GERAKAN HOLOCAUST REZIM NAZI
TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945:
Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Sejarah
Disusun oleh Harry Rizki Utami
0901357
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
GERAKAN HOLOCAUST REZIM NAZI
TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945:
Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis
Oleh
Harry Rizki Utami
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial
© Harry Rizki Utami 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
HARRY RIZKI UTAMI
GERAKAN HOLOCAUST REZIM NAZI TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945: Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001
Pembimbing II
Drs. H.R. Achmad Iriyadi NIP. 19611219 198803 1 002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau Dari Perspektif Parlindoengan Loebis”. Masalah utama yang dikaji dalam skripsi ini adalah “Bagaimana Holocaust Rezim Nazi (Nationalist Socialism)Terhadap Bangsa Yahudi EropaDitinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis?”. Berdasarkan masalah utama tersebut, penulis membagi menjadi empat rumusan masalah yaitu: (1) Bagaiamana keadaan kamp-kamp konsentrasi yang didirikan rezim Nazi menurut pandangan Parlindoengan Loebis? (2) Bagaimana pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kebijakan-kebijakan rezim Nazi terhadap para tawanan Yahudi yang berada di kamp-kamp konsentrasi Nazi? (3) Bagaimana pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kekejaman kamp-kamp konsentrasi Nazi terhadap para tawanan Yahudi?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, yaitu proses menguji dan menganalisis secara kritis data-data peninggalan dan peristiwa masa lampaudengan melakukan empat langkah penelitian yakni heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Penulis melaksanakan pengumpulan data dengan melakukan studi literatur yaitu mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan kajian penulis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan interdisipliner, yakni menempatkan sejarah sebagai ilmu utama dengan bantuan ilmu-ilmu sosial lainnya. Berdasarkan hasil penelitian historis dengan studi literatur, serta dengan menggunakan kajian interdisiplinerdengan menggunakan ilmu bantu lain yakni sosiologi dan psikologi diketahui bahwa, menurut Parlindoengan Loebis yang pernah menjadi tawanan di dalam kamp konsentrasi Nazi, bahwa rezim Nazi mulai mendirikan kamp-kamp konsentrasi sejak 1933 yang diperuntukan bagi pihak-pihak yang dianggap membahayakan pertahanan Nazi di bawah Adolf Hitler. Kamp konsentrasi yang ada di Belanda dan di Jerman mempunyai karakteristik yang berbeda, yakni dengan kebijakannya masing-masing. Rezim Nazi telah membuat sebuah kebijakan yang
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penulisan ... 6
1.4. Manfaat Penulisan ... 7
1.5. Penjelasan Judul ... 9
1.6. Metode dan Teknik Penelitian ... 11
1.6.1 Metode Penelitian ... 11
1.6.2. Teknik Penelitian ... 12
1.7. Struktur Organisasi Skripsi ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16
2.1. Kajian Pustaka ... 17
2.1.1. Konsep Anti-Yahudi Rezim Nazi 1935-1945 ... 17
2.1.2. Konsep Holocaust Rezim Nazi 1935-1945 ... 21
2.1.3. Holocaust Menurut Perspektif Parlindoengan Loebis... 22
2.2. Kajian Teori ... 25
2.2.1. Teori Ras Unggul ... 25
2.2.1.1. Ras Unggul Menurut Count Arthur Gobineau ... 30
2.2.1.2. Ras Unggul Menurut Chamberlain ... 32
2.2.2. Teori Konflik ... 34
2.2.3.1. Teori Agresi Sigmund Freud ... 41
2.2.3.2. Teori Agresi Konrad Lorenz ... 45
2.3. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 50
BAB III METODE PENELITIAN ... 55
3.1Persiapan Penelitian ... 57
3.1.1. Penentuan dan Pengajuan Penelitian ... 57
3.1.2. Konsultasi ... 59
3.2Pelaksanaan Penelitian ... 60
3.2.1. Pengumpulan Sumber Heuristik ... 60
3.2.2. Kritik ... 66
3.2.3. Penafsiran (Interpretasi) ... 76
3.2.4. Historiografi ... 77
3.2.4.1.Pendekatan ... 79
BAB IV HOLOCAUST REZIM NAZI TERHADAP BANGSA YAHUDI EROPA 1935-1945 DALAM PERSPEKTIF PARLINDOENGAN LOEBIS ... 81
4.1Riwayat Kehidupan Parlindoengan Loebis ... 84
4.1.1. Kehidupan Parlindoengan Loebis di Indonesia... 85
4.1.2. Kehidupan Parlindoengan Loebis di Belanda ... 91
4.2 Kamp Konsentrasi Nazi Menurut Parlindoengan Loebis... 98
4.2.1. Kamp Konsentrasi di Belanda ... 99
4.2.2. Kamp Konsentrasi di Jerman ... 102
4.3Analisis Sejarah Terhadap Kesaksian Parlindoengan Loebis ... 107
4.3.1. Holocaust yang Dijalankan Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945 Menurut Pandangan Parlindoengan Loebis ... 109
4.3.1.1. Kebijakan Rezim Nazi Terhadap Para Tawanan Yahudi ... 110
Yahudi ... 130
4.3.1.2.1. Kekejaman Kamp Konsentrasi Tawanan Yahudi Berdasarkan Teori Konflik ... 133
4.3.1.2.2. Kekejaman Kamp Konsentrasi Tawanan Yahudi Berdasarkan Teori Agresi ... 143
BAB V KESIMPULAN ... 153
DAFTAR PUSTAKA ... 160
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Menyoroti kembali mengenai Perang Dunia II yang terjadi selama kurun
waktu 1939-1945, hal tersebut mengingatkan kita mengenai sebuah peristiwa
pembunuhan massal atau biasa disebut ‘Holocaust’. Holocaust yang berlangsung
selama rezim Nazi berkuasa di Jerman, ini menjadi sebuah peristiwa yang
menggemparkan dunia. Kebijakan rezim Nazi mengenai holocaust pada
hakikatnya menimbulkan banyak kerugian yang besar, baik bagi masyarakat
Jerman sendiri maupun bagi bangsa-bangsa lainnya khususnya bangsa Yahudi
Eropa dan negara-negara lain di sekitar Jerman.
Holocaust adalah sebuah malapetaka yang melanda dunia pada masa Perang
Dunia II berlangsung yang mempunyai keterkaitan erat dengan kekuasaan Nazi di
bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Adolf Hitler merupakan sosok yang tidak
asing lagi bagi dunia, bahkan nama itu menjadi sebuah ciri khas apabila kita
menelisik kembali mengenai Perang Dunia II yang telah mengguncang dunia pada
1939-1945. Selain menjadi orang nomor satu di Jerman, ciri khas yang melekat
pada dirinya adalah mengenai kehebatannya sebagai orator dan gaya pidatonya
sebagai kepala propaganda dalam Nazi (Nationalist Socialism). Gagasan
mengenai nasionalisme yang disuarakan Hitler menjadi sebuah gagasan yang
diagung-agungkan oleh masyarakat Jerman, namun ketika didapati bahwa
gagasan tersebut banyak terkendala oleh orang-orang Yahudi di Jerman, sehingga
gagasan tersebut kemudian menjadi tujuan utama kebijakan Nazi dengan
melancarkan sebuah pembunuhan massal (Baratha, 2011: 9).
Masa-masa setelah Perang Dunia II berakhir yang telah banyak memakan
korban ini banyak menghasilkan sebuah literatur-literatur mengenai kekejaman
rezim nazi yang lekat dengan holocaust-nya. Namun, beberapa tahun kemudian
penyangkalan terhadap holocaust yang terjadi pada masa Jerman dibawah
kekuasaan Hitler. Tokoh-tokoh yang menolak dengan adanya holocaust ini
disebut dengan kaum „Revisionits‟. Revisionits disini mempunyai arti bahwa
orang-orang yang berperan sebagai pihak yang merevisi sejarah atau bisa
dikatakan pihak yang berusaha untuk membenarkan fakta-fakta sejarah yang
keliru dan telah tumbuh mengakar sebagai keyakinan sejarah (Nurcholis, 2007:
11). Tokoh yang dikenal sebagai Bapak Revisionits adalah Paul Rassinier, yang
merupakan seorang yang tergabung dalam gerakan sosialis anti-Nazi.
Pada perkembangan selanjutnya terjadi suatu pergolakan yang besar
terhadap pandangan mengenai holocasut itu sendiri. Satu pihak meyakini bahwa
holocaust tersebut memang benar adanya dan terjadi, namun di lain pihak yang
megaku sebagai kelompok yang menyangkal holocaust berusaha meyakinkan
dengan data-data serta fakta-fakta yang diperoleh bahwa holocaust ini tidak
pernah terjadi. Setelah Paul Rassinier muncul banyak penyangkal lainnya
terhadap holocaust, dari sinilah merebak berbagai macam isu mengenai rekayasa
holocaust dari berbagai kalangan salah satunya adalah dari kaum Zionis sendiri
dan beberapa negara sekutu Jerman.
