PENGARUH PERSEPSI KEMANFAATAN, KEMUDAHAN,
KREDIBILITAS, DAN FITUR LAYANAN TERHADAP
MINAT PENGGUNAAN BERULANG E-BANKING
(Studi pada Mahasiswa FE UII Yogyakarta)TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Disusun Oleh :
Nama : Giari Sampurno No. Mahasiswa : 07312289
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk ibundaku yang telah gregetan “ko suwi tenan selesainya”.
HALAMAN MOTTO
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia NYA kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini dengan lancar tanpa hambatan suatu apapun, dan tidak lupa shalawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya serta semua pengikutnya sampai akhir zaman.
Sebagai tugas akhir dan suatu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Islam Indonesia maka penulis menyusun skripsi dengan judul : “PENGARUH PERSEPSI KEMANFAATAN, KEMUDAHAN, KREDIBILITAS, DAN FITUR LAYANAN TERHADAP MINAT
PENGGUNAAN BERULANG E-BANKING”. Penulisan skripsi ini
dimaksudkan untuk mencoba menerapkan teori yang pernah penulis peroleh baik di bangku perkuliahan maupun dari fenomena kehidupan dan literatur dengan menerapkan fakta yang terjadi sesungguhnya, sehingga besar harapan penyusun agar dapat bermanfaat dan menyumbangkan sedikit masukan bagi ilmu
pengetahuan pada umumnya.
Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang membantu dari awal mula hingga terseleseikan skripsi ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga diantaranya :
1. Bapak Dr. Drs. Dwipraptono Agus Harjito, M.SiSelaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia,
2. Ibu Dra. Marfuah, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing Akademik,
4. Bapak Dekar, Ibu Isti, Bapak Sigit, selaku staff akademik kejurusan yang sudah banyak membantu,
5. Bos besar (ayahanda), Ibunda, serta adik-adikku yang kusayangi,
6. Teman-teman seperjuangan “Mahasiswa Abadi” FE UII 2007 – 2008,
7. Teman-teman kos Putra Nusantara yang senantiasa menggodaku dengan nikmat dunia (komputer dan traveling),
8. Teman-temanku lainnya yang telah mendukung yang tidak bisa disebutkan satu-persatu,
9. Semua pihak yang telah banyak membantu Penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Dengan iringan do’a semoga bantuan, dorongan, dan bimbingan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin Yaa Rabbal’Alamin. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi semua pembaca pada umumnya.
Yogyakarta_____________2015 Penulis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh bukti atas pengaruh persepsi kemanfaatan, kemudahan, kredibilitas, dan fitur layanan terhadap minat ulang menggunakan e-banking pada mahasiswa FE UII. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk kepentingan perbankan dalam terus memacu layanan e-banking dengan menarget kalangan muda.
Data yang digunakan dalam penilitian ini adalah data primer, dan pengumpulan data dilakukan dengan pembagian langsung kuisioner kepada mahasiswa FE UII tahun ajaran 2014-2015 dengan syarat pernah melakukan transaksi e-banking.
Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa ada pengaruh atas persepsi kemanfaatan, kemudahan, kredibilitas, dan fitur layanan terhadap minat ulang menggunakan e-banking.
Kata Kunci: Pengaruh persepsi, kemanfaatan, kemudahan, kredibilitas, fitur layanan, mahasiswa FE UII, TAM, e-banking.
ABSTRAC
This research has main purpose to analyze and getting evidences for the existence of the influence of perception of usefulness, easy of use, credibility, and service features toward continuous intention to using e-banking. Within the result, the writer hopefully this paper could be preference or at least a bit useful for third parties (in this case are banks) in order to maintain and boost-up their services of e-banking and focusing the college students as their prime target of operations.
The data used in this research are mostly primer. The method of achieving the data is using questioners that were spread amongst the students. This study was based on college students on FE UII for period 2014 – 2015 who has ever experience in operating e-banking transactions before hand.
The result is to be expected that it shows significant influence of the perceptions with the behavioral intention to re-use e-banking.
Key word: Influence, Perceptions, usefulness. Easy of use, credibility, service features, FE UII students, e-banking
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Bebas Plagiarisme ... ii
Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing ... iii
Berita Acara Ujian Skripsi ... iv
Halaman Persembahan ... v
Halaman Motto ... vi
Kata Pengantar ... vii
Abstrak ... ix
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel ... xiii
Daftar Gambar ... xiv
Bab 1 Pendahuluan ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Batasan Masalah ... 11
1.4 Tujuan Penelitian atau Tujuan Perancangan ... 11
1.5 Manfaat Penelitian ... 12
1.6 Sistematika Penulisan ... 13
Bab 2 Tinjauan Pustaka ... 15
2.1 Landasan Teori ... 15
2.1.1 Online Banking ... 15
2.1.2 Teori Technology Acceptance Model (TAM) ... 18
2.2 Penelitian Terdahulu ... 23
2.3 Kerangka Pemikiran ... 25
2.4 Perumusan Hipotesa ... 26
2.4.1 Persepsi Kemanfaatan terhadap Minat Penggunaan Ulang e-banking ... 26
2.4.2 Persepsi Kemudahan Penggunaan terhadap Minat Penggunaan Ulang E-banking ... 27
2.4.3 Persepsi Kredibilitas terhadap Minat Penggunaan Ulang E-banking .
... 28
2.4.4 Fitur Layanan Terhadap Minat Penggunaan Ulang E-banking ... 28
Bab 3 Metodologi Penelitian ... 30
3.1 Populasi dan Sampel ... 30
3.1.1 Populasi ... 30
3.1.2 Sampel ... 30
3.2 Metode Pengumpulan Data ... 32
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 33
3.4 Jenis dan Sumber Data ... 34
3.4.1 Metode Pengumpulan Data ... 35
3.5 Metode Analisis Data ... 35
3.5.1 Pengujian Validitas ... 36
3.5.2 Pengujian Reliabilitas ... 36
3.5.3 Asumsi Klasik ... 36
3.5.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 38
3.5.5 Pengujian Hipotesis ... 38
3.5.6 Koefisien Determinasi ... 41
Bab 4 Hasil dan Pembahasan ... 42
4.1 Pengumpulan Data ... 42
4.1.1 Uji validitas kuesioner uji coba ... 42
4.1.2 Uji reliabilitas uji coba ... 44
4.2 Pengolahan Data ... 45
4.2.1 Deskriptif Karakteristik Responden ... 45
4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 48
4.3 Analisis dan Pembahasan ... 57
Bab 5 Penutup ... 65
5.1 Kesimpulan ... 65
5.2 Saran atau Penelitian Berikutnya ... 66
Daftar Pustaka ... 68
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1 Penelitian Terdahulu ... 24
Tabel 3-1 Index Kuisioner ... 33
Tabel 4-1 Uji Validitas ... 43
Tabel 4-2 Uji Reliabilitas ... 44
Tabel 4-3 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45
Tabel 4-4 Karakteristik Berdasarkan Jenis Angkatan ... 45
Tabel 4-5 Karakteristik Berdasarkan Jurusan ... 46
Tabel 4-6 Karakteristik Berdasarkan Jenisa Bank ... 47
Tabel 4-7 Uji Normalitas ... 48
Tabel 4-8 Uji Heterokedastisita ... 49
Tabel 4-9 Hasil Uji Multikolinearitas ... 49
Tabel 4-10 Analisis Regresi Linier Berganda ... 50
Tabel 4-11 Uji t ... 53
Tabel 4-12 Uji F ... 55
Tabel 4-13 Koefisien Determinasi ... 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2-1 PIN Token ... 17
Gambar 2-2 Kerangka Pemikiran Teoritis... 26
Gambar 3-1 Kurva Uji t ... 39
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan Tekonologi Informasi (TI) yang semakin canggih telah
mempengaruhi berbagai sektor kehidupan, seperti sektor sosial, budaya (gaya
hidup,dll), ekonomi, pendidikan, dan juga sektor bisnis. Bagi kalangan
mahasiswa, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bukanlah hal baru.
Semakin canggihnya sistem komputerisasi serta semaraknya gadget smartphone
yang identik dengan kekuatan fitur internetnya serta dengan dukungan sistem
operasi yang mumpuni smenemani keseharian kehidupan mahasiswa.
Hampir setiap perguruan tinggi pun sekarang telah memberikan pelayanan
pembayaran kebutuhan SPP melalui ATM ataupun menggunakan E-Banking
(Perbankan Elektronik). Diluar kegiatan kampus pun, beragam variasi aktivitas
mahasiswa yang berhubungan dengan perbankan, seperti pengecekan saldo,
pembayaran pulsa, tiket, transfer dana, dan transaksi-transaksi e-banking lainnya.
Tidak salah jika perbankan mulai melirik dan menarget mahasiswa dengan
memberikan pelayanan-pelayanan dan kemudahan dalam menggunakan fasilitas
e-banking, sehingga mahasiswa dapat mengerti kebutuhannya dan memanfaatkan layanan yang diberikan oleh perbankan dalam menunjang kehidupan yang lebih
Jika menapak tilas masa lalu, selama tahun 1980-an programmer yang
bekerja pada bidang perbankan mulai datang dengan ide-ide untuk transaksi
perbankan online. Perkembangan e-banking pada awalnya di motori oleh
organisasi perbankan dan keuangan di eropa dan amerika serikat pada saat itu disebut “Rumah perbankan”. Pada awal 1980 saat computer dan internet belum banyak di kenal oleh masyarakat dunia dan tidak berkembang baik, penggunaan “perbankan rumah” terbuat dari mesin fax dan telepon unutk memudahkan orang yang menggunakan jasa bank. Lalu, penyebaranfasilitas internet dan pemrogramman membuat peluang “perbankan rumah” semakin besar. Tahun 1983, Nottingham building society (NBS) memelopori perbankan online pertama
di inggris. Layanan ini membentuk sebagian besar fasilitas internet perbankan
untuk diikuti. Fasilitas ini pada awalnya tidak berkembang dengan baik dan
membatasi jumlah transaksi untuk pemegang rekening. Fasilitas yang diambil ini
merupakan system yang diambil dari system prestel, system yang digunakan
departemen pos inggris. Sedangkan di amerika serikat layanan ini pertama kali
dikenalkan pada oktober 1994 baik (Chan dan Lu 2004: 21 dalam Sri Maharsi
2007). Yang dikembangkan oleh Stamford federal credit union , yang merupakan
lembaga keuangan. Sedangkan jika di Indonesia sendiri dikenalkan pada tahun
2001 yang pertama kali dikenalkan oleh Bank Central Asia(BCA).
Saat ini online banking sudah sangat marak penggunaanya. elektronik
banking bukan hanya menguntungkan pihak pelanggan pengguna jasa bank
datang ke bank untuk mengambil tabungan, menabung, atau sekedar mengecek
saldo mereka. Berbagai kemudahan yang ditawarkan online banking sekarang ini
sudah dapat di manfaatkan oleh sebagian besar nasabah, karena saat ini
Teknologi Informasi (TI) sudah dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat
baik golongan masyarakat kelas atas hingga golongan masyarakat golongan
bawah, tidak terkecuali mahasiswa. Selain kelebihan-kelebihan diatas yang
ditawarkan oleh elektronik banking, kelebihan lainnya yaitu misalnya
mentransfer uang ke rekening lain dengan Internet banking, membayar tagihan
listrik, membayar tagihan air, bahkan membeli pulsa secara online dari Internet
banking. Bahkan dewasa ini jual/beli barang/jasa dapat dilakukan secara online.
Mahasiswa yang notabene antusias dengan perkembangan fashion yang ingin
membeli barang dagangan secara online, tinggal mengakses e-banking tanpa
repot-repot mendatangi langsung toko yang bersangkutan. Internet banking
sekarang juga menawarkan kartu kredit online, pinjaman personal, dan akun
tabungan. Dan semua itu dilakukan secara online. Pelayanan internet banking
yang disediakan oleh bank dilakukan melalui situs bank, yang dapat diakses oleh
nasabah setiap saat tanpa harus datang ke bank. Fitur-fitur yang disediakan dalam
situs bank tersebut antara lain yaitu cek saldo, mutasi rekening sampai transfer,
melakukan pembayaran tagihan, kliring, pembukaan dan penutupan rekening, dan
lain-lain dapat dilakukan asalkan memiliki koneksi ke internet. Kemudahan
lainnya ialah karena situs itu sama seperti situs-situs lain pada umumnya,
sehingga nasabah dapat secara langsung mengakses layanan internet banking
(Marieta, 2010). Selain itu e-banking juga dapat memudahkan nasabah dalam hal
Baru-baru ini internet banking juga memberikan pelayanan diluar produk
perbankan seperti pembelian voucher isi ulang dan langsung dapat mendebet
rekening nasabah, pembayaran polis atau dapat melakukan pembelian saham
secara online.
Selain manfaat yang diperoleh dari banking untuk nasabah, layanan
e-banking juga memiliki manfaat tersendiri bagi pihak bank, seperti yang diungkapkan oleh Budi Raharjo: 2001. Manfaat tersebut meliputi:
1. Business expansion
Mesin ATM digunakan oleh bank sebagai penyedia layanan perbankan
yang dapat digunakan oleh customer tanpa harus antri di bank dan dapat
digunakan setiap saat tanpa harus terbatas dengan jam operasional bank
Dahulu sebelum adanya mesin ATM, bank harus membuka kantor cabang di
berbagai tempat agar dapat menjangkau semua nasabah di berbagai pelosok
wilayah (Sri Maharsi dan Yuliani, 2007). Tentunya ini akan membutuhkan
biaya yang sangat mahal, namun dengan adanya mesin ATM ini dapat
mengurangi biaya pembangunan kantor cabang. Tetapi permasalahan
kemudian muncul karena harga mesin ATM yang tidak murah dan
dibutuhkan banyak mesin ATM, yang kemudian akan menambah biaya
operasional bank. Dengan berkembangnya teknologi, pihak bank dapat
mengurangi biaya pembelian mesin ATM dan menggantinya dengan
membuka situs layanan e-banking. Layanan ini juga memiliki keunggulan
Nasabah, khususnya yang sering bergerak (mobile), akan merasa lebih
nyaman untuk melakukan aktivitas perbankannya tanpa harus membuka
account di bank yang berbeda-beda di berbagai tempat (Sri Maharsi dan Yuliani, 2007). Dia dapat menggunakan satu bank saja, karena dengan hanya
menggunakan satu account bank telah dapat memudahkan semua aktivitas
bisnisnya.
3. Revenue and cost improvement
Biaya untuk memberikan layanan perbankan melalui e-banking dapat
lebih murah daripada membuka kantor cabang (Sri Maharsi dan Yuliani,
2007). Pembukaan cabang baru justru akan menambah biaya tambahan yang
harus dikeluarkan oleh bank. Oleh sebab itu, layanan e-banking dapat
meminimalkan biaya-biaya tersebut.
4. Competitive advantage
Bank yang tidak memiliki mesin ATM akan sukar berkompetisi dengan
bank yang memiliki banyak mesin ATM. Demikian pula bank yang memiliki
e-banking akan memiliki keuntungan dibandingkan dengan bank yang tidak memiliki e-banking. Di masa yang akan datang, nasabah memiliki
kecenderungan untuk membuka accountdi bank yang memiliki fasilitas
e-banking (Sri Maharsi dan Yuliani, 2007). 5. New business model
E-banking memungkinkan adanya bisnis model yang baru (Raharjo, 2001). Sebagai contoh layanan perbankan baru dapat diluncurkan melalui
web dengan cepat. Ini merupakan keuntungan yang dapat dirasakan bank,
Selain diatas, bank juga akan lebih praktis dalam melayani nasabah dalam
melakukan transaksi karena jika nasabah melakukan transaksi denan
menggunakan fasilitas online banking maka teller bank tidak perlu melayani
nasabah secara manual. sehingga ini akan memudahkan teller karena jumlah
nasabah yang dating langsung ke bank akan berkurang dan ini akan membuat
bank mendapatkan keuntungan yang lebih . sehingga kesimpulannya semakin
banyak nasabah yang menggunakan online banking maka keuntungan yang di
dapat bank akan semakin bertambah besar. Pada akhirnya, jika bank mendapat
keuntungan maka bisa saja bank menawarkan tingkat suku bunga yang lebih
tinggi sehingga kembali dapat menguntungkan pelanggan.
Menilai dari popularitas yang sekarang, online banking akan terus popular
dan digunakan di masa yang akan datang. Individual dan pelaku bisnis yang
sebelumnya menolak untuk mengadopsi online banking sebagai alat komersial,
sekarang tidak akan mempunyai banyak pilihan lagi. Kecepatan sistem online
dalam melakukan transaksi akan mengalahkan metode tradisional sepenuhnya.
Bagaimanapun juga, perkembangan dari online banking akan tergantung dari
seberapa user-friendly nya fasilitas yang ada, penambahan fasilitas yang baru
yang akan ditambahkan dan bagaimana konsep dari online banking dikemas
sedemikian rupa untuk digunakan secara umum. Sayangnya sampai sekarang
bank dan pelanggan masih jarang sepakat dalam hal fasilitas mana saja yang
perbankan dan apa yang tersedia. E-banking membuka paradigma baru, struktur
baru dan strategi yang baru bagi retail bank, dimana bank menghadapi
kesempatan dan tantangan yang baru (Mukherjee dan Nath 2003).
Keberhasilan e-banking tergantung dari bagaimana nasabah menerima
sistem tersebut. Bagaimana nasabah bisa memanfaatkan fasilitas tersebut dan
mendapat kemudahan, serta merasa aman dan nyaman dalam menggunakannya.
Oleh karena itu, penting bagi pihak bank untuk mengetahui bagaimana para
konsumennya mengapresiasi jasa e-banking agar dapat membantu menemukan
rencana strategis dan meningkatkanpangsa pasar (Marieta, 2010). Dengan
demikian, isu penting bagi pihak bank ketika menerapkan e-banking adalah,
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan para
nasabah menggunakan jasa pelayanan e-banking.
Permasalahan tentang bagaimana nasabah dapat menerima dan
memanfaatkan layanan e-banking ini secara maksimal dapat dijelaskan dengan
menggunakan kerangka TAM (Theory Acceptance Model). Teori ini menawarkan
suatu penjelasan yang kuat dan sederhana untuk penerimaan teknologi dan
perilaku para penggunanya (Davis, 1989). Kerangka TAM merupakan model
yang dirancang untuk memprediksi penerimaan aplikasi komputer dan
faktor-faktor yang berhubungan dengannya (Widyarini, 2005). TAM bertujuan
untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan
(acceptance) pengguna dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu teknologi dalam suatu organisasi. TAM juga menjelaskan
hubungan sebab akibat antara keyakinan dan perilaku, tujuan atau keperluan,
serta penggunaan aktual dari pengguna suatu sistem informasi.
Menurut Davis (1989), ada dua konsep utama yang dipercaya dalam
penerimaan pengguna yaitu perceived ease of use dan perceived usefulness.
Perceived ease of use didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan seseorang bahwa, penggunaan teknologi dan sistem informasi akan mudah dan tidak
membutuhkan usaha yang keras. Perceived usefulness didefinisikan sebagai
tingkat kepercayaan seseorang bahwa, penggunaan sistem informasi
meningkatkan kinerja dalam pekerjaannya. Penggunaan e-banking ditentukan
oleh persepsi individu dan sikap yang pada akhirnya akan membentuk perilaku
seseorang dalam penggunaan suatu teknologi informasi.
Berdasar latar belakang diatas, penulis melakukan penelitian ini dengan
judul “PENGARUH PERSEPSI KEMANFAATAN, KEMUDAHAN,
KREDIBILITAS, DAN FITUR LAYANAN TERHADAP MINAT
PENGGUNAAN BERULANG E-BANKING”, dimana penelitian ini mencoba
menjelaskan apakah sebuah sistem akuntansi mampu memberikan manfaat,
kemudahan, rasa percaya dan kenyaman bagi pemakainya. Fokus penelitian ini
berada pada bagaimana intensitas perilaku nasabah dalam menggunakan layanan
e-banking. Persepsi nasabah akan kemanfaatan dan kemudahan yang ditimbulkan dari pemakaian e-banking akan menentukan sikap nasabah dalam penggunaan
menanggapi layanan e-banking ini baik, maka dapat dipastikan nasabah akan
berminat untuk melakukan penggunaan secara berulang. Semua aktivitas nasabah
tersebut akan memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan pendapatan
bank. Objek penelitian ini adalah nasabah layanan pengguna elektronik banking
dari kalangan mahasiswa UII Jogjakarta, Fakultas Ekonomi, tahun ajaran 2015.
1.2
Rumusan Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sektor
perbankan untuk dapat mendukung pelayanannya terhadap nasabah. E-banking
adalah salah satu produk inovasi yang dikembangkan oleh bank menjadi suatu
terobosan terbaru dalam proses bisnisnya. Layanan e-banking diyakini mampu
memberikan keuntungan bagi kedua pihak, yaitu pihak nasabah sebagai pengguna
layanan dan pihak bank sebagai penyedia layanan. Namun, manfaat dari layanan
e-banking tidak akan maksimal jika nasabah yang dalam hal ini adalah sebagai pengguna, tidak turut aktif dalam memaksimalkan penggunaan e-banking. Hal ini
disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi nasabah untuk menggunakan
antara lain manfaat, kemudahan penggunaan dari layanan tersebut dan
kredibilitasnya.
Pengukuran persepsi nasabah akan kemanfaatan, kemudahan pengunaan
dan kredibilitas menjadi sesuatu yang penting dalam hal menilai perilaku mereka
dalam minat penggunaan berulang e-banking. Persepsi dapat diartikan sebagai
akal pada ruang kesimpulan (Imam, 2012). Kemudian persepsi menjadi penting
karena perilaku individu didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan.
Oleh sebab itu, merupakan hal penting untuk mengukur bagaimana persepsi
nasabah tentang suatu layanan e-banking untuk dapat menilai bagaimana
penerimaan mereka terhadap sistem tersebut dan minat mereka dalam
menggunakan secara berkala layanan ini.
Semakin mudah layanan dioperasikan, maka akan menumbuhkan sikap
yang positif terhadap layanan yang diberikan. Apabila sikap terhadap penggunaan
layanan e-banking semakin meningkat,maka akan menimbulkan minat nasabah
untuk tetap menggunakan layanan tersebut. Hal ini yang kemudian akan
berdampak pada kesetiaan dari nasabah. Beberapa penelitian terdahulu masih
belum menunjukkan hasil yang konsisten tentang pengaruh persepsi
kemanfaatan, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kredibilitas, dan fitur
layanan terhadap minat penggunaan berulang e-banking. Seperti penelitian Sri
Maharsi dan Yuliani (2007), Ratih Wijayanti (2009), Marieta (2010), Irmadhani
dan Mahendra (2011), Feronica, dkk. (2011), Ulun dan Nuray (2011).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan diteliti
dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah persepsi kemanfaatan berpengaruh terhadap minat penggunaan ulang
e-banking?
2. Apakah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap minat
e-banking?
4. Apakah fitur layanan berpengaruh terhadap minat penggunaan ulang
e-banking?
1.3
Batasan Masalah
Untuk pelaksanaan penelitian, maka terlebih dahulu peneliti akan
menentukan apa sebenarnya yang akan diteliti. Agar sasaran pembahasan disini
dapat tercapai, maka disini peneliti hanya akan mengungkapkan pembatasan
masalah penelitian antara lain :
1. Responden dalam penelitian ini yaitu nasabah bank yakni mahasiswa FE UII
tahun ajaran 2014-2015 yang pernah dan ingin menggunakan kembali
e-banking.
2. Variabel yang digunakan dala penelitian ini ada 4 yaitu persepsi kemanfaatan
teknologi, kemudahan, kredibilitas dan fitur layanan. Sedangkan variabel terikat penelitian ini adalah minat menggunakan ulang.
1.4
Tujuan Penelitian atau Tujuan Perancangan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis pengaruh persepsi kemanfaatan terhadap minat penggunaan
ulang e-banking.
2. Menganalisis pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap minat
ulang e-banking.
4. Menganalisis pengaruh fitur layanan terhadap minat penggunaan ulang
e-banking.
1.5
Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk mengetahui
apa saja variabel-variabel dalam individu yang dapat memberikan pengaruh
dalam perilaku penggunaan internet, terkhusus e-banking. Serta memberikan
informasi mengenai pentingnya dan manfaat dalam pengungkapan
faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah menggunakan e-banking.
Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu
pengetahuan.
2. Bagi Bank
Manfaat yang dapat diberikan untuk dunia perbankan dari penelitian ini
yaitu, sebagai bahan referensi yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan informasi, untuk pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan dalam perusahaan. Dimana terkait dengan pengembangan sistem
e-banking dan strategi bank untuk menarik nasabah lebih banyak lagi. Karena pada dasarnya dengan pengelolaan aset dan modal yang efisien dan efektif
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada investor
bahwa kinerja suatu perusahaan itu sangat penting, karena berhubungan
dengan seberapa efisien dan efektif sebuah organisasi dapat menetapkan dan
mencapai tujuan yang diharapkan. Dimana kinerja perusahaan akan
digunakan investor untuk melihat sejauh mana perusahaan tersebut dapat
mempertahankan investasi mereka.
1.6
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan berisi informasi mengenai materi dan hal-hal yang
dibahas dalam tiap-tiap bab. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang
jelas mengenai penelitian yang dilakukan. Adapun sistematika penulisan dalam
penelitian ini dibagi menjadi lima (5) bab, yaitu:
Bab I : Pendahuluan
Pendahuluan menjelaskan latar belakang mengapa peneliti termotivasi
untuk menciptakan serangkaian mekanisme penelitian ini; rumusan
masalah yang membutuhkan jawaban; tujuan dan kegunaan penelitian;
serta sistematika penelitian.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam
penelitian ini, penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian
yang dilakukan, kerangka penelitian yang digunakan untuk memperjelas
maksud penelitian dan membentuk dalam berfikir secara logis serta
Bab III: Metode Penelitian
Berisi variabel penelitian dan definisi operasional variabel, penentuan
populasi dan sampel, jenis dan sumber data yang digunakan, metode
pengumpulan data, serta metode analisis data.
Bab IV: Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan merupakan bagian yang menjelaskan mengenai
deskripsi objek penelitian. Hasil penelitian berupa analisis data disertai
dengan pembahasan hipotesa.
Bab V : Penutup
Penutup merupakan bagian terakhir dalam penulisan skripsi. Bagian ini
menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil
pengolahan data, dan akan disampaikan pula keterbatasan-keterbatasan
yang terdapat dalam penelitian ini, serta saran-saran yang berkaitan
dengan penelitian sejenis yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.
Referensi yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada daftar
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Online Banking
Pikkarainen et.al. (2004: 204) mendefinisikan online banking sebagai
sebuah portal internet yang memungkinkan nasabah untuk menggunakan
berbagai layanan perbankan dari pembayaran tagihan hingga melakukan
investasi. Daniel (1999), Mols (1998) dan Sathye (1999) dalam Irmadhani dan
Mahendra (2011: 3) mendefinisikan online bankingsebagai beberapa aktifitas
perbankan yang memungkinkan nasabah dari bank yang bersangkutan untuk
dapat mengakses informasi yang tersedia mengenai laporan saldo, transfer,
pembayaran tagihan dan lain-lain via jaringan telekomunikasi tanpa perlu
meninggalkan rumah atau kantor mereka. Dari beberapa definisi diatas dapat
ditarik kesimpulan tentang pengertian online banking,yaitu suatu layanan yang
menggunakan portal internet yang dapat membantu nasabah melakukan aktivitas
transaksi dan aktivitas perbankan lainnya, tanpa harus datang ke bank dan dapat
digunakan dimanapun dan kapanpun. Ada dua tipe dari online banking yaitu:
2.1.1.1 Automatic Teller Machine (ATM)
Automatic Teller Machine adalah alat kasir otomatis tanpa orang, ditempatkan di dalam atau di luar pekarangan bank, yang sanggup untuk
mengeluarkan uang tunai dan menangani transaksi-transaksi perbankan yang
menggantikan sebagian besar fungsi dari sebuah bank hanya dengan sebuah
mesin walaupun ada beberapa fungsi yang tidak dapat digantikan menggunakan
mesin ATM, salah satunya adalah pencairan cek serta jual beli valas yang harus
dilakukan di bank.
2.1.1.2 E-Banking
Layanan e-banking merupakan layanan perbankan yang meliputi
Internet Banking, Mobile Banking, SMS Banking dan Phone Banking
(www.bi.go.id). E-banking adalah melakukan transaksi, pembayaran, dan
transaksi lainnya melalui internet dengan website milik bank yang dilengkapi
sistem keamanan. Dari waktu ke waktu, makin banyak bank yang menyediakan
layanan atau jasa e-banking yang diatur melalui Peraturan Bank Indonesia No.
9/15/PBI/2007 Tahun 2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam
Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum (wikipedia, e-banking).
E-banking memiliki macam-macam bentuk, produk yang paling dikenal adalah sebagai Internet Baking, merupakan layanan perbankan yang dapat
diakses melalui jaringan internet oleh nasabah, dengan menu-menut yang tersedia
dan cukup lengkap. Dari transfer, cek saldo, pembayaran tiket pesawat, tiket
kereta, tagihan listrik, telepon, dan transaksi-transaksi ekonomi lainnya. Untuk
melakukan transaksi ekonomi selain cek saldo melalui internet, dibutuhkan
sebuah token yang berfungsi sebagai sarana otentikasi manual, yang berbentuk
Gambar 2-1 PIN Token
Mobile banking merupakan suatu layanan perbankan yang dapat diakses langsung oleh nasabah melalui telepon selular dengan menggunakan menu yang
sudah tersedia di Subscriber Identity Module Card(SIM Card) atau biasa dikenal
dengan Menu Layanan Data atau SIM Toolkit.
Short Message Service Banking (SMS Banking) memiliki pengertian dan fungsi yang hampir sama dengan mobile banking. Hanya saja mobile banking
diakses dengan menggunakan menu yang sudah tersedia di dalam SIM card,
sedangkan SMS banking menggunakan media SMS Plain(SMS manual) untuk
mengakses layanan (www.bi.go.id).
Phone Banking adalah layanan yang memungkinkan nasabah untuk mengakses informasi dan layanan perbankan non-cash melalui telepon
(www.bi.go.id). Kebanyakan pelayanan phone bankingmenggunakan mesin
penjawab telepon otomatis dengan sistem keypad response. Jenis transaksi yang
ditawarkan dalame-banking berbeda-beda pada setiap bank, namun secara garis
besar jenis transaksi yang biasanya disediakan meliputi transaksi finansial dan
non-finansial (www.bi.go.id), antara lain transfer uang, cek saldo, mengakses
informasi, melakukan pembayaran, pembelian dan perubahan PIN (Personal
2.1.2 Teori Technology Acceptance Model (TAM)
Beberapa model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer,
di antaranya yang tercatat dalam berbagai literatur dan referensi hasil riset
dibidang teknologi informasi contohnya adalah Theory of Reasoned Action
(TRA), Theory of Planned Behaviour (TPB), dan Technology Acceptance Model
(TAM). Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA yang diperkenalkan
oleh Ajzen dan Fishbein (1980) dan diusulkan oleh Davis (1989), yaitu teori
tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang
terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Reaksi
dan persepsi pengguna teknologi informasi (TI) akan mempengaruhi sikapnya
dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhinya adalah persepsi pengguna terhadap kemanfaatan dan
kemudahan penggunaan TI sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks
pengguna teknologi. Sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan
kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan atau perilaku orang tersebut
sebagai tolok ukur dalam penerimaan sebuah teknologi.
TAM (technology acceptance model) mendeskripsikan terdapat dua faktor
yang secara dominan mempengaruhi integrasi teknologi. Faktor pertama adalah
persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi. Sedangkan faktor kedua adalah
persepsi pengguna terhadap kemudahan penggunaan teknologi (ease of use).
Kedua faktor tersebut mempengaruhi dan melandasi faktor-faktor lainnya dalam
orang-orang terhadap suatu sistem yang mendukung pemanfaatan teknologi.
Serta dalam menunjang kemudahan dalam menggunakan teknologi, orang-orang
akan juga mempertimbangkan tingkat pelayanan yang disediakan oleh sistem
tersebut.
2.1.2.1 Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness)
Persepsi kemanfaatan adalah tingkatan dimana pengguna percaya,
bahwa dengan menggunakan teknologi atau sistem akan meningkatkan kinerja
mereka dalam bekerja. Persepsi pengguna terhadap kemanfaatan dapat diukur
dari dua faktor utama sebagai berikut:
a. Kegunaan, meliputi beberapa dimensi ukuran yaitu menjadikan pekerjaan
lebih mudah, bermanfaat, dan dapat menambah produktivitas.
b. Efektivitas, meliputi beberapa dimensi ukuran yaitu dapat mempertinggi
efektivitas serta dapat mengembangkan kinerja pekerjaan.
2.1.2.2 Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use)
Persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologididefinisikan
Davis et al., (1989), Chin dan Todd (1995) sebagai suatu ukuran dimana
seseorang percaya, bahwa system komputerisasi dapat dengan mudah dipahami
dan digunakan. Persepsi ini kemudian akan berdampak pada perilaku, yaitu
semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem,
semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi (Igbaria, 2000).
Sedangkan menurut Davis (1989) pengertian perceived ease of use
merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya.
Konsep ini mencakup kejelasan tujuan penggunaan TI dan kemudahaan
penggunaan sistem untuk tujuan sesuai dengan keinginan pemakai.
2.1.2.3 Persepsi Kredibilitas (Perceived Credibility)
Perceived credibility atau sering disebut sebagai persepsi pengguna terhadap kredibilitas, didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya
bahwa sistem yang digunakan tetap menjamin keamanan dan privasinya (Wang
et.al 2003:501). Persepsi kredibilitas merupakan unsur dari pengukuran persepsi
risiko. Persepsi risiko adalah harapan subjektif konsumen yang menderita
kerugian dalam mengejar hasil yang diinginkan. Ini adalah konstruk
multi-dimensi dengan keseluruhan risiko yang dibagi menjadi kinerja, fisik, keuangan,
psikologis, kerugian sosial, dan waktu (Greatorex dan Mitchell, 1994). Namun,
risiko sulit untuk menangkap secara obyektif (Pavlou, 2001). Oleh karena itu,
relatif sulit dalam konteks e-banking, untuk mendefinisikan dan membedakan
secara konseptual setiap dimensi risiko, dan untuk mengidentifikasi dimensi
risiko potensial yang dapat mempengaruhi pengguna dalam menerima layanan
e-banking. Akibatnya, persepsi risiko tidak mudah berlaku untuk konteks penelitian ini karena multi-dimensi dan pengukuran masalahnya.
Kepercayaan adalah unsur penting dalam banyak hubungan transaksional,
dan menentukan sifat beragam bisnis dan tatanan sosial (Gefen et.al., 2003).
kredibilitas dan kebaikan dari target kepercayaan. Dimensi pertama dari
kepercayaan dan persepsi kredibilitas, adalah sejauh mana salah satu mitra
percaya bahwa mitra yang lain memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan secara efektif dan handal (Ganesan, 1994). Dapat dikatakan
bahwa, kepercayaan berdasarkan keahlian mitra dan reliabilitas berfokus pada
kredibilitas tujuan mitra lain dan harapan bahwa kata atau pernyataan tertulis dari
mitra itu dapat diandalkan. Dimensi kedua kepercayaan yaitu kebaikan, dimana
itu dapat diartikan sejauhmana salah satu mitra benar-benar tertarik dalam
kesejahteraan mitra lain, dan memiliki niat serta motif bermanfaat bagi pihak lain
ketika kondisi baru muncul, yaitu kondisi dimana komitmen tidak dibuat. Namun,
penelitian ini berfokus pada niat konsumen yang mungkin sekarang menjadi
non-pengguna e-banking. Oleh karena itu, kebaikan tidak mudah diterapkan dengan
konteks penelitian ini, karena memerlukan keakraban dan interaksi sebelumnya.
Persepsi kredibilitas biasanya impersonal dan bergantung pada reputasi,
informasi dan pemikiran ekonomi (Ba dan Pavlou, 2002). Hal ini lebih terkait
dengan penilaian seseorang dalam isu-isu privasi dan keamanan sistem
e-banking. Akibatnya, persepsi kredibilitas digunakan sebagai konstruk baru untuk mencerminkan masalah keamanan dan privasi dalam penerimaan e-banking.
2.1.2.4 Fitur Layanan (Service Features)
Fitur layanan merupakan salah satu faktor penting untuk menumbuhkan
kepercayaan bagi konsumen dalam memutuskan akan melakukan transaksi secara
percaya mereka dapat melakukan transaksi online secara konsisten dan lebih
lengkap sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan.
Penyedia layanan akan dituntut untuk memperlengkap fasilitas-fasilitas
layanan yang disediakan sehingga fitur layanan akan memberikan
kemudahan-kemudahan yang diperlukan pengguna dalam melakukan transaksi online,
sehingga konsumen akan tetap timbul niatan untuk terus menggunakan jasa
perbankan.
2.1.2.5 Minat untuk Menggunakan Kembali
Behavioral Intention to Reuse adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer
pada seseorang dapat diprediksi dari sikap dan perhatiannya terhadap teknologi
tersebut, contohnya keinginan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk
tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain.
TAM (technology acceptance model) adalah salah satu model perilaku
pemanfaatan teknologi informasi dalam literatur sistem informasi manajemen
(Dishaw dan Strong, 1999). Model ini menyediakan dasar teori untuk menelusuri
faktor yang menjelaskan pemakaian software dan menghubungkannya dengan
kinerja pemakai. TAM berfokus pada sikap terhadap pemakaian teknologi
informasi oleh pemakai dengan mengembangkannya berdasarkan persepsi
kemanfaatan dan kemudahan dalam pemakaian teknologi informasi. TAM
memprediksi tingkat akseptasi pemakai (user acceptance) dan pemakaian yang
berdasarkan persepsi terhadap kemudahan penggunaan manfaat teknologi
informasi. Implikasi akseptasi dapat dipelajari dengan menguji hubungan antara
akseptasi teknologi informasi dan dampaknya kepada pemakai individual.
Minat pemanfaatan teknologi berhubungan dengan cara perusahaan
merencanakan dan mengatur teknologi informasi dalam mencapai manfaat
potensial dan efektif (Croteau dan Bergeron, 1992). Teknologi informasi
diterapkan sesuai dengan strategi bisnis. Oleh karenanya, perusahaan dapat
mengadopsi berbagai tipe pemanfaatan teknologi tergantung pada strategi
bisnisnya.
Persepsi tentang kemudahan dalam menggunakan teknologi informasi
merupakan faktor yang dominan untuk menjelaskan persepsi dari kemanfaatan
dan penggunaan suatu sistem. Persepsi tentang manfaat mempunyai pengaruh
yang kuat terhadap penggunaan sistem. Pemanfaatan teknologi berhubungan
dengan perilaku menggunakan teknologi tersebut untuk menyelesaikan tugas.
Thompson et al melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan personal computer dengan menggunakan teori perilaku yang
diajukan oleh Triandis (1980). Pemanfaatan teknologi informasi merupakan
manfaat yang diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan
tugasnya, pengukurannya berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi
pemanfaataan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan.
Tabel 2-1 Penelitian Terdahulu
Nama (Tahun) Variabel Penelitian Metode Hasil
Sri Maharsi dan Behavioral Intention, SEM Minat menggunakan
Yuliani Mulyadi Computer Self internet banking(BI)
(2007) Efficacy, Perceived dipengaruhi oleh
Usefulness, Perceived manfaat internet
Ease Of Use, and banking (PU),
Perceived Credibility. kemudahan
menggunakan internet banking (PEU), dan kredibilitas internet banking (PC).
Ratih Wijayanti Personalisasi, Trust, Regresi
Personalisasi, trust, dan
(2009) Computer Self Berganda
computer self
efficancy
Efficancy, Perceived berpengaruh signifikan Usefulness, Perceived dan positif terhadap
Ease of Use perceived usefulness
dan perceived ease of use.
Wang et al (2003) Computer Self SEM Perceived Usefullness, Efficancy, Perceived Perceived Ease of Use, Usefulness, Perceived dan Perceived
Ease of Use, Credibility memiliki
Perceived Credibility, efek signifikan pada Behavioral Intention Behavioral Intention. Irmadhani dan Perceived Usefulness, Regresi Perceived Usefulness, Mahendra Adhi Perceived Ease of Linier Perceived Ease of Use, Nugroho (2011) Use, Computer Self Berganda Computer Self
Efficacy, Penggunaan Efficancy berpengaruh
Online Banking. positif dan signifikan
terhadap penggunaan online banking.
Ulun Akturan dan Perceived usefulness, SEM Perceived usefulness, Nuray Tezcan
Perceived Ease of
use, Perceived social Risk,
(2011) Perceived Benefit, Perceived benefit,
Perceived sosial risk, Perceived performance
Perceived risk signifikan dan
Performance risk, positif terhadap
Perceived Financial Attitude. Attitude risk, Perceived Time terbukti signifikan dan
risk, Intention to use Gilang Riski Persepsi Kemanfaatan
Persepsi Kemudahan Persepsi Resiko Persepsi Fitur
Persepsi Minat ulang
TAM
Persepsi Teknologi Informasi, Kemudahan, Resiko, dan Fitur terbukti signifikan mempengaruhi minat
ulang nasabah
menggunakan internet banking
Dasar penelitian ini adalah berdasar atas penelitian berdasar dari penelitian
saudara Gilang Risky (Undip, 2010) yang penelitiannya juga berdasar atas
penelitian sebelumnya oleh Sri Maharsi dan Yuliani Mulyadi tahun 2007 dengan judul: “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan Internet Banking dengan Menggunakan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM)”. Dengan mengubah objek penelitian menjadi e-banking secara umum serta merubah subjeknya menjadi kalangan mahasiswa UII Fakultas Ekonomi
Jojgakarta. Dimana penelitian ini mengambil dua variabel utama dari kerangka
Technology Acceptance Model (TAM) yaitu Perceived Usefulness (Persepsi Kemanfaatan) dan Perceived Ease of Use (Persepsi Kemudahan) sebagai variabel
intervening dengan menambahkan variabel Perceived Credibility (Persepsi
Kredibilitas) dan Fitur Layanan terhadap Minat Penggunaan Ulang.
2.3
Kerangka Pemikiran
Kerangka teoritis yang dikembangkan dalam penelitian ini, menggunakan
dasar pemikiran dari penelitian Sri Maharsi dan Yuliani. Penelitian yang
dikembangkan kali ini tetap menggunakan 4 variabel utama yang digunakan
berulang. Kerangka teoritis juga dikembangkan dari penelitian oleh Gilang Rizky
A. (2010), dengan mengubah variabel resiko menjadi persepsi kredibilitas
sebagai variabel eksogen dalam penelitian. Kerangka teoritis dalam penelitian ini
dapat dijelaskan dengan gambar dan dapat dilihat pada gambar 2.2:
Gambar 2.2
Gambar 2-2 Kerangka Pemikiran Teoritis
2.4
Perumusan Hipotesa
2.4.1 Persepsi Kemanfaatan terhadap Minat Penggunaan Ulang
e-banking
Persepsi Kemanfaatan adalah suatu tingkatan dimana seseorang percaya
bahwa suatu penggunaan teknologi tertentu akan meningkatkan prestasi kerja Persepsi Manfaat Persepsi Kemudahan Persepsi Kredibilitas Fitur Layanan Minat Penggunaan Ulang
Adhi Nugroho (2011) mendefinisikan persepsi kemanfaatan sebagai konstruk
kepercayaan seseorang bahwa penggunaan sebuah teknologi tertentu akan
mampu meningkatkan kinerja mereka. Meskipun usaha menurut setiap orang
berbeda-beda tetapi pada umumnya untuk menghindari penolakan dari
pengguna sistem atas sistem yang dikembangkan, maka sistem harus mudah
diaplikasikan oleh pengguna tanpa mengeluarkan usaha yang dianggap
memberatkan, dengan begitu pengguna akan mau menggunakan sistem
tersebut.Menurut Widyastuti, manfaat-manfaat layanan jasa bank melalui
internet akan segera nasabah dapatkan langsung tanpa banyak waktu yang
terbuang dan menghemat biaya bahkan ketika bank sedang tidak beroperasi
(hari libur). Hasil penelitian Chau dan Lai (2003) mengenai variabel persepsi
manfaat menunjukkan pengaruh positif signifikan dengan minat penggunaan
e-banking. Maka hipotesis yang akan diuji:
H1: Persepsi kemanfaatan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan
ulang e-banking.
2.4.2 Persepsi
Kemudahan
Penggunaan
terhadap
Minat
Penggunaan Ulang E-banking
Persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan
sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa, komputer dapat dengan
mudah dipahami dan digunakan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem
tersebut berguna maka dia akan bereaksi positif terhadap sistem tersebut dan akan
dari Chau dan Lai (2003) menunjukkan bahwa kemudahan penggunaan yang
dirasakan memiliki pengaruh positif signifikan pada minat penggunaan
e-banking. Maka hipotesis yang diuji berdasarkan uraian diatas adalah:
H2: Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap minat
penggunaan ulang e-banking.
2.4.3 Persepsi Kredibilitas terhadap Minat Penggunaan Ulang
E-banking
Perceived credibility atau sering disebut sebagai persepsi pengguna terhadap kredibilitas didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya
bahwa sistem yang digunakan tetap menjamin keamanan dan privasinya (Wang
et. Al. 2003:501). Apabila seseorang percaya bahwa sebuah sistem dapat
membantu segala hal yang dia butuhkan dan dapat menjaga hal-hal yang
dianggap penting maka dia akan merasa sistem tersebut dapat diandalkan. Ini
berkaitan dengan bagaimana nasabah merasa nyaman dan aman dalam
menggunakan elektronik banking, jika nasabah merasa hal tersebut dapat
terpenuhi maka tentunya rasa puas akan muncul seiring dengan penggunaannya.
Maka hipotesis yang diuji berdasarkan uraian diatas:
H3: Persepsi kredibilitas berpengaruh positif terhadap minat penggunaan
ulang e-banking.
2.4.4 Fitur Layanan Terhadap Minat Penggunaan Ulang
E-banking
konsumen ketika akan menggunakan fasilitas internet/mobile banking. Setiap
bank akan berlomba-lomba memberikan pelayanan yang terbaik, sehingga
konsumen akan merasa puas dalam menggunakan fasilitas bank tersebut. Dengan
itu diharapakan konsumen akan lebih mengandalkan layanan dari bank
bersangkut dalam melakukan transaksi ekonominya. dari penelitian Gilang
(2010) menunjukkan bahwa kemudahan penggunaan yang dirasakan memiliki
pengaruh positif signifikan pada minat penggunaan e-banking. Maka hipotesisnya
dari uraian diatas:
H4: Fitur layanan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan ulang
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari
satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti
(Djawranto, 1994 : 420).Populasi yang hendak diteliti dalam penelitian ini
adalah mahasiswa fakultas ekonomi UII Jogjakarta, tahun ajaran
2014-2015, yang pernah atau sedang menggunakan e-banking.
3.1.2 Sampel
Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak diteliti (Djarwanto, 1994:43). Menurut Sugiyono (1999) sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Menurut pendapat Supranto, (1994:27), Secara umum besarnya sampel yang
diperlukan sangat dipengaruhi oleh maksimum error (e) dan derajat kepercayaan
dalam penaksiran populasi tersebut, sehingga besarnya sampel dapat diketahui
sebagai berikut :
a. Dengan kepercayaan 95% dan error sampling sebesar 5% besar sampel dapat dihitung dengan rumus error (Supranto, 1994:28) :
b. Rumus tersebut tidak dapat digunakan secara langsung. Untuk menentukan
besar sampel, karena rumus tersebut besar p tidak diketahui. Tetapi karena
nilai p selalu berkisar antara 0 – 1, maka besar p (1-p) maksimum dapat
dicari:
Maksimum bila
harga maksimum f (p) adalah
: f (p) = p (1-p) f (p) = 0,5(1-0,5) f (p) = 0,25
c. Diketahui nilai z pada tingkat kepercayaan 95% adalah 1,96 maka besar sampel :
Jadi besarnya sampel yang digunakan pada penelitian ini sebesar 100, pembulatan dari 96,04. Sedangkan untuk pengambilan sampel teknik yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik accidental samplingdikenakan pada individu yang berdasarkan pertimbangan tertentu. Kriteria sampel yang diambil dalam penelitian adalah sekelompok mahasiwa FE UIItahun ajaran 2014/2015 yang pernah dan masih menggunakan e-bankingbaik menggunakan smartphone maupun laptop/computer dan mau berpartisipasi dalam pengisian kuesioner.
3.2
Metode Pengumpulan Data
Pengertian sumber data adalah informasi yang memiliki arti bagi penggunanya. Data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diambil serta dicatat untuk pertama kalinya. Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti data identitas responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupaka sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)
data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Dokumentasi
Adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui catatan-catatan yang ada dan sudah tersedia seperti data aplikasi nasabah dan lain-lain.
b. Kuesioner (angket)
Adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3-1 Index Kuisioner
No. Jawaban Kode Bobot
1 Sangat Tidak Setuju STS 1
2 Tidak Setuju TS 2
3 Cukup Setuju CS 3
4 Setuju S 4
5 Sangat Setuju SS 5
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Persepsi atas kemanfaatan menggunakan e-banking yaitu persepsi pengguna internet terhadap teknologi internet yang digunakan dan diukur melalui indikator :
a. Produktivitas
b. Kegunaan e-banking c. Efektivitas transaksi d. Mendukung aktivitas
2. Persepsi terhadap kemudahan menggunakan e-banking adalah persepsi mahasiswa terhadap kemampuan mereka dalam menggunakan e-banking yang diukur melalui indikator:
a. Efisiensi waktu
c. Kemudahan operasional e-banking. d. Penggunaan yang fleksibel
3. Persepsi atas kredibilitas yang persepsi pengguna atas tingkat kepercayaan dalam melakukan transaksi menggunakan e-banking yang diukur melalui indikator:
a. Besarnya resiko b. Keamanan transaksi c. Kebutuhan transaksi d. Jaminan privasi dari bank
4. Fitur layanan adalah persepsi nasabah(mahasiswa) terhadap layanan yang disediakan e-banking. Adapun indikator variabel ini adalah :
a. Kelengkapan fasilitas transaksi
b. Kesesuaian fasilitas dengan kebutuhan c. Keamanan fasilitas dari virus/malware d. Biaya penggunaan fasilitas
5. Minat menggunakan ulang adalah keinginan nasabah untuk menggunakan kembali e-banking yang diukur melalui indikator yaitu:
a. Keinginan menggunakan e-banking di masa mendatang b. Kesesuaian penggunaan e-bankingdengan kebutuhan c. Dukungan dalam menggunakan e-banking
d. Keinginan merekomendasikan e-banking
penggunanya. Sumber data dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FE UII yang pernah dan ingin menggunakan ulang e-banking.
3.4.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam upaya memperoleh data yang dapat dipercaya kebenarannya, tepat pada waktunya dan memberikan gambaran permasalahan secara keseluruhan digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Kuesioner (daftar pertanyaan)
Yaitu dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden untuk memperoleh jawaban yang sesuai dengan penelitian.
2. Interview
Yaitu tanya jawab atau wawancara secara langsung kepada responden agar memperoleh data yang lengkap dengan pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis persamaan regresi linier berganda, uji t, uji F, koefisien determinasi dan asumsi klasik (multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan normalitas). Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut :
3.5.1 Pengujian Validitas
Pengujian validitas digunakan untuk menguji sejauh mana alat pengukur dapat mengungkapkan ketepatan gejala yang dapat diukur. Alat ukur yang digunakan dalam pengujian validitas adalah daftar pertanyaan yang telah diisi oleh responden dan akan diuji hasilnya guna menunjukkan valid tidaknya suatu data. Bila valid, ketetapan pengukuran data tersebut akan semakin tepat alat ukur tersebut. Kuesioner dikatakan valid apabila r hitung (Corrected Item TotalCorelation) > r tabel dan kuesioner dikatakan tidak valid apabila r hitung < r tabel
3.5.2 Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur reliabilitas ini adalah dengan rumus koefisien alpha.
Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai alpha cronbach lebih besar dari 0,6 dimana pada pengujian reliabilitas ini menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 13.
3.5.3 Asumsi Klasik
1) Uji Multikolonieritas
korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel – variabel ini tidak ortogonal. Variabel o rtoganal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antara sesama variabel bebas sama dengan nol. Menganalisis matriks korelasi variabel–variabel beb as. Langkah menganalisis asumsi multikolinieritas yaitu jika nilai VIF lebih kecil dari angka 10 maka tidak terjadi problem multikolinieritas. Dan jika nilai VIF lebih dari angka 10 maka terjadi problem multikolinieritas.
2) Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji
heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap, maka disebut homoskedastis dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Cara yang digunakan dalam pengujian ini adalah dengan
Uji Glejser. Uji ini dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel
independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara
variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas. 3) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
(Ghozali, 2009). Dalam penelitian ini uji normalitas digunakan dengan
metode one sample Kolmogorov-Smirnov yang menggunakan taraf signifikan
5%. Sehingga data dikatakan berdistribusi normal apabila tingkat
signifikansinya lebih besar dari pada alpha 5%.
3.5.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan perhitungan regresi
linier berganda, digunakan untuk bersama-sama persepsi kemanfaatan, kemudahan, resiko, dan fitur layanan. Model persamaan analisis regresi penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan model persamaan sebagai berikut :
y = o + 1 x1 + 2 x2 + 3 x3 + 4 x4 + e
Keterangan :
o = koefisien konstanta
1, 2, 3, 4 = koefisien regresi
x1 = Persepsi terhadap kemanfaatan
x2 = Kemudahan
x3 = Resiko
x4 = Fitur layanan
Y = Minat menggunakan ulang
E = error
3.5.5 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan terhadap hipotesis statistik menggunakan uji t dan uji
Uji t adalah uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terdiri dari persepsi kemanfaatan, kemudahan, risiko dan fitur layanan terhadap variabel dependen minat nasabah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Ho : Tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
H1: Ada pengaruh antara variabel independen terhadap dependen. b) Taraf uji α = 0,05
c) Uji satu sisi d) Rumus t hitung
Keterangan : t = t hitung
b1 = koefisien regresi
SE b1 = standar error koefisien regresi
Hasil dari pengujian di atas yang menggunakan uji t adalah :
Daerah penolakan H0 Daerah penolakan H1 atau penerimaan H1 atau penerimaan H0
0
t
tabel thitung
Uji F adalah pengujian secara simultan (bersama-sama) untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel independen antara lain persepsi kemanfaatan, kemudahan, risiko dan fitur layanan terhadap variabel dependen minat mahasiswa. Rumusan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Ho : Tidak adanya pengaruh antara variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen
H1: Ada pengaruh antara variabel independen secara simultan
terhadapvariabel dependen. b) Taraf uji α = 0,05 c) Degree of freedom : dk = k: n-k-1 F R 2 /k R 2 ) / n k 1 (1 Keterangan : F = F hitung R = koefisien determinasi n-k-1 = degree of freedom
Hasil dari uji F adalah sebagai berikut :
Daerah penolakan H0
Daerah penolakan H0
0
F
tabel Fhitung
3.5.6 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi yang kecil mengindikasikan kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah biasa terhadap jumlah variabel independent yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted
R2dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai dari penyusunan
kuesioner dengan jenis tertutup dimana jawaban atau opsi responden sudah
disediakan. Dalam penyusunan kuesioner terdiri dari 5 jenis pertanyaan yang
dibedakan menjadi 5 variabel yaitu persepsi kemanfaatan (perceived usefulness),
persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), persepsi kredibilitas
(perceived credibility), fitur layananan (service features) dan minat penggunaan
ulang e-banking dengan masing-masing 4 item pertanyaan.
Penyusunan pertama dalam pembuatan kuesioner penelitian adalah
melakukan rancangan kuesioner membuat item-item pertanyaan untuk
masing-maisng variabel. Kemudian dilakukan uji validasi kepada 30 responden yang
homogen dengan responden yang nantinya untuk penelitian dengan skala besar.
Uji coba dilakukan untuk melihat sejauh mana kuesioner yang dibuat dapat
diterima oleh responden sebelum melakukan uji skala besar. Berdasarkan hasi uji
coba dengan 30 responden diperoleh hasil sebagai berikut:
4.1.1 Uji validitas kuesioner uji coba
Hasil uji validitas untuk item pertanyaan untuk masing-masing variabel
Tabel 4-1 Uji Validitas Item-Item Corrected
Item-Total
Correlation R kritis Keterangan
PT1 0,946 0,3 Valid PT2 0,947 0,3 Valid PT3 0,902 0,3 Valid PT4 0,904 0,3 Valid PK1 0,386 0,3 Valid PK2 0,716 0,3 Valid PK3 0,560 0,3 Valid PK4 0,632 0,3 Valid PKR1 0,929 0,3 Valid PKR2 0,964 0,3 Valid PKR3 0,884 0,3 Valid PKR4 0,979 0,3 Valid PLF1 0,822 0,3 Valid PLF2 0,713 0,3 Valid PLF3 0,818 0,3 Valid PLF4 0,675 0,3 Valid MU1 0,665 0,3 Valid MU2 0,905 0,3 Valid MU3 0,676 0,3 Valid MU4 0,773 0,3 Valid
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS
Berdasarkan tabel 4.1 di atas diperoleh nilai correlated item total untuk
melihat item pertanyaan yang valid atau tidak valid. Dari tabel di atas diperoleh
seluruh nilai item pertanyaan memiliki nilai r hitung lebih besar dari nilai r kritis.
Oleh karena itu item pertanyaan dari setiap variabel pada kuesioner yang
dinyatakan valid sebanyak 20 item, sehingga dapat disimpulkan item-item