• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PELATIHAN KOREA TERHADAP PRESTASI ATLET PELATDA PANAHAN JAWA BARAT PON XVIII DI RIAU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PELATIHAN KOREA TERHADAP PRESTASI ATLET PELATDA PANAHAN JAWA BARAT PON XVIII DI RIAU."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI A. LatarBelakangMasalah ……… 1

B. RumusanMasalah ………. 5

C. TujuanPenelitian ……….. 5

D. Manfaat Penelitian ……… 5

B. Teknik Dasar Olahraga Panahan………15

1. Stance (sikap berdiri) ... 15

2. Nocking (memasang ekor panah) ... 17

3. Hooking the string and gripping the bow (mengatkan jari pada tali dan memegang busur ... 18

4. Mindset (menseting pikiran) ... 18

5. Set up (gerakan tarikan awal) ... 18

6. Drawing (menarik tali busur) ... 19

7. Anchoring (menjangkarkan tali penarik) ... 19

8. Transfer/Loading to holding atau Tighten (menahan sikap memanah) ... 20

9. Aiming and expansion (membidik dan ekspansi) ... 20

10. Release (melepaskan anak panah) ... 21

11. Follow-through ... 22

(2)

C. Komponen Fisik dalam Olahraga Panahan .………... 22

1. Kekuatan (strength) ... 23

2. Daya Tahan ... 24

3. Kelentukan (flexibility) ... 25

4. Structure (accuracy ... 26

D. Perinsip Latihan ... 26

E. Pola Pelatihan Korea...…………... 29

F. Frofil PELATDA (Pelatihan daerah)... 31

G. Pengaruh Latihan Terhadap Prestasi ... 32

BAB IIIPROSEDUR PENELITAN A. MetodePenelitian ……… 35

B. Populasi dan Sampel ... 36

C. DesainPenelitian ……….. 38

D. Instrument Penelitian ……… 39

E. TempatdanWaktu Pengambilan Data ……… 40

F. Prosedur Pengambilan Data ………. 40

G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data …….……….. 42

BAB IVPENGOLAHAN DATA A. Hasil Pengolahan Analisis Data ……… 47

B. DiskusiPenemuan……… 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 52

B. Saran ……….. 52

DAFTAR PUSTAKA ……….. 54

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel1.1 Volume Latihan ... 8

Tabel 1.2Korea Training Program ...………. 31

Tabel 3.1Jumlah Total Jarak Atlet Pelatda yang Lolos pra PON ...……...37

Tabel 4.1 Hasil Skoring Total Jarak pada PON dan pra PON ……… 47

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Setandar Deviasi………… 48

Tabel 4.3Hasil Perhitungan uji Homogen ... 49

Tabel 4.4 Hasil uji Normalitas ... 49

Tabel 4.5 Hasil Signifikansi Kesamaan dua Rata-rata : Uji t... 66

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 1.1 Panahan Tradisonal Korea ... 5

Gambar 2.1 Sikap Berdiri Square danOpen... 16

Gambar 2.2 Sikap BerdiriClose dan Oblique ... 17

Gambar 2.3 Memasang Ekor Panah pada Tali Busur... ……… 17

Gambar 2.4 Sikap atau Posisi Tangan Tali Penarik dilihat dari atas, depan dan Posisi Tali pada Ruas-ruas Jari Penarik... 18

Gambar 2.5 Tangan Penahan Busur dilihat dari depan dan belakang ... 19

Gambar 2.6 Posisi Tangan Penarik Tali Busur dan Penahan Busur pada saat Pre-Draw... ... 19

Gambar 2.7 Menarik Tali Busur (drawing)... ... 20

Gambar 2.8 Sikap Penjangkaran (anchoring)... ... 21

Gambar 2.9 Sikap Menahan Busur (tighten)... 21

Gambar 2.10 Penempatan Titik Visir pada Sasaran... 28

(4)

Gambar 2.12 Poros dalam Panahan... ……… 28

Gambar 3.1Desain Penelitian ………. 38

Gambar 3.2Bagan langkah-langkah penelitian... ……….. 39

Gambar 3.3 Bentuk sasaran ...……….. 42

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman LampiranAHasil Skoring Total Jarak pada pra PON dan PON...56

LampiranBHasil Rata-rata, Simpangan baku, Variansi tes awal …………..57

LampiranCHasilRata-rata, Simpangan baku, Variansi tes akhir …………58

Lampiran D Hasil Uji Homogenitas ... 59

Lampiran E Uji Hipotesis dan uji t ... 60

Lampiran F Program Latihan Pelatda ... 63

Lampiran G Data Hasil Babak Kualifikasi PON dan PON ... 72

Lampiran H Dokumentasi Penelitian ... 89

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Panahan kini sudah menjadi salah satu cabang olahraga popular di Indonesia. Hal ini terbukti dengan banyaknya kejuaraan-kejuaraan panahan di Indonesia seperti kejuaraan antar klub, antar pelajar, antar daerah, antar PPLP, dan PON (Pekan Olahraga Nasional).

PON yang diselenggarakan 4 tahun sekali, pertama kali keberadaannya untuk menyiapkan Olimpiade London Musim panas XIV yang bertujuan untuk mengikuti kejuaraan dunia serta untuk meminta pengakuan dunia bahwa Indonesia saat itu telah merdeka. Perkembangan dari PON ke PON Jawa Barat terutama dalam bidang panahan terus berkembang dikarenakan adanya kesadaran dari semua pihak akan pentingnya olahraga prestasi. Pada PON 2008 tim panahan Jawa Barat bisa memberikan 3 Emas, 6 perak, 4 Perunggu. Karena saat itu tim panahan Jawa Barat meleset dari target 5 emas maka tim panahan pelatda untuk PON 2012 sedang dipersiapkan lebih matang selama 2 tahun, supaya keberhasilan atlet-atlet Jawa Barat di PON nanti lebih baik. Terkait dengan itu pihak KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Jawa Barat mengadakan nota kesepakatan (MOU) dengan cara mendatangkan 16 pelatih Korea Selatan untuk beberapa cabang olahraga termasuk yang diunggulkan cabang panahan.

(6)

dicatat oleh para atlet panahan Jawa barat, terus mengalami peningkatan. Pada saat babak kualifikasi pra PON bulan Desember 2011 telah tersaring 16 atlet Jawa Barat yang lolos kualifikasi yaitu 1 putri ronde compound, 3 putra ronde compound, 3 putri ronde fita, 3 putra ronde fita, 3 putri ronde standar bow, 3

putra ronde standar bow. Untuk meningkatkan prestasi para atlet Jawa Barat

khususnya pada cabang panahan, KONI Jawa Barat mengadakan nota kesepakatan (MOU) dengan mendatangkan para pelatih Korea provinsi Gyongsangbuk-do melalui prosedur kerjasama antar Provinsi.

(7)

Gambar 1.1

Panahan Tradisional Korea (Sumber: Thomas Duvernay, 1997)

Atlet panahan Korea Selatan kembali membuktikan keunggulannya sebagai tim terkuat dunia, pemanah putri ronde FITA Korea mendapat medali emas di Olimpiade 2004 di Athena, setelah menyapu seluruh mendali emas untuk semua pertandingan peorangan dan beregu putra-putri pada kejuaraan panahan internasional di Madrid Spanyol 2005. Pada babak kualifikasi ASEAN GAME (Association of Southeast Asian Nations) Korea Selatan mampu memecahkan rekor pada ronde FITA, juara pertama di Olimpiade Bejing 2008 di ronde FITA beregu putra, Korea juga mendapatkan 2 emas 1 perunggu di Olimpiade 2012. Serta diperlombaan lainnya Korea selatan terbukti mampu berprestasi di kejuaraan panahan dunia. Dari latar belakang yang terjadi di negara Korea, terbukti cukup baik prestasinya di bidang olahraga panahan, maka didatangkannya pelatih asal Korea diharapkan mampu meningkatkan prestasi, khususnya pada olahraga panahan. Selain itu, diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan para pelatih, dan atlet Pelatda Jawa Barat di PON XVIII Riau 2012.

(8)

mempengaruhi kualitas kinerja seorang pelatih. Menurut McClenaghan dalam Satriya (2007: 8) bahwa ada 4 tipe kepemimpinan yaitu otoriter, demokrasi, berpusat pada atlet (atlet oriented), berpusat pada tugas (task oriented). Hasil wawancara dengan Fauzi salah satu atlet pelatda Jumat, 13 April 2012 dia menjelaskan bahwa: ”Cara melatih pelatih Korea lebih disiplin di bandingkan pelatih lokal, pelatih lokal lebih menekankan pada pendekatan personal dibandingkan pelatih Korea, jika atlet melakukan kesalahan pada tekniknya pelatih lokal memperbaiki bagian teknik yang salah, sedangkan pelatih Korea mengulang-ngulang teknik yang salah dari nol sampai benar”.

(9)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan, permasalahan yang ingin penulis kaji akan diuraikan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

“Apakah pelatihan model Korea memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi atlet pelatda panahan Jawa Barat di PON XVIII Riau 2012”?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang kita lakukan harus mempuyai tujuan dan mengandung maksud-maksud tertentu. Menurut Subana dan Sudrajat (2001: 71) bahwa

“Penelitian dilakukan karena memiliki tujuan untuk memecahkan permasalahan

yang tergambar dalam latar belakang dan rumusan masalah. Tujuan penelitian

sebaiknya dirumuskan berdasarkan rumusan masalahnya”. Berdasarkan pendapat tersebut, tujuan dalam penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui apakah pelatihan model Korea memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi atlet pelatda panahan Jawa Barat di PON XVIII Riau 2012”.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoretis

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah informasi/wawasan, keilmuan bagi pelatih dn atlet tentang pelatihan model Korea .

2. Secara Praktis

(10)

b. Bagi atlet bermanfaat untuk mengasah kemampuan dalam teknik, taktik, dan mental.

c. Sebagai masukkan bagi para pembina olahraga panahan dalam upaya untuk melestarikan, mengembangkan, dan meningkatkan prestasi olahraga panahan di daerah khususnya Jawa Barat.

3. Dapat dijadikan bahan informasi bagi organisasi dan lembaga seperti Pengda, KONI, dan DISPORA. Terkait tentang pengaruh hadirnya pelatih-pelatih asal Korea.

E. Batasan Penelitian

Batasan masalah sangat perlu dinyatakan sebagai pembatasan masalah penelitian itu sendiri agar penelitian lebih terarah dan akan memperoleh suatu gambaran yang jelas. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut :

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pelatihan Korea dan model pelatihan lokal.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi atlet panahan Jawa Barat pada PON XVIII Riau 2012.

(11)

4. Ronde yang diteliti dalam penelitian ini adalah 3 ronde yaitu : 1) Ronde FITA Recurve, 2) Ronde FITA Compound, 3) Ronde Standar bow, yang diambil dengan skor total jarak.

F. Anggapan Dasar

Anggapan Dasar adalah anggapan dari para ahli yang sebenarnya tidak perlu diuji kembali. Menurut Surakhmad (1998: 98) anggapan dasar adalah: “Asumsi atau postulat yang menjadi segala pandang dan kegiatan terhadap masalah yang dihadapi. Postulat ini menjadi titik pangkal dimana tidak lagi menjadi keraguan

penyidik”. Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan prestasi atlet dalam

olahraga tidak ada jalan lain adalah dengan latihan, latihan menurut Sidik (2010: 4) adalah: “Suatu proses aktivitas tubuh yang dilakukan secara sistematis, bertahap, terus-menerus, dan aktivitas meningkat teratur”. Latihan dengan sungguh-sungguh yang berpedoman pada program latihan yang baik. Seorang pelatih memerlukan jangka periodesasi yang panjang untuk melatih atlet agar berprestasi. Menurut Sidik (2010: 59) Periodisasi adalah: “Suatu perencanaan latihan dan pertandingan yang disusun sedemikian rupa sehingga kondisi puncak (peak performance) dicapai pada tanggal (waktu) yang ditetapkan atau

direncanakan sebelumnya”.

Pelatih juga merupakan salah satu faktor keberhasilan seorang atlet untuk mencapai prestasi. Sidik (2010: 1) menjelaskan, sebagai berikut :

(12)

mampu menerapkan Prinsip–prinsip Latihan dalam pelatihan olahraga prestasi.

Ada beberapa perbedaan volume latihan antara di Indonesia dan di Korea selatan (Gyeongsangbuk-Do) dari hasil wawancara (Jumat, 13 April 2012) dengan pelatih Korea Hang Jun lee dan salah satu atlet pelatda Fauzi Hockiaji, hasil wawancara perbedaan volume latihan bisa dilihat di Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Volume latihan

No Latihan di Jawa Barat Latihan di Gyongsangbuk-Do 1. Latihan dari jm 09.00-15.00 WIB. Latihan dari jm 09.00-22.00.

2. Menggunakan 8 anak panah pada setiap rambahan latihan.

Menggunakan 12 anak panah pada setiap rambahan latihan. ditembakan mencapai ± 600 s/d 800 anak panah.

4. Kurang disiplin dilihat dari prilaku atlet, kurang adanya kesadaran diri dari atlet.

Disiplin dalam hal waktu, adanya kesadaran diri atau motivasi tinggi dari atlet.

5. Jumlah anak panah yang digunakan saat pertandingan saat total jarak : pertandingan saat total jarak :

- Standar bow 108 anak panah, - FITA dan Compound 144 anak

panah.

6. Belum adanya lapangan husus panahan, masih mengunakan lapangan bersama, dan lain-lain.

Adanya lapangan husus olahraga panahan.

Untuk lebih detail lihat lampiran program latihan.

(13)

lebih dari 500 anak panah perhari, bahkan kadang-kadang 1000 anak panah perhari. Hal ini sangat beralasan mengapa panahan Korea maju dengan pesat”.

G. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari penelitian untuk memberikan arah dan tujuan dari peneliti tersebut, sebagai mana dikatakan Arikunto (2006: 71)

mengatakan “Hipotesis adalah suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap

permasalahan peneliti, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Hipotesis menjadi arah yang logis yang memberi arah pada proses penyelidikan itu sendiri. Berdasarkan anggapan dasar tersebut, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : “Terdapat pengaruh yang signifikan dari model pelatihan Korea terhadap prestasi atlet pelatda panahan Jawa Barat di PON XVIII Riau 2012”.

H. Metode Penelitian

(14)

Sesuai dengan penelitian ini, tujuan penelitian dititikberatkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pelatihan Korea terhadap prestasi atlet pelatda panahan Jawa Barat di PON XVIII Riau 2012. Adapun metode penelitian ini adalah metode Ex post facto. Ex post facto, Sugiyono (2010: 7) menjelaskan bahwa penelitian ex post facto adalah: ”Suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut”.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah satu atau lebih kondisi yang sudah terjadi mungkin menyebabkan perbedaan perilaku pada subjek. Dengan kata lain, penelitian ini untuk menentukan apakah perbedaan yang terjadi antar kelompok subjek (dalam variabel independen) menyebabkan terjadinya perbedaan pada variabel dependen.

Penulis menggunakan metode ex post facto karena peristiwa penelitian tersebut sedang berlangsung, sedangkan peneliti tidak bemberikan treatmen pada proses pelatihan tersebut. Penulis tinggal mengambil data apakah dari proses yang dilakukan tersebut terdapat penghitungan prestasi pada atlet panahan di PON.

I. Instrumen Penelitian

(15)

1. Hasil tes awal scoring total jarak pelatda panahan Jawa Barat pada saat pra PON.

2. Hasil tes akhir scoring total jarak pada pelatda panahan Jawa Barat di PON Riau XVIII.

Total jarak (jumlah dari semua jarak) yang digunakan dalam pertandingan panahan di pra PON dan PON yaitu :

1. Pada ronde Recurve women total jarak terdiri dari jarak 30m, 50m, 60m, 70m 2. Pada ronde Recurve men total jarak terdiri dari jarak 30m, 50m, 70m, 90m. 3. Pada ronde Compound women total jarak terdiri dari jarak 30m, 50m,

60m,70m.

4. Pada ronde Compound men total jarak terdiri dari jarak 30m, 50m, 70m, 90m. 5. Pada ronde Nasional women total jarak terdiri dari jarak 30m, 40m, 50m. 6. Pada ronde Nasional men total jarak terdiri dari jarak 30m, 40m, 50m.

J. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul penelitian, maka penulis menjelaskan istilah-istilah penting dalam penelitian ini, yaitu :

1. Pengaruh. Menurut Badud dan Zain (1994: 1031) pengaruh adalah: “1) Daya yang menyebabkan suatu yang terjadi; 2) Suatu yang menyebabkan atau mengubah suatu yang lain; dan 3) Tunduk atau mengikuti karena atau kekuatan orang lain”.

(16)

berulang-ulang, dengan kian hari kian bertambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya”.

3. Prestasi. Menurut Satriya (2007: 49) prestasi adalah: “Hasil yang dicapai setelah melalui proses latihan sehingga para atlet memiliki kemampuan dan keterampilan olahraga yang lebih tinggi. Dalam penelitian ini prestasi yaitu skor yang didapatkan dari hasil PON (Panahan)”.

4. Atlet. Menurut Wikipedia (2011) atlet adalah: “Sering pula dieja sebagai atlet; dari bahasa Yunani: athlos yang berarti "kontes", adalah orang yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif.”

(17)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis, dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaannya penelitian adalah hal yang sangat penting sebab dalam mengunakan metode penelitian yang tepat, diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan suatu metode dikatakan efisien apabila pengunaan waktu, biaya, fasilitas, dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun mencapai hasil maksimal. Metode yang dikatakan relevan apabila waktu pengunaan pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Sesuai dengan penelitian ini, tujuan penelitian dititikberatkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pelatihan Korea terhadap atlet pelatda panahan Jawa Barat di PON XVIII Riau 2012. Adapun metode penulisan menggunakan pada penelitian ini adalah metode ex post fakto. Sukmadinata (2008: 55) mengatakan sebagai berikut:

Penelitian ekspos fakto (expost facto reseach) meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi. Adanya hubungan sebab-akibat didasarkan atas kajian teoritis, bahwa sesuatu variabel disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau mengakibatkan variabel tertentu.

(18)

melakukan kontrol terhadap variable-variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi atau variabel-variabel tersebut secara interen tidak dapat dimanipulasi”. Penelitian ekspos fakto mirip dengan penelitian eksperimen, tetapi tidak ada pengontrolan variabel dan biasanya juga tidak ada pra tes. Hanya saja dalam penelitian ex Post facto tidak ada manipulasi kondisi karena kondisi tersebut sudah terjadi sebelum penelitian ini mulai dilaksanakan. Penelitian ini ditujukan untuk melihat seberapa besar pengaruh model pelatihan Korea terhadap prestasi atlet pelatda panahan Jawa Barat di PON XVIII Riau 2012.

Penulis akan melakukan metode ex post facto yang mengamati program latihan yang diberikan dari pelatih lokal dan model pelatihan Korea terhadap hasil prestasi skoring atlet pelatda Panahan Jawa Barat hingga PON XVIII Riau 2012 terselengara, sehingga dapat terpantau seberapa besar pengaruh pelatihan Korea terhadap prestasi yang diraih oleh atlet pelatda Jawa Barat.

B. Populasi dan Sempel

1. Populasi

Setiap penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti terlebih dahulu perlu menentukan populasi yang dapat dijadikan sebagai sumber data untuk keperluan penelitiannya, populasi tersebut dapat berbentuk manusia, nilai-nilai dokumen dan peristiwa yang dijadikan objek penelitian.

(19)

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang diambil adalah 24 orang atlet Pelatda panahan Jawa Barat untuk PON XVIII di Riau.

2. Sampel

Adapun yang dimaksud dengan sampel dijelaskan oleh Sugiyono (2010: 81) adalah: ”Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”. Sesuai yang diungkapkan Arikunto (2006: 112) yaitu :

Kebanyakan peneliti berangapan bahwa semakin bayak sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subjek penelitian dalam populasi. Selanjutnya, sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subjek dalam populasi.

Sampel yang diambil 16 orang jumlah atlet panahan Pelatda Jawa Barat. 16 orang diambil dari atlet panahan pelatda Jawa Barat yang lolos di babak kualifiksai pra PON. Total jarak skor atlet yang lolos pra PON bisa dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

(20)

12. L 1158

13. M 1351

14. N 1316

15. O 1278

16. P 1314

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah one group prest posttest design melalui tes parameter cabang olahraga panahan

dengan cara skoring. Program latihan adalah merupakan alat atau pegangan yang penting bagi pelatih untuk dijadikan pedoman dalam merencanakan latihan selama jangka waktu tertentu. Adapun gambar one group prest posttest design dalam penelitian bisa dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Desain Penelitian

(Sumber: Sugiyono, 2008 : 108) Keterangan :

O

:

Pre-test, yaitu tes awal yang di ambil dari hasil total jarak skoring di pra PON pelatda panahan Jawa barat.

X

:

Perlakuan yang diberikan pelatihan model Korea sesuai dengan program latihan.

O

:

Post –test, yaitu tes akhir yang di ambil dari hasil skoring total jarak atlet panahan Jawa Barat di PON XVIII di Riau.

Langkah-langkah pengambilan dan pengelolaan data penelitian yang penulis lakukan dapat dilihat pada Gambar 3.2.

(21)

Gambar 3.2.

Langkah-langkah Pengambilan dan Pengelolaan Data Penelitian

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh data dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil dari pengelolaan data ini kemudian akan dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari hasil penelitian dan akan menjawab permasalahan yang ada. Instrumen yang digunakan dengan cara menggunakan hasil skoring panahan, yaitu:

1. Hasil tes awal skoring total jarak pelatda panahan Jawa Barat pada saat pra PON.

Populasi

Sempel sebanyak 16 orang

Tes awal scoring total jarak hasil pra PON

Data

Kesimpulan

Tes akhir hasil scoring Total Jarak PON Riau XVIII

Hasil Pengelolaan Data

(22)

2. Hasil tes akhir skoring total jarak pada pelatda panahan Jawa Barat di PON XVIII Riau.

E. Tempat dan Waktu Pengambilan Data

Tempat dan waktu saat pengambilan data jadwal yang terencana dengan baik akan menentukan terhadap kelancaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian untuk pengumpulan data, yaitu :

1. Penelitian pertama diambil dari hasil pra PON pada tanggal 13 Desember 2011. Dari 24 atlet yang dikirimkan tim Jawa Barat dalam 3 ronde hanya meloloskan 16 atlet di babak kualifikasi ini.

2. Penelitian terakhir mengambil data dari hasil PON XVIII di Riau yang diselenggarakan pada tanggal 6 s/d 19 September 2012.

F. Prosedur Pengambilan Data

Pengambilan data diambil dari tes awal saat hasil pra PON, penulis hanya mengamati dan menulis data dari hasil pra PON. Kemudian penulis mengambil data dari pengamatan saat program latihan berlangsung, saat pelatih Korea dan pelatih lokal memberikan perlakuan melatih pada atletnya. Adapun tata cara pelaksanaan tes tersebut yaitu :

1. Tujuan :

(23)

2. Alat/ perlengkapan: a. Lapangan panahan

b. Busur standar bow, Recurve, Compound, dan anak panah serta perlengkapan lainnya. Dan nomor-nomor ronde yang akan dipertandingkan adalah :

1). Ronde Nasional, busur terbuat dari kayu dan bambu atau dari fiber, biasa disebut dengan busur standar bow.

2). Ronde FITA, busurnya terbuat dari bahan sintetis. Terbagi ke dalam dua ronde: a). Ronde FITA Recurve b). Ronde FITA Compound. Perbedaan ronde recurve dan compound terletak dari bentuk busurnya dan teknik memanahnya.

c. Bantalan beserta sasaranya (target face)

Gambar 3.3

Bentuk Sasaranya (target face). d. Kamera

(24)

G. Prosedur Pengelolaan Data

Setelah pengambilan data maka diperoleh hasil dari penelitian selanjutnya adalah mengelola dan mengunakan rumus-rumus statistika. Langkah-langkah pengelolaan data sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata hasil skor :

X

=

2. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku dari kelompok dengan menggunakan rumus:

(25)

�² = Ʃ(� −

X

4. Menguji normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak karena akan menentukan metoda statistika yang akan digunakan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Menyusun data hasil pengamatan yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai besar.

b. Pengamatan X1, X2, ……, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……., Zn dengan menggunakan rumus:

S = simpangan baku kelompok sampel Xi = data hasil observasi ke i

c. Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung pula peluang seperti pada rumus berikut:

(26)

Selanjutnya dihitung proporsi Zi, Z2, …….., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka :

� � = �� ���

1, 2… … ….

d. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga mutlak tersebut, kriteria uji normalitas adalah:

f. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo).

g. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata α (penulis menggunakan α = 0,05).

Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, Jika Lo yang diperoleh dari pengarnatan melebihi L dari daftar kritis uji Liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima.

4. Menguji homogenitas sampel dengan rumus:

Terkecil Variansi

Terbesar Variansi

F

Kriteria pengujian homogenitas adalah tolak jika, F > F1 2 � (�1, �2), kedua kelompok tersebut homogen dan bila Fhitung > Ftabel maka tidak homogen.

(27)

H˳:μᴰ =0 H : μᴰ ≠0

Pendekatan statistika yang digunakan adalah

:

=

Ʃ²

(Ʃ�)²

�−1

dengan

=

� ᴰ/ �

Kinerja penerimaan dan penolakan hipotesisnya :

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada hasil penelitian maka dapat simpulkan bahwa: “Terdapat pengaruh yang tidak signifikan dari model pelatihan Korea terhadap prestasi atlet pelatda panahan Jawa Barat di PON XVIII Riau 2012”.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang keolahragaan, khususnya dengan cabang olahraga panahan, lebih dikembangkan olahraga panahan dimasyarakat. Karena dalam Hadis yang di contohkan nabi Muhammad SAW. Menganjurkan kepada setiap orangtua mengajarkan anak mereka untuk dipelajari adalah memanah, berkuda, dan berenang.

2. Bagi peneliti lain yang berminat pada masalah yang sama, penulis menyarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut dengan ruang lingkup yang lebih luas, misalnya dengan sampel yang lebih besar.

(29)

4. Sebaiknya pihak KONI juga lebih memperhatikan atlet daerahnya dari segi peralatan. Seharusnya memberikan peralatan itu pada awal periode latihan jangan pada saat beberapa bulan akan pertandingan berlangsung alat baru ada, karena sulit bagi atlet khususnya pemanah menguasai alat yang akan digunakan di pertandingan jika hanya dalam waktu yang singkat.

5. Bagi pemerintah dan pelatih sebaiknya melalukan pembinaan atlet dari usia dini dan dilihat perkembangan kemajuan atlet dari sisi anatomi, biomekanika, dan teknologi. Sehingga atlet yang berkembang dengan bakatnya bisa di maksimalkan.

6. Karena ada perbedaan bahasa yang menjadi penghambat komunikasi pada saat melatih, sebaiknya pihak KONI memberikan fasilitas transleter yang mengerti dibidang olahraga. Dikarenakan penerjemah bisa saja tidak memahami bahasa dalam olahraga yang akan mengakibatkan terjadinya salah pengertian pada atlet ataupun pada pelatih Korea.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (edisi revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Badud dan Zain. (1994). Pengertian Pengaruh. [online]. Tersedia: http://dspace.widyatama.ac.id. [2 Agustus 2012].

Dennis K. (2011). Archerytalk. [online]. Tersedia: http://www.archerytalk.com /vb/showthread. [18 Agustus 2012]

Glass & Hopkin, (1979). Metode Penelitian. [online]. Tersedia: http:www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/penelitian-Ex-Post-Facto. [10 oktober 2012].

Harsono .(1988). Coaching dan Aspek-aspek Pisikologi dalam Coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma.

Hokusai Manga. (1817). Archery. [online].Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki /Archery. [25 Agustus]. Samick Sport Co., LTD Published.

Komarudin dan Tjetjep Habibudin. (2010). Panahan Teknik dan Analisis. Bandung : FPOK UPI Bandung.

Matjan, Bastinus. (2010). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI.

Nurhasan dan Hasanudin.(2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : Buku Ajaran FPOK UPI.

(31)

Satriya, Dikdik, Iman .(2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung : FPOK UPI Bandung.

Sidik, Dikdik .(2010). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI Bandung. Sukmadinata, Nana. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta.

Surakhmad. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung:Tarsito

Lausanne. (2012). Archery. [online]. Tersedia: http://www.archery.org/2012. Thomas Duvernay. (1997). Naluriah Archer. [online]. Tersedia:

Gambar

Gambar 3.3 Bentuk sasaran .....................................................…………….
Gambar 1.1 Panahan Tradisional Korea
Tabel 1.1. Volume latihan
Tabel 3.1.
+3

Referensi

Dokumen terkait