desain, implementasi dan evaluasi kurikulum, direncanakan dalam satu kesatuan. Hal inilah sebenarnya yang menjadi inti dari pengembangan kurikulum (curriculum development).

Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Di samping itu, dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

2) Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

(19)

sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

3) Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

4) Penyempurnaan Pola Pikir

Untuk memenuhi pengembangan kerangka berpikir yang sesuai dengan kebutuhan, maka kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

(20)

b) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);

c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

d) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran peserta didik aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

e) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); f) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis

alat multimedia;

g) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

h) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

i) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. 5) Penguatan Tata Kelola

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

a) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;

(21)

c) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

6) Penguatan Materi

Penguatan materi sebagai proses tersistem dalam pembelajaran untuk memberikan bobot penguasaan materi esensial ataupun non esensial. Penguatan materi dimaksudkan untuk memperdalam dan memperluas tingkat penguasaan sesuai kompetensi dasar. Secara operasional penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

E. ACUAN OPERASIONAL PENYUSUNAN KURIKULUM

Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut;

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

(22)

karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. 5. Tuntutan dunia kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

7. Agama

Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.

8. Dinamika perkembangan global

(23)

mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

11. Kesetaraan Jender

Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.

12. Karakteristik satuan pendidikan

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

F. PROFIL MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA 1. Sejarah Madrasah

(24)

Awal berdirinya Madrasah Tsanawiyah ini diberi nama Madrasah Tsanawiyah Al Ma’arif. Madrasah ini berdiri di bawah naungan Yayasan. Pada tahun 1997 Madrasah berubah nama menjadi Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon hal ini tersebut dikarenakan Madrasah tersebut dikelola oleh Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Al Huda. YAPSI Al Huda adalah yayasan yang dimiliki oleh keluarga besar yaitu Mualim Ganda Al Huda (Alm).

2. Identitas Madrasah

a. Nama Madrasah : MTsS AL HUDA JAMPANGKULON

b. NSM : 121232020091 b. NPSN : 20277806

c. Alamat : Jalan : Raya Cibarusah

RT/RW : 24/08

Desa : Tanjung

Kecamatan : Jampangkulon Kabupaten : Sukabumi Provonsi : Jawa Barat

Kode POS : 43178

No. Telp : 0266 490246

E-mail : mts_alhudajampangkulon@yahoo.co.id d. Yayasan : YAYASAN AL HUDA JAMPANGKULON

Alamat : Jalan : Raya Jampangkulon Kp. Panglayungan

RT/RW : 24/08

Kelurahan : Jampangkulon Kecamatan : Jampangkulon Kabupaten : Sukabumi Provonsi : Jawa Barat

Kode POS : 43178

E-mail : mts_alhudajampangkulon@yahoo.co.id

3. Daftar Kepala Madrasah Setiap Periode

Tabel 1.1 Tabel Daftar Kepala Madrasah Setiap Periode Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017 No

.

Nama Kepala Madrasah Periode

1. Pan Supaendie 1976 – 2007

2. Oom Komariah, S.Pd. 2007 – 2011

(25)

4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

a. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah Al Huda

Tabel 1.2. Tabel Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

No Nama L/ 1. Bilal Abd. Mukarom, S.Pd.I L S1/PAI Kamad Sertifikasi 2. Asep Abd. Aziz, S.Pd.I. L S1/PAI GMP Sertifikasi

3. Iis Maesaroh, S.IP. P S1/IAN GMP Sertifikasi

4. Dasep TH., S.Ag L S1/PAI GMP Sertifikasi

5. Ali Sadikin, S.Stat. L S1/STATISTIK GMP Sertifikasi

6. Iksan Kurniawan, S.Pd. L S1/PAI GMP Sertifikasi

7. Yunadi Citalaksana, S.Pd. L S1/MIPA GMP Sertifikasi

8. Laesaria, S.Pd. P S1/PAI GMP Sertifikasi

9. Saepudin, A.Md. L D3/akuntansi GMP

-10. Yuli, S.Pd. P S1/ekonomi GMP Sertifikasi

11. Endang Tristiani, S.Pd.I P S1/PAI GMP Sertifikasi

12. Sadam Anugrah, S.Pd. L S1/PJKR GMP fungsional

13. Acep Hamdan BZ., S.Pd.I L S1 GMP

-14. Sunandar, S.Pd.I L S1/PAI GMP

-15. Muroh Ratnasari, S.Pd.I P S1/PAI GMP

-16. Dudi Dacep S., S.Sos L S1/Sospol GMP

-17. Nasrudin, S.Pd.I L S1/PAI GMP

-18 Asep Purnama, S.Pd.I L S1/PAI GMP

-19 Neni Kartika, S.Pd.I P S1/PAI GMP

-b. Tenaga Pendidik Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

Jumlah tenaga pendidik Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi dan kualifikasinya pada tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.3. Tabel Tenaga Pendidik Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

