• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN BUPATI BUOL NOMOR U TAHUN 2016 TENTANQ TATA CARA PERGE8ERAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERATURAN BUPATI BUOL NOMOR U TAHUN 2016 TENTANQ TATA CARA PERGE8ERAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN BUPATI BUOL NOM OR U TAHUN 2016

TENTANQ

TATA CARA PERGE8ERAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN TANG M AHA ESA BUPATI BUOL

M enim bang: a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 160 ayat (7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nom or 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, tata cara pergeseran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah diatur dalam Peraturan Kepala Daerah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a, perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati;

M engingat: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tam bahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 3569);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3688);

3. Undang-undang Republik Indonesia Nom or 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotism e (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3851);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nom or 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Morowali

(2)

dan Kabupaten Banggai Kepulauan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 179, Tambahan Lembaran Negara 3900);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 4286);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 4355);

7. Undang-undang Republik Indonesia Nom or 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nom or 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 4400);

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nom or 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nom or 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

11. Undang-Undang Republik Indonesia Nom or 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pem erintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

12. Undang-Undang Republik Indonesia Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nom or 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

(3)

13. Undang-Undang Republik Indonesia Nom or 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nom or 123);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah tiga kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom or 21 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nom or 47, Tam bahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nom or 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nom or 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 4574);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 4575);

22. Peraturan Pemerintah Nom or 56 Tahun 2005 tentang Sistem Inform asi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nom or 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 4576);

(4)

23. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

24. Peraturan Pemermtah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nom or 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 4578);

25. Peraturan Pemermtah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nom or 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 4585);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nom or 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 4593);

27. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang M ilik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pem erintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Ferubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang M ilik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nom or 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 4855);

28. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nom or 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

29. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

30. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Fembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pem erintah Daerah Provinsi dan Pem erintah Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

31. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nom or 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

32. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nom or 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 4826);

(5)

33. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pcndanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lcmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829);

34. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4972);

35. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nom or 36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;

36. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang- Undangan;

37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nom or 21 Tahun 2011 Perubahan kedua Atas Peraturan M enteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

38. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016;

39. Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nom or 05 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Buol Tahun 2009 Nomor 05);

MEMUTUSKAN

M enetapkan: PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PEROESERAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BA BI

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimakaud dengan :

1. Pemerintah Pusat, yang selaiyutnya disebut Pem erintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang m em egang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Buol.

(6)

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD, adalah lem baga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pem erintah daerah.

5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan pem erintah daerah yang dibahas dan disetiyui bersama oleh pem erintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

6. Satuan K eija Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran / pengguna barang.

7. Satuan K eija Pengelolaan Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada pem erintah daerah selaku pengguna anggaran/ pengguna barang, yang ju ga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.

8. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah Kepala Satuan K eija Pengelolaan Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut dengan Kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.

9. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya TAPD adalah tim yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan dipim pin oleh Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri Pejabat Perencana Daerah, PPKD dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.

10. Pergeseran anggaran adalah perubahan dan/atau pergeseran anggaran belanja daerah yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan K eija Perangkat Daerah (DPA-SKPD).

11. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.

12. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPPA-SKPD adalah dokumen yang memuat perubahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh pengguna anggaran.

13. Target K in eija adalah kehiaran/hasil dari kegiatan/program yang akan dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

14. Sasaran (target) Program adalah hasil yang diharapkan dari suatu program.

15. Keluaran (output) adalah barang atau ja s a yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program.

16. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

(7)

BAB n

DASAR PERGESERAN

Anggaran Pendapatan dan Belaqja Daerah (APBD) Pasal2

1. Dalam pelaksanaan anggaran, tidak tertutup kemungkinan adanya perubahan dan dinam ika yang berkembang, atau adanya ketentuan peraturan perundang-undangan dan adanya kebyakan pemerintah yang bersifat strategis, sementara anggaran yang tercantum dalam APBD belum menampung hal tersebut, maka dalam rangka tertib administrasi anggaran, apabila dalam tahun anggaran beijalan terdapat perubahan anggaran belanja yang tercantum dalam APBD, maka untuk pelaksanaan anggaran belanja dim aksud dapat dilakukan pergeseran anggaran.

2. Pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, antar kelompok belanja, antar jen is belanja, antar obyek belanja, dan antar rindan obyek belanja serta perubahan/pergeseran uraian rincian obyek belanja dilakukan dengan cara mengubah peraturan kepala daerah ten tang Penjabaran APBD dan diform ulasikan dalam DPPA- SKPD.

3. Anggaran yang mengalami perubahan baik berupa penambahan dan/atau pengurangan akibat pergeseran harus dijelaskan dalam kolom keterangan peraturan kepala daerah tentang Perubahan Penjabaran APBD.

BAB m

JENI8 PERGESERAN APBD Pasal3

1. Pergeseran/perubahan uraian rincian obyek belanja dalam rincian obyek belanja berkenaan.

2. Pergeseran anggaran antar rincian obyek belanja dalam obyek belanja berkenaan.

3. Pergeseran anggaran antar obyek belanja dalam jen is belanja berkenaan.

4. Pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, antar kelompok belanja, antar jen is belanja, antar obyek belanja, dan antar rincian obyek belanja serta perubahan/pergeseran uraian rincian obyek belanja karena adanya ketentuan peraturan perundang- undangan dan adanya kebyakan pemerintah yang bersifat strategis.

BAB IV

KRITER1A PERGESERAN APBD Pasal4

1. Pergeseran/perubahan uraian rincian obyek belanja dalam rindan obyek belanja berkenaan dapat dilalmlmn sepanjang :

a) pergeseran/perubahan uraian rindan obyek belanja dalam rindan obyek belanja berkenaan dilakukan pada obyek belanja, jenis belanja, kelom pok belanja;

b) tidak mengubah maksud subtansi awal rincian obyek belanja sebelum permohonan pergeseran disampaikan;

c) tidak mengubah lokasi uraian rincian obyek belanja.

(8)

d) tidak mengubah target kin eija belanja, s e p e rti:

1) tidak mengubah sasaran program; dan 2) tidak mengubah keluaran (output) kegiatan.

2. Pergeseran anggaran antar rindan obyek belanja dalam obyek belanja berkenaan dapat dilakukan sepanjang masih dalam jen is belanja berkenan,

3. Pergeseran anggaran antar obyek belanja dalam jen is belanja dapat dilakukan sepanjang masih dalam kelompok belanja berkenan.

4. Pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, antar kelompok belanja, antar jen is belanja, antar obyek belanja, dan antar rindan obyek belarya serta pergeseran uraian rin d an obyek belanja dapat dilakukan karena adanya ketentuan peraturan perundang- undangan dan adanya kebijakan pemerintah yang bersifat strategis.

BAB V

MEKANISME PERSETUJUAN PERGESERAN APBD Paaal 5

1. Pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan jen is belanja sebagaimana dimaksud dalam Perm endagri Nomor 13 Tahun 2016 Pasal 154 ayat (1) huruf b yang beberapa diubah terakhir Permandagri Nomor 21 Tahun 2011 Perubahan kedua Atas Peraturan M enteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dengan beserta pergeseran antar obyek belanja dan jen is belanja dan antar rin dan obyek belanja diformulasikan dalam DPPA - SKPD.

2. Pergeseran antar rindan obyek belanja dalam obyek belanja berkenan, dapat dilakukan atas persetujuan PPKD.

3. Pergeseran antar obyek belanja dalam jen is belanja berkenaan dilakukan atas persettyuan Sekretaris Daerah.

4. Pergeseran anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan dengan cara mengubah peraturan kepala daerah tentang Penjabaran APBD sebagai dasar pelaksanaan, untuk selanjutnya dianggarkan dalalm rancangan dalam rancangan peraturan daerah tentang Perubahan APBD.

5. Pergeseran Anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jen is belanja dapat dilakukan dengan cara merubah peraturan daerah tentang APBD.

6. Anggaran yang mengalami perubahan baik berupa penambahan dan/atau pengurangan akibat pergeseran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dijelaskan dalam kolom keterangan peraturan kepala daerah tentang Penjabaran Perubahan APBD.

7. Pergeseran anggaran belanja melalui penerbitan Peraturan Bupati tentang Penjabaran Pergeseran APBD dilakukan cukup 1 (satu) kali dalam tahun anggaran berkenaan, kecuali adanya perubahan ketentuan peraturan perundang-undangan dan adanya perubahan kebijakan pem erintah yang bersiiat strategis.

BAB VI

TUGAS PIHAK TERKAIT Pasal 6

1. Dalam kegiatan pergeseran anggaran, SKPD m em iliki tugas sebagai berikut:

(9)

a. mengevaluasi pelaksanaan anggaran tahun beijalan dalam rangka efisiensi dan cfektivitas untuk ditampung lebih lanjut dalam usulan pergcscran anggaran;

b. mengqjukan usulan pergeseran anggaran secara tertulis mendahului penetapan Perubahan APBD kepada Sekretaris Daerah sclaku Ketua TAPD;

c. menyusun rancangan DPPA-SKPD dan m engikuti pembahasan rancangan DPPA-SKPD yang dilaksanakan oleh TAPD; dan

d. menyusun DPPA-SKPD.

2. Dalam kegiatan pergeseran anggaran, TAPD m em iliki tugas sebagai berikut:

a. menampung, m eneliti dan mengksyi usulan peigeseran anggaran yang diajukan oleh Kepala SKPD untuk ditam pung dalam rancangan Peraturan Bupati tentang Perubahan Penjabaran APBD;

b. melakukan pembahasan rancangan DPPA-SKPD;

c. menyerahkan DPPA-SKPD yang telah sesuai kepada PPKD;

3. Dalam kegiatan pergeseran anggaran, PPKD m em iliki tugas sebagai berikut:

a. menerima hasil pembahasan TAPD terhadap pergeseran anggaran untuk ditam pung ke dalam rancangan Peraturan Bupati tentang Perubahan Penjabaran APBD;

b. menyelenggarakan administrasi pelaksanaan pergeseran anggaran;

c. menerbitkan persetujuan pergeseran anggaran antar rincian obyek belanja dalam obyek belanja berkenaan pada jen is belanja, kelompok belanja dan kegiatan yang sama;

d. menyiapkan Surat Bupati tentang pem beritahuan pergeseran anggaran mendahului penetapan Perubahan APBD;

e. menyiapkan rancangan Peraturan Bupati tentang Penjabaran Peigeseran APBD; dan

f. mengesahkan DPPA-SKPD.

4. Dalam kegiatan pergeseran anggaran, Sekretaris Daerah memiliki tugas sebagai berikut:

a. memberikan pertimbangan terhadap usulan pergeseran anggaran mendahului penetapan Perubahan APBD yang diajukan oleh Kepala SKPD;

b. memimpin TAPD dalam pembahasan rancangan DPPA-SKPD;

c. menerbitkan persetujuan pergeseran anggaran antar obyek belanja dalam jen is belanja berkenaan pada kelom pok belanja dan kegiatan yang sama; dan

d. menyetujui dan menyerahkan rancangan Peraturan Bupati tentang Penjabaran Pergeseran APBD kepada Bupati untuk ditandatangani.

5. Dalam kegiatan pergeseran anggaran, Bupati mem iliki tugas sebagai berikut:

a. menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Pimpinan DPRD tentang pergeseran anggaran m endahului penetapan Perubahan APBD karena adanya ketentuan peraturan perundang- undangan dan kebyakan pemerintah yang bersifat strategis; dan b. Otorisasi rancangan Peraturan Bupati tentang Penjabaran

Pergeseran APBD menjadi Peraturan Bupati terhadap pelaksanaan pergeseran anggaran.

(10)

BAB v n

LANOKAH-IANGKAH TEKNIS Pasal 7

1. Pcnyusunan usulan pcrgcseran anggaran :

a. Kepala SKPD mengevaluasi pelaksanaan anggaran tahun bexjalan serta memantau perkembangan pelaksanaan kebijakan pemerintah dan pem erintah daerah terhadap program/kegiatan yang menjadi bidang tugasnya;

b. Kepala SKPD mengajukan usulan tertulis mengenai pergeseran anggaran kepada Sekretaris Daerah selaku Ketua TAPD disertai alasan/pertimbangan yang menguatkan dilengkapi dengan rancangan DPPA-SKPD; dan

c. PPKD menghimpun usulan pergeseran anggaran yang disetiyui Sekretaris Daerah selaku Ketua TAPD guna dibahas lebih lanjut oleh TAPD.

2. Pembahasan usulan pergeseran anggaran :

TAPD melakukan pembahasan terhadap usulan pergeseran anggaran dan rancangan DPPA-SKPD sesuai petunjuk/ arahan Sekretaris Daerah selaku Ketua TAPD.

3. Pemberitahuan pergeseran anggaran m endahului penetapan Perubahan A P B D :

PPKD berdasarkan hasil pembahasan TAPD terhadap usulan pergeseran anggaran mendahului penetapan Perubahan APBD karena adanya ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah yang bersifat strategis, menyiapkan surat Bupati yang ditiyukan kepada Pimpinan DPRD tentang pem beritahuan pergeseran anggaran m endahului penetapan Perubahan APBD.

4. Penerbitan persetujuan pergeseran anggaran :

a. Sekretaris Daerah berdasarkan hasil pembahasan TAPD terhadap usulan pergeseran anggaran antar obyek belanja dalam jen is belanja berkenaan pada kelompok belanja menerbitkan Keputusan Persetiyuan terhadap pergeseran anggaran yang menjadi kewenangannya, serta memberikan persetujuan terhadap DPPA- SKPD;

b. PPKD berdasarkan hasil pembahasan TAPD terhadap usulan pergeseran uraian rintian obyek belanja dalam rincian obyek belaiya berkenaan pada obyek belanja, jen is belanja, kelompok belanja dan kegiatan yang sama m enerbitkan Keputusan Persetujuan terhadap pergeseran anggaran yang menjadi kewenangannya;

5. Penyusunan rancangan Peraturan Bupati tentang Penjabaran Pergeseran A P B D :

a. PPKD berdasarkan Keputusan Persetujuan terhadap pergeseran anggaran, menyusun rancangan Peraturan Bupati tentang Peryabaran Pergeseran APBD; dan

b. Bupati berdasarkan pertimbangan Sekretaris Daerah selaku Ketua TAPD, mengotorisasi rancangan Peraturan Bupati tentang Penjabaran Pergeseran APBD menjadi Peraturan Bupati.

(11)

6. Penerbitan DPPA-SKPD :

a. Kepala SKPD menandatangani DPPA-SKPD untuk disahkan oleh PPKD dan memperoleh persetiyuan Sekretaris Daerah;

b. Pengesahan DPPA-SKPD oleh PPKD dan persetujuan Sekretaris Daerah terhadap DPPA-SKPD dilaksanakan sejalan dengan penerbitan Keputusan Persetujuan terhadap pergeseran anggaxan;

dan,

c. DPPA-SKPD yang telah disahkan oleh PPKD disampaikan kepada SKPD terkait, Satuan K eija Pengawasan Daerah serta fungsi terkait lainnya.

Peraturan Bupati in i mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Buol.

b a b v m

KBTENTUAN PBNUTUP Pasal 8

Ditetapkan d i Buol

pada tanggal £ >feW A <n 2016

RAUF

IUOL,

BERITA DAERAH KABUPATEN BUOL TAHUN 2016 NOMOR . U

Referensi

Dokumen terkait

Selama 3 bulan proses degradasi di dalam tanah didapatkan total kehilangan berat ban pada penambahan isolat X (Pseudomonas) dengan total kehilangan berat sebesar 0,02 g,

Iklan adalah suatu cara yang digunakan untuk menawarkan atau mempromosikan suatu barang atau jasa.. Iklan biasanya ada di media cetak seperti koran

Dalam penyelesaian perkara pidana jika menempuh jalur penal biasanya selalu adanya penjatuhan pidana oleh hakim terhadap pelaku, hal ini secara filosofis kadang-kadang

03 Meningkatnya pertumbuhan pengembangan teknologi industri (Persen) 04 Meningkatnya pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri (Persen) 05 Meningkatnya pertumbuhan penerapan

Berbeda dengan pendapat Dissick, menurut Semi (1993: 195) membagi 3 tingkatan apresisi kreatif untuk menggapai tujuan apresiasi sastra yaitu: (1) tingkat penerimaan, yakni

Metode MKNN memiliki beberapa tahapan proses, beberapa proses seperti menentukan nilai ka dan perhitungan nilai validitas telah dilakukan sebelumnya pada proses

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui keefektifan Pendekatan SAVI (Somatis,Auditory,Visual,dan

Revisi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengakibatkan perubahan jumlah anggaran baik antar unit organisasi, antar kegiatan, antar jenis belanja, antar