• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DITINJAU DARI PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA: Studi Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DITINJAU DARI PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA: Studi Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DITINJAU DARI PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA SMK

(Studi Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Oleh:

Nelly Syarifah

1102640

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

ANALISIS PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DITINJAU DARI PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA SMK

(Studi Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung)

Oleh Nelly Syarifah

S.Pd UPI Bandung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Teknilogi dan Kejuruan

© Nelly Syarifah

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. As’ari Djohar, M. Pd NIP. 19500902 198703 2 001

Pembimbing II

Dr. H. Dadang Hidayat M., M.Pd NIP. 19490427 197603 1 001

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

(4)
(5)

ABSTRAKSI

Nelly Syarifah (1102640): Analisis Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Ditinjau Dari Peningkatan Kompetensi Siswa (Studi Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung)

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... iii DAFTAR GAMBAR ... iv BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

B. Identifikasi Masalah... Error! Bookmark not defined.

C. Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

D. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... Error! Bookmark not

defined.

E. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

G. Definisi Istilah ... Error! Bookmark not defined.

H. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN

HIPOTESIS PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

1. Praktik Kerja Industi (Prakerin) ... Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan Praktik Kerja Industri ... Error! Bookmark not defined. 3. Desain Program/ Pelaksanaan ... Error! Bookmark not defined. 4. Peningkatan Kompetensi ... Error! Bookmark not defined. 5. Penelitian yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.

B. Kerangka Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Asumsi ... Error! Bookmark not defined.

D. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel ... Error! Bookmark not

(7)

C. Paradigama Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Data dan Sumber Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

G. Instument Pengumpul Data... Error! Bookmark not defined.

H. Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengujian Validitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengujian Reabilitas ... Error! Bookmark not defined. I. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Teknik analisis data kuantitatif ... Error! Bookmark not defined. a. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. b. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. c. Gain Ternormalisasi (N-Gain) ... Error! Bookmark not defined. d. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. J. Teknik Analisis Data Kualitatif ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Deskripsi Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined.

1. Data Hasil Test Kompetensi Siswa ... Error! Bookmark not defined. 2. Data Hasil Angket ... Error! Bookmark not defined. 3. Data Hasil Wawancara ... Error! Bookmark not defined. B. Uji Persyaratan Analisis ... Error! Bookmark not defined.

1. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. C. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengaruh Prakerin Terhadap Peningkatan Kompetensi Siswa ... Error! Bookmark not defined.

2. Perencanaan Prakerin pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan

... Error! Bookmark not defined. 3. Pelaksanaan prakerin pada Kompetensi Keahlian Teknik PemesinanError!

Bookmark not defined.

4. Evaluasi Hasil Belajar dari Prakerin pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan ... Error! Bookmark not defined. 5. Peran Sekolah pada Program Prakerin ... Error! Bookmark not defined. 6. Peran Industri pada Program Prakerin ... Error! Bookmark not defined.

(8)

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined. A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Rekomendasi... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Data Penelusuran Lulusan Tahun 2010-2011 ... 1

3.1 Operasional Variabel ... 37

3.2 Populasi ... 40

3.3 Skala Likert ... 43

3.4 Kisi-Kisi Instrument ... 44

3.5 Tingkat Validasi ... 48

3.6 Tingkat Reliabilitas ... 50

3.7 Perisapan Uji Homogenitas ... 51

3.8 Persiapan Uji Normalitas ... 52

3.9 Kriteria Normalized Gain ... 55

4.1 Distribusi Frekuensi Data Pre test ... 58

4.2 Distribusi Frekuensi Data Post test ... 60

4.3 Distribusi N-Gain ... 61

4.4 Kecenderungan Rata-Rata Skor Perencanaan Prakerin ... 63

4.5 Konsultasi hasil perhitungan kecenderungan rata-rata ... 64

4.6 Gambaran nyata/ kecenderungan Perencanaan Prakerin ... 66

4.7 Kecenderungan Rata-Rata Skor Pelaksanaan Prakerin ... 66

4.8 Gambaran nyata/ kecenderungan Pelaksanaan Prakerin ... 68

4.9 Kecenderungan Rata-rata Skor Evaluasi Prakerin ... 69

4.10 Gambaran nyata/ kecenderungan Evaluasi Prakerin ... 70

4.11 Kesimpulan Hasil Wawancara ... 71

4.12 Rekapitulasi Uji Normalitas ... 77

4.13 Rekapitulasi Perhitungan Uji Homogenitas Barttlet ... 77

(9)
(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Diagram Alir Prakerin ... 21

2.2 Profil Kompetensi dan Kompetensi Inti ... 24

2.3 Pembentuk Profil Kompetensi ... 27

2.4 Kerangka Penelitian ... 33

3.2 Diagram alir Paradigma Penelitian ... 39

3.3 Diagram Uji Validasi ... 48

3.4 Diagram Uji Validasi ... 49

4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Data Pre Test ... 58

4.2 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Data Post Test ... 60

(11)
(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan kejuruan adalah meyiapkan lulusan SMK menjadi

warga negara yang kreatif untuk mengembangkan sikap profesional dalam

pekerjaan yang mengacu pada tuntutan pasar kerja dan industri di berbagai bidang

keahlian. Hal ini sesuai dengan pendapat Crunkilton dan Finch (1982:64) yang

menyatakan bahwa “vocational education providers the skills and knowledge valuable in the labor market”. Pencapaian kompetensi lulusan SMK yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja dan industri di berbagai bidang keahlian, diharapkan

dapat terserap oleh dunia industri sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Seperti yang diungkap oleh Harjono dalam Widianto (2011) menunjukan bahwa “industri mengharapkan kepemilikan kompetensi akademik yang relevan dan pengalaman praktik yang harus dimiliki oleh tenaga kerja”.

Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan yang terdapat pada lingkup

SMK, Khususnya SMK Negeri 6 Bandung memiliki tujuan yang sama, yaitu

menghasilkan lulusan yang merupakan tenaga terdidik, terlatih, dan terampil,

yang memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan oleh dunia kerja dalam bidang

teknik yang relevan serta memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan

dunia pendidikan (KTSP SMK Negeri 6 Bandung). Berbicara mengenai

keterserapan lulusan, berikut ini adalah data tentang keterserapan lulusan SMK

Negeri 6 Bandung yaitu:

Tabel 1.1

Data Penelusuran Lulusan Tahun 2010-2011

No Jenjang Tahun Ket

2010 % 2011 %

1 Kerja 393 57,54 362 52,16

Jumlah siswa yang Tidak Terdata kemungkinan mereka berwirausaha, atau dll. 2 Wiraswasta 86 12,59 126 18,10

3 PNS 2 0,29 - -

4 ABRI/POLRI 2 0,29 - -

5 Kuliah/Sekolah 56 8,20 62 8,91 6 Tidak Terdata 147 21,08 146 20,98

Ket: Tahun 2010 lulusan 683 siswa, Tahun 2011 dengan lulusan 696

(13)

Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa presentase lulusan yang

bekerja pada tahun kelulusan 2010 dan 2011 adalah 57,54 % dan 52,16 %.

Sementara orientasi program pembinaan SMK yang terdapat dalam renstra, salah satu pointnya adalah “70 % lulusan SMK bekerja pada tahun kelulusan”. Hal ini menunjukan terdapat kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang

terjadi dilapangan. Banyak faktor mempengaruhi keterserapan lulusan SMK oleh

industri (bekerja), karena lulusan adalah hasil dari sebuah sistem pembelajaran

dimana banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari beberapa faktor salah satu

faktor yang diduga mempengaruhi masih rendahnya keterserapan lulusan SMK

adalah kompetensi yang di miliki lulusan tidak sesuai (miss match) dengan

tuntutan dunia kerja. Ketidaksesuaian kompetensi yang dimaksud adalah adanya

tidak utuhnya kompetensi dikarenakan ketidaktercapaian kompetensi yang

diperoleh siswa

Dunia industri atau dunia kerja bukanlah sesuatu yang statis tetapi dinamis

sesuai perkembagan industri. Sehingga dalam mengidentifikasi kompetensi yang

diinginkan dunia industri sangat subjektif dan berubah sesuai kebutuhan.

Perubahan yang terjadi pada dunia kerja yang mengakibatkan tenaga kerja

dituntut memiliki keterampilan teknis dan lebih fleksibel serta mampu belajar

pengetahuan dan keterampilan baru. Kompetensi yang dimiliki oleh lulusan, tidak

lain adalah prestasi yang diperoleh lulusan dan menggambarkan kualitas

pendidikan. Kualitas lulusan ditentukan oleh proses pembelajaran di sekolah.

Prestasi belajar yang diraih siswa setalah proses pembelajaran mempunyai makna

bagi siswa bersangkutan maupun bagi lembaga pendidikan, karena prestasi yang

tinggi menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki tingkat pengetahuan dan

kompetensi yang tinggi, sedangkan bagi lembaga pendidikan, prestasi belajar

siswa yang tinggi menunjukkan keberhasilan lembaga dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran di SMK selain dilaksanakan di sekolah (untuk teori

dan praktek sekolah), ada pula pembelajaran yang dilaksanakan di industri

(kemitraan). Pembelajaran yang dilaksanakan di industri itu merupakan kebijakan

pemerintah untuk mengembangkan dan melaksanakan penyelenggaraan

(14)

pola utama dan menjadi acuan dalam penyususnan kurikulum SMK, dalam teknis

pelaksanaannya disebut dengan praktik kerja industri (Prakerin). Prakerin

merupakan bagian dari program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap

siswa di dunia kerja/dunia industri. Hal tersebut dimaksudkan agar ada kesesuaian

antara apa yang dilaksanakan di sekolah dengan apa yang di tuntut oleh industri.

Tujuan dari prakerin menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan (Dit.PSMK, 2008) adalah :

1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional (dengan pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja)

2. Memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara sekolah dan dunia kerja

3. Menghasilkan efisiensi prose s pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional

4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan

Harapannya setelah melaksanakan prakerin, selain pemenuhan kompetensi secara

utuh, siswa mendapatkan pengalaman-pengalaman yang mampu meningkatkan

kompetensinya, sehingga dapat menjadi lulusan yang memiliki kompetensi utuh

sebagai calon tenaga kerja di industri. Selain itu setelah melaksanakan prakerin

siswa diharapakan menjadi lulusan yang siap kerja dan dapat bersikap profesional.

Dalam pelaksanaan prakerin sekolah dan dunia industri memiliki

keterkaitan satu sama lainnya dan merupakan satu rangkaian utuh yang tidak

terpisahkan dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan yang dibutuhkan di

dunia kerja. Dunia usaha/dunia industri dilibatkan dari proses perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pendidikan. Sebagaimana

disarankan oleh Domu (2008:590) dalam Satriadi (2011:6) bahwa “link and macth

bukan hanya kegiatan praktik siswa tetapi juga dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi materi pelajaran terkait”. Keterlibatan pihak dunia usaha/dunia industri bukan hanya pada praktiknya di lapangan tetapi seluruh kegiatan yang

mendukung untuk dilaksanakan prakerin tersebut, hal ini sejalan dengan pendapat

(15)

alumni kedunia kerja”. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh sekolah dalam penyelenggaraan prakerin adalah sebagai berikut:

1. Analisis pencapaian kompetensi hasil pembelajaran di sekolah 2. Pemetaan dunia kerja

3. Menyusun program praktik kerja industri 4. Tahap implementasi

5. Evaluai program dan tindak lanjut. Satriadi (2011:6)

Namun pada kenyataannya masih ditemukan beberapa fenomena seperti

yang dikemukakan oleh Hidayat Undang (2010:3) yaitu :

1) masih ada sebagian dunia usaha/ dunia industri yang menjadi institusi pasangan belum mempunyai program pendidikan dan pelatihan bersama dengan sekolah, ... 7) rendahnya wawasan ilmu kependidikan sebagai instruktur/ pembimbing siswa ditempat praktik, 8) masih ada sebagian dunia usaha/ dunia industri atau institusi pasangan yang enggan menerima siswa prakerin, 9) masih ada sebagian dunia usaha/ dunia indutri memempatkan siswa praktik pada bidang kerja yang tidak sesuai dengan program keahlian atau kompetensinya, 10) masih sedikit dunia usaha/ dunia industri yang mau menerima bekerja dari tamatan SMK yang telah melaksanakan prakerin pada perusahaan tersebut.

Prakerin yang merupakan bagian dari proses belajar akan mempengaruhi

terhapadap keutuhan kompetensi siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian Yusup

(2011) yang menyimpulkan bahwa “pengalaman praktek kerja industri

berpengaruh positif terhadap kesiapan aspek motivasi dan pengatahuan pesesrta didik dalam menghadapi uji kompetensi”. Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, mendorong penulis untuk mengungkap lebih jauh mengenai prakerin

ditinjau dari peningkatan kompetensi dan dituangkan ke dalam karya ilmiah

(tesis) dengan judul :

“Analisis Praktik Kerja Industri (Prakerin) Ditinjau dari Peningkatan Kompetensi Siswa SMK (Studi Pada Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung) “

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka indikasi masalah

perlu diterapkan terlebih dahulu untuk memperjelas kemungkinan permasalahan

(16)

1. Ketersertapan lulusan SMK Negeri 6 Bandung yang bekerja pada tahun 2010

dan 2011 sebesar 57,54 dan 52,16.

2. Proses pembelajaran di sekolah belum membekali keutuhan kompetensi siswa

3. Masih terdapat ketidaksesuaian program prakerin dengan implementasi

prakerin.

B. Identifikasi Masalah

Pembahasan dalam latar belakang dan indikasi masalah yang telah

dipaparkan, maka selanjutnya dapat diidentifikasi bahwa berbagai faktor diduga

berpengaruh dan berkontribusi dalam keterserapan lulusan di dunia kerja. Salah

satu pengaruh yang adalah ketidakutuhan kompetensi yang diperoleh siswa yang

merupakan hasil dari proses pembelajaran. Dimana didalam proses pembelajaran

ditunjang oleh beberapa faktor yang terkait yaitu faktor intern berasal dari dalam

diri siswa sedangakan faktor ekstern adalah faktor yang ada berasal dari luar.

Faktor intern siswa yang mempengaruhi pembelajaran diantaranya seperti yang

diungkap Slameto (2010) adalah faktor jasmani (kesehatan, cacat tubuh), faktor

psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan),

serta faktor kelelahan. Faktor eksteren yang mempengarhui pembelajaran

diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor sekolah

yang mempengaruhi pembelajaran mencakup metode mengajar, kurikulum,

hubungan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar

dan tugas.

Faktor eksteren yang berasal dari sekolah salah satunya adalah

pembelajaran, pada pelaksanaannya akan terkait dengan masyarakat, seperti

dalam pendidikan kejuruan yang tidak dapat dilepaskan dari dunia industri. Hal

ini disebabkan oleh keterbatasan sekolah seperti sarana dan prasarana untuk

fasilitas praktik, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan di

sekolah dan di industri. Pembelajaran disekolah dan praktik kerja di industri

merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi satu sama lainnya, sehingga

dapat diperoleh keutuhan kompetensi siswa. Pada pelaksanaannya prakerin

(17)

siswa serta keterlaksanaan program yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan

hingga evaluasi.

C. Pembatasan Masalah

Merujuk pada identifikasi masalah dan untuk mencapai sasaran dalam

tujuan penelitian sehingga tidak mengarah pada ruang lingkup yang lebih luas,

maka peneliti membatasi pengkajian penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan

praktek kerja industri, yang akan lebih difokuskan lagi dalam:

1. Pelaksanaan prakerin dibatasi pada perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

2. Analisis ditinjau dari kompetensi siswa yaitu peningkatan kompetensi

D. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Penulis memandang perlu untuk merumuskan masalah penelitian agar

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini lebih terarah. Berdasarkan

identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka sebagai rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah pelaksanaan Praktik Kerja industri (Prakerin) mempengaruhi peningkatan kompetensi siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung?

Beberapa pertanyaan penelitian yang dapat diajukan dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana perencanaan prakerin pada kompetensi keahlian teknik

pemesinan di SMK Negeri 6 Bandung ?

2. Bagaimana pelaksanaan prakerin pada kompetensi keahlian teknik

pemesinan di SMK Negeri 6 Bandung ?

3. Bagimana evaluasi hasil belajar dari prakerin yang dilaksanakan pada

kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung?

4. Bagimana peran sekolah pada program prakerin yang dilaksanakan pada

kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung?

5. Bagimana peran industri pada program prakerin yang dilaksanakan

(18)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti berupa jawaban yang

hendak dicari melalui proses penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan

rumusan masalah yang diajukan. Secara umum tujuan dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan prakerin yang ditinjau dari peningkatan

kompetensi siswa kelas XI kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6

Bandung.

Adapun secara khusus berdasarkan pertanyaan penelitian yang diajukan,

tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Mengetahui bagaimana perencanaan prakerin pada kompetensi keahlian

teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung

b) Mengetahui bagaimana pelaksanaan prakerin pada kompetensi keahlian

teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung

c) Mengetahui bagaimana evaluasi hasil belajar dari prakerin yang dilaksanakan

pada kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung

d) Mengetahui peran sekolah pada program prakerin yang dilaksanakan pada

kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung

e) Mengetahui peran industri pada program prakerin yang dilaksanakan

kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat kepada

pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan prakerin, hasil temuan juga diharapkan

memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan pengelolaan prakerin sehingga

kegiatan yang dilakukan maksimal. Dengan demikian diharapkan dapat

memberikan sumbangan terhadap upaya peningkatan pendidikan khususnya pada

penyelenggaraan prakerin berupa:

1. Masukan bagi guru, kepala sekolah dalam penyelenggaraan prakerin,

dimana harapannya penelitian ini dapat dijadikan gambaran dan bahan

masukan serta motivasi untuk senantiasa melakukan peningkatan dalam

(19)

2. Masukan bagi industri pasangan yang terkai, dapat dijadikan informasi

dalam pelaksanaan program prakerin, sehingga tujuan dari prakerin

tercapai dengan meningkatnya kompetensi siswa, sehingga sumber daya

manusia yang dihasilkan oleh sekolah memiliki kompetensi yang sesuai

dengan harapan dan terjalin kerjasama atau link and match.

3. Bahan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya yang

berkatitan dengan pelaksanaan prakerin.

G. Definisi Istilah

Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

dalam penelitian ini maka diberikan penjelasan beberapa istilah. Sesuai dengan

judul penelitian yaitu : “Analisis Praktik Kerja Industri (Prakerin) Ditinjau Dari Peningkatan Kompetensi Siswa SMK”

1. Analisis Praktik Kerja Industri (Prakerin)

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan

dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab,

duduk perkara dan sebagainya) (KBBI, 2005). Prakerin (Prakerin) merupakan

bagian dari program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh siswa

(Dit.PSMK, 2008). Prakerin adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan

keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program

pendidikan disekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh langsung dari

kegiatan di dunia kerja secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian

profesional tertentu (Pakpahan, 1994: 7).

Dari paparan di atas, analisis prakerin yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah penyelididkan dan penguraian suatu pelaksanaan dalam hal ini prakerin

serta perolehan peningkatan kompetensi siswa melalui belajar langsung yang

dilaksanakan di industri. Lingkup yang akan dijadikan acuan dalam penelitian

terkait dengan program prakerin yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

(20)

2. Peningkatan Kompetensi.

Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan nilai dan

sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut Mc

Ashan (1981: 45) dalam Mulyasa (2005) bahwa “kompetensi diartikan sebagai

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang

yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan

perilaku-perilkau kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya”.

Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai

dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. “Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan” (Herry, 1998).

Peningkatan kompetensi dalam penelitian ini adalah aplikasi dari kognitif,

psikomotor dan afektif yang berorientasi pada tugas-tugas pekerjaan, sebagai

hasil dari pelaksanaan prakerin. Sebagai acuan tuntuk mengetahui peningkatan

kompetensi, maka diambil dari nilai uji kompetensi produktif siswa kelas XI

kompetensi keahlian teknik pemesinan.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya,

maka berikut rencana penulis untuk membuat rangka penulisan penelitian yang

akan diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar

belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penjelasan istilah judul dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisi tentang dasar-dasar teori

umum yang dipakai pada pembahasan dan analisis masalah. Teori diambil dari

literatur yang berkaitan dengan pembahasan masalah, pembahasan mengenai teori

yang mendasari, asumsi dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berisi tentang metode penelitian,

(21)

sampel, teknik pengumpulan data, pengujian instrumen dan teknik pengolahan

data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berisi mengenai

penjelasan deskripsi data, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berisi hasil penelitian yang

(22)
(23)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan serangkaian strategi, yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan, untuk mencapai

suatu tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Sebagaimana yang

terungkap dalam tujuan penelitian dalam penelitian ini, yaitu menganalisis

prakerin yang ditinjau dari peningkatan kompetensi siswa, maka metode yang

digunakan dalam menelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.

Sugiyono (2008:11) berpendapat bahwa, “penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu

varibel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan

variabel lainnya”. Dalam pembahasan dalam penelitian ini, selain menggunakan

data kuantitatif juga menggunakan data kualitatif sebagai dasar memberikan

interpretasi terhadap temuan dilapangan.

B. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel

Variabel merupakan objek utama dalam proses penelitian, sehingga suatu

permasalahan dapat diidentifikasi dengan tepat untuk selanjutnya dianalisis.

Menurut Nana Sudjana (2009:11) mengemukakan bahwa “variabel adalah ciri

atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa berubah-ubah”. Sejalan dengan pendapat tersebut, variabel merupakan gejala yang bervariasi, yang menjadi objek atau apa yang menjadi suatu pusat perhatian

penelitian. Berdasarkan anggapan dasar dan hipotesis, maka ditentukan variabel

untuk lebih memudahkan untuk menentukan jenis dan sumber data yang

digunakan.

Variabel pertama dalam penelitian ini adalah analisis praktek kerja industri

(prakerin). Variabel ini didasarkan pada pedoman dalam pelaksanaan praktek

kerja industri, dimana langkah-langkah dalam pelaksanaan praktek industri

(24)

Pemetaan dunia kerja, 3) Menyusun program prakerin, 4) Implementasi yang

terdiri dari waktu pelaksanaan, pembekalan siswa, pembimbing internal dan

ekstrnal, serta laporan, 5) Evaluasi program dan tindak lanjut. Berdasarkan konsep

mengenai pelaksanaan prakerin, lingkup penelitian yang akan dijadikan acuan

dalam penelitian ini terkait program prakerin adalah tahap perencanaan dan

persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

Variabel kedua adalah peningkatan kompetensi yang dalam penelitian ini

adalah aplikasi dari kognitif, psikomotor dan afektif yang berorientasi pada

tugas-tugas pekerjaan, sebagai hasil dari pelaksanaan prakerin. Sebagai acuan untuk

mengetahui peningkatan kompetensi, maka diambil dari nilai uji kompetensi

produktif teori dan praktek. Dibawah ini di jelaskan mengenai opersionalisasi dari

(25)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Penelitian Indikator/ Sub indikator 1 Pelaksanaan Prakerin 1.1Tahap Persiapan

- Tujuan

- Penyusunan program prakerin o Pembentukan kepanitiaan

o Analisis pencapaian kompetensi hasil

belajar disekolah

o Pemetaan dunia kerja tempat prakerin - Survey lapangan

- Kriteria tempat prakerin yang dijadikan mitra sekolah

- Bentuk kesepakatan/ partisipasi (fungsi dan tanggung jawab) - Cara pemilihan tempat prakerin o Waktu pelaksanaan

- Sosialisasi dan pembekalan siswa - Penempatan

1.2Tahap Pelaksanaan - Penyerahan

- Monitoring Sekolah - Bimbingan industri

- Pengawasan & Pembekalan - Penilaian industri

- Pelaksanaan pekerjaan

o Persiapan kerja o Proses kerja o Hasil kerja o Sikap kerja o waktu - Penjemputan

1.3Tahap Evaluasi

- Hasil kerja (jurnal & laporan) - Penilaian oleh industri

- Penilaian oleh guru pembimbing

2 Peningkatan Kompetensi

(26)

C. Paradigama Penelitian

Paradigma penelitian merupakan gambaran tentang variabel yang perlu

diperhatikan. Paradigma akan membatu dalam mengarahkan alur penelitian dan

pemecahan masalah yang akan timbul dalam penelitian. Sebagaimana Suharsimi

Arikunto (2002: 99) yang mendefinisikan paradigma sebagai „suatu bentuk kerangka berpikir yang menggambarkan alur pikiran peneliti‟.

Untuk memperjelas gambaran tentang variabel dalam penelitian ini maka

(27)

Gambar 3.2

Diagram alir Paradigma Penelitian

D. Data dan Sumber Data Penelitian

Untuk memperoleh gambaran tentang suatu kejadian, persoalan, dan

penelitian diperlukan berbagai informasi yang berguna untuk mengarahkan

tercapainya penelitian dan untuk membuat solusi pemecahan persoalan. Data

adalah hasil pencatatan penelitia, baik yang berupa fakta ataupun angka.

(Suharsimi Arikunto, 2006:118). Ada dua jenis data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Sudjana (1992:4) menyatakan bahwa, “Data kuantitatif adalah keterangan atau ilustrasi mengenai sesuatu hal yang berbentuk bilangan

sedangkan data kualitatif adalah data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas obyek yang dipelajari”.

Berdasarkan jenisnya, data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

berupa peningkatan kompetensi siswa dan analisis prakerin yang diambil dari

hasil tes yang diberikan oleh peneliti pada sampel siswa kelas XI di SMKN 6

Bandung tahun pembelajaran 2012/2013 dalam bentuk skor atau nilai, dan angket.

Sis a Kelas XI Ko pete si Keahlia Tek ik Pe esi a

SMKN 6 Ba du g Tahu

Ajara /

Proses

Pe elajara Ko pete si

Prakeri

Pre Test Post Test

Pere a a a Pelaksa a

(28)

Serta dan data kualitatif berupa analisis prakerin yang diambil dari hasil

wawancara dan observasi.

E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:89). Perolehan

data yang menjadi hal yang penting dalam penelitian yang berguna untuk

memecahkan masalah serta menguji hipotesis yang telah diturunkan, data tersebut

dapat diperoleh dari populasi yang ada dilapangan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah sekelompok

orang atau barang yang berdiam di suatu tempat dan memiliki ciri yang dapat

membedakan dirinya dengan yang lain. Dalam penelitian ini yang dijadikan

sebagai populasi adalah siswa kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan SMK 6

Bandung dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.2 Populasi

No Populasi

Kelas Jumlah Siswa 1. XI TP 1 32 2. XI TP 2 35 3. XI TP 3 40 4. XI TP 4 34

Jumlah 141

(sumber : SMK Negeri 6 Bandung)

Pada populasi tersebut, dua kelas XI TP 3 dan XI TP 4 merupakan dua

kelas periode pertama yang melaksanakan praktek kerja industri.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.

Sampel dianggap dapat mewakili seluruh populasi yang diamati. Pengambilan

sampel harus dilakukan dengan baik sehingga memperoleh sampel (contoh) yang

(29)

keadaan populasi yang sebenarnya. Seorang peneliti dalam menentukan sampel

penelitian, perlu mempertimbangkan masalah, tujuan, hipotesis, model, instrumen

penelitian, serta tidak kalah penting adalah waktu, biaya dan tenaga.

Teknik sampling Purposive Sampling atau sampel bertujuan merupakan

teknik yang biasanya dilakukan dengan beberapa pertimbangan. “Teknik ini

digunakan apabila peneliti punya pertimbangan tertentu dalam menetapkan sampel sesuai dengan tujuan penelitian” (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2009; 96). Peneliti dapat menentukan sampel berdasarkan tujuan, akan tetapi ada

syarat-syarat yang harus dipenuhi, sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto

(2006:140) yaitu :

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri pokok polulasi.

b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subject) c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat didalam studi

pendahuluan

Pengambilan sampel menggunakan perpaduan teknik sampling Purposive

Sampling. Untuk menentukan ukuran sampel, maka pada siswa yang

melaksanakan praktek kerja industri yaitu kelas TP 3 dan TP 4 maka jumlah

populasi dalam penelitian ini berjumlah 64 orang, dari jumlah populasi tersebut,

dengan teknik sampling yang digunakan, maka ukuran sampelnya ditentukan

sebesar 30 orang siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan

menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Wawancara (interview), digunakan sebagai teknik pengumpulan data, untuk

menemukan hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit (kecil). Wawancara dapat dilakukan secara terstuktur

maupun tidak tersutktur.

2. Observasi sebagai teknik pengumpulan data digunakan dalam rangka

(30)

secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan

tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis

tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan

mengamati dan mencatat.

3. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh data tertulis

yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan membaca,

menelaah, mengkaji berbagai dokumen yang sekiranya berhubungan dengan

permasalahan yang sedang diteliti.

4. Teknik Angket. Angket yaitu cara mengumpulkan data melalui sejumlah

pertanyaan yang disampaikan kepada responden secara tertulis. Menurut Arikunto (2006: 151) angket adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Pengumpulan data

dengan teknik angket ini digunakan untuk mendapatkan data tentang

pengalaman prakerin. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket tertutup melalui angket dengan jawaban yang sudah disediakan,

sehingga responden tinggal menjawab atau memilihnya.

5. Teknik Dokumentasi. Teknik dokumentasi menurut Arikunto (2006:158) “Dalam metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya”. Teknik dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data untuk

memperoleh data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian,

yaitu dengan membaca, menelaah, mengkaji dokumen berupa jurnal

pelaksanaan prakerin.

6. Tes. Tes menurut Arikunto (2007:53) “Tes merupakan alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan”. Dalam penelitian ini, instrument tes yang digunakan ialah tes tertulis berbentuk tes obyektif yang diberikan pada

(31)

G. Instument Pengumpul Data

Menurut Suharsimin Arikunto (2006 : 149) “Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode”. Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengungkapkan informasi (data) mengenai

variabel-variabel dalam penelitian serta data pendukung lainnya yang dianggap

relevan. Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam penelitian ini instrumen

yang akan dibuat adalah meliputi :

1. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai analisis

pelaksanaan prakerin, instrumen yang digunakan adalah angket dan

pedoman wawancara. Jenis angket yang digunakan adalah jenis angket

tertutup dengan mengacu pada skala likert. Skala likert yang dirancang

dalam penelitian ini memiliki lima alternatif jawaban, dan responden

hanya diminta memilih alternatif jawaban tersebut. Adapun pola

penskorannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Skala Likert

No Pernyataan Statmen/ Skor

Positif Negatif 1 Sangat setuju/ Selalu/ Sangat Positif 5 1

2 Setuju/ sering/ positif 4 2

3 Ragu-ragu/ Kadang-kadang/ Netral 3 3 4 Tidak setuju/ Hampir tidak pernah/ Negatif 2 4 5 Sangat tidak setuju/ Tidak pernah/ sangat

negatif

1 5

2. Untuk teknik pengumpulan data menggunakan test digunakan untuk

menyaring data mengenai kemampuan teori dan praktik siswa siswa, yaitu

dengan menggunakan instrument Ujian Nasional Teori dan Praktek

Kejuruan untuk Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan Tahun Ajaran

2011/2012 dengan kode 1254 BSNP.

Pada tabel 3.4 dipaparkan kisi-kisi instrumen penelitian yang

[image:31.595.117.513.233.664.2]
(32)
[image:32.842.61.785.91.477.2]

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrument

VARIABEL ASPEK YANG

DIUNGKAP INDIKATOR INSTRUMENT SUMBER DATA

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) 1. Persiapan Prakerin a. Tujuan

b. Penyusunan program prakerin

 Pembentukan kepanitiaan

 Analisis pencapaian kompetensi hasil belajar disekolah

 Pemetaan dunia kerja tempat prakerin

o Survey lapangan

o Kriteria tempat prakerin yang dijadikan mitra sekolah

o Bentuk kesepakatan/ partisipasi (fungsi dan tanggung jawab)

o Cara pemilihan tempat prakerin

 Waktu pelaksanaan prakerin

c. Sosialisasi dan pembekalan siswa

d. Penempatan Pedoman Wawancara, Pedoman dokumentasi Angket

1. Sekolah :

- Wakasek

Kurikulum

- Wakasek Hubin

- Guru

Pembimbing/ Panitia program prakerin 2. Industri : - Perwakilan dari

industri (Manajer training/ Pendidikan dan Latihan) 3. Siswa 2. Proses Pelaksanaan prakerin 1. Penyerahan

2. Monitoring Sekolah

3. Bimbingan industri

4. Pengawasan & Pembekalan 5. Penilaian industri

6. Pelaksanaan pekerjaan

a. Persiapan kerja

b. Proses kerja

c. Hasil kerja

d. Sikap kerja

e. waktu

7. Kesesuaian pekerjaan dengan kompetensi di sekolah

(33)

3. Evaluasi Prakerin a. Hasil kerja

b. Penilaian oleh industri

c. Penilaian oleh sekolah

Pedoman wawancara Angket

PENINGKATAN KOMPETENSI

SISWA

1. Kemampuan

Teori

2. Kemampuan

Praktek

1. Kemampuan Teori

o Menerapkan perhitungan kekuatan bahan dan komponen mesin dalam

pembentukan logam

o Menjelaskan prinsip dasar kelistrikan dan konversi energi

o Menjelaskan proses dasar perlakuan logam

o Menerpakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam lingkungan

kerja

o Menggunakan peralatan pembanding dan/ atau alat ukur dasar

o Mengukur dengan alat ukur mekanik presisi

o Menetapkan prisip dasar penggunakan alat perkakas tangan dan

perkakas tangan bertenaga/ digengggam

o Membaca gambar teknik

o Mengggunakan mesin untuk operasi dasar

o Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut

o Melakukan pekerjaan dengan mesin frais

o Melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda

o Menggunakan mesin bubut (kompleks)

o Menggunakan mesin frais (kompleks)

o Menggerinda pahat dan alat potong

o Menerapkan prinsip dasar pemograman, setting tool dan cara

mengoperasikan mesin CNC dasar

2. Kemampuan Praktek

o Mengukur dengan alat ukur mekanik presisi

o Menggunakan perkakas tangan

o Membaca gambar teknik

o Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut

o Melakukan pekerjaan dengan mesin frais

(34)

H. Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, maka

instrumen atau alat penelitian harus valid dan reliabel, oleh karena itu

instrumen perlu diuji coba. Hal ini sejalan dengan pendapat Suharsimin Arikunto (2006:168) “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.

Pengujian instrumen penelitian ini adalah instrument angket yang akan

digunakan untuk mengungkapkan bagaimana pelaksanaan prakerin. Sebelum

dilakukan uji coba instrumen, instrumen tersebut dikonsultasikan terlebih

dahulu dengan dosen pembimbing. Dari hasil bimbingan ada perbaikan dari

beberapa butir soal diantaranya perbaikan karena kurang relevan dengan

indikator dalam kisi-kisi instrument yang hendak dicapai. Instrumen kemudian

diserahkan kepada guru pembimbing prakerin serta wakasek hubin SMK N 6

bandung untuk diberikan judgement kesesuaiannya dengan hal yang akan

diungkap. Setelah direvisi dan disetujui, dan untuk lebih meyakinkan maka

instrumen tersebut diuji cobakan kepada siswa kelas XI di SMK N 6 Bandung

yang tidak termasuk kedalam kelompok sampel penelitian.

Instrument angket ini diberikan pada terhadap siswa yang telah

melaksanakan praktik kerja industri. Pemberian angket ini dimaksudkan untuk

mengetahui bagaimana pelaksanaan praktek kerja industri yang telah

dilaksanakan. Angket yang disebar berbentuk angket tertutup dengan alternatif

jawaban yang telah disediakan, angket ini berisikan pertanyaan untuk

menggali informasi mengenai pelaksanakan praktek kerja industri. Namun

sebelum instrument disebar, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen

terhadap 28 responden diluar dari sampel penelitian.

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas instrumen

penelitian sebelum diputuskan untuk dijadikan sebagai alat pengumpul data

penelitian. Dari hasil uji coba tes instrumen, dilakukan pengolahan data yang

meliputi uji validitas, uji reliabilitas. Hasil pengolahan data untuk uji coba

(35)

1. Pengujian Validitas

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen

penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga

instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Instrumen yang

valid dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Menurut

Suharsimi Arikunto (2006:169) menjelaskan :

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap dari variabel yang diteliti secara tepat.

Untuk menguji validitas alat ukur maka harus dihitung korelasinya, yaitu

dengan menggunakan Korelasi Product Moment dengan angka kasar :

   

 

 

    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

rxy (Arikunto, 2006:271)

Keterangan:

xy

r = Koefisien korelasi

X = Jumlah skor X

Y = Jumlah skor Y

XY = Jumlah skor X dan Y

N = Jumlah responden

Setelah harga koefisien korelasi ( rxy ) diperoleh, disubstitusikan ke rumus uji „t‟ yaitu :

(Sudjana, 1996:377)

Keterangan :

t = Nilai t hitung

n = Banyaknya data/jumlah responden r = Koefisiensi korelasi

Instrumen dinyatakan valid apabila t hitung > t tabel dengan tingkat signifikansi

0,05. Sedangkan untuk validitas konstruk menurut Arikunto (2003:138) sebuah

(36)

tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang

[image:36.595.118.512.156.579.2]

membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir.

Tabel 3.5 Tingkat Validitas

Koefisien Korelasi (r) Tafsiran

0,80 ≤ r< 1,00 Validitas sangat tinggi

0,60 ≤ r< 0,80 Validitas tinggi

0,40 ≤ r< 0,60 Validitas sedang

0,20 ≤ r< 0,40 Validitas rendah

0,00 ≤ r< 0,20 Validitas sangat rendah

r< 0,00 Tidak valid

(Arikunto S, 2006:276)

Dari hasil uji validitas instrument angket mengenai pelaksanaan praktek

kerja industri, dari 33 pernyataan dinyatakan tidak valid sebanyak 16 (enam belas)

item yaitu nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 12, 14, 15, 22, 25, 27, 28, 30 dan 31.

Gambar 3.3 Diagram Uji Validasi (sumber : lampiran 2.1)

Hasil uji validitas dan reabilitas setiap kategori jawaban untuk setiap

pernyataan 28 responden secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran 2.1.Setelah

diperoleh hasil uji validitas dan reabilitas angket tersebut, maka dilakukan revisi

pada instrumen angket tersebut. Hasil revisi tersebut kemudian diuji cobakan

kembali kepada 27 responden diluar dari sampel penelitian dengan jumlah item

pertanyaan di ubah menjadi 42 pernyataan. Dari hasil uji coba instrumen,

kemudian diuji validitas instrumen, dari 42 pernyataan dinyatakan tidak valid

sebanyak 11 (sebelas) item pernyataan, yaitu 1, 8, 9, 12, 14, 19, 23, 24, 32, 35,

dan 37.

52% 48%

Uji Validitas

Valid

(37)
[image:37.595.110.510.99.737.2]

Gambar 3.4 Diagram Uji Validasi (sumber : lampiran 2.1)

2. Pengujian Reabilitas

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat

ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang

kemampuan seseorang. Sesuai pendapat Arikunto (2003:90) bahwa reliabilitas

adalah ketepatan suatu test apabila diteskan kepada subjek yang sama.

Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah

yang digunakan adalah :

1. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama

dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.

2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan

menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang

dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

   

 

 

    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

rxy (Arikunto,2006:170)

dimana:

xy

r = Koefisien korelasi

X = Jumlah skor X

Y = Jumlah skor Y

XY = Jumlah skor X dan Y N = Jumlah responden

74% 26%

Uji Validitas

Valid

(38)

3. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown, yaitu :

r 11 =

  

  1 2 2 1 2 1 2 1 . 1 . . 2 r r (Arikunto,2006:180) dengan :

r 11 : Reliabilitas instrumen

r

2 1 2

1

.

: r xy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan

instrumen.

Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria

[image:38.595.114.513.117.598.2]

reliabilitas. Menurut kriterianya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6 Tingkat Reliabilitas Koefisien Korelasi

(r11)

Tafsiran

0,80 < r11≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 Reliabilitas tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 Reliabilitas sedang

0,20 < r11≤ 0,40 Reliabilitas rendah

r11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat

rendah

(J.P. Guilford dalam Avianti (2000:51)

Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas instrumen dalam penelitian ini,

didapatkan hasil uji reabilitas untuk 33 item penyataan angket itu adalah sebesar

0,635 termasuk kriteria tinggi. Dan tingkat reabilitas instrumen angket dengan 42

pernyataan itu adalah 0,99 termasuk kategori sangat tinggi.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul.

Karena jenis data dalam penelitian ini ada kuantitatif dan kualitatif, maka teknik

analisis data akan dilakukan dengan mengikuti prosedur teknik analisis data

(39)

1. Teknik analisis data kuantitatif

Secara garis besar, teknik analisis data menurut Suharsimi Arikunto

(2006:235) meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a.Persiapan:

Kegiatan yang akan dilakukan pada persiapan adalah: a.Mengecek nama dan jumlah responden yang akan dites

b.Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi dari soal tes yang akan diberikan.

c.Menyebarkan soal tes kepada reponden.

d.Memeriksa jumlah lembar jawaban tes yang telah diisi responden. e.Mengecek kelengkapan data kembali dan memeriksa isi dari soal tes

yang akan diberikan. b.Tabulasi

a.Memberi skor pada setiap item jawaban yang telah dijawab responden b.Menjumlah skor yang didapat dari setiap variabel.

c.Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

Langkah-langkah analisis data uji instrumen:

1. Jika sampel berdistribusi homogen, maka data dilanjutkan dengan

pengetesan tentang normalitas distribusi data.

2. Jika datanya normal, maka dilanjutkan dengan uji „t

Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data uji statistik adalah

sebagai berikut:

a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dari

dua kelas yang homogen. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini

digunakan uji homogenitas Barttlet karena k>2 kelompok. Tahap pengujian

[image:39.595.114.518.169.732.2]

dengan menggunakan uji barttlet adalah sebagi berikut :

Tabel 3.7

Persiapan Uji Homomgenitas

KEL n dk 1/dk Si2 dk.Si2 log Si2 dk. Log Si2

Jumlah

(40)

1. Varian gabungan

2. Harga barttlet

3. Harga chi-kuadrat

4. Faktor koreksi

{∑ } (Syafaruddin Siregar, 2004: 90)

5. Harga chi-kuadrat hitung

6. Hitung p-v

Kesimpulan : kelompok sampel homogen jika p-value > α =0,05

b. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah

berdistribusi normal atau tidak, sehingga diketahui teknik sampling yang

digunakan adalah benar. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk

menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Menurut Sudjana (1992:

151) menyatakan bahwa:

Teori-teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang diselidiki berdistribusi normal, jika ternyata populasi tidak berdistribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teori itu tidak berlaku.

Uji normalitas menggunakan aturan Sturges dengan memperhatikan tabel

[image:40.595.115.519.671.741.2]

berikut ini:

Tabel 3.8

Persiapan Uji Normalitas Interval

f

t

X Zi lo li ei 2

Jumlah

(41)

Pengisian tabel di atas mengikuti prosedur sebagai berikut:

1. Menentukan rentang dengan rumus:

Xb Xa

R  (Syafaruddin Siregar, 2004: 24)

dimana : Xa = data terbesar

Xb = data terkecil

2. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:

n

i

1

3

,

3

.

log

(Syafaruddin Siregar, 2004: 24) dimana : n = jumlah sampel

3. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:

K R

P (Syafaruddin Siregar, 2004: 24)

dimana : R = rentang

K = banyak kelas

Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke dalam tabel distribusi

frekuensi.

4. Menghitung rata-rata

 

x dengan rumus:

 

i i i f x f x  

 . (Syafaruddin Siregar, 2004: 26)

dimana : f = jumlah frekuensi i

i

x = data tengah-tengah dalam interval

5. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

 

1 2 2     n n x f x f n

S i i i i (Syafaruddin Siregar, 2004: 86)

6. Tentukan batas bawah kelas interval

 

xin dengan rumus:

 

xinBb0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas. dimana : Bb = batas bawah interval

(Syafaruddin Siregar, 2004: 86)

(42)

S x x Z in i

 (Syafaruddin Siregar, 2004: 86)

8. Lihat nilai peluang Z pada tabel statistik, isikan pada kolom i l . Harga o

1

x dan x selalu diambil nilai peluang 0,5000. n

(Syafaruddin Siregar, 2004: 87)

9. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom l , contoh i l1lo1lo2

(Syafaruddin Siregar, 2004: 87)

10.Hitung frekuensi harapan

i i

i l f

e  . (Syafaruddin Siregar, 2004: 86)

11.Hitung nilai 2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

i i i e e f 2

2  

 (Syafaruddin Siregar, 2004: 87)

12.Lakukan interpolasi pada tabel 2 untuk menghitung p-value.

13.Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika p-value > α = 0,05.

c. Gain Ternormalisasi (N-Gain)

Menyatakan gain (peningkatan) dalam hasil proses pembelajaran tidaklah

mudah, dengan menggunakan gain absolut (selisih antara skor pretes dan postes)

kurang dapat menjelaskan mana sebenarnya yang dikatakan gain tinggi dan mana

yang dikatakan gain rendah. Misalnya, siswa yang memiliki gain 2 dari 4 ke 6 dan

siswa yang memiliki gain dari 6 ke 8 dari suatu soal dengan nilai maksimal 8.

Gain absolut menyatakan bahwa kedua siswa memiliki gain yang sama. Secara

logis seharusnya siswa kedua memiliki gain yang lebih tinggi dari siswa pertama.

Hal ini karena usaha untuk meningkatkan dari 6 ke 8 (nilai maksimal) akan lebih

berat daripada meningkatkan 4 ke 6. Menyikapi kondisi bahwa siswa yang

memiliki gain absolut sama belum tentu memiliki gain hasil belajar yang sama.

Meltzer (2002) mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain yang

disebut gain ternormalisasi (normalize gain). Gain ternormalisasi (N-gain)

(43)

etes Skor Ideal Skor etes Skor Postes Skor Gain N Pr Pr   

Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel 3.8

Tabel 3.9

Kriteria Normalized Gain

Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain

0,70 < N-Gain Tinggi 0,30 < N-Gain< 0,70 Sedang

N-Gain < 0,30 Rendah

(Hake dalam Meltzer 2002:4)

d. Pengujian Hipotesis

Untuk memberikan suatu hipotesis, harga t yang diperoleh dari

perhitungan hasil uji apakah ada artinya atau tidak. Rumus yang digunakan untuk

menguji hipotesis adalah rumus uji statistik t student, sebagai berikut:

̅̅̅ ̅̅̅ √

Kriteria pengujian:

Jika thitung > ttabel, maka tolak Ho dan terima H1

Jika thitung < ttabel maka terima Ho dan tolak H1

Atau tolak Ho jika p-value < 0,05

Pengujian adalah menerima hipotesis, jika hasil perhitungan lebih besar

dibanding t dari daftar distribusi t, berdasarkan dk = n – 2 dan taraf nyata yang

dipilih.

J. Teknik Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan pada sumber data yang telah ditentukan. Dalam tahap ini semua data

yang terkumpul melalui instrument yang telah ditentukan tersebut akan

dikonfirmasi kembali. Hal ini dilakukan apabila ada revisi atau suatu informasi

yang baru diperolah sebagai bahan tambahan dalam penelitian ini. Tahap analisis

(44)

sehingga dapat diinterpetasikan dan disusun dalam bentuk sebuah laporan awal.

Langkah selanjutnya adalah mengadakan verifikasi atau penarikan kesimpulan

penelitian. Sejalan dengan pendapat Nasution (1992: 129) berpendapat bahwa,

analisis data yang disajikan dalam laporan hasil penelitian harus ditempuh melalui

langkah-langkah sebagai berikut : reduksi, penyajian data dan verifikasi dan

pengambilan keputusan

a. Reduksi

Langkah awal dalam menganalisis data adalah melakukan reduksi data,

dimana reduksi data ini untuk memudahkan peneliti dalam memahami dan

menelaah data yang telah terkumpul. Reduksi data dilakukan dengan cara

merangkum aspek-aspek dan permasalahan pokok yang berkaitan dengan fokus

sehingga akan terlihat jelas polanya. Sehingga data yang terkumpul memiliki

makna tekstual dan kontekstual dan dapat ditarik kesimpulannya.

b. Penyajian Data

Penyajian data hasil penelitian disajikan berdasarkan aspek-aspek yang

akan ditelaah. Setelah itu maka peneliti akan dapat menarik kesimpulan sehingga

data yang terkumpul memiliki makna tekstual dan kontekstual. Pemahaman

terhadap aspek-aspek yang telah direduksi, akan menjadi mudah apabila disajikan

secara singkat dan jelas, baik bagian demi bagian maupun keseluruhannya.

Penyajian ini akan dijadikan sebagai dasar untuk menafsirkan dan mengambil

kesimpulan hasil penelitian

c. Verifikasi

Verifikasi adalah kegiatan mempelajari data yang telah direduksi dan

disajikan pada langkah sebelumnya, dengan pertimbangan yang terus menerus

sesuai dengan perkembangan data dan fenomena yang ada dilapangan, yang pada

(45)
(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan deskripsi dan analisis data dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin) tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap peningkatan kompetensi siswa.

2. Perencanaan prakerin yang dilakukan pada kompetensi keahlian teknik

pemesinan di SMK Negeri 6 Bandung yang meliputi 1) tujuan, 2) penyusunan

program (survey lapangan, penyelarasan tempat prakerin dengan kopetensi

siwa, pemilihan tempat prakerin dan waktu pelaksanaan), 3) sosialisasi dan

pembekalan, serta 4) penempatan tergolong baik, meskipun terdapat beberapa

kelemahan yang terjadi seperti

a. Pada pemaknaan tujuan prakerin antara siswa, sekolah dan industri

belum ada keselarasan

b. Dalam penyusunan program, tidak melibatkan dunia industri dalam

penyusunan program prakerin

c. Sosialisasi dan pembekalan, hanya dilakukan oleh pihak hubin tanpa

melibatkan pihak industri

d. Dalam penempatan siswa, dilakukan berdasarkan penyelarasan

kompetensi, bukan berdasarkan hasil analisis kompetensi

3. Pelakasanaan prakerin pada kompetensi keahlian teknik pemesinan di SMK

Negeri 6 bandung yang meliputi 1) penyerahaan siswa ketempat prakerin, 2)

pembekalan dan pengawasan oleh pihak industri, 3) monitoring, 4) bimbingan

industri, 5) pelaksanaan praktek kerja, tergolong baik, meskipun terdapat

kekurangan seperti :

a. Dalam penyerahan siswa ke industri belum secara keseluruhan dapat

dilaksanakan

b. Monitoring siswa selama prakerin belum sesuai dengan target yang

(47)

c. Pelaksanaan praktek kerja belum seluruhnya sesuai dengan kompetensi

4. Evaluasi hasil belajar prakerin pada kompetensi keahlian teknik permesinan

meliputi 1) penilaian terhadap hasil kerja, 2) penilaian yang dilakukan oleh

industri dilakukan dengan menilai kinerja pada saat prakerin berupa

sesrtifikat. 3) penilaian oleh sekolah tidak dilakukan melalui tes, penilaian

dilakukan dengan melihat jurnal yang berisikan laporan kegiatan siswa secara

berkala dimana terdapat catatan kegiatan harian, kemajuan praktik keahlian

pada lini produksi, laporan penilaian pembimbing dari industri, dan kehadiran,

sudah tergolong baik dan sesuai dengan ketentuan pedoman prakerin.

5. Sekolah sebagai penyelenggara prakerin berperan dalam merencanakan,

menyusun dan melaksanakan program serta mengevelauasi program

6. Industri sebagai tempat penyelenggara prakerin saat ini perannya hanya

sebatas tempat prakerin

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengajukan rekomendasi

sebagai berikut:

1. Perencanaan prakerin

Bagi pihak sekolah diharapkan agar dalam merencanakan program prakerin

dibentuk kepanitiaan yang diupayakan melibatkan seluruh pihak yang terkait

dengan prakerin baik internal atau eksternal, seperti bagian kurikulum, bagian

sarana dan prasarana, kesiswaan, perwakilan dari tiap kompetensi keahlian,

dan guru pembimbing, serta pihak industri. Sehingga dalam perencanaan yang

melibatkan pihak sekolah dan industri dapat dirumuskan tujuan program

prakerin, analissi pencapaian kompetensi, serta pemetaan industri. Setelah

penyusunan program prakerin telah jelas, maka selanjutnya adalah pada tahap

sosialisasi dan pembekalan, untuk tahap ini baiknya siswa yang akan prakerin

dikumpulkan berdasarkan kompetensi keahliannya masing-masing, serta

mengundang industri yang terkait dan sesuai dengan kompetensinya, dalam

tahap ini juga dijelaskan apa yang menjadi tujuan dari prakerin, bagaimana

teknis pelaksanaan dan hal-hal yang terkait dengan tahap pelaksanaan prakerin

(48)

Bagi pihak industri, disarankan dapat bekerja sama dengan pihak sekolah

dalam merencanakan program prakerin, seperti dalam pemetaan industri,

dimana industri dapat memberikan informasi keahlian yang dapat diperoleh

dalam masing-masing industri sehingga mempermudah untuk pemetaannya.

2. Pelaksanaan prakerin

Bagi sekolah, disarankan membuat penjadwalan dalam penyerahaan siswa ke

industri dan monitoring, serta membuat pembagian tugas dalam kepanitiaan.

Selain itu disarankan untuk melakukan analisis pencapaian kompetensi dan

pemetaaan agar dalam pelaksanaan pekerjaan yang akan didapat oleh siswa

akan sesuai dengan kompetensi keahlian, sehingga keutuhan kompetensi yang

dihrapakan dapat tercapai.

3. Evaluasi hasil belajar prakerin

Berdasarkan hasil penelitian, untuk evaluasi belajara prakerin telah dilakukan

sesuai dengan ketentuan. Namun peneliti menyarankan pihak sekolah dapat

mengadakan evaluais hasil belajar melalui uji kompetensi teori dan prakerin,

serta presentasi hasil prakerin, sehingga dapat diketahui bagaimana

kompetensi siswa setelah melakukan prakeirn. Selain disekolah peneliti

menyarankan pada pihak industri untuk melakukan evaluasi hasil belajar yang

tidak hanya dinilai melalui pekerjaan yang dilakukan selama melakukan

prakeirn, namun dilakukan juga evaluasi hasil belajar seperti tugas akhir

dalam pelaksanaan prakerin yang nantinya dilaporkan kepada pihak industri

dan dipresentasikan.

Mengacu pada simpulan berikut dikemukakan beberapa rekomendasi

untuk kepentingan dan kemajuan yang kiranya dapat dipertimbangkan bagi

pihak-pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah, yang memiliki kebijakan penelitian ini dapat dijadikan

sebagai masukan bahwa perlunya perhatian yang lebih dalam pengelolaan dan

pelaksanaan program prakerin yang selama ini telah berjalan agar rumusan

tujuan dapat tercapai.

2. Bagi Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri (Hubin) terkait

(49)

eksternal. Koordinasi internal berkaitan dengan koordinasi dengan berbagai

pihak di sekolah seperti dengan bidang kurikulum, salah satunya koordinasi

dalam hal analisis pencapaian kompetensi dan penentuan kompetensi yang

harus didapat dalam prakerin agar dapat menyelaraskan dengan kompetensi

yang harus dimiliki siswa. Kemudian koordinasi eksternal yaitu kordinasi

dengan dunia industri atau dunia usaha terkait dengan pelaksanaan prakerin

seperti penyusunan program prakerin yang diharapkan adanya keterlibatan

dunia usaha atau dunia industri.

3. Bagi Wakil Kepala

Gambar

Tabel 1.1 Data Penelusuran Lulusan Tahun 2010-2011 ..........................................
Gambar
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Gambar 3.2  Diagram alir Paradigma Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Zain (2008) Beban pajak tangguhan pada prinsipnya merupakan dampak dari PPh dimasa yang akan datang yang disebabkan perbedaaan temporer (waktu) antara perlakuan

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA, dipandang perlu untuk dilaksanakan ujian Skripsi dengan tertib dan lancar serta penentuan hasilnya dapat dinilai secara obyektif. Bahwa

IDENTIFIKASI DAN ASESMEN HAMBATAN BELAJAR MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS VII DI SEKOLAH PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF SMP BPPI BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

 Children who display mastery motivation are task- oriented; instead of focusing on their ability, they concentrate on learning strategies and the process of achievement rather

Berdasarkan hasil observasi di kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran maupun murid, praktikan dapat menyimpulkan bahwa: kekuatan dalam setiap mata

Apabila penyedia jasa yang merasa keberatan atas Penetapan dan Pengumuman Pemenang ini, maka diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan kepada ULP Kabupaten Ogan Ilir

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006, hlm 160) menyebutkan bahwa instrument penelitian adalah “Alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan