BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kultur Teknis 2.1.1 Pemeliharaan
Sasaran penanaman adalah agar proses tanam berjalan lancar, jumlah tegakan sesuai dengan rencana, waktu tanam yang tepat, dan biaya tanam yang rasional. Saat penanaman kondisi cuaca sudah harus diantisipasi misalnya curah hujan dalam 1 bulan >60 mm maka segera lakukan penanaman kelapa sawit, sebaliknya jika curah hujan 10 tahun pelepah minimum 40 pelepah.
Urutan pemberian pupuk tunggal biasanya dimulai dari pupuk N kemudian pupuk P, K dan Mg. Hama yang banyak menyerang saat periode TM diantaranya insecta, tikus, monyet dan babi. Penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit baik itu periode TBM maupun TM disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus. Jenis penyakit itu adalah crown disease, blas disease, marasmius dengan gejala yang berbeda dan serangan pada umur yang berbeda (Darmosarkoro dkk, 2000).
2.1.2 Pemanenan
Panen merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kualitas dan
kuantitas produksi. Kegiatan awal dari persiapan panen adalah
pembuatan/peningkatan mutu jalan. Tingkat kematangan buah kelapa sawit
dapat dilihat dari perubahan warna dan kriteria matang panen didasarkan pada
jumlah buah sawit yang sudah membrondol. Komposisi ideal untuk dipanen
yakni, 2 + 3 + 4 sebanyak 80%, fraksi 1 sebanyak 15% dan sisanya fraksi 5
sebanyak 5 %. Rotasi panen normalnya 15 hari, lalu 10 hari dan terakhir 7
hari. Tujuan peramalan produksi adalah untuk memudahkan pengaturan dan
pelaksanaan pekerjaan panen dikebun dan pengolahan, juga untuk
memudahkan penyediaan dan pengaturan transportasi. Pelaksanaan panen
dilakukan dengan 2 sistem yaitu sistem giring dan sistem tetap
2.2 Produktivitas Kelapa Sawit
2.2.1 Pengertian Produktivitas
Pengertian Produktivitas menurut Blocher, et al., (2007) menjelaskan bahwa ukuran produktivitas bisa dilihat dengan dua cara yaitu produktivitas operasional dan produktivitas finansial. Produktivitas opersional adalah rasio unit output terhadap unit input. Baik pembilang maupun penyebutnya merupakan ukuran fisik (dalam unit).
Ukuran produktivitas bisa mencakup seluruh faktor produksi atau fokus pada satu faktor atau sebagian faktor produksi yang digunakan perusahaan dalam produksi. Ukuran produktivitas yang memusatkan perhatian pada hubungan antara satu atau sebagian faktor input dan output yang dicapai disebut dengan ukuran produktivitas parsial. (Blocher, et al., 2007).
2.2.2 Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensisJacq)
Produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh karakteristik lahan yangberbeda pada setiap wilayah.Setiap kelas kesesuaian lahan (KKL) dapatsecara langsung dikaitkan dengan produksi kelapa sawit yang dapat dicapai.Belum tercapainya produksi yang optimal, berhubungan erat dengan kondisiiklim wilayah berfluktuasi musiman dan perlakuan kultur teknis tanaman kelapa sawit yang belum optimal. Produksi kelapa sawit marjinal berupa tandan buah segar (TBS) yang ditetapkan berdasarkan pendapatan marjinal (Sulistiyo, dkk, 2010).
Faktor kultur teknis adalah yang paling banyak mempengaruhi pertumbuhan
dan produksi. Beberapa faktor yang erat pengaruhnya antara lain: pembibitan,
pembukaan lahan, peremajaan,pembangunan penutup tanah kacangan,
penanaman dan penyisipan kelapa sawit, pemeliharaan tanaman belum
menghasilkan (TBM) pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM),
pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, panen, pengangkutan dan
Keberhasilan suatu usaha perkebunan ditentukan oleh :
a) Kemampuan pengusaha dalam mengelola atau melaksanakan manajemen sumber daya manusia
b) Faktor- faktor lingkungan sumber daya alam (iklim, tanah, dan topografi) bahan tanam, tindakan kultur teknis dan sebagainya.
c) Pengaruh kondisi ekonomi yang sedang berkembang pada waktu itu dilakukan.
Pola manajemen lapangan dan cara kerja di perkebunan kelapa sawit mempunyai ciri khas tersendiri yang berbeda dengan komoditas lain.
Kegiatan manajemen lapangan meliputi seluruh aspek pengusahaan kelapa sawit, yakni mencakup faktor - faktor men, money, material, machine dan market(Azan,2012).
2.3 Faktor-faktor produksi
Faktor yang mempengaruhi produktivitas dan pertumbuhan adalah tindakan kultur teknis. Beberapa faktor yang erat pengaruhnya antara lain adalah pembibitan,pembukaan lahan, peremajaan, pembangunan penutup tanah kacangan, penanaman kelapa sawit, konsolidasi kelapa sawit, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM), pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM), pengendalian hama penyakit, pemupukan panen, dan pengolahan.
(Prambudi dan Hermawan,2010).
Menurut Lubis (2008) bahwa produksi dan kualitas produksi mempengaruhi hasil produktivitas pada tanaman kelapa sawit,
Faktor Internal :
1. Produksi persatuan luas tergantung pada berbagai faktor dan hal ini tercermin oleh kelas kesesuaian lahannya beserta faktor penghambatnya.
2. Jenis tanah, defisit air, jenis bahan tanaman.
3. Kerapatan pohon juga banyak menentukan terutama pada umur 7-9 tahun
dimana panjang pelepah daun sudah akan mencapai maksimum.
seleksinya sangat lemah Faktor Eksternal :
1. Komposisi umur tanaman juga banyak berperan dalam produksi rata-rata kebun karena produksi perhektar juga sangat tergantung pada umur tanaman. Produksi tertinggi terdapat pada tanaman berumur 7-11 tahun.
Makin besar persentasenya maka akan tinggi rata-rata produksinya.
2. Keadaan topografi dan kondisi jalan sangat berkaitan apalagi pada musim hujan dapat menjadi kendala yang penting. Hal yang samadapatjuga terjadi pada areal yang sering tergenang dan daerah banjir. Karena kendala jalan maka tidak jarang panen menjadi tertunda, buah tidak terangkut pada hari panen dan banyak membusukdilapangan. Di samping itu banyak faktor lain yang perlu dikaji seperti keterampilan pemanen, premi panen dan lain-lain. Dua kebun yang bersebelahan kadang kala menunjukan perbedaan produksi yang besar dan hal ini dapat dipakai sebagai indikator mengambil kebijaksanaan.
Mutu kualitas panen perlu mendapat perhatian. Kehilangan minyak dan penurunan mutu sebagian besar dapat terjadi di lapangan (permanen), pengangkutan dan selama pengolahan dipabrik.
3. Aspek teknis agronomi (eksternal dan internal yang merupakan perpaduan antara pemilihan jenis varietas unggul dan upaya pengelolaan faktor lingkungan yang mampu menunjang pertumbuhan kelapa sawit hingga mampu mencapai produksi yang optimal).
2.3.1 Kelas Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa Sawit
Pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor luar maupun faktor dalam tanaman kelapa sawit itu sendiri, antara lain jenis atau varietas tanaman. Sedangakan faktor luar adalah faktor lingkungan, antara lain iklim dan tanah, dan teknik budidaya yang dipakai (Lubis, 2008).
Kesesuaian lahan merupakan keadaan tingkat kecocokan dari suatu lahan
Semakin banyak jenis tanaman yang dapat dikembangkan atau diusahakan di suatu wilayah, kemampuan lahannya semakin tinggi (Lubis dan Widanarko, 2011). Untuk mengetahui kelas kesesuaian yang cocok untuk tanaman kelapa sawit pada lahan mineral dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.1. Kriteria Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit Pada Tanah Mineral No Karakteristik
lahan Simbol Intensitas Faktor Pembatasan Tanpa (0) Ringan (1) Sedang (2) Berat(3)
1 Curah Hujan
(mm) H 1750 –
3000 >3000 1500 –
1250 <1250
2 Bulan Kering K <1 1 -2 2 – 3 >3
3 Elevasi (mdpl) L 0-200 200 - 300 300 – 400 >400 4 Bentuk Wilayah
(%) W <8 8 – 15 15 – 30 >30
5
Batuan di Permukaan dan
di dalam tanah (%volume)
B <3 3 – 15 16 – 40 >40
6 Kedalam efektif
(cm) S >100 100 - 75 75 – 50 <50
7 Tekstur tanah T
Lempung berdebu, lempung
liat berpasir, lempung berdebu, lempung berliat
Liat, liat berpasir, lempung berpasir, lempung
Pasir, lempung,
debu
Liat, berat, pasir
8 Kelas drainase D Baik, sedang
Agak terhambat
Cepat, terhambat
Sangat cepat, tergenang 9 Kemasaman
tanah A 5,0 - 6,0 4,0 -5,0 6,0 -6,5
3,5 -4,0 6,5 -7,0
<3,5
>7,0
(Sumber: Jurnal Penelitian Pertanian vol.14 Firmansyah, dalam Sipayung
2016)Berikut ini merupakan tabel klasifikasi kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit yang disajikan sebagai berikut:
Tabel 2.2. Klasifikasi Kelas Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit
Kelas Kesesuaian Lahan Kriteria
Kelas S1 (Sangat Sesuai) Unit lahan yang memiliki tidak lebih dari satu pembatas ringan (optimal)
Kelas S2 (Sesuai)
Unit lahan yang memiliki lebih dari 2 pembatas ringan dan tidak memiliki
lebih dari satu pembatas sedang
Kelas S3 (Agak Sesuai)
Unit lahan yang memiliki lebih dari 1 pembatas sedang dan atau tidak memiliki lebih dari satu pembatas berat
Kelas N1 (Tidak Sesuai Bersyarat)
Unit lahan yang memiliki dua atau lebih pembatas berat yang masih dapat
diperbaiki.
Kelas N2 (Tidak Sesuai Permanen) Unit lahan yang memiliki pembatas berat yang tidak dapat diperbaiki.
(Sumber: PPKS, 2016).
Produktivitas tanaman kelapa sawit ditentukan oleh karakteristik lahan yang berbeda pada setiap wilayah pengembangannya. Belum tercapainya produktivitas tersebut berhubungan erat dengan kondisi iklim yang berfluktuasi musiman (Purba, 2012).
Berikut potensi produksi tanaman kelapa sawit jenis Tenera secara umum
pada lahan kelas S1, S2, S3 disajikan pada Tabel 2.1
Tabel 2.3 Potensi Produksi Tanaman Kelapa Sawit Secara Umum Berdasarkan Kriteria Kelas Lahan.
Umur (Thn)
KKL S1 KKL S2 KKL S3
JT RBT TBS JT RBT TBS JT RBT TBS
3 22.0 3.2 9.0 18.1 3.1 7.3 17.9 3.0 7.0
4 19.2 6.0 15.0 17.6 5.9 13.5 17.4 5.3 12.0
5 18.5 7.5 18.0 17.3 7.1 16.0 16.6 6.7 14.5
6 16.2 10.0 21.1 15.1 9.4 18.5 15.4 8.5 17.0
7 16.0 12.5 26.0 15.0 11.8 23.0 15.7 10.0 22.0
8 15.3 15.1 30.0 14.9 13.2 25.5 14.8 12.7 24.5
9 14.0 17.0 31.0 13.1 16.5 28.0 12.9 15.5 26.0
10 12.9 18.5 31.0 12.3 17.5 28.0 12.5 16.0 26.0
11 12.2 19.6 31.0 11.6 18.5 28.0 11.5 17.4 26.0
12 11.6 20.5 31.0 11.0 19.5 28.0 10.8 18.5 26.0
13 11.3 21.1 31.0 10.8 20.0 28.0 10.3 19.5 26.0
14 10.3 22.5 30.0 10.0 20.5 27.0 9.6 20.0 25.0
15 9.3 23.0 27.9 9.2 21.8 26.0 9.1 20.6 24.5
16 8.5 24.5 27.1 8.50 23.1 25.5 8.3 21.8 23.5
17 8.0 25.0 26.0 7.8 24.1 24.5 7.4 23.0 22.0
18 7.4 26.0 24.9 7.2 25.2 23.5 6.7 24.2 21.0
19 6.7 27.5 24.1 6.6 26.4 22.5 6.0 25.5 20.0
20 6.2 28.5 23.1 5.9 27.8 21.5 5.5 26.6 19.0
21 5.8 29.0 21.9 5.6 28.6 21.0 5.1 27.4 18.0
22 5.1 30.0 19.8 5.0 29.4 19.0 4.6 28.4 17.0
23 4.8 30.5 18.9 4.6 30.1 18.0 4.2 29.4 16.0
24 4.4 31.9 18.1 4.2 31.0 17.0 3.8 30.4 15.0
25 3.9 32.4 17.1 3.8 32.0 16.0 3.6 31.2 14.0
Jumlah 249.0 481.1 553.0 235.0 463.0 505.3 228.0 442.0 461.2 Rata-rata 10.8 20.9 24.0 10.2 20.1 22.0 9.9 19.2 20.0