0
TUGAS MK. REKAYASA PERANCANGAN PROSES (TIN 521)
PRODUKSI SUPPLEMEN MAKANAN DARI EKSTRAK UMBI
BAWANG DAYAK (
Eleutherine palmifolia
)
Oleh:
Febriani Purba
F351150321
Retdiyano AS
F351150341
Dibawah bimbingan:
Prof. Djumali Mangunwidjaja
Prof. Erliza Noor
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1
Alokasi Bahan Baku dan Bahan Pereaksi ... 6
Pemilihan Teknik Pemisahan ... 7
Neraca massa proses penghancuran ... 10
Neraca massa proses maserasi ... 10
Neraca proses pemisahan ... 11
Neraca massa pengeringan ... 12
Neraca massa capsule filling ... 13
Pemilihan Mesin Produksi ... 14
Alat Penghalus ... 14
Alat Proses Maserasi ... 15
Alat sonikator ... 16
Tanki sonikator... 16
Alat penyaring dengan vacuum ... 17
Alat pengering untuk menguapkan pelarut ... 18
Alat Capsule Filler ... 18
Neraca Energi ... 19
Analisis Finansial ... 19
Biaya Modal Investasi ... 19
Prakiraan Biaya dan Penerimaan ... 20
Proyeksi Laba Rugi ... 21
Proyeksi Arus Kas ... 21
Kriteria Investasi ... 21
2 DAFTAR PUSTAKA ... 22 LAMPIRAN ... 23
DAFTAR TABEL
1. Data kapasitas antioksidan ekstrak bawang dayak 7
2. Neraca massa total pada proses penghancuran 10
3. Neraca massa total pada proses maserasi 11
4. Neraca massa total pada proses pemisahan 12
5. Neraca massa total pada proses pengeringan 13
6. Neraca massa total pada proses capsule filling 14
7. Spesifikasi alat penghalus 14
8. Spesifikasi alat maserasi 15
9. Spesifikasi alat sonikator 16
10.Spesifikasi tanki sonikator 17
11.Spesifikasi alat penyaring dengan vacuum 17
12.Spesifikasi alat freeze drying 18
13.Spesifikasi alat capsule filler 18
14.Rincian modal investasi 20
15.Kriteria kelayakan investasi 22
DAFTAR GAMBAR
1. Proses eksraksi bawang dayak alternatif pertama (kanan) dan kedua (kiri) 6 2. Flow sheet proses produksi suplemen makanan ekstrak Eleutherine
palmifolia 9
3. Alur neraca massa pada proses penghancuran 10
4. Alur neraca massa pada proses maserasi 10
5. Alur neraca massa pada proses pemisahan 11
6. Alur neraca massa pada proses pengeringan 12
7. Alur neraca massa pada proses capsule filling 13
8. Alat penghalus 15
9. Alat maserasi 16
10.Alat sonikator 16
11.Tanki sonikator 17
12.Alat penyaring dengan vacuum 17
13.Alat freeze drying 18
3
DAFTAR LAMPIRAN
1. Biaya produksi total 23
2. Rincian penerimaan 24
3. Rincian proyeksi laba rugi 25
4
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia kronis dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sebagai akibat rusaknya sekresi insulin, aksi insulin, ataupun keduanya (WHO 1999). Data statistik tahun 2011 menunjukkan jumlah penderita diabetes di Amerika Serikat mencapai 25.8 juta jiwa atau 8.3% dari total populasi. Di Indonesia jumlah penderita diabetes diperkirakan meningkat dari 8.4 juta di tahun 2000 menjadi 21.3 juta di tahun 2030 (WHO 2011). Dua pertiga dari penderita diabetes hidup di negara berkembang. Kenyataan ini menunjukkan bahwa diabetes saat ini tidak lagi hanya sebagai penyakit negara maju, negara industri ataupun negara Barat. Mortalitas akibat penyakit diabetes di negara miskin mencapai 2-3% dari total kematian, sedangkan di negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada dan Timur Tengah kematian akibat penyakit diabetes mencapai lebih dari 8% dari total kematian (Roglic et al. 2005).
Eleutherine palmifolia yang dikenal dengan nama bawang dayak adalah tanaman asal Kalimantan yang banyak digunakan oleh masyarakat suku Dayak dalam mengobati berbagai penyakit secara tradisional, termasuk diabetes melitus. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Febrinda (2014) menunjukkan bahwa ekstrak air dan ekstrak etanol umbi bawang dayak terbukti memiliki khasiat antioksidan dan antidiabetik, dan tidak membahayakan fungsi hati dan ginjal pada tikus percobaan. Tanaman bawang dayak memiliki adaptasi yang baik, dapat tumbuh pada berbagai jenis iklim dan jenis tanah. Di samping itu tanaman ini juga dapat diperbanyak dan dipanen dalam waktu yang singkat sehingga mudah dikembangkan untuk skala industri.
Khasiat Eleutherine palmifolia yang telah terbukti secara empiris dan ilmiah, kemampuan adaptasi yang tinggi dari tanaman Eleutherine palmifolia, serta besarnya permintaan akan produk herbal berkualitas menjadi latar belakang bagi perencanaan pembutan industri pembutan produk ekstrak Eleutherine palmifolia dalam bentuk kapsul. Kualitas produk ini direncanakan akan berada pada kelas herbal tersandar. Sehingga bisa menjadi salah satu opsi pengobatan herbal bagi penderita diabetes mellitus.
Tujuan
5
PEMBAHASAN
Deskripsi Produk
Produk yang akan diproduksi merupakan supplement makanan yang berasal dari ekstrak umbi bawang dayak Eutherine palmfiola. Supplement makanan ini memiliki khasiat menurunkan kadar gula darah sehingga dapat digunakan sebagai obat alternatif bagi penderita diabetes. Selain itu produk ini memiliki kandungan antioksidan yang tinggi sehingga baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Produk ini akan dijual dalam bentuk kapsul. Kapsul kemudian dikemas di dalam kemasan plastic berbentuk botol dengan kemasan senkunder berupa kotak dari kertas karton. Setiap botol berisi 60 butir kapsul dan dijual dengan harga Rp 160,000,- per botol.
Pemilihan Alternatif Proses
Pemilihan alternatif proses pada pembuatan supplement makanan ekstrak bawang dayak ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan heuristik. Teknik heuristik digunakan untuk mencapai tujuan akhir melalui beberapa tahapan yaitu (1) pemilihan jalur reaksi atau proses, (2) alokasi bahan atau pereaksi, (3) pertimbangan teknik pemisahan atau proses hilir, (4) pemilihan operasi pemisahan, dan (5) pemaduan atau integrasi rancangan 1 sampai 4.
Pemilihan Proses
Terdapat dua alternatrif proses ekstraksi bawang dayak. Alternatif pertama adalah proses produksi yang dirancang oleh Nur (2011) dan kedua oleh Febrianda (2014). Terdapat beberapa perbedaan antara alternatif pertama dan kedua. Pada alternatif pertama proses maserasi dilakukan pada suhu 370C dan penguapan bahan pelarut menggunakan rotary evaporator pada suhu 400C serta pemekatan ekstrak
dengan menggunakan gas N2 (Gambar 1). Sedangkan pada alternatif kedua proses
maserasi dilakukan pada suhu ruang (250C) dan penguapan pelarut dilakukan dengan
freeze drying sehingga diperoleh ekstrak dalam bentuk bubuk.
6
Gambar 1Proses eksraksi bawang dayak alternatif pertama (kanan) dan kedua (kiri)
Alokasi Bahan Baku dan Bahan Pereaksi
7 Tabel 1 Data kapasitas antioksidan ekstrak bawang dayak
Jenis sediaan dipilih yaitu: pemisahan padatan bawang dari ekstrak secara mekanis dan pemisahan pelarut dari ekstrak menggunakan freeze drying. Teknik pemisahan secara mekanis dilakukan berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Ukuran partikel bawang dayak yang dihaluskan lebih besar dari bahan pelarut (etanol) sehingga etanol akan dapat melewati saringan sedangkan partikel bawang tidak.
Teknik freeze drying digunakan untuk memisahkan bahan pelarut dari ekstrak dan menghasilkan ekstrak dalam bentuk bubuk. Pelarut dapat menguap dengan cepat karena adanya perbedaan titik uap etanol dengan ekstrak. Teknik freeze drying
dipilih untuk menghindari teknik pemisahan dengan panas karena dapat merusak kapasitas antioksidan produk.
Deskripsi Proses Terpilih
Proses produksi produk herbal terstandar suplemen makanan dari ekstrak
Eleutherine palmifolia dimulai dengan proses pencucian bahan, penghancuran, maserasi, pemisahan padatan dari ekstrak, penghilangan bahan pelarut dan penguapan. Flow sheet proses produksi disajikan pada Gambar 4.
Proses Pencucian
Proses pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran – kotoran yang menempel pada permukaan bawang dayak agar pada saat proses selanjutnya tidak ada zat – zat kontaminan yang dapat menurunkan kualitas dari hasil ekstrak zat anti oksidan.
Proses Penghancuran
Pada proses penghancuran bawang dayak agar mudah selanjutnya pada proses pengadukan dan pelarutan.
Proses Pengadukan
8 bersifat racun, mudah diuapkan da relatif murah (Gamse, 2002). Proses ini dipilih pelarut etanol 96 %, menurut penelitian Sharon et al (2013) bahan pelarut etanol aman, mudah menguap dan dapat menarik zat aktif dan metabolit sekunder. Pada penelitian Febrinda et al (2013), ekstraksi dengan pelarut 96% didapatkan senyawa fenolik dan flavonoid yang sebagai zat anti oksidan lebih banyak dibandingan dengan pelarut air. Proses pengadukan ini bertujuan agar terjadi homogenisasi antara bawang dayak yang telah dibuburkan dengan pelarut etanol yang telah dicampurkan. Proses Maserasi
Proses maserasi atau perendaman bertujuan untuk pelarut mengikat senyawa anti oksidan yang terkandung pada bawang dayak. Agar mempercepat waktu perendaman maka dilakukan modifikasi dengan menambahkan alat sonikator yang berfungsi sebagai pemecah senyawa anti oksidan agar pelarut lebih mudah mengikat senyawa yang kita inginkan.
Proses Pemisahan padatan
Proses ini adalah pemisahan antara pelarut etanol yang telah mengikat senyawa antioksidan yang diinginkan dengan padatan-padatan yang tidak kita inginkan. Proses ini menggunakan metode penyaringan yang vakum atau biasa disebut vacum filtrasi.
Proses Pengeringan
Pada proses pengeringan kami memilih metode pengeringan beku karena senyawa anti oksidan seperti fenol sensitif terhadap panas. Pada penelitian Aisyah et al (2014), panas dan oksigen dapat mengoksidasi senyawa fenol yang berakibat penuruna jumlah senyawa fenol dalam sayuran.
Penggilingan
Proses penggilingan bertujuan untuk menghaluskan ekstrak kering bawang dayak agar mempermudah dalam proses pengayakan.
Pengayakan
Prinsip dari pengayakan adalah penyeragaman atau sortirisasi berdasarkan besar ukuran. Perlunya pengayakan agar ukuran seragam dan mempermudah dalam proses pengisian bubuk ekstrak bawang kedalam cangkang kapsul. Pada proses pengayakan ini, jika ada ukuran yang tidak sesuai akan di umpan balik ke proses penggilingan agar terjadi penghalusan kembali.
Capsule Filling
9 Umbi Bawang
Pencucian
Air Limbah Pencucian
Penghancuran dengan blender
Pengadukan dengan mixer, T=25C, t=2
jam Etanol 96%,
1:4 (b:v)
Perendaman dengan Sonikator,
T=25C, t=1jam
Pemisahan dengan vacum filtration
Ekstrak bawang dayak cair
Pengeringan dengan Freeze Dryer
Ekstrak bawang dayak kering
Limbah Padatan
Jika Ukuran maks 100nm Pengayakan
Capsule Filling
Kapsul Bawang
Dayak Ya
Tidak Penggilingan
10
Gambar 3 Alur neraca massa pada proses penghancuran Basis: 1000 Kg umbi bawang dayak segar
Kadar Air bawang dayak: 70 % dari total bobot bawang dayak F1 = Bawang Dayak segar
F2 = Pasta bawang dayak F1 = F2
F1 = 1000 Kg F2 = 1000 Kg
Tabel 2 Neraca massa total pada proses penghancuran
Massa Massa
(kg)
Keluar Massa
(kg)
Aliran Komponen Aliran Komponen
F1 Bawang Dayak
Penambahan pelarut etanol memiliki perbandingan 1:4.
Pengadukan dengan
Gambar 4 Alur neraca massa pada proses maserasi F2= Pasta Bawang dayak, terdiri dari: padatan 25%, fenol 5%, air 70% F3 = Pelarut Etanol, terdiri dari: etanol 98%, air 2%
F4 = Pasta bawang etanol, terdiri dari padatan, fenol, air, dan etanol F2 = F3 + F4
1000 = 3140.2 kg + F4 F4 = 4140.2 kg
Padatan F2 + padatan F3 = padatan F4
⁄ × kg + = padatan F
11
Etanol F2 +etanol F3 = etanol F4
+ ⁄ × . kg = etanol F
Etanol F4 = 3077 kg
Tabel 3 Neraca massa total pada proses maserasi Massa
Massa (kg) Keluar Massa (kg)
Aliran Komponen Aliran Komponen
F2
Pada pemisahan ini dilakukan pemisahan padatan dengan larutan etanol yang telah mengikat senyawa senyawa anti oksidan yang diinginkan.
F4 Pemisahan dengan
vacum filtration
F5
F6
Gambar 5 Alur neraca massa pada proses pemisahan
F4 = Pasta bawang etanol, terdiri dari: padatan 250 kg, fenol 50 kg, air 762.8 kg, dan etanol 3077 kg
F5 = Ampas/padatan, terdiri dari padatan, fenol, air, dan etanol
F6 = Ekstrak cair bawang dayak, terdiri dari padatan (0 kg), fenol (60% dari fenol F4), air (99% dari air F4), etanol (99% dari F4)
Padatan F4 = padatan F5 + padatan F6 kg = padatan F +
12
Tabel 4 Neraca massa total pada proses pemisahan Massa
Massa (kg) Keluar Massa (kg)
Aliran Komponen Aliran Komponen
F4
Pada perhitungan neraca massa hasil ekstraksi merujuk pada penelitian Febrinda (2014) didapatkan rendeman dengan rata rata 6.5 %. Dilihat dari rendeman yang didapat kita berasusmsi bahwa rendeman yang didapat dengan bahan baku sebesar 100 kg maka akan didapat hasil ekstrak sebesar 6.5 Kg. Berikut perhitungan neraca massa pada proses pengeringan
F8
F6 Pengeringan dengan Freeze Dryer F7
F9
Gambar 6 Alur neraca massa pada proses pengeringan
13 F7= Air (100% dari air di F6)
F8 = Etanol (100% dari etanol F6)
F9 = Ekstrak Bawang dayak kering, terdiri dari fenol F6 = F7 + F8 + F9
Tabel 5 Neraca massa total pada proses pengeringan Massa
Massa (kg) Keluar Massa
(kg)
Aliran Komponen Aliran Komponen
F6
Fenol 30 F7 Air 751.7
Air 755.17 F8 Etanol 3046.23
Etanol 3046.23
F9 Ekstrak Bawang dayak
kering 30
Total 3831.4
Total 3831.4
Neraca massa capsule filling
Pada proses ini asumsi obat kapsul pasaran isi serbuk obat sekitar 0.46 gr per kapsul dan cangkang kapsul pasaran sekitar 0.12 gr
Capsule Filling F9
F10
F11
Gambar 7 Alur neraca massa pada proses capsule filling
F9 = Ekstrak bawang dayak kering (30000 gram) F10 = Cangkang Kapsul
F11 = Kapsul ekstrak bawang dayak
1 kapsul berisi 0.46 gram ekstrak bawang dayak
F = ⁄ . = kapsul
F = kapsul × . gram kapsul =⁄ gram
14 30000 gram + 7826 gram = 37826 gram
Dari perhitungan neraca massa diatas maka dari 1000 kg umbi bawang dayak segar dapat dihasilkan 65210 butir kapsul ekstrak bawang dayak.
Tabel 6 Neraca massa total pada proses capsule filling
Massa Massa
(kg)
Keluar
Massa (kg)
Aliran Komponen Aliran Komponen
F9 Ekstrak bawang
Pemilihan alat dilakukan untuk menentukan energi yang akan digunakan dan estimasi biaya yang dibutuhkan untuk membangun suatu industri. Pada pemilihan alat ini dilakukan dengan sistem kontinu dengan waktu kerja 24 jam agar kapasitas dan harga alat tidak berlebihan.
Alat Penghalus
Pada proses penghalusan bawang dayak dilakukan pemilihan alat yang mampu bekerja secara efisien dengan proses selama 24 jam tanpa berhenti dengan meyediakan bahan baku 1000 kg/hari. Maka dalam tiap jam dibutuhkan alat penghalus yang mampu menghaluskan bahan baku sekitar 40 -50 kg/jam. Maka didapat alat penghalus tipe GLB-100 dengan spesifikasi pada Tabel 7.
Tabel 7 Spesifikasi alat penghalus
15 Gambar 8 Alat penghalus
Alat Proses Maserasi
Proses maserasi ini hampir sama dengan konsep kerja agigator yaitu pengadukan agar bahan dan pelarut tercampur merata. Pada pemilihan alat ini dilakukan kapasitas alat yang dapat dilakukan secara kontinu selama 24 jam dengan kapasitas produksi 1000kg bahan baku/hari dengan lama proses maserasi 2 jam disetiap kali proses. Maka dapat perhitungan sebagai berikut:
� = �/
� = /
� =
X: Jumlah proses dalam sehari T: Jumlah jam dalam sehari
Total kapasitas = 2000Liter bahan baku + 4000Liter solvent = 6000Liter/hari Kapasitas per sekali proses = 6000/12 = 500 liter
Maka didapat dalam sehari dilakukan 12 kali proses dengan kapasitas persekali proses 500 liter. Maka didapat alat merk FYG500 dengan spesifikasi pada Tabel 8. Gambar penampakan alat disajikan pada Gambar 9.
Tabel 8 Spesifikasi alat maserasi
Spesifikasi FYG500
Material Stainless steel
Volume L 500
Diameter mm 800
Tank Pressure Mpa 0,25-0,5
Jacket Pressure Mpa 0,30
Motor Power kw 2,2
Agigation Speed r/min 85
16 Gambar 9 Alat maserasi
Alat sonikator
Sonikator merupakan suatu alat untuk membantu memecah molekul bahan agar solvent dapat mempercepat mengikat zat yang ingin dikeluarkan dari dalam bahan. Spesifikasi alat sonikator disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Spesifikasi alat sonikator
Spesifikasi FYG500
Material Titanium alloy
Tipe Dowell DW-SL20-1000
Power 1 KW
Dimensi 40x28x14cm
Frekuensi ultrasonic 20 KHz
Probe diameter 5-20 mm
Kemampuan mendispersi bahan 500 Liter
Harga $1200
Gambar 10 Alat sonikator
Tanki sonikator
17 Tabel 10 Spesifikasi tanki sonikator
Spesifikasi FYG500
Material Stainless Steel
Tipe YK CG
Bobot 300 kg
Dimensi 900x1050x1150 mm
Kapasitas 500-1000 liter
Harga $2500
Gambar 11 Tanki sonikator
Alat penyaring dengan vacuum
Karena total volume bahan dengan solvent yang ingin dipisahkan sekitar 6000Liter maka alat penyaring dengan metode vakum ini menggunakan alat penyaring vacum rotary drum filter dengan spesifikasi disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Spesifikasi alat penyaring dengan vacuum
Spesifikasi FYG500
Material Metal
Tipe Haijiang G3-100
Power 3 KW
Dimensi 4x1,8x2 m
Harga $3000
18 Alat pengering untuk menguapkan pelarut
Pada proses ini bertujuan untuk memisahkan zat yang terlarut dalam pelarut dengan cara menguapkan pelarut dengan metode freeze drying, jika dengan metode penguapan biasa zat yang terlarut akan rusak karena sifatnya yang tidak tahan terhadap panas. Spesifikasi alat freeze drying disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12 Spesifikasi alat freeze drying
Spesifikasi FYG500
Tipe LM-50.0
Luas rak 49,5 m2
Jumlah botol yang dapat ditaruh (20 ml) 200.000 pcs (4000 liter)
Suhu sekitar rak -550C
Suhu di kondensor -750C
Dimensi 7,5 x 2 x 4,2 m
Power 10 kw
Gambar 13 Alat freeze drying
Alat Capsule Filler
Alat terakhir yang dibutuhkan adalah alat memasukan bubuk ekstrak dari umbi bawang dayak. Spesifikasi alat capsule filler disajikan pada Tabel 13. Dilihat dari outupnya dalam sejam mampu menghasilkan 36000 kapsul, ditinjau dengan perhitungan neraca masa yang telah dihitung dalam sehari hanya menghasilkan 65210 kapsul. Jadi penggunaan mesin ini hanya berjalan kurang lebih dua jam untuk mampu memenuhi kebutuhan sehari.
Tabel 13 Spesifikasi alat capsule filler
Spesifikasi FYG500
Tipe NJP-600
Output 36.000 kapsul/jam
Power 2,2 kw
Noise < 75 desible
Dimensi 920 x 785 xx 1900
19 Gambar 14 Alat capsule filler
Neraca Energi
Proses produksi pembuatan supplement makanan dari ekstrak umbi bawang dayak terjadi pada suhu ruang sehingga tidak terjadi perubahan panas yang signifikan. Oleh sebab itu tidak dilakukan perhitungan terhadap neraca energi.
Analisis Finansial
Analisis finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan yang diperoleh. Adapun hal-hal yang dikaji yakni perkiraan modal investasi, biaya operasional, struktur pembiayaan, rencana penerimaan, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas dan kriteria investasi. Untuk mulai menghitung analisis finansial diperlukan penetapan beberapa asumsi yang disesuaikan dengan kondisi saat kajian dilakukan, tujuan adalah untuk mempermudah proses perhitungan. Asumsi tersebut antara lain:
1. Umur investasi diasumsikan selama 10 tahun 2. Jumlah hari kerja dalam setahun adalah 312 hari
3. Skema pembiayaan investasi adalah 100% dari pembiayaan sendiri 4. Nilai tukar rupiah ke USD yang digunakan Rp13.300
Biaya Modal Investasi
20 dan parkir, serta biaya perlengkapan kantor adalah sama. Perkiraan kebutuhan modal investasi, biaya produksi dan keuntungan untuk keperluan rancangan awal ini dilakukan dengan berpatokan pada teknik yang dikembangkan oleh Peters dan Timmerhaus (1981). Rincian modal investasi pendirian industri ini disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14 Rincian modal investasi
N 2 Biaya instalasi, isolasi
dan pengecatan 25 %
6 Biaya bangunan, proses
dan unit bantu 50 %
Modal investasi tetap tak langsung
9 Biaya supervisi dan
engineering 10 % dari biaya langsung
16,660,000
10 Jasa kontraktor &
pengeluaran konstruksi 20 % dari biaya langsung
Biaya produksi (manufacturing-cost) terdiri dari biaya produksi langsung, biaya beban tetap, dan biaya overhead (Mangunwidjaja dan Suryani 2014). Biaya beban etap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunnya produksi yang dihasilkan sedangkan biaya produksi langsung/variabel dipengaruhi oleh naik turunnya produksi. Rincian biaya produksi disajikan pada Lampiran 1.
21 habis terjual. Harga jual produk yang digunakan yakni Rp 170,000 per botol dengan 1 botol berisi 60 kampsul ekstrak umbu bawang dayak. Rincian penerimaan disajikan pada Lampiran 2.
Proyeksi Laba Rugi
Proyeksi laba rugi digunakan untuk mengetahui besaran laba atau rugi yang diterima pada setiap periode selama umur usaha. Proyeksi ini memuat mengenai pengeluaran dan penerimaan secara keseluruhan. Selisih antara penerimaan dengan pengeluaran produksi dinamakan laba operasi. Laba operasi setelah pengurangan pajak merupakan laba bersih. Pajak penghasilan ditetapkan sebesar 1%. Ini berdasarkan pajak penghasilan yang berlaku di Indonesia untuk badan perusahaan. Rincian proyeksi laba rugi disajikan pada Lampiran 3.
Proyeksi Arus Kas
Proyeksi arus kas berfungsi untuk menggambarkan aliran kas masuk dan aliran kas keluar setiap tahun. Menurut Soeharto (2000) aliran kas proyek terdiri dari aliran kas awal, aliran kas periode operasi, dan aliran kas terminal. Aliran kas awal merupakan pengeluaran untuk merealisasikan gagasan sampai menjadi kenyataan fisik, misalnya aliran kas langsung pengeluaran biaya pembangunan pabrik. Aliaran kas periode operasi merupakan aliran kas yang masuk dari penjualan produk dan aliran kas yang keluar yang terdiri dari biaya produksi, pemeliharaan, depresiasi dan pajak. Aliran kas terminal adalah aliran kas yang didapat pada saat proyek berakhir, aliran kas ini terdiri dari dari nilai sisa (salvage value) aktiva tetap dan pengembalian (recovery) modal kerja. Proyeksi arus kas disajikan pada Lampiran 4.
Kriteria Investasi
Hasil perhitungan terhadap kriteria investasi pada pendirian industri pembuatan supplemen makanan dari ekstrak umbi baawang dayak disajikan pada Tabel 15. Kegiatan produksi ini menghasilkan nilai NPV lebih besar dari nol. Net Present Value didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh aliran kas masuk dan keluar selama umur proyek (investasi) ke nilai sekarang, kemudian menghitung angka netto maka akan diketahui selisihnya dengan memakai dasar yang sama yaitu harga pasar (saat ini) (Soeharto 1999). Hal ini berarti bahwa industri ini layak untuk dijalankan. Nilai NPV ini juga menyatakan jumlah manfaat bersih yang diterima dari pendirian industri selama umur proyek terhadap tingkat bunga yang berlaku, yaitu 13.5%.
22 Tabel 15 Kriteria kelayakan investasi
Kriteria kelayakan Nilai Satuan
Net Present Value 2,305,614,052 Rp
IRR 24% %
B/C Ratio 1.46
Pay Back Period (PBP) 3.6 Tahun
SIMPULAN
Berdasarkan analisis kelayakan secara teknik dan ekonomi/finansial diketahui bahwa industry pembuatan supplemen makanan dari ekstrak umbi bawang dayak layak untuk dilaksanakan dengan hasil analisis terhadap kriteria investasi NPV Rp 2,305,614,052, IRR 24%, B/C Ratio 1.46 dan PBP 3.6 tahun. Industri ini akan beroperasi selama 24 jam sehari, 312 hari per tahun. Proses ekstraksi dipilih adalah proses maserasi pada suhu ruang (alternatif 2), dengan proses pemisahan pelarut dengan teknik freeze drying.
DAFTAR PUSTAKA
Febrinda AE. 2014. Potensi antioksidan dan antidabetik ekstrak air dan etanol umbi bawang dayak. [Disertasi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID).
Nur AM. 2011. Kapasitas antioksidan bawang dayak (Eutherine palmfiola) dalam bentuk segar, simplisia dan keripik, pada plearut nonpolar, semipolar dan polar. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID).
Roglic G, Unwin N, Bennett PH, Mathers C, Tuomlilehto J, Nag S, Connolly M, King H. 2005. The burden of mortality attributable to diabetes. Diabetes Care. 28:2130-2135.
Soeharto I. 1999. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta (ID): Erlangga.
[WHO] World Heatlh Organization. 2011. Prevalence of diabetes worldwide. [Internet]. [diunduh 2011 Juli 21]. Tersdia pada www.who.int/diabetes/ facts/world_figures/en.
23
LAMPIRAN
Lampiran 1 Biaya produksi total
No Uraian Jumlah Satuan Harga per satuan (Rp) Jumlah biaya (Rp)
Biaya produksi langsung (manufacturing-cost)
1 Bawang dayak 312,000 kg 40,000 12,480,000,000 2 Etanol 979,742 liter 30,000 29,392,272,000 3 Cangkang kapsul dari rumput laut 20,345,520 butir 26.6 541,190,832 4 Gaji pekerja 8 orang 24,000,000 4,992,000,000 5 Biaya supervisi langsung 10 % dari modal investasi tetap 55,944,280
6 Biaya listrik 64,022 kwh 1,300 83,228,6000
7 Biaya perawatan dan perbaikan 5 % dari modal investasi tetap 27,972,140
8 Biaya pembelian alat bantu operasi 0.6 % dari modal investasi tetap 3,356,657
9 Biaya laboratorium 10 % dari biaya pekerja 499,200,000 Biaya pengeluaran tetap
10 Biaya depresiasi bangunan 2 % dari nilai bangunan 2,998,800
11 Biaya depresiasi mesin dan peralatan 10 % dari biaya peralatan 16,660,000 12 Pajak local 2.5 % dari modal investasi tetap 13,986,070
13 Asuransi 0.6 % dari modal investasi tetap 3,356,657
Biaya overhead
14 Biaya saat pabrik tidak beroperasi
50 % dari biaya pekerja, supervisi dan perawatan 2,537,958,210 15 Biaya payroll overhead
24 Biaya pengeluaran umum
19 Gaji pimpinan
1.5 % dari biaya pekerja, supervisi dan perawatan 76,138,746 20 Upah pekerja lepas
21 Imbalan hokum
22 Alat bantu perkantoran 23 Biaya komunikasi
24 Biaya penjualan dan distribusi 2 % dari biaya produksi dan administrasi 1,014,525,260
25 Biaya penelitian dan pengembangan 2 % dari nilai penjualan produk 1,152,777,163
Jumlah 52,893,565,415
Lampiran 2 Rincian penerimaan
Tahun Biaya total Kapasitas produksi per
tahun
Biaya produksi per butir
Harga jual per butir
Penerimaan per
tahun (Rp) Profit
25 Lampiran 3 Rincian proyeksi laba rugi
Komponen Tahun ke
1 2 3 4 5
A. Penerimaan
Tingkat produksi 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah produksi (butir) 20,345,520 20,345,520 20,345,520 20,345,520 20,345,520 Harga produk 2,666.67 2,666.67 2,666.67 2,666.67 2,666.67 Penjualan produk 54,254,720,000 54,254,720,000 54,254,720,000 54,254,720,000 54,254,720,000 B. Pengeluaran
Biaya tetap (Rp) 4,818,400,906 4,818,400,906 4,818,400,906 4,818,400,906 4,818,400,906 Biaya variabel (Rp) 48,075,164,509 48,075,164,509 48,075,164,509 48,075,164,509 48,075,164,509 Subtotal (Rp) 52,893,565,415 52,893,565,415 52,893,565,415 52,893,565,415 52,893,565,415
D. Laba sebelum pajak 1,361,154,585 1,361,154,585 1,361,154,585 1,361,154,585 1,361,154,585
26 Lampiran 3 Rincian proyeksi laba rugi (lanjutan)
Komponen Tahun ke
6 7 8 9 10
A. Penerimaan
Tingkat produksi 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah produksi (butir) 20,345,520 20,345,520 20,345,520 20,345,520 20,345,520 Harga produk 2,667 2,667 2,667 2,667 2,667 Penjualan produk 54,254,720,000 54,254,720,000 54,254,720,000 54,254,720,000 54,254,720,000 B. Pengeluaran
Biaya tetap (Rp) 4,818,400,906 4,818,400,906 4,818,400,906 4,818,400,906 4,818,400,906 Biaya variabel (Rp) 48,075,164,509 48,075,164,509 48,075,164,509 48,075,164,509 48,075,164,509 Subtotal (Rp) 52,893,565,415 52,893,565,415 52,893,565,415 52,893,565,415 52,893,565,415
D. Laba sebelum pajak 1,361,154,585 1,361,154,585 1,361,154,585 1,361,154,585 1,361,154,585
27 Lampiran 4 Proyeksi arus kas
Komponen Tahun
0 1 2 3 4 5
A. Kas Masuk
Laba bersih - 1,347,543,039 1,347,543,039 1,347,543,039 1,347,543,039 1,347,543,039
Depresiasi - 19,658,800 19,658,800 19,658,800 19,658,800 19,658,800
Nilai sisa - - - - - -
Modal pinjaman - - - - - -
Sub total - 1,367,201,839 1,367,201,839 1,367,201,839 1,367,201,839 1,367,201,839 B. Kas keluar
Investasi 559,442,800 - - - - -
Modal kerja 4,407,797,118 - - - - -
Angsuran modal investasi tetap
- - - - - -
Angsuran modal kerja - - - -
Subtotal 4,967,239,918 - - - - -
C. Arus kas bersih (4,967,239,918) 1,367,201,839 1,367,201,839 1,367,201,839 1,367,201,839 1,367,201,839
D. Arus kas awal tahun - 4,967,239,918) (3,600,038,079) (2,232,836,239) (865,634,400) 501,567,439
E. Arus kas akhir tahun
28 Lampiran 4 Proyeksi arus kas (lanjutan)
Komponen Tahun
6 7 8 9 10
A. Kas Masuk
Laba bersih 1,347,543,039 1,347,543,039 1,347,543,039 1,347,543,039 1,347,543,039 Depresiasi 19,658,800 19,658,800 19,658,800 19,658,800 19,658,800
Nilai sisa - - - - -
Modal pinjaman - - - - -
Sub total 1,367,201,839 1,367,201,839 1,367,201,839 1,367,201,839 1,367,201,839 B. Kas keluar
Investasi - - - - -
Modal kerja - - - - -
Angsuran modal investasi
tetap - - - - -
Angsuran modal kerja - - - - -
Subtotal - - - - -
C. Arus kas bersih 1,367,201,839 1,367,201,839 1,367,201,839 1,367,201,839 1,367,201,839
D. Arus kas awal tahun 1,868,769,278 3,235,971,117 4,603,172,957 5,970,374,796 7,337,576,635