1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Pesatnya perkembangan ICT merupakan salah satu dampak dari era revolusi industri 4.0 dalam kehidupan yang juga turut dirasakan dunia pendidikan, khususnya dalam pelajaran matematika (Munandar & Rizki, 2019:262, Rizki &
Wildaniati, 2015:2). Matematika adalah salah satu pelajaran yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan serta dalam menghadapi masalah kehidupan sehari-hari (Sholihah & Mahmudi, 2015:176). Mengingat pentingnya pembelajaran matematika maka dalam pengajarannya bukan sekedar untuk berhitung, tetapi lebih menekankan pada pola berpikir peserta didik agar dapat memecahkan masalah secara kritis, logis, kreatif, cermat, dan teliti (Rizki & Wildaniati, 2015:465).
Matematika terdiri dari beberapa materi, salah satunya adalah materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) yang dipelajari pada kelas VIII semester ganjil jenjang SMP. Penyajian masalah pada materi ini biasanya berupa soal cerita terkait permasalahan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari (Hardiyanto, dkk, 2021:34). Salah satu kemampuan matematis yang penting dimiliki siswa yaitu kemampuan literasi matematis.
Literasi matematis sangat penting bagi siswa dikarenakan menjadi salah satu fokus capaian pembelajaran dalam kurikulum 2013 (Wahyuni, 2020:25). Hasil survei PISA (Programme for International Student Assessment) menyatakan pentingnya literasi matematis sebagai kemampuan yang dimiliki siswa di seluruh dunia (Siswono,dkk, 2018:1). Literasi matematis adalah kemampuan seseorang untuk merumuskan, menerapkan dan menafsirkan matematika dalam berbagai
2
konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan atau memperkirakan fenomena atau kejadian (Kuswidi, 2015:198). Adapun indikator kemampuan literasi matematika yaitu: (1) merumuskan situasi secara matematis, (2) menerapkan konsep matematika, fakta, prosedur dan penalaran, (3) menafsirkan, menerapkan, dan mengevaluasi hasil matematika (OECD, 2017:68- 70).
Kemampuan literasi matematis membantu seseorang untuk memahami peran matematika di kehidupan sehari-hari dan sekaligus menggunakannya dalam membuat keputusan-keputusan yang tepat atas berbagai permasalahan/fenomena yang terjadi (Asmara,dkk, 2017:136). Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Masjaya & Wardono (2018:570) bahwa seseorang yang memiliki kemampuan literasi matematis tidak sekedar paham tentang matematika akan tetapi juga mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah sehari-hari. Termasuk dalam bernalar secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika dalam menjelaskan serta memprediksi suatu fenomena sekaligus menggunakannya untuk membuat keputusan-keputusan yang benar atas berbagai persoalan yang terjadi (Yuberta,dkk, 2020:71).
Berdasarkan tes awal kemampuan literasi matematis di kelas VIII.1SMP Negeri 21 Batanghari menunjukkan bahwa dari 31 siswa sebanyak 9 orang siswa hanya memenuhi indikator merumuskan situasi secara matematis, 12 orang siswa memenuhi dua indikator yakni merumuskan situasi secara matematis dan menggunakan konsep, fakta, prosedur dan alasan matematika, dan 5 orang siswa mampu memenuhi seluruh indikator literasi matematis, serta 5 orang siswa tidak
3
memenuhi seluruh indikator literasi matematis. Berikut hasil tes kemampuan literasi matematis siswa di kelas VIII.1 SMPN 21 Batanghari.
Gambar 1.1 Hasil Tes Awal Kemampuan Literasi Matematis Siswa 1
Gambar 1. 2 Hasil Tes Awal Kemampuan Literasi Matematis Siswa 2
4
Gambar 1. 3 Hasil Tes Awal Kemampuan Literasi Matematis Siswa 3
Hasil tes pada gambar 1.1 menunjukkan bahwa siswa 1 dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan sudah mampu memenuhi satu indikator literasi matematis yakni merumuskan situasi secara matematis. Namun, pada saat melakukan operasi hitung dengan menggunakan konsep dan prosedur matematis siswa 1 masih belum mendapatkan hasil yang tepat. Hasil tes kemampuan literasi matematis pada gambar 1.2 menunjukkan bahwa siswa 2 mampu memenuhi 2 indikator literasi matematis, yaitu merumuskan situasi secara matematis dan menggunakan konsep, fakta, prosedur dan alasan matematika.
Tetapi, hasil yang diperoleh masih belum tepat. Hal ini dikarenakan siswa 2 kurang teliti terhadap permisalan yang dibuatnya sendiri. Hasil tes kemampuan literasi matematis pada gambar 1.3 menunjukkan bahwa siswa 3 tidak memenuhi seluruh indikator kamampuan literasi matematis. Terlihat bahwa siswa 3 belum mampu merumuskan situasi secara matematis, dan hasil yang didapatkan belum memenuhi indikator literasi matematis yang ingin dicapai. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi matematis siswa di SMP Negeri 21 Batnghari masih cukup rendah.
5
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan guru mata pelajaran matematika di kelas VIII.1 SMPN 21 Batanghari, guru sudah berusaha mengajar dengan baik, seperti membimbing siswa dalam belajar serta memberikan solusi ketika siswa mengalami kesulitan. Namun ada beberapa kendala yang dialami guru selama proses pembelajaran berlangsung, yakni kebanyakan siswa hanya mengingat rumus bukan memahami konsep pembelajaran, sehingga siswa masih banyak kesulitan saat menafsirkan soal dan mencari solusi yang diinginkan. Kemudian, berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu siswa kelas VIII.1 SMPN 21 Batanghari, diketahui bahwa siswa masih belum sepenuhnya paham terkait penyelesaian soal secara keseluruhan, terkadang siswa masih merasa kebingungan jikalau soal atau tugas yang diberikan berbeda dengan contoh soal yang dijeslakan guru sebelumnya. Siswa juga menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru dan siswa diketahui bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kemampuan literasi matematis rendah, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kemampuan literasi matematis siswa rendah disebabkan karena kurangnya perhatian siswa terhadap proses pembelajaran, sehingga siswa tidak memahami apa yang diajarkan oleh guru dalam proses pembelajaran merupakan bagian dari faktor internal. Sedangkan faktor eksternal diantaranya yaitu siswa saat ini sedang dalam masa peralihan dari pembelajaran daring menuju pembelajaran tatap muka, dimana siswa masih nyaman dengan pembelajaran daring melalui Whatsapp. Maka dari itu, hal yang harus difikirkan adalah bagaimana cara memberikan inovasi-inovasi baru agar siswa lebih
6
termotivasi dalam pembelajaran dan bagaimana cara mendukung kemampuan literasi matematis siswa tersebut.
Dalam mendukung kemampuan literasi matematis siswa diperlukan media media pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memahami materi yang diajarakan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan bahan ajar berbasis teknologi dan informasi yang dapat membuat siswa tertarik dan termotivasi dalam pembelajaran matematika (Rahmawati & Rizki, 2017:465).
Menurut Tania & Susilowibowo (2016:2) salah satu bahan ajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran matematika adalah E-Modul (Modul Elektronik).
E-modul merupakan suatu modul berbasis TIK yang sifatnya interaktif, memuat gambar, audio, video, dan animasi serta dilengkapi tes/kuis formatif yang dapat membantu siswa lebih tertarik dalam pembelajaran (Dari & Nasih, 2020: 13- 14, Widiantari,dkk, 2022: 334). Supaya e-modul dapat menarik perhatian siswa dan mendukung pembelajaran agar efektif dan menyenangkan, maka e-modul didesain dalam bentuk tampilan majalah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014: 5) yang menyatakan bahwa modul yang disajikan dengan tampilan majalah dapat meningkatkan minat belajar siswa serta tampilan majalah dapat membuat siswa tertarik untuk mempelajari e-modul tersebut sehingga tercipta pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. Meningkatnya minat belajar dapat membantu mendukung kemampuan literasi matematis siswa, yaitu siswa dengan senang hati membaca dan mempelajari sesuatu, dan didukung pula oleh bahan ajar berupa e-modul berbasis majalah, dimana kalimat yang digunakan mudah dimengerti serta memiliki tampilan yang menarik, sehingga kemampuan
7
siswa dalam memahami dan mengaplikasikan pemahamannya dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkat. Menurut Rangsing,dkk (2015: 244) penggunaan media visual seperti ilustrasi atau gambar dapat memudahkan pemahaman dan ingatan siswa terhadap suatu materi, karena siswa cenderung tertarik dengan bacaan yang sedikit uraian dan banyak gambar.
Penggunaan e-modul dengan tampilan majalah tidak akan efektif jika dalam pembelajaran tidak menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat. Dalam perkembangannya, modul banyak dikembangkan dengan pendekatan ataupun metode pembelajaran yang beraneka ragam. Keberhasilan suatu proses pembelajaran selain tergantung dari media pembelajaran juga sangat bergantung pada metode atau pendekatan pembelajaran yang digunakan (Pasaribu & Ramalisa, 2020: 57). Salah satu pendekatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan literasi matematis siswa adalah pendekatan Science, Technologi, Engineering, Art, and Mathematics (STEAM).
STEAM merupakan pengembangan dari pendekatan STEM dengan penambahan “art”, penambahan art dimaksudkan untuk menumbuhkan kreativitas dan seni siswa (Sari & Setiawan, 2020:32). STEAM adalah pendekatan pembelajaran yang dapat mengembangkan penyelidikan siswa, komunikasi dan pemikiran kritis dalam pembelajaran dengan Sains, Teknologi, Teknik, Seni dan Matematika (Nasrah,dkk, 2021:2). Pendekatan STEAM merupakan pembelajaran kontekstual yang dapat mendorong siswa memahamai fenomena-fenomena dalam kehidupan sehari-hari (Hadinugrahaningsih,dkk, 2017:5). Dengan menerapkan pendekatan STEAM diharapkan siswa dapat memahami pembelajaran matematika
8
dengan mudah karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari (Tabi’in, 2020:39).
Dalam hal literasi, melalui STEAM siswa menerima berbagai informasi yang kemudian dapat menciptakan ide dan kreativitas serta terlatih untuk membaca dan menulis (Nirmalasari,dkk, 2021:91). Pendekatan STEAM dapat digunakan sebagai pendekatan dalam mengembangkan bahan ajar (Sofia,dkk, 2020:92). Salah satu bahan ajar yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran yaitu modul elektronik (E-modul). Langkah-langkah STEAM dengan indikator literasi matematis yang memiliki keterkaitan membuat penyajian materi e-modul yang dikembangkan dapat mendukung kemampuan literasi matematis siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Sehingga dengan adanya pengembangan e- modul berbasis STEAM untuk mendukung kemampuan literasi matematis dapat mempermudah siswa dalam mempelajari dan memahami konsep serta menyelesaiakn persoalan pada materi sistem persamaan linear dua variabel.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti melakukan penelitian pengembangan dengan judul penelitian yang akan dilakukan yaitu
“Desain E-Modul Matematika dengan Tampilan Majalah Berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) untuk Mengembangkan Kemampuan Literasi Matematis pada Siswa SMP”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah:
9
a) Bagaimana proses desain e-modul matematika dengan tampilan majalah berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) untuk mengembangkan kemampuan literasi matematis pada siswa SMP?
b) Bagaimana kelayakan e-modul matematika dengan tampilan majalah berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) untuk mengembangkan kemampuan literasi matematis pada siswa SMP ditinjau dari kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan?
1.3 Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian pengembangan ini bertujuan:
a) Untuk mendeskripsikan proses desain e-modul matematika dengan tampilan majalah berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) untuk mengembangkan kemampuan literasi matematis pada
siswa SMP.
b) Untuk mendeskripsikan kelayakan e-modul matematika dengan tampilan majalah berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) untuk mengembangkan kemampuan literasi matematis pada
siswa SMP ditinjau dari kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.
1.4 Spesifikasi Pengembangan
Spesifikasi produk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Bahan ajar yang menjadi fokus untuk dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebuah e-modul.
10
b) E-modul yang dikembangkan disusun berdasarkan prinsip-prinsip pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics), dengan tujuan agar nantinya diharapkan dapat membuat siswa mengaplikasikan permasalahan yang ada dalam kehidupam sehari-hari.
c) Tampilan majalah yang dimaksud dalam penelitian ini berkaitan dengan karakteristik yang dimiliki majalah yaitu cover yang menarik dari majalah dan gambar/foto lebih banyak.
d) E-modul dilengkapi dengan gambar atau ilustrasi yang menarik dan menambah keestetikan pada e-modul ini.
e) E-modul yang dikembangkan akan mudah diakses kapanpun dan dimanapun, sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa.
1.5 Pentingnya Pengembangan
Adapun pentingnya pengembangan dilihat secara teoritis dan praktis yaitu sebagai berikut:
a) Secara Teoritis
1) Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaharuan kurikulum ditingkat SMP/MTs sederajat yang terus berkembang agar sesuai dengan kebutuhan siswa.
2) Memberikan inovasi penggunaan pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) dalam meningkatkan kemampuan literasi
matematis.
3) Sebagai referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pembembangan e-modul matematika dengan tampilan majalah
11
berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) untuk mendukung kemampuan literasi matematis.
b) Secara Praktis 1) Bagi Siswa
a) Untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep dari materi sistem persamaan linear dua variabel karena disajikan berdasarkan masalah nyata.
b) Mendukung kemampuan literasi matematis siswa dengan penyajian e- modul dengan tampilan majalah berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics).
2) Bagi Pendidik
a) Sebagai bahan ajar yang bisa digunakan pendidik dalam menyampaikan materi sistem persamaan linear dua variabel.
b) Sebagai rujukan dengan menggunakan e-modul matematika dengan tampilan majalah berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) membuat kualitas pembelajaran matematika meningkat
dan bermakna.
3) Bagi Peneliti
a) Sebagai bekal untuk seorang pendidik yang profesional dalam merancang, mengembangkan serta memanfaatkan bahan ajar yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran yang akan dilakukan.
1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1.6.1 Asumsi
Pada penelitian ini, e-modul dengan tampilan majalah berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) untuk mendukung
12
kemampuan literasi matematis pada materi sistem persamaan linear dua variabel dikembangkan dengan adanya beberapa asumsi. Adapun asumsinya adalah sebagai berikut:
a) Sekolah yang diteliti mempunyai permasalahan sesuai dengan permasalahan yang hendak diteliti oleh peneliti.
b) Lokasi penelitian yang strategis dan mudah dijangkau oleh peneliti.
c) E-modul matematika dengan tampilan majalah berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) dapat membantu siswa dalam
mendukung kemampuan literasi matematis.
1.6.2 Keterbatasan Pengembangan
Adapun keterbatasan dalam pengembangan ini adalah sebagai berikut:
a) Bahan ajar yang dikembangkan adalah e-modul matematika dengan tampilan majalah berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics).
b) Materi yang digunakan adalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) kelas VIII SMP.
c) Penelitian dilakukan di SMP Negeri 21 Batanghari
d) E-modul yang dikembangkan adalah jenis e-modul matematika dengan tampilan majalah berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) yang mampu mendukung kemampuan literasi matematis.
1.7 Definisi Istilah
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
13
a) E-modul adalah suatu bahan ajar yang disajikan dalam bentuk elektronik berisikan teks, gambar, video, audio, dan lain sebagainya yang dirancang secara sistematis guna membantu pemahaman siswa dalam pembelajaran.
b) Majalah adalah media yang berisi informasi perkembangan IPTEK yang disajikan dengan kombinasi gambar dan warna yang serasi sehingga dapat menarik minat pembaca.
c) Pendekatan STEAM adalah suatu pembelajaran yang terintegrasi antara sains, teknologi, teknik, seni dan matematika sesuai dengan abad 21 untuk mengembangkan kreativitas dan seni siswa melalui proses pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
d) Literasi matematis adalah kemampuan individu siswa yang prosesnya melibatkan kemampuan berpikir matematis, diawali dengan kemampuan mengidentifikasi dan memahami masalah untuk merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks.