ANALISIS PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DITINJAU DARI PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA SMK
(Studi Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Oleh:
Nelly Syarifah
1102640
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN SEKOLAH PASCASARJANA
ANALISIS PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DITINJAU DARI PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA SMK
(Studi Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung)
Oleh Nelly Syarifah
S.Pd UPI Bandung, 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Teknilogi dan Kejuruan
© Nelly Syarifah
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Prof. Dr. H. As’ari Djohar, M. Pd NIP. 19500902 198703 2 001
Pembimbing II
Dr. H. Dadang Hidayat M., M.Pd NIP. 19490427 197603 1 001
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
ABSTRAKSI
Nelly Syarifah (1102640): Analisis Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Ditinjau Dari Peningkatan Kompetensi Siswa (Studi Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung)
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... iii DAFTAR GAMBAR ... iv BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.
B. Identifikasi Masalah... Error! Bookmark not defined.
C. Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
D. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... Error! Bookmark not
defined.
E. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
F. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
G. Definisi Istilah ... Error! Bookmark not defined.
H. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
1. Praktik Kerja Industi (Prakerin) ... Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan Praktik Kerja Industri ... Error! Bookmark not defined. 3. Desain Program/ Pelaksanaan ... Error! Bookmark not defined. 4. Peningkatan Kompetensi ... Error! Bookmark not defined. 5. Penelitian yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.
B. Kerangka Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Asumsi ... Error! Bookmark not defined.
D. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel ... Error! Bookmark not
C. Paradigama Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Data dan Sumber Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
F. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
G. Instument Pengumpul Data... Error! Bookmark not defined.
H. Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Pengujian Validitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengujian Reabilitas ... Error! Bookmark not defined. I. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
1. Teknik analisis data kuantitatif ... Error! Bookmark not defined. a. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. b. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. c. Gain Ternormalisasi (N-Gain) ... Error! Bookmark not defined. d. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. J. Teknik Analisis Data Kualitatif ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Deskripsi Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined.
1. Data Hasil Test Kompetensi Siswa ... Error! Bookmark not defined. 2. Data Hasil Angket ... Error! Bookmark not defined. 3. Data Hasil Wawancara ... Error! Bookmark not defined. B. Uji Persyaratan Analisis ... Error! Bookmark not defined.
1. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. C. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Pengaruh Prakerin Terhadap Peningkatan Kompetensi Siswa ... Error! Bookmark not defined.
2. Perencanaan Prakerin pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan
... Error! Bookmark not defined. 3. Pelaksanaan prakerin pada Kompetensi Keahlian Teknik PemesinanError!
Bookmark not defined.
4. Evaluasi Hasil Belajar dari Prakerin pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan ... Error! Bookmark not defined. 5. Peran Sekolah pada Program Prakerin ... Error! Bookmark not defined. 6. Peran Industri pada Program Prakerin ... Error! Bookmark not defined.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined. A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.
B. Rekomendasi... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Data Penelusuran Lulusan Tahun 2010-2011 ... 1
3.1 Operasional Variabel ... 37
3.2 Populasi ... 40
3.3 Skala Likert ... 43
3.4 Kisi-Kisi Instrument ... 44
3.5 Tingkat Validasi ... 48
3.6 Tingkat Reliabilitas ... 50
3.7 Perisapan Uji Homogenitas ... 51
3.8 Persiapan Uji Normalitas ... 52
3.9 Kriteria Normalized Gain ... 55
4.1 Distribusi Frekuensi Data Pre test ... 58
4.2 Distribusi Frekuensi Data Post test ... 60
4.3 Distribusi N-Gain ... 61
4.4 Kecenderungan Rata-Rata Skor Perencanaan Prakerin ... 63
4.5 Konsultasi hasil perhitungan kecenderungan rata-rata ... 64
4.6 Gambaran nyata/ kecenderungan Perencanaan Prakerin ... 66
4.7 Kecenderungan Rata-Rata Skor Pelaksanaan Prakerin ... 66
4.8 Gambaran nyata/ kecenderungan Pelaksanaan Prakerin ... 68
4.9 Kecenderungan Rata-rata Skor Evaluasi Prakerin ... 69
4.10 Gambaran nyata/ kecenderungan Evaluasi Prakerin ... 70
4.11 Kesimpulan Hasil Wawancara ... 71
4.12 Rekapitulasi Uji Normalitas ... 77
4.13 Rekapitulasi Perhitungan Uji Homogenitas Barttlet ... 77
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Diagram Alir Prakerin ... 21
2.2 Profil Kompetensi dan Kompetensi Inti ... 24
2.3 Pembentuk Profil Kompetensi ... 27
2.4 Kerangka Penelitian ... 33
3.2 Diagram alir Paradigma Penelitian ... 39
3.3 Diagram Uji Validasi ... 48
3.4 Diagram Uji Validasi ... 49
4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Data Pre Test ... 58
4.2 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Data Post Test ... 60
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan kejuruan adalah meyiapkan lulusan SMK menjadi
warga negara yang kreatif untuk mengembangkan sikap profesional dalam
pekerjaan yang mengacu pada tuntutan pasar kerja dan industri di berbagai bidang
keahlian. Hal ini sesuai dengan pendapat Crunkilton dan Finch (1982:64) yang
menyatakan bahwa “vocational education providers the skills and knowledge valuable in the labor market”. Pencapaian kompetensi lulusan SMK yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja dan industri di berbagai bidang keahlian, diharapkan
dapat terserap oleh dunia industri sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Seperti yang diungkap oleh Harjono dalam Widianto (2011) menunjukan bahwa “industri mengharapkan kepemilikan kompetensi akademik yang relevan dan pengalaman praktik yang harus dimiliki oleh tenaga kerja”.
Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan yang terdapat pada lingkup
SMK, Khususnya SMK Negeri 6 Bandung memiliki tujuan yang sama, yaitu
menghasilkan lulusan yang merupakan tenaga terdidik, terlatih, dan terampil,
yang memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan oleh dunia kerja dalam bidang
teknik yang relevan serta memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan
dunia pendidikan (KTSP SMK Negeri 6 Bandung). Berbicara mengenai
keterserapan lulusan, berikut ini adalah data tentang keterserapan lulusan SMK
Negeri 6 Bandung yaitu:
Tabel 1.1
Data Penelusuran Lulusan Tahun 2010-2011
No Jenjang Tahun Ket
2010 % 2011 %
1 Kerja 393 57,54 362 52,16
Jumlah siswa yang Tidak Terdata kemungkinan mereka berwirausaha, atau dll. 2 Wiraswasta 86 12,59 126 18,10
3 PNS 2 0,29 - -
4 ABRI/POLRI 2 0,29 - -
5 Kuliah/Sekolah 56 8,20 62 8,91 6 Tidak Terdata 147 21,08 146 20,98
Ket: Tahun 2010 lulusan 683 siswa, Tahun 2011 dengan lulusan 696
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa presentase lulusan yang
bekerja pada tahun kelulusan 2010 dan 2011 adalah 57,54 % dan 52,16 %.
Sementara orientasi program pembinaan SMK yang terdapat dalam renstra, salah satu pointnya adalah “70 % lulusan SMK bekerja pada tahun kelulusan”. Hal ini menunjukan terdapat kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang
terjadi dilapangan. Banyak faktor mempengaruhi keterserapan lulusan SMK oleh
industri (bekerja), karena lulusan adalah hasil dari sebuah sistem pembelajaran
dimana banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari beberapa faktor salah satu
faktor yang diduga mempengaruhi masih rendahnya keterserapan lulusan SMK
adalah kompetensi yang di miliki lulusan tidak sesuai (miss match) dengan
tuntutan dunia kerja. Ketidaksesuaian kompetensi yang dimaksud adalah adanya
tidak utuhnya kompetensi dikarenakan ketidaktercapaian kompetensi yang
diperoleh siswa
Dunia industri atau dunia kerja bukanlah sesuatu yang statis tetapi dinamis
sesuai perkembagan industri. Sehingga dalam mengidentifikasi kompetensi yang
diinginkan dunia industri sangat subjektif dan berubah sesuai kebutuhan.
Perubahan yang terjadi pada dunia kerja yang mengakibatkan tenaga kerja
dituntut memiliki keterampilan teknis dan lebih fleksibel serta mampu belajar
pengetahuan dan keterampilan baru. Kompetensi yang dimiliki oleh lulusan, tidak
lain adalah prestasi yang diperoleh lulusan dan menggambarkan kualitas
pendidikan. Kualitas lulusan ditentukan oleh proses pembelajaran di sekolah.
Prestasi belajar yang diraih siswa setalah proses pembelajaran mempunyai makna
bagi siswa bersangkutan maupun bagi lembaga pendidikan, karena prestasi yang
tinggi menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki tingkat pengetahuan dan
kompetensi yang tinggi, sedangkan bagi lembaga pendidikan, prestasi belajar
siswa yang tinggi menunjukkan keberhasilan lembaga dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran di SMK selain dilaksanakan di sekolah (untuk teori
dan praktek sekolah), ada pula pembelajaran yang dilaksanakan di industri
(kemitraan). Pembelajaran yang dilaksanakan di industri itu merupakan kebijakan
pemerintah untuk mengembangkan dan melaksanakan penyelenggaraan
pola utama dan menjadi acuan dalam penyususnan kurikulum SMK, dalam teknis
pelaksanaannya disebut dengan praktik kerja industri (Prakerin). Prakerin
merupakan bagian dari program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap
siswa di dunia kerja/dunia industri. Hal tersebut dimaksudkan agar ada kesesuaian
antara apa yang dilaksanakan di sekolah dengan apa yang di tuntut oleh industri.
Tujuan dari prakerin menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan (Dit.PSMK, 2008) adalah :
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional (dengan pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja)
2. Memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara sekolah dan dunia kerja
3. Menghasilkan efisiensi prose s pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional
4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan
Harapannya setelah melaksanakan prakerin, selain pemenuhan kompetensi secara
utuh, siswa mendapatkan pengalaman-pengalaman yang mampu meningkatkan
kompetensinya, sehingga dapat menjadi lulusan yang memiliki kompetensi utuh
sebagai calon tenaga kerja di industri. Selain itu setelah melaksanakan prakerin
siswa diharapakan menjadi lulusan yang siap kerja dan dapat bersikap profesional.
Dalam pelaksanaan prakerin sekolah dan dunia industri memiliki
keterkaitan satu sama lainnya dan merupakan satu rangkaian utuh yang tidak
terpisahkan dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan yang dibutuhkan di
dunia kerja. Dunia usaha/dunia industri dilibatkan dari proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pendidikan. Sebagaimana
disarankan oleh Domu (2008:590) dalam Satriadi (2011:6) bahwa “link and macth
bukan hanya kegiatan praktik siswa tetapi juga dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi materi pelajaran terkait”. Keterlibatan pihak dunia usaha/dunia industri bukan hanya pada praktiknya di lapangan tetapi seluruh kegiatan yang
mendukung untuk dilaksanakan prakerin tersebut, hal ini sejalan dengan pendapat
alumni kedunia kerja”. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh sekolah dalam penyelenggaraan prakerin adalah sebagai berikut:
1. Analisis pencapaian kompetensi hasil pembelajaran di sekolah 2. Pemetaan dunia kerja
3. Menyusun program praktik kerja industri 4. Tahap implementasi
5. Evaluai program dan tindak lanjut. Satriadi (2011:6)
Namun pada kenyataannya masih ditemukan beberapa fenomena seperti
yang dikemukakan oleh Hidayat Undang (2010:3) yaitu :
1) masih ada sebagian dunia usaha/ dunia industri yang menjadi institusi pasangan belum mempunyai program pendidikan dan pelatihan bersama dengan sekolah, ... 7) rendahnya wawasan ilmu kependidikan sebagai instruktur/ pembimbing siswa ditempat praktik, 8) masih ada sebagian dunia usaha/ dunia industri atau institusi pasangan yang enggan menerima siswa prakerin, 9) masih ada sebagian dunia usaha/ dunia indutri memempatkan siswa praktik pada bidang kerja yang tidak sesuai dengan program keahlian atau kompetensinya, 10) masih sedikit dunia usaha/ dunia industri yang mau menerima bekerja dari tamatan SMK yang telah melaksanakan prakerin pada perusahaan tersebut.
Prakerin yang merupakan bagian dari proses belajar akan mempengaruhi
terhapadap keutuhan kompetensi siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian Yusup
(2011) yang menyimpulkan bahwa “pengalaman praktek kerja industri
berpengaruh positif terhadap kesiapan aspek motivasi dan pengatahuan pesesrta didik dalam menghadapi uji kompetensi”. Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, mendorong penulis untuk mengungkap lebih jauh mengenai prakerin
ditinjau dari peningkatan kompetensi dan dituangkan ke dalam karya ilmiah
(tesis) dengan judul :
“Analisis Praktik Kerja Industri (Prakerin) Ditinjau dari Peningkatan Kompetensi Siswa SMK (Studi Pada Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung) “
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka indikasi masalah
perlu diterapkan terlebih dahulu untuk memperjelas kemungkinan permasalahan
1. Ketersertapan lulusan SMK Negeri 6 Bandung yang bekerja pada tahun 2010
dan 2011 sebesar 57,54 dan 52,16.
2. Proses pembelajaran di sekolah belum membekali keutuhan kompetensi siswa
3. Masih terdapat ketidaksesuaian program prakerin dengan implementasi
prakerin.
B. Identifikasi Masalah
Pembahasan dalam latar belakang dan indikasi masalah yang telah
dipaparkan, maka selanjutnya dapat diidentifikasi bahwa berbagai faktor diduga
berpengaruh dan berkontribusi dalam keterserapan lulusan di dunia kerja. Salah
satu pengaruh yang adalah ketidakutuhan kompetensi yang diperoleh siswa yang
merupakan hasil dari proses pembelajaran. Dimana didalam proses pembelajaran
ditunjang oleh beberapa faktor yang terkait yaitu faktor intern berasal dari dalam
diri siswa sedangakan faktor ekstern adalah faktor yang ada berasal dari luar.
Faktor intern siswa yang mempengaruhi pembelajaran diantaranya seperti yang
diungkap Slameto (2010) adalah faktor jasmani (kesehatan, cacat tubuh), faktor
psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan),
serta faktor kelelahan. Faktor eksteren yang mempengarhui pembelajaran
diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor sekolah
yang mempengaruhi pembelajaran mencakup metode mengajar, kurikulum,
hubungan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas.
Faktor eksteren yang berasal dari sekolah salah satunya adalah
pembelajaran, pada pelaksanaannya akan terkait dengan masyarakat, seperti
dalam pendidikan kejuruan yang tidak dapat dilepaskan dari dunia industri. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan sekolah seperti sarana dan prasarana untuk
fasilitas praktik, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan di
sekolah dan di industri. Pembelajaran disekolah dan praktik kerja di industri
merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi satu sama lainnya, sehingga
dapat diperoleh keutuhan kompetensi siswa. Pada pelaksanaannya prakerin
siswa serta keterlaksanaan program yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga evaluasi.
C. Pembatasan Masalah
Merujuk pada identifikasi masalah dan untuk mencapai sasaran dalam
tujuan penelitian sehingga tidak mengarah pada ruang lingkup yang lebih luas,
maka peneliti membatasi pengkajian penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan
praktek kerja industri, yang akan lebih difokuskan lagi dalam:
1. Pelaksanaan prakerin dibatasi pada perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
2. Analisis ditinjau dari kompetensi siswa yaitu peningkatan kompetensi
D. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Penulis memandang perlu untuk merumuskan masalah penelitian agar
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini lebih terarah. Berdasarkan
identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka sebagai rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apakah pelaksanaan Praktik Kerja industri (Prakerin) mempengaruhi peningkatan kompetensi siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung?
Beberapa pertanyaan penelitian yang dapat diajukan dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana perencanaan prakerin pada kompetensi keahlian teknik
pemesinan di SMK Negeri 6 Bandung ?
2. Bagaimana pelaksanaan prakerin pada kompetensi keahlian teknik
pemesinan di SMK Negeri 6 Bandung ?
3. Bagimana evaluasi hasil belajar dari prakerin yang dilaksanakan pada
kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung?
4. Bagimana peran sekolah pada program prakerin yang dilaksanakan pada
kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung?
5. Bagimana peran industri pada program prakerin yang dilaksanakan
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti berupa jawaban yang
hendak dicari melalui proses penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan
rumusan masalah yang diajukan. Secara umum tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan prakerin yang ditinjau dari peningkatan
kompetensi siswa kelas XI kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6
Bandung.
Adapun secara khusus berdasarkan pertanyaan penelitian yang diajukan,
tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Mengetahui bagaimana perencanaan prakerin pada kompetensi keahlian
teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung
b) Mengetahui bagaimana pelaksanaan prakerin pada kompetensi keahlian
teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung
c) Mengetahui bagaimana evaluasi hasil belajar dari prakerin yang dilaksanakan
pada kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung
d) Mengetahui peran sekolah pada program prakerin yang dilaksanakan pada
kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung
e) Mengetahui peran industri pada program prakerin yang dilaksanakan
kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat kepada
pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan prakerin, hasil temuan juga diharapkan
memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan pengelolaan prakerin sehingga
kegiatan yang dilakukan maksimal. Dengan demikian diharapkan dapat
memberikan sumbangan terhadap upaya peningkatan pendidikan khususnya pada
penyelenggaraan prakerin berupa:
1. Masukan bagi guru, kepala sekolah dalam penyelenggaraan prakerin,
dimana harapannya penelitian ini dapat dijadikan gambaran dan bahan
masukan serta motivasi untuk senantiasa melakukan peningkatan dalam
2. Masukan bagi industri pasangan yang terkai, dapat dijadikan informasi
dalam pelaksanaan program prakerin, sehingga tujuan dari prakerin
tercapai dengan meningkatnya kompetensi siswa, sehingga sumber daya
manusia yang dihasilkan oleh sekolah memiliki kompetensi yang sesuai
dengan harapan dan terjalin kerjasama atau link and match.
3. Bahan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya yang
berkatitan dengan pelaksanaan prakerin.
G. Definisi Istilah
Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan
dalam penelitian ini maka diberikan penjelasan beberapa istilah. Sesuai dengan
judul penelitian yaitu : “Analisis Praktik Kerja Industri (Prakerin) Ditinjau Dari Peningkatan Kompetensi Siswa SMK”
1. Analisis Praktik Kerja Industri (Prakerin)
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan
dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab,
duduk perkara dan sebagainya) (KBBI, 2005). Prakerin (Prakerin) merupakan
bagian dari program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh siswa
(Dit.PSMK, 2008). Prakerin adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan
keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program
pendidikan disekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh langsung dari
kegiatan di dunia kerja secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian
profesional tertentu (Pakpahan, 1994: 7).
Dari paparan di atas, analisis prakerin yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah penyelididkan dan penguraian suatu pelaksanaan dalam hal ini prakerin
serta perolehan peningkatan kompetensi siswa melalui belajar langsung yang
dilaksanakan di industri. Lingkup yang akan dijadikan acuan dalam penelitian
terkait dengan program prakerin yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
2. Peningkatan Kompetensi.
Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan nilai dan
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut Mc
Ashan (1981: 45) dalam Mulyasa (2005) bahwa “kompetensi diartikan sebagai
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang
yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan
perilaku-perilkau kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya”.
Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. “Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan” (Herry, 1998).
Peningkatan kompetensi dalam penelitian ini adalah aplikasi dari kognitif,
psikomotor dan afektif yang berorientasi pada tugas-tugas pekerjaan, sebagai
hasil dari pelaksanaan prakerin. Sebagai acuan tuntuk mengetahui peningkatan
kompetensi, maka diambil dari nilai uji kompetensi produktif siswa kelas XI
kompetensi keahlian teknik pemesinan.
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya,
maka berikut rencana penulis untuk membuat rangka penulisan penelitian yang
akan diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar
belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penjelasan istilah judul dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisi tentang dasar-dasar teori
umum yang dipakai pada pembahasan dan analisis masalah. Teori diambil dari
literatur yang berkaitan dengan pembahasan masalah, pembahasan mengenai teori
yang mendasari, asumsi dan hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berisi tentang metode penelitian,
sampel, teknik pengumpulan data, pengujian instrumen dan teknik pengolahan
data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berisi mengenai
penjelasan deskripsi data, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berisi hasil penelitian yang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan serangkaian strategi, yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan, untuk mencapai
suatu tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Sebagaimana yang
terungkap dalam tujuan penelitian dalam penelitian ini, yaitu menganalisis
prakerin yang ditinjau dari peningkatan kompetensi siswa, maka metode yang
digunakan dalam menelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.
Sugiyono (2008:11) berpendapat bahwa, “penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
varibel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
variabel lainnya”. Dalam pembahasan dalam penelitian ini, selain menggunakan
data kuantitatif juga menggunakan data kualitatif sebagai dasar memberikan
interpretasi terhadap temuan dilapangan.
B. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel
Variabel merupakan objek utama dalam proses penelitian, sehingga suatu
permasalahan dapat diidentifikasi dengan tepat untuk selanjutnya dianalisis.
Menurut Nana Sudjana (2009:11) mengemukakan bahwa “variabel adalah ciri
atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa berubah-ubah”. Sejalan dengan pendapat tersebut, variabel merupakan gejala yang bervariasi, yang menjadi objek atau apa yang menjadi suatu pusat perhatian
penelitian. Berdasarkan anggapan dasar dan hipotesis, maka ditentukan variabel
untuk lebih memudahkan untuk menentukan jenis dan sumber data yang
digunakan.
Variabel pertama dalam penelitian ini adalah analisis praktek kerja industri
(prakerin). Variabel ini didasarkan pada pedoman dalam pelaksanaan praktek
kerja industri, dimana langkah-langkah dalam pelaksanaan praktek industri
Pemetaan dunia kerja, 3) Menyusun program prakerin, 4) Implementasi yang
terdiri dari waktu pelaksanaan, pembekalan siswa, pembimbing internal dan
ekstrnal, serta laporan, 5) Evaluasi program dan tindak lanjut. Berdasarkan konsep
mengenai pelaksanaan prakerin, lingkup penelitian yang akan dijadikan acuan
dalam penelitian ini terkait program prakerin adalah tahap perencanaan dan
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
Variabel kedua adalah peningkatan kompetensi yang dalam penelitian ini
adalah aplikasi dari kognitif, psikomotor dan afektif yang berorientasi pada
tugas-tugas pekerjaan, sebagai hasil dari pelaksanaan prakerin. Sebagai acuan untuk
mengetahui peningkatan kompetensi, maka diambil dari nilai uji kompetensi
produktif teori dan praktek. Dibawah ini di jelaskan mengenai opersionalisasi dari
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No Variabel Penelitian Indikator/ Sub indikator 1 Pelaksanaan Prakerin 1.1Tahap Persiapan
- Tujuan
- Penyusunan program prakerin o Pembentukan kepanitiaan
o Analisis pencapaian kompetensi hasil
belajar disekolah
o Pemetaan dunia kerja tempat prakerin - Survey lapangan
- Kriteria tempat prakerin yang dijadikan mitra sekolah
- Bentuk kesepakatan/ partisipasi (fungsi dan tanggung jawab) - Cara pemilihan tempat prakerin o Waktu pelaksanaan
- Sosialisasi dan pembekalan siswa - Penempatan
1.2Tahap Pelaksanaan - Penyerahan
- Monitoring Sekolah - Bimbingan industri
- Pengawasan & Pembekalan - Penilaian industri
- Pelaksanaan pekerjaan
o Persiapan kerja o Proses kerja o Hasil kerja o Sikap kerja o waktu - Penjemputan
1.3Tahap Evaluasi
- Hasil kerja (jurnal & laporan) - Penilaian oleh industri
- Penilaian oleh guru pembimbing
2 Peningkatan Kompetensi
C. Paradigama Penelitian
Paradigma penelitian merupakan gambaran tentang variabel yang perlu
diperhatikan. Paradigma akan membatu dalam mengarahkan alur penelitian dan
pemecahan masalah yang akan timbul dalam penelitian. Sebagaimana Suharsimi
Arikunto (2002: 99) yang mendefinisikan paradigma sebagai „suatu bentuk kerangka berpikir yang menggambarkan alur pikiran peneliti‟.
Untuk memperjelas gambaran tentang variabel dalam penelitian ini maka
Gambar 3.2
Diagram alir Paradigma Penelitian
D. Data dan Sumber Data Penelitian
Untuk memperoleh gambaran tentang suatu kejadian, persoalan, dan
penelitian diperlukan berbagai informasi yang berguna untuk mengarahkan
tercapainya penelitian dan untuk membuat solusi pemecahan persoalan. Data
adalah hasil pencatatan penelitia, baik yang berupa fakta ataupun angka.
(Suharsimi Arikunto, 2006:118). Ada dua jenis data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Sudjana (1992:4) menyatakan bahwa, “Data kuantitatif adalah keterangan atau ilustrasi mengenai sesuatu hal yang berbentuk bilangan
sedangkan data kualitatif adalah data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas obyek yang dipelajari”.
Berdasarkan jenisnya, data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
berupa peningkatan kompetensi siswa dan analisis prakerin yang diambil dari
hasil tes yang diberikan oleh peneliti pada sampel siswa kelas XI di SMKN 6
Bandung tahun pembelajaran 2012/2013 dalam bentuk skor atau nilai, dan angket.
Sis a Kelas XI Ko pete si Keahlia Tek ik Pe esi a
SMKN 6 Ba du g Tahu
Ajara /
Proses
Pe elajara Ko pete si
Prakeri
Pre Test Post Test
Pere a a a Pelaksa a
Serta dan data kualitatif berupa analisis prakerin yang diambil dari hasil
wawancara dan observasi.
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:89). Perolehan
data yang menjadi hal yang penting dalam penelitian yang berguna untuk
memecahkan masalah serta menguji hipotesis yang telah diturunkan, data tersebut
dapat diperoleh dari populasi yang ada dilapangan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah sekelompok
orang atau barang yang berdiam di suatu tempat dan memiliki ciri yang dapat
membedakan dirinya dengan yang lain. Dalam penelitian ini yang dijadikan
sebagai populasi adalah siswa kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan SMK 6
Bandung dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.2 Populasi
No Populasi
Kelas Jumlah Siswa 1. XI TP 1 32 2. XI TP 2 35 3. XI TP 3 40 4. XI TP 4 34
Jumlah 141
(sumber : SMK Negeri 6 Bandung)
Pada populasi tersebut, dua kelas XI TP 3 dan XI TP 4 merupakan dua
kelas periode pertama yang melaksanakan praktek kerja industri.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.
Sampel dianggap dapat mewakili seluruh populasi yang diamati. Pengambilan
sampel harus dilakukan dengan baik sehingga memperoleh sampel (contoh) yang
keadaan populasi yang sebenarnya. Seorang peneliti dalam menentukan sampel
penelitian, perlu mempertimbangkan masalah, tujuan, hipotesis, model, instrumen
penelitian, serta tidak kalah penting adalah waktu, biaya dan tenaga.
Teknik sampling Purposive Sampling atau sampel bertujuan merupakan
teknik yang biasanya dilakukan dengan beberapa pertimbangan. “Teknik ini
digunakan apabila peneliti punya pertimbangan tertentu dalam menetapkan sampel sesuai dengan tujuan penelitian” (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2009; 96). Peneliti dapat menentukan sampel berdasarkan tujuan, akan tetapi ada
syarat-syarat yang harus dipenuhi, sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto
(2006:140) yaitu :
a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri pokok polulasi.
b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subject) c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat didalam studi
pendahuluan
Pengambilan sampel menggunakan perpaduan teknik sampling Purposive
Sampling. Untuk menentukan ukuran sampel, maka pada siswa yang
melaksanakan praktek kerja industri yaitu kelas TP 3 dan TP 4 maka jumlah
populasi dalam penelitian ini berjumlah 64 orang, dari jumlah populasi tersebut,
dengan teknik sampling yang digunakan, maka ukuran sampelnya ditentukan
sebesar 30 orang siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan
menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1. Wawancara (interview), digunakan sebagai teknik pengumpulan data, untuk
menemukan hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit (kecil). Wawancara dapat dilakukan secara terstuktur
maupun tidak tersutktur.
2. Observasi sebagai teknik pengumpulan data digunakan dalam rangka
secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan
tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis
tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan
mengamati dan mencatat.
3. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh data tertulis
yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan membaca,
menelaah, mengkaji berbagai dokumen yang sekiranya berhubungan dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
4. Teknik Angket. Angket yaitu cara mengumpulkan data melalui sejumlah
pertanyaan yang disampaikan kepada responden secara tertulis. Menurut Arikunto (2006: 151) angket adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Pengumpulan data
dengan teknik angket ini digunakan untuk mendapatkan data tentang
pengalaman prakerin. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket tertutup melalui angket dengan jawaban yang sudah disediakan,
sehingga responden tinggal menjawab atau memilihnya.
5. Teknik Dokumentasi. Teknik dokumentasi menurut Arikunto (2006:158) “Dalam metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya”. Teknik dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data untuk
memperoleh data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian,
yaitu dengan membaca, menelaah, mengkaji dokumen berupa jurnal
pelaksanaan prakerin.
6. Tes. Tes menurut Arikunto (2007:53) “Tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan”. Dalam penelitian ini, instrument tes yang digunakan ialah tes tertulis berbentuk tes obyektif yang diberikan pada
G. Instument Pengumpul Data
Menurut Suharsimin Arikunto (2006 : 149) “Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode”. Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengungkapkan informasi (data) mengenai
variabel-variabel dalam penelitian serta data pendukung lainnya yang dianggap
relevan. Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam penelitian ini instrumen
yang akan dibuat adalah meliputi :
1. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai analisis
pelaksanaan prakerin, instrumen yang digunakan adalah angket dan
pedoman wawancara. Jenis angket yang digunakan adalah jenis angket
tertutup dengan mengacu pada skala likert. Skala likert yang dirancang
dalam penelitian ini memiliki lima alternatif jawaban, dan responden
hanya diminta memilih alternatif jawaban tersebut. Adapun pola
penskorannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Skala Likert
No Pernyataan Statmen/ Skor
Positif Negatif 1 Sangat setuju/ Selalu/ Sangat Positif 5 1
2 Setuju/ sering/ positif 4 2
3 Ragu-ragu/ Kadang-kadang/ Netral 3 3 4 Tidak setuju/ Hampir tidak pernah/ Negatif 2 4 5 Sangat tidak setuju/ Tidak pernah/ sangat
negatif
1 5
2. Untuk teknik pengumpulan data menggunakan test digunakan untuk
menyaring data mengenai kemampuan teori dan praktik siswa siswa, yaitu
dengan menggunakan instrument Ujian Nasional Teori dan Praktek
Kejuruan untuk Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan Tahun Ajaran
2011/2012 dengan kode 1254 BSNP.
Pada tabel 3.4 dipaparkan kisi-kisi instrumen penelitian yang
[image:31.595.117.513.233.664.2]Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrument
VARIABEL ASPEK YANG
DIUNGKAP INDIKATOR INSTRUMENT SUMBER DATA
PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) 1. Persiapan Prakerin a. Tujuan
b. Penyusunan program prakerin
Pembentukan kepanitiaan
Analisis pencapaian kompetensi hasil belajar disekolah
Pemetaan dunia kerja tempat prakerin
o Survey lapangan
o Kriteria tempat prakerin yang dijadikan mitra sekolah
o Bentuk kesepakatan/ partisipasi (fungsi dan tanggung jawab)
o Cara pemilihan tempat prakerin
Waktu pelaksanaan prakerin
c. Sosialisasi dan pembekalan siswa
d. Penempatan Pedoman Wawancara, Pedoman dokumentasi Angket
1. Sekolah :
- Wakasek
Kurikulum
- Wakasek Hubin
- Guru
Pembimbing/ Panitia program prakerin 2. Industri : - Perwakilan dari
industri (Manajer training/ Pendidikan dan Latihan) 3. Siswa 2. Proses Pelaksanaan prakerin 1. Penyerahan
2. Monitoring Sekolah
3. Bimbingan industri
4. Pengawasan & Pembekalan 5. Penilaian industri
6. Pelaksanaan pekerjaan
a. Persiapan kerja
b. Proses kerja
c. Hasil kerja
d. Sikap kerja
e. waktu
7. Kesesuaian pekerjaan dengan kompetensi di sekolah
3. Evaluasi Prakerin a. Hasil kerja
b. Penilaian oleh industri
c. Penilaian oleh sekolah
Pedoman wawancara Angket
PENINGKATAN KOMPETENSI
SISWA
1. Kemampuan
Teori
2. Kemampuan
Praktek
1. Kemampuan Teori
o Menerapkan perhitungan kekuatan bahan dan komponen mesin dalam
pembentukan logam
o Menjelaskan prinsip dasar kelistrikan dan konversi energi
o Menjelaskan proses dasar perlakuan logam
o Menerpakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam lingkungan
kerja
o Menggunakan peralatan pembanding dan/ atau alat ukur dasar
o Mengukur dengan alat ukur mekanik presisi
o Menetapkan prisip dasar penggunakan alat perkakas tangan dan
perkakas tangan bertenaga/ digengggam
o Membaca gambar teknik
o Mengggunakan mesin untuk operasi dasar
o Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut
o Melakukan pekerjaan dengan mesin frais
o Melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda
o Menggunakan mesin bubut (kompleks)
o Menggunakan mesin frais (kompleks)
o Menggerinda pahat dan alat potong
o Menerapkan prinsip dasar pemograman, setting tool dan cara
mengoperasikan mesin CNC dasar
2. Kemampuan Praktek
o Mengukur dengan alat ukur mekanik presisi
o Menggunakan perkakas tangan
o Membaca gambar teknik
o Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut
o Melakukan pekerjaan dengan mesin frais
H. Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, maka
instrumen atau alat penelitian harus valid dan reliabel, oleh karena itu
instrumen perlu diuji coba. Hal ini sejalan dengan pendapat Suharsimin Arikunto (2006:168) “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.
Pengujian instrumen penelitian ini adalah instrument angket yang akan
digunakan untuk mengungkapkan bagaimana pelaksanaan prakerin. Sebelum
dilakukan uji coba instrumen, instrumen tersebut dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan dosen pembimbing. Dari hasil bimbingan ada perbaikan dari
beberapa butir soal diantaranya perbaikan karena kurang relevan dengan
indikator dalam kisi-kisi instrument yang hendak dicapai. Instrumen kemudian
diserahkan kepada guru pembimbing prakerin serta wakasek hubin SMK N 6
bandung untuk diberikan judgement kesesuaiannya dengan hal yang akan
diungkap. Setelah direvisi dan disetujui, dan untuk lebih meyakinkan maka
instrumen tersebut diuji cobakan kepada siswa kelas XI di SMK N 6 Bandung
yang tidak termasuk kedalam kelompok sampel penelitian.
Instrument angket ini diberikan pada terhadap siswa yang telah
melaksanakan praktik kerja industri. Pemberian angket ini dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaan praktek kerja industri yang telah
dilaksanakan. Angket yang disebar berbentuk angket tertutup dengan alternatif
jawaban yang telah disediakan, angket ini berisikan pertanyaan untuk
menggali informasi mengenai pelaksanakan praktek kerja industri. Namun
sebelum instrument disebar, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen
terhadap 28 responden diluar dari sampel penelitian.
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas instrumen
penelitian sebelum diputuskan untuk dijadikan sebagai alat pengumpul data
penelitian. Dari hasil uji coba tes instrumen, dilakukan pengolahan data yang
meliputi uji validitas, uji reliabilitas. Hasil pengolahan data untuk uji coba
1. Pengujian Validitas
Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen
penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga
instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Instrumen yang
valid dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Menurut
Suharsimi Arikunto (2006:169) menjelaskan :
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap dari variabel yang diteliti secara tepat.
Untuk menguji validitas alat ukur maka harus dihitung korelasinya, yaitu
dengan menggunakan Korelasi Product Moment dengan angka kasar :
2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY Nrxy (Arikunto, 2006:271)
Keterangan:
xy
r = Koefisien korelasi
X = Jumlah skor X
Y = Jumlah skor Y
XY = Jumlah skor X dan YN = Jumlah responden
Setelah harga koefisien korelasi ( rxy ) diperoleh, disubstitusikan ke rumus uji „t‟ yaitu :
(Sudjana, 1996:377)
Keterangan :
t = Nilai t hitung
n = Banyaknya data/jumlah responden r = Koefisiensi korelasi
Instrumen dinyatakan valid apabila t hitung > t tabel dengan tingkat signifikansi
0,05. Sedangkan untuk validitas konstruk menurut Arikunto (2003:138) sebuah
tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang
[image:36.595.118.512.156.579.2]membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir.
Tabel 3.5 Tingkat Validitas
Koefisien Korelasi (r) Tafsiran
0,80 ≤ r< 1,00 Validitas sangat tinggi
0,60 ≤ r< 0,80 Validitas tinggi
0,40 ≤ r< 0,60 Validitas sedang
0,20 ≤ r< 0,40 Validitas rendah
0,00 ≤ r< 0,20 Validitas sangat rendah
r< 0,00 Tidak valid
(Arikunto S, 2006:276)
Dari hasil uji validitas instrument angket mengenai pelaksanaan praktek
kerja industri, dari 33 pernyataan dinyatakan tidak valid sebanyak 16 (enam belas)
item yaitu nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 12, 14, 15, 22, 25, 27, 28, 30 dan 31.
Gambar 3.3 Diagram Uji Validasi (sumber : lampiran 2.1)
Hasil uji validitas dan reabilitas setiap kategori jawaban untuk setiap
pernyataan 28 responden secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran 2.1.Setelah
diperoleh hasil uji validitas dan reabilitas angket tersebut, maka dilakukan revisi
pada instrumen angket tersebut. Hasil revisi tersebut kemudian diuji cobakan
kembali kepada 27 responden diluar dari sampel penelitian dengan jumlah item
pertanyaan di ubah menjadi 42 pernyataan. Dari hasil uji coba instrumen,
kemudian diuji validitas instrumen, dari 42 pernyataan dinyatakan tidak valid
sebanyak 11 (sebelas) item pernyataan, yaitu 1, 8, 9, 12, 14, 19, 23, 24, 32, 35,
dan 37.
52% 48%
Uji Validitas
Valid
Gambar 3.4 Diagram Uji Validasi (sumber : lampiran 2.1)
2. Pengujian Reabilitas
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat
ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang
kemampuan seseorang. Sesuai pendapat Arikunto (2003:90) bahwa reliabilitas
adalah ketepatan suatu test apabila diteskan kepada subjek yang sama.
Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus
Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah
yang digunakan adalah :
1. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama
dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.
2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan
menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang
dikemukakan oleh Pearson, yaitu :
2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY Nrxy (Arikunto,2006:170)
dimana:
xy
r = Koefisien korelasi
X = Jumlah skor X
Y = Jumlah skor Y
XY = Jumlah skor X dan Y N = Jumlah responden74% 26%
Uji Validitas
Valid
3. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus
Spearman-Brown, yaitu :
r 11 =
1 2 2 1 2 1 2 1 . 1 . . 2 r r (Arikunto,2006:180) dengan :
r 11 : Reliabilitas instrumen
r
2 1 2
1
.
: r xy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahaninstrumen.
Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria
[image:38.595.114.513.117.598.2]reliabilitas. Menurut kriterianya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6 Tingkat Reliabilitas Koefisien Korelasi
(r11)
Tafsiran
0,80 < r11≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11≤ 0,80 Reliabilitas tinggi
0,40 < r11≤ 0,60 Reliabilitas sedang
0,20 < r11≤ 0,40 Reliabilitas rendah
r11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat
rendah
(J.P. Guilford dalam Avianti (2000:51)
Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas instrumen dalam penelitian ini,
didapatkan hasil uji reabilitas untuk 33 item penyataan angket itu adalah sebesar
0,635 termasuk kriteria tinggi. Dan tingkat reabilitas instrumen angket dengan 42
pernyataan itu adalah 0,99 termasuk kategori sangat tinggi.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul.
Karena jenis data dalam penelitian ini ada kuantitatif dan kualitatif, maka teknik
analisis data akan dilakukan dengan mengikuti prosedur teknik analisis data
1. Teknik analisis data kuantitatif
Secara garis besar, teknik analisis data menurut Suharsimi Arikunto
(2006:235) meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a.Persiapan:
Kegiatan yang akan dilakukan pada persiapan adalah: a.Mengecek nama dan jumlah responden yang akan dites
b.Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi dari soal tes yang akan diberikan.
c.Menyebarkan soal tes kepada reponden.
d.Memeriksa jumlah lembar jawaban tes yang telah diisi responden. e.Mengecek kelengkapan data kembali dan memeriksa isi dari soal tes
yang akan diberikan. b.Tabulasi
a.Memberi skor pada setiap item jawaban yang telah dijawab responden b.Menjumlah skor yang didapat dari setiap variabel.
c.Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
Langkah-langkah analisis data uji instrumen:
1. Jika sampel berdistribusi homogen, maka data dilanjutkan dengan
pengetesan tentang normalitas distribusi data.
2. Jika datanya normal, maka dilanjutkan dengan uji „t‟
Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data uji statistik adalah
sebagai berikut:
a. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dari
dua kelas yang homogen. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini
digunakan uji homogenitas Barttlet karena k>2 kelompok. Tahap pengujian
[image:39.595.114.518.169.732.2]dengan menggunakan uji barttlet adalah sebagi berikut :
Tabel 3.7
Persiapan Uji Homomgenitas
KEL n dk 1/dk Si2 dk.Si2 log Si2 dk. Log Si2
Jumlah
1. Varian gabungan
∑ ∑
2. Harga barttlet
3. Harga chi-kuadrat
4. Faktor koreksi
{∑ } (Syafaruddin Siregar, 2004: 90)
5. Harga chi-kuadrat hitung
6. Hitung p-v
Kesimpulan : kelompok sampel homogen jika p-value > α =0,05
b. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah
berdistribusi normal atau tidak, sehingga diketahui teknik sampling yang
digunakan adalah benar. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk
menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Menurut Sudjana (1992:
151) menyatakan bahwa:
Teori-teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang diselidiki berdistribusi normal, jika ternyata populasi tidak berdistribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teori itu tidak berlaku.
Uji normalitas menggunakan aturan Sturges dengan memperhatikan tabel
[image:40.595.115.519.671.741.2]berikut ini:
Tabel 3.8
Persiapan Uji Normalitas Interval
f
t
X Zi lo li ei 2
Jumlah
Pengisian tabel di atas mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Menentukan rentang dengan rumus:
Xb Xa
R (Syafaruddin Siregar, 2004: 24)
dimana : Xa = data terbesar
Xb = data terkecil
2. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:
n
i
1
3
,
3
.
log
(Syafaruddin Siregar, 2004: 24) dimana : n = jumlah sampel3. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:
K R
P (Syafaruddin Siregar, 2004: 24)
dimana : R = rentang
K = banyak kelas
Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke dalam tabel distribusi
frekuensi.
4. Menghitung rata-rata
x dengan rumus:
i i i f x f x . (Syafaruddin Siregar, 2004: 26)
dimana : f = jumlah frekuensi i
i
x = data tengah-tengah dalam interval
5. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:
1 2 2 n n x f x f nS i i i i (Syafaruddin Siregar, 2004: 86)
6. Tentukan batas bawah kelas interval
xin dengan rumus:
xin Bb0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas. dimana : Bb = batas bawah interval(Syafaruddin Siregar, 2004: 86)
S x x Z in i
(Syafaruddin Siregar, 2004: 86)
8. Lihat nilai peluang Z pada tabel statistik, isikan pada kolom i l . Harga o
1
x dan x selalu diambil nilai peluang 0,5000. n
(Syafaruddin Siregar, 2004: 87)
9. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom l , contoh i l1lo1lo2
(Syafaruddin Siregar, 2004: 87)
10.Hitung frekuensi harapan
i i
i l f
e . (Syafaruddin Siregar, 2004: 86)
11.Hitung nilai 2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:
i i i e e f 22
(Syafaruddin Siregar, 2004: 87)
12.Lakukan interpolasi pada tabel 2 untuk menghitung p-value.
13.Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika p-value > α = 0,05.
c. Gain Ternormalisasi (N-Gain)
Menyatakan gain (peningkatan) dalam hasil proses pembelajaran tidaklah
mudah, dengan menggunakan gain absolut (selisih antara skor pretes dan postes)
kurang dapat menjelaskan mana sebenarnya yang dikatakan gain tinggi dan mana
yang dikatakan gain rendah. Misalnya, siswa yang memiliki gain 2 dari 4 ke 6 dan
siswa yang memiliki gain dari 6 ke 8 dari suatu soal dengan nilai maksimal 8.
Gain absolut menyatakan bahwa kedua siswa memiliki gain yang sama. Secara
logis seharusnya siswa kedua memiliki gain yang lebih tinggi dari siswa pertama.
Hal ini karena usaha untuk meningkatkan dari 6 ke 8 (nilai maksimal) akan lebih
berat daripada meningkatkan 4 ke 6. Menyikapi kondisi bahwa siswa yang
memiliki gain absolut sama belum tentu memiliki gain hasil belajar yang sama.
Meltzer (2002) mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain yang
disebut gain ternormalisasi (normalize gain). Gain ternormalisasi (N-gain)
etes Skor Ideal Skor etes Skor Postes Skor Gain N Pr Pr
Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel 3.8
Tabel 3.9
Kriteria Normalized Gain
Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain
0,70 < N-Gain Tinggi 0,30 < N-Gain< 0,70 Sedang
N-Gain < 0,30 Rendah
(Hake dalam Meltzer 2002:4)
d. Pengujian Hipotesis
Untuk memberikan suatu hipotesis, harga t yang diperoleh dari
perhitungan hasil uji apakah ada artinya atau tidak. Rumus yang digunakan untuk
menguji hipotesis adalah rumus uji statistik t student, sebagai berikut:
̅̅̅ ̅̅̅ √
Kriteria pengujian:
Jika thitung > ttabel, maka tolak Ho dan terima H1
Jika thitung < ttabel maka terima Ho dan tolak H1
Atau tolak Ho jika p-value < 0,05
Pengujian adalah menerima hipotesis, jika hasil perhitungan lebih besar
dibanding t dari daftar distribusi t, berdasarkan dk = n – 2 dan taraf nyata yang
dipilih.
J. Teknik Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan pada sumber data yang telah ditentukan. Dalam tahap ini semua data
yang terkumpul melalui instrument yang telah ditentukan tersebut akan
dikonfirmasi kembali. Hal ini dilakukan apabila ada revisi atau suatu informasi
yang baru diperolah sebagai bahan tambahan dalam penelitian ini. Tahap analisis
sehingga dapat diinterpetasikan dan disusun dalam bentuk sebuah laporan awal.
Langkah selanjutnya adalah mengadakan verifikasi atau penarikan kesimpulan
penelitian. Sejalan dengan pendapat Nasution (1992: 129) berpendapat bahwa,
analisis data yang disajikan dalam laporan hasil penelitian harus ditempuh melalui
langkah-langkah sebagai berikut : reduksi, penyajian data dan verifikasi dan
pengambilan keputusan
a. Reduksi
Langkah awal dalam menganalisis data adalah melakukan reduksi data,
dimana reduksi data ini untuk memudahkan peneliti dalam memahami dan
menelaah data yang telah terkumpul. Reduksi data dilakukan dengan cara
merangkum aspek-aspek dan permasalahan pokok yang berkaitan dengan fokus
sehingga akan terlihat jelas polanya. Sehingga data yang terkumpul memiliki
makna tekstual dan kontekstual dan dapat ditarik kesimpulannya.
b. Penyajian Data
Penyajian data hasil penelitian disajikan berdasarkan aspek-aspek yang
akan ditelaah. Setelah itu maka peneliti akan dapat menarik kesimpulan sehingga
data yang terkumpul memiliki makna tekstual dan kontekstual. Pemahaman
terhadap aspek-aspek yang telah direduksi, akan menjadi mudah apabila disajikan
secara singkat dan jelas, baik bagian demi bagian maupun keseluruhannya.
Penyajian ini akan dijadikan sebagai dasar untuk menafsirkan dan mengambil
kesimpulan hasil penelitian
c. Verifikasi
Verifikasi adalah kegiatan mempelajari data yang telah direduksi dan
disajikan pada langkah sebelumnya, dengan pertimbangan yang terus menerus
sesuai dengan perkembangan data dan fenomena yang ada dilapangan, yang pada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan deskripsi dan analisis data dapat disimpulkan bahwa :
1. Pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin) tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan kompetensi siswa.
2. Perencanaan prakerin yang dilakukan pada kompetensi keahlian teknik
pemesinan di SMK Negeri 6 Bandung yang meliputi 1) tujuan, 2) penyusunan
program (survey lapangan, penyelarasan tempat prakerin dengan kopetensi
siwa, pemilihan tempat prakerin dan waktu pelaksanaan), 3) sosialisasi dan
pembekalan, serta 4) penempatan tergolong baik, meskipun terdapat beberapa
kelemahan yang terjadi seperti
a. Pada pemaknaan tujuan prakerin antara siswa, sekolah dan industri
belum ada keselarasan
b. Dalam penyusunan program, tidak melibatkan dunia industri dalam
penyusunan program prakerin
c. Sosialisasi dan pembekalan, hanya dilakukan oleh pihak hubin tanpa
melibatkan pihak industri
d. Dalam penempatan siswa, dilakukan berdasarkan penyelarasan
kompetensi, bukan berdasarkan hasil analisis kompetensi
3. Pelakasanaan prakerin pada kompetensi keahlian teknik pemesinan di SMK
Negeri 6 bandung yang meliputi 1) penyerahaan siswa ketempat prakerin, 2)
pembekalan dan pengawasan oleh pihak industri, 3) monitoring, 4) bimbingan
industri, 5) pelaksanaan praktek kerja, tergolong baik, meskipun terdapat
kekurangan seperti :
a. Dalam penyerahan siswa ke industri belum secara keseluruhan dapat
dilaksanakan
b. Monitoring siswa selama prakerin belum sesuai dengan target yang
c. Pelaksanaan praktek kerja belum seluruhnya sesuai dengan kompetensi
4. Evaluasi hasil belajar prakerin pada kompetensi keahlian teknik permesinan
meliputi 1) penilaian terhadap hasil kerja, 2) penilaian yang dilakukan oleh
industri dilakukan dengan menilai kinerja pada saat prakerin berupa
sesrtifikat. 3) penilaian oleh sekolah tidak dilakukan melalui tes, penilaian
dilakukan dengan melihat jurnal yang berisikan laporan kegiatan siswa secara
berkala dimana terdapat catatan kegiatan harian, kemajuan praktik keahlian
pada lini produksi, laporan penilaian pembimbing dari industri, dan kehadiran,
sudah tergolong baik dan sesuai dengan ketentuan pedoman prakerin.
5. Sekolah sebagai penyelenggara prakerin berperan dalam merencanakan,
menyusun dan melaksanakan program serta mengevelauasi program
6. Industri sebagai tempat penyelenggara prakerin saat ini perannya hanya
sebatas tempat prakerin
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengajukan rekomendasi
sebagai berikut:
1. Perencanaan prakerin
Bagi pihak sekolah diharapkan agar dalam merencanakan program prakerin
dibentuk kepanitiaan yang diupayakan melibatkan seluruh pihak yang terkait
dengan prakerin baik internal atau eksternal, seperti bagian kurikulum, bagian
sarana dan prasarana, kesiswaan, perwakilan dari tiap kompetensi keahlian,
dan guru pembimbing, serta pihak industri. Sehingga dalam perencanaan yang
melibatkan pihak sekolah dan industri dapat dirumuskan tujuan program
prakerin, analissi pencapaian kompetensi, serta pemetaan industri. Setelah
penyusunan program prakerin telah jelas, maka selanjutnya adalah pada tahap
sosialisasi dan pembekalan, untuk tahap ini baiknya siswa yang akan prakerin
dikumpulkan berdasarkan kompetensi keahliannya masing-masing, serta
mengundang industri yang terkait dan sesuai dengan kompetensinya, dalam
tahap ini juga dijelaskan apa yang menjadi tujuan dari prakerin, bagaimana
teknis pelaksanaan dan hal-hal yang terkait dengan tahap pelaksanaan prakerin
Bagi pihak industri, disarankan dapat bekerja sama dengan pihak sekolah
dalam merencanakan program prakerin, seperti dalam pemetaan industri,
dimana industri dapat memberikan informasi keahlian yang dapat diperoleh
dalam masing-masing industri sehingga mempermudah untuk pemetaannya.
2. Pelaksanaan prakerin
Bagi sekolah, disarankan membuat penjadwalan dalam penyerahaan siswa ke
industri dan monitoring, serta membuat pembagian tugas dalam kepanitiaan.
Selain itu disarankan untuk melakukan analisis pencapaian kompetensi dan
pemetaaan agar dalam pelaksanaan pekerjaan yang akan didapat oleh siswa
akan sesuai dengan kompetensi keahlian, sehingga keutuhan kompetensi yang
dihrapakan dapat tercapai.
3. Evaluasi hasil belajar prakerin
Berdasarkan hasil penelitian, untuk evaluasi belajara prakerin telah dilakukan
sesuai dengan ketentuan. Namun peneliti menyarankan pihak sekolah dapat
mengadakan evaluais hasil belajar melalui uji kompetensi teori dan prakerin,
serta presentasi hasil prakerin, sehingga dapat diketahui bagaimana
kompetensi siswa setelah melakukan prakeirn. Selain disekolah peneliti
menyarankan pada pihak industri untuk melakukan evaluasi hasil belajar yang
tidak hanya dinilai melalui pekerjaan yang dilakukan selama melakukan
prakeirn, namun dilakukan juga evaluasi hasil belajar seperti tugas akhir
dalam pelaksanaan prakerin yang nantinya dilaporkan kepada pihak industri
dan dipresentasikan.
Mengacu pada simpulan berikut dikemukakan beberapa rekomendasi
untuk kepentingan dan kemajuan yang kiranya dapat dipertimbangkan bagi
pihak-pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah, yang memiliki kebijakan penelitian ini dapat dijadikan
sebagai masukan bahwa perlunya perhatian yang lebih dalam pengelolaan dan
pelaksanaan program prakerin yang selama ini telah berjalan agar rumusan
tujuan dapat tercapai.
2. Bagi Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri (Hubin) terkait
eksternal. Koordinasi internal berkaitan dengan koordinasi dengan berbagai
pihak di sekolah seperti dengan bidang kurikulum, salah satunya koordinasi
dalam hal analisis pencapaian kompetensi dan penentuan kompetensi yang
harus didapat dalam prakerin agar dapat menyelaraskan dengan kompetensi
yang harus dimiliki siswa. Kemudian koordinasi eksternal yaitu kordinasi
dengan dunia industri atau dunia usaha terkait dengan pelaksanaan prakerin
seperti penyusunan program prakerin yang diharapkan adanya keterlibatan
dunia usaha atau dunia industri.
3. Bagi Wakil Kepala