• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH 2017"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL POTENSI DAN PELUANG

INVESTASI ENERGI SEKTOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

DI WILAYAH ALIRAN SUNGAI PEMALI COMAL

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH

2017

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Buku Informasi Potensi dan Peluang usaha Sektor/Bidang Unggulan Energi Ketenagalistrikan di Jawa Tengah.

Potensi Energi Ketenagalistrikan di Provinsi Jawa Tengah cukup besar dan tersebar di Kabupaten/Kota terutama Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang berbasis pada Panas Bumi/

Geothermal (PLTP), arus sungai (PLTM/PLTMH), Biomass (PLTSa), energi Angin (PLTB) namun hingga saat ini belum termanfaatkan secara optimal, sebagian besar pengusahaan Energi

Ketenagalistrikan masih menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batubara).

Kebutuhan listrik untuk industri, kebutuhan hidup masyarakat semakin meningkat, dengan pertumbuhan rata rata mencapai 10% pertahun, kebutuhan listrik tersebut saat ini belum terpenuhi karena ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan pasokan tenaga listrik serta harga per kWh yang selalu naik.

Dengan diterbitkannya buku potensi ketenagalistrikan ini diharapkan para investor domestik maupun asing mendapatkan informasi secara ringkas serta menggali lebih lanjut sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi di Jawa Tengah.

Demikian buku informasi ini disusun semoga bermanfaat.

Semarang, November 2017 KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH

Dr. PRASETYO ARIBOWO, SH. M.Soc. SC

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ... ... ... ... i

DAFTAR ISI ... ... ... ... ... ii

PELUANG INVESTASI MIKRO HIDRO DI JAWA TENGAH DAS PEMALI COMAL & BODRI KUTO ... ... 3

GAMBARAN UMUM ENERGI LISTRIK DI PROVINSI JAWA TENGAH ... ... ... 4

DEMAND SIDE : KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI JAWA TENGAH ... ... ... 10

SUPPLY SIDE : POTENSI SUMBER PLTMH DI JAWA TENGAH ... ... ... 19

I. WILAYAH DAS PEMALI COMAL ... 19

A. GAMBARAN UMUM ... 20

B. BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN KESESUAIAN TATA RUANG WILAYAH ... 23

C. POTENSI INVESTASI ALIRAN DAN PERKIRAAN PRODUKSI ENERGI DI WILAYAH DAS PEMALI COMAL ... 25

II. WILAYAH DAS BODRI KUTO ... 33

A. GAMBARAN UMUM ... 34

B. BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN KESESUAIAN TATA RUANG WILAYAH ... 36

C. POTENSI INVESTASI WILAYAH DAS BODRI KUTO ... 38

PROSEDUR PERIJINAN INVESTASI PLTMH DI JAWA TENGAH ... ... ... 41

(4)

3

PELUANG INVESTASI MIKRO HIDRO DI JAWA TENGAH DAS PEMALI COMAL & BODRI KUTO

DAS PEMALI COMAL, berlokasi di Kabupten Pekalongan 1. Sungai Welo : 7 titik lokasi

2. Sungai Sengkarang : 4 titik lokasi 3. Sungai Paingan : 5 titik lokasi 4. Sungai Genteng : 1 titik lokasi

DAS BODRI KUTO, berlokasi di Kabupaten Kendal 1. Sungai Bodri : 1 titik lokasi

2. Sungai Kuto : 1 titik lokasi

3. Sungai Blorong : 1 titik lokasi

4. Sungai Blukar : 1 titik lokasi

(5)

4

GAMBARAN UMUM ENERGI LISTRIK DI PROVINSI JAWA TENGAH

Pemerintah Jawa Tengah ment argetkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) meningkat hingga 15 persen di tahun 2023. Saat ini, pemanfaatan energi fosil masih dominan dibanding pemanfaatan EBT yang masih di kisaran 8,5 persen. Salah satu yang digarap dari pemanfaatan energi dari matahari, a ir, angin, panas bumi, hingga sampah. Semua potensi EBT ada di Jawa Tengah, angin energi angin misalnya ada di Blora, Purworejo, dan Brebes. Sejumlah daerah di Jawa Tengah dapat dimanfaatkan potensi sumberdayanya menjadi EBT. Di daerah pegunungan seperti Ungaran, Banjarnegara, Wonosobo dapat memanfaatkan energi air sebagai energi pengganti fosil. Air yang melimpah dapat menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik dalam skala kecil. Energi matahari bisa diolah lewat solar cell, air dan angin lewat turbin at au kincir. Sampah juga bisa jadi bio gas dan pupuk cair. Pemerintah pun mendorong agar pemanfaatan EBT terus dikembangkan hingga menjadi 15 persen di 2023. Untuk langkah teknis pemerintah Provinsi Jawa Tengah mulai menata baik dari sisi manajemen SDM, pembangkitan, maupun regulasinya. Nantinya setiap dinas diwajibkan mengembangkan EBT sesuai tupoksinya. (Http://ekonomi.kompas.com read /2017/08/05/14300012 /)

Pembangunan energi terbarukan di Indone sia memerlukan dukungan dari pemerintah dan swasta. Pemerintah sebagai penyusun kebijakan diharapkan dapat mendorong munculnya dan terealisasinya investasi dibidang energi baru yang terbarukan. Pemerintah mentargetkan energi terbarukan sebesar 23% dalam bauran energi na sional yang harus tercapai pada tahun 2025. Pada tahun tersebut kapasitas terpasang pembangkit energi terbarukan di Indonesia sebesar 45.000 megawatt (MW), sementara pada tahun 2017 baru mencapai 7.500 MW. Dukungan swasta akan tercipta jika pertimbangan dari aspek kelayakan bisnis secara komersial dianggap menguntungkan, dimana kelayakan bisnis tersebut terkait erat dengan masalah harga jual -beli antara investor kepada PLN.

(6)

5

Srategi Pengembangan EBT Nasional :

 Pengembangan pembangkit EBT tetap memperhatik an keseimbangan supply–demand, kesiapan sistem dan keekonomian.

 PLN akan memanfaatkan sumber energi terbarukan dari jenis energi aliran danterjunan air, energi panas bumi (termasuk skala kecil/modular), biofuel, energi angin, energi sinar matahari, biomassa dan sampah,dll serta mendukung upaya RE-BID (Renewable Energy Based on Industrial Development)

 Khusus mengenai PLTS, dilakukan mengembangkan centralized PV dan untuk melistriki banyak komunitas terpencil yang jauh dari grid pada daerah tertinggal, pulau-pulau terdepan yang berbatasan dengan negara tetangga dan pulau-pulau terluar lainnya.

 PLTS hybrid dengan PLTD. Strategi ini diprioritaskan untuk daerah yang jam nyala-nyar endah (dibawah12jam/hari),umumnya di Indonesia Timur

 Pengembangan Microgrid untuk daerah-daerah isolated. Daerah yang dalam2-3 tahun kedepan belum direncanakan untuk dibangun distribusi atau pembangkit thermal kecil,diusulkan untuk menggunakan PLTS.

 Pemakaian biofuel untuk PLTD eksisting.

(7)

6

Aliran air Banyu Mlayu Kabupaten Banjarnegara

yang dimanfaatkan untuk PLTMH

(8)

7

Sebagai gambaran bahwa di Jawa Tengah telah terpasang Pembangkit Listrik EBT sebagai berikut:

1. PLTA PLN : 425.32 MW

 PLTA Jelok [4 x 5.12 MW] : Kab. Semarang

 PLTA Timo [4 x 3 MW] : Kab Semarang

 PLTA Garung [2 x 13.2 MW] : Wonosobo

 PLTA Ketenger [2 x 3.52 MW] : Banyumas

 PLTA Wadaslintang [2 x 8.2 MW] : Kebumen

 PLTA Kedungombo [1 x 23 MW] : Purwodadi

 PLTA Mrica [320 MW] : Banjarnegara 2. PLTP IPP : 41 MW

 PLTP Dieng [41 MW]

(9)

8 3. PLTMH IPP : 7.88 MW

 PLTMH Rakit (1X0,50 MW)

 PLTMH Sigebang (1X0,50 MW)

 PLTMH Kincang (1X0,32) MW

 PLTMH Singgi (1X0,20 MW)

 PLTMH Adipasir 3 (1X0,32) MW Dalam tahap Konstruksi

 PLTMH Banyubiru (1x 0,17 MW) di Kabupaten Semarang

 PLTM Logawa Baseh (2 X 1,5 MW) di Kabupaten Banyumas

 PLTMH Banyu Mlayu (1 X 460 KW) di Kabupaten Banjarnegara

 PLTMH KUNCI PUTIH 1 X 950 KW di Kabupaten Semarang

Beberapa contoh dari EBT yang sudah ada di Jawa Tengah Pemanfaata air sebagai sumber EBT diantaranya : air yang melimpah di daerah bawah di gerakkan untuk dapat mengairi air di pemukiman bagian atas. Energi air di Banjarnegara juga dimanfaatkan sebagai energi listrik di Taman Marga Satwa Serulingmas. Kincir air di Serulingmas cukup untuk memenuhi semua kebutuhan listrik di taman marga satwa. Sementara energi solar cell misalnya digunakan para petani kentang di Dieng. Energi itu menggerakkan pompa air pertanian dengan konsep aeroponik.

(10)

9

Sejalan dengan hal tersebut dalam upaya m ewujudkan pencapatian pembangunan di Jawa Tengah sesuai dengan Misi ke tujuh yaitu “Meningkatkan infrastruktur untuk mempercepat pembangunan Jawa Tengah yang berkelanjutan dan

ramah lingkungan”, maka salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan potensi energi lokal dengan

tujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, dan sekaligus mendorong pembangunan infrastruktur bidang energi non fosil.

Tujuan Investasi

1. Mengatasi masalah kemiskinan dimana sumber energi tersebut dibangun ( Pro Poor).

2. Menciptakan peluang lapangan pekerjaan khususnya untuk masyarakat setempat (Pro Job).

3. Mendorong pertumbuhan ekonomi (Pro Growth).

4. Memperhatikan konservasi dan berkelanjutan lingkungan ( Pro Environment).

Tujuan Penyusunan Buku

1. Menyediakan Informasi potensi sumberdaya Air untuk PLTMH sepanjang DAS Pemali Comal dan Bodri Kuto 2. Menyediakan Informasi peluang investasi PLTMH dengan sepanjang DAS Pemali Comal dan Bodri Kuto

(11)

10

DEMAND SIDE : KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI JAWA TENGAH

Peta kelistrikan berikut ini memberikan gambaran tentang Gardu Induk, Pembangkit

listrik yang telah dan akan terpasang beserta dengan jaringan distribusinya. Dengan

mengetahui peta kelistrikan tersebut maka dapat diperkirakan wilayah yang masih

berpotensi untuk disupply daya listriknya terutama dengan mengandalkan EBT.

(12)

11

Rencana Pengembangan Blackbone 500 kV Sistem Jawa Bali

Keterangan :

Pembangkit Rencana Pembangkit

Gitet 500 kV Rencana Gitet 500 kV

Sutet Rencana Sutet 500 kV

(13)

12

Rencana Penambahan dan Potensi Pembangkit EBT2017- 2026 Jawa- Bali

No Pembangkit EBT Kapasitas Jumlah Potensi

1 PLTP MW 2,510

2 PLTA MW 4,562

3 PLTMH MW 437

4 PLT Surya MWp -200

5 PLT Bayu MW 250 823

6 PLT Biomass/Sampah MW 206

7 PLT Kelautan MW MW –

8 PLT Bio-Fuel Ribu Kilo Liter 439

Jumlah MW 7,965 1,023

(14)

13

Neraca Daya Sistem Jawa-Bali

(15)

14

(16)

15

(17)

16

Peluang investasi dibidang ketenagalistikan bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT) muncul didasarkan kenyataan bahwa :

1. Rasio Elektrifikasi baru mencapai 88,37% (KK belum berlistrik ± 1.034.977 KK atau 11,63% dari total 8.895.957 KK)

2. Kebutuhan energi semakin meningkat, maka harus ada upaya deversifikasi dan konservasi energi.

3. Sumber energi masih sangat tergantung dari BBM (energi fosil).

4. Jawa Tengah sumber daya alamnya sangat potensial untuk membangun Energi Baru Terbarukan (EBT) dan mendukung upaya diversifikasi dan konservasi energi, namun pemanfaatan-nya belum optimal.

5. Kesadaran masyarakat tehadap penghematan energi masih kurang.

Proyeksi kebutuhan penambahan daya di Jawa Tengah dari tahun 2014 sampai tahun 2018 tanpa interkoneksi sebesar:

Prediksi 2014 2015 2016 2017 2018 Daya Beban Puncak (MW) 3.764 3.933 4.266 4.625 5.019 Daya Mampu Netto (MW) 5.046 5.046 5.046 5.046 5.046 Kapasitas Efektif (80% dari Daya Mampu

Netto) 4.036 4.036 4.036 4.036 4.036

Kebutuhan Penambahan Daya (MW) 0 0 230 589 983

Sumber : Dinas ESDM Prov. Jateng, 2016

HARGA BELI LISTRIK YANG BERSUMBER DARI PLTMH OLEH PLN Dasar Hukum :

Permen ESDM No 21 Tahun 2009 tentang Harga Pembelian Tenaga Llstrlk Oleh PT. PLN (Persero) Dari Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Energi Terbarukan Skala Kecil Dan Menengah Atau Kelebihan Tenaga Listrik.

Dengan harga :

 Rp 656/kWh x F, jika terinterkoneksi pada Tegangan Menengah

 Rp 1.004/kWh x F, jika terinterkoneksi pada Tegangan Rendah F untuk Jawa = 1

(18)

17

Sedangkan proyeksi penambahan daya pembangkit interkoneksi di Jawa Tengah dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 adalah :

URAIAN 2014 2015 2016 2017 2018

Kapasitas Pembangkit Efektif awal (MW) 4.036 4.04 4.744 5.317 7.081 Prediksi Daya Beban Puncak (MW) 3.764 3.933 4.266 4.625 5.019

Cadangan Operasi (MW) 272 107 478 682 2.062

Total Tambahan Kapasitas (MW) 5 881 717 2.205

PLTP 55 115 305

PLTU 810 600 1.9

PLTA 5 16 2

Tambahan Kapasitas Efektif (MW) 4 704 573 1764

Cadangan Operasi (%) 6,73 2,25 8,99 9,63 29,12

Sumber : Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, 2016

Proyeksi Kebutuhan Listrik di Jawa Tengah dan penambahan daya tersebut didasarkan pada asumsi bahwa pada tahun 2018 diperkirakan :

 Beban Puncak : 5.019 MW

 Konsumsi Energi Listrik : 32.512 GWh

 Daya Tersambung Pelanggan : 12.481 MVA

 Jumlah Pelanggan Rumah Tangga : 11.249.600 Plg

 Jumlah Pelanggan (Bisnis, Indust,dll) : 11.992.416 Plg

 Target Rasio Elektrifikasi (RE) : mendekati 100 %

(19)

18

GAMBARAN TEKNIS SISTEM INSTALASI PLTM / PLTMH

Sumber : http://insyaansori.blogspot.co.id/2014/02/pembangkit -listrik -tenaga-mikro-hidro.html

(20)

19

SUPPLY SIDE : POTENSI SUMBER PLTMH DI JAWA TENGAH

I. WILAYAH DAS PEMALI COMAL

(21)

20 A. GAMBARAN UMUM

Luas WS Pemali Comal 485.721,35 Ha mencakup 5 Kabupaten dan 2 Kota Administrasi. Potensi sumber daya air sebesar 10,780.64 milyar m3, baru dimanfaatkan sebesar 19,25%. Dan sisanya 80,75% terbuang ke laut.

1) Terdapat : 32 DAS

2) Sungai utama : Pemali, Gung, Cacaban, Rambut, Waluh, Comal, Sragi, Sengkarang, Kupang, Sambong, Boyo, Urang

3) Curah hujan tahunan : 2.000 - 6.000 mm (seperti terlihat pada Gambar 2 -4) 4) Cekungan Air Tanah :

 CAT Tegal – Brebes : kapasitas 250 juta m3/tahun

 CAT Pekalongan – Pemalang : kapasitas 650 juta m3/tahun

 CAT Lebaksiu (Pemalang, Brebes, Tegal): kapasitas 370 juta m3/tahun 5) Jumlah bendungan : 2 buah (Cacaban dan Penjalin)

6) Irigasi :

a. Luas daerah irigasi: 182.374 ha dengan perincian

 Pusat : 85.542 Ha

 Provinsi : 17.426 Ha

 Kabupaten/kota : 79.406 Ha

b. Penggunaan terbesar adalah untuk irigasi sebesar 76,04% dan non irigasi sebesar 23,96%.

7) Kinerja irigasi WS Pemali Comal relatif baik dengan IP > 200%. Irigasi digunakn untuk interkoneksi jaring an, pemakaian ulang air irigasi , reduksi penggunaan air irigasi pada saat defisit dan peran serta petani dalam pengelolaan irigasi.

(22)

21

8) Debit Sungai Utama : Sungai utama di WS Pemali Comal yang terbesar adalah sungai Pemali yang debitnya sebagaimana terlihat pada berikut ini :

Grafik Debit aliran sungai DAS Pemali

(23)

22

(24)

23

B. BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN KESESUAIAN TATA RUANG WILAYAH

Peta WS Pemali Comal sebagaimana wilayah sungai lainnya telah ditetapkan melalui Per Men PUPR nomor 04/PRT/M/2015 tentang kriteri a dan penetapan wilayah sungai. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap peta wilayah sungai Pemali Comal dengan membandingkannya dengan kondisi lapangan dengan menggunakan Google Earth, ditemukan:

a. Diantara 32 DAS di WS Pemali Comal sesuai Keppres 12/2012 ada 29 DAS masih relevan dan batas untuk 3 DAS yang tidak cocok dengan keadaan hidrologis yaitu DAS Comal, DAS Loning DAS Rambut.

b. Wilayah Sungai Pemali Comal perlu ditambah dengan DAS Kluwut, yang sekarang bagian dari WS Cimanuk- Cisanggarung, karena DAS ini dilayani dari sungai Pemali, dan tidak ada alasan untuk masuk WS Cimanuk- Cisanggarung

Tata Ruang

WS Pemali Comal dibagi dalam 2 kawasan strategis yaitu:

1. Bregasmalang (Brebes-Tegal-Slawi-Pemalang) 2. Petanglong (Pekalongan-Batang –Kota Pekalongan)

Berdasarkan RTRW ada sebagian daerah irigasi di WS Pemali Comal yang terancam dikonversi seluas seluas 32.942 ha atau 18%. Perlu upaya harmonisasi pola pemanfaatan ruang dengan memperhatikan aspek perlindungan lahan pertanian pangan sebagaimana diatur dalam UU 41/2009, PP 1/2011 dan Per Gub 47/2013.

(25)

24

(26)

25

C. POTENSI INVESTASI ALIRAN DAN PERKIRAAN PRODUKSI ENERGI DI WILAYAH DAS PEMALI COMAL

DAS Pemali Comal secara administratif sebagian besar mengalir di Kabupaten Pekalongan. Sungai sepanjang DAS Pemali Comal yang berada di Kabupaten Pekalongan yang berpotensi untuk dibangung PLTM atapun PLTMH adalah Sungai Sengkarang, Welo, Paingan, dan Genteng. Kelebihan yang dimiliki adalah elevasi air sungainya yang cukup baik.

ASPEK KEUANGAN

Dari aspek keuangan estimasi Nilai Investasi diperkirankan sebesar USD 11,536,153.

Jika dirupiahkan maka

Nilai : Rp. 149.970.000.000,- NPV : Rp. 14.046.000.000,- Profitability Index : 1,11

IRR : 16,78%

Payback Period : 4-5 tahun

(27)

26

LOKASI DAN ASPEK TEKNIS PERKIRAAN ENERGI YANG DIHASILKAN 1. Sungai Sengkarang

(28)

27

Perhitungan Perkiraan Potensi Energi pada titik tertinggi dari Sungai Sengkarang adalah sebagai berikut :

Sumber : DPMPTSP Kabupaten Pekalongan, 2017

Terdapat 4 titik yang berlokasi pada DAS Sengkarang, 3 lokasi berada di Kecamatan Petungkriyo dan lebakbarang.

Perkiraan minimla energi yang dapat dihasilkan minimal 2.193 kW dengan potensi daya listrik sebesar 1.97 kW.

X Y

357185,72 - 356991,38 9209123,73 - 9209122,92 700 - 674 26 9.72 Perbatasan Singodadi -

Tlogopakis Petungkriyono 2,479 1,240

355991,31 - 356011,53 9209661,39 - 9209849,4 612 - 584 28 9.72 Perbatasan Wonosido -

Tlogopakis

Perbatasan Lebakbarang -

Petungkriyono 2,670 1,335

355491,06 - 355433,16 9210008,28 - 9210192,88 574 - 533 41 9.72 Perbatasan Timbangsari -

Tlogopakis

Perbatasan Lebakbarang -

Petungkriyono 3,909 1,955

354238,88 - 354047,71 9211062,67 - 9211045,48 460 - 437 23 9.72 Perbatasan Sidomulyo -

Kapundutan Lebakbarang 2,193 1,097

Potensi Daya Listrik

(kW)

Koordinat Ketinggian

(meter)

Beda Tinggi (meter)

Debit (m3/s) Desa Kecamatan Potensi

Energi (kW)

(29)

28 2. Sungai Welo

(30)

29

Perhitungan Perkiraan Potensi Energi pada titik tertinggi dari Sungai Welo adalah sebagai berikut :

Terdapat 7 titik pada DAS Welo, di Kecamatan Petungkriyo ada 3 lokasi dengan potensi energi 7.738 kW dan potensi daya lisrik sebesar 3.869 kW lebih besar dibandingkan dengan energi daya listrik yang dihasilkan pada DAS Sengkarang. Sedangkan 4 lokasi yang lain ada di Kecamatan Doro yang berbatasan dengan Kecamatan Talun.

X Y

361815,14 - 361854,31 9209313,72 - 9209496,91 1204 - 1163 41 23.2 Yosorejo Petungkriyono 9,331 4,666

361622,83 - 361572,04 9209818,06 - 9209988,61 1085 - 1045 40 23.2 Perbatasan Kasimpar -

Kayupuring Petungkriyono 9,104 4,552

361526,13 - 361496,97 9211289,23 - 9211485,88 897 - 863 34 23.2 Kayupuring Petungkriyono 7,738 3,869

359031,50 - 358926,83 9217078,68 - 9217243,52 452 - 431 21 23.2 Perbatasan Sidoharjo -

Jolotigo Perbatasan Doro - Talun 4,779 2,390

358760,15 - 358579,50 9217972,012- 9218046,15 399 - 383 16 23.2 Perbatasan Sidoharjo -

Mesoyi Perbatasan Doro - Talun 3,641 1,821

357351,25 - 357245,25 9219394,30 - 9219539,18 312 - 295 17 23.2 Perbatasan Lemah Abang -

Mesoyi Perbatasan Doro - Talun 3,869 1,935

356893,90 - 356746,20 9220245,11 - 9220366,08 273 - 258 15 23.2 Perbatasan Lemah Abang -

Randusari Doro 3,414 1,707

Potensi Daya Listrik

(kW) Koordinat

Desa Kecamatan Potensi

Energi (kW) Ketinggian

(meter)

Beda Tinggi (meter)

Debit (m3/s)

(31)

30 3. Singai Paingan

(32)

31

Perhitungan Perkiraan Potensi Energi pada titik tertinggi dari Sungai Paingan adalah sebagai berikut :

Terdapat 5 titik potensi pengembangan PLTMH di DAS Paingan, potensi energi yang dihasilkan adalah 4.790 kW dengan potensi daya listrik 2.395 kW yang berada di perbatasan Kecamatan Paninggaran dan Kecamatan Kajen.

X Y

343861,72 - 343693,37 9213470,38 - 9213395,47 502 - 483 19 18.78 Perbatasan Tenogo - Linggoasri

Perbatasan Paninggaran -

Kajen 3,500 1,750 342323,74 - 342192,42 9214172,82 - 9214321,79 429 - 403 26 18.78 Perbatasan Lambanggelun -

Linggoasri

Perbatasan Paninggaran -

Kajen 4,790 2,395 339954,07 - 339777,5 9215157,15 - 9215223,66 267 - 244 23 18.78 Perbatasan Lambanggelun -

Kutorojo

Perbatasan Paninggaran -

Kajen 4,237 2,119 338551,87 - 338360,56 9215658,46 - 9215716,26 174 - 159 15 18.78 Perbatasan Wangkelang -

Kutorojo

Perbatasan Kandangserang -

Kajen 2,763 1,382 337994,29 - 337855,69 9215849,8 - 9215993,79 151 - 133 18 18.78 Tajur Kandangserang 3,316 1,658

Koordinat Ketinggian

(meter)

Beda Tinggi (meter)

Debit (m3/s) Desa Kecamatan Potensi

Energi (kW)

Potensi Daya Listrik

(kW)

(33)

32 4. Sungai Genteng

PLTM Lambur dengan kapasitas 8 Megawatt (MW) dibangun pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Genteng dengan tipe aliran langsung ( run-off river). PLTM ini diperkirakan selesai pada bulan Oktober 2017. Dengan dibangunnya PLTM Lambur ini maka berpotensi untuk membantu memenuhi kebutuhan kekurangan daya listrik di Jawa Tengah khususnya Pekalongan serta mengurangi risiko pemadaman dan memperbaiki tegangan listrik di sekitar lokasi .

Selain itu PLTM ini diharapkan dapat berkontribusi langsung terhadap retribusi daerah, mendorong peningkatan ekonomi, dan terutama membantu mengurangi pemanasan global setara dengan pengurangan CO2 sebesar 68.861 ton/tahun (0,83kg Karbon/Kwh). Bentuk sinergi antara Indonesia Power dan Pemkab Pekalongan akan ditingkatkan karena dalam waktu dekat akan dilakukan pembangunan PLTM Harjosari yang berlokasi di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan dengan daya terpasang sebesar 3 x 3,3 MW.

Masih ada 1 lagi lokasi yang potensial untuk digunakan sebagai tempat pembangunan PLTMH yaitu di Desa Perbatasan Bubak – Notogiwang, Kecamatan yang berbatasan dengan Kandangserang – Paninggaran.

X Y

337201,22 - 337063,85 9210692,17 - 9210834,47 338 - 308 30 7.21 Perbatasan Bubak - Notogiwang

Perbatasan Kandangserang -

Paninggaran 2,122 1,061 Potensi Daya Listrik

(kW)

Koordinat Ketinggian

(meter)

Beda Tinggi (meter)

Debit (m3/s) Desa Kecamatan Potensi

Energi (kW)

(34)

33

SUPPLY SIDE : POTENSI SUMBER PLTMH DI JAWA TENGAH

II. WILAYAH DAS BODRI KUTO

(35)

34 A. GAMBARAN UMUM

Wilayah Sungai Bodri - Kuto berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 11A/KPTS/M/2006 tentang Kriteria Dan Penetapan Wilayah Sungai, termasuk wilayah sungai lintas Kabupaten / Kota yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Wilayah Sungai (WS) Bodri - Kuto dengan luas ± 164,837 Ha, terbagi menjadi 11 Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Kuto, Damar, Pening, Blukar, Bodri, Buntu, Kendal, Blorong, Waridin, Aji - Slembang, dan DAS Plumbon, meliputi seluruh wilayah administrasi Kabupaten Kendal, sebagian wilayah administrasi Kabupaten Batang, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan sebagian Kabupaten Temanggung.

Topografi Wilayah Sungai Bodri - Kuto terdiri atas daerah pegunungan sebelah selatan dan dataran rendah disebelah utara dengan elevasi antara 0 - 50 m sebesar 25.10%, 250 - 500 m sebesar 19.88% dan 500 - 750 m sebesar 16.76%. Seluruh potensi air yang ada di WS. Bodri - Kuto berasal dari beberapa sungai diantaranya Sungai Kuto, Sungai Damar, Sungai Bulanan/Pening, Sungai Blukar, Sungai Bodri, Sungai Buntu, Sungai Kendal, Sungai Blorong, dan Sungai Plumbon. Wilayah Sungai Bodri Kuto berbatasan dengan Wilayah Sungai Pemali Comal di sebelah barat, Laut Jawa di sebelah utara, Wilayah Sungai Jratun Seluna di sebelah timur, Wilayah Sungai Progo Opak Serang dan Serayu Bogowonto di sebelah selatan. Kondisi topografi sebelah selatan merupakan perbukitan menuju keutara berupa dataran rendah, sehingga air mengalir dari selatan menuju ke utara bermuara di Laut Jawa.

(36)

35

Daerah Aliran Sungai di WS Bodri - Kuto Beserta Luasannya per Kabupaten (dalam Ha) Nama DAS

Luas Per Kabupaten Luas Per

Kota DAS

Semarang Kab.

Semarang Kab.

Temanggung Kab. Kendal Kab.

Batang

DAS Kuto - - - 10.940 28.064 39.004 DAS Damar - - - 9.250 - 9.250 DAS Bulanan - - - 3.904 - 3.904 DAS Blukar - - - 14.303 - 14.303 DAS Bodri - 3.963 29.055 34.526 - 67.544 DAS Buntu - - - 2.933 - 2.933 DAS Kendal - - - 3.721 - 3.721 DAS Blorong 1.926 - - 10.903 - 12.829 DAS Waridin - - - 2.116 - 2.116 DAS Aji 57 - - 5.308 - 5.365 DAS Plumbon 2.973 - - 895 - 3.868 Jumlah 4.956 3.963 29.055 98.799 28.064 164.837

Berdasarkan keadaan geologi WS Bodri-Kuto, pada dataran rendah merupakan endapan aluvium, di daerah bergelombang selain endapan aluvium juga batu lempung dan tufa yang sudah lapuk, batuan berpasir kasar terdapat di daerah pegunungan bagian selatan. Jenis batuan geologi di Wilayah Sungai Bodri Kuto didominasi formasi hasil gunung api tak teruraikan sebesar 30.15%, aluvium 25.60%, fasies sedimen 23.26%. Sungai yang ada di WS Bodri - Kuto mempunyai 2 (dua) tipe yaitu :

1. Sungai tunggal ; mulai dari mata air sampai muara hanya berupa 1 (satu) sungai seperti Sungai Kuto, Blukar, Bodri, Blorong, dan Plumbon.

2. Sungai tersambung (interkoneksi) ; 2 (dua) sungai atau lebih yang bergabung / terhubung menjadi satu seperti Sungai Damar dengan Bulanan (Pening), Buntu dengan Kendal, Waridin dengan Aji dan Wakak / Slembang.

(37)

36

B. BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN KESESUAIAN TATA RUANG WILAYAH

Wilayah Sungai Bodri - Kuto berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 11A/KPTS/M/2006 tentang Kriteria Dan Penetapan Wilayah Sungai, termasuk wilayah sungai lintas Kabupaten / Kota yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.Secara Administratif terdapat 3 Kabupaten/Koa yang dilintasi Sungai Bodri -Kuto yaitu : Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang dan Kota Semarang.

Tata Ruang

WS Pemali Comal dibagi dalam 2 kawasan strategis yaitu:

1. Kedungsepur (Kendal- Ungaran -Semarang-Purwodadi) 2. Petanglong (Pekalongan-Batang –Kota Pekalongan) 3. Kabupaten Temanggung

(38)

37

(39)

38 C. POTENSI INVESTASI WILAYAH DAS BODRI KUTO

Mengacu pada program pemerintah provinsi, bahwa tahun 2008 Jawa Tengah telah bebas energi listrik bagi seluruh desa. Oleh karena itu peningkatan program dilakukan pada program listrik masuk dusun. Dalam pengembangan tenaga energi listrik dapat dilakukan melalui program ; listrik Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ( PLTMH ) bagi desa atau dusun yang mempunyai potensi tenaga air, untuk dusun atau desa yang tidak berpotensi air digunakan program Akhir-akhir ini terjadi krisis tenaga / energi listrik, sehingga dilakukan pengaturan padam -hidup. Dari hasil koordinasi dan konsultasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi disampaikan bahwa di wilayah sungai Bodri Kuto belum dilakukan survai potensi air untuk PLTMH. Wilayah sungai Bodri Kuto sesuai dengan program listrik masuk desa sudah terpenuhi untuk tahun 2008 ini. Pada wilayah sungai Bodri Kuto perkembangan kebutuhan listrik terjadi karena dua sebab, yaitu perkembangan jumlah sambungan dan perkembangan daya listrik sebagai akibat makin banyaknya jenis alat elektronik yang dimiliki warga masyarakat, termasuk akibat pertumbuhan industri yang cukup pesat.

(40)

39

Pengembangan Investasi untuk PLTMH pada DAS Bodri Kuto diarahkan pada pemanfaatan 4 aliran sungai utama yang dinilai berpotensi pada energi listrik yaitu aliran sungai Kuto, Blukar, Bodri dan Blorong. Keempat sungai tersebut secara adminisratif berada di Ka bupaten Kendal. Untuk melakukan investasi perlu ada Pra Feasibility Study dari aspek teknis dan keuangan.

No Nama DAS Kab/ Kota Panjang (Km) Luas DAS (Km2)Q Hilir (M/det) Kemiringan Hilir

Persentase Kemiringan

Luas Kelerengan

(Ha)

Panjang Kelerengan

(km)

Qmax (m/det) Qmin Desa Kecamatan Koordinat X Koordinat Y

1 Kuto Kab. Kendal 52.00 340.74 505 0.0081 0.81 19,564.71 29.86 1,243.0 0.22 2 Blukar Kab. Kendal 55.00 150.70 519 0.0038 0.38 8,509.87 31.06 305.8 8.32 63 Desa

Cepiring-Gemuh-Kangkung- Pageruyung-Patean-Ringinarum- Sukorejo-Weleri

109° 57' 13" - 110° 09' 01" 6° 52' 43'' - 7° 11' 03'' 3 Bodri Kab. Kendal 87.00 599.90 241 0.0026 0.26 23,498.64 34.08 1,943.7 0.3 193 Desa 25 Kecamatan 109° 56' 12" - 110° 20' 37" 6° 50' 28'' - 7° 15' 47'' 4 Blorong Kab. Kendal 51.00 206.32 500 0.0020 0.20 14,695.14 36.32 519.0 0.2 112 Desa

Boja-Brangsong-Kaliwungu-Kaliwungu Selatan-Kota Kendal-Limbangan- Ngampel-Pegandon-Singorojo- Ngaliyan-Tugu

110° 08' 59" - 110° 20' 20" 6° 53' 08'' - 7° 10' 57''

(41)

40

Pemerintah provinsi jawa tengah mendukung sepenuhnya investasi di PLTMH dengan memanfaatkan potensi sumber air dengan menanfaatkan DAS yang ada di Jawa Tengah. Contoh salah satu instalasi PMTMH di Jawa Tengah yang sudah beroperasi adalah PLTMH Banyumlayu di kelurahan Semampir Kecamatan Banjarnegara dan PLTMH Kalipelus Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara.

Sumber: http://radarbanyumas.co.id/dua -pltmh -siap-beroperasi & panoramio.com

(42)

41

PROSEDUR PERIJINAN INVESTASI PLTMH DI JAWA TENGAH

(43)

42

STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) BIDANG SUMBER DAYA AIR

IZIN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN

(44)

43

IZIN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PADA SUMBER AIR

(45)

44

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah

Jl. Mgr Soegiyopronoto No. 1, Semarang (50131) Telp: (024) 3547091-3547438-3541487

Fax: (024) 3549560

Gambar

Grafik Debit aliran sungai DAS Pemali

Referensi

Dokumen terkait

Seksi Administrasi Perizinan Bidang Pembangunan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi

Unit Organisasi : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sub Unit Organisasi : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu U P B : Dinas Penanaman Modal

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Malang. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Pelayanan Terpadu Satu

“Pembelajaran Matematika Bermakna Menggunakan Division Math Quiz” Tio Akma, Ruri Handayani, Fatim Isdiarti, Suwardi (Magister Pendidikan Matematika, Universitas

Salah satu cara pengaplikasiannya adalah dengan penggunaan motif hasil modifikasi dari ragam hias tradisional Indonesia dengan berbagai teknik reka bahan tekstil pada eksplorasi

Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 72 Tahun 2016 tentang Organisasi Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah (Berita

Kasi Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tegal

Suku Lejeuneaceae adalah suku terbesar dalam kelompok lumut hati (Hepaticae) yang terdiri dari ratusan jenis dan kurang lebih 90 marga..