Penulis sendiri tidak yakin bahwa penyangkalan-penyangkalan yang
dilontarkan terhadap holocaust itu memang telah akurat. Berdasarkan beberapa
literatur yang menyebutkan bahwa holocaust yang terjadi memang ada di bawah
kebijakan rezim Nazi pada waktu itu. Holocaust yang kemudian menjadi salah
satu gagasan utama rezim Nazi ini berawal ketika Hitler menjadi pemimpin di
Partai Pekerja Jerman. Menurut Lee (2000: 155), Partai Pekerja Jerman yang
berdiri pada bulan Januari 1919 ini bernama National Socialist German Workers
Party yang umumnya dikenal dengan sebutan Nazi. Sebelum berkembang luas
dan masih menjadi sebuah partai yang kecil, partai pekerja Jerman tersebut
dikenal dengan nama Deutsche Arbeiter Partei (DAP) (Sunarko, 1992: 116).
Partai Pekerja Jerman merupakan suatu jalan bagi Adolf Hitler untuk
berkecimpung di dunia politik. Dengan bergabungnya Adolf Hitler dalam partai
telah banyak menarik pengikut dalam jumlah yang besar mencapai 3000 anggota
pada tahun 1920.
Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler bersama dengan rezim
Nazi-nya membawa dunia ke dalam kancah Perang Dunia II dengan berbagai macam
rancangan-rancangan yang disusun Hitler untuk menaklukan dunia di bawah
kekuasaannya (Hart, 2005: 193). Nazi menempuh jalur kekerasan serta
peperangan guna menaklukan negara-negara disekitar Jerman untuk kemudian
dikuasai. Nazi mengalami perkembangan pesat setelah Hitler memutuskan untuk
menjadi anggota yang ketujuh dalam partai tersebut. Pada saat Hitler mulai
bergabung, dia tidak begitu mengalami kesulitan untuk menanamkan pengaruh ke
dalam anggota partai. Karena sebelumnya telah ada beberapa anggota yang
memiliki pemikiran yang sama dengannya. Seperti misalnya Alfred Rosenberg
yang mempunyai pandangan yang sama dengan Hitler mengenai kebenciannya
terhadap orang-orang Yahudi.
Penjelasan mengenai holocaust yang dilancarkan di bawah rezim Nazi
tersebut merupakan sebuah persepsi atau pandangan dari beberapa tokoh yang
berpandangan mengenai holocaust tersebut memang benar adanya dengan
kebijakan yang diperintahkan oleh Hitler. Holocaust yang bermula sebagai jalan
untuk melanggengkan kekuasaannya kemudian menjadi sebuah tujuan utama
dalam mencapai kekuasaannya menguasai seluruh dunia dan menyingkirkan
bangsa-bangsa yang dianggapnya bangsa rendahan. Dengan keruntuhan rezim
Nazi maka terkuaklah kekejaman rezim Nazi selama masa kekuasaannya, dengan
terkuaknya banyak korban yang meninggal akibat tragedi holocaust tersebut.
Pada perkembangannya banyak tokoh-tokoh yang mengumpulkan
bukti-bukti mengenai penyangkalan terhadap holocaust. Namun, penulis sendiri
berdasarkan pemaparannya di atas merasa gusar terhadap dua pandangan yang
berbeda mengenai holocaust, dikarenakan kedua pandangan tersebut membawa
bukti-bukti yang sama-sama menguatkan. Sehingga dalam penelitian ini penulis
penulis dalam penelitian lebih menfokuskan holocaust berdasarkan pandangan
Parlindoengan Loebis. Parlindoengan Loebis merupakan orang Indonesia yang
tinggal di Belanda pada masa sebelum perang, selama perang, serta setelah Perang
Dunia II berakhir. Ia terlahir dari keluarga yang berada yang berasal dari Tapanuli
Selatan, sehingga memungkinkan keluarganya untuk menyekolahkannya baik itu
di Indonesia maupun di Belanda. Kepandaian yang dimilikinya yang kemudian
membawanya menjadi salah satu mahasiswa kedokteran di Universitas Leiden di
Belanda.
Selama mengikuti pendidikan kedokteran di Belanda Parlindoengan
Loebis mempunyai banyak pengalaman yang penting, karena ia mengalami
langsung bagaimana berlangsunya Pelang Dunia II. Selama Perang Dunia II
berlangsung ia menjadi tawanan di Belanda hingga akhirnya ia di bawa ke Jerman
untuk menjadi salah satu penghuni kamp-kamp konsentrasi yang Jerman. Sebelum
menjadi penghuni di kamp-kamp konsentrasi di Jerman, sebelumnya
Parlindoengan Loebis ditahan di penjara di Belanda yakni setelah Belanda
berhasil diduduki oleh Jerman pada tahun 1940. Penjara-penjara tersebut
diantaranya terletak di Euterpestraat, penjara Weteringschans, serta kamp-kamp
konsentrasi di Belanda yakni kamp konsentrasi Schoorl, dan kamp konsentrasi
Amersfoort. Hingga akhirnya sampai juga di kamp-kamp konsentrasi di Jerman
diantaranya kamp konsentrasi Buchenwald, kamp konsentrasi Sachsenhausen, dan
kamp konsentrasi Heinkelwerke sampai pada bulan April 1945 Parlindoengan
Loebis berhasil bebas dan kembali ke Belanda.
Selain pengalaman-pengalamannya yang pernah menjadi salah satu
penghuni kamp-kamp konsentrasi Jerman, baik di Belanda maupun di Jerman,
satu lagi pengalamannya adalah mengenai kiprahnya menjadi anggota dan
pemimpin PI (Perhimpunan Indonesia) di Belanda. Organisasi inilah yang
kemudian menjadi organisasi yang menimbulkan kontroversi baik di Belanda
maupun di Indonesia, berawal dari sinilah kemudian membawanya menjadi
tawanan perang dan menjadi penghuni kamp-kamp konsentrasi Jerman pada masa
Penulis ingin mengungkapkan bahwa holocaust memang benar terjadi
berdasarkan pengalaman langsung Parlindoengan Loebis. Banyak alasan yang
membuat penulis memutuskan memilih holocaust berdasarkan perspektif
Parlindoengan Loebis, diantaranya adalah penulis beranggapan bahwa
pengalaman Parlindoengan Loebis yang menjadi tawanan di beberapa kamp
konsentrasi menjadi bukti bahwa rezim Nazi memang benar-benar mendirikan
kamp-kamp konsentrasi bagi para tawanannya. Kebijakan-kebijakan yang
diterapkan di dalam kamp-kamp konsentrasi yang diungkapkan oleh
Parlindoengan Loebis pun membuat penulis merasa tertarik untuk
mengungkapkannya, terutama perlakuan yang berbeda kepada para tawanan
Yahudi. Serta kekejaman di beberapa kamp konsentrasi Nazi yang hendak penulis
deskripsikan dan menganalisis dengan sumber-sumber lain yang mendukung.
Penulis berusaha untuk lebih mempertajam kesaksian Parlindoengan
Loebis mengenai hal-hal yang telah disebutkan di atas. Penulis berusaha
menganalisis pengalaman serta kesaksian langsung Parlindoengan Loebis tanpa
menambahkan maupun mengurangi informasi yang dipaparkannya. Pengalaman
Parlindoengan Loebis selama berada di kamp konsentrasi Nazi telah banyak
memberikan informasi bahwa memang selama rezim Nazi berkuasa di bawah
kepemimpinan Hitler telah banyak merugikan dari setiap sisi kehidupan.
Negara-negara Eropa terutama Negara-negara-Negara-negara yang berada di sekitar Jerman lebih
merasakanya. Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, penulis berusaha mengkaji
lebih dalam mengenai holocaust terhadap bangsa Yahudi Eropa menurut
perspektif Parlindoengan Loebis. Dengan semikian diangkatlah judul, “Gerakan
Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari
1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas penulis
merumuskan masalah utama yakni “Bagaimana Holocaust Rezim Nazi
(Nationalist Socialism) Terhadap Bangsa Yahudi Eropa Ditinjau dari Perspektif
Parlindoengan Loebis?”. Dengan masalah utama tersebut, di sini penulis
memaparkan beberapa pertanyaan untuk memudahkan dan mengarahkan dalam
pembahasan masalah sebagai berikut:
1. Bagaiamana keadaan kamp-kamp konsentrasi yang didirikan rezim Nazi
menurut pandangan Parlindoengan Loebis?
2. Bagaimana pandangan Parlindoengan Loebis mengenai
kebijakan-kebijakan rezim Nazi terhadap para tawanan Yahudi yang berada di
kamp-kamp konsentrasi Nazi?
3. Bagaimana pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kekejaman
kamp-kamp konsentrasi Nazi terhadap para tawanan Yahudi?
1.3Tujuan Penulisan
Berdasarkan pembahasan rumusan dan pembatasan masalah pada poin
sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan keadaan kamp-kamp konsentrasi yang dibangun oleh
Jerman di bawah kekuasaan rezim Nazi berdasarkan pandangan
Parlindoengan Loebis.
2. Menganalisis pandangan Parlindoengan Loebis mengenai
kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh rezim Nazi terhadap para tawanan Yahudi
yang berada di kamp-kamp konsentrasi Nazi.
3. Menganalisis pandangan Parlindoengan Loebis mengenai kekejaman
1.4Manfaat Penulisan
Manfaat dari penelitian yang mengangkat judul “Gerakan Holocaust Rezim
Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif
Parlindoengan Loebis”, yakni sebagai berikut:
1. Sejarah peradaban barat merupakan salah satu materi sejarah dunia yang
penting bagi pengetahuan semua kalangan baik itu masyarakat secara umum
dan siswa-siswi di sekolah khususnya. Dengan mempelajari sejarah
bangsa-bangsa Eropa, disini kita dapat memperoleh pengetahuan yang lebih besar
dengan berbagai macam kemajuannya baik itu berupa pemikiran-pemikiran,
penemuan, dan ilmu pengetahuannya. Dengan adanya Abad Pencerahan,
Revolusi Industri, peristiwa-peristiwa tersebut ikut mempengaruhi keadaan
negara-negara lain di luar benua Eropa. Sehingga mengenai hal yang saya
angkat disini mempunyai sumbang sih yang baik pula bagi proses
pengkayaan mengenai sejarah peradaban barat khususnya bagi siswa-siswi
di sekolah.
2. Penelitian ini juga bermanfaat bagi siswa-siswi SMA pada mata pelajaran
sejarah SMA kelas XII IPS semester genap, konten tersebut menunjang
Standar Kompetensi yang ketiga yaitu, “Menganalisis perkembangan
sejarah dunia sejak Perang Dunia II sampai dengan perkembangan
mutakhir”. Kesesuaian dari Standar kompetensi tersebut lebih merujuk
kepada poin Kompetensi Dasar yang pertama yaitu (3.1) Menganalisis
perkembangan sejarah dunia dan posisi Indonesia di tengah perubahan
politik dan ekonomi internasional setelah Perang Dunia II sampai dengan
berakhirnya Perang Dingin. Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut hal
yang berkaitan dengan skripsi ini adalah mengenai perkembangan sejarah
dunia pada masa Perang Dunia II yakni mengenai peran Jerman sendiri di
mata dunia, serta mengenai pengaruh Perang Dunia II terhadap keadaan
mempunyai peran yang cukup besar bagi dunia. Walupun dalam skripsi ini
tidak membahas secara rinci mengenai berlangsungnya Perang Dunia II,
namun peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan Perang Dunia II
yakni mengenai Adolf Hitler bersama rezim Nazi-nya telah megguncang
dunia yang kemudian memicu terjadinya Perang Dunia II. Hal tersebut
dapat dikaitkan dengan posisi Indonesia yang berada di dalam keadaan
tersebut yakni berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.
3. Tidak hanya bagi kelas XII IPS, pada kelas XII IPA semester genap juga
konten ini dapat dikembangkan. Standar Kompetensi yang dimaksud adalah
„Menganalisis perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi pada abad ke
-20‟. Adapun Kompetensi Dasar yang ditujukan adalah pada poin (2.1),
„Membandingkan perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi dan hubungannya dengan Perang Dunia II dan Perang Dingin‟. Berdasarkan
Kompetensi Dasar tersebut dapat dihubungkan dengan skripsi yang saya
tulis yakni mengenai peran serta Jerman di dalam Perang Dunia II dengan
pemikiran-pemikiran yang muncul baik itu sebelum Perang Dunia II
maupun saat Perang Dunia II itu berlangsung hingga sampai pada
keruntuhan Jerman di bawah Adolf Hitler dengan rezim Nazi-nya. Namun,
mengenai tulisan penulis yang berkaitan dengan Kompetensi Dasar ini
adalah dimana peristiwa mengenai holocaust ini juga berada di dalam
bagian dari Perang Dunia II itu sendiri.
4. Penelitian ini selain memperkaya khazanah pengetahuan dalam tataran
tingkat Menengah Atas, juga berguna bagi pihak-pihak lain yang
memerlukan hasil dari penelitian ini nantinya. Sehingga penulis
mengaharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang besar baik
bagi diri penulis sendiri maupun pihak-pihak lain menggunakan hasil
penelitian ini mengenai Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa
Yahudi Eropa dalam kurun tahun 1935 hingga 1945, yang ditinjau dari
1.5Penjelasan Judul
Pembahasan permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini adalah mengenai
“Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945:
Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis”. Berikut ini adalah uraian
mengenai penjelasan makna yang tersirat di dalam judul yang telah penulis pilih,
sehingga di bagian ini penulis bermaksud untuk memeberikan penjelasan
mengenai istilah-istilah yang ada di dalam judul.
1. Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945
Kejayaan Jerman di bawah Nazi (Nationalist Socialism) tidak terlepas dari
pengaruh rezim Nazi di bawah Adolf Hitler sebagai Panglima Tertinggi
Wehrmach (Ballack, 2007). Hitler memegang jabatan tersebut selama kurun
waktu Perang Dunia II berlangsung hingga keruntuhan rezim Nazi ditandai
dengan kematiannya. Selama rezim Nazi berkuasa berbagai macam kebijakan
dilancarkan di Jerman dalam sistem pemerintahannya, salah satu yang paling
fenomenal adalah mengenai holocaust terhadap bangsa-bangsa Yahudi di Eropa
baik yang berada di Jerman maupun di luar Jerman. Berdasarkan pemilihan judul
tersebut penulis tertarik untuk mengangkat mengenai holocaust yang dijalankan
oleh rezim Nazi di Jerman yang ditujukan kepada bangsa Yahudi Eropa selama
kurun waktu 1935 sampai 1945. Mengenai rentang waktu antara tahun 1935-1945
dipilih penulis mempunyai alasan-alasan tertentu. Fokus penulis berawal pada
tahun 1935 dikarenakan pada tahun tersebut merupakan sebuah pelegalan program
partai dalam suatu bentuk undang-undang. Undang-undang tersebut dikenal
dengan nama Undang-Undang Nuremberg yang dikenal dengan sebuah
undang-undang yang mengatur kewarganegaraan Jerman. Undang-Undang
Kewarganegaraan Jerman tersebut mengatur mengenai pembatasan terhadap
kebebasan orang-orang Yahudi di Jerman, bahkan menolak orang-orang Yahudi
Pembatasan tahun hingga tahun 1945 dikarenakan keruntuhan rezim Nazi
akibat dari kekalahannya dalam Perang Dunia II. Hal tersebut menandakan
bahwa runtuhnya kekuasaan Hitler di Jerman yang berkuasa dari tahun
1934-1945, dimana Jerman adalah pemicu pecahnya Perang Dunia II yang ditandai
dengan penyerangan Jerman ke Polandia pada 1 September 1939. Namun,
kejayaan Hitler dengan Nazi-nya tidak dapat bertahan lama dikarenakan jalan
yang salah dengan menyingkirkan serta menyerang bangsa-bangsa yang tidak
bersalah demi kepentingannya sendiri yakni dengan memusnahkan bangsa
Yahudi, maka kejayaan Jerman akan tercapai dengan utuh dengan meguasai
negara-negara disekitarnya.
2. Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis
Pemilihan judul tersebut dipilih oleh penulis dikarenakan permasalahan
mengenai holocaust sendiri masih terdapat berbagai macam pendapat yang
berbeda, sehingga penulis berkeinginan untuk menelitinya sehingga bisa menjadi
sumber yang relevan bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi ini, khususnya
siswa-siswi SMA dan sederajat dalam mata pelajaran sejarah di sekolah. Penulis
di sini lebih menekankan holocaust yang dilihat dari pandangan para pendukung
holocaust yang dijalankan oleh rezim Nazi terhadap bangsa Yahudi Eropa dalam
kurun waktu 1935 hingga 1945. Pandangan mengenai holocaust ini pada
hakikatnya tidak hanya dilihat dari satu sudut pandang saja, namun ternyata
holocaust ini saat ini menjadi suatu persoalan yang hangat di Eropa yakni ada
pihak yang mendukung dan ada pihak yang menyangkalnya.
Penulis dalam penelitian ini lebih menekankan holocaust yang dilancarkan
oleh rezim Nazi terhadap bangsa Yahudi Eropa berdasarkan pandangan
Parlindoengan Loebis yang berpandangan bahwa memang benar holocaust rezim
Nazi tersebut benar adanya dan terjadi selama kurun waktu 1935 hingga 1945,
lebih khususnya lagi selama Perang Dunia II berlangsung. Parlindoengan Loebis
merupakan salah satu penghuni kamp-kamp konsentrasi Jerman yang dapat
yakni Indonesia. Parlindoengan Loebis merupakan orang Indonesia yang
mengalami langsung bagaimana hidup menjadi tawanan di kamp-kamp
konsentrasi Jerman, sehingga dari buku autobiografinya didapatkan
informasi-informasi mengenai kekejaman-kekejaman, korban-korban yang berjatuhan di
dalam kamp konsentrasi Jerman di bawah kekuasaan rezim Nazi. Berdasarkan
beberapa literatur yang mendukung penulis melakukan peneliatian ini, sehingga
penulis memutuskan untuk memilih sub judul tersebut guna mendukung serta
menguatkan penelitian terhadap permasalahan tersebut.
1.6Metode dan Teknik Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
historis yang digunakan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi pada masa
lampau. Melalui metode historis ini menurut Gottschalk (1986: 885), metode
historis merupakan proses menguji dan menganalisa secara kritis, rekaman dan
peninggalan masa lampau.
Adapun tahapan-tahapan penelitian yang mengacu pada proses metodologi
penelitian dalam penelitian sejarah, menurut Sjamsuddin (2007: 85-155) terdiri
dari empat tahapan antara lain:
1. Heuristik, merupakan sebuah kegiatan untuk mencari sumber-sumber
untuk mendapatkan data-data, atauu meteri-materi sejarah (evidensi
sejarah). Di dalam proses pencarian sumber-sumber tersebut penulis
mendapatkannya dari sumber-sumber buku berdasarkan permasalahan
yang dikaji, serta beberapa jurnal dan artikel-artikel yang didapatkan dari
internet. Dalam mendapatkan sumber-sumber tersebut penulis
mendapatkannya dari berbagai tempat yakni dari perpustakaan UPI,
perpustakaan Batu Api di Jatinangor, serta mendapatkan buku-buku di
Palasari, Toga Mas, Dewi Sartika, dan Gramedia.
2. Kritik sumber, merupakan suatu metode untuk menilai sumber yang yang
dari dua aspek, yakni aspek internal dan eksternal dari sumber sejarah.
Sumber-sumber sejarah yang telah didapatkan harus dikritik terlebih
dahulu, apakah sumber tersebut dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya atau tidak. Kritik Internal disini dimaksudkan penulis untuk
melihat layak atau tidaknya sumber-sumber tersebut yang telah diperoleh
untuk dijadikan referensi dalam penelitian ini. Kemudian kritik eksternal
disini dimaksudkan penulis untuk melihat bentuk dari sumber tersebut,
selanjutnya dengan menentukan sumber yang akan digunakan tersebut
sesuai tidak dengan topik penelitian.
3. Interpretasi, yaitu memberikan penafsiran terhadap data-data yang
diperoleh selama penelitian berlangsung. Kegiatan penafsiran ini
dilakukan dengan jalan menafsirkan data dan fakta, dengan konsep-konsep
dan teori-teori. Penulis juga melakuakan pemberian makna terhadap fakta
dan data yang kemudian disusun, ditafsirkan, dan dihubungkan satu sama
lain. Fakta dan data yang telah diseleksi dan ditafsirkan selanjutnya
dijadikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar penyusunan skripsi ini.
4. Historiografi, merupakan tahapan terakhir dalam penulisan ini. Penulis
akan menyajikan hasil temuannya dengan caara menyusun dalam bentuk
tulisan secara jelas dengan tata bahasa yang baku dan berdasarkan tata
bahasa penulisan yang baik dan benar.
1.6.2 Teknik Penelitian
Dalam rangka penulisan skripsi ini penulis melakukan pengumpulan
sumber-sumber yang diperlukan untuk pengkajian dalam penulisan skripsi ini, disini
penulis menggunakan teknik studi literatur. Studi literatur yang digunakan penulis
adalah usaha dalam mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dari berbagai sumber
yang berbeda, namun dalam topik pembahasan yang sama berdasarkan topik
utama skripsi ini, literatur yang digunakan dalam penelitian ini yakni literatur
lokal maupun literatur asing yang semuanya dapat memberikan informasi yang
cukup dan memenuhi dalam pengkajian permasalahan yang hendak dikaji oleh
sekunder berupa sumber-sumber literatur. Sumber literatur ini menjadi sumber
utama dikarenakan penulis menggunakan teknik studi literatur yang dianggap
mampu untuk menjawab semua permasalahan yang sedang dikaji dalam penulisan
skripsi ini.
1.7Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan skripsi disesuaikan dengan buku Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh UPI. Sistematika penulisan tersebut adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah yang menguraikan mengenai kebijakan rezim
Nazi dibawah kepemimpinan Adolf Hitler yang diwujudkan dalam bentuk
holocaust terhadap bangsa Yahudi Eropa (1935-1945) yang ditinjau dari
pandangan Parlindoengan Loebis yang relevan untuk dijadikan penelitian.
Selanjutnya dengan adanya rumusan masalah di sini berguna sebagai pembatasan
masalah yang akan dijelaskan di dalam skripsi ini, serta digunakan untuk
memperinci isi skripsi. Pada bagian akhir dari bab ini akan dimuat tentang metode
dan teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis, serta struktur organisasi skripsi
yang akan menjadi kerangka dan pedoman penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian Pustaka ini akan dipaparkan mengenai konsep-konsep yang relevan
yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian. Selain itu, juga akan dijelaskan
mengenai sumber-sumber literatur yang relevan pula dalam penelitian yang
dilakukan oleh penulis dengan judul “Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap
Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis”.
Dalam bab ini pula penulis menghubungkan dengan rumusan masalah yang telah
tertera sebelumnya yakni pandangan Parlindoengan Loebis mengenai
kebijakan-kebijakan yang diterapkan di kamp-kamp konsentrasi Jerman kepada para
keadaan kamp-kamp konsentrasi Jerman menurut Parlindoengan Loebis yang
menjadi salah satu penghuni kamp konsentrasi tersebut, dan yang terakhir adalah
holocaust rezim Nazi terhadap bangsa Yahudi Eropa 1935-1945 menurut
pandangan Parlindoengan Loebis. Hasil dari studi literatur tersebut penulis
jadikan sebagai acuan dalam mendapatkan dan membangun kerangka pemikiran
berdasarkan landasan teoritis, sehingga penulis dapat memahami dan
memecahkan permasalahan lebih mendalam.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Penelitian merupakan bab yang berisi mengenai kegiatan-kegiatan
serta cara-cara yang dilakukan dalam penelitian skripsi. Metode yang digunakan
tentu adalah metode penelitian sejarah, yang langkah-langkahnya terbagi menjadi
heruristik atau pengumpulan sumber, kritik terhadap sumber yang telah
dikumpulkan, interpretasi sumber, hingga ke tahap penulisan (historiografi).
Setiap langkah yang ditempuh nantinya akan dipaparkan lebih rinci lagi sesuai
dengan keadaan di lapangan.
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan berisikan deskripsi mengenai Holocaust Rezim Nazi Terhadap
Bangsa Yahudi Eropa sebagai bentuk tindakan yang nyata dari rezim Nazi di
bawah kepemimpinan Hitler selama kurun waktu 1935-1945 di Jerman yang
ditinjau dari perspektif Parlindoengan Loebis. Dalam bab ini selain berisi
mengenai poin utama mengenai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada
rumusan masalah, juga berisi mengenai pandangan Parlindoengan Loebis
terhadap kebijakan-kebijakan yang diterapkan rezim Nazi yang diterapkan kepada
para tawanan di dalam kamp-kamp konsentrasi Jerman, bagaimana keadaan
kamp-kamp konsentrasi yang dibangun Jerman untuk menahan serta
mempekerjakan secara paksa para tawanan berdasarkan pandangan Parlindoengan
Loebis, dan bagaimana proses holocaust tersebut di bawah rezim Nazi khususnya
di bawah kepemimpinan Adolf Hitler, serta kebijakan-kebijakan Hitler selama
BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan di sini merupakan sebuah pemaparan mengenai kesimpulan
atas berbagai rumusan masalah yang telah dikembangkan oleh penulis dan
kemudian akan dianalisis serta diuraikan ke dalam sebuah karya ilmiah yakni
BAB III
METODE PENELITIAN
Skripsi yang berjudul “Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa
Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif Parlindoeangan Loebis” ini
menggunakan beberapa teori yang digunakan untuk mendukung proses penulisan,
teori-teori tersebut diantaranya teori ras unggul, teori konflik, dan teori agresi.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan teori ras unggul yang menjadi
kebijakan di dalam rezim Nazi khususnya di bawah kepemimpinan Adolf Hitler.