(26)

2 S2 0 0 0 0 0

3 D3 1 0 0 0 1

4 SMA 0 0 0 0 0

Jumlah 13 6 0 0 19

c. Tenaga Kependidikan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

Jumlah tenaga kependidikan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Kabupaten Sukabumi dan kualifikasinya pada tahun pelajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4. Tabel Tenaga Kependidikan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

No Tingkat

Pendidikan

Jumlah Staf Tata Usaha Jumlah

PNS / GT GTT

L P L P

1 S1 1 0 0 0 1

2 D3 0 0 0 0 0

3 D2 0 0 0 0 0

4 D1 0 0 0 0 0

5 SMA/Sederajat 1 1 0 0 2

Jumlah 2 1 0 0 3

Pada tahun 2016 diharapkan tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi memiliki jumlah dan kualifikasi akademik sebagai berikut :

a. sebanyak 100 % tenaga pendidik memiliki kualifikasi pendidikan S1; b. sebanyak 30 % tenaga kependidikan memiliki kualifikasi pendidikan

S1;

c. jumlah guru sebanyak 19 orang. 5. Data Peserta Didik

a. Data Peserta Didik dari Tahun ke Tahun

Data Peserta DidikMadrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon 5 Tahun Terakhir

Tabel 1.5. Tabel Data Peserta Didik dari Tahun ke Tahun Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017 Tahun

Pelajaran

KELAS VII KELAS VIII KELAS IX JUMLAH

(27)

Sisw

Tabel 1.6. Tabel Profil Ruangan Kelas Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

Kondisi

b. Profil Ruang Laboratorium , Keterampilan, Kesenian dan multimedia Tabel 1.7. Profil Ruang Laboratorium , Keterampilan, Kesenian dan multimedia

Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

(28)

Kura

c. Kondisi Sarana Prasarana Ideal

Pada tahun pelajaran 2017/2018 Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi diharapkan telah memiliki standar sarana prasarana yang ideal untuk memenuhi standar pelayanan pendidikan minimal bagi madrasah standar nasional sebagai berikut :

Tabel 1.8. Kondisi Sarana Prasarana Ideal Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017 No

. Jenis Kebutuhan

Jumlah

Kebutuhan Satuan Keterangan

1 Ruang Kelas 9 Ruang

2 Ruang Serba Guna 1 Ruang

3 Ruang UKS 1 Ruang

4 Ruang Lab. Media 1 Ruang

5 Ruang Lab. Bahasa 1 Ruang

6 Ruang Lab. IPA 1 Ruang

7 Ruang Kesenian 1 Ruang

8 Ruang Pramuka 1 Ruang

9 Ruang PMR 1 Ruang

(29)

11 Ruang Perpustakaan 1 Ruang

12 Ruang Toilet / WC 4 Ruang

13 Ruang Lab. Matematika 1 Ruang

14 Ruang Kantin Madrasah 2 Ruang

15 Ruang OSIS 1 Ruang

16 Ruang Wakasek / PKS 6 Ruang

17 Pemagaran 200 m

18 Kolam Relief 15 m2

19 Ruang Komite Madrasah 1 Ruang

20 Rumah Dinas 1 Ruang

21 Lahan Parkir 50 m2

22 Taman Bermain 25 m2

23 Lapang Olahraga 50 m2

24 Ruang Keterampilan 1 Ruang

d. Prestasi Akademik dan Non Akademik

Tabel 1.8 Tabel Prestasi Akademik dan Non Akademik Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017 No

. Tahun Prestasi Akademik dan Non Akademik Keterangan 1 2012 Juara 1 Volley Ball MAN Surade

Juara 1 Volley Ball MA Al Bisriyah Juara Umum 2 Hut Pramuka

2 2013 Juara 1 Marawis Darul Amal 3 2014 Juara 2 Hut Pramuka

4 2015 Juara Umum 2 LT Pramuka

Juara 2 Qasidah Rebana MA Nida Bahari Juara 1 Volley Ball Putra MA Al Bisriyah Juara 1 Pidato Bahasa Inggris KSM/Aksioma 5 2016 Juara 3 Lomba Singing Kontes

6 2017 Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Inggris Juara 1 Singing Kontes

Juara 1 MTQ

(30)

BAB II

VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN MADRASAH

A. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL JENJANG DASAR

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut."Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."

B. VISI MADRASAH DAN INDIKATOR VISI

Profil madrasah yang diinginkan di masa datang, tertuang melalui tujuan yang ingin dicapai oleh Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi, dengan rumusan visi madrasah sebagai berikut :

“Mewujudkan kualitas pendidikan yang mampu mengantarkan pesrta didik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mampu meanata diri hidup

bermasyarakat yang islami” Indikator Visi Madrasah :

1. Terbentuk sikap dan perilaku yang baik antar warga madrasah

2. Terlaksananya interaksi social antar warga madrasah dan masyarakat sekitar

3. Terlaksananya pengembangan Standar Isi/Kurikulum

4. Terpenuhinya standar pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kualitas sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP)

5. Terlaksananya standar proses pembelajaran secara optimal dan professional

(31)

7. Menciptakan generasi muda yang mampu bersaing dalam bidang akademik maupun non akademik.

C. MISI MADRASAH

Untuk mewujudkan visi, Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi merumuskan beberapa misi madrasah sebagai berikut :

1. Melaksanakan proses belajar mengajar secara profesional

2. Mendorong peserta didik untuk mampu bersaing dalam kebaikan 3. Memberdayakan umat dalam lingkungan pendidikan

4. Mengembangkan budaya islami dalam kehidupan sehari-hari

D. TUJUAN PENDIDIKAN MADRASAH

Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon adalah:

1. Meningkatkan Iman dan Taqwa seluruh warga madrasah;

2. Menyusun dan mengembangkan RPP kelas 7, 8, dan 9 untuk semua mata pelajaran;

3. Mengembangkan profesionalisme dan kopetensi tenaga pendidik dan kependidikan;

4. Mengembangkan strategi pembelajaran; 5. Mengembangkan bahan dan sumber pelajaran; 6. Mengembangkan strategi penilaian;

7. Mengembangkan pola pembelajaran; 8. Mengembangkan media pembelajaran;

9. Menerapkan implementasi model evaluasi pembelajaran;

10. Mengembangkan instrumen atau perangkat-perangkat soal-soal untuk berbagai model evaluasi;

11. Menerapkan model-model pembelajaran bagi siswa berprestasi, bermasalah, dan kelompok siswa lainnya;

(32)

14. Mengembangkan standar pencapaian ketuntasan belajar; 15. Meningkatkan KKM secara optimal;

16. Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik dan non akdemik; 17. Mengembangkan perangkat administrasi madrasah;

18. Melaksanakan supervisi dan monitoring oleh kepala madrasah;

19. Mengembangkan madrasah menuju tercapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM);

20. Menggalang partisipasi masyarakat;

21. Mengembangkan jaringan informasi akdemik di internal madrasah; 22. Memberdayakan potensi madrasah dan lingkungan;

23. Melaksanakan jaringan kerja secara vertikal dan horizontal; 24. Mengembangkan jalinan kerja dengan penyandang dana;

25. Menciptakan usaha-usaha di lingkungan madrasah dan sekitarnya.

E. RENCANA STRATEGIS MADRASAH

Rencana strategis madrasah yang diharapkan oleh Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon adalah sebagai berikut:

1. Nilai Ujian Nasional (UN) mencapai rata-rata lebih dari 7,70 2. Nilai KKM semua mata pelajaran mencapai rata-rata 71,00 3. 80% lulusan melanjutkan sekolah

4. 90% siswa hafal Juz’amma

5. 100% siswa bisa Baca Tulis Al Qur’an

6. 100% siswa santun berbahasa dalam pergaulan 7. 30% siswa bisa berbahasa inggris

8. 100% siswa menguasai komputer dan menggunakan internet 9. 100% siswa mentaati peraturan madrasah

10. 100% siswa menerapkan pola hidup bersih

11. 100% siswa memiliki wawasan lingkungan yang baik 12. PBM 100 % terlaksana sesuai kalender pendidikan.

(33)

14. KKM tersusun dan tersosialisasi kepada siswa dan orang tua siswa. 15. Laporan hasil belajar dan pembagian rapor terlaksana sesuai ketentuan. 16. Dokumen prestasi akademik terdokumentasikan 100 % dengan tertib. 17. Pengembangan silabus oleh guru terlaksana 100 %.

18. Kinerja Guru dalam Penyusunan Administrasi KBM dan perangkat Kurikulum K13 100 % baik.

19. Sikap positif guru untuk memajukan madrasah dan prestasi madrasah baik akademis maupun non-akademis 100 % baik.

20. Minat memanfaatkan laboratorium sebagai sumber belajar 100% baik. 21. Pemanfaatan perpustakaan madrasah sebagai media dan sumber belajar

mencapai 100%.

22. Pemanfaatan masjid madrasah sebagai media pembelajaran mencapai 100%.

23. Mengembangkan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar oleh pendidik secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. 24. Mengembangkan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil

(34)

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, dostribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.

Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan.

Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SMP/MTs antara lain Pramuka (Wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.

(35)

Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Disamping itu, tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara.

Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan itu.

Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan itu.

(36)

Gambar 3.1 Kerangka Struktur Kurikulum

Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)

1. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Umum a) Kompetensi Inti

Table 3.1. Tabel Kompetensi Inti

Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)

KOMPETENSI INTI

KELAS VII KOMPETENSI INTIKELAS VIII KOMPETENSI INTIKELAS IX 1. Menghargai dan

menghayati ajaran agama yang dianutnya.

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan

menghayati perilaku jujur,

disiplin, tanggungja wab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun,

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur,

disiplin, tanggungja wab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun,

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur,

disiplin, tanggungja wab, peduli

(37)

percaya diri, dalam

4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret

(38)

pelajaran dan alokasi waktu untuk kelas VII dan VIII Madrasah Tsanawiyah sebagai berikut:

Table 3.2 Tabel Muatan Kurikulum Mata Pelajaran K13 Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

Mata Pelajaran Alokasi Waktu Per Minggu Kelompok A Kelas VII Kelas VIII Kelas IX 1. Pendidikan Agama Islam

a. Al Qur’an Hadits 2 2 2

b. Akidah Akhlak 2 2 2

c. Fikih 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2

2. PPKn 3 3 3

3. Bahasa Indonesia 6 6 6

4. Bahasa Arab 3 3 3

5. Matematika 5 5 5

6. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

8. Bahasa Inggris 4 4 4

Kelompok B

1. Seni Budaya 3 3 3

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

3 3 3

3. Bahasa Sunda 2 2 2

4. Prakarya 2 2 2

5. BTQ 2 2 2

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 50 50 50

c) Beban Belajar Mata Pelajaran Umum

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

(39)

2) Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 21 minggu.

3) Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 21 minggu.

4) Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu.

5) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu.

d) Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:

1) kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;

2) kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;

3) kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan

4) kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

2. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab a) Kompetensi Inti Kurikulum

(40)

integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar (KD) pada kelas yang berbeda dapat dijaga.

Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, Kompetensi Inti juga memiliki multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa. Kedua, sikap sosial yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan sebagai sumber kompetensi. Apapun yang diajarkan pada mata pelajaran tertentu pada suatu jenjang kelas tertentu hasil akhirnya adalah Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang kelas tersebut. Tiap mata pelajaran harus mengacu pada Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Karena itu, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan Kompetensi Inti.

Kompetensi Inti akan menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang dapat dikontribusikannya dalam membentuk kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik. Ibaratnya, Kompetensi Inti adalah pengikat berbagai kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran.

(41)

(organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar.

Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan kompetensi dasar satu kelas dengan kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antar kompetensi yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

Rumusan Kompetensi Inti dalam buku ini menggunakan notasi: 1) KI-1 untuk Kompetensi Inti sikap spiritual, 2) KI-2 untuk Kompetensi Inti sikap sosial, 3) KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan (pemahaman konsep), 4) KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan. Urutan tersebut mengacu pada urutan yang disebutkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

(42)

2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya;

3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata; dan

4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. b) Mata Pelajaran Madrasah

Kompetensi Dasar dibutuhkan untuk mendukung pencapaian kompetensi lulusan melalui Kompetensi Inti. Selain itu, Kompetensi Dasar diorganisir ke dalam berbagai mata pelajaran yang pada gilirannya berfungsi sebagai sumber kompetensi. Mata pelajaran yang dipergunakan sebagai sumber kompetensi tersebut harus mengacu pada ketentuan yang tercantum pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, khususnya ketentuan pada Pasal 37.

Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk kompetensi, juga diperlukan beban belajar per minggu dan per semester atau per tahun. Beban belajar ini kemudian didistribusikan ke berbagai mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan dapat dihasilkan oleh tiap mata pelajaran. Mata Pelajaran dan beban belajar sesuai dengan point b) pada struktur muatan kurikulum mata pelajaran umum.

(43)

Sebagai rangkaian untuk mendukung Kompetensi Inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi dasar. Pencapaian Kompetensi Inti adalah melalui pembelajaran kompetensi dasar yang disampaikan melalui mata pelajaran. Rumusannya dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran sebagai pendukung pencapaian.

Kompetensi Inti, kompetensi dasar dikelompokkan menjadi empat esuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya, yaitu: 1). Kelompok kompetensi dasar sikap spiritual (mendukung KI-1) atau kelompok 1, 2). Kelompok kompetensi dasar sikap sosial (mendukung KI-2) tau kelompok 2, 3). Kelompok kompetensi dasar pengetahuan (mendukung KI-3) atau kelompok 3, dan 4). Kelompok kompetensi dasar keterampilan (mendukung KI-4) atau kelompok 4. Uraian kompetensi dasar yang rinci ini adalah untuk memastikan bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Melalui Kompetensi Inti, tiap mata pelajaran ditekankan bukan hanya memuat kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan proses yang berguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga memuat pesan tentang pentingnya memahami mata pelajaran tersebut sebagai bagian dari pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat kompetensi pengetahuan sifatnya dinamis karena pengetahuan masih selalu berkembang.

(44)

pesan sosial dan spiritual sangat penting yang terkandung dalam materinya.

Dengan kata lain, kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1) dan individual-sosial (mendukung KI-2) dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan (mendukung KI-4).

Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses pembelajaran dimulai dari kompetensi pengetahuan, kemudian dilanjutkan menjadi kompetensi keterampilan, dan berakhir pada pembentukan sikap. Dengan demikian, proses penyusunan maupun pemahamannya (dan bagaimana membacanya) dimulai dari Kompetensi Dasar kelompok Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3 dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 4.

Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3 dan 4 dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 1 dan 2. Proses berkesinambungan ini untuk memastikan bahwa pengetahuan berlanjut ke keterampilan dan bermuara ke sikap sehingga ada keterkaitan erat yang mendekati linier antara kompetensi dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

(45)

dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.

Lulusan Madrasah Tsanawiyah diharapkan memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Tabel Kompetensi Lulusan Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

Madrasah Tsanawiyah

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:

1. Berimandan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Berkarakter, jujur dan peduli

3. Bertanggung jawab

4. Pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5. Sehat jasmani dan rohani

Sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan kawasan regional.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, metakognitif pada tingkat tekhnis dan spesifik sederhana berkenaan dengan:

1. Ilmu pengetahuan 2. Teknologi

3. Seni, dan 4. Budaya

Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam kontek diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan kawasan regional

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak: 1. Kreatif

2. Produktif 3. Kritis 4. Mandiri 5. Kolaboratif 6. Komunikatif

Melalui pendekatan ilmiah sesui dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.

(46)

a. Perkembang psikologis anak b. Lingkup dan kedalaman c. Kesinambungan

d. Fungsi satuan pendidikan e. Lingkungan.

4. Standar Penilaian Pendidikan (Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016)

a. Pengertian

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut. 1) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.

2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.

(47)

4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

5) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 - 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

8) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. 9) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK

merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. 10) Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan

Gambar

Tabel 1.1 Tabel Daftar Kepala Madrasah Setiap PeriodeSumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
Tabel 1.2. Tabel Data Pendidik dan Tenaga KependidikanSumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
Tabel 1.5. Tabel Data Peserta Didik dari Tahun ke TahunSumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
Tabel 1.7. Profil Ruang Laboratorium , Keterampilan, Kesenian dan multimediaSumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 6, bisa kita lihat Cronbach Alpha variabel Iklan Media Sosial Instagram sebesar 0,833 ; Cronbach Alpha variabel Promosi Penjualan Media Sosial sebesar

Metode nilai hasil merupakan pengembangan teknik pengendalian grafik S sampai mampu menganalisis varians biaya secara stimulant sehingga dapat melihat kemajuan

Untuk melakukan penilaian kinerja dosen berdasarakan indeks kepuasan mahasiswa dapat menerapkan metode clustering K-Means. Data diperoleh dari mahasiswa melalui

Both Model 2 and Model 3 use the same instrumental variables, which are the fraction of male directors who work with female di- rectors (fem_exp) and the 2-digit industry

Bahan yang diperlukan adalah bibit anggrek phalaenopsis amabilis dalam botol siap pindah tanam (planlet), fungisida dithane, pupuk daun lengkap dengan N tinggi dekastar,

Untuk mereduksi waste unnecessary motion tersebut, rekomendasi perbaikan yang mungkin dapat diterapkan oleh perusahaan adalah memberikan tambahan fasilitas kerja

Salah satunya adalah guru sebagai pengelola kelas dituntut untuk mencari strategi pembelajaran yang dapat membawa pengaruh dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas

Hasil studi awal yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi ditemukan beberapa masalah yang sering muncul di rumah sakit tersebut yaitu kurangnya