• Tidak ada hasil yang ditemukan

GERAKAN HOLOCAUST REZIM NAZI TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945: Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GERAKAN HOLOCAUST REZIM NAZI TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945: Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

GERAKAN HOLOCAUST REZIM NAZI

TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945:

Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Sejarah

Disusun oleh Harry Rizki Utami

0901357

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

GERAKAN HOLOCAUST REZIM NAZI

TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945:

Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis

Oleh

Harry Rizki Utami

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

© Harry Rizki Utami 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

HARRY RIZKI UTAMI

GERAKAN HOLOCAUST REZIM NAZI TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945: Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001

Pembimbing II

Drs. H.R. Achmad Iriyadi NIP. 19611219 198803 1 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis”. Masalah utama yang dikaji dalam skripsi ini adalah “Bagaimana Holocaust Rezim Nazi (Nationalist Socialism)Terhadap Bangsa Yahudi EropaDitinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis?”. Berdasarkan masalah utama tersebut, penulis membagi menjadi empat rumusan masalah yaitu: (1) Bagaiamana keadaan kamp-kamp konsentrasi yang didirikan rezim Nazi menurut pandangan Parlindoengan Loebis? (2) Bagaimana pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kebijakan-kebijakan rezim Nazi terhadap para tawanan Yahudi yang berada di kamp-kamp konsentrasi Nazi? (3) Bagaimana pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kekejaman kamp-kamp konsentrasi Nazi terhadap para tawanan Yahudi?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, yaitu proses menguji dan menganalisis secara kritis data-data peninggalan dan peristiwa masa lampaudengan melakukan empat langkah penelitian yakni heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Penulis melaksanakan pengumpulan data dengan melakukan studi literatur yaitu mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan kajian penulis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan interdisipliner, yakni menempatkan sejarah sebagai ilmu utama dengan bantuan ilmu-ilmu sosial lainnya. Berdasarkan hasil penelitian historis dengan studi literatur, serta dengan menggunakan kajian interdisiplinerdengan menggunakan ilmu bantu lain yakni sosiologi dan psikologi diketahui bahwa, menurut Parlindoengan Loebis yang pernah menjadi tawanan di dalam kamp konsentrasi Nazi, bahwa rezim Nazi mulai mendirikan kamp-kamp konsentrasi sejak 1933 yang diperuntukan bagi pihak-pihak yang dianggap membahayakan pertahanan Nazi di bawah Adolf Hitler. Kamp konsentrasi yang ada di Belanda dan di Jerman mempunyai karakteristik yang berbeda, yakni dengan kebijakannya masing-masing. Rezim Nazi telah membuat sebuah kebijakan yang

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penulisan ... 6

1.4. Manfaat Penulisan ... 7

1.5. Penjelasan Judul ... 9

1.6. Metode dan Teknik Penelitian ... 11

1.6.1 Metode Penelitian ... 11

1.6.2. Teknik Penelitian ... 12

1.7. Struktur Organisasi Skripsi ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

2.1. Kajian Pustaka ... 17

2.1.1. Konsep Anti-Yahudi Rezim Nazi 1935-1945 ... 17

2.1.2. Konsep Holocaust Rezim Nazi 1935-1945 ... 21

2.1.3. Holocaust Menurut Perspektif Parlindoengan Loebis... 22

2.2. Kajian Teori ... 25

2.2.1. Teori Ras Unggul ... 25

2.2.1.1. Ras Unggul Menurut Count Arthur Gobineau ... 30

2.2.1.2. Ras Unggul Menurut Chamberlain ... 32

2.2.2. Teori Konflik ... 34

(6)

2.2.3.1. Teori Agresi Sigmund Freud ... 41

2.2.3.2. Teori Agresi Konrad Lorenz ... 45

2.3. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 50

BAB III METODE PENELITIAN ... 55

3.1Persiapan Penelitian ... 57

3.1.1. Penentuan dan Pengajuan Penelitian ... 57

3.1.2. Konsultasi ... 59

3.2Pelaksanaan Penelitian ... 60

3.2.1. Pengumpulan Sumber Heuristik ... 60

3.2.2. Kritik ... 66

3.2.3. Penafsiran (Interpretasi) ... 76

3.2.4. Historiografi ... 77

3.2.4.1.Pendekatan ... 79

BAB IV HOLOCAUST REZIM NAZI TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945 DALAM PERSPEKTIF PARLINDOENGAN LOEBIS ... 81

4.1Riwayat Kehidupan Parlindoengan Loebis ... 84

4.1.1. Kehidupan Parlindoengan Loebis di Indonesia... 85

4.1.2. Kehidupan Parlindoengan Loebis di Belanda ... 91

4.2 Kamp Konsentrasi Nazi Menurut Parlindoengan Loebis... 98

4.2.1. Kamp Konsentrasi di Belanda ... 99

4.2.2. Kamp Konsentrasi di Jerman ... 102

4.3Analisis Sejarah Terhadap Kesaksian Parlindoengan Loebis ... 107

4.3.1. Holocaust yang Dijalankan Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945 Menurut Pandangan Parlindoengan Loebis ... 109

4.3.1.1. Kebijakan Rezim Nazi Terhadap Para Tawanan Yahudi ... 110

(7)

Yahudi ... 130

4.3.1.2.1. Kekejaman Kamp Konsentrasi Tawanan Yahudi Berdasarkan Teori Konflik ... 133

4.3.1.2.2. Kekejaman Kamp Konsentrasi Tawanan Yahudi Berdasarkan Teori Agresi ... 143

BAB V KESIMPULAN ... 153

DAFTAR PUSTAKA ... 160

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Menyoroti kembali mengenai Perang Dunia II yang terjadi selama kurun

waktu 1939-1945, hal tersebut mengingatkan kita mengenai sebuah peristiwa

pembunuhan massal atau biasa disebut Holocaust. Holocaust yang berlangsung

selama rezim Nazi berkuasa di Jerman, ini menjadi sebuah peristiwa yang

menggemparkan dunia. Kebijakan rezim Nazi mengenai holocaust pada

hakikatnya menimbulkan banyak kerugian yang besar, baik bagi masyarakat

Jerman sendiri maupun bagi bangsa-bangsa lainnya khususnya bangsa Yahudi

Eropa dan negara-negara lain di sekitar Jerman.

Holocaust adalah sebuah malapetaka yang melanda dunia pada masa Perang

Dunia II berlangsung yang mempunyai keterkaitan erat dengan kekuasaan Nazi di

bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Adolf Hitler merupakan sosok yang tidak

asing lagi bagi dunia, bahkan nama itu menjadi sebuah ciri khas apabila kita

menelisik kembali mengenai Perang Dunia II yang telah mengguncang dunia pada

1939-1945. Selain menjadi orang nomor satu di Jerman, ciri khas yang melekat

pada dirinya adalah mengenai kehebatannya sebagai orator dan gaya pidatonya

sebagai kepala propaganda dalam Nazi (Nationalist Socialism). Gagasan

mengenai nasionalisme yang disuarakan Hitler menjadi sebuah gagasan yang

diagung-agungkan oleh masyarakat Jerman, namun ketika didapati bahwa

gagasan tersebut banyak terkendala oleh orang-orang Yahudi di Jerman, sehingga

gagasan tersebut kemudian menjadi tujuan utama kebijakan Nazi dengan

melancarkan sebuah pembunuhan massal (Baratha, 2011: 9).

Masa-masa setelah Perang Dunia II berakhir yang telah banyak memakan

korban ini banyak menghasilkan sebuah literatur-literatur mengenai kekejaman

rezim nazi yang lekat dengan holocaust-nya. Namun, beberapa tahun kemudian

(9)

penyangkalan terhadap holocaust yang terjadi pada masa Jerman dibawah

kekuasaan Hitler. Tokoh-tokoh yang menolak dengan adanya holocaust ini

disebut dengan kaum „Revisionits‟. Revisionits disini mempunyai arti bahwa

orang-orang yang berperan sebagai pihak yang merevisi sejarah atau bisa

dikatakan pihak yang berusaha untuk membenarkan fakta-fakta sejarah yang

keliru dan telah tumbuh mengakar sebagai keyakinan sejarah (Nurcholis, 2007:

11). Tokoh yang dikenal sebagai Bapak Revisionits adalah Paul Rassinier, yang

merupakan seorang yang tergabung dalam gerakan sosialis anti-Nazi.

Pada perkembangan selanjutnya terjadi suatu pergolakan yang besar

terhadap pandangan mengenai holocasut itu sendiri. Satu pihak meyakini bahwa

holocaust tersebut memang benar adanya dan terjadi, namun di lain pihak yang

megaku sebagai kelompok yang menyangkal holocaust berusaha meyakinkan

dengan data-data serta fakta-fakta yang diperoleh bahwa holocaust ini tidak

pernah terjadi. Setelah Paul Rassinier muncul banyak penyangkal lainnya

terhadap holocaust, dari sinilah merebak berbagai macam isu mengenai rekayasa

holocaust dari berbagai kalangan salah satunya adalah dari kaum Zionis sendiri

dan beberapa negara sekutu Jerman.

Penulis sendiri tidak yakin bahwa penyangkalan-penyangkalan yang

dilontarkan terhadap holocaust itu memang telah akurat. Berdasarkan beberapa

literatur yang menyebutkan bahwa holocaust yang terjadi memang ada di bawah

kebijakan rezim Nazi pada waktu itu. Holocaust yang kemudian menjadi salah

satu gagasan utama rezim Nazi ini berawal ketika Hitler menjadi pemimpin di

Partai Pekerja Jerman. Menurut Lee (2000: 155), Partai Pekerja Jerman yang

berdiri pada bulan Januari 1919 ini bernama National Socialist German Workers

Party yang umumnya dikenal dengan sebutan Nazi. Sebelum berkembang luas

dan masih menjadi sebuah partai yang kecil, partai pekerja Jerman tersebut

dikenal dengan nama Deutsche Arbeiter Partei (DAP) (Sunarko, 1992: 116).

Partai Pekerja Jerman merupakan suatu jalan bagi Adolf Hitler untuk

berkecimpung di dunia politik. Dengan bergabungnya Adolf Hitler dalam partai

(10)

telah banyak menarik pengikut dalam jumlah yang besar mencapai 3000 anggota

pada tahun 1920.

Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler bersama dengan rezim

Nazi-nya membawa dunia ke dalam kancah Perang Dunia II dengan berbagai macam

rancangan-rancangan yang disusun Hitler untuk menaklukan dunia di bawah

kekuasaannya (Hart, 2005: 193). Nazi menempuh jalur kekerasan serta

peperangan guna menaklukan negara-negara disekitar Jerman untuk kemudian

dikuasai. Nazi mengalami perkembangan pesat setelah Hitler memutuskan untuk

menjadi anggota yang ketujuh dalam partai tersebut. Pada saat Hitler mulai

bergabung, dia tidak begitu mengalami kesulitan untuk menanamkan pengaruh ke

dalam anggota partai. Karena sebelumnya telah ada beberapa anggota yang

memiliki pemikiran yang sama dengannya. Seperti misalnya Alfred Rosenberg

yang mempunyai pandangan yang sama dengan Hitler mengenai kebenciannya

terhadap orang-orang Yahudi.

Penjelasan mengenai holocaust yang dilancarkan di bawah rezim Nazi

tersebut merupakan sebuah persepsi atau pandangan dari beberapa tokoh yang

berpandangan mengenai holocaust tersebut memang benar adanya dengan

kebijakan yang diperintahkan oleh Hitler. Holocaust yang bermula sebagai jalan

untuk melanggengkan kekuasaannya kemudian menjadi sebuah tujuan utama

dalam mencapai kekuasaannya menguasai seluruh dunia dan menyingkirkan

bangsa-bangsa yang dianggapnya bangsa rendahan. Dengan keruntuhan rezim

Nazi maka terkuaklah kekejaman rezim Nazi selama masa kekuasaannya, dengan

terkuaknya banyak korban yang meninggal akibat tragedi holocaust tersebut.

Pada perkembangannya banyak tokoh-tokoh yang mengumpulkan

bukti-bukti mengenai penyangkalan terhadap holocaust. Namun, penulis sendiri

berdasarkan pemaparannya di atas merasa gusar terhadap dua pandangan yang

berbeda mengenai holocaust, dikarenakan kedua pandangan tersebut membawa

bukti-bukti yang sama-sama menguatkan. Sehingga dalam penelitian ini penulis

(11)

penulis dalam penelitian lebih menfokuskan holocaust berdasarkan pandangan

Parlindoengan Loebis. Parlindoengan Loebis merupakan orang Indonesia yang

tinggal di Belanda pada masa sebelum perang, selama perang, serta setelah Perang

Dunia II berakhir. Ia terlahir dari keluarga yang berada yang berasal dari Tapanuli

Selatan, sehingga memungkinkan keluarganya untuk menyekolahkannya baik itu

di Indonesia maupun di Belanda. Kepandaian yang dimilikinya yang kemudian

membawanya menjadi salah satu mahasiswa kedokteran di Universitas Leiden di

Belanda.

Selama mengikuti pendidikan kedokteran di Belanda Parlindoengan

Loebis mempunyai banyak pengalaman yang penting, karena ia mengalami

langsung bagaimana berlangsunya Pelang Dunia II. Selama Perang Dunia II

berlangsung ia menjadi tawanan di Belanda hingga akhirnya ia di bawa ke Jerman

untuk menjadi salah satu penghuni kamp-kamp konsentrasi yang Jerman. Sebelum

menjadi penghuni di kamp-kamp konsentrasi di Jerman, sebelumnya

Parlindoengan Loebis ditahan di penjara di Belanda yakni setelah Belanda

berhasil diduduki oleh Jerman pada tahun 1940. Penjara-penjara tersebut

diantaranya terletak di Euterpestraat, penjara Weteringschans, serta kamp-kamp

konsentrasi di Belanda yakni kamp konsentrasi Schoorl, dan kamp konsentrasi

Amersfoort. Hingga akhirnya sampai juga di kamp-kamp konsentrasi di Jerman

diantaranya kamp konsentrasi Buchenwald, kamp konsentrasi Sachsenhausen, dan

kamp konsentrasi Heinkelwerke sampai pada bulan April 1945 Parlindoengan

Loebis berhasil bebas dan kembali ke Belanda.

Selain pengalaman-pengalamannya yang pernah menjadi salah satu

penghuni kamp-kamp konsentrasi Jerman, baik di Belanda maupun di Jerman,

satu lagi pengalamannya adalah mengenai kiprahnya menjadi anggota dan

pemimpin PI (Perhimpunan Indonesia) di Belanda. Organisasi inilah yang

kemudian menjadi organisasi yang menimbulkan kontroversi baik di Belanda

maupun di Indonesia, berawal dari sinilah kemudian membawanya menjadi

tawanan perang dan menjadi penghuni kamp-kamp konsentrasi Jerman pada masa

(12)

Penulis ingin mengungkapkan bahwa holocaust memang benar terjadi

berdasarkan pengalaman langsung Parlindoengan Loebis. Banyak alasan yang

membuat penulis memutuskan memilih holocaust berdasarkan perspektif

Parlindoengan Loebis, diantaranya adalah penulis beranggapan bahwa

pengalaman Parlindoengan Loebis yang menjadi tawanan di beberapa kamp

konsentrasi menjadi bukti bahwa rezim Nazi memang benar-benar mendirikan

kamp-kamp konsentrasi bagi para tawanannya. Kebijakan-kebijakan yang

diterapkan di dalam kamp-kamp konsentrasi yang diungkapkan oleh

Parlindoengan Loebis pun membuat penulis merasa tertarik untuk

mengungkapkannya, terutama perlakuan yang berbeda kepada para tawanan

Yahudi. Serta kekejaman di beberapa kamp konsentrasi Nazi yang hendak penulis

deskripsikan dan menganalisis dengan sumber-sumber lain yang mendukung.

Penulis berusaha untuk lebih mempertajam kesaksian Parlindoengan

Loebis mengenai hal-hal yang telah disebutkan di atas. Penulis berusaha

menganalisis pengalaman serta kesaksian langsung Parlindoengan Loebis tanpa

menambahkan maupun mengurangi informasi yang dipaparkannya. Pengalaman

Parlindoengan Loebis selama berada di kamp konsentrasi Nazi telah banyak

memberikan informasi bahwa memang selama rezim Nazi berkuasa di bawah

kepemimpinan Hitler telah banyak merugikan dari setiap sisi kehidupan.

Negara-negara Eropa terutama Negara-negara-Negara-negara yang berada di sekitar Jerman lebih

merasakanya. Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, penulis berusaha mengkaji

lebih dalam mengenai holocaust terhadap bangsa Yahudi Eropa menurut

perspektif Parlindoengan Loebis. Dengan semikian diangkatlah judul, “Gerakan

Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari

(13)

1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas penulis

merumuskan masalah utama yakni “Bagaimana Holocaust Rezim Nazi

(Nationalist Socialism) Terhadap Bangsa Yahudi Eropa Ditinjau dari Perspektif

Parlindoengan Loebis?”. Dengan masalah utama tersebut, di sini penulis

memaparkan beberapa pertanyaan untuk memudahkan dan mengarahkan dalam

pembahasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaiamana keadaan kamp-kamp konsentrasi yang didirikan rezim Nazi

menurut pandangan Parlindoengan Loebis?

2. Bagaimana pandangan Parlindoengan Loebis mengenai

kebijakan-kebijakan rezim Nazi terhadap para tawanan Yahudi yang berada di

kamp-kamp konsentrasi Nazi?

3. Bagaimana pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kekejaman

kamp-kamp konsentrasi Nazi terhadap para tawanan Yahudi?

1.3Tujuan Penulisan

Berdasarkan pembahasan rumusan dan pembatasan masalah pada poin

sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan keadaan kamp-kamp konsentrasi yang dibangun oleh

Jerman di bawah kekuasaan rezim Nazi berdasarkan pandangan

Parlindoengan Loebis.

2. Menganalisis pandangan Parlindoengan Loebis mengenai

kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh rezim Nazi terhadap para tawanan Yahudi

yang berada di kamp-kamp konsentrasi Nazi.

3. Menganalisis pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kekejaman

(14)

1.4Manfaat Penulisan

Manfaat dari penelitian yang mengangkat judul “Gerakan Holocaust Rezim

Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif

Parlindoengan Loebis”, yakni sebagai berikut:

1. Sejarah peradaban barat merupakan salah satu materi sejarah dunia yang

penting bagi pengetahuan semua kalangan baik itu masyarakat secara umum

dan siswa-siswi di sekolah khususnya. Dengan mempelajari sejarah

bangsa-bangsa Eropa, disini kita dapat memperoleh pengetahuan yang lebih besar

dengan berbagai macam kemajuannya baik itu berupa pemikiran-pemikiran,

penemuan, dan ilmu pengetahuannya. Dengan adanya Abad Pencerahan,

Revolusi Industri, peristiwa-peristiwa tersebut ikut mempengaruhi keadaan

negara-negara lain di luar benua Eropa. Sehingga mengenai hal yang saya

angkat disini mempunyai sumbang sih yang baik pula bagi proses

pengkayaan mengenai sejarah peradaban barat khususnya bagi siswa-siswi

di sekolah.

2. Penelitian ini juga bermanfaat bagi siswa-siswi SMA pada mata pelajaran

sejarah SMA kelas XII IPS semester genap, konten tersebut menunjang

Standar Kompetensi yang ketiga yaitu, “Menganalisis perkembangan

sejarah dunia sejak Perang Dunia II sampai dengan perkembangan

mutakhir”. Kesesuaian dari Standar kompetensi tersebut lebih merujuk

kepada poin Kompetensi Dasar yang pertama yaitu (3.1) Menganalisis

perkembangan sejarah dunia dan posisi Indonesia di tengah perubahan

politik dan ekonomi internasional setelah Perang Dunia II sampai dengan

berakhirnya Perang Dingin. Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut hal

yang berkaitan dengan skripsi ini adalah mengenai perkembangan sejarah

dunia pada masa Perang Dunia II yakni mengenai peran Jerman sendiri di

mata dunia, serta mengenai pengaruh Perang Dunia II terhadap keadaan

(15)

mempunyai peran yang cukup besar bagi dunia. Walupun dalam skripsi ini

tidak membahas secara rinci mengenai berlangsungnya Perang Dunia II,

namun peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan Perang Dunia II

yakni mengenai Adolf Hitler bersama rezim Nazi-nya telah megguncang

dunia yang kemudian memicu terjadinya Perang Dunia II. Hal tersebut

dapat dikaitkan dengan posisi Indonesia yang berada di dalam keadaan

tersebut yakni berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

3. Tidak hanya bagi kelas XII IPS, pada kelas XII IPA semester genap juga

konten ini dapat dikembangkan. Standar Kompetensi yang dimaksud adalah

„Menganalisis perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi pada abad ke

-20‟. Adapun Kompetensi Dasar yang ditujukan adalah pada poin (2.1),

„Membandingkan perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi dan hubungannya dengan Perang Dunia II dan Perang Dingin‟. Berdasarkan

Kompetensi Dasar tersebut dapat dihubungkan dengan skripsi yang saya

tulis yakni mengenai peran serta Jerman di dalam Perang Dunia II dengan

pemikiran-pemikiran yang muncul baik itu sebelum Perang Dunia II

maupun saat Perang Dunia II itu berlangsung hingga sampai pada

keruntuhan Jerman di bawah Adolf Hitler dengan rezim Nazi-nya. Namun,

mengenai tulisan penulis yang berkaitan dengan Kompetensi Dasar ini

adalah dimana peristiwa mengenai holocaust ini juga berada di dalam

bagian dari Perang Dunia II itu sendiri.

4. Penelitian ini selain memperkaya khazanah pengetahuan dalam tataran

tingkat Menengah Atas, juga berguna bagi pihak-pihak lain yang

memerlukan hasil dari penelitian ini nantinya. Sehingga penulis

mengaharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang besar baik

bagi diri penulis sendiri maupun pihak-pihak lain menggunakan hasil

penelitian ini mengenai Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa

Yahudi Eropa dalam kurun tahun 1935 hingga 1945, yang ditinjau dari

(16)

1.5Penjelasan Judul

Pembahasan permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini adalah mengenai

“Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945:

Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis”. Berikut ini adalah uraian

mengenai penjelasan makna yang tersirat di dalam judul yang telah penulis pilih,

sehingga di bagian ini penulis bermaksud untuk memeberikan penjelasan

mengenai istilah-istilah yang ada di dalam judul.

1. Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945

Kejayaan Jerman di bawah Nazi (Nationalist Socialism) tidak terlepas dari

pengaruh rezim Nazi di bawah Adolf Hitler sebagai Panglima Tertinggi

Wehrmach (Ballack, 2007). Hitler memegang jabatan tersebut selama kurun

waktu Perang Dunia II berlangsung hingga keruntuhan rezim Nazi ditandai

dengan kematiannya. Selama rezim Nazi berkuasa berbagai macam kebijakan

dilancarkan di Jerman dalam sistem pemerintahannya, salah satu yang paling

fenomenal adalah mengenai holocaust terhadap bangsa-bangsa Yahudi di Eropa

baik yang berada di Jerman maupun di luar Jerman. Berdasarkan pemilihan judul

tersebut penulis tertarik untuk mengangkat mengenai holocaust yang dijalankan

oleh rezim Nazi di Jerman yang ditujukan kepada bangsa Yahudi Eropa selama

kurun waktu 1935 sampai 1945. Mengenai rentang waktu antara tahun 1935-1945

dipilih penulis mempunyai alasan-alasan tertentu. Fokus penulis berawal pada

tahun 1935 dikarenakan pada tahun tersebut merupakan sebuah pelegalan program

partai dalam suatu bentuk undang-undang. Undang-undang tersebut dikenal

dengan nama Undang-Undang Nuremberg yang dikenal dengan sebuah

undang-undang yang mengatur kewarganegaraan Jerman. Undang-Undang

Kewarganegaraan Jerman tersebut mengatur mengenai pembatasan terhadap

kebebasan orang-orang Yahudi di Jerman, bahkan menolak orang-orang Yahudi

(17)

Pembatasan tahun hingga tahun 1945 dikarenakan keruntuhan rezim Nazi

akibat dari kekalahannya dalam Perang Dunia II. Hal tersebut menandakan

bahwa runtuhnya kekuasaan Hitler di Jerman yang berkuasa dari tahun

1934-1945, dimana Jerman adalah pemicu pecahnya Perang Dunia II yang ditandai

dengan penyerangan Jerman ke Polandia pada 1 September 1939. Namun,

kejayaan Hitler dengan Nazi-nya tidak dapat bertahan lama dikarenakan jalan

yang salah dengan menyingkirkan serta menyerang bangsa-bangsa yang tidak

bersalah demi kepentingannya sendiri yakni dengan memusnahkan bangsa

Yahudi, maka kejayaan Jerman akan tercapai dengan utuh dengan meguasai

negara-negara disekitarnya.

2. Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis

Pemilihan judul tersebut dipilih oleh penulis dikarenakan permasalahan

mengenai holocaust sendiri masih terdapat berbagai macam pendapat yang

berbeda, sehingga penulis berkeinginan untuk menelitinya sehingga bisa menjadi

sumber yang relevan bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi ini, khususnya

siswa-siswi SMA dan sederajat dalam mata pelajaran sejarah di sekolah. Penulis

di sini lebih menekankan holocaust yang dilihat dari pandangan para pendukung

holocaust yang dijalankan oleh rezim Nazi terhadap bangsa Yahudi Eropa dalam

kurun waktu 1935 hingga 1945. Pandangan mengenai holocaust ini pada

hakikatnya tidak hanya dilihat dari satu sudut pandang saja, namun ternyata

holocaust ini saat ini menjadi suatu persoalan yang hangat di Eropa yakni ada

pihak yang mendukung dan ada pihak yang menyangkalnya.

Penulis dalam penelitian ini lebih menekankan holocaust yang dilancarkan

oleh rezim Nazi terhadap bangsa Yahudi Eropa berdasarkan pandangan

Parlindoengan Loebis yang berpandangan bahwa memang benar holocaust rezim

Nazi tersebut benar adanya dan terjadi selama kurun waktu 1935 hingga 1945,

lebih khususnya lagi selama Perang Dunia II berlangsung. Parlindoengan Loebis

merupakan salah satu penghuni kamp-kamp konsentrasi Jerman yang dapat

(18)

yakni Indonesia. Parlindoengan Loebis merupakan orang Indonesia yang

mengalami langsung bagaimana hidup menjadi tawanan di kamp-kamp

konsentrasi Jerman, sehingga dari buku autobiografinya didapatkan

informasi-informasi mengenai kekejaman-kekejaman, korban-korban yang berjatuhan di

dalam kamp konsentrasi Jerman di bawah kekuasaan rezim Nazi. Berdasarkan

beberapa literatur yang mendukung penulis melakukan peneliatian ini, sehingga

penulis memutuskan untuk memilih sub judul tersebut guna mendukung serta

menguatkan penelitian terhadap permasalahan tersebut.

1.6Metode dan Teknik Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

historis yang digunakan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi pada masa

lampau. Melalui metode historis ini menurut Gottschalk (1986: 885), metode

historis merupakan proses menguji dan menganalisa secara kritis, rekaman dan

peninggalan masa lampau.

Adapun tahapan-tahapan penelitian yang mengacu pada proses metodologi

penelitian dalam penelitian sejarah, menurut Sjamsuddin (2007: 85-155) terdiri

dari empat tahapan antara lain:

1. Heuristik, merupakan sebuah kegiatan untuk mencari sumber-sumber

untuk mendapatkan data-data, atauu meteri-materi sejarah (evidensi

sejarah). Di dalam proses pencarian sumber-sumber tersebut penulis

mendapatkannya dari sumber-sumber buku berdasarkan permasalahan

yang dikaji, serta beberapa jurnal dan artikel-artikel yang didapatkan dari

internet. Dalam mendapatkan sumber-sumber tersebut penulis

mendapatkannya dari berbagai tempat yakni dari perpustakaan UPI,

perpustakaan Batu Api di Jatinangor, serta mendapatkan buku-buku di

Palasari, Toga Mas, Dewi Sartika, dan Gramedia.

2. Kritik sumber, merupakan suatu metode untuk menilai sumber yang yang

(19)

dari dua aspek, yakni aspek internal dan eksternal dari sumber sejarah.

Sumber-sumber sejarah yang telah didapatkan harus dikritik terlebih

dahulu, apakah sumber tersebut dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya atau tidak. Kritik Internal disini dimaksudkan penulis untuk

melihat layak atau tidaknya sumber-sumber tersebut yang telah diperoleh

untuk dijadikan referensi dalam penelitian ini. Kemudian kritik eksternal

disini dimaksudkan penulis untuk melihat bentuk dari sumber tersebut,

selanjutnya dengan menentukan sumber yang akan digunakan tersebut

sesuai tidak dengan topik penelitian.

3. Interpretasi, yaitu memberikan penafsiran terhadap data-data yang

diperoleh selama penelitian berlangsung. Kegiatan penafsiran ini

dilakukan dengan jalan menafsirkan data dan fakta, dengan konsep-konsep

dan teori-teori. Penulis juga melakuakan pemberian makna terhadap fakta

dan data yang kemudian disusun, ditafsirkan, dan dihubungkan satu sama

lain. Fakta dan data yang telah diseleksi dan ditafsirkan selanjutnya

dijadikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar penyusunan skripsi ini.

4. Historiografi, merupakan tahapan terakhir dalam penulisan ini. Penulis

akan menyajikan hasil temuannya dengan caara menyusun dalam bentuk

tulisan secara jelas dengan tata bahasa yang baku dan berdasarkan tata

bahasa penulisan yang baik dan benar.

1.6.2 Teknik Penelitian

Dalam rangka penulisan skripsi ini penulis melakukan pengumpulan

sumber-sumber yang diperlukan untuk pengkajian dalam penulisan skripsi ini, disini

penulis menggunakan teknik studi literatur. Studi literatur yang digunakan penulis

adalah usaha dalam mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dari berbagai sumber

yang berbeda, namun dalam topik pembahasan yang sama berdasarkan topik

utama skripsi ini, literatur yang digunakan dalam penelitian ini yakni literatur

lokal maupun literatur asing yang semuanya dapat memberikan informasi yang

cukup dan memenuhi dalam pengkajian permasalahan yang hendak dikaji oleh

(20)

sekunder berupa sumber-sumber literatur. Sumber literatur ini menjadi sumber

utama dikarenakan penulis menggunakan teknik studi literatur yang dianggap

mampu untuk menjawab semua permasalahan yang sedang dikaji dalam penulisan

skripsi ini.

1.7Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan skripsi disesuaikan dengan buku Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh UPI. Sistematika penulisan tersebut adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah yang menguraikan mengenai kebijakan rezim

Nazi dibawah kepemimpinan Adolf Hitler yang diwujudkan dalam bentuk

holocaust terhadap bangsa Yahudi Eropa (1935-1945) yang ditinjau dari

pandangan Parlindoengan Loebis yang relevan untuk dijadikan penelitian.

Selanjutnya dengan adanya rumusan masalah di sini berguna sebagai pembatasan

masalah yang akan dijelaskan di dalam skripsi ini, serta digunakan untuk

memperinci isi skripsi. Pada bagian akhir dari bab ini akan dimuat tentang metode

dan teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis, serta struktur organisasi skripsi

yang akan menjadi kerangka dan pedoman penulisan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka ini akan dipaparkan mengenai konsep-konsep yang relevan

yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian. Selain itu, juga akan dijelaskan

mengenai sumber-sumber literatur yang relevan pula dalam penelitian yang

dilakukan oleh penulis dengan judul “Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap

Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis”.

Dalam bab ini pula penulis menghubungkan dengan rumusan masalah yang telah

tertera sebelumnya yakni pandangan Parlindoengan Loebis mengenai

kebijakan-kebijakan yang diterapkan di kamp-kamp konsentrasi Jerman kepada para

(21)

keadaan kamp-kamp konsentrasi Jerman menurut Parlindoengan Loebis yang

menjadi salah satu penghuni kamp konsentrasi tersebut, dan yang terakhir adalah

holocaust rezim Nazi terhadap bangsa Yahudi Eropa 1935-1945 menurut

pandangan Parlindoengan Loebis. Hasil dari studi literatur tersebut penulis

jadikan sebagai acuan dalam mendapatkan dan membangun kerangka pemikiran

berdasarkan landasan teoritis, sehingga penulis dapat memahami dan

memecahkan permasalahan lebih mendalam.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode Penelitian merupakan bab yang berisi mengenai kegiatan-kegiatan

serta cara-cara yang dilakukan dalam penelitian skripsi. Metode yang digunakan

tentu adalah metode penelitian sejarah, yang langkah-langkahnya terbagi menjadi

heruristik atau pengumpulan sumber, kritik terhadap sumber yang telah

dikumpulkan, interpretasi sumber, hingga ke tahap penulisan (historiografi).

Setiap langkah yang ditempuh nantinya akan dipaparkan lebih rinci lagi sesuai

dengan keadaan di lapangan.

BAB IV PEMBAHASAN

Pembahasan berisikan deskripsi mengenai Holocaust Rezim Nazi Terhadap

Bangsa Yahudi Eropa sebagai bentuk tindakan yang nyata dari rezim Nazi di

bawah kepemimpinan Hitler selama kurun waktu 1935-1945 di Jerman yang

ditinjau dari perspektif Parlindoengan Loebis. Dalam bab ini selain berisi

mengenai poin utama mengenai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada

rumusan masalah, juga berisi mengenai pandangan Parlindoengan Loebis

terhadap kebijakan-kebijakan yang diterapkan rezim Nazi yang diterapkan kepada

para tawanan di dalam kamp-kamp konsentrasi Jerman, bagaimana keadaan

kamp-kamp konsentrasi yang dibangun Jerman untuk menahan serta

mempekerjakan secara paksa para tawanan berdasarkan pandangan Parlindoengan

Loebis, dan bagaimana proses holocaust tersebut di bawah rezim Nazi khususnya

di bawah kepemimpinan Adolf Hitler, serta kebijakan-kebijakan Hitler selama

(22)

BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan di sini merupakan sebuah pemaparan mengenai kesimpulan

atas berbagai rumusan masalah yang telah dikembangkan oleh penulis dan

kemudian akan dianalisis serta diuraikan ke dalam sebuah karya ilmiah yakni

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

Skripsi yang berjudul “Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa

Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif Parlindoeangan Loebis” ini

menggunakan beberapa teori yang digunakan untuk mendukung proses penulisan,

teori-teori tersebut diantaranya teori ras unggul, teori konflik, dan teori agresi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan teori ras unggul yang menjadi

kebijakan di dalam rezim Nazi khususnya di bawah kepemimpinan Adolf Hitler.

Teori ras unggul yang penulis gunakan adalah teori ras unggul menurut Count

Arthur Gobineau dan ras unggul menurut Chamberlain. Penulis menfokuskan

pada ras unggul menurut Gobineau dan Chamberlain ini dikarenakan teori ras

keduanya mendukung penelitian skripsi ini yakni mengenai holocaust rezim Nazi

khususnya terhadap bangsa-bangsa Yahudi di Eropa, selain itu pula teori dari

keduanya ini menjadi teori yang digunakan Hitler yang nantinya akan diwujudkan

dalam kebijakan-kebijakan rezim Nazi selama kurun waktu Perang Dunia II

berlangsung.

Teori selanjutnya yang mendukung dalam penulisan skripsi ini adalah teori

agresi menurut Sigmund Freud dan Konrad Lorenz. Penulis menggunakan teori

agresi ini lebih merujuk pada teori agresi jahat yang nantinya akan diaplikasikan

dalam bentuk kedestruktifan (kekerasan). Karakter destruktif yang dimiliki Adolf

Hitler yang nantinya akan mendorongnya melakukan segala macam tindak

kekejaman dan kekerasan melalui rezim Nazi terhadap negara-negara yang ingin

dikuasainya khususnya fokus dalam pembahasan skripsi ini adalah bangsa Yahudi

Eropa. Teori yang terakhir mengenai teori konflik penulis merujuk kepada teori

konflik Ralf Dahrendorf, dikarenakan teori konflik Ralf Dahrendorf iniyang lebih

menekankan kepada kekuasaan dan wewenang. Teori konflik ini yang lebih

mendukung kepada kekuasaan dan wewenang yang dimiliki oleh Hitler guna

mencapai semua keinginannya dalam menguasai dunia dan menerapkan

(24)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

historis. Metode historis digunakan oleh penulis dikarenakan metode tersebut

merupakan metode yang menggambarkan peristiwa yang terjadi pada masa

lampau yang merupakan metode yang cocok dalam penelitian ini. Metode historis

ini sangat mendukung dalam penyusunan skripsi ini, dikarenakan data-data yang

penulis butuhkan merupakan data-data yang berasal dari masa lalmpau, dengan

beberapa pertimbangan tersebut penulis memilih metode historis sebagai metode

penelitian skripsi ini. Melalui metode historis ini menurut Gottschalk (1986: 885),

metode historis merupakan proses menguji dan menganalisa secara kritis,

rekaman dan peninggalan masa lampau.

Adapun tahapan-tahapan penelitian yang mengacu pada proses metodologi

penelitian dalam penelitian sejarah, menurut Sjamsuddin (2007: 85-190) terdiri

dari empat tahapan antara lain:

1. Heuristik, merupakan sebuah kegiatan untuk mencari sumber-sumber

untuk mendapatkan data-data, atauu meteri-materi sejarah (evidensi

sejarah). Di dalam proses pencarian sumber-sumber tersebut penulis

mendapatkannya dari sumber-sumber buku berdasarkan permasalahan

yang dikaji, serta beberapa jurnal dan artikel-artikel yang didapatkan dari

internet.

2. Kritik sumber, merupakan suatu metode untuk menilai sumber yang yang

penulis butuhkan dalam proses penulisan sejarah. Penilaian sumber terdiri

dari dua aspek, yakni aspek internal dan eksternal dari sumber sejarah.

Sumber-sumber sejarah yang telah didapatkan harus dikritik terlebih

dahulu, apakah sumber tersebut dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya atau tidak.

3. Interpretasi, yaitu memberikan penafsiran terhadap data-data yang

diperoleh selama penelitian berlangsung. Kegiatan penafsiran ini

dilakukan dengan jalan menafsirkan data dan fakta, dengan konsep-konsep

dan teori-teori. Penulis juga melakukan pemberian makna terhadap fakta

(25)

lain. Fakta dan data yang telah diseleksi dan ditafsirkan selanjutnya

dijadikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar penyusunan proposal ini.

4. Historiografi, merupakan tahapan terakhir dalam penulisan ini. Penulis

akan menyajikan hasil temuannya dengan caara menyusun dalam bentuk

tulisan secara jelas dengan tata bahasa yang baku berdasarkan EYD yang

baik dan benar.

3.1 Persiapan Penelitian

3.1.1. Penentuan dan Pengajuan Penelitian

Penyusunan skripsi ini diawali dengan menentukan tema serta judul

penelitian. Tema penelitian ini diperoleh penulis sudah sejak semester 4 dalam

proses perkuliahan di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Pendidikan

Sejarah. Pada semester 4 tersebut ada salah satu mata kuliah yakni Sejarah

Peradaban Barat yang pada waktu itu mata kulaih tersebut mewajibkan kami

untuk menyusun suatu karya ilmiah mengenai materi peradaban barat sebagai

tugas akhir kami. Saat itu penulis memperoleh tema mengenai „Holocaust‟

tersebut yakni penulis membaca sebuah buku yang berjudul Pemikiran Politik

Barat karya dai Ahmad Suhelmi, dan penulis menemukan konsep mengenai

anti-semitisme yang dijalankan oleh Adolf Hitler pada saat dia berkuasa di Jerman.

Melalui bimbingan yang dilakukan penulis kepada dosen mata kuliah

tersebut yakni Drs. H. Achmad Iriyadi penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

tersebut, dan penulis berkeinginan untuk meneruskan karya tulis ilmiah tersebut

untuk dijadikan skripsi. Setelah hampir tiga semester berlalu akhirnya penulis

memantapkan diri untuk memilih tema tersebut menjadi judul penelitian yang

kemudian diajukan menjadi proposal skripsi pada mata kuliah (SPKI) Seminar

Penulisan Karya Ilmiah pada semseter 7 lalu. Sebelum mengajukan judul tersebut

dalam mata kuliah SPKI penulis terlebih dahulu berkonsultasi kepada Bapak

Achmad Iriyadi selaku dosen yang berkompeten dalam sejarah peradaban barat,

dari konsultasi tersebut akhirnya penulis mendapat pencerahan mengenai judul

yang akan diajukan menjadi proposal skripsi. Langkah berikutnya yang dilalui

(26)

judul proposal tersebut, maka penulis melanjutkan adalah mengajukan rancangan

judul penelitian kepada tim yang secara khusus menangani mengenai skripsi yakni

di Jurusan Pendidikan Sejarah UPI, yakni Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi

(TPPS).

Beberapa prosedur yang harus dilalui penulis sebelum akhirnya dapat

melaksanakan bimbingan skripsi yakni setelah diselenggarakannya seminar

proposal di Laboratorium Jurusan Pendidikan Sejarah UPI penulis mendapatkan

surat pengatar yang ditujukan kepada Dr. Nana Supriatna, M.Ed yang ditunjuk

sebagai calon pembimbing I, dan Drs. H. Achmad Iriyadi yang ditunjuk sebagai

calon pembimbing II pada penyusunan skripsi ini. Seminar proposal yang

diselenggarakan pada Jum‟at, 11 Januari 2013 ini dilalui oleh penulis dengan

beberapa perbaikan pada hal judul dan rumusan masalahnya. Dalam seminar

proposal tersebut penulis mempresentasikan proposal skripsi di hadapan

dosen-dosen Sejarah diantaranya, Prof. Dr. Dadang Supardan, M.Pd, Drs. Ayi Budi

Santosa, M.Si, Dr. Nana Supriatna, M.Ed, Dra. Murdiyah Winarti, M.Hum, Drs.

Andi Suwirta, M.Hum, dan Dr. Encep Supriatna, M.Pd. Dalam seminar proposal

tersebut penulis banyak mendapatkan masukan guna penyusunan skripsi pada

tahap selanjutnya.

Pada hakikatnya mengenai tema masih sama hanya saja perubahan judul

yang penulis lakukan dari presentasi proposal skripsi dalam mata kuliah SPKI,

hingga presentasi seminar proposal skripsi pada tanggal 11 Januari 2013 lalu

penulis melakukan beberapa perbaikan pada judul skripsi ini. Hingga pada

akhirnya penulis memilih judul ini sebagai judul skripsi setelah beberapa kali

melakukan bimbingan terhadap Drs. H. Achmad Iriyadi. Sehingga penulis

melakukan perubahan judul sebanyak tiga kali, hal itu dikarenakan konsep

holocaust yang memang masih dalam perdebatan hingga kini, namun penulis

berkeyakinan bahwa holocaust memang benar-benar terjadi dan dijalankan oleh

rezim Nazi sendiri di bawah kepemimpinan Adolf Hitler, yang menjadi masalah

adalah berapa jumlah korban dan bagaimana prosesnya dan menurut pandangan

(27)

Pada saat pelaksanaan seminar proposal tersebut penulis mendapatkan masukan

dari Dr. Nana Supriatna, M.Ed, dan Drs. Ayi Budi Santosa, M.Si, untuk lebih

mengerucutkan lagi latar belakang masalah dan untuk lebih memfokuskan judul

agar menjadi sebuah penelitian yang berbeda dari penelitian-penelitian

sebelumnya.

Pengesahan penelitian dikeluarkan melalui surat keputusan dari Tim

Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Jurusan Pendidikan Sejarah No:

001/TPPS/JPS/PEM/2013 dengan judul “Gerakan Holocaust Rezim Nazi

Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif

Parlindoengan Loebis”. Setelah adanya surat pengesahan yang diterima penulis

pada tanggal 22 Februari 2013, kemudian penulis mendapatkan surat pengesahan

pembimbing I yakni Dr. Nana Supriatna, M.Ed, dan pembimbing II Drs. H.

Achmad Iriyadi, yang dikeluarkan melalui Surat Keputusan Ketua Jurusan

Pendidikan Sejarah FPIPS UPI. Proposal yang diajukan tersebut memuat

mengenai:

a. Judul Penelitian.

b. Latar Belakang Masalah.

c. Rumusan dan Pembatasan Masalah.

d. Tujuan penelitian.

e. Manfaat Penelitian.

f. Penjelasan Judul.

g. Kajian Pustaka.

h. Metode dan Tehnik Penelitian.

i. Struktur Organisasi Skripsi.

3.1.2. Konsultasi

Penyusunan skripsi ini merupakan sebuah rangkaian proses yang harus

dilaksanakan oleh penulis, dalam tahap konsultasi ini penulis setelah lolos dalam

seminar proposal dan melakukan beberapa perbaikan melakukan konsultasi baik

(28)

secara rutin dilakukan oleh penulis yakni hal pertama yang penulis lakukan adalah

menanyakan kebijakan serta peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan oleh

penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. Mengenai waktu dan tempat

pelaksanaan bimbingan skripsi ini menyesuaikan situasi dan kondisi dari

pembimbing, baik itu pembimbing I maupun pembimbing II. Sehingga dalam hal

ini penulis yang berusaha untuk mengikuti jadwal kesediaan para pembimbing

skripsi dalam melaksanakan bimbingan tersebut.

Dalam proses bimbingan skripsi ini, setiap pertemuan atau setiap

pelaksanaan bimbingan terdiri dari satu atau dua bab skripsi, namun penulis di

sini memfokuskan hingga satu bab itu selesai, karena satu bab pun banyak

mendapatkan beberapa revisi untuk diperbaiki kembali. Kematangan dalam satu

bab akan memaksimalkan hasil penyusunan skripsi tersebut, karena dalam

melakukan konsultasi ini tidak hanya terfokus kepada satu dosen pembimbing

namun kedua-duanya, sehingga kesempurnaan dalam satu bab tertentu harus

dihasilkan. Pelaksanaan konsultasi dilanjutkan secara berkala hingga bab terakhir

selesai disusun.

3.2. Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap yang paling utama dan

paling penting dalam sebuah penelitian. Penulis dalam tahap ini melakukan

langkah-langkah dalam penyususnan skripsi yang harus tempuh dalam

memecahkan permasalahan yang penulis kaji. Dalam penulisan skripsi ini penulis

menggunakan metode sejarah yang dikemukakan oleh Sjamsuddin (2007: 85-190)

diantaranya heuristik, kritik, interpretasi, dan penulisan sejarah (historiografi).

Adapun keempat langkah tersebut diantaranya diuraikan sebagai berikut:

3.2.1. Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Pengumpulan sumber (heuristik) merupakan tahap awal dari sebuah

pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini penulis berusaha untuk mencari serta

(29)

berusaha mencari sumber-sumber yang sesuai dengan tema dan permasalahan

penelitian yang penulis angkat. Sumber-sumber yang penulis kumpulkan

merupakan sumber dalam bentuk literatur. Penulis menggunakan teknik literatur

dikarenakan tehnik ini dianggap sebagai tehnik yang sesuai dengan permasalahan

dalam penelitian ini. Sebelum penulis melakukan pencarian terhadap

sumber-sumber yang relevan terhadap permasalahan yang diangkat yakni penulis

memahami terlebih dahulu inti dari permasalahan yang akan dikaji. Pemahaman

ini kiranya sangat penting dilakukan diawal penelitian dikarenakan keefektifan

waktu perlu dipertimbangkan dengan sebaik mungkin. Dengan memahami inti

ataupun pokok dari permasalahan tersebut dapat memudahkan penulis untuk

mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan.

Pada tahap pengumpulan sumber ini pada hakikatnya tidak hanya

membutuhkan waktu yang banyak, namum disamping waktu penulis juga harus

mempertimbangkan mengenai biaya, tenaga, pikiran, yang harus dipikirkan secara

baik agar tidak membuang waktu nantinya apabila sumber-sumber tersebut susah

untuk didapatkan. Penulis sendiri sebelum menemukan tema yang tepat, penulis

banyak membaca mengenai buku-buku sumber salah satunya buku karya Ahmad

Suhelmi yang berjudul Pemikiran Politik Barat yang kemudian dari salah satu bab

yang penulis baca, penulis mendapatkan inspirasi dari sana. Sejak itulah penulis

mulai lebih mendalam lagi dalam membaca buku tersebut dan berusaha mencari

informasi maupun keterangan yang sebanyak-banyaknya guna mencari serta

mendapatkan referensi-referensi lain mengenai tema yang telah penulis temukan.

Dalam buku Pemikiran Politik Barat karya Suhelmi (2007) tersebut penulis

pertama-tama memperoleh istilah antisemitisme. Dari istilah tersebut penulis

mencoba memahami makna dari istilah tersebut dengan membaca lebih mendalam

buku tersebut. Semakin penulis berusaha memenuhi rasa penasaran, penulis

semakin tertarik untuk mengangkat tema mengenai antisemitisme tersebut sebagai

skripsi. Selanjutnya penulis berusaha mencari sumber yang berhubungan dengan

Adolf Hitler, dikarenakan antisemitisme dalam buku tersebut ada dalam

(30)

Adolf Hitler. Penulis di sini dalam tahap awal pencarian sumber tidak merasa

kesulitan untuk mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan dengan Hitler,

dikarenakan sudah banyak penulis yang mengangkat tema mengenai Perang

Dunia II, biografi Adolf Hitler, serta mengenai holocaust yang nanti akan menjadi

fokus utama penulis.

Pada tahap pengumpulan sumber ini diharapkan peneliti terlebih dahulu

mendapatkan sumber yang primer. Sumber primer merupakan sumber yang ada

yang bersumber dari saksi matanya langsung. Namun dikarenakan tema yang

penulis angkat yakni mengenai Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa

Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis, ini

merupakan sebuah peristiwa yang berlangsung sekitar tahun 1930-an hingga

1940-an sehingga penulis menggunakan sumber sekunder yang berwujud dalam

sumber-sumber buku, artikel, jurnal, film, maupun e-book. Penulis di sini

menggunakan teknik literatur yang kemudian menghadapkan penulis kepada

sumber-sumber sekunder yang kebanyakan dalam bentuk buku.

Penulis berusaha mencari sumber-sumber sekunder berupa buku-buku

mengenai Adolf Hitler, Jerman, Nazi, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan

permasalahan yang penulis angkat. Pertama-tama penulis berusaha mendatangi

perpustakaan-perpustakan, salah satunya adalah perpustakaan di Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI). Di perpustakaan UPI penulis menemukan beberapa

referensi yang relevan, selain buku beberapa literatur mengenai skripsi pun

banyak membantu penulis. Buku-buku yag penulis cari memang tidak begitu

mudah untuk di dapatkan di perpustakaan UPI sendiri, dikarenakan banyak buku

yang relevan namun tidak dapat dipinjam dan hanya bisa difotokopi saja. Kurun

waktu yang penulis gunakan untuk mencari sumber-sumber sekunder berupa buku

di perpustakaan UPI ini dilakukan kurang lebih dari bulan Oktober hingga

November. Penulis secara rutin mengunjungi perpustakaan UPI tersebut guna

mendapatkan buku-buku yang diperlukan, proses pencarian serta pengumpulan

sumber tersebut mulai rutin dilakukan oleh penulis sejak penyusunan proposal

(31)

untuk mencari sumber lain yang tidak ditemukan di sana, yakni penulis mencari di

perpustakaan Batu Api yang terletak di Sumedang. Perpustakaan Batu Api

merupakan perpustakaan pribadi yang akan penulis jelaskan pada uraian

berikutnya.

Penjelasan mengenai sumber-sumber sekunder yang penulis dapatkan di

berbagai tempat khususnya di perpustakaan adalah sebagai berikut:

a. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Di perpustakaan UPI penulis mendapatkan beberapa sumber-sumber yang relevan dengan

tema skripsi penulis. Diantaranya sumber yang paling utama mengenai

buku Biografi Parlindoengan Loebis (Orang Indonesia di Kamp

Konsentrasi Nazi) (2006) dengan pengantar buku tersebut Harry A.

Poeze itulah buku utama yang penulis dapatkan. Sebelum mendapatkan

buku tersebut penulis sedikit kebingungan dalam mencari dikarenakan

buku tersebut terletak di bagian Indonesiana dan tidak dapat dipinjam

dan hanya dapat difotokopi saja. Selain itu di perpustakaan UPI penulis

juga banyak menemukan referensi mengenai Perang Dunia II, Jerman,

Nazi, yang kebanyakan telah penulis peroleh dari koleksi pribadi

rekan-rekan kuliah. Penulis juga mendapatkan buku yang sangat mendukung

namun dengan literatur berbahasa Inggris diantaranya adalah European

Dictatorships (1918-1945) (2000) karya dari Stephen J. Lee dan Nazi

Culture (Intellectual, Cultural, and Social Life in Third Reich) (1968) karya dari George L. Mosse. Kedua buku tersebut mendukung dalam

pemahaman mengenai rezim Nazi maupun mengenai Adolf Hitler

sendiri. Beberapa skripsi sejarah karya angkatan-angkatan sebelumnya

pun banyak ditemukan oleh penulis diantanranya adalah skripsi milik

Panzi Ahmad Gozali yang berjudul Dampak Darwinisme Sosial

Terhadap Perkembangan Naziisme di Jerman Tahun 1921-1945, skripsi

Atya Triani yang berjudul Dampak Perbedan Strategi Pemimpin

(32)

Mulyawan yang berjudul Pertempuran Stalingrad 1942-1943 (Dalam

Perspektif Jerman). Beberapa skripsi tersebut membantu penulis dalam

penulisan khususnya di Bab II mengenai kajian pustaka dan landasan

teori yang penulis gunakan, dikarenakan skripsi-skripsi tersebut juga

mengangkat topik utama tentang Jerman di masa rezim Nazi berkuasa di

bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Sehingga di sini penulis merasa

perlu untuk membaca dan memahami skripsi-skripsi tersebut.

b. Perpustakaan Batu Api. Perpustakaan Batu Api merupakan perpustakaan

milik pribadi atau perorangan. Perpustakaan yang terletak di Sumedang

ini tepatnya di Jalan Pramoedya Ananta Toer 142 A Jatinangor tersebut

mempunyai koleksi buku mengenai sejarah yang cukup lengkap.

Buku-buku yang penulis dapatkan diantaranya Buku-buku Akar Kekerasan (Analisis

Sosio-psikologis atas Watak Manusia) (2001) karya Erich Fromm, Ras-Ras Umat Manusia (biogeografis, kulturhistoris, sosiopolitis) (1991)

karya N. Daldjoeni, Fasisme karya Hugh Purcell, Asal-usul

Totaliterisme Jilid I (1993) karya Hannah Arendt, Menyingkap Tabir Fasisme (2004) karya Harun Yahya, serta beberapa novel baik mengenai

Nazi maupun Jerman diantaranya Malam karya Elie Wiesel, Buku

harian Anne Frank, The Wall karya John Hersey, The Pianist karya Wtadystaw Szpilman, dan Fajar karya Elie Wiesel. Perpustakaan

tersebut merupakan perpustakaan yang tidak hanya menyediakan

buku-buku saja, namun ada sumber-sumber sekunder diantaranya majalah,

koran-koran, film dan lain sebagainya. Penulis juga mendapatkan

fotokopian sebuah surat kabar yang terbit pada tanggal 17 Januari 1996

mengenai kamp konsentrasi Nazi sebuah artikel yang beradai di dalam

surat kabar yakni berjudul Belajar dari Kekejaman Kamp Auschwitz

karya anonim, dan artikel yang berada di dalam koran Kompas

tertanggal 21 April 2007 dengan judul Kamp Konsentrasi, Ideologi, dan

Kita karya M. Fadjroel Rachman. Beberapa film dan e-book dengan

tema mengenai Jerman, Nazi, dan khususnya mengenai holocaust itu

(33)

Selain buku-buku di perpustakaan yang telah penulis kunjungi, penulis juga

mendapatkan banyak buku dari koleksi pribadi rekan-rekan kuliah di UPI.

Buku-buku tersebut diantaranya Buku-buku Mein Kampf Volume I (2007) karya Adolf Hitler,

Mein Kampf Volume II (2008) karya Adolf Hitler, Perang Eropa Jilid I (2003),

Perang Eropa Jilid II (2003), dan Perang Eropa Jilid III (2003) karya P.K.

Ojong. Beberapa buku pribadi penulis diantaranya Menantang Diktaktor

Konspirasi Rahasia Anti-Hitler (2005) karya Darma Aji, 7 Tokoh Kunci Nazi (Penentu Sejarah Jerman & Penyebab Perang Dunia II) (2007) karya Luger

Ballack, Kisah Pembantaian 6 Juta orang Yahudi Strategi “Penyelesaian

Terakhir” Nazi (2011) karya Hendrick S. Baratha, Holocaust: Fakta atau Fiksi?

(2007) karya Stephane Downing, Berhala Holocaust (Pertarungan Sengit Zionis

& Revisionis) (2007) karya Nurcholis, Kolaborator Nazi (Sepak Terjang Para Simpatisan Nazi Selama Perang Dunia II) (2008) karya Fernando R. Srivianto, Pemikiran Politik Barat (2007) karya Ahmad Suhelmi, Tuhan Hitler (2011) karya

George Van Vrekhem, Adolf Hitler: Biografi Singkat 1889-1945 , (2009) karya

F. Zaviera. Beberapa buku di atas telah penulis miliki sebelumnya sejak penulis

berada di semester 4 ketika berlagsung mata kuliah Sejarah Peradaban Barat.

Selain mengunjungi perpustakaan, koleksi pribadi rekan-rekan kuliah, serta

koleksi pribadi penulis sendiri, penulis berusaha mencari buku di beberapa tempat

yakni di pameran-pameran buku serta di toko-toko buku terdekat. Toko-toko buku

yang penulis kunjungi diantaranya Gramedia, Toga Mas, dan Rumah Buku, di

sana penulis banyak menemukan sumber-sumber yang mendukung dalam

penelitian ini selain sumber-sumber yang telah dipaparkan sebelumnya. Selain itu

penulis juga mengunjungi tempat penjualan buku baik itu buku baru maupun

buku-buku lama yakni di Palasari dan Dewi Sartika. Di sana penulis banyak

mendapatkan sumber yang mendukung dalam penulisan juga dan guna sumber

bacaan guna mendukung pemahaman serta pengetahuan penulis mengenai tema

yang penulis angkat. Di samping tempat-tempat tersebut, penulis juga

(34)

mempunyai banyak koleksi buku lama. Buku yang penulis dapatkan dari koleksi

pribadi beliau diantaranya Ideologi Politik Kontemporer (1986) karya Lyman

Tower Sargent, Ideologi (Fascisme, Komunisme, Liberalisme, Pancasila Islam)

Suatu Studi Ilmu Politik (1974) karya Sukarna, dan Kamp-kamp Konsentrasi Auschwitz-Birkenau Lambang Kedurdjanaan Nazi Jang Terkutuk Sepandjang Masa (1961) karya Jan Sehn, LL.D. Sumber-sumber yang telah penulis

kumpulkan, penulis manfaatkan dengan sebaik mungkin untuk melaksanakan

penelitian secara optimal pula.

3.2.2. Kritik

Tahap selanjutnya setelah sumber-sumber tersebut berhasil dikumpulkan

adalah tahap verifikasi (kritik sumber). Kritik sumber ini dilakukan terhadap

sumber-sumber yang telah berhasil dikumpulkan yang dilakukan terhadap

sumber-sumber utama maupun sumber-sumber pendukung lainnya. Abdurahman

(2007: 68) menjelaskan bahwa setelah tahap pengumpulan sumber-sumber yang

relevan dengan tema yang berasal dari berbagai macam kategori, selanjutnya

dilanjutkan tahap verifikasi atau kritik sumber terhadap sumber-sumber tersebut

guna mendapatkan keabsahan sumber. Pada tahap tersebut dilakukaan uji

keabsahan mengenai keaslian sumber (autentisitas) yang dilakukan melalui kritik

ekstern serta melakukan keabsahan mengenai kesahihan sumber (kredibilitas)

melalui kritik intern.

Tahap pertama penulis melakukan kritik eksternal. Kritik eksternal di sini

penulis berusaha untuk melakukan uji keaslian dari sumber yang telah penulis

peroleh. Hal pertama yang penulis laksanakan adalah melihat fisik-sisik dari

sumber-sumber tersebut. Dikarenakan sumber-sumber yang penulis peroleh

merupakan sumber sekunder yakni sumber turunan dalam bentuk buku maka

penulis berusaha menyeleksi dari segi fisiknya terlebih dahulu. Penulis

menyeleksi dengan melihat kapan sumber tersebut dibuat. Waktu pembuatan atau

ketika sumber tersebut dicetak merupakan suatu hal yang penting karena semakin

(35)

melihat di mana sumber tersebut dibuat, tempat di mana sumber tersebut dibuat

mendukung karena penulis di sini dapat mengetahui dari mana sumber ini berasal

sehingga dari sini penulis dapat meneliti tingkat keasliannya. Tempat pembuatan

biasanya berkaitan erat dengan penerbit itu sendiri, sehingga dari penerbit itu

sendiri dapat mendukung keaslian sumber tersebut.

Hal yang penting berikutnya adalah mengenai pengarang dari sumber

tersebut. Dari sini penulis dapat melihat keaslian dari sumber tersebut yakni dapat

dilihat dengan mengidentifikasi latar belakang pengarang tersebut, pendidikannya,

biografinya, bahkan karakternya sendiri. Namun, keaslian tersebut dapat diperoleh

dari hal-hal yang tertera dalam sumber tersebut yakni dengan adanya

keterangan-keterangan misalnya tanda tangan, cap jempol, dan lain sebagainya. Bentuk fisik

dari sumber yang telah penulis uraikan sebelumnya juga sangat mendukung dalam

melakukan kritik eksternal sendiri, karena bentuk fisik di sini dapat dilihat dari

kertasnya, bentuk cetakannya, hurufnya, maupun sistematika dalam pengetikan,

yang mendukung pula keaslian dari sumber tersebut. Penulis dapat

mengidentifikasi hal tersebut yakni dengan membandingkan dari berbagai macam

sumber dari sumber yang lama hingga sumber yang terbit sekarang-sekarang ini.

Hal tersebut dapat dilihat dari jenis kertas, huruf, dan sistematika penulisan

dikarenakan pasti ada perbedaan antara cetakan lama dengan cetakan yang baru.

Hal terakhir yang perlu untuk dilakukan dalan kritik eksternal ini adalah

proses identifikasi terhadap sumber tersebut yakni apakah sumber tersebut

merupakan bentuk asli atau bukan. Bentuk asli di sini dimaksudkan sumber

tersebut merupakan hasil cetakan yang berasal dari penerbit langsung, sedangkan

bukan bentuk asli di sini yakni sumber tersebut sudah dalam bentuk fotokopi dari

sumber yang merupakan cetakan asli. Dalam hal ini penulis harus cermat dalam

mengidentifikasinya dikarenakan apabila itu merupakan sumber yang bukan

cetakan aslinya dikhawatirkan adanya pengurangan atau penambahan dari isi

sumber tersebut, sehingga penulis harus bisa mengidentifikasinya dengan

membandingkan dengan sumber yang lain yang dilakukan pada tahap kedua yakni

(36)

Tahap selanjutnya setelah penulis melakukan kritik eksternal yakni untuk

mengentajui keaslian dari sumber-sumber yang penulis peroleh, kini memasuki

tahap yang kedua yakni kritik internal. Kritik internal di sini dimaksudkan untuk

mengidentifikasi kredibilitas (kesahihan) sumber tersebut. Melalui kritik internal

penulis berusaha untuk melihat layak atau tidaknya sumber tersebut digunakan

dalam penelitian ini. Hal yang pertama penulis lakukan adalah dengan membaca

isi dari sumber tersebut. Dari berbagai macam sumber yang telah penulis peroleh

penulis berusaha untuk membaca dan memahami isi dari sumber-sumber tersebut.

Kemudian penulis setelah memahami isi dari sumber tersebut, penulis

membandingkan isi dari satu sumber dengan sumber yang lainnya, dikarenakan

kritik internal merupakan tahap kita mengidentifikasi isi dari sumber-sumber

tersebut. Hasil perbandingan yang telah penulis peroleh tadi dapat mendukung

penulis dalam menentukan sumber tersebut termasuk ke dalam topik kajian dan

dapat digunakan atau tidak.

Kritik internal penulis lakukan terhadap buku Hitler (Jerman Di Bawah

Kekuasaan Hitler) karya Sunarko (1992). Buku ini secara rinci memaparkan

mengenai Jerman di masa kekuasaan Adolf Hitler bersana dengan rezim Nazi-nya.

Dalam buku ini selain menjelaskan Jerman di bawah kekuasaan Hitler juga

menjelaskan mengenai Jerman pada masa-masa sebelumnya. Namun yang

terpenting adalah mengenai Jerman bersama dengan rezim Nazi-nya yang

merupakan topik kajian dalam penyusunan skripsi ini. Buku ini menyajikan secara

lengkap mengenai kehidupan Hitler dari masa kanak-kanak, dewasa, Hitler

menjadi pemimpin Jerman, hingga akhir hayatnya. Dalam salah satu bab

menjelaskan mengenai pandangan-pandangan Hitler terhadap bangsa Yahudi yang

merupakan hal yang mendukung bagi penulis dalam memperoleh informasi dalam

penelitian ini.

Dalam buku ini pandangan Hitler terhadap bangsa Yahudi dipaparkannya

bahwa orang-orang Yahudi dipandang sebagai sumber dari kekacauan di dunia

khususnya di Eropa. Hitler menganggap bahwa orang-orang Yahudi ini adalah

(37)

pandangan Hitler terhadap orang-orang Yahudi tersebut merupakan sebuah

analisis dari penulis buku tersebut terrhadap Mein Kampf. Dikarenakan penulis di

sini juga membaca serta memahami isi dari buku Mein Kampf Volume I (2007)

Adolf Hitler, yang di dalamnya juga memaparkan mengenai kebenciannya

terhadap orang-orang Yahudi. Dia menganggap bahwa Yahudi adalah orang yang

lebih pantas untuk disingkirkan karena semua tabiatnya mencerminkan hal-hal

yang buruk, baik dari fisik mereka maupun moral mereka yang kotor dan tidak

pantas untuk menjadi bangsa yang terpilih yang dianugerahi banyak kelebihan

oleh Tuhan. Dengan demikian Hitler berprinsip bahwa tidak ada halangan dan

bukan merupakan sebuah kesalahan apabila ia berusaha untuk menyingkirkanya

dari kehidupan ini.

Pada hakikatnya pandangan Hitler terhadap orang-orang Yahudi yang

terdapat di berbagai macam sumber yang penulis pahami isinya kesemuanya

mempunyai asumsi yang sama yakni Adolf Hitler di sini membenci orang-orang

Yahudi dan berusaha untuk menyingkirkanya, baik dari negeri Jerman maupun

dari benua Eropa. Orang-orang Yahudi dianggap sebagai bangsa yang hanya

menyebabkan kekacauan di dunia. Beberapa buku yang penulis baca yang berisi

mengenai pandangan Hitler terhadap orang Yahudi diantaranya, buku Tuhan

Hitler (2011) karya Georges Van Vrekhem, The Death of Adolf Hitler (2005)

karya Agustinus Pambudi, To Kill Hitler (Upaya-Upaya Membunuh Adolf Hitler)

(2008) karya Irwanto, Kisah Pemusnahan 6 Juta Orang Yahudi (Strategi

“Penyelesaian Terakhir” Nazi) Kejam Biadab Dan Tragis (2011) karya Hendrick

S. Baratha, 7 Tokoh Kunci Nazi (Penentu Sejarah Jerman & Penyebab Perang

Dunia II) (2007) karya Luger Ballack, Berhala Holocaust (Pertarungan Sengit Zionis dan Revisionis) (2007) karya Nurcholis, Kolaborator Nazi (Sepak Terjang Simpatisan Nazi Selama Perang Dunia II) (2008) karya Fernando S. Srivanto,

Nazi Culture (1968) karya George L. Mosse, serta buku European Dictatorships 1918-1945 (2000) karya Stephen J. Lee.

Kritik selanjutnya penulis lakukan terhadap buku karya Hendrick S. Baratha

Referensi

Dokumen terkait

Total Biaya Variabel (Biaya Benih, Pupuk Organik, Pupuk Organik Cair dan Tenaga Kerja) Usahatani Padi

pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di Bidang Mesin dan Teknik Industri. Visi dari UPT “X” adalah terbentuknya insan dan ekosistem pendidikan yang

penelitian ini peneliti memberikan batasan pada artikel berita mengenai kasus suap impor daging sapi yang dilakukan oleh mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera PKS pada surat

Globalisasi adalah fenomena ekonomi, politik, budaya, yang bukan hanya menjadikan bentuk bisnis yang baru, tetapi juga menyusun tatanan hidup yang baru bagi manusia,

Terdapat perbezaan status dalam kalangan rakyat di mana golongan atasan hidup dengan senang-lenang tanpa menghiraukan nasib yang menimpa golongan bawahan. Manakala, jualan

Variasi mengajar Guru merupakan proses menantang ide- ide dan cara- cara melakukan hal- hal yang sudah diterima untuk menemukan solusi- solusi atau konsep-konsep baru.

Aktivitas antimikroba terhadap E.coli Indikator waktu inkubasi optimum adalah waktu dimana senyawa antimikroba bakteriosin diproduksi optimal yang ditandai dengan

Korindo Heavy Industry Balaraja Plant, produk dan jasa yang berkontribusi terhadap aspek lingkungan penting; dan, memastikan bahwa peralatan yang digunakan untuk