Teori ras unggul yang penulis gunakan adalah teori ras unggul menurut Count
Arthur Gobineau dan ras unggul menurut Chamberlain. Penulis menfokuskan
pada ras unggul menurut Gobineau dan Chamberlain ini dikarenakan teori ras
keduanya mendukung penelitian skripsi ini yakni mengenai holocaust rezim Nazi
khususnya terhadap bangsa-bangsa Yahudi di Eropa, selain itu pula teori dari
keduanya ini menjadi teori yang digunakan Hitler yang nantinya akan diwujudkan
dalam kebijakan-kebijakan rezim Nazi selama kurun waktu Perang Dunia II
berlangsung.
Teori selanjutnya yang mendukung dalam penulisan skripsi ini adalah teori
agresi menurut Sigmund Freud dan Konrad Lorenz. Penulis menggunakan teori
agresi ini lebih merujuk pada teori agresi jahat yang nantinya akan diaplikasikan
dalam bentuk kedestruktifan (kekerasan). Karakter destruktif yang dimiliki Adolf
Hitler yang nantinya akan mendorongnya melakukan segala macam tindak
kekejaman dan kekerasan melalui rezim Nazi terhadap negara-negara yang ingin
dikuasainya khususnya fokus dalam pembahasan skripsi ini adalah bangsa Yahudi
Eropa. Teori yang terakhir mengenai teori konflik penulis merujuk kepada teori
konflik Ralf Dahrendorf, dikarenakan teori konflik Ralf Dahrendorf iniyang lebih
menekankan kepada kekuasaan dan wewenang. Teori konflik ini yang lebih
mendukung kepada kekuasaan dan wewenang yang dimiliki oleh Hitler guna
mencapai semua keinginannya dalam menguasai dunia dan menerapkan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
historis. Metode historis digunakan oleh penulis dikarenakan metode tersebut
merupakan metode yang menggambarkan peristiwa yang terjadi pada masa
lampau yang merupakan metode yang cocok dalam penelitian ini. Metode historis
ini sangat mendukung dalam penyusunan skripsi ini, dikarenakan data-data yang
penulis butuhkan merupakan data-data yang berasal dari masa lalmpau, dengan
beberapa pertimbangan tersebut penulis memilih metode historis sebagai metode
penelitian skripsi ini. Melalui metode historis ini menurut Gottschalk (1986: 885),
metode historis merupakan proses menguji dan menganalisa secara kritis,
rekaman dan peninggalan masa lampau.
Adapun tahapan-tahapan penelitian yang mengacu pada proses metodologi
penelitian dalam penelitian sejarah, menurut Sjamsuddin (2007: 85-190) terdiri
dari empat tahapan antara lain:
1. Heuristik, merupakan sebuah kegiatan untuk mencari sumber-sumber
untuk mendapatkan data-data, atauu meteri-materi sejarah (evidensi
sejarah). Di dalam proses pencarian sumber-sumber tersebut penulis
mendapatkannya dari sumber-sumber buku berdasarkan permasalahan
yang dikaji, serta beberapa jurnal dan artikel-artikel yang didapatkan dari
internet.
2. Kritik sumber, merupakan suatu metode untuk menilai sumber yang yang
penulis butuhkan dalam proses penulisan sejarah. Penilaian sumber terdiri
dari dua aspek, yakni aspek internal dan eksternal dari sumber sejarah.
Sumber-sumber sejarah yang telah didapatkan harus dikritik terlebih
dahulu, apakah sumber tersebut dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya atau tidak.
3. Interpretasi, yaitu memberikan penafsiran terhadap data-data yang
diperoleh selama penelitian berlangsung. Kegiatan penafsiran ini
dilakukan dengan jalan menafsirkan data dan fakta, dengan konsep-konsep
dan teori-teori. Penulis juga melakukan pemberian makna terhadap fakta
lain. Fakta dan data yang telah diseleksi dan ditafsirkan selanjutnya
dijadikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar penyusunan proposal ini.
4. Historiografi, merupakan tahapan terakhir dalam penulisan ini. Penulis
akan menyajikan hasil temuannya dengan caara menyusun dalam bentuk
tulisan secara jelas dengan tata bahasa yang baku berdasarkan EYD yang
baik dan benar.
3.1 Persiapan Penelitian
3.1.1. Penentuan dan Pengajuan Penelitian
Penyusunan skripsi ini diawali dengan menentukan tema serta judul
penelitian. Tema penelitian ini diperoleh penulis sudah sejak semester 4 dalam
proses perkuliahan di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Pendidikan
Sejarah. Pada semester 4 tersebut ada salah satu mata kuliah yakni Sejarah
Peradaban Barat yang pada waktu itu mata kulaih tersebut mewajibkan kami
untuk menyusun suatu karya ilmiah mengenai materi peradaban barat sebagai
tugas akhir kami. Saat itu penulis memperoleh tema mengenai „Holocaust‟
tersebut yakni penulis membaca sebuah buku yang berjudul Pemikiran Politik
Barat karya dai Ahmad Suhelmi, dan penulis menemukan konsep mengenai
anti-semitisme yang dijalankan oleh Adolf Hitler pada saat dia berkuasa di Jerman.
Melalui bimbingan yang dilakukan penulis kepada dosen mata kuliah
tersebut yakni Drs. H. Achmad Iriyadi penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
tersebut, dan penulis berkeinginan untuk meneruskan karya tulis ilmiah tersebut
untuk dijadikan skripsi. Setelah hampir tiga semester berlalu akhirnya penulis
memantapkan diri untuk memilih tema tersebut menjadi judul penelitian yang
kemudian diajukan menjadi proposal skripsi pada mata kuliah (SPKI) Seminar
Penulisan Karya Ilmiah pada semseter 7 lalu. Sebelum mengajukan judul tersebut
dalam mata kuliah SPKI penulis terlebih dahulu berkonsultasi kepada Bapak
Achmad Iriyadi selaku dosen yang berkompeten dalam sejarah peradaban barat,
dari konsultasi tersebut akhirnya penulis mendapat pencerahan mengenai judul
yang akan diajukan menjadi proposal skripsi. Langkah berikutnya yang dilalui
judul proposal tersebut, maka penulis melanjutkan adalah mengajukan rancangan
judul penelitian kepada tim yang secara khusus menangani mengenai skripsi yakni
di Jurusan Pendidikan Sejarah UPI, yakni Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi
(TPPS).
Beberapa prosedur yang harus dilalui penulis sebelum akhirnya dapat
melaksanakan bimbingan skripsi yakni setelah diselenggarakannya seminar
proposal di Laboratorium Jurusan Pendidikan Sejarah UPI penulis mendapatkan
surat pengatar yang ditujukan kepada Dr. Nana Supriatna, M.Ed yang ditunjuk
sebagai calon pembimbing I, dan Drs. H. Achmad Iriyadi yang ditunjuk sebagai
calon pembimbing II pada penyusunan skripsi ini. Seminar proposal yang
diselenggarakan pada Jum‟at, 11 Januari 2013 ini dilalui oleh penulis dengan
beberapa perbaikan pada hal judul dan rumusan masalahnya. Dalam seminar
proposal tersebut penulis mempresentasikan proposal skripsi di hadapan
dosen-dosen Sejarah diantaranya, Prof. Dr. Dadang Supardan, M.Pd, Drs. Ayi Budi
Santosa, M.Si, Dr. Nana Supriatna, M.Ed, Dra. Murdiyah Winarti, M.Hum, Drs.
Andi Suwirta, M.Hum, dan Dr. Encep Supriatna, M.Pd. Dalam seminar proposal
tersebut penulis banyak mendapatkan masukan guna penyusunan skripsi pada
tahap selanjutnya.
Pada hakikatnya mengenai tema masih sama hanya saja perubahan judul
yang penulis lakukan dari presentasi proposal skripsi dalam mata kuliah SPKI,
hingga presentasi seminar proposal skripsi pada tanggal 11 Januari 2013 lalu
penulis melakukan beberapa perbaikan pada judul skripsi ini. Hingga pada
akhirnya penulis memilih judul ini sebagai judul skripsi setelah beberapa kali
melakukan bimbingan terhadap Drs. H. Achmad Iriyadi. Sehingga penulis
melakukan perubahan judul sebanyak tiga kali, hal itu dikarenakan konsep
holocaust yang memang masih dalam perdebatan hingga kini, namun penulis
berkeyakinan bahwa holocaust memang benar-benar terjadi dan dijalankan oleh
rezim Nazi sendiri di bawah kepemimpinan Adolf Hitler, yang menjadi masalah
adalah berapa jumlah korban dan bagaimana prosesnya dan menurut pandangan
Pada saat pelaksanaan seminar proposal tersebut penulis mendapatkan masukan
dari Dr. Nana Supriatna, M.Ed, dan Drs. Ayi Budi Santosa, M.Si, untuk lebih
mengerucutkan lagi latar belakang masalah dan untuk lebih memfokuskan judul
agar menjadi sebuah penelitian yang berbeda dari penelitian-penelitian
sebelumnya.
Pengesahan penelitian dikeluarkan melalui surat keputusan dari Tim
Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Jurusan Pendidikan Sejarah No:
001/TPPS/JPS/PEM/2013 dengan judul “Gerakan Holocaust Rezim Nazi
Terhadap Bangsa Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif
Parlindoengan Loebis”. Setelah adanya surat pengesahan yang diterima penulis
pada tanggal 22 Februari 2013, kemudian penulis mendapatkan surat pengesahan
pembimbing I yakni Dr. Nana Supriatna, M.Ed, dan pembimbing II Drs. H.
Achmad Iriyadi, yang dikeluarkan melalui Surat Keputusan Ketua Jurusan
Pendidikan Sejarah FPIPS UPI. Proposal yang diajukan tersebut memuat
mengenai:
a. Judul Penelitian.
b. Latar Belakang Masalah.
c. Rumusan dan Pembatasan Masalah.
d. Tujuan penelitian.
e. Manfaat Penelitian.
f. Penjelasan Judul.
g. Kajian Pustaka.
h. Metode dan Tehnik Penelitian.
i. Struktur Organisasi Skripsi.
3.1.2. Konsultasi
Penyusunan skripsi ini merupakan sebuah rangkaian proses yang harus
dilaksanakan oleh penulis, dalam tahap konsultasi ini penulis setelah lolos dalam
seminar proposal dan melakukan beberapa perbaikan melakukan konsultasi baik
secara rutin dilakukan oleh penulis yakni hal pertama yang penulis lakukan adalah
menanyakan kebijakan serta peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan oleh
penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. Mengenai waktu dan tempat
pelaksanaan bimbingan skripsi ini menyesuaikan situasi dan kondisi dari
pembimbing, baik itu pembimbing I maupun pembimbing II. Sehingga dalam hal
ini penulis yang berusaha untuk mengikuti jadwal kesediaan para pembimbing
skripsi dalam melaksanakan bimbingan tersebut.
Dalam proses bimbingan skripsi ini, setiap pertemuan atau setiap
pelaksanaan bimbingan terdiri dari satu atau dua bab skripsi, namun penulis di
sini memfokuskan hingga satu bab itu selesai, karena satu bab pun banyak
mendapatkan beberapa revisi untuk diperbaiki kembali. Kematangan dalam satu
bab akan memaksimalkan hasil penyusunan skripsi tersebut, karena dalam
melakukan konsultasi ini tidak hanya terfokus kepada satu dosen pembimbing
namun kedua-duanya, sehingga kesempurnaan dalam satu bab tertentu harus
dihasilkan. Pelaksanaan konsultasi dilanjutkan secara berkala hingga bab terakhir
selesai disusun.
3.2. Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap yang paling utama dan
paling penting dalam sebuah penelitian. Penulis dalam tahap ini melakukan
langkah-langkah dalam penyususnan skripsi yang harus tempuh dalam
memecahkan permasalahan yang penulis kaji. Dalam penulisan skripsi ini penulis
menggunakan metode sejarah yang dikemukakan oleh Sjamsuddin (2007: 85-190)
diantaranya heuristik, kritik, interpretasi, dan penulisan sejarah (historiografi).
Adapun keempat langkah tersebut diantaranya diuraikan sebagai berikut:
3.2.1. Pengumpulan Sumber (Heuristik)
Pengumpulan sumber (heuristik) merupakan tahap awal dari sebuah
pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini penulis berusaha untuk mencari serta
berusaha mencari sumber-sumber yang sesuai dengan tema dan permasalahan
penelitian yang penulis angkat. Sumber-sumber yang penulis kumpulkan
merupakan sumber dalam bentuk literatur. Penulis menggunakan teknik literatur
dikarenakan tehnik ini dianggap sebagai tehnik yang sesuai dengan permasalahan
dalam penelitian ini. Sebelum penulis melakukan pencarian terhadap
sumber-sumber yang relevan terhadap permasalahan yang diangkat yakni penulis
memahami terlebih dahulu inti dari permasalahan yang akan dikaji. Pemahaman
ini kiranya sangat penting dilakukan diawal penelitian dikarenakan keefektifan
waktu perlu dipertimbangkan dengan sebaik mungkin. Dengan memahami inti
ataupun pokok dari permasalahan tersebut dapat memudahkan penulis untuk
mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan.
Pada tahap pengumpulan sumber ini pada hakikatnya tidak hanya
membutuhkan waktu yang banyak, namum disamping waktu penulis juga harus
mempertimbangkan mengenai biaya, tenaga, pikiran, yang harus dipikirkan secara
baik agar tidak membuang waktu nantinya apabila sumber-sumber tersebut susah
untuk didapatkan. Penulis sendiri sebelum menemukan tema yang tepat, penulis
banyak membaca mengenai buku-buku sumber salah satunya buku karya Ahmad
Suhelmi yang berjudul Pemikiran Politik Barat yang kemudian dari salah satu bab
yang penulis baca, penulis mendapatkan inspirasi dari sana. Sejak itulah penulis
mulai lebih mendalam lagi dalam membaca buku tersebut dan berusaha mencari
informasi maupun keterangan yang sebanyak-banyaknya guna mencari serta
mendapatkan referensi-referensi lain mengenai tema yang telah penulis temukan.
Dalam buku Pemikiran Politik Barat karya Suhelmi (2007) tersebut penulis
pertama-tama memperoleh istilah antisemitisme. Dari istilah tersebut penulis
mencoba memahami makna dari istilah tersebut dengan membaca lebih mendalam
buku tersebut. Semakin penulis berusaha memenuhi rasa penasaran, penulis
semakin tertarik untuk mengangkat tema mengenai antisemitisme tersebut sebagai
skripsi. Selanjutnya penulis berusaha mencari sumber yang berhubungan dengan
Adolf Hitler, dikarenakan antisemitisme dalam buku tersebut ada dalam
Adolf Hitler. Penulis di sini dalam tahap awal pencarian sumber tidak merasa
kesulitan untuk mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan dengan Hitler,
dikarenakan sudah banyak penulis yang mengangkat tema mengenai Perang
Dunia II, biografi Adolf Hitler, serta mengenai holocaust yang nanti akan menjadi
fokus utama penulis.
Pada tahap pengumpulan sumber ini diharapkan peneliti terlebih dahulu
mendapatkan sumber yang primer. Sumber primer merupakan sumber yang ada
yang bersumber dari saksi matanya langsung. Namun dikarenakan tema yang
penulis angkat yakni mengenai Gerakan Holocaust Rezim Nazi Terhadap Bangsa
Yahudi Eropa 1935-1945: Ditinjau dari Perspektif Parlindoengan Loebis, ini
merupakan sebuah peristiwa yang berlangsung sekitar tahun 1930-an hingga
1940-an sehingga penulis menggunakan sumber sekunder yang berwujud dalam
sumber-sumber buku, artikel, jurnal, film, maupun e-book. Penulis di sini
menggunakan teknik literatur yang kemudian menghadapkan penulis kepada
sumber-sumber sekunder yang kebanyakan dalam bentuk buku.
Penulis berusaha mencari sumber-sumber sekunder berupa buku-buku
mengenai Adolf Hitler, Jerman, Nazi, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan
permasalahan yang penulis angkat. Pertama-tama penulis berusaha mendatangi
perpustakaan-perpustakan, salah satunya adalah perpustakaan di Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI). Di perpustakaan UPI penulis menemukan beberapa
referensi yang relevan, selain buku beberapa literatur mengenai skripsi pun
banyak membantu penulis. Buku-buku yag penulis cari memang tidak begitu
mudah untuk di dapatkan di perpustakaan UPI sendiri, dikarenakan banyak buku
yang relevan namun tidak dapat dipinjam dan hanya bisa difotokopi saja. Kurun
waktu yang penulis gunakan untuk mencari sumber-sumber sekunder berupa buku
di perpustakaan UPI ini dilakukan kurang lebih dari bulan Oktober hingga
November. Penulis secara rutin mengunjungi perpustakaan UPI tersebut guna
mendapatkan buku-buku yang diperlukan, proses pencarian serta pengumpulan
sumber tersebut mulai rutin dilakukan oleh penulis sejak penyusunan proposal
untuk mencari sumber lain yang tidak ditemukan di sana, yakni penulis mencari di
perpustakaan Batu Api yang terletak di Sumedang. Perpustakaan Batu Api
merupakan perpustakaan pribadi yang akan penulis jelaskan pada uraian
berikutnya.
