• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPONS MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN TUTORIAL PAI DAN PENGHAYATANNYA TERHADAP NILAI-NILAI AGAMA ISLAM :Studi Kasus di Universitas Pendidikan Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RESPONS MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN TUTORIAL PAI DAN PENGHAYATANNYA TERHADAP NILAI-NILAI AGAMA ISLAM :Studi Kasus di Universitas Pendidikan Indonesia."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

i DAFTAR ISI

PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR………... i

UCAPAN TERIMAKASIH………... iv

ABSTRAK………... vii

DAFTAR ISI………... viii

DAFTAR TABEL………... x

DAFTAR GAMBAR………... ix

DAFTAR LAMPIRAN………... xi

BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah……… 10

C. Tujuan Penelitian………. 11

D. Manfaat Penelitian……… 12

E. Metode Penelitian……….………… 12

F. Lokasi Penelitian………..……….…….. 13

BAB II LANDASAN TEORETIK………. 15

A. Hasil Penelitian Terdahulu……….. 15

B. Hubungan antara Respon, Penghayatan, Sikap dan Perilaku…. 17 C. Perubahan Sikap dan Perilaku Sebagai Hasil dari Penghayatan……….………… 28

D. Langkah-Langkah Perubahan Sikap Sebagai Proses Penghayatan………. 35

E. Tutorial Sebagai Teknik Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogi)……….. 43

F. Kegiatan Tutorial PAI Sebagai Kegiatan Wajib dalam Mata Kuliah PAI……….. 47

G. Nilai dan Pendidikan Nilai………... 57

H. Pendidikan Umum Sebagai Pendidikan Nilai………. 72

BAB III METODE PENELITIAN 75 A. Batasan Istilah dan Definisi Operasional……… 75

B. Pendekatan dan Metode Penelitian………. 82

C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data…………... 86

D. Instrumen Penelitian………... 104

E. Tahapan-ahapan Penelitian………... 106

F. Teknik Analisis Data……….. 108

G. Pengujian Kredibilitas Data………... 111

(2)

ii

A. Gambaran Umum Hasil Penelitian………... 116

B. Analisis dan Pembahasan………..……… 137

C. Temuan Hasil Penelitian………….……..……….. 197

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 200 A. Kesimpulan ………. 200

B. Rekomendasi……… 205

DAFTAR PUSTAKA……….. 207

LAMPIRAN-LAMPIRAN……….. 212

(3)

iii DAFTAR TABEL

\

2.1. Struktur dan Potensi Dunia Afektif………. 2.2. Indikator Potensi Afektual dan Pola Proses dan Keterampilan

Afektual………. 2.3. Kondisi Belajar dan Prinsip-Prinsip Mengajar Andragogik…….. 2.4. Gambaran Nilai Instrumental dan Nilai Terminal Menurut Rokeach………. 3.5. Batasan Nilai-Nilai Agama Islam dalam Penelitian ini…………. 4.6. Hasil Angket Responden Alumni Tutorial……… 4.7. Hasil Angket Responden Tutor………. 4.8. Hasil Angket Responden Peserta Tutorial………. 4.9. Interpretasi Jumlah Persentase Angket……….. 410. Contoh Agenda Acara dalam Kegiatan Tutorial PAI

pada Minggu, 15 Maret 2009………. 4.11. Contoh Rangkaian Kegiatan Tutorial Kelompok

Tema Dahsyatnya Syahatain………. 4.12. Bentuk Pelanggaran Sangsi Dalam Kegiatan Tutorial PAI……... 4.13. Bentuk Penambahan Poin dalam Kegiatan Tutorial PAI……….. 4.14. Hasil Penelitian Tentang Penghayatan Nilai-nilai Agama Islam

(4)

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Sikap Sebagai Pre-disposisi Tingkah Laku………... 23 2.2. Garis Lintang Menerima dan Menolak………. 31 2.3. Rumus Dissonance (Ketidakseimbangan) pada Teori Festiger… 34 2.4. Proses Perubahan Sikap Berdasarkan Teori Stimulus-Respons… 36 2.5. Proses Perubahan Sikap Menurut Teori Pertimbnagan Sosial

dilihat dari Proses Rasional……….. 37 2.6. Proses Perubahan Sikap Menurut Teori Pertimbnagan Sosial

dilihat dari Proses Emosional……… 38 2.7. Proses Perubahan Sikap Berdasarkan Teori Hasil Belajar dari

Krathwohl, Bloom, dan Masia ………. 39 2.8. Hubungan Anatar Elemen yang Membentuk Suatu Perubahan

Sikap……… …

63

2.9. Hubungan Nilai dengan Elemen-elemen

Lainnya………..

63

3.10. Komponen dalam Analisis Data (Interaction Model) ………

110

3.11. Uji Kredibilitas Data dalam Penelitian Kualitatif………...

112

4.12. Kartu Kehadiran Peserta pada Acara Kuliah Dhuha………. 138 4.13. Kartu Kehadiran Peserta pada Acara Tutorial

Kelompok………..

139

4.14. Proses Perubahan Sikap Berdasarkan Teori Stimulus- Responss (Digunakan Untuk Menganalisis Responss Peserta pada Acara Kuliah

Duha………...

145

(5)

v dalam Membatu Mahasiswa Menghayati Nilai-nilai agama Islam dalam Kegiatan tutorial PAI)

………

152

4.16. Proses Perubahan Sikap Berdasarkan Teori Hasil Belajar dari Krathwohl, Bloom, dan Masia

(Digunakan Untuk Menganalisis Tingkat/Proses Penghayatan Peserta Tutorial Berdasarkan Sistem Inkuisitor Pada Kegiatan

tutorial PAI)

………..

155

4.17.a. Contoh Buku Pemantauan Tutorial

Catatan Perkembangan Peserta

Tutorial………

159

4.17.b. Buku Pemantauan Tutorial

Catatan Perkembangan Peserta

Tutorial………

160

4.18. Proses Perubahan Sikap Berdasarkan Taksonomi Bloom

(Digunakan untuk Menganalisis Data) ……… 173 5.19. Proses Perubahan Sikap Berdasarkan Teori Hasil Belajar dari

Krathwohl, Bloom, dan Masia

(Digunakan untuk Kesimpulan).

………..

(6)

vi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 SK Pembimbing Tesis………... 212

2 Surat Izin Penelitian………. 213

3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian……… 214

4 Format Wawancara……… 215

5 Format Angket……….. 216

6 Foto-foto Kegiatan Tutorial……….. 217

7 Modul Acuan Proses Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)……….. 218

(7)
(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di seluruh dunia kini sedang mengkaji kembali perlunya pendidikan nilai moral, atau pendidikan budi pekerti atau pendidikan karakter. Menurut Zuriah (2007). Hal ini bukan hanya dirasakan oleh bangsa dan masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh negara maju. Bahkan di Negara-negara Industri dimana ikatan nilai moral menjadi semakin longgar, masyarakatnya mulai merasakan perlunya revival pendidikan nilai yang pada akhir-akhir ini mulai ditelantarkan.

Pendidikan di Indosesia memiliki tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia yang berbudi luhur dan religius, yaitu:

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UUSPN, No. 20 th 2003 Bab II pasal 3:3)

(9)

2 adanya dua sisi muatan kurikulum yang dapat mewariskan nilai-nilai baik yang terdapat dalam filsafat dan ideologi bangsa dan nilai-nilai kebaikan yang merujuk pada agama yang dianut oleh bangsa kita. Dalam kurikulum pendidikan formal di tingkat perguruan tinggi hal ini ada pada kelompok Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) atau Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu pada kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK).

Berdasarkan SK Mendiknas No. 232/U/2002 dan 045/U/2002 bahwa kelompok Mata Kuliah Umum (MKU) dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) yang terdiri atas Agama, Pancasila, dan Kewarganegaraan. (2) Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB), yang terdiri atas Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) dan Ilmu Alamiah Dasar (IAD).

(10)

3 Pendidikan umum diberikan kepada peserta didik -dalam hal ini mahasiswa- dengan harapan akan melahirkan siswa-siswa yang memahami nilai-nilai hidup. Hal ini senada dengan tujuan Pendidikan Umum yang diungkapkan oleh Sikun Pribadi (1971), yaitu:

1. Membiasakan siswa berfikir objektif, kritis, dan terbuka.

2. Memberikan pandangan tentang berbagai jenis nilai hidup, seperti kebenaran, keindahan, kebaikan.

3. Menjadi manusia yang sadar akan dirinya, sebagai warga negara. 4. Mampu menghadapi tugasnya, bukan saja menguasai bidang

profesinya, tetapi mampu mengadakan bimbingan dan hubungan sosial yang baik dalam lingkungannya.

Pengertian Pendidikan Umum Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1975) adalah Pendidikan yang harus atau wajib diikuti oleh semua siswa tanpa melihat jurusan atau spesialisanya. Pendidikan umum bukanlah program atau mata pelajaran khusus atau pilihan yang dapat dipilih sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan masing-masing. Dilihat dari fungsinya, pendidikan umum berfungsi bagi pembinaan warga negara yang baik. Jadi fungsi Pendidikan umum bukan dipusatkan pada peningkatan kemampuan intelektual (kemampuan akademis) atau keahlian (keterampilan) tertentu saja, melainkan lebih ditujukan pada pembinaan kepribadian warga negara yang baik (Maftuh dalam Mulyana, 1999: 118).

(11)

4 serta menjadikan ajaran Islam sebagai landasan berfikir dan berperilaku dalam pengembangan profesi (Modul Acuan MPK, 2003: 8-9).

(12)

5 lima anak pertama yang dilahirkan oleh wanita menikah pada usia 20-24 tahun merupakan anak hasil hubungan seksual sebelum menikah, dan meningkatnya angka aborsi di kalangan generasi muda.

Degradasi akhlak ini dikhawatirkan akan berdampak terhadap masa depan bangsa. Untuk itulah peranan pendidikan sangat penting dalam membimbing peserta didik menuju pribadi yang berakhlak mulia dengan didasari nilai-nilai keimanan dan ketakwaan.

Pada umumnya pembinaan nilai-nilai keimandan ketakwaan di lingkungan pendidikan formal cenderung diserahkan kepada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Dalam kurikulum Perguruan Tinggi mata kuliah PAI berbobot 2 sks. Waktu 2 SKS tidaklah cukup untuk dapat merealisasikan cita-cita mulya PAI sebagai pendidikan umum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional, demikian pula kompilasi skenario pembelajaran nilai agama yang dapat dijadikan rujukan dosen masih sulit ditemukan.

Sejatinya Pendidikan Agama Islam dimaknai sebagai pendidikan yang menyampaikan bahasan-bahasan yang berkaitan dengan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak dan ibadah kepada kepada Allah. Hal ini berarti bahwa yang disampaikan dalam Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi seharusnya adalah Pendidikan nilai-nilai agama Islam.

(13)

6 merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari mata kuliah PAI yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa yang mengontrak Mata kuliah tersebut.

Kelulusan dalam mengikuti kegiatan tutorial PAI menjadi salah satu syarat dalam kelulusan mata kuliah PAI. Dalam pelaksanaannya kegiatan tutorial PAI dikelola oleh suatu kepengurusan kegiatan tutorial PAI yang disebut dengan Program Tutorial (PT) dibawah tanggung jawab dosen PAI.

Kegiatan tutorial PAI ini sudah berlangsung sejak lama sebagai perwujudan dari harapan para orang tua yang mengharapkan putra-putrinya menjadi mahasiswa yang tidak hanya cerdas dari sisi intelektual tapi juga dari sisi spiritual.

Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan tutorial PAI Universitas Pendidikan Indonesia Bab II Pasal 2 ayat 1 (2007) Kegiatan tutorial PAI merupakan kegiatan akademik bagian yang tidak terpisahkan dari Kegiatan Belajar Mengajar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI). Hal ini berarti bahwa mahasiswa yang mengontak mata kuliah PAI wajib pula mengikuti kegiatan tutorial PAI selama satu semester.

(14)

7 Peneliti sangat kagum dengan kegiatan tutorial PAI yang dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia, karena berdasarkan pengamatan dan observasi partisipan di lapangan kegiatan yang dikelola oleh Program Tutorial (PT) mampu melibatkan mahasiswa dalam jumlah banyak dan mampu mengelolanya dengan teratur. Keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan rohani yang selama ini dicari oleh mereka dan dapat menjalankan salah satu kewajiban sebagai seorang muslim, yaitu menuntut ilmu.

Dalam kegiatan tutorial PAI memungkinkan mahasiswa untuk dapat menjalankan kewajiban tersebut. Kehandiran dan keikutsertaan mereka karena sebagai sebuah kewajiban secara akademis dan teologis. Secara akademis artinya karena merupakan kewajiban sebagai mahasiswa yang mengontrak mata kuliah PAI, dan secara teologis maksudnya karena berdasarkan ajaran agama Islam menuntut dan mendalami ilmu agama adalah kewajiban setiap muslim.

(15)

8 penyadaran akan kewajiban religius. Dalam hal ini dibutuhkan proses yang berkelanjutan.

Peneliti menganggap perlu untuk mengetahui bagaimana respons mahasiswa terhadap kegiatan tutorial PAI dan penghayatannya terhadap nilai-nilai agama Islam ketika mereka mengikuti kegiatan tersebut. Oleh karena itu peneliti bermaksud mengungkap motivasi keikutsertaan peserta tutorial, bagaimana keseriusannya dalam mengikuti semua bentuk kegiatan di tutorial, bagaimana frekuwensi kehadiran, dan bagaimana tanggapannya terhadap kegiatan tutorial PAI.

Melalui kegiatan tutorial PAI diharapkan tujuan mata kuliah Pendidikan Agama Islam dapat terwujud. Dan diharapkan hasilnya nampak pada diri mahasiswa berupa adanya perubahan sikap, mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan kampus, maupun di luar kampus. Kegiatan tutorial PAI yang diikuti bukan hanya sekedar diwajibkan tetapi memang disadari dengan sepenuhnya bahwa kegiatan tersebut diperlukan dan penting dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencerdaskan spiritual.

(16)

9 Sosok yang ingin dilahirkan melalui kegiatan tutorial PAI sebagai penunjang mata kuliah PAI adalah sosok lulusan yang bertaqwa, menjadi warga negara yang sadar, dan berdisiplin, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Salah satu bentuk penghayatan terhadap nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan tutorial PAI adalah adanya perubahan sikap dan perilaku. Gejalanya memang terlihat, sejak mahasiswa mengikuti kegiatan tutorial PAI maka semakin banyak mahasiswa yang tersadarkan terhadap nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan berupa kewajiban-kewajiban agama yang harus dilaksanakan oleh mereka sebagai muslim, misalnya mahasiswa putri (akhwat) semakin hari-semakin banyak yang mengenakan jilbab, beberapa mahasiswa tergugah semangatnya untuk mengikuti kajian-kajian keIslaman, dan tumbuhnya kesadaran untuk mempelajari Islam secara lebih mendalam.

Berdasarkan studi penjajakan yang dilaksanakan pada 29 April 2008 (Aeni, 2008) menampakkan adanya penerapakan nilai-nilai baik pada mahasiswa berupa munculnya kesadaran untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban agama yang harus dilaksanakan oleh mereka sebagai seorang muslim (70%), misalnya untuk mahasiswa putri (akhwat) mengenakan jilbab ((80%), beberapa mahasiswa tergugah semangatnya untuk mengikuti kajian-kajian keIslaman (72,23%), dan tumbuhnya kesadaran untuk mempelajari Islam secara lebih mendalam (87,87%).

(17)

10 dosen UPI. Menurut para dosen mahasiswa yang telah dan sedang mengikuti kegiatan tutorial PAI nampak lebih sopan (60%).

Berdasarkan data-data tersebut peneliti tergugah untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang kegiatan tutorial PAI dengan judul: Respons Mahasiswa Terhadap Kegiatan Tutorial PAI dan Penghayatannya

Terhadap Nilai-nilai Agama Islam (Studi Kasus di Universitas Pendidikan

Indonesia)”.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Respons mahasiswa terhadap kegiatan tutorial PAI UPI dan penghayatannya terhadap nilai-nilai agama Islam”. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk memudahkan penelitian masalah tersebut dijabarkan kedalam poin-poin pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana respons mahasiswa peserta tutorial dalam mengikuti kegiatan tutorial PAI?

2. Apa upaya yang ditempuh oleh pengurus Program Tutorial (PT) dan para tutor kepada mahasiswa peserta tutorial untuk menghayati nilai-nilai agama Islam pada kegiatan tutorial PAI ?

(18)

11 4. Bagaimana hasil penghayatan mahasiswa peserta tutorial terhadap nilai-nilai

agama Islam melalui kegiatan tutorial PAI?

5. Bagaimana upaya mahasiswa peserta tutorial dalam mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam di lingkungan kampus UPI?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pendidikan nilai agama Islam pada Kegiatan tutorial PAI Universitas Pendidikan Indonesia. Namun secara spesifik tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan:

1. Respons mahasiswa peserta tutorial dalam mengikuti kegiatan tutorial PAI. 2. Upaya yang ditempuh oleh pengurus Program Tutorial (PT) dan para tutor

kepada mahasiswa peserta tutorial untuk menghayati nilai-nilai agama Islam pada kegiatan tutorial PAI.

3. Proses penghayatan mahasiswa peserta tutorial terhadap nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan tutorial PAI.

4. Hasil penghayatan mahasiswa peserta tutorial terhadap nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan tutorial PAI.

(19)

12 D. Manfa’at Penelitian

Bila tujuan penelitian dapat tercapai, maka hasil penelitian akan memiliki manfaat praktis dan teoretis, yaitu:

1. Manfaat Praktis

Menjadi bahan masukan dan kontribusi pemikiran bagi pihak-pihak terkait, yaitu:

a. Program Tutorial (PT), dalam hal peningkatan pelaksanaan kegiatan tutorial PAI

b. MKDU PAI, dalam hal peningkatan proses pembelajaran PAI bernuansa nilai agama Islam.

c. Mesjid Al-Furqan/Islamic Tutorial Centre (ITC), dalam hal pembinaan kegiatan pemakmuran mesjid Al-Furqan.

2. Manfaat Teoretis

Manfaat teoreris dari penelitian ini adalah untuk: Penerapan pendidikan nilai di lingkungan kampus.

E. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode yang digunakan adalah metode deskriptif.

(20)

13 Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket, dan analisis dokumen.

F. Lokasi dan Subjek

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Bumi Siliwang. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan perguruan tinggi yang sudah sejak tahun 1986 (Taftazani, 2006) menyelenggaran kegiatan tutorial PAI. Adapun alasan peneliti memilih kampus Bumi Siliwangi bukan kampus daerah sebagai lokasi penelitian karena:

1. Peneliti adalah alumni dari UPI kampus Bumi Siliwangi dan di kampus ini pula peneliti mengikuti kegiatan tutorial PAI pada saat menjadi mahasiswa S1 tahun 1996, sehingga memiliki bekal pengalaman untuk melakukan penelitian tentang tutorial ini.

2. Peneliti adalah mahasiswa S2 di UPI Kampus Bumi Siliwangi yang melaksanakan perkuliahan di kampus ini. Hal ini memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan pengamatan terhadap kegiatan tutorial PAI dan kepada mahasiswa-mahasiswa UPI yang sedang dan pernah terkait dengan kegiatan tutorial PAI.

(21)

14 memungkinkan peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan tutorial PAI dan para alumni tutorial untuk keperluan penelitian ini.

2. Kegiatan tutorial PAI di kampus Bumi Siliwangi menurut penilaian peneliti sudah dapat melaksanakan kegiatan tutorial PAI dengan baik secara managerial sehingga dijadikan kampus rujukan oleh kampus daerah dalam penyelenggaraan kegiatan tutorial PAI.

3. Kegiatan tutorial PAI di kampus Bumi Siliwangi dilaksanakan setiap semester, semester ganjil dan genap, tidak seperti di kampus daerah yang hanya dapat diksanakan pada semester ganjil dikarenakan jumlah mahasiswa kampus daerah dengan kampus Bumi Siliwangi jauh berbeda, sehingga dengan alasan ini peneliti berkesempatan untuk melakukan penelitian lebih intensif.

(22)

75 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Batasan Istilah dan Definisi Oprasional

Untuk menghindari kesalahan dalam memahi judul penelitian, maka peneliti sangat perlu untuk menjelaskan terlebih dahulu yang dimaksud dengan judul penelitian “Respons Mahasiswa terhadap Kegiatan tutorial PAI dan Penghayatannya terhadap nilai-nilai agama Islam Melalui Kegitan Kegiatan tutorial PAI”. Adapun penjelasan sekaligus pembatasan istilah untuk masing-masing variabel tersebut adalah:

1. Respons

a. Respons berarti tanggapan; reaksi; jawaban (KBBI, 2005: 952)

b. Respons dimaknai sebagai daya emosi (emoting), nyawang (minding), feeling (Djahiri, 1996: 38)

c. Yang dimaksud respons dalam penelitian ini adalah tanggapan mahasiswa peserta tutorial terhadap kegiatan kegiatan tutorial PAI yang terlihat dari kehadiran dan antusiasme (kesungguhan dalam kegiatan).

2. Penghayatan

a. Penghayatan berarti pengalaman batin (KBBI, 2005: 393)

(23)

76 c. Yang dimaksud penghayatan dalam penelitian ini:

1) adalah kepekaan mahasiswa dalam merasakan nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan tutorial PAI. Bentuk penghayatan ini terlihat dari adanya perubahan sikap dan perilaku.

2) adalah internalisasi sebagai proses penyadaran nilai. Proses penyadaran nilai ini dilakukan melalalui kegiatan yang sifatnya formal, yaitu Kegiatan tutorial PAI.

3. Nilai-nilai Agama Islam a. Nilai

1) Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya (Gordon Allport dalam Mulyana, 2004: 9).

2) Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternative (Kuperman dalam Mulyana, 2005: 9)

b. Agama Islam

Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa para nabi pada setiap zaman yang berakhir pada kenabian Nabi Muhammad saw (Sauri, 2006: 42).

c. Nilai-nilai agama Islam

(24)

77 dan rasulNya. Nilai ini mengandung kemutlakan dan kebenaran abadi bagi kehidupan manusia.

Nilai Agama Islam dalam penelitian ini dibatasi dengan nilai-nilai yang berhubungan berbagai unsur:

1) Hubungan manusia dengan Allah 2) Hubungan manusia dengan pribadinya 3) Hubungan manusia dengan lainnya 4) Hubungan manusia dengan alam

5) Hubungan manusia dengan pemenuhan kebutuhan lahir dan batin. Untuk lebih jelasnya nilai-nilai tersebut dapat dilihat pada table 1.1. berikut ini:

Tabel 3.5

Batasan Nilai-nilai Agama Islam dalam Penelitian ini N

o

Unsur Nilai Indikator

1. Hubungan Manusia dengan Allah

Keta’atan 1. Melaksanakan Shalat wajib

2. Menta’ati

kewajiban menutup aurat

2. Hubungan manusia dengan pribadinya

1. Kedisiplinan

2. Keberanian

1. Melaksanakan tugas tepat waktu

2. Melaksanakan tugas

dengan penuh

kesadaran Berani

mengungkapkan pendapat

(25)

78

sesama berbicara

2. Sopan dalam bersikap dan berperilaku 4. Manusia dengan

Alam

Kesadaran 1. Menjaga kebersihan 2. Menciptakan

suasana Islami 5. Manusia dengan

usaha pemenuhan kebutuhan lahir dan batin

Jihad (semangat) 1. Mengikuti kajian keIslaman

2. Mencari ilmu dengan sungguh-sungguh

3. Melakukan diskusi tentang keIslaman 4. Mendakwahkan

ajaran Islam

Dalam penelitian ini peneliti membatasi nilai-nilai agama Islam hanya pada aspek keta’atan, kedisiplinan, keberanian, toleransi, menghormati sesame, kesadaran, dan semangat (jihad) karena nilai-nilai tersebut sangat penting dalam ajaran agama Islam, terutama bila dikaitkan dengan alas an-alasan berikut ini.

a. Keta’atan

Keta’atan kepada Allah dan rasul-Nya adalah wajib, karena diperintahkan oleh Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran surat 3: 32, 132, 4: 59, 5: 92, 8: 1, 20, 46, 24: 54, 47: 33, 58: 13, 64: 12. “Dan ta’atilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat (Q.S. 3: 132)”.

(26)

79 disebutkan oleh Sauri (2008: 26) bahwa Islam memiliki beberapa arti sebagai berikut:

1) