• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PROSES PRODUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PROSES PRODUKSI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

KONSEP PERANCANGAN DAN PROSES PRODUKSI

IV. 1 Ide Dasar

Karya tugas akhir ini akan diwujudkan dalam beberapa produk fashion. Rancangan produk tentunya tidak akan lepas dari inspirasi yang muncul ketika proses perancangan hingga proses pembuatannya dilakukan. Inspirasi dalam pembuatan karya didasari pada beberapa kata kunci yaitu Wanita ( Women ), Kehidupan ( Life ), Bepergian ( Traveling ), Warna ( Colors ), Mimpi dan Impian ( Dreams ), dan Jalan Kehidupan ( Destiny ).

Kehidupan adalah pergerakan. Perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain adalah hal yang biasa dilakukan manusia. Dimasa sekarang ini, perjalanan ke berbagai penjuru dunia merupakan hal yang sudah biasa dilakukan oleh wanita-wanita aktif yang modern, yaitu mereka yang memiliki banyak impian dan berani mengambil keputusan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Kehidupan seorang wanita pasti kaya akan warna dengan berbagai kegiatan yang merupakan perjalanan menuju pencapaian akan mimpi-mimpinya.

IV. 1. 1 Judul Karya

Judul The Colors in Dreams and Destiny disarikan dari ide-ide yang bermunculan dan inspirasi yang ada ketika membuat karya.

(2)

IV. 1. 2 Konsep Karya

Konsep karya tugas akhir ini adalah traveling. Produk yang dibuat berupa rancangan produk fashion untuk wanita yang digunakan untuk kegiatan bepergian, baik untuk tujuan bisnis maupun wisata.

Produk-produk fashion yang seringkali dipakai dalam bepergian oleh wanita ini dibuat dalam bentuk yang mengikuti perkembangan tren mode serta kaya akan warna agar pemakainya tampil segar, stylish69 dan fashionable70.

Karya termasuk didalam desain tekstil dengan teknik rekabahan baik teknik rekalatar maupun teknik rekarakit serta menggunakan serat buatan manusia ( man-made thermoplastic fiber ) yaitu poliester.

Karya dibuat untuk menampilkan kekayaan reka bahan tekstil yang telah dilakukan selama proses eksplorasi serta pemanfaatan varian warna yang dimiliki organdi.

IV. 1. 3 Fungsi Karya

Karya yang dibuat memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Menampilkan produk-produk fashion dengan memanfaatkan eksperimen reka bahan tekstil dari kain organdi yang telah dibuat dalam proses eksplorasi.

2. Sebagai produk fungsional namun tetap memiliki nilai estetis, yang merupakan esensi dari karya kriya tekstil.

69

styl·ish adj 1. having confident good taste and appreciation of what is fashionable 2. having or

showing impressive skill or accomplishment ( Microsoft Encarta Encyclopedia, 2002 )

70 fash·ion·a·ble adj 1. following a style or fashion that is currently popular 2. popular with or frequented by rich, famous, or otherwise glamorous people ( Ibid. )

(3)

3. Sebagai produk fashion yang memiliki nilai tambah secara ekonomis dengan daya jual tinggi.

4. Menampilkan citra Indonesia berupa modifikasi dari ragam hias tradisional Bali.

5. Sebagai produk yang dibuat untuk menambah rasa percaya diri bagi pemakainya karena merupakan karya yang dibuat dengan eksklusif.

IV. 2 Rancangan IV. 2. 1 Material

Material utama yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan karya adalah kain organdi. Kain ini telah mengalami berbagai macam perlakuan dengan berbagai jenis teknik reka bahan dalam eksperimen untuk mendukung terciptanya material yang eksklusif.

IV. 2. 2 Motif yang Digunakan

Motif merupakan elemen penting dalam penggarapan suatu produk tekstil. Motif pun dapat menentukan diterima atau tidaknya suatu produk tekstil di pasaran. Jika suatu motif disukai oleh pasar, maka produk dengan motif tersebut akan laku terjual. Motif pun dapat menampilkan citra yang ingin disampaikan oleh perancang yang membuat suatu karya fashion.

Kekayaan budaya Indonesia memiliki unsur-unsur yang sangat kaya dan menjadi ciri khas tersendiri. Produk fashion merupakan cara yang cukup mudah untuk memperkenalkan unsur budaya tradisional Indonesia karena penetrasinya bisa mencapai segala kalangan dengan berbagai tingkatan usia.

(4)

Salah satu cara pengaplikasiannya adalah dengan penggunaan motif hasil modifikasi dari ragam hias tradisional Indonesia dengan berbagai teknik reka bahan tekstil pada eksplorasi kain organdi yang telah dilakukan dan diwujudkan dalam produk fashion.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mata kuliah Kolokium Kriya Tekstil, diketahui bahwa ragam hias Bali sudah cukup dikenal oleh masyarakat umum sehingga citra yang ingin disampaikan sebagai produk fashion Indonesia mudah diterima oleh masyarakat.

Ragam hias tradisional Bali banyak sekali macamnya. Dalam pembuatan karya digunakan beberapa jenis ragam hias yang kemudian dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan motif-motif baru. 1. Barong

Gambar 4. 1 Ragam Hias Barong Karang Tapel. Arsitektur Bali, 1981

Bagi masyarakat Bali, alam ini dibagi kedalam dua kekuatan yang saling berlawanan. Apabila kekuatan jahat dari sihir hitam menyerang maka diperlukan upacara untuk membersihkannya. Seni dramatis merupakan salah satu cara untuk mengembalikan dan mempertahankan kebaikan. Salah satu contohnya adalah dengan menampilkan Barong dan Rangda.

Meskipun penampilannya menyeramkan, Barong adalah makhluk mistis yang dikaitkan dengan kebenaran dan sihir putih yang merupakan

(5)

simbol kekuatan dari kebaikan. Sedangkan Rangda, sang janda penyihir, merupakan kebalikannya, dia adalah roh jahat yang menghantui di malam hari dan menebarkan kerusakan.

Barong merupakan salah satu dari ragam hias Bali yang paling dikenal masyarakat. Biasanya dikenal dari baju barong yang menjadi buah tangan khas dari Bali. Ciri khas barong adalah lidah merah yang menjulur dengan rambut acak-acakan.

Gambar 4. 2 Modifikasi Ragam Hias Barong, dokumen pribadi

2. Flora

Gambar 4. 3 Wastra Lanang Prada ( Kiri ) dan Wastra Kampuh Prada ( Kanan ). Bunga Rampai Wastra Bali, 1993

Cukup banyak ragam hias Bali yang memuat unsur tetumbuhan terutama bunga. Namun pada karya ini akan dibuat motif yang merupakan modifikasi

(6)

dari ragam hias bunga padma atau teratai yang diambil dari Wastra Lanang Prada dan bunga yang telah mengalami stilasi dengan bentuk jajar genjang yang diambil dari Wastra Kampuh Prada.

Gambar 4. 4 Modifikasi Ragam Hias Padma, dokumen pribadi

(7)

IV. 2. 3 Warna yang Digunakan

Warna merupakan salah satu unsur paling penting dalam pembuatan suatu karya. Dalam perancangan suatu karya, warna akan memberikan nilai lebih dan memberikan arti tertentu. Karya dapat dinilai melalui warna yang dimilikinya, warna pun bisa menjadi elemen kekuatan dan kecantikan serta meningkatkan nilai daya jual dan harga dari suatu produk fashion.

Warna membantu kita untuk mengidentifikasi suatu objek. Warna bisa membuat penampilan ukuran dan bentuk menjadi berubah dalam pandangan kita dan orang lain yang melihatnya. Ada dua langkah sederhana dalam menggunakan warna pada pakaian. Pertama, kita harus memahami efek fisik dan psikologis yang ingin ditampilkan. Kedua, bagaimana cara menggunakan warna untuk mendapatkan efek tersebut.

Warna yang digunakan merupakan warna-warna yang didapatkan dari hasil eksperimen yang telah dilakukan serta melihat pada acuan tren warna 2007 - 2008.

Dalam karya, kekayaan warna ditampilkan dengan menggunakan varian warna yang sangat beragam dengan perpaduan yang beragam untuk menciptakan keindahan.

IV. 2. 4 Rancangan Produk Produk yang dibuat adalah :

1. Lembaran kain hasil eksplorasi dengan ukuran 60 x 150 cm. 2. Sandal, tas tangan, dompet, dompet paspor, tas ipod, beauty

case dan koper71

. 71

Luggage: suitcases, bags, and other items for carrying somebody’s belongings during a journey.

(8)

IV. 2. 4. 1 Rancangan Terpilih

Setelah melalui berbagai proses perancangan diantaranya dengan melakukan pengamatan terhadap berbagai majalah fashion terkini, konsultasi dengan pihak-pihak yang berkompeten, serta mengacu pada konsep yang telah ditentukan. Terpilih beberapa rancangan yang kemudian dibuat menjadi produk jadi.

Gambar 4. 6 Moodboard Rancangan Produk, dokumen pribadi.

IV. 2. 4. 2 Peluang Rancangan

Rancangan yang dibuat tentunya memiliki peluang untuk dipasarkan kepada masyarakat umum yang menjadi target pemasaran karya, karena karya yang dibuat bukan hanya suatu karya yang menjadi koleksi dari perancang.

Rancangan produk yang terbuat dari material hasil eksplorasi ini berpeluang untuk digunakan dalam berbagai kegiatan. Untuk lembaran kain yang dibuat bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan busana, misalnya untuk pembuatan gaun wanita. Siapapun yang menyukai, merasa cocok, serta kepribadiannya sesuai dengan produk-produk ini bisa memakainya.

(9)

IV. 3 Proses Produksi

Setelah menentukan hasil eksperimen serta rancangan yang terpilih untuk digunakan menjadi karya akhir, proses selanjutnya adalah membuat hasil eksperimen organdi untuk menjadi bahan dasar pembuatan karya. Proses diawali dengan menentukan jumlah kain yang diperlukan serta melakukan produksi bahan.

IV. 3. 1 Proses Produksi Kain

Proses produksi yang dilakukan dalam pembuatan kain dengan teknik rekalatar :

1. Memilih beberapa rancangan hasil eksperimen untuk dibuat menjadi ukuran 60 x 150 cm,

2. Melakukan pembuatan karya yang mengacu pada hasil eksperimen rekalatar,

3. Proses finishing, misalnya pemotongan sisa-sisa benang. Proses produksi yang dilakukan dalam pembuatan kain dengan teknik rekarakit :

1. Memilih beberapa rancangan hasil eksperimen untuk dibuat menjadi ukuran besar sekira 55 x 200 cm,

2. Menyiapkan bahan dengan melakukan teknik rekalatar yaitu sablon motif diatasnya serta melakukan pengguntingan kain menjadi ukuran lebar 1 cm,

3. Proses penenunan dengan ATBM dilakukan oleh perajin tenun.

(10)

IV. 3. 2 Proses Produksi Sandal

Proses produksi yang dilakukan dalam pembuatan sepatu : 1. Melakukan analisa model sandal,

2. Melakukan studi mengenai bentuk sandal yang sesuai dengan material berupa kain hasil eksplorasi sebelumnya yang berupa tenunan dan mengacu pada konsep,

3. Merancang sepatu diatas kertas serta menentukan paduan varian warna untuk material organdi tenun,

4. Proses perakitan dan finishing dilakukan oleh perajin sandal.

IV. 3. 3 Proses Produksi Dompet, Tas dan Koper

Proses produksi yang dilakukan dalam pembuatan dompet, dompet paspor, kantung ipod, tas laptop, dan koper :

1. Melakukan analisa model tas,

2. Melakukan studi mengenai bentuk tas yang sesuai dengan material berupa kain hasil eksplorasi sebelumnya agar menghasilkan produk yang berdaya guna ( wearable ) dan tahan lama,

3. Merancang tas diatas kertas dan menentukan paduan warna yang akan digunakan,

4. Membuat pola tas pada kain organdi yang telah mengalami proses eksplorasi,

5. Proses perakitan dan penjahitan dilakukan oleh perajin tas berpengalaman.

(11)

IV. 4 Hasil Akhir Karya

Karya akhir berupa 4 lembar kain serta 4 koleksi tas yang dibuat dari hasil eksperimen tenun ( rekarakit ) serta 6 lembar kain yang dibuat berdasarkan eksperimen rekalatar dengan berbagai teknik.

IV. 4. 1 Foto Karya

Atas : Sandal, tas laptop, dompet paspor dan koper. Dibuat dengan menggunakan kain tenun polos berdasarkan hasil Eksperimen 28 Rekarakit.

Bawah : Penggunaan karya.

Gambar 4. 7 Koleksi 1, dokumen pribadi.

Kiri : Tas Perhiasan, Kantung Ipod, Dompet kecil, dan Dompet Panjang. Dibuat dengan menggunakan kain tenun polos berdasarkan hasil Eksperimen 26 Rekarakit.

Kanan : Penggunaan karya.

(12)

Beauty case dibuat dengan menggunakan kain tenun polos berdasarkan hasil Eksperimen

27 Rekarakit.

Gambar 4. 9 Beauty Case, dokumen pribadi.

Koper dibuat dengan menggunakan kain tenun polos berdasarkan hasil Eksperimen 25 Rekarakit.

Gambar 4. 10 Koper 2, dokumen pribadi.

Tenunan 45 x 95 cm dengan varian warna : kuning, pink, jingga, emas, dan biru muda berdasarkan hasil Eksperimen 27 Rekarakit.

(13)

Tenunan 45 x 90 cm dengan varian warna : pink, putih, dan hitam, berdasarkan hasil Eksperimen 25 Rekarakit.

Gambar 4. 12 Karya Kain Rekarakit 2, dokumen pribadi.

Tenunan 45 x 70 cm dengan varian warna : tosca, turqoise dan bronze, berdasarkan hasil Eksperimen 26 Rekarakit.

Gambar 4. 13 Karya Kain Rekarakit 3, dokumen pribadi.

Tenunan 45 x 55 cm dengan varian warna merah, hitam, pink, kuning, jingga dan tosca berdasarkan hasil Eksperimen 29 Rekarakit. Lusi diberi motif menyerupai hasil tenun ikat.

(14)

Karya kain berukuran 60 x 150 cm, dibuat berdasarkan Eksperimen 39 Rekalatar. Kanan : Karya dengan model.

Gambar 4. 15 Karya Kain Rekalatar 1, dokumen pribadi.

Karya kain berukuran 60 x 150 cm, dibuat berdasarkan Eksperimen 15 Rekalatar. Kanan : Karya dengan model.

Gambar 4. 16 Karya Kain Rekalatar 2, dokumen pribadi.

Kiri : Karya kain berukuran 60 x 150 cm, dibuat berdasarkan Eksperimen 51 Rekalatar. Kanan : Karya dengan model.

(15)

Karya kain berukuran 60 x 150 cm, dibuat berdasarkan Eksperimen 33 Rekalatar.

Gambar 4. 18 Karya Kain Rekalatar 4, dokumen pribadi.

Dua buah karya kain berukuran 60 x 150 cm, dibuat berdasarkan Eksperimen 34 Rekalatar.

Gambar 4. 19 Karya Kain Rekalatar 5, dokumen pribadi.

(16)

IV. 4. 2 Perawatan Karya

Bahan tekstil dapat dibersihkan baik dengan pencucian biasa maupun dengan dry-clean. Perawatan ini diterapkan bergantung pada bagaimana keadaan pakaian berdasarkan dari apa jenis seratnya, kontruksi kain dan aplikasi diatasnya. Penting bagi kita untuk mengetahui kandungan serat suatu bahan dan selalu melihat label instruksi pembersihan yang terdapat pada suatu bahan tekstil sebelum melakukan pembersihan.

Cara perawatan karya berupa kain cukup dengan merendamnya sebentar didalam air dingin dengan menggunakan sabun cuci yang lembut, tidak perlu dikucek, kemudian dibilas hingga benar-benar bersih. Tidak perlu disetrika karena kondisi kain akan kembali ke bentuk semula, jika ada bagian yang benar-benar kusut bisa disetrika namun dengan bahan pelapis diantara kain dengan setrika. Perawatan untuk produk lainnya tidak terlalu berbeda dengan merawat kain, umumnya tidak akan terlalu kotor, cukup dengan menggunakan lap kering ataupun dengan cairan pembersih khusus pada beberapa bagian yang terbuat dari bahan kulit imitasi.

Dalam suatu pakaian biasanya terdapat label yang memuat cara perawatan pakaian sesuai dengan karakteristik masing-masing pakaian. Berikut adalah beberapa contoh gambar label instruksi perawatan untuk produk tekstil :

(17)

Gambar 4. 21 Standar Label Perawatan Pakaian di Eropa, International Textile Care Labelling Code for Europe.

Gambar

Gambar 4. 2 Modifikasi Ragam Hias Barong, dokumen pribadi
Gambar 4. 4 Modifikasi Ragam Hias Padma, dokumen pribadi
Gambar 4. 6 Moodboard Rancangan Produk, dokumen pribadi.
Gambar 4. 7 Koleksi 1, dokumen pribadi.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari Rabu Tanggal Delapan Bulan Mei Tahun Dua Ribu Tiga Belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini, Unit Layanan Pengadaan (ULP) Rumah Sakit Umum Kabupaten

Media yang digunakan dalam perancangan media promosi Sambal Marin Surabaya adalah media-media yang tidak memakan banyak biaya karena disesuaikan dengan kemampuan dana yang

Salah satu model yang pas dalam pembelajaran fisika khususnya pada materi gerak lurus adalah model inkuiri terbimbing dimana model pembelajaran inkuiri terbimbing

pull factors were: 1) facilities and hygiene; 2) destination familiarity; 3) value for money and. destination proximity; 4) local attractions; and 5) supporting

DALAM RANGKA KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) EKONOMI PEMBANGUNAN TERPADU UNVERSITAS NEGERI SEMARANG DI KEMENTERIAN KOPERASI

Beri tanda (x) jika label merek tiga dimensi atau merek hologram lebih dari satu gambar dan lampirkan dalam lembar terpisah. Nama dan/atau Deskripsi Merek** Nama merek :

Hence, if the innovation size is high enough, the new entrant locates in region N and faces tough competition in order to signal its large innovation size.. Contrary to what occurs

Ada juga fraktur yang tidak disebabkan oleh trauma, tetapi. disebabkan oleh adanya proses patologis,