• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KOGNITIF KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI DI SMK NEGERI 1 PALOPO BERDASARKAN REVISI TAKSONOMI BLOOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KOGNITIF KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI DI SMK NEGERI 1 PALOPO BERDASARKAN REVISI TAKSONOMI BLOOM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

31

ANALISIS TINGKAT KOGNITIF KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI DI SMK NEGERI 1 PALOPO

BERDASARKAN REVISI TAKSONOMI BLOOM

Hasnahwati1), Suparman Mannuhung2)

1)Dosen Univeristas Andi Djemma. Email : hasna_arabic87@yahoo.co.id.

2)Dosen Universitas Andi Djemma, Email : mzaid090609@gmail.com.

Abstrak. Benjamin S. Bloom mengembangkan Konsep Taksonomi Bloom pada tahun 1956, seiring dengan perkembangan teori pendidikan, kemudian dikenal dengan nama Taksonomi Bloom. Menurut Anderson dan Krathwohl, pada Taksonomi Bloom revisi memiliki dua dimensi, dua dimensi itu adalah proses kognitif dan pengetahuan. Kurikulum yang diterapkan saat ini yaitu Kurikulum 2013, menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan menganalisis RPP pada mata pelajaran PAI kelas XI SMK Negeri 1 Palopo. Adapun analisis penyebaran tingkat kognitif dalam RPP KI-3, KI-4, KD-3 dan KD-4, berada pada level C2 (memahami), level C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis). Dengan demikian pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sudah berada pada kemampuan higher order thinking skill (HOTS).

Key Word : Analisis, Kognitif, Kurikulum 2013, PAI, Taksonomi Bloom

PENDAHULUAN

Taksonomi yaitu pengelompokan benda berdasarkan ciri-ciri khusus.

Dalam aspek pendidikan taksonomi dipakai pada pengelompokkan tujuan instruksional. Adapun penyebutan tujuan pembelajaran, tujuan penampilan, atau sasaran belajar, yang dikelompokkan dalam tiga klasifikasi umum atau ranah (domain) sebagai berikut : (1) ranah kognitif, berhubungan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada kemampuan berpikir; (2) ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati); (3) ranah psikomotor (berorientasi pada keterampilan motorik atau penggunaan otot kerangka) (Magdalena et al., 2020).

Pengertian taksonomi secara etimologi adalah sebagai hukum yang mengatur sesuatu. Sedangkan taksonomi merupakan pengelompokan suatu hal didasarkan pada hierarki (tingkatan) tertentu, di mana taksonomi yang lebih tinggi sifatnya lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah sifatnya lebih khusus.

Posisi Taksonomi tidak terpisahkan dari struktur hirarki yang saling berhubungan satu dengan yang lain, serta merupakan sebuah kerangka untuk mengelompokkan pernyataan-pernyataan yang dipakai untuk memprediksi tingkat kemampuan peserta didik dalam belajar sebagai hasil dari aktivitas pembelajaran. (Magdalena et al., 2020)

Benjamin S. Bloom mengembangkan Konsep Taksonomi Bloom pada tahun 1956. Dalam perkembangan teori pendidikan, menurut Krathwohl (dalam Shofiya, 2018) dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki

(2)

32

taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan takosonomi Bloom dan dipubikasikan pada tahun 2001 dinamakan revisi Taksonmi Bloom (Shofiya F & Sukiman, 2018).

Teori yang dikemukakan oleh Benyamin S. Bloom salah satunya yaitu pembahasan tentang kemamupuan berpikir atau proses berpikir, yang dikenal dengan nama Taksonomi Bloom. Menurut Anderson dan Krathwohl, pada Taksonomi Bloom revisi mempunyai dua dimensi, yaitu proses kognitif dan pengetahuan. Di mana dalam dimensi proses kognitif mempunyai enam kategori yaitu: Mengingat (C1), Memahami (C2), Mengaplikasikan (C3), Menganalisis (C4), Mengevaluasi (C5), dan Mengkreasi/Mencipta (C6). Menurut Susetyo (dalam Talib,2021), bahwa C1 sampai C3 merupakan proses kognitif tingkat rendah atau berpikir tingkat dasar (lower order thinking Skills) hanya menggunakan proses terbatas pada hal-hal rutin dan bersifat mekanis, Sedangkan C4 sampai C6 merupakan proses kognitif tingkat tinggi atau berpikir tingkat tinggi (higher order thinking Skills) membuat peserta didik untuk menginterpretasikan, menganalisa atau bahkan mampu memanipulasi informasi sebelumnya sehingga tidak monoton. Dengan demikian peserta didik bisa menguasai tingkat berpikir tinggi jika peserta didik dapat menguasai tingkat berpikir rendah. Oleh karena itu revisi Taksonomi Bloom bisa digunakan sebagai pedoman dalam mengukur tingkat berpikir peserta didik mulai dari level terendah yaitu mengingat sampai level tertinggi yaitu mencipta (Talib, 2021).

Revisi yang dibuat ini hanya pada ranah kognitif dengan menggunakan kata kerja seperti pada tabel di bawah ini (Gamal, 2022) :

Tabel 1. Perbandingan taksonomi bloom dan revisinya ranah kognitif

No. Taksonomi Bloom Revisi Taksonomi Bloom

Dimensi Proses Berpikir

C1 Pengetahuan Mengingat

Lower Order Thinking Skills

C2 Pemahaman Memahami

C3 Penerapan Mengaplikasikan

C4 Analisis Menganalisis

Higher Order Thinking Skills

C5 Sintesis Mengevaluasi

C6 Evaluasi Mengkreasi/Mencipta

(3)

33

Kurikulum yang diterapkan saat ini yaitu Kurikulum 2013, menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Effendi (dalam Wahyuningtyas et al., 2022), bahwa perbedaan yang mencolok pada K13 dengan kurikulum sebelumnya yaitu ditekankan pada ranah pembelajaran. Pada K13 lebih menekankan proses pendidikan holistik di mana cakupan kompetensi lebih luas adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Tiap tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan pada kriteria pada tiap tingkat perkembangan kemampuan peserta didik, kualifikasi kompetensi di Indonesia dan juga penguasaan kompetensi yang berjenjang (Wahyuningtyas et al., 2022). Adapun dalam objek penelitian ini penulis menganalisis RPP mata pelajaran PAI di SMK Negeri 1 Palopo dalam ranah kognitif, yang terkait tingkat kompetensi dasar.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan menganalisis RPP pada mata pelajaran PAI kelas XI SMK Negeri 1 Palopo. Analisis ini bertujuan menggambarkan tingkat kognitif Kompetensi Dasar berdasarkan Taksonomi Bloom revisi Anderson. Objek yang diteliti yaitu Kompetensi Dasar pada RPP mata pelajaran PAI kelas XI SMK 1 Palopo.

Kemudian dianalisis tingkat kognitifnya dengan menggunakan kata kerja operasional (KKO) dalam tujuan pembelajaran dan kegiatan inti pembelajaran.

Hal ini untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran termasuk pada level kategori Lower Order Thinking Skills (LOTS) atau Higher Order Thinking Skill (HOTS).

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Adapun hasil analisis tingkat kognitif tujuan pembelajaran dan kegiatan inti pembelajaran berdasarkan Kata Kerja Operasional (KKO) yang digunakan dalam RPP matapelajaran PAI kelas XI SMK 1 PALOPO, terdapat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Analisis Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran KKO Tingkat Kompetensi

1. Menerapkan ketentuan khutbah, tablig, dan dakwah di masyarakat sesuai dengan syariat Islam.

Menerapkan C3

2. M enj ela sk an p e ng ert ia n Menjelaskan C1

(4)

34 kh utb ah, tab li g, d an d ak wa h.

3. Menjelaskan dalil yang menerangkan tentang khutbah, tabl³g dan dakwah.

Menjelaskan C1

4. Membedakan antara khutbah, tablig, dan dakwah.

Membedakan C2

5. Menjelaskan ketentuan syariat Islam dalam pelaksanaan khutbah, tabl³g, dan dakwah

Menjelaskan C1

6. Menganalisis hikmah dan manfaat ketentuan khutbah, tablig dan dakwah.

Menganalisis C4

7. Menyimpulkan hikmah dan manfaat ketentuan khutbah, tablig dan dakwah

Menyimpulkan C2

8. Menyajikan paparan tentang makna dan dalil tentang ketentuan khutbah, tablig dan dakwah

Menyajikan C2

9. Menyajikan paparan tentang hikmah dan manfaat ketentuan khutbah, tablig dan dakwah

Menyajikan C2

10. Membiasakan khutbah, tablig, dan dakwah dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Membiasakan C3

Tabel 2. Analisis Tingkat Kognitif Kegiatan Inti

Kegiatan Inti

KKO Tingkat

Kompetensi

KEGIATAN LITERASI :

Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Dalil-dalil al-Qur’an dan hadis tentang khutbah, tablig dan dakwah.

Melihat Mengaati Membina

Menuliskan kembali

C 1

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) : Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Dalil-dalil al- Qur’an dan hadis tentang khutbah, tablig

Mengidentifikasi C1

(5)

35 dan dakwah.

COLLABORATION (KERJASAMA) : Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan,

mengumpulkan informasi,

mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Dalil-dalil al-Qur’ãn dan hadis tentang khutbah, tablig dan dakwah.

Mendiskusikan Mempresentasikan ulang

C 2 C 3

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) :

Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.

Mempresentasikan Mengemukakan pendapat

C 3

C 3

CREATIVITY (KREATIVITAS) :

Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Dalil-dalil al-Qur’an dan hadis tentang khutbah, tablig dan dakwah Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.

Menyimpulkan

C2

Tabel 3. Tabel Penyebaran Tingkat Kognitif dalam RPP KD-3,4

C 1

C2 C3 C

4

C5 C

6

Kompetensi Inti (KI-1,3,4 ) √ √ √

Kompetensi Dasar (KD-3.4)

Tujuan Pembelajaran √ √

Kegiatan Literasi √

Critical Thinking √

(6)

36

Collaboration √ √

Communication √

Creativity √

2. Pembahasan

Dari hasil analisis penelitian ini pada RPP PAI kelas XI SMK Negeri 1 Palopo, yang terdapat pada RPP yaitu tingkat kognitif pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam RPP yang disusun terlihat dari analisis tujuan pembelajaran ada pada level C1 (mengingat0, C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasikan) dan C4 (Menganalisis) dan kegiatan inti ada pada level C1-C3 materi Pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat, terdapat pada ranah antara lain :

Pertama: remembering (mengingat), pada tujuan pembelajaran, hasil capaian pada level C1 yaitu siswa mampu menjelaskan pengertian, dalil, dan syariat dalam islam yang berkaitan dengan materi khutbah, tabligh dan dakwah dimasyarakat. Kemudian pada kegiatan inti yaitu literasi dan berpikir kritik ada pada level C1. Kegiatan yang dilakukan siswa lewat pengamatan, membaca dan melihat serta mengidentifikasi tayangan yang ditampilkan guru. Menurut penulis Kegiatan dalam proses pembelajaran ini sudah efektif untuk meningkatkan tingkat pengetahuan siswa dan mengingat materi yang diajarkan.

Kedua : Pada level dua ini undarstanding (memahami), sudah terlaksana hal ini bisa dilihat dari tujuan pembelajaran yang ada di RPP, siswa dapat membedakan antara khutbah, tablig dan dakwah, dan dapat menyajikan paparan tentang makna dan dalil serta dapat menyimpulkan hikmah dan manfaatnya.

Kemudian pada kegiatan inti yaitu pada kerjasama (Collabaration) dan kreativitas, guru membuat beberapa kelompok siswa, dan setiap siswa mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, serta saling bertukar informasi Dalil-dalil al-Qur’ãn dan hadis tentang khutbah, tablig dan dakwah. Guru dan siswa menyimpulkan mengenai hal-hal yang sudah dipelajari berhubungan dengan dalil-dalil al-Qur’ãn dan hadis mengenai khutbah, tablig dan dakwah, selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk bertanya kembali hal-hal yang belum jelas. Maka dalam hal ini ranah kognetif memahami di level C2 sudah terlaksana di pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Menurut penulis kegiatan yang di lakukan guru dalam memberikan pemahaman kepada siswanya sudah efektif untuk menumbuhkan keingintahuan siswa pada materi yang diajarakan.

Ketiga : Pada level tiga applying (menerapkan) sudah terlaksana, hal ini dilihat dari tujuan pembelajaran RPP. Siswa dapat Menerapkan ketentuan dan

(7)

37

membiasakan khutbah, tablig, dan dakwah di masyarakat sesuai dengan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Kemudian pada kegaiatan inti kerjasama (collaboration) dan berkomunikasi, guru mengelompokkan siswa atau individu secara klasikal untuk mempersentasikan hasil kerja kelompok dan ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang memprenstasikan. Maka dalam hal ini ranah kognetif menerapkan di level C3 sudah terlaksana di pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Menurut penulis kegiatan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran sudah efektif untuk menumbuhkan keberanian mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain dalam memberikan masukan atau saran.

Keempat : Pada level empat analyzing (menganalisis), ranah ini juga sudah terlaksana hal ini dilihat dari tujuan pembelajaran RPP. Siswa dapat menganalisis hikmah dan manfaat ketentuan khutbah, tablig dan dakwah. Namun pada level C4 tidak ada dalam kegiatan inti pembelajaran yang ada di RPP. Dalam hal ini maka ranah kognetif menganalisis (C4) sudah terlaksana di pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Menurut penulis sebaiknya guru bisa memasukan juga di kegiatan inti pada ranah kognitif level C4, agar siswa lebih meningkatkan daya kognitifnya pada materi yang diajarkan agar tidak monoton.

Adapun analisis penyebaran tingkat kognitif dalam RPP KI-3, KI-4, KD-3 dan KD-4, berada pada level C2 (memahami), level C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis). Dengan demikian pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sudah berada pada kemampuan higher order thinking skill (HOTS). Walaupun masih berada pada level C4. Dari hasil analisis penulis, bahwa tanpa adanya revisi tentang tingkat kognitif pada beberapa kompetensi dasar, siswa tetap bisa mengembangkan diri. Maka untuk mendapatkan kompetensi kemampuan maksimal lewat bantuan guru, yaitu dengan memberikan materi ajar dengan beberapa metode pembelajaran untuk meningkatkan kognitif siswa, latihan soal dan soal ujian. Sehingga bisa menambah level capaian pembelajaran yang lebih tinggi.

KESIMPULAN

Taksonomi bloom merupakan struktur hierarkhi yang mengidentifikasi kemampuan mulai dari tingkat yang paling rendah (pengetahuan) sampai yang tinggi evaluation (penilaian).. Tentunya untuk mencapai level yang paling tinggi, level yang paling rendah harus dipenuhi terlebih dahulu. Pada RPP kelas XI SMK Negeri 1 Palopo, terlihat jelas bahwa RPP ini berisi pencapaian pembelajaran yang masih menyentuh ranah kognitif Ranah yang menekankan aspek inteektual seperti ,pengetahuan dan keterampilan berpikir saja. Namun demikian pelaksanaan RPP di dalam kelas sudah cukup mampu menyentuh ranah knowledge (pengetahuan), comprehension (pemahaman atau persepsi), dan

(8)

38

application (penerapan). Adapun analisis penyebaran tingkat kognitif dalam RPP KI-3, KI-4, KD-3 dan KD-4, berada pada level C2 (memahami), level C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis). Maka pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, berada pada kemampuan higher order thinking skill (HOTS).

DAFTAR PUSTAKA

Magdalena, I., Fajriyati Islami, N., Rasid, E. A., & Diasty, N. T. (2020). Tiga Ranah. EDISI : Jurnal Edukasi Dan Sains, 2(1), 132–139.

https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/edisi

Shofiya F, K., & Sukiman. (2018). Pengembangan Tujuan Pembelajaran PAI Aspek Kognitif Dalam Teori Anderson, L. W. Dan Krathwohl, D.R. Al- Ghazali, 1(2), 1–27.

https://ejournal.stainupwr.ac.id/index.php/al_ghzali/article/view/66%0A Talib, A. (2021). Analisis Level Kognitif Taksonomi Bloom Berdasarkan Gaya

Belajar Siswa Kelas VIII SMP. Seminar Nasional Hasil Penelitian 2021, 209–223. https://ojs.unm.ac.id/semnaslemlit/article/view/25243

Wahyuningtyas, D., Widodo, S., & Katminingsih, Y. (2022). Analisis Tingkat Kognitif Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Matematika Wajib Kelas X SMA/MA Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi Anderson.

Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, 6(1), 204–214.

https://doi.org/10.31004/cendekia.v6i1.1104

Thabrani, Gamal. (2022) Taksonomi Bloom (Revisi) dan Kata Kerja Operasional https://serupa.id/taksonomi-bloom-revisi-dan-kata-kerjaoperasional, di akses tanggal 6 Nopember 2022

Referensi

Dokumen terkait

Buku ini dapat digunakan sebagai dasar dalam mempelajari penge- tahuan bahasa Aceh dan dapat pula digunakan untuk sekolah-sekolah yang menurut rencana pelajarannya (kurikulum)

layout dalam ruang proses dalam pengalengan ikan tuna adalah penerimaan bahan baku, penyimpanan di cold storage, penyiangan, pemasakan pendahuluan (precooking),

Hasil penelitian menunjukkan komitmen profesional afektif berhubungan negatif signifikan dengan perilaku RKA, tetapi hubungannya dengan tekanan anggaran waktu yang dirasakan

Anemia : kadar hemoglobin atau eritrosit kurang atau lebih rendah dari nilai normal (WHO (1968, 1972) menetapkan kriteria untuk diagnosis anemi yaitu sebagai

TEKNIK PEMECAHAN KUNCI PRIVAT ELGAMAL DENGAN ALGORITMA BABY STEP GIANT

Untuk menguji hal itu maka akan dilakukan penelitian dengan menggunakan metode fraksinasi, menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) dari fraksi aktif, menentukan

Hasil pemetaan ini dapat digunakan untuk mempermudah masyarakat dan Dinas Perkebunan dalam mendapatkan informasi yang tepat mengenai perkebunan Kelapa Sawit di

Zaman sekarang teknologi sudah berkembang cepat di negeri ini. Jaringan internet dan teknologi yang dipakai berkomunikasi dengan orang lain di seluruh dunia.