• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK POLA PELATIHAN MODEL KOREA TERHADAP PRESTASI ATLET ATLETIK JAWA BARAT PADA PERSIAPAN PON XVIII RIAU 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK POLA PELATIHAN MODEL KOREA TERHADAP PRESTASI ATLET ATLETIK JAWA BARAT PADA PERSIAPAN PON XVIII RIAU 2012."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul. D Pengertian Prestasi. Online . Tersedia: http://www.sarjanaku.com/2011/02/prestasi-belajar.html

Apriyanto. 2008. Daya Tahan Kekuatan. Online . Tersedia : Okeeducation.blogspot.com. Arikunto. (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bany dan Johnson. 1975. Pengertian Kepemimpinan. Online . Tersedia :

http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/22/kepemimpinan/

Dikdik. Komarudin. (2008). Pedoman Mengajar dan Melatih Atletik.Bandung:FPOK UPI Ezim . M (2009). Daya Tahan. Online . Tersedia : http// Ezimoweri.blogspot.com

Glass & Hopkin, (1979). Pengertian expost facto Online .Tersedia :http //www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/penelitian-ex-post-facto

Harsono. (1988). Coaching and Training. Bandung: C.V. Tambak Kusuma

Ismail, A. (2011). Profil Kondisi Fisik Atlet Dayung Jawa Barat Dikaitkan Dengan Prestasi

pada Event PON XVII Di Kalimantan Timur. Skripsi pada FPOK UPI Bandung : tidak

diterbitkan

Kerlinger, (1993). Expost Facto. Online . Tersedia:

http://ecourse.amberton.edu/grad/RGS035E1/ READ4. HTML

Komite Olahraga Nasional Indonesia Provinsi Jawa Barat (2012). Laporan Kontingen Jabar

pada Pekan Olahraga Nasional Ke XVIII Di Riau, Bandung : Koni Provinsi Jawa Barat

Nurhasan. Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK – UPI. Nurhasan, Hasanudin, Nidaul. (2008). Statistika. Bandung : Buku Ajaran FPOK UPI

Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Provinsi Jawa Barat (2011) . Laporan Kontingen Jabar

pada pra PON Di Jakarta. Bandung : Pasi provinsi Jawa Barat.

Sardiman A.M. Pengertian Prestasi. Online Tersedia: http//tentangkomputerkita.blogspot.com, 2001

Sidik.dkk. (2007). Modul Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK – UPI. Sidik. (2009). Bahan Ajar Kondisi Fisik. Bandung FPOK-UPI

Sherif. 1954. Kepemimpinan . Online . Tersedia

(2)

Sunartombs.wordpress (2009).Pengertian prestasi secara umum. Online . Tersedia: [http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi.html Suharno. Agilitas. Online . Tersedia: http//Anggaway89.wordpress.com,2010

Sumoprawiro. Prestasi Olahraga. Online . Tersedia: http//jurnalilmiaholahraga.blogspot.com, 2009

Sutrisno. H. Metode-metode Penelitian. Online . Tersedia

:http://setiawantopan.wordpress.com/2012/02/22/metode-penelitian-dan-metode-penelitian/

Susanto. Prestasi. Online . Tersedia:http//www.cantiknyailmu.co.cc , 2011

Tutko dan Richards (1971). Gaya Kepemimpina Pelatih. Online . Tersedia : http://www.kompasiana.edukasi.com

Ubaid. Z. (2010) Peregangan Statis, Peregangan Dinamis, Peregangan Balistik, dan Peregangan dibantu pasangan/alat. Online . Tersedia : http://Zakyubaid.blogspot.com, 2010/07peregangan.html.

_ _ _ _http://atletik-lompattinggi.blogspot.no/2011/06/lompat-tinggi-gaya-straddle.html _ _ _ _http://meutuah.com/edukasi/teknik-dasar-lompat-tinggi.htm

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap cabang olahraga terutama yang bersifat kompetisi atau pertandingan tentunya setiap

pelatih dan atletnya ingin mencapai hasil akhir yaitu prestasi yang tinggi. Prestasi tersebut adalah kemenangan atau penghargaan di setiap Kejuaraan atau Pertandingan, baik itu Kejuaraan Nasional maupun Internasional. Adapun pengertian prestasi secara umum menurut Abdul Dahar

(dalam www.sarjanaku.com/2011/02/prestasi-belajar.html) adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan

kerja atau latihan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil

yang telah dicapai setelah mencapai dan melalui proses pelatihan sehingga para atlet memiliki

kemampuan dan keterampilan olahraga yang tinggi. Dengan demikian dalam upaya

mengembangkan dan meningkatkan prestasi atlet dalam olahraga tidak ada jalan lain bahwa pola

latihan yang baik yang akan menentukan dalam pencapaian prestasi yang tinggi. Latihan

diartikan sebagai keseluruhan proses persiapan yang sistematik bagi atlet untuk mencapai

prestasi tinggi. Lebih luasnya lagi pengertian latihan adalah proses yang sistematis dalam

berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban

latihan atau pekerjaannya. (Harsono, 1988).

Latihan fisik adalah bagian terpenting untuk semua cabang olahraga. Tujuannya adalah

untuk membentuk kondisi tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan pencapaian suatu prestasi. Seperti yang di katakan oleh Sajoto, mengatakan bahwa kondisi fisik

(4)

atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat di tawar-tawar lagi. Berkenaan dengan kondisi fisik tersebut, terdapat beberapa komponen fisik yang dasar yaitu :

1. Kekuatan, adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. (Sidik,2007:61).

2. Kelentukan , adalah kemampuan gerak dalam ruang gerak sendi yang seluas-luasnya. (Sidik, 2007:70).

3. Kecepatan , adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari system

pengungkit tubuh atau kecepatan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat. (Sidik, 2007:73).

4. Daya tahan, adalah kemampuan fisik seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relative lama. (Sidik, 2007:77).

Beberapa manfaat dari latihan kondisi fisik diantaranya adalah untuk mempertahankan

atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani, selain itu keadaan kondisi fisik yang baik akan mempengaruhi pula terhadap aspek-aspek kejiwaan yang berupa peningkatan motivasi kerja,

semangat kerja, rasa percaya diri, ketelitian dan lain sebagainya. Dalam konteks yang lebih khusus yaitu dalam kegiatan olahraga, maka kondisi fisik seseorang akan mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya. Karena dengan kondisi fisik yang baik seperti yang di

kemukakan oleh Harsono (1988:153) bahwa kondisi fisik yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi dan system organisme tubuh antara lain berupa :

 Akan ada peningkatan dalam kemampuan system sirkulasi dan kerja jantung.

 Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, dan komponen kondisi fisik

lainnya.

(5)

 Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ tubuh setelah latihan.

 Akan ada respon yang cepat dari organism tubuh kita apabila sewaktuwaktu respon

demikian dibutuhkan.

Dengan demikian faktor kondisi fisik sangat penting peranannya dalam pencapaian

prestasi, program latihan kondisi fisik harus tertata dengan baik, dirancang, dan dilaksanakan

secara baik dan sistematis sehingga bisa meningkatkan kebugaran jasmani atlet.

Kesiapan para atlet atletik Jawa Barat tidak hanya di lihat dari segi kondisi fisik tetapi juga

dilihat dari persiapan atlet, pelatih dan mekanik yang semakin berkembang dan menunjukan

kecenderungan kualitas prestasi yang semakin meningkat. Hal ini ditunjukan dari hasil

sentralisasi PELATDA (Pelatihan Latihan Daerah) JABAR PON XVIII Riau atau Pra-PON

yang dilaksanakan pada tahun 2012 di Jakarta.

Dilihat dari hasil Pra-PON, secara garis besar atlet atletik Jawa Barat telah memenuhi

syarat standard yaitu lolos dalam setiap seleksi pra-PON Riau 2012. Jumlah atlet yang berhasil

lolos babak kualifikasi adalah 36 atlet yang ditangani oleh 10 pelatih dan 2 pelatih asal Korea

Selatan. Sehingga dalam penanganan para atlet diserahkan kepada pelatih masing-masing.

Keberadaan pelatih Korea dalam hal ini adalah sesuai dengan tujuan KONI bahwa mereka akan

membantu meningkatkann kualitas para atlet. Sehingga kemungkinan ini bisa terjadi jika terjadi

komunikasi dan koordinasi yang harmonis dalam pelatihannya. .

Untuk mencapai prestasi yang tinggi di ajang Nasional seperti PON XVIII di Riau, para

Pembina dan pelatih Jawa Barat mendatangkan pelatih dari Korea Selatan untuk menerapkan

Model pelatihannya untuk persiapan PON di Riau. Menelusuri sejarah olahraga di Korea Selatan.

Olahraga di Korea Selatan sudah cukup berkembang sejak dulu. Artikel utama di Wikipedia

(6)

meningkatkan secara drastis minat rakyat Korea Selatan terhadap olahraga. Semakin banyak orang saat ini berlatih dan berkompetisi dalam berbagai kompetisi olahraga yang terorganisasi.

Mempertimbangkan luas wilayah dan jumlah penduduknya, Korea Selatan mencapai prestasi olahraga yang baik.Korea Selatan adalah negara satu-satunya di Asia yang berhasil masuk

kualifikasi Piala Dunia FIFA sebanyak tujuh kali. Pada tingkat Internasional, prestasi terbesar yang dicapai Korea Selatan adalah penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas tahun 1988 dan Piala Dunia FIFA 2002 dengan Jepang.Selain itu, pada tahun 2011, kota Daegu terpilih

sebagai tempat penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Atletik IAAF tahun 2011, salah satu tiga peristiwa olahraga dunia terpenting di samping Olimpiade dan Piala Dunia FIFA.

Prestasi yang telah di capai oleh Korea Selatan adalah antara lain :

1. Korea Selatan pertama kali ikut ambil bagian dalam Olimpiade Musim Panas di London pada tahun 1948 dengan menggunakan bendera nasionalnya sendiri.

2. Pada tahun 1936, pelari marathon Korea, Sohn Kee-chung, meraih medali emas Olimpiade Berlin 1936, namun tampil sebagai anggota tim Jepang, karena pada saat

itu Korea masih berada di bawah penjajahan Jepang.

3. Atlet-atlet Korea Selatan mencapai prestasi yang semakin baik dalam setiap Olimpiade. Pada Olimpiade Montreal tahun 1976, Korea Selatan berada pada

peringkat ke-19 di antara lebih dari 100 negara peserta.Pada Olimpiade Los Angeles pada tahun 1984, Korea Selatan mencapai peringkat ke-10 di antara 140 negara dan pada tahun

1988 menempati posisi ke-4 dari 160 negara di Olimpiade Seoul.

(7)

5. Pada Olimpiade Barcelona pada tahun 1992, Korea Selatan mendapatkan 12 emas, 5 perak, dan 12 perunggu.Pada Olimpiade Atlanta tahun 1996, Korea Selatan menempati

posisi ke-10 dan 4 tahun kemudian di Olimpiade Sydney tahun 2000 menempati posisi 12 dengan perolehan medali emas 8 buah, 9 perak, dan 11 perunggu. Pada Olimpiade Athena

tahun 2004, Korea meraih 9 emas, 12 perak, dan 9 perunggu di posisi 9.

6. Prestasi Korea Selatan di Olimpiade Beijing, Cina, pada tahun 2008 dianggap sebagai yang terbaik sepanjang sejarah olahraga Korea Selatan. Pada saat itu, Korea Selatan

menempati posisi ke-7 dengan perolehan medali 13 emas, 10 perak dan 8 perunggu. Pencapaian terbaik antara lain medali emas pertama di

cabang renang oleh Park Tae-hwan, medali emas diperoleh tim baseball dan 5 rekor dunia dipecahkan oleh lifter angkat berat Jang Mi-ran.

7. Pada event Olimpiade 2012 di London, Korea berhasil mendapatkan 28 medali yaitu : 13

emas, 8 perak, dan 7 perunggu. Dan menjadi peringkat ke 5 di dunia.

Dilihat dari semua pencapain prestasi yang telah ditorehkan oleh Korea Selatan, ini

membuktikan bahwa kredibilitas dan kualiatas pelatih Korea sangat baik di ajang Internasional. Hal inilah yang ingin diterapkan kepada atlet atletik Jawa Barat dalam persiapan menuju PON 2012 di Riau. Tujuan dari pelatihan model Korea adalah untuk mencapai “Jabar Terkini” dan

dengan iman dan takwa menjadi nomer 1, terunggul dari kekuatan Nasional.

Memiliki pelatih asing tentu akan ada kemungkinan-kemungkinan akan munculnya

permasalahan yang akan terjadi di lapangan pada saat proses pelatihan. Maka penulis dapat mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan terjadi antara lain :

1. Kesulitan bahasa dalam berkomunikasi antara Pelatih dan Atlet, sehingga menyulitkan

(8)

2. Mental para atlet Jawa Barat untuk dapat menyesuaikan diri dengan pola pelatihan yang diberikan oleh Pelatih Korea.

Dengan adanya pola pelatihan Korea di Jawa Barat, peneliti menganggap penting untuk mengangkat masalah ini dalam penelitian dengan harapan hasil dari penelitian ini dapat

bermanfaat bagi tim atletik Jawa Barat khususnya tim-tim dari daerah lain umunya, sebagai bahan acuan untuk menghadapi event PON di masa mendatang. Oleh sebab itu, peneliti berkeinginan untuk membuat penelitian tentang dampak pola pelatihan model Korea dan

mengambil judul “DAMPAK POLA PELATIHAN MODEL KOREA TERHADAP PRESTASI

ATLET ATLETIK PADA PERSIAPAN PON XVIII RIAU 2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin mengangkat permasalahan sebagai

berikut :

Apakah Pola Pelatihan Korea memberikan dampak yang signifikan terhadap prestasi

atletik Jawa Barat pada PON 2012.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dampak atau pengaruh pola pelatihan Korea terhadap prestasi atlet

atletik Jawa Barat pada PON 2012.

(9)

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang kita lakukan harus mempunyai tujuan dan mengandung

maksud-maksud tertentu. Menurut Sutrisno Hadi (setiawantopan.wordpress.com/2012/02/22/metode-penelitian-dan-metode-penelitian) bahwa “Penelitian merupakan usaha untuk menemukan,

mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Karena itu, tujuan penelitian sebaiknya dirumuskan berdasarkan rumusan masalahnya”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi dan tambahan pembendaharaan pengetahuan umum khusunya bagi para Pembina, pelatih, dan atlet olahraga atletik.

2. Sebagai bahan masukan dalam usaha memberikan gambaran sebagai bahan acuan bagi para pelatih dan pembinaan atletik.

E. Batasan Penelitian

Demi kelancaran dan terkendalinya pelaksanaan penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Ruang lingkup penelitian ini menekankan pada pola pelatihan Korea terhadap atlet atletik Jawa Barat pada PON 2012 di Riau.

2. Populasi dan sampel yang menjadi objek penelitian ini adalah atlet atletik Jawa Barat

yang akan mengikuti Pon 2012 Riau.

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini,adapun penjelasan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(10)

menjelaskan bahwa”apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang

menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja atau latihan”.

2. Latihan. (Harsono, 1988) menjelaskan bahwa “proses yang sistematis dalam berlatih atau

bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan

atau pekerjaannya”.

3. Kondisi Fisik. Sajoto (dalam Sidik, 2007:51) menjelaskan bahwa “ kondisi fisik adalah

salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang

(11)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah yang ditempuh untuk memperoleh data,

menganalisis, menyimpulkan hasil penelitian dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting sebab dalam menggunakan metode penelitian yang tepat, diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Disamping itu,

penggunaan metode tergantung pada permasalahan yang dibahas, dengan kata lain suatu penggunaan metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan adanya perubahan yang positif

menuju tujuan yang di harapkan. Sedangkan suatu metode dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, biaya, fasilitas, dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun mencapai hasil maksimal. Metode yang dikatakan relevan apabila waktu penggunaan pengolahan dengan tujuan

yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Sesuai dengan penelitian ini, tujuan penelitian di titik beratkan untuk mengetahui

seberapa besar dampak dari model pelatihan Korea terhadap atlet atletik Jawa Barat di PON XVIII Riau 2012. Adapun metode penulisan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian ex post facto secara harafian berarti “sesudah fakta”, karena kausa atau sebab yang

diselidiki tersebut sudah berpengaruh terhadap variabel lain. Penelitian ini disebut penelitian kausal komparatif karena dimaksud untuk menyelidiki kausa yang mungkin untuk suatu pola

prilaku yang dilakukan dengan cara membandingkan subjek dimana pola tersebut ada dengan subjek yang serupa dimana pola tersebut tidak ada atau berbeda (Glass & Hopkin, 1979). Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah satu atau lebih kondisi yang sudah terjadi

(12)

menentukan apakah perbedaan yang terjadi antar kelompok subjek (dalam variabel independen) menyebabkan terjadinya perbedaan pada variabel dependen.

Hal serupa dikemukakan oleh Kerlinger (1993) mendefinisikan penelitian ex post facto adalah penemuan empiris yang dilakukan secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol

terhadap variable-variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi atau variable-variabel tersebut secara inheren tidak dapat dimanipulasi.

Berdasarkan uraian tersebutpeneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian ex post facto

merupakan penelitian eksperimen yang juga menguji hipotesis tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang etis untuk memberikan perlakuan atau

memberikan manipulasi.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Setiap penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti terlebih dahulu perlu menentukan

populasi yang dapat dijadikan sebagai sumber data untuk keperuan penelitiannya, populasi tersebut dapat berbentuk manusia, nilai-nilai dokumen dan peristiwa yang disajikan objek penelitian.

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai fisik umum. Dalam hal ini Sugiono (2010:117) menjelaskan sebagai berikut “

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik

kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam

(13)

tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi yang di ambil disini adalah atlet PELATDA Atletik Jawa Barat untuk PON XVIII Riau tahun 2012.

2. Sampel

Adapun yang dimaksud dengan sampel yang dijelaskan oleh Sugiyono (2010:118) adalah “bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Sampel yang diambil 27 orang jumlah atlet atletik Jawa Barat. Pengambilan sampel

diambil atas dasar hasil Sentralisasi PELATDA Jawa Barat PON XVIII Riau 2012 yang dilaksanakan pada Kejurnas di Jakarta tahun 2011.

Table 3.1

Atlet yang lolos Sentralisasi Pelatda Jabar (Pra-Pon)

N

Lompat Jauh Putra 6,8 Meter

7 Saeful Rahman 3000 Meter Stapleechase

0:09’52”17

(14)

17 Neneng Risma 4x100 Meter 0:00’49”70 25 Nia Meilani Lontar Martil Putri 44,19M 26 Idah Milawati Sapta lomba 3542 point 27 Nazriah 100 Meter Gawang 0:00’15”70

Sumber: Laporan Kontingen Atletik Jabar pada Kejuaraan Nasional di Jakarta Tahun 2011. C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka

penulis memberikan penjelasan mengenai istilah yang di gunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Latihan adalah “sebagai keseluruhan proses persiapan yang sistematik bagi atlet untuk mencapai prestasi tinggi. Lebih luasnya lagi pengertian latihan adalah proses yang

sistematis dalam berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian

menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. (Harsono, 1988). Dalam hal ini

menjelaskan bagaimana proses pelatihan menurut model Korea pada PON XVIII Riau

2012.

2. Alat Pengukuran. Nurhasan (2007:03) menjelaskan bahwa,” dengan alat pengukuran kita

akan mendapat hasil pengukuran.

3. Kondisi Fisik adalah “salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha

peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak

(15)

4. Prestasi. Abdul Dahar (http://www.sarjanaku.com/2011/02/prestasi-belajar.html) “apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan keuletan kerja atau latihan.”.

D. Desain Penelitian

Wiersma (1991) dalam Emzir (2009) mengemukakan kriteria-kriteria untuk suatu desain penelitian ekperimental yang baik di antaranya:

 Kontrol eksperimental yang memadai.

 Mengurangi artifisialitas (dalam merealisasikan suatu hasil eksperimen ke non

eksperimen).

 Dasar untuk perbandingan dalam menentukan apakah terdapat pengaruh atau tidak.

 Informasi yang memadai dari data yang akan di ambil untuk memutuskan hipotesis

 Data yang di ambil tidak terkontaminasi dan memadai dan mencerminkan pengaruh.

Desain penelitian yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Test Parameter. Penulis akan membandingkan proses dan hasil setiap pelaksaan test parameter. Kemudian di identifikasi input, proses, dan outcome dari hasil test tersebut.

Test Parameter tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut : - Strength Dinamis : ST.B.JUMP : 2,71(3.30)=86,9%

ST.T JUMP : 8,45(9,65)=89% ST.V.JUMP : 72cm (1m)=72% - Strength Statis : H.SQUAT: 150 kg

(16)

Uraian langkah-langkah pengambilan dan pengelolaan data penelitian yng penulis lakukan dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3.1

Langkah-langkah Pengambilan data dan Pengelolaan Data

POPULASI

TEST HASIL SENTRALISASI PRA-PON JABAR AWAL 2012

TOTAL WAKTU DAN JARAK

SAMPEL SEBANYAK 27 ORANG

PENGAMATAN EXPOST FACTO

HASIL AKHIR PON XVIII RIAU 2012

(17)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil dari pengelolaan data ini kemudian akan

dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari hasil penelitian dan akan menjawab permasalahan yang ada. Instrumen yang digunakan dengan penelitian mendata hasil test parameter yang akan diperoleh dari :

- Hasil test awal keseluruhan total jarak dan waktu Pelatda Atletik pada saat pra-PON. - Hasil keseluruhan waktu dan jarak pada atlet atletik Jawa Barat pada PON Riau XVIII

2012

F. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data diperoleh dari hasil penelitian, selanjutnya adalah mengelola dan mengunakan rumus-rumus statistika. Langkah-langkah pengelolaan data sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata hasil skor :

X

=

n X

Arti tanda-tanda rumus datas adalah:

HASIL PENGOLAHAN DATA

(18)

X = skor yang diperoleh n = jumlah sampel/orang

∑ = jumlah

2. Menghitung setandar devisiansi atau simpangan baku dari kelompok dengan menggunakan

rumus:

3. Menguji normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak karena akan

(19)

Zi = bilangan baku ke i

X = rata-rata kelompok sampel

S = simpangan baku kelompok sampel

Xi = data hasil observasi ke i

c. Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian

dihitung pula peluang seperti pada rumus berikut: F (Zi) = P (Z ≤ Zi)

Selanjutnya dihitung proporsi Zi, Z2, …….., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1.

Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka :

� � = �� ���

1, 2… … ….

d. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga mutlak tersebut, kriteria uji

normalitas adalah:

f. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah

harga terbesar ini (Lo).

g. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata α (penulis menggunakan α = 0,05). Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi

berdistribusi normal, Jika Lo yang diperoleh dari pengarnatan melebihi L dari daftar

kritis uji Liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima. 4. Menguji homogenitas sampel dengan rumus:

Terbesar Variansi

(20)

Kriteria pengujian homogenitas adalah tolak jika, F > F1 �2 (�1, �2), kedua kelompok

tersebut homogen dan bila Fhitung> Ftabel maka tidak homogen.

5. Untuk menguji diterima atau ditolaknya hipotesis melalui pendeatan uji kesamaan dua rata-rata, uji dua pihak (uji t). Apabila data tersebut distribusi normal dan homogen, maka rumus yang digunakan :

t =

X

1 n 2

+

1

n

dengan

=

� −1 �

2 +( 1)� ²

� −� −2

Keterangan :

T = Nilai signifikasi yang dicari

X

=

Skor rata-rata tes awal atau variabel 1

X = Skor rata-rata tes awal atau variabel 2

S = Simpangan baku gabungan

S² = Variansi sampel tes awal variabel I S² = Variansi sampel tes awal variabel II

(21)
(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Model pelatihan Korea memberikan dampak yang signifikan hanya pada peningkatan kuantitas medali pada PON XVIII Riau 2012.

2. Model pelatihan Korea memberikan dampak penurunan yang signifikan terhadap pencapaian skor, waktu dan jarak pada atlet atletik Jawa Barat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan diatas, penulis mengajukan rekomendasisebagai berikut :

1. Kepada berbagai pihak yang terkait dengan pelatihan Korea dalam hal ini KONI dan PASI Jawa Barat, untuk bisa memperkirakan kendala-kendala yang akan terjadi pada saat pelatihan menggunakan pola pelatihan Korea sehingga bisa mengantisipasi

kendala-kendala tersebut dengan baik.

2. Akan lebih baik apabila KONI terjun langsung ke lapangan untuk mengawasi dan

memantau pola latihan Korea, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak terduga KONI bisa langsung memberikan solusi dan latihan akan berjalan lebih kondusif dan efektif. 3. Proses pelatihan akan berjalan dengan lancar apabila KONI memperhatikan kendala

(23)

4. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai akan memberikan kontribusi yang besar dalam proses latihan. Dalam hal ini KONI bisa lebih memperhatikan alat dan media yang

disediakan di lapangan, sehingga proses latihan tidak terkendala oleh alat.

5. Bagi peneliti lain yang berminat pada masalah yang sama, penulis menyarankan agar

melakukan penelitian lebih lanjut dengan ruang lingkup yang lebih luas, misalnya dengan sampel yang lebih besar.

6. Mungkin model latihan Korea ini akan lebih baik jika diselengarakan tidak hanya 3 bulan

(24)

DAFTAR ISI A. Perkembangan Olahraga Atletik di Korea Selatan... 10

B. Perkembangan Olahraga Atletik di Indonesia……… 11

C. Komponen Fisik Olahraga Atletik ... 23

2.Pengertian Olahraga dan Faktor-Faktor Penunjangnya ... 33

3.Prestasi Tim Atletik Jawa Barat pada PON XVIII Riau. ... 35

(25)

H. Anggapan Dasar ... 39

I. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 42

B. Populasi dan Sampel Penelitian ………..…….. 43

C. Definisi Operasional ………. 45

D. Desain Penelitian ……….. 46

Halaman E. Instrumen Penelitian ... 48

F. Prosedur Pengolahan Data ... 49

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Pengolahan dan Analisis Data ... 53

B. Diskusi Penemuan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Rekomendasi ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(26)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

a. Korea Training Program...…………... 31

b. Data Prestasi Atlet Nomor Lari di PON.…………... 36

c. Data Prestasi Atlet Nomor Lompat,Lontar, Loncat, Tolak Peluru di PON... 36

d. Data Prestasi Atlet Nomor Dasalomba dan Saptalomba di PON.…………... 36

e. Data Atlet Pra-PON ... 44

f. Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan baku ... 53

g. Perhitungan Uji Normalitas……… 54

h. Perhitungan Uji Kesamaan Dua Rata-Rata……… 55

(27)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

(28)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

a. Nomor Sprint ... 14

b. Nomor Lari Jarak Menengah dan Jauh ... 15

c. Nomor Lari Estafet... 16

d. Nomor Lari Gawang... 16

e. Nomor Lari Stapleechase... 17

f. Nomor Lompat Jauh... 18

g. Nomor Lompat Jangkit... 18

h. Nomor Tinggi... 19

i. Nomor Lompat Tinggi Galah... 20

j. Nomor Lempar Lembing... 20

k. Nomor Tolak Peluru ... 22

l. Nomor Lempar Cakram... 22

m. Nomor Lontar Martil... 14

n. Penambahan beban Latihan bertahap... 28

(29)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Prosedur Pelaksanaan Tes dan Pengukuran………. 62

Gambar

Table 3.1 Atlet yang lolos Sentralisasi Pelatda Jabar (Pra-Pon)
Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengambilan data dan Pengelolaan Data
Tabel  a.
Gambar Halaman  a. Nomor Sprint ...........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Program Studi Ilmu Komunikasi Ketua,.

Tugas Akhir ini dibuat dengan tujuan untuk mendesain suatu basisdata dan diagram alir data sebagai dasar perancangan sebuah aplikasi web dinamis bursa kerja online

DAFTAR PESERTA SEMINAR GENAP 2014/2015. DOSEN PEMBIMBING :

Terjadinya pengurangan cepat rambat gelombang ultrasonik dan pertambahan atenuasi yang mengikuti pertambahan lamanya waktu pengujian creep dapat dijelaskan sebagai

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya, para peserta pengadaan diberi kesempatan menyampaikan sanggahan (bila ada) terhadap hasil kualifikasi ini paling lambat 5

Adapun penulisan Proposal Laporan Akhir ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Elektro Program Studi

[r]

Urut an halam an pada sebuah sheet akan dim ulai dari sisi kiri halam an spreadsheet m ulai dari atas ke bawah, set elah sisi kiri sudah sam pai akhir penom oran