• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Tinjauan Tentang Bola Voli

Permainan bola voli adalah salah satu cabang olahraga yang sangat popular di indonesia. Ini bisa di lihat dari memasyarakatnya olahraga bola voli yang dapat dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang tua bahkan wanita juga melakukannya, sehingga tidak heran jika olahraga bola voli termasuk olahraga yang digemari rakyat.

Ada 4 tujuan manusia melakukan olahraga. Pertama adalah mereka yang melakukan kegiatan olahraga hanya untuk tujuan rekreasi yakni mereka berolahraga untuk mengisi waktu luang dilakukan dengan penuh gembira. Kedua adalah mereka melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan pendidikan, olahraga ini dilakukan secara formal dengan tujuan untuk mencapai sasaran pendidikan. Ketiga adalah mereka yang melakukan kegiatan olahraga dengan tujuan mencapai tingkat kesegaran jasmani tertentu. Hal ini dikerjakan secara formal baik progam sarana maupun fasilitas di bawah bimbingan tenaga profesional. Keempat adalah mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk mencapai sasaran suatu prestasi tertentu (M.Sajoto, 1995:2).

Dalam usaha untuk mencapai suatu keberhasilan di dalam mencapai prestasi yang optimal ada beberapa faktor yang menentukan antara lain :

a. Kondisi fisik atau tingkat kesegaran jasmani.

(2)

b. Kemampuan teknik dan keterampilan yang dimilikinya.

c. Masalah-masalah lingkungan.

d. Pengembangan mental e. Kematangan.

Kemampuan teknik dan keterampilan yang dimiliki merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam permainan bola voli. Teknik adalah suatu proses melakukan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli (Suharno H.P,1981:35).

Agar kecakapan bermain bola voli dapat ditingkatkan maka teknik ini erat sekali hubungannya dengan kemampuan gerak, kondisi fisik, taktik, dan mental.

Teknik dasar bola voli harus betul-betul dipelajari terlebih duhulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli. Penguasaan teknik dasar permainan bola voli merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, mental dan taktik (Suharno H.P, 1981:35).

2. Hakikat Keterampilan

Rusli Lutan dalam Nurridwan Yuli (2011: 7) Keterampilan dapat diartikan sebagai kompetensi yang diperagakan oleh seseorang dalam menjalankan suatu tugas berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan yang diharapkan, maka orang tersebut semakin terampil. Amung Ma’mun dan Yudha dalam Kelik Wibawa (2010:

7) mengatakan bahwa keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten

(3)

dalam suatu tujuan dengan efektif dan efisien. Semakin tinggi kemampuan seseorang mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin terampil orang tersebut.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau kemampuan gerak dengan tingkat kemahiran atau derajat keberhasilan yang konsisten untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.

3. Hakikat Pembelajaran Permainan Bolavoli a Pengertian Pembelajaran

Agus S. Suryobroto (2001: 4) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam GBPP atau kurikulum. Sedangkan menurut Sukintaka dalam Amrin Thoyib (2009: 11) “Pembelajaranmengandung pengertian bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi disamping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”.

Dalam suatu

Peristiwa pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersamaan, yaitu pertama ada satu pihak yang memberi dan pihak lain yang menerima. Winarno Surakhman dalam Amrin Thoyib (2009: 11) menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran pendidikan umumnya agar interaksi edukatif dapat berjalan lancar maka paling tidak harus ada komponen-komponen sebagai berikut:

1) Adanya tujuan yang hendak dicapai

2) Adanya materi atau bahan pelajaran yang menjadi isi kegiatan.

3) Adanya siswa yang menjadi subjek dan objek yang aktif mengalami.

4) Adanya guru yang melaksanakan kurikulum.

(4)

5) Adanya sarana dan prasarana yang menunjang terselenggaranya pembelajaran.

6) Adanya metode untuk mencapai tujuan.

7) Adanya situasi yang memungkinkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

8) Adanya penilaian untuk mengetahui proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan.

Pembelajaran yang direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan dengan baik, maka dapat diharapkan tujuan dari pembelajaran dapattercapai. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu interaksi yang dilakukan oleh seorang pendidik dan peserta didik yang berdasarkan pada kurikulum dan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu b Pengertian Permainan Bolavoli

Bolavoli merupakan permainan yang dimainkan oleh dua tim. Setiap tim terdiri dari enam orang dan dipisahkan oleh net (Barbara L. Viera dan Bonnie Jiil Ferguson, 2004: 2). Bola voli merupakan permainan beregu yang bertujuan untuk memukul bola ke arah bidang lapangan lawan untuk mendapatkan poin. Menurut PBVSI (2004: 7) bolavoli merupakan permainan yang dimainkan oleh dua tim dalam setiap tim dan dipisahkan oleh sebuah net, permainan menggunakan tangan dengan cara dipantulkan atau divoli.

Sedangkan tujuan dari permainan bola voli adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan, untuk mencegah bola yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola diluar perkenaan block. Memantulkan bola merupakan karakteristik permainan bola voli yang dilakukan sebanyak - banyaknya tiga kali, setelah itu bola harus segera diseberangkan ke daerah lawan.

(5)

Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Sebab dalam permainan bola voli dibutuhkan fisik yang tinggi, power otot, koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bola voli. (Nuril Ahmadi, 2007: 20).

Dalam bermain bola voli, ada prinsip dasar yang harus diperhatikan.

Menurut Barbara L. Viera dan Bonnie Jiil Ferguson (2004:2) prinsip dasar bermain bola voli yaitu memukul bola ke arah bidang lapangan musuh sedemikian rupa agar lawan tidak dapat mengembalikan bola. Bermain bola voli memiliki tujuan yang bermacam-macam mulai dari yang bersifat hiburan, kemudian berkembang ketujuan berprestasi tinggi. Dalam mencapai beberapa tujuan di atas, diperlukan teknik dasar dan strategi dalam bermain bola voli.

Semua itu dapat dicapai melalui latihan-latihan dan pertandingan-pertandingan yang direncanakan dan dilakukan terus-menerus secara berkelanjutan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, hakekat permainan bolavoli adalah suatu permainan yang menggunakan prinsip dasar memantulkan bola bergantian dengan teman seregu maksimal sebanyak tiga kali dan setelah itu bola harus segera diseberangkan melewati net menuju dan agar jatuh daerah lawan serta mempertahankan bola agar tidak jatuh di daerah sendiri.

4. Teknik-teknik Dalam Permainan Bolavoli

Dieter Beutelstahl (1986: 9) mengemukakan bahwa teknik adalah prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek dan bertujuan mencari penyelesaian

(6)

suatu problema pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna.

Sedangkan Suharno (1981: 35) mengatakan “teknik adalah adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli”. Suharno juga mengemukakan bahwa teknik-teknik yang digunakan dalam permainan bola voli yaitu: Service, passing bawah, passing atas, smash dan block.

a Servis/Service

Suharno (1981: 40) mengemukakan bahwa pada jaman sekarang ini servis tidak lagi sebagai tanda saat dimulainya permaninan atau sekedar menyajikan bola tetapi juga diartikan sebagai sebagai satu serangan yang pertama kali bagi regu yang melakukan servis. Sedangkan Roji (1989: 29) mengatakan “servis adalah menyajikan bola pada saat dimulainya permainan”.

Dengan kata lain servis merupakan pukulan pertama dalam tiap-tiap permulaan memainkan bola oleh pihak yang harus melakukan servis. Nuril Ahmadi (2007:

20) mengemukakan bahwa servis adalah pukulan yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampaui net ke daerah lawan. Servis dalam bola voli itu ada 2 macam yaitu servis tangan bawah dan servis tangan atas.

Servis tangan atas dibagi menjadi servis mengambang, servis topspin, dan jumping servis.

b Servis tangan bawah

Posisi awal untuk melakukan servis tangan bawah adalah berdiri dengan posisi melangkah, dengan kaki depan yang berlawanan dengan tangan yang akan memukul bola. Menurut Suharno (1981: 40) Cara melakukan servis bawah sebagai berikut:

(7)

1) Sikap Permulaan:

Mula-mula berdiri di petak servis dengan kaki kiri agak lebih ke depan daripada kaki kanan, pegang bola dengan tangan kiri, lambungkan bola tidak terlalu tinggi, pada saat itu pula tangan kanan ditarik ke bawah belakang. Setelah bola yang dilambungkan tadi berada di arah depan pelaksana kira-kira setinggi pinggang maka pada saat itu pula tangan serta lengan kanan yang lurus siap diayunkan dari arah belakang depan atas untuk memukul bola.

2) Sikap Saat Perkenaan:

Perkenaan bola adalah pada tangan. Telapak tangan menghadap bola dan tangan pada waktu itu ditegangkan agar terjadi pantulan. Pada saat perkenaan perkenaan tangan pada bola disamping tangan ditegangkan dapat juga ditambah gerakan tangan secara eksplosif. Selain dengan pukulan tersebut dapat dilakukan dengan cara lain yaitu dengan tangan dalam keadaan menggenggam dengan genggaman menghadap ke bola.

3) Sikap Akhir:

Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke depan dan terus masuk ke lapangan permainan serta mengambil sikap siap normal.

c Servis Tangan Atas

Menurut Nuril Ahmadi (2007: 22) servis tangan atas terdiri dari servis mengambang/float service, Servis topspin, dan jumping service. Cara melakukan servis atas:

(8)

1) Servis Mengambang a) Sikap Permulaan:

Berdiri diluar garis belakang dengan kaki kiri didepan atau dapat juga sejajar dengan kaki kanan, tangan kiri memegang bola dan tangan kanan dengan telapak tangan terbuka siap untuk memukul bola, Bola dilambungkan dengan tangan kiri dan lambungan bola lebih tinggi dari kepala, kemudian tangan kanan ditarik kearah belakang atas kepala.

b) Sikap Saat Perkenaan:

Setelah tangan kanan berada di atas belakang kepala dan bola berada sejangkauan tangan maka segera bola dipukul. Perkenaan tangan pada bola adalah pada telapak tangan, dilanjutkan dengan menjatuhkan lengan pemukul secara perlahan sebagai gerakan lanjutan.

c) Sikap Akhir:

Setelah tangan memukul bola maka dilanjutkan dengan melangkah ke depan masuk ke dalam lapangan permainan dan mengambil sikap siap normal.

2) Servis Topspin

Nuril Ahmadi (2007: 22) mengemukakan bahwa kelebihan dari servis topspin yaitu bola bergerak dan jatuh dengan cepat sedangkan kelemahannya adalah bola melayang dengan stabil, sulit untuk dilakukan, dan tingkat konsistensi lebih rendah. Cara melakukan servis topspin yaitu:

(9)

a) Sikap Permulaan:

Berdiri diluar garis belakang dengan kaki kiri di depan atau dapat juga sejajar dengan kaki kanan. Putar bahu sedikit ke arah garis samping/garis pinggir. Tangan kiri memegang bola dan tangan kanan dengan telapak tangan terbuka siap untuk memukul bola.

b) Perkenaan:

Bola dilemparkan ke atas belakang bahu dengan sedikit diputar, kemudian ayunkan lengan ke belakang, arahkan sikut ke atas dan dekat dengan telinga. Pukul dengan tumit telapak tangan yang terbuka, gulung pergelangan tangan dengan penuh tenaga. Pandangan kearah bola sampai melakukan pukulan.

c) Sikap Akhir:

Setelah tangan memukul bola maka dilanjutkan dengan melangkah ke depan masuk ke dalam lapangan permainan dan mengambil sikap siap normal.

3) Jumping Service

Jumping servis merupakan pukulan dengan loncatan dari garis belakang lapangan regu yang mendapat giliran servis. Menurut Nuril Ahmadi (2007:

22) Cara melakukan jumping servis yaitu: Berdiri dibelakang garis menghadap kearah net. Kedua lengan memegang bola, kemudian bola di lambungkan (± 3 meter) agak di depan badan. Setelah itu tekuk kedua lutut untuk awalan melakukan lompatan yang setinggi mungkin. Pukulan bola ketika berada di ketinggian seperti melakukan gerakan smash, lecutkan

(10)

pergelangan tangan secepat-cepatnya, sehingga menggunakan pukulan topspin yang tinggi agar bola secepat mungkin turun ke daerah lapangan lawan.

d Passing

Suharno (1981: 52) mengatakan “passing dalam permainan bola voli adalah usaha atau upaya seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang dimainkan itu kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri”. Sedangkan menurut Roji (1989: 3) passing dalam permainan bola voli adalah mengambil bola atau mengoperkan bola atau mengumpan bola kepada teman, tapi bila ada kesempatan baik langsung diteruskan kepada lawan. Pendapat tersebut selaras dengan yang dikemukakan Nuril Ahmadi (2007: 22) passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregu atau untuk dimainkan di lapangan sendiri. Dalam permainan bola voli, teknik passing itu ada dua macam yaitu passing bawah dan passing atas.

1) Passing Bawah

Memainkan bola dengan sisi dalam lengan bawah merupakan teknik bermain yang cukup penting karena sisi lengan bawah tersebut dapat digunakan untuk penerimaan bola servis, untuk menerima bola dari lawan berupa serangan, untuk mengambil bola setelah terjadi blok, dan untuk mengambil bola yang rendah dan mendadak datangnya. Cara melakukan passing bawah menurut Suharno (1981: 47-48) yaitu:

(11)

a) Sikap Permulaan:

Ambil posisi sikap siap normal. Pada saat tangan akan dikenakan pada bola, segera tangan dan juga lengan di turunkan dalam keadaan terjulur kebawah dengan lurus. Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang selalu lurus keadaannya.

b) Sikap Saat Perkenaan:

Pada saat akan mengenakan bola, posisi badan berada dalam posisi menghadap bola. Begitu bola berada pada jarak yang tepat maka segeralah ayunkan lengan yang telah lurus dari bawah ke atas.

Perkenaan bola usahakan dibgian atas pergelangan tangan dengan bidang yang selebar mungkin agar bola dapat melambung dan stabil.

c) Sikap Akhir:

Setelah bola berhasil di passing bawah maka segera ikuti pengembalian sikap normal kembali dengan tujua agar dapat bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.

2) Passing Atas

Cara melakukan passing atas menurut Suharno (1981: 52-53) yaitu:

a) Sikap Permulaan:

Pemain mengambil sikap normal berdiri dengan salah satu kaki berada di depan kaki yang lain. Lutut ditekuk, badan agak condong ke depan dengan tangan siap berada di depan dada. Pada saat akan melakukan passing maka segeralah menempatkan diri dibawah bola, dan tangan

(12)

diangkat keatas depan kira-kira setinggi dahi. Jari-jari tangan secara keseluruhan membentuk suatu setengah bulatan.

b) Sikap saat Perkenaan:

Perkenaan bola pada jari adalah diruas pertama dan kedua terutama ruas pertama dari ibu jari. Pada saat jari disentuhkan pada bola maka jari-jari agak ditegangkan sedikit dan pada saat itu juga diikuti gerakan pergelangan, lengan kearah depan atas.

c) Sikap Akhir:

Setelah bola berhasil di passing maka lengan harus lurus sebaagai, gerakan lanjutan diikuti dengan badan dan langkah kaki ke depan agar koordinasi tetap terjaga dengan baik. Gerakan tangan, pergelangan, lengan dan kaki harus merupakan suatu gerakan yang harmonis sedangkan pandangan ke arah jalannya bola. Passing atas merupakan salah satu teknik yang penting dan harus dikuasai sebelum bermain bola voli. Nuril Ahmadi (2007: 5) mengemukakan bahwa ketika seseorang melakukan passing atas jari-jari tangan harus terbuka lebar, dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan.

3) Smash

Nuril Ahmadi (2007: 31) menjelaskan bahwa smash merupakan bentuk serangan yang paling banyak digunakan dalam upaya memperoleh nilai oleh suatu tim. Dalam melakukan smash bola voli ada beberapa tahapan yaitu saat awalan, saat tolakan, saat pukulan bola di atas net, dan saat

(13)

mendarat di tanah. Cara melakukan smash menurut Suharno (1981: 62-63) yaitu:

a) Saat Awalan

Mula-mula mengambil sikap siap normal dengan jarak yang cukup dari jarring, yaitu 3 sampai 4 meter. Pada saat akan melangkah ke depan terlebih dahulu melakukan langkah-langkah kecil di tempat. Langkah- langkah kecil ini bertujuan agar pada saat badan telah dalam batas labil setimbang labil dan pada saatnya untuk bergerak ke depan. Sesudah itu dilanjutkan langkah ke depan .

b) Saat Tolakan

Tolakan harus dilakukan dengan menumpu terlebih dahulu dengan kedua kaki dan langkah paada saat akan menumpu ini tidak boleh lebar ataupun dengan suatu loncatan. Setelah menumpu dengan kedua kaki kemudian segera diikuti dengan gerakkan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam kebawah serta kedua lengan masing- masing telah berada disamping belakang badan. Kemudian setelah itu diikuti dengan tolakan kaki ke atas secara eksplosif dan dibantu dengan ayunan kedua lengan dari arah belakang ke depan atas.

c) Saat Perkenaan

Pada saat melayang di udara kedua kaki harus rileks, setelah kaki menolak tangan kanan berada di samping atas kepala agak ke belakang dan lengan sedikit lurus, dengan telapak tangan menghadaap ke depan sedangkan tangan kiri berada di samping kepala kira-kira setinggi

(14)

telinga. Usahakan sikap sedemikian hingga bola berada di atas depan smasher. Jika bola sudah berada di atas depan dan dalam jangkauan tangan maka segeralah tangan kanan dipukulkan pada bola secepatnya.

d) Saat Mendarat

Setelah bola berhasil dipukul maka smasher akan segera mendarat kembali ke tanah. Pada saat mendarat maka smasher harus mendarat dengan kedua kakinya dan dalam keadaan lentuk. Tempat pendaratan harus diusahakan sedikit mungkin dengan tempat melakukan tolakan.

Setelah smasher berhasil mendarat kembali di tanah segeralah mmengambil sikap siap normal.

4) Block

Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan (Nuril Ahmadi, 2007: 30). Block bukanlah teknik yang sulit namun presentase keberhasilan suatu block relative kecil karena arah bola smash yang akan diblock dikendalikan oleh lawan.

Keberhasilan block ditentukan oleh ketinggian loncatan dan jangkauan tangan pada bola yang sedang dipukul lawan. Cara melakukan block dalam bola voli yaitu:

a) Sikap Permulaan

Berdiri dengan kaki sejajar badan menghadap ke jarring. Kedua tangan berada di depan dada. Untuk awalan tolakan maka lutut ditekuk agak dalam. Setelah itu diteruskan dengan tolakan keatas dengan kedua kaki secara eksplosif dan kuat. Begitu badan secara keseluruhan terangkat

(15)

keatas maka tangan dijulurkan ke atas, jari-jari membuka dengan tujuan agar kedua tangan merupakan suatu bidang yang luas. Lengan dalam keadaan lurus dan condong ke depan (Suharno, 1981: 69).

b) Saat Perkenaan

Setelah melayang di udara maka pada saat bola dipukul oleh smasher segeralah tangan dihadapkan kepada arah datangnya bola. Pada saat perkenaan tangan dengan bola, pergelangan tangan digerakkan secara eksplosif agar tangan dapat menekan bola dari arah atas depan bawah secara kuat. Jari-jari kedua tangan tangan pada saat perkenaan ditegangkan agar tangan dan jari dalam keadaan cukup kuat untuk menerima tekanan bola yang berat. Sikap perkenaan yang baik ialah jika pada saat sebelum dipukul tangan blocker benar-benar telah dapat mengurung bola (Suharno, 1981: 69).

c) Sikap Akhir

Setelah bola mengenai tangan maka segera tangan ditarik dan posisi tangan berada pada posisi seperti saat persiapan. Selanjutnya mendarat kembali dengan tumpuan dua kaki dan lentuk. Setelah itu mengambil sikap siap seperti pada saat sikap persiapan (Suharno, 1981: 70).

5. Pembelajaran Permainan Bola voli di SMP Muhammadiyah Subang

Permainan bola voli merupakan salah satu pelajaran yang di ajarkan di SMP sesuai kurikulum yang ada. Dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMP Muhammadiyah Subang materi pembelajaran permainan bola

(16)

voli merupakan salah satu materi ajar yang termuat didalamnya dan termuat dalam Program Semester sebagai berikut:

Dalam permainan bola voli teknik dasar merupakan faktor yang mendasar yang harus diajarkan pada peserta didik SMP, dengan menguasai teknik dasar bermain bola voli, peserta didik diharapkan memiliki keterampilan bermain bola voli. Pelaksanaan pembelajaran bola voli yang ada di SMP Muhammadiyah Subang sudah berjalan sesuai dengan materi dan kurikulum yang ada. Namun dilihat dari antusias peserta didik dalam menggikuti pembelajaran bola voli masih kurang, hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya perhatian peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, banyak peserta didik yang mengeluh karena berbagai alasan seperti tangan sakit, cuaca panas dan ingin bermain cabang olahraga yang lain. Selain itu

(17)

fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran permainan bola voli juga kurang memadai.

6. Karakteristik Peserta Didik SMP

Pada umumnya peserta didik SMP mengalami perubahan di seluruh aspek perkembangan manusia. Dimulai dari aspek psikomotor, kognitif, dan aspek afektif secara optimal. Menurut Sukintaka (1992: 45), anak tingkat SLTP mempunyai karakteristik dari berbagai aspek diantaranya:

a. Jasmani

1) Laki-laki ataupun putri ada pertumbuhan memanjang.

2) Membutuhkan pengaturan istirahat yang baik.

3) Sering melakukan kecanggungan dan koordinasi yang kurang baik sering diperlihatkan.

4) Merasa mempunyai ketahanan dan sumber energi tak terbatas.

5) Mudah lelah, tetapi tidak dihiraukan.

6) Mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat.

7) Anak laki-laki mempunyai kecepatan dan kekuatan otot yang lebih baik dari pada putri.

8) Kesiapan dan kematangan untuk ketrampilan bermain menjadi baik.

b. Psikis atau mental

1) Banyak mengeluarkan energi untuk fantasinya.

2) Ingin menentukan pandangan hidupnya.

3) Mudah gelisah karena kondisi yang remeh.

(18)

c. Sosial

1) Ingin tetap diakui oleh kelompoknya.

2) Mengetahui moral dan etika kebudayaan .

d. Bentuk penyajian pembelajaran sebaiknya dalam brentuk: bermain beregu, komando, tugas dan lomba. Menurut Sukintaka (1992: 45), perlu diketahui, bahwa untuk keperluan fantasi dan imajinasinya, banyak dibutuhkan energi dalam jumlah besar, maka terjadilah kemorosotan jasmani maupun psikis.

Keadaan anak pada masa pertumbuhan dan perkembangan terjadi kemurungan dan fantasi yang berlebihan. Keadaan ini menyebabkan rasa tidak mampu, enggan bergerak, dan mengelak terhadap pelajaran pendidikan jasmani.

7. Pengertian Barlatih

Menurut Suharno (1983) dalam Djoko Pekik (2002: 11), latihan (Training) adalah suatu proses organisme atlet secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya. Menurut Sukadiyanto (2002: 1), “latihan pada prinsipnya merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan kualitas fisik, kemampuan fungsional peralatan tubuh, dan kualitas psikis anak latih”. Sedangkan Bompa (1994) dalam Djoko Pekik (2002: 11),

“mengartikan latihan sebagai program pengembangan olahragawan untuk event khusus, melalui peningkatan keterampilan dan kapasitas enenrgi”. Latihan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yang dapat mengandung makna seperti: practice, exercises, dan training. Dalam istilah bahasa Indonesia kata kata tersebut semuanya

(19)

mempuanyi arti yang sama yaitu latihan. Namun, dalam bahasa Inggris kenyataannya setiap kata tersebut memiliki maksud yang berbeda-beda. Dari beberapa istilah tersebut setelah diaplikasikan di lapangan memang nampak sama kegiatannya, yaitu aktivitas fisik. (Sukadiyanto: 2002 : 5).

Menurut Sukadiyanto (2002: 6-7), pengertihan latihan yang berasal dari kata practice adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya. Pengertian latihan yang berasal dari kata exercises adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sedangkan pengertian latihan yang berasal dari kata training adalah suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, menggunakan metode, dan aturan pelaksanan dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsip pendidikan yang terncana dan teratur, sehingga tujuan latihan dapat tercapai tepat pada waktunya.

Menurut berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa latihan merupakan proses usaha yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara terstruktur, terarah, dengan menggunakan metode tertentu, untuk meningkatkan kualitas fisik, kemampuan fungsional peralatan tubuh, kualitas psikis, mengembangkan bakat, keterampilan (kemahiran) gerak, maupun kemampuan pada diri seseorang khususnya di bidang olahraga sehingga tujuan pencapaian prestasi dapat tercapai.

(20)

a. Tujuan Berlatih

Menurut Sukadiyanto (2002: 9), “objek dari proses latihan adalah manusia yang harus ditingkatkan kemampuan, keterampilan, dan penampilannya dengan bimbingan pelatih”. Tujuan latihan secara umum adalah membantu para pembina, pelatih, guru olahraga agar dapat menerapkan dan memiliki kemampuan konseptual serta keterampilan dalam membantu mengungkap potensi olahragawan mencapai puncak prestasi.

Menurut Muhammad Asriady Mulyono (2014: 66), pemilihan pola latihan yng benar akan meningkatkan kemampuan si pemain dalam bermain.

Peningkatan skill bermain ini didapat dengan berlatih secar teratur dengan porsi latihan yang tepat. Untuk meningkatkan kondisi tubuh juga diperlukan jenis latihan-latihan khusus.

Jangan sampai proses latihan yang berlangsung hanya “merobotkan”

manusia, akan tetapi harus memandirikan olahragawan sehingga akan memanusiakan manusia. Sehingga diharapkan prsetasi yang diaktualisasikan oleh anak latih benar-benar merupakan satu totalitas akumulasi hasil dari latihan fisik dan psikis. Untuk itu pada setiap sesi latihan harus memiliki sasaran yang jelas agar tujuan latihan dapat tercapai seperti yang direncanakan. Dengan penentuan tujuan latihan diharapkan akan membantu olahragawan agar memiliki kemampuan konseptual dan keterampilan gerak untuk diterapkan alam upaya meraih prestasi puncak. (Sukadiyanto: 2002 : 9). Setiap program latihan yang disusun pelatih memiliki tujuan tertentu.

(21)

Menurut Sukadiyanto dan Dangsina Muluk (2010: 47-48), tujuan dari penyususnan materi program latihan adalah untuk meningkatkan kualitas keterampilan, kebugaran otot, dan kebugaran energi olahragawan. Hal itu dilakukan jika program latihan yang disusun memiliki jangka waktu yang lebih dari enam bulan. Namun, jika waktunya kurang dari tiga bulan, maka materi program latihan lebih diprioritaskan pada unsur-unsur yang masih kurang yang ada pada olahragawan. Hal itu tentu selalu mengacu pada periodisasi dan target atau komponen yang lainnya. Dalam mencapai tujuan, pelatih maupun atlet harus melakukan dengan baik, terstruktur, terarah, dan kompleks. Program latihan yang disusun pelatih harus memenuhi berbagai aspek, antara lain: latihan fisik, latihan, teknik, latihan taktik, dan latihan mental. Selain itu juga prinsip- prinip latihan harus diperhatikan.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan latihan adalah untuk dapat memiliki kemampuan konseptual meningkatkan kualitas keterampilan, kebugaran otot, dan kebugaran energi, dalam membantu mengungkap potensi olahragawan mencapai puncak prestasi.

b. Prinsip-Prinsip berlatih

Tujuan latihan tidak akan tercapai apabila dalam berlatih tidak berlandaskan prinsip-prinsip latihan. Banyak orang yang melakukan latihan tetapi sebenarnya mereka tidak melakukan latihan dengan benar, hal itu semua karena prinsip-prinsip latihan tidak diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik.

Sukadiyanto (2002: 14-18), prinsip latihan merupakan landasan konseptual sebagai acuan untuk merancang, melaksanakan dan mengendalikan

(22)

suatu proses berlatih-melatih. Adapun beberapa prinsip latihan tersebut antara lain:

1) Prinsip Individual

Prinsip Individual yang dimaksud adalah setiap orang memiliki kemampuan yang tidak sama antara yang satu dan yang lainnya.

2) Prinsip Adaptasi

Artinya organ tubuh manusia cenderung selalu mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.

3) Prinsip Beban Lebih (Overload)

Prinsip Beban Lebih adalah beban latihan harus mencapai atau sedikit melampaui ambang rangsang.

4) Prinsip Beban Bersifat Progresif

Prinsip ini terkait erat dengan prinsip beban lebih (overload), karena dengan pemberian beban yang bersifat progresif akan berarti juga memberikan beban yang lebih (overload).

5) Prinsip Spesifikasi

Setiap bentuk rangsang akan direspon secara khusus oleh setiap olahragawan.

6) Prinsip Latihan Bervariasi

Proses latihan yang lama dan monoton akan mnimbulkan kejenuhan, keengganan dan keresahan pada olahragawan, sehingga akan mengakibatkan kelelahan baik yang bersifat fisik maupun psikis.

(23)

7) Prinsip Pemanasan

Dalam satu pertemuan latihan selalu diawali dengan pemanasan dan diakhiri pula dengan pendinginan (penenangan).

8) Prinsip Periodesasi (Latihan Jangka Panjang)

Proses pelaksanaan latihan harus selalu mengacu pada periodisasinya, karena periodisasi merupakan pentahapan dan penjabarn dari tujuan latihan secara keseluruhan.

9) Prinsip Berkebalikan (Reversibilitas)

Arti dari berkebalikan (reversibilitas) yaitu bila olahragawan berhenti dari latihan, maka kualitas organ tubuhnya akan mengalami penurunan secara otomatis.

10) Prinsip Beban Moderat (Tidak berlebihan)

Keberhasilan latihan jangka panjang, yang dijabarkan pentahapannya ke dalam periodisasi latihan, akan tergantung pada pembebnan yang moderat atau tidak berlebihan.

11) Prinsip Latihan Sistematik

Prestasi olahragawan sifatnya adalah labil dan sementara, sehingga prinsip latihan harus sistematik. Adapun beberapa prinsip yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan program latihan antara lain, prinsip specifity, prinsip warm up dan coling down, prinsip bervariasi. Seorang pelatih atau pembina dalam menyusun program latihan tidak harus ahli berbagai disiplin ilmu, tetapi dapat meminta bantuan dari berbagai ahli dibidangnya yang selanjutnya disusun dalam sebuah program latihan.

(24)

8. Hakikat Ekstrakurikuler

Menurut Yudha M Saputra, (1998:9) berpendapat bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau diluar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antara mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai. Sedangkan menurut Siswanto (1989:107), kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam sekolah yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan kemampuan siswa sehingga mereka menjadi menusia seutuhnya.

Ekstrakurikuler adalah salah satu cara untuk dapat meningkatkan prestasi olahraga khususnya, dalam hal ini adalah cabang olahraga bolavoli. Namun hal itu tidak akan terjadi jika hanya siswa saja yang berupaya untuk meningkatkan prestasinya, guru pembimbing ekstrakurikuler juga harus ikut berupaya untuk meningkatkan presatsi peserta didiknya.

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan bakat siswa dalam bidang tertentu. Selain itu juga akan membantu siswa untuk lebih memahami mengenai suatu hal yang tidak dapat dimengerti pada saat jam sekolah.

9. Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Muhamadiyah Subang

SMP Muhamadiyah Subang terletak di Jl. Kertawiganda No. 27 Cigadung Kecamatan Subang SMP Muhamadiyah Subang merupakan salah satu lembaga

(25)

pendidikan yang peduli terhadap olahraga terutama bolavoli. Kegiatan ekstrakurikuler bolavoli dilaksanakan 1-2 kali dalam seminggu, yang dilaksanakan setiap hari rabu dan sabtu dengan lama latihan selama 120 menit. Dimulai pada pukul 15.00 – 17.00 WIB. Dalam pembinaan ekstrakurikuler bolavoli di SMP Muhamadiyah Subang cukup didukung sarana dan prasarana berupa 2 lapangan bolavoli outdoor, 5 buah bolavoli standar, dan 2 buah net.

Antusiasme siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMP Muhamadiyah Subang di hari pertama mulai kegiatan tersebut peserta ekstrakurikuler bolavoli yang datang mencapai 70 siswa dan terus menurun hingga 20 siswa yang tersisa di akhir semester. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa SMP Muhamadiyah Subang kurangnya minat dan motivasi terhadap permainan bolavoli.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bhwa SMP Muhamadiyah Subang sebagai salah satu lembaga pendidikan yang ikut berpartisipasi dalam perbolavolian di Kabupaten Subang khususnya dengan penyelenggarakan ekstrakurikuler bolavoli di sekolah;

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Zainal Surata (2012) yang berjudul:

“Kecakapan Bermain Bolavoli siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Girimulyo Kulonprogo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecakapan bermain bolavoli siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Girimulyo Kulonprogo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik tes dan pengukuran. Instrumen yang

(26)

digunakan untuk mengetahui keterampilan bolavoli siswa adalah Braddy volley ball test modifikasi. Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif dengan presentase. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kecakapan bermain bolavoli siswa VIII C SMP Negeri 1 Girimulyo Kulonprogo sebagian besar masuk dalam kategori sedang. Secara rinci siswa kelas VIII C yang memiliki kecakapan bolavoli sangat baik ada 16,13%, baik 19,35%, sedang 29,03%, kurang 35,48%, dan sangat kurang 0,00%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Atika Dyah Purwani (2014) yang bejudul: "Minat Siswa Kelas IV Dan V SD Negeri 2 Kedungbenda Kemangkon Purbalingga Terhadap Ekstrakurikuler Bolavoli”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa tinggi minat siswa kelas IV dan V SD Negeri 2 Kedungbenda Kemangkon Purbalingga terhadap ekstrakurikuler bolavoli. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV dan V SD Negeri 2 Kedungbenda Kemangkon Purbalingga yang berjumlah 40 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu Tes Survei siswa dengan menggunakan teknik angket. Untuk mengetahui tingkat minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler bolavoli. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan statistik deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata siswa kelas IV dan V SD Negeri 2 secara keseluruhan minat siswa kelas IV dan V SD Negeri 2 Kedungbenda Kemangkon Purbalingga dalam kategori minat yang tinggi sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,0%, kategori minat sedang sebanyak 35 siswa atau sebesar 87,5%, kategori minat kurang sebanyak 3 siswa atau sebesar 7,5%.

(27)

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teoritik di atas, serta hasil penelitian yang relevan maka dapat dikemukakan bahwa timbulnya minat terhadap suatu obyek ditandai dengan adanya senang atau tertarik terhadap suatu obyek tersebut dan seseorang yang berminat akan mempunyai perhatian dan keinginan untuk melakukan tindakan yang nyata sesuai dengan kuatnya dorongan untuk mendapatkan obyek minat. Jadi seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu obyek dalam diri orang tersebut terdapat pemikiran rasa senang yang akan diminatinya, serta akan berusaha berhubungan lebih aktif terhadap obyek yang diminatinya. Tersedianya sarana dan prasarana di SMP Muhamadiyah Subang, serta didorong oleh banyaknya intensitas pertandingan bolavoli di Kabupaten Subang, tentu saja membuat minat para siswa SMP Muhamadiyah Subang menjadi tinggi. Untuk menjaring data minat siswa menggunakan instrumen angket dan dikorelasikan dengan tes keterampilan dasar bermain bolavoli menggunakan modifikasi Braddy volley ball.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan dan kerangka berfikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ada pengaruh yang signifikan terhadap Hubungan Antara Minat dengan Keterampilan Dasar Bermain Bolavoli Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli di SMP Muhamadiyah Subang Tahun Ajaran 2021/2022”.

Referensi

Dokumen terkait

Adanya perbedaan yang terjadi antar karyawan didalam suatu perusahaan, komunikaasi yang di lakukan daru pimpinan kebawahan menjadi sangat penting dimana dalam tujuan

Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa menurut Imam Malik, dalam masalah gadai dapat terjadi perselisihan antara yang menggadaikan dengan penerima

Sumbangan bidang politik untuk merekayasa kepribadian islami adalah dengan melakukan pendidikan politik yang baik, politik dikembalikan sebagai alat/media untuk mendorong

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI ( Team Assisted Individualization ) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.. BAHRUL DIAN WULANINGAYU

Karena adsorpsi Cr(III) pada tanah diatomit, baik tanpa perlakuan dengan asam maupun yang diperlakukan dengan HCl, dapat didekati dengan satu proses, persamaan (24),. maka nilai k

Berdasarkan data hasil yang telah diuraikan sebelumnya, didapat setiap komponennya berkategori Tinggi dan Sangat Tinggi sehinga LKS yang telah dikembangkan pada

Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor dan Ketua pada Perguruan Tinggi Keagamaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah

Akan dilakukan analisa desain dari data awal WF250.125.6.9 (A) yang di gunakan sesuai dengan tabel profil baja tegangan ijinnya memenuhi, tetapi WF250.125.6.9 tidak ada,