Penjelasan mengenai sumber-sumber sekunder yang penulis dapatkan di
berbagai tempat khususnya di perpustakaan adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Di perpustakaan UPI penulis mendapatkan beberapa sumber-sumber yang relevan dengan
tema skripsi penulis. Diantaranya sumber yang paling utama mengenai
buku Biografi Parlindoengan Loebis (Orang Indonesia di Kamp
Konsentrasi Nazi) (2006) dengan pengantar buku tersebut Harry A.
Poeze itulah buku utama yang penulis dapatkan. Sebelum mendapatkan
buku tersebut penulis sedikit kebingungan dalam mencari dikarenakan
buku tersebut terletak di bagian Indonesiana dan tidak dapat dipinjam
dan hanya dapat difotokopi saja. Selain itu di perpustakaan UPI penulis
juga banyak menemukan referensi mengenai Perang Dunia II, Jerman,
Nazi, yang kebanyakan telah penulis peroleh dari koleksi pribadi
rekan-rekan kuliah. Penulis juga mendapatkan buku yang sangat mendukung
namun dengan literatur berbahasa Inggris diantaranya adalah European
Dictatorships (1918-1945) (2000) karya dari Stephen J. Lee dan Nazi
Culture (Intellectual, Cultural, and Social Life in Third Reich) (1968) karya dari George L. Mosse. Kedua buku tersebut mendukung dalam
pemahaman mengenai rezim Nazi maupun mengenai Adolf Hitler
sendiri. Beberapa skripsi sejarah karya angkatan-angkatan sebelumnya
pun banyak ditemukan oleh penulis diantanranya adalah skripsi milik
Panzi Ahmad Gozali yang berjudul Dampak Darwinisme Sosial
Terhadap Perkembangan Naziisme di Jerman Tahun 1921-1945, skripsi
Atya Triani yang berjudul Dampak Perbedan Strategi Pemimpin
Mulyawan yang berjudul Pertempuran Stalingrad 1942-1943 (Dalam
Perspektif Jerman). Beberapa skripsi tersebut membantu penulis dalam
penulisan khususnya di Bab II mengenai kajian pustaka dan landasan
teori yang penulis gunakan, dikarenakan skripsi-skripsi tersebut juga
mengangkat topik utama tentang Jerman di masa rezim Nazi berkuasa di
bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Sehingga di sini penulis merasa
perlu untuk membaca dan memahami skripsi-skripsi tersebut.
b. Perpustakaan Batu Api. Perpustakaan Batu Api merupakan perpustakaan
milik pribadi atau perorangan. Perpustakaan yang terletak di Sumedang
ini tepatnya di Jalan Pramoedya Ananta Toer 142 A Jatinangor tersebut
mempunyai koleksi buku mengenai sejarah yang cukup lengkap.
Buku-buku yang penulis dapatkan diantaranya Buku-buku Akar Kekerasan (Analisis
Sosio-psikologis atas Watak Manusia) (2001) karya Erich Fromm, Ras-Ras Umat Manusia (biogeografis, kulturhistoris, sosiopolitis) (1991)
karya N. Daldjoeni, Fasisme karya Hugh Purcell, Asal-usul
Totaliterisme Jilid I (1993) karya Hannah Arendt, Menyingkap Tabir Fasisme (2004) karya Harun Yahya, serta beberapa novel baik mengenai
Nazi maupun Jerman diantaranya Malam karya Elie Wiesel, Buku
harian Anne Frank, The Wall karya John Hersey, The Pianist karya Wtadystaw Szpilman, dan Fajar karya Elie Wiesel. Perpustakaan
tersebut merupakan perpustakaan yang tidak hanya menyediakan
buku-buku saja, namun ada sumber-sumber sekunder diantaranya majalah,
koran-koran, film dan lain sebagainya. Penulis juga mendapatkan
fotokopian sebuah surat kabar yang terbit pada tanggal 17 Januari 1996
mengenai kamp konsentrasi Nazi sebuah artikel yang beradai di dalam
surat kabar yakni berjudul Belajar dari Kekejaman Kamp Auschwitz
karya anonim, dan artikel yang berada di dalam koran Kompas
tertanggal 21 April 2007 dengan judul Kamp Konsentrasi, Ideologi, dan
Kita karya M. Fadjroel Rachman. Beberapa film dan e-book dengan
tema mengenai Jerman, Nazi, dan khususnya mengenai holocaust itu
Selain buku-buku di perpustakaan yang telah penulis kunjungi, penulis juga
mendapatkan banyak buku dari koleksi pribadi rekan-rekan kuliah di UPI.
Buku-buku tersebut diantaranya Buku-buku Mein Kampf Volume I (2007) karya Adolf Hitler,
Mein Kampf Volume II (2008) karya Adolf Hitler, Perang Eropa Jilid I (2003),
Perang Eropa Jilid II (2003), dan Perang Eropa Jilid III (2003) karya P.K.
Ojong. Beberapa buku pribadi penulis diantaranya Menantang Diktaktor
Konspirasi Rahasia Anti-Hitler (2005) karya Darma Aji, 7 Tokoh Kunci Nazi (Penentu Sejarah Jerman & Penyebab Perang Dunia II) (2007) karya Luger
Ballack, Kisah Pembantaian 6 Juta orang Yahudi Strategi “Penyelesaian
Terakhir” Nazi (2011) karya Hendrick S. Baratha, Holocaust: Fakta atau Fiksi?
(2007) karya Stephane Downing, Berhala Holocaust (Pertarungan Sengit Zionis
& Revisionis) (2007) karya Nurcholis, Kolaborator Nazi (Sepak Terjang Para Simpatisan Nazi Selama Perang Dunia II) (2008) karya Fernando R. Srivianto, Pemikiran Politik Barat (2007) karya Ahmad Suhelmi, Tuhan Hitler (2011) karya
George Van Vrekhem, Adolf Hitler: Biografi Singkat 1889-1945 , (2009) karya
F. Zaviera. Beberapa buku di atas telah penulis miliki sebelumnya sejak penulis
berada di semester 4 ketika berlagsung mata kuliah Sejarah Peradaban Barat.
Selain mengunjungi perpustakaan, koleksi pribadi rekan-rekan kuliah, serta
koleksi pribadi penulis sendiri, penulis berusaha mencari buku di beberapa tempat
yakni di pameran-pameran buku serta di toko-toko buku terdekat. Toko-toko buku
yang penulis kunjungi diantaranya Gramedia, Toga Mas, dan Rumah Buku, di
sana penulis banyak menemukan sumber-sumber yang mendukung dalam
penelitian ini selain sumber-sumber yang telah dipaparkan sebelumnya. Selain itu
penulis juga mengunjungi tempat penjualan buku baik itu buku baru maupun
buku-buku lama yakni di Palasari dan Dewi Sartika. Di sana penulis banyak
mendapatkan sumber yang mendukung dalam penulisan juga dan guna sumber
bacaan guna mendukung pemahaman serta pengetahuan penulis mengenai tema
yang penulis angkat. Di samping tempat-tempat tersebut, penulis juga
mempunyai banyak koleksi buku lama. Buku yang penulis dapatkan dari koleksi
pribadi beliau diantaranya Ideologi Politik Kontemporer (1986) karya Lyman
Tower Sargent, Ideologi (Fascisme, Komunisme, Liberalisme, Pancasila Islam)
Suatu Studi Ilmu Politik (1974) karya Sukarna, dan Kamp-kamp Konsentrasi Auschwitz-Birkenau Lambang Kedurdjanaan Nazi Jang Terkutuk Sepandjang Masa (1961) karya Jan Sehn, LL.D. Sumber-sumber yang telah penulis
kumpulkan, penulis manfaatkan dengan sebaik mungkin untuk melaksanakan
penelitian secara optimal pula.
3.2.2. Kritik
Tahap selanjutnya setelah sumber-sumber tersebut berhasil dikumpulkan
adalah tahap verifikasi (kritik sumber). Kritik sumber ini dilakukan terhadap
sumber-sumber yang telah berhasil dikumpulkan yang dilakukan terhadap
sumber-sumber utama maupun sumber-sumber pendukung lainnya. Abdurahman
(2007: 68) menjelaskan bahwa setelah tahap pengumpulan sumber-sumber yang
relevan dengan tema yang berasal dari berbagai macam kategori, selanjutnya
dilanjutkan tahap verifikasi atau kritik sumber terhadap sumber-sumber tersebut
guna mendapatkan keabsahan sumber. Pada tahap tersebut dilakukaan uji
keabsahan mengenai keaslian sumber (autentisitas) yang dilakukan melalui kritik
ekstern serta melakukan keabsahan mengenai kesahihan sumber (kredibilitas)
melalui kritik intern.
Tahap pertama penulis melakukan kritik eksternal. Kritik eksternal di sini
penulis berusaha untuk melakukan uji keaslian dari sumber yang telah penulis
peroleh. Hal pertama yang penulis laksanakan adalah melihat fisik-sisik dari
sumber-sumber tersebut. Dikarenakan sumber-sumber yang penulis peroleh
merupakan sumber sekunder yakni sumber turunan dalam bentuk buku maka
penulis berusaha menyeleksi dari segi fisiknya terlebih dahulu. Penulis
menyeleksi dengan melihat kapan sumber tersebut dibuat. Waktu pembuatan atau
ketika sumber tersebut dicetak merupakan suatu hal yang penting karena semakin
melihat di mana sumber tersebut dibuat, tempat di mana sumber tersebut dibuat
mendukung karena penulis di sini dapat mengetahui dari mana sumber ini berasal
sehingga dari sini penulis dapat meneliti tingkat keasliannya. Tempat pembuatan
biasanya berkaitan erat dengan penerbit itu sendiri, sehingga dari penerbit itu
sendiri dapat mendukung keaslian sumber tersebut.
Hal yang penting berikutnya adalah mengenai pengarang dari sumber
tersebut. Dari sini penulis dapat melihat keaslian dari sumber tersebut yakni dapat
dilihat dengan mengidentifikasi latar belakang pengarang tersebut, pendidikannya,
biografinya, bahkan karakternya sendiri. Namun, keaslian tersebut dapat diperoleh
dari hal-hal yang tertera dalam sumber tersebut yakni dengan adanya
keterangan-keterangan misalnya tanda tangan, cap jempol, dan lain sebagainya. Bentuk fisik
dari sumber yang telah penulis uraikan sebelumnya juga sangat mendukung dalam
melakukan kritik eksternal sendiri, karena bentuk fisik di sini dapat dilihat dari
kertasnya, bentuk cetakannya, hurufnya, maupun sistematika dalam pengetikan,
yang mendukung pula keaslian dari sumber tersebut. Penulis dapat
mengidentifikasi hal tersebut yakni dengan membandingkan dari berbagai macam
sumber dari sumber yang lama hingga sumber yang terbit sekarang-sekarang ini.
Hal tersebut dapat dilihat dari jenis kertas, huruf, dan sistematika penulisan
dikarenakan pasti ada perbedaan antara cetakan lama dengan cetakan yang baru.
Hal terakhir yang perlu untuk dilakukan dalan kritik eksternal ini adalah
proses identifikasi terhadap sumber tersebut yakni apakah sumber tersebut
merupakan bentuk asli atau bukan. Bentuk asli di sini dimaksudkan sumber
tersebut merupakan hasil cetakan yang berasal dari penerbit langsung, sedangkan
bukan bentuk asli di sini yakni sumber tersebut sudah dalam bentuk fotokopi dari
sumber yang merupakan cetakan asli. Dalam hal ini penulis harus cermat dalam
mengidentifikasinya dikarenakan apabila itu merupakan sumber yang bukan
cetakan aslinya dikhawatirkan adanya pengurangan atau penambahan dari isi
sumber tersebut, sehingga penulis harus bisa mengidentifikasinya dengan
membandingkan dengan sumber yang lain yang dilakukan pada tahap kedua yakni
Tahap selanjutnya setelah penulis melakukan kritik eksternal yakni untuk
mengentajui keaslian dari sumber-sumber yang penulis peroleh, kini memasuki
tahap yang kedua yakni kritik internal. Kritik internal di sini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi kredibilitas (kesahihan) sumber tersebut. Melalui kritik internal
penulis berusaha untuk melihat layak atau tidaknya sumber tersebut digunakan
dalam penelitian ini. Hal yang pertama penulis lakukan adalah dengan membaca
isi dari sumber tersebut. Dari berbagai macam sumber yang telah penulis peroleh
penulis berusaha untuk membaca dan memahami isi dari sumber-sumber tersebut.
Kemudian penulis setelah memahami isi dari sumber tersebut, penulis
membandingkan isi dari satu sumber dengan sumber yang lainnya, dikarenakan
kritik internal merupakan tahap kita mengidentifikasi isi dari sumber-sumber
tersebut. Hasil perbandingan yang telah penulis peroleh tadi dapat mendukung
penulis dalam menentukan sumber tersebut termasuk ke dalam topik kajian dan
dapat digunakan atau tidak.
Kritik internal penulis lakukan terhadap buku Hitler (Jerman Di Bawah
Kekuasaan Hitler) karya Sunarko (1992). Buku ini secara rinci memaparkan
mengenai Jerman di masa kekuasaan Adolf Hitler bersana dengan rezim Nazi-nya.
Dalam buku ini selain menjelaskan Jerman di bawah kekuasaan Hitler juga
menjelaskan mengenai Jerman pada masa-masa sebelumnya. Namun yang
terpenting adalah mengenai Jerman bersama dengan rezim Nazi-nya yang
merupakan topik kajian dalam penyusunan skripsi ini. Buku ini menyajikan secara
lengkap mengenai kehidupan Hitler dari masa kanak-kanak, dewasa, Hitler
menjadi pemimpin Jerman, hingga akhir hayatnya. Dalam salah satu bab
menjelaskan mengenai pandangan-pandangan Hitler terhadap bangsa Yahudi yang
merupakan hal yang mendukung bagi penulis dalam memperoleh informasi dalam
penelitian ini.
Dalam buku ini pandangan Hitler terhadap bangsa Yahudi dipaparkannya
bahwa orang-orang Yahudi dipandang sebagai sumber dari kekacauan di dunia
khususnya di Eropa. Hitler menganggap bahwa orang-orang Yahudi ini adalah
pandangan Hitler terhadap orang-orang Yahudi tersebut merupakan sebuah
analisis dari penulis buku tersebut terrhadap Mein Kampf. Dikarenakan penulis di
sini juga membaca serta memahami isi dari buku Mein Kampf Volume I (2007)
Adolf Hitler, yang di dalamnya juga memaparkan mengenai kebenciannya
terhadap orang-orang Yahudi. Dia menganggap bahwa Yahudi adalah orang yang
lebih pantas untuk disingkirkan karena semua tabiatnya mencerminkan hal-hal
yang buruk, baik dari fisik mereka maupun moral mereka yang kotor dan tidak
pantas untuk menjadi bangsa yang terpilih yang dianugerahi banyak kelebihan
oleh Tuhan. Dengan demikian Hitler berprinsip bahwa tidak ada halangan dan
bukan merupakan sebuah kesalahan apabila ia berusaha untuk menyingkirkanya
dari kehidupan ini.
Pada hakikatnya pandangan Hitler terhadap orang-orang Yahudi yang
terdapat di berbagai macam sumber yang penulis pahami isinya kesemuanya
mempunyai asumsi yang sama yakni Adolf Hitler di sini membenci orang-orang
Yahudi dan berusaha untuk menyingkirkanya, baik dari negeri Jerman maupun
dari benua Eropa. Orang-orang Yahudi dianggap sebagai bangsa yang hanya
menyebabkan kekacauan di dunia. Beberapa buku yang penulis baca yang berisi
mengenai pandangan Hitler terhadap orang Yahudi diantaranya, buku Tuhan
Hitler (2011) karya Georges Van Vrekhem, The Death of Adolf Hitler (2005)
karya Agustinus Pambudi, To Kill Hitler (Upaya-Upaya Membunuh Adolf Hitler)
(2008) karya Irwanto, Kisah Pemusnahan 6 Juta Orang Yahudi (Strategi
“Penyelesaian Terakhir” Nazi) Kejam Biadab Dan Tragis (2011) karya Hendrick
S. Baratha, 7 Tokoh Kunci Nazi (Penentu Sejarah Jerman & Penyebab Perang
Dunia II) (2007) karya Luger Ballack, Berhala Holocaust (Pertarungan Sengit Zionis dan Revisionis) (2007) karya Nurcholis, Kolaborator Nazi (Sepak Terjang Simpatisan Nazi Selama Perang Dunia II) (2008) karya Fernando S. Srivanto,
Nazi Culture (1968) karya George L. Mosse, serta buku European Dictatorships 1918-1945 (2000) karya Stephen J. Lee.
Kritik selanjutnya penulis lakukan terhadap buku karya Hendrick S. Baratha