• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Pelayanan untuk Riau Sehat. Riau Sehat Pemprov Riau melalui dinas terkait terus memberikan pelayanan kesehatan terbaik pada masyarakat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Peningkatan Pelayanan untuk Riau Sehat. Riau Sehat Pemprov Riau melalui dinas terkait terus memberikan pelayanan kesehatan terbaik pada masyarakat."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

B erbag

ai

program telah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, bahkan untuk menuju Riau Sehat Pemprov Riau melalui dinas terkait terus memberikan pelayanan kesehatan terbaik pada masyarakat.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman (Andi Rachman) menegaskan

perhatian Pemprov pada masyarakat miskin sangat besar. Selama ini salah satu beban yang sangat memberatkan masyarakat miskin adalah mahalnya biaya pengobatan. Dengan program Jamkesda misalnya, diharapkan dapat meringankan beban masyarakat untuk mendapatkan pengobatan.

Andi menjelaskan, Pemprov telah menganggarkan dana untuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Riau.

“Dalam APBD Perubahan 2014, Pemprov mengalokasikan Rp16,449 miliar. Dana itu untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat pada Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Arifin Achmad,” ujar Andi Rachman.

“Pelayanan pada masyarakat harus ditingkatkan. Masyarakat miskin juga harus diperhatikan dalam haknya mendapat kesehatan,” lanjutnya.

Jamkesda adalah program yang menjadi solusi bagi masyarakat kalangan bawah untuk berobat tanpa harus mengeluarkan biaya sepersenpun. Pemprov Riau telah mengganggarkan dana ratusan miliaran rupiah untuk menanggulangi biaya yang dikeluarkan masyarakat. Jamkesda merupakan jaminan kesehatan berskala daerah. Aspek pembiayaan, kepesertaan, pelayanan kesehatan dan pengorgangisasiannya ditetapkan Pemprov Riau.

Masyarakat pun mendapatkan jaminan berobat gratis jika sudah mendapatkan kartu Jamkesda ini secara resmi dengan data yang valid. Anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk asuransi kesehatan, Jamsostek, dan lain-lain.

Pelaksanaannya Jamkesda hanya berlaku secara administrasi terdaftar sebagai warga Riau yang dibuktikan pada kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga, dan membawa surat rujukan dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

Pelayanan kesehatan masyarakat ini dilakukan secara terstruktur dan berjenjang yang sesuaikan

(3)

dan pelayanan kesehatan tingkat dua di RSUD Arifin Achmad dan rumah sakit yang telah bekerjasama dengan pemerintah daerah.

Khusus untuk pasien kondisi gawat darurat dapat langsung dilayani tanpa surat rujukan sesuai dengan ketentuan UGD yang ditetapkan Menteri Kesehatan dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

Secara kedaerahan, Pemprov Riau terus meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendukung kesehatan. Tiap desa di Riau telah memiliki tenaga kesehatan sehingga akan

meningkatkan efesiensi waktu dan jarak tempuh untuk berobat warga.

“Pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah mengacu pada kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas tidak ada satu desa pun di Riau yang tidak memiliki tenaga kesehatan baik bidan desa maupun perawat sedangkan dari segi kualitas, pemerintah berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Riau, dr Zainal Arifin SKM MKes.

Selama ini, kata Zainal, ada kesan kalau pelayanan rumah sakit pemerintah kasar, jorok, serta membedakan miskin dan kaya. Kesan ini harus diubah secara berlahan.

“Ketika masyarakat memerlukan pelayanan, dia merasakan perubahan. Ini tugas berat kita mengkoordinasikan ke seluruh kabupaten/kota dan Puskesmas agar memberikan pelayanan kesehatan yang prima,” tutur Zainal.

Pada prinsipnya, ungkap Zainal, pemerintah ingin menciptakan ketika masyarakat sakit, dia gampang menemukan fasilitas kesehatan. Selanjutnya, ketika berobat, masyarakat tidak lagi memikirkan biaya.

“Orang miskin yang tidak masuk Jamkesmas dimasukkan dalam Jamkesda. Dengan Jamkesda,

harusnya tak ada lagi masyarakat miskin yang tak tercover. Kalau ada yang tidak terdaftar pasti ada masalah seperti tidak ada KTP atau status penduduk tak jelas dan lainnya,” jelas Zainal.

Jamkesda Terintegrasi ke BPJS

S aat

ini Pemprov Riau juga

meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pada 1 Januari 2014, pemerintah memberikan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Keberadaan BPJS Kesehatan untuk seluruh warga Indonesia, diyakini tidak mengganggu Jaminan

(4)

Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang sudah dijalankan pemerintah daerah. Untuk menghindari terjadinya campur aduk data penerima Jamkesda dan Jamkesmas, Pemprov Riau telah melakukan pendataan ulang masyarakat.

Untuk tingkat kabupaten/kota, pendataan ulang melibatkan Camat dan Lurah hingga RT/RW.

Dengan begitu, data yang dimiliki akan valid.

“Kita komitmen meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Melalui pelayanan kesehatan gratis serta asuransi kesehatan bagi masyarakat, kita melaksanakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 2014,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Riau, dr Zainal Arifin SKM MKes.

Dalam pelaksanaan JKN, Dinas Kesehatan Riau berkoordinasi dengan kabupaten/kota. Menurut Zainal, program seperti Jamsostek, Askes serta Jamkesda, dibenahi.

Pemprov Riau, ungkap Zainal, telah menganggarkan dana untuk Jamkesda tahun 2014 sebesar Rp50 miliar. “Dana itu (Jamkesda) dialokasikan sebesar Rp50 miliar pada APBD 2014,” tegasnya.

Pemegang Kartu Jamkesda dan Jamkesmas otomatis gratis BPJS Kesehatan. Pelayanan diberikan dimulai dengan tingkat Puskesmas hingga rumah sakit rujukan tipe D, tipe C, dan tipe B yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

“Pemegang kartu Jamkesmas/Jamkesda otomatis menjadi peserta BPJS Kesehatan dan memiliki kartu BPJS Kesehatan. Peserta bisa berobat gratis di seluruh pusat pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan,” tutur Zainal.

Khusus di Kota Pekanbaru, tercatat sembilan rumah sakit yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan yakni RS Awal Bross, RS Eria Bunda, RS Tabrani, RS Syafira, RS Ibu dan Anak Zainab, RS TNI/Polri, RSUD Arifin Achmad, RSUD Petala Bumi dan lainnya,” katanya.

Pemprov Riau Raih JKN Award

P lt

Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, menerima penghargaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Award dari Menteri Kesehatan RI, Nila Djuwita, di Gedung Kemenkes RI Jalan Rasuna Said, Jakarta, Selasa (1/9) malam.

Penghargaan tersebut diberikan atas peran serta Pemerintah Provinsi Riau dalam menyukseskan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Plt Gubri menerima langsung penghargaan JKN BPJS Award dari Menteri Kesehatan Nilla Djuwita

(5)

Saat ini pemerintah sudah menargetkan agar peserta jamkesda terintergrasi ke BPJS pada tahun 2016. Untuk Provinsi Riau sendiri baru tiga daerah yang berperan aktif dalam menjalankan BPJS.

Ketiga daerah yang mendapatkan penghargaan diantaranya, Kabupaten Meranti, Kota Dumai, dan Kabupaten Siak, yang mendapatkan penghargaan JKN BPJS Award.

Dikatakan, pada program JKN diselenggarakan jaminan mutu serta manfaaat pemeliharaan dan perlindungan kesehatan untuk semua lapisan masyarakat.

Penghargaan tersebut diberikan atas peran serta pemerintah provinsi Riau dalam menyukseskan program Badan Penyeleng-gara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dengan melakukan proses integrasi peserta Jamkesda ke BPJS. Selain provinsi Riau, ada 11 provinsi lain yang mendapatkan penghargaan ini.

Sementara kabupaten kota yang ada di Riau, yakni Kabupaten Kepulauan Meranti, Kota Dumai, dan Kabupaten Siak.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra, mengatakan Provinsi Riau mendapatkan penghargaan karena, dinilai telah mengintegrasikan Jamkesda kepada masyarakat.

“Sejauh ini kita telah mengintegrasikan Jamkesda ini hingga 70 persen kepada masyarakat.

Walaupun baru 30 persen yang telah meng-gunkan BPJS. Namun untuk tahun 2016 akan ter-serap sesuai dengan integrasi yang telah kita lakukan,” ujar Andra, Rabu (2/9).

Dijelaskan, saat ini sudah 10 kabupaten kota se-Provini Riau telah menggunakan BPJS yang nantinya akan dijadikan Jaminan kesehatan Nasional (JKN).

“Hanya tinggal dua daerah lagi yang belum, yakni Kabupaten Rohil dan Bengkalis. Pemerintah Pusat menargetkan pada tahun 2019 nanti tidak ada masyarakat Indonesia yang tidak terjamin

kesehatannya,” tutupnya.**(Adv)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran yang bagus sesuai dengan percobaan adalah berupa campuran pasir dan ban dalam bekas dengan perbandingan (35:15)

menghasilkan rancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang sehat dan memenuhi segala kebutuhan pasien dalam proses pengobatan sampai penyembuhan dan diharapkan dapat

• KARYA ILMIAH MERUPAKAN KARYA TULIS DISUSUN BERDASARKAN KARANGAN, PERNYATAAN, ATAU GAGASAN ORANG LAIN YANG MENYAJIKAN DATA DAN FAKTA HASIL PENELITIAN ATAU PENGKAJIAN..

In order to explore the development and consequences of frames related to social media use in organizations this study considers three related research questions: (a) Across work

Salah satu metode untuk mengetahui potensi ekonomi suatu wilayah dapat dikatagorikan basis dan bukan basis adalah analisis Location Quotient (LQ), yang merupakan perbandingan

Bahwa upah yang berlaku (Wi) pada umumnya lebih besar dari pada upah ekuilibrium (We). Pada tingkat upah Wi, jumlah penyediaan tenaga adalah Ls sedangkan permintaan

insya Allah besok pagi saya akan melanjutkan perjalanan ke Bumiayu untuk bertemu dengan para petani bawang, kemudian saya akan bertemu dengan saudara-saudara kita para nelayan di

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara Pemahaman Wajib Pajak UKM terhadap Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013 (yang diukur dengan