PENGARUH IKLAN MEDIA SOSIAL, PROMOSI PENJUALAN MEDIA SOSIAL, PENJUALAN PERSONAL MEDIA SOSIAL, DAN BAURAN PROMOSI MEDIA SOSIAL TERHADAP PERSEPSI KONSUMEN PADA
CITRA MEREK THESTEDDY
(Studi Kuantitatif Pengaruh Iklan Media Sosial, Promosi Penjualan Media Sosial, Penjualan Personal Media Sosial, dan Bauran Promosi Media Sosial
terhadap Citra Merek TheSteddy Tahun 2021)
Rahma Nur Fadhilah Fajriyati Deniawan Tommy Chandra Wijaya
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Sebelas Maret
Abstract
The main purpose of a brand when it is established is sales. Sales can be said to be successful if the production process and marketing activities are balanced. Nowadays when society develop day by day, only do selling activity is certainly an outdated way, there needs more effort so a brand has value and identity in the minds of the public. Instagram is not only a place to sell but can be a social media to embed a brand image in a product.
This study aims to determine, describe, and analyze how the role of advertising on social media, social media promotion, personnel sales, and promotion mix affects public perceptions of TheSteddy’s brand image in 2021. Researchers took a sample of 100 from a total population of 280.000 followers on the Instagram account @steddystore.
Based on data processing, it can be concluded that there is no significant effect between Instagram Social Media Ads on the brand image of TheSteddy's products, The Indicator from the significance test (t test) produces a significance value of 0.400 which is greater than sig. 0.05 so that the H0 is accepted and the Ha is rejected. Then there is a significant effect between Social Media Sales Promotion on the brand image of TheSteddy's products. The indicator from the significance test (t test), it produces a significance value of 0.017 which is smaller than sig. 0.05 so the Ha is accepted. Social Media Personal Sales variables have a significant effect on Brand Image. The Indicator from the significance test (t test), it produces a significance value of 0.031 which is smaller than sig. 0.05. Finally, there is an influence caused by the Social Media Promotion Mix and Brand Image of TheSteddy's products. Based on the results of the significance test (t test), it produces a significance value of 0.128 which is greater than sig. 0.05 so the initial hypothesis (Ha) is rejected.
Pendahuluan
Semua aktivitas pemasaran berubah seiring kecanggihan teknologi. Metode produksi, pendistribusian, pemasaran, hingga penjualan sudah sangat berbeda jika dibandingkan era Revolusi Industri 1.0. Tidak heran jika kecerdasan buatan di era Revolusi Industri 4.0 juga dioptimalkan untuk proses penjualan barang dan jasa. Pemasaran sudah tidak terbatas di toko fisik saja tetapi sudah menceruk ke pasar online. Banyak sekali toko online yang tumbuh di abad 21, salah satunya adalah merek TheSteddy.
Semua aktivitas komunikasi pemasaran yang dilakukan TheSteddy tidak hanya bertujuan untuk menjual barang saja, karena TheSteddy suuah sangat optimis bahwa apa yang mereka produksi dan pasarkan akan terjual secara cepat. Terbukti dari pantauan peneliti, setiap kali TheSteddy meluncurkan produk baru, maka akan habis dalam hitungan jam. Oleh karena itu, TheSteddy ingin melangkah lebih jauh lagi dengan cara menanamkan Brand Value (Brand Image) atau citra merek di benak konsumen, dengan harapan ketika konsumen mendengar
produk “pakaian rajut” yang terlintas adalah produk milik TheSteddy secara positif.
Fakta bahwa TheSteddy tidak hanya berjualan knitwear pun dikemukan oleh pendirinya, Widya Sesarika. Dia berkata bahwa ada visi, misi, dan identitas brand (brand identity) yang hendak dia bawa ke pasar. Hal ini cukup menarik untuk diteliti karena masih sedikit toko online yang menggunakan strategi ini. Sesarika mengungkapkan, memang perlu adanya strategi komunikasi yang sengaja dirancang secara sistematis agar khalayak mengenal brand-nya secara utuh.
Dikutip dari Niagahoster.id (2019), dapat disimpulkan bahwa branding merupakan salah satu kunci utama kesuksesan sebuah bisnis. Dengan branding, sebuah merek akan dikenal masyarakat dengan mudah, memberikan posisi yang kuat dalam persaingan pasar, kepercayaan konsumen terhadap suatu merek akan meningkat, dan yang terakhir mendukung aktifitas pemasaran yang berkelanjutan.
Alasan penulis memilih TheSteddy adalah, TheSteddy tumbuh dari Kota Solo, sebuah kota yang masih jarang memproduksi produk fesyen terkenal dibandingkan kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Meski begitu, TheSteddy mampu menjaga eksistensinya selama 9 tahun, popularitasnya diukur dari jumlah pengikut di akun instagramnya @steddystore yang berjumlah 280.000. Dari pantauan peneliti, jumlah pengikutnya meningkat sebanyak 1000 per minggunya, jumlah yang cukup besar untuk ukuran toko online fesyen. Selain
itu, TheSteddy juga mengekspor pakaian rajutnya ke Malaysia, Singapura, dan Filipina.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1. Apakah Iklan Media Sosial Instagram @steddystore berpengaruh terhadap Persepsi Konsumen pada Citra Merek TheSteddy tahun 2021?
H2. Apakah Promosi Penjualan Media Sosial Instagram @steddystore berpengaruh terhadap Persepsi Konsumen pada Citra Merek TheSteddy tahun 2021?
H3. Apakah Penjualan Personal Media Sosial Instagram @steddystore berpengaruh terhadap Persepsi Konsumen pada Citra Merek TheSteddy tahun 2021?
H4. Apakah Bauran Promosi Media Sosial Instagram @steddystore berpengaruh terhadap Persepsi Konsumen pada Citra Merek TheSteddy tahun 2021?
Gambar 1: Kerangka Berpikir
Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Komunikasi
Aktivitas penjualan dan pemasaran tentu tidak bisa dipisahkan dari kegiatan komunikasi. Selalu ada tindakan persuasi dari penjual agar orang mau membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Lalu apa sebenarnya definisi komunikasi itu?
Menurut Cherry dalam Stuart (1983), istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin “Communis” yang artinya membuat kebersamaan dan
Iklan Media Sosial (X1)
Promosi Penjualan media Sosial (X2)
Bauran Promosi media Sosial (X4)
Penjualan Personal media Sosial (X3)
Citra Merek
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari bahasa Latin “Communico” yang artinya membagi (Cangara, 2002: 18).
2. Pengertian Gaya Hidup
Tuntutan gaya hidup saat ini telah memiliki makna lain terkait dengan identitas diri yang bersifat prestisius. Kondisi tersebut digambarkan oleh Veblen dalam The Theory of Leisure Class (Bekti, 2020) yang menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan adanya dorongan dan pola perilaku konsumsi masyarakat. Salah satu teori Veblen adalah teori tentang kecenderungan pola konsumsi yang disebut dengan conspicuous consumption atau pamer.
Menurut teori tersebut, yang perlu diperhatikan masyarakat adalah uang karena dengan uang atau harta yang dimiliki, mampu melakukan aktivitas pembelian sehingga dapat menaikkan status, harga diri, atau gengsi seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Kepemilikan harta yang tidak sedikit, membuat tiap individu berlomba-lomba untuk membeli barang yang dianggapnya sebagai tren pada saat tertentu.
3. Pengertian Strategi Komunikasi Pemasaran
Strategi Komunikasi pemasaran adalah perencanaan terhadap usaha apa saja yang dilakukan untuk menginformasikan kepada khalayak mengenai adanya produk maupun jasa yang ditawarkan dengan tujuan agar dibeli oleh masyarakat sehingga terciptalah keuntungan untuk produsen itu sendiri. Menurut Peter dan Olson (2010: 408), ada lima macam strategi komunikasi pemasaran yaitu iklan, promosi penjualan, penjualan personal, publisitas, dan bauran promosi. Bersama-sama merupakan bauran promosi yang dikelola secara strategis oleh pemasar untuk mencapai tujuan perusahaan. Berikut strategi yang biasa dipakai antara lain iklan, promosi penjualan, penjualan personal, publisitas, dan bauran promosi.
4. Pengertian New Media
Denis McQuail mendefinisikan new media atau media baru sebagai perangkat teknologi elektronik yang berbeda dengan penggunaan yang berbeda pula. Media elektronik baru ini mencakup beberapa sistem teknologi seperti: sistem transmisi (melalui kabel atau satelit), sistem miniaturisasi, sistem penyimpanan dan pencarian informasi, sistem penyajian gambar (dengan
menggunakan kombinasi teks dan grafik secara lentur), dan sistem pengendalian (oleh komputer). (McQuail, 1987: 16).
5. Pengertian Citra Merek
Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dalam benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam benuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan suatu merek, sama hal nya kita berpikir tentang orang lain.
Asosiasi ini dapat dikonseptualisasikan berdasarkan jenis, dukungan, kekuatan, dan keunikan. Jenis asosiasi merek, meliputi atribut, manfaat, dan sikap. Atribut terdiri dari atribut yang berhubungan dengan produk, misalnya desain, warna, ukuran, dan atribut yang tidak berhubungan dengan produk, misalnya harga, pemakai, dan citra penggunaan. Sedangkan manfaat mencakup manfaat secara fungsional, manfaat secara simbolis, serta manfaat berdasarkan pengalaman. (Ogi Sulistian, 2011).
6. Pengertian Psikologi Komunikasi
Secara singkat, psikologi komunikasi adalah ilmu yang mempelajari proses komunikasi antar manusia dengan menggunakan psikologi sebagai sudut pandang/perspektif dengan tujuan untuk mencapai komunikasi efektif. Komunikasi yang efektif paling tidak menimbulkan lima hal: pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan. (Rakhmat, 2005: 7- 12).
Fisher dalam Jalaluddin Rakhmat (2005: 7-12) menyebut empat ciri pendekatan psikologi pada komunikasi:
a. Penerimaan stimuli secara inderawi, b. Proses yang mengantarai stimuli, c. Prediksi respon,
d. Peneguhan respon.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif karena tujuannya adalah untuk menjelaskan hubungan korelasional antara variabel melalui pengujian hipotesis. Penelitian eksplanatori dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelasakan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan variabel lain.
Pengertian populasi adalah suatu kelompok individu besar dari sampel yang hendak diteliti. Populasi juga dikenal dengan istilah universe yang berarti keseluruhan objek, elemen, atau unsur atributnya yang akan diteliti. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah pengguna Instagram yang mem-follow atau mengikuti akun Instagram TheSteddy @steddystore, yaitu sebanyak 280.000 akun.
Besaran sampel ditentukan menurut dalam penelitian multivariate penentuan jumlah minimal sampel dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut (Ferdinand, 2006):
n = (25 x variabel independet) = 25 x 4 variabel independent n = 100 responden
Metode Analisis Data A. Uji Validitas
Uji validitas adalah sebuah derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya yang terjadi di lapangan dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti. Validitas sebagai salah satu derajat ketepatan atau keandalan pengukuran mengenai isi pertanyaan (Sugiyono, 2013: 124).
B. Uji Reliabilitas
Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik dan reliabel (Arikunto,
2010: 221). Data dinyatakan reliabel apabila nilai chronbach alpha (α) > 0,6.
Rumus uji reliabilitas diuraikan sebagai berikut:
t b k k rn 2 2 1 1 C. Analisis Regresi Linier Berganda
Digunakan bila penyebab diperkirakan lebih dari satu variabel (Kriyantono, 2006: 185). Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan fungsional antara variabel X1 (Iklan media Sosial), X2 (Promosi Penjualan media Sosial), X3 (Penjualan Personal media Sosial), X4 (Bauran Promosi media Sosial) terhadap Y (Citra Merek).
Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Untuk mengubah data ordinal menjadi interval, maka langkah yang digunakan yaitu
dengan menjumlahkan jawaban keseluruhan pada item kuesioner untuk diinput ke dalam aplikasi SPSS20.
D. Uji t
Uji beda rata-rata dengan sample saling bebas (independent Sampel t-test) adalah uji statistik parametrik untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan mean dua kelompok data yang independen atau tidak terkait. Syarat
– syarat dalam melakukan Uji t independen adalah sebagai berikut: a. Skala data interval/rasio,
b. Kelompok data saling bebas atau tidak berpasangan, c. Data per kelompok berdistribusi normal,
d. Data per kelompok tidak terdapat outlier, e. Varians antar kelompok sama atau homogen.
Sajian dan Analisis Data A. Uji Validitas
Uji validitas ini menguji 28 item pertanyaan untuk mengetahui apakah item-item tersebut sudah valid serta layak dilakukan perhitungan selanjutnya. Uji validitas yang digunakan adalah dengan menggunakan bantuan program SPSS20 yang menghubungkan antara skor per-item kuesioner dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian. Hasil dari olahan data akan menampilkan hasil correct item total correlatin (r hitung) pada kolom output masing-masing pertanyaan. Penelitian dengan 100 responden, (df) 100-2 sebagai konsultan level signifikasi 0,05. Apabila hasil r hitung > r tabel maka item pertanyaan kuesioner dianggap valid, semakin mendekati angka 1 maka semakin baik dan valid pertanyaan tersebut.
Tabel 1: Hasil Uji Validitas Variabel Iklan Media Sosial Instagram (X1)
Butir Sig. r tabel Corrected Item/
r hitung Keterangan X1.1 0,05 0,1946 0,572 Valid X1.2 0,05 0,1946 0,652 Valid X1.3 0,05 0,1946 0,714 Valid X1.4 0,05 0,1946 0,724 Valid X1.5 0,05 0,1946 0,575 Valid
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa r hitung seluruh item pertanyaan > r tabel. Maka seluruh pertanyaan dalam variabel “Iklan Media Sosial Instagram” dinyatakan Valid.
Tabel 2: Hasil Uji Validitas Variabel Promosi Penjualan Media Sosial (X2)
Butir Sig. r tabel Corrected Item/
r hitung Keterangan X2.6 0,05 0,1946 0,538 Valid X2.7 0,05 0,1946 0,691 Valid X2.8 0,05 0,1946 0,547 Valid X2.9 0,05 0,1946 0,666 Valid X2.10 0,05 0,1946 0,650 Valid
Sumber: Data primer olahan peneliti.
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa r hitung seluruh item pertanyaan > r tabel. Maka seluruh pertanyaan dalam variabel “Promosi Penjualan Media Sosial” dinyatakan Valid.
Tabel 3: Hasil Uji Validitas Variabel Penjualan Personal Media Sosial (X3)
Butir Sig. r tabel Corrected Item/
r hitung Keterangan X3.11 0,05 0,1946 0,710 Valid X3.12 0,05 0,1946 0,687 Valid X3.13 0,05 0,1946 0,688 Valid X3.14 0,05 0,1946 0,618 Valid X3.15 0,05 0,1946 0,643 Valid
Sumber: Data primer olahan peneliti.
Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa r hitung seluruh item pertanyaan > r tabel. Maka seluruh pertanyaan dalam variabel Penjualan Personal Media Sosial dinyatakan Valid.
Tabel 4: Hasil Uji Validitas Variabel Bauran Promosi Media Sosial (X4)
Butir Sig. r tabel Corrected Item/
r hitung Keterangan
X4.16 0,05 0,1946 0,646 Valid
X4.18 0,05 0,1946 0,761 Valid
X4.19 0,05 0,1946 0,667 Valid
X4.20 0,05 0,1946 0,677 Valid
Sumber: Data primer olahan peneliti.
Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa r hitung seluruh item pertanyaan > r tabel. Maka seluruh pertanyaan dalam variabel Bauran Promosi Media Sosial dinyatakan Valid.
Tabel 5: Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek (Y) Butir Sig. r tabel Corrected Item/
r hitung Keterangan Y.21 0,05 0,1946 0,516 Valid Y.22 0,05 0,1946 0,640 Valid Y.23 0,05 0,1946 0,407 Valid Y.24 0,05 0,1946 0,488 Valid Y.25 0,05 0,1946 0,515 Valid Y.26 0,05 0,1946 0,629 Valid Y.27 0,05 0,1946 0,560 Valid Y.28 0,05 0,1946 0,598 Valid
Sumber: Data primer olahan peneliti.
Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat bahwa r hitung seluruh item pertanyaan > r tabel. Maka seluruh pertanyaan dalam variabel Citra Merek dinyatakan Valid.
B. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat apakah kuesioner memiliki konsistensi/ keajegan apabila suatu saat kuesioner tersebut akan diujikan secara berulang. Uji reliabiltas dilakukan setelah kuesioner dinyatakan valid. Sehingga apabila hendak menguji reliabilitas, kuesioner tersebut haruslah sudah melalui uji validitas terlebih dahulu.
Menggunakan program SPSS20, metode yang digunakan dalam uji reliabilitas ini merupakan Cronbach Alpha, dengan ketentuan apabila nilai
Cronbach Alpha > 0,6 maka variabel tersebut dinyatakan reliabel. Berikut merupakan sajian masing-masing variabel yang telah melalui uji reliabilitas.
Tabel 6: Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Nilai
kritis
Cronbach Alpha
Keterangan
X1 Iklan Media Sosial
0,6 0,833 Reliabel
X2 Promosi Penjualan Media
Sosial
0,6 0, 822 Reliabel
X3 Penjualan Personal Media
Sosial
0,6 0, 854 Reliabel
X4 Bauran Promosi Media
Sosial
0,6 0, 846 Reliabel
Y Citra Merek 0,6 0,820 Reliabel
Sumber: Data primer olahan peneliti.
Berdasarkan tabel 6, bisa kita lihat Cronbach Alpha variabel Iklan Media Sosial Instagram sebesar 0,833 ; Cronbach Alpha variabel Promosi Penjualan Media Sosial sebesar 0,822 ; Cronbach Alpha variabel Penjualan Personal Media Sosial sebesar 0,854 ; Cronbach Alpha variabel Bauran Promosi Media Sosial sebesar 0,846 dan Cronbach Alpha variabel Citra Merek sebesar 0,820 ; yang ternyata seluruh variabel memiliki Cronbach Alpha > 0,60. Dapat disimpulkan bahwa keempat variabel, baik variabel independent ataupun variabel dependen dinyatakan reliabel atau memenuhi persyaratan dapat diujikan berulang-ulang.
C. Uji t
Uji t-test berfungsi untuk menguji seberapa pengaruh variabel independen dalam penelitian menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen secara parsial / sendiri-sendiri (Ghozali, 2012: 98).
Tabel 7: Uji t Parsial Variabel Iklan Media Sosial Instagram Variabel Nilai t
hitung
Nilai t
Iklan Media Sosial Instagram Citra Merek 0,846 1,964 0,400 Tidak signifikan
Sumber: Data primer olahan peneliti.
Berdasarkan tabel uji t di atas, diketahui bahwa variabel X1 Iklan
Media Sosial Instagram memiliki nilai signifikasi 0,400 lebih besar dari 0,05. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan pertama, bahwa apabila nilai signifikasi > 0,05 maka hipotesis 1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Iklan Media Sosial Instagram terhadap citra merek
Setelah melakukan uji t parsial dengan SPSS20 pada variabel Promosi Penjualan Media Sosial dan Citra Merek, maka didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 8: Uji t Parsial Variabel Promosi Penjualan Media Sosial Variabel Nilai t hitung Nilai t tabel Signifikansi Keputusan Promosi Penjualan Media Sosial Citra Merek 2,430 1,964 0,017 signifikan
Sumber: Data primer olahan peneliti.
Berdasarkan tabel uji t di atas, diketahui bahwa variabel Promosi Penjualan Media Sosial X2 memiliki nilai signifikasi 0,017 lebih kecil dari
0,05. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan pertama, bahwa apabila nilai signifikasi < 0,05 maka hipotesis diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Promosi Penjualan Media Sosial terhadap Citra Merek.
Setelah melakukan uji t parsial dengan SPSS20 pada variabel Penjualan Personal Media Sosial dan Citra Merek, maka didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 9: Uji T Parsial Variabel Penjualan Personal Media Sosial Variabel Nilai t Nilai t Signifikansi Keputusan
hitung tabel Penjualan Personal Media Sosial Citra Merek 2,195 1,964 0,031 signifikan
Sumber: Data primer olahan peneliti.
Berdasarkan tabel uji t di atas, diketahui bahwa variabel X3
Penjualan Personal Media Sosial memiliki nilai signifikasi 0,031 lebih kecil dari 0,05. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan pertama, bahwa apabila nilai signifikasi < 0,05 maka hipotesis diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Penjualan Personal Media Sosial terhadap Citra Merek
Setelah melakukan uji t parsial dengan SPSS20 pada variabel Bauran Promosi Media Sosial dan Citra Merek, maka didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 10: Uji T Parsial Variabel Bauran Promosi Media Sosial Variabel Nilai t hitung Nilai t tabel Signifikansi Keputusan Bauran Promosi Media Sosial Citra Merek 1.536 1,964 0,128 signifikan
Sumber: Data primer olahan peneliti.
Berdasarkan tabel uji t di atas, diketahui bahwa variabel X4 Bauran
Promosi Media Sosial memiliki nilai signifikasi 0,128 lebih besar dari 0,05. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan pertama, bahwa apabila nilai signifikasi > 0,05 maka hipotesis ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Bauran Promosi Media Sosial terhadap Citra Merek.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada responden yang merupakan
followers akun Instagram produk “pakaian rajut”, yang terlintas adalah produk milik TheSteddy, sebanyak 100 responden ikut serta dalam penelitian ini.
Didominasi oleh responden yang berdomisili dari luar Jawa Tengah sebanyak 40 orang (40%), dan sisanya responden yang berdomisili dari Kota Surakarta sebanyak 30 orang (30%) dan Yogyakarta dan Jawa Tengah. Setelah diolah pada SPSS20, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh kesimpulan tidak ada pengaruh yang signifikan antara Iklan Media Sosial Instagram terhadap citra merek produk TheSteddy. Dilihat dari Uji Signifikasi (Uji t) menghasilkan nilai signifikasi sebesar 0,400 yang nilainya lebih besar daripada sig. 0,05 sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis awal (Ha) ditolak. Dalam penelitian ini, bisa dikatakan ketika seseorang semakin sering menerima iklan media sosial Instagram dalam hal ini, akun Instagram produk TheSteddy, maka dapat tidak meningkatkan citra merek produk TheSteddy.
2. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh yang signifikan antara Promosi Penjualan Media Sosial terhadap citra merek produk TheSteddy. Dilihat dari Uji Signifikasi (Uji t) menghasilkan nilai signifikasi sebesar 0,017 yang nilainya lebih kecil daripada sig. 0,05 sehingga hipotesis awal (Ha) diterima. Dalam penelitian ini, bisa dikatakan ketika seseorang semakin sering mendapatkan promosi atau diskount melalui elektronik/ Instagram, maka dapat meningkatkan citra merek produk TheSteddy.
3. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh yang signifikan antara Penjualan Personal Media Sosial terhadap Citra Merek produk TheSteddy. Dilihat dari Uji Signifikasi (Uji t) menghasilkan nilai signifikasi sebesar 0,031 yang nilainya lebih kecil daripada sig. 0,05 sehingga hipotesis awal (Ha) diterima. Dalam penelitian ini, bisa dikatakan ketika seseorang mengetahui, melihat, merasakan, dan meyakini kesan positif maupun negatif terhadap produk TheSteddy melalui media komunikasi apapun, maka dapat meningkatkan citra produk TheSteddy.
4. Hipotesis ke-empat dan terakhir adalah terdapat pengaruh yang ditimbulkan oleh Bauran Promosi Media Sosial dan Citra Merek produk TheSteddy. Berdasarkan hasil uji Signifikasi (Uji t) menghasilkan nilai signifikasi sebesar 0,128 yang nilainya lebih besar daripada sig. 0,05 sehingga hipotesis awal (Ha) diterima. Dalam penelitian ini, bisa dikatakan ketika seseorang mengetahui, melihat, merasakan, dan meyakini kesan positif maupun negatif terhadap produk TheSteddy Bauran Promosi Media Sosial apapun, maka kurang dapat meningkatkan Citra produk TheSteddy.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Yogyakarta: Universitas Diponegoro.
Hafied Cangara. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Indra Setia Bakti. “Pamer Kemewahan: Kajian Teori Konsumsi Thorstein
Veblen”. [Jurnal]. Lhokseumawe: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, 2020.
Jalaluddin Rakhmat. (2005). Psikologi Komunikasi (edisi revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
McQuail, D. (1987). Teori Komunikasi Massa suatu pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ogi Sulistian. “Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas Pelanggan Rokok Gudang Garam Filter”. [Skripsi]. Kuningan: Fakultas Ekonomi Universitas
Kuningan, 2011.
Peter, J Paul dan Olson, Jerry C. (2010). Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Edisi keempat, Erlangga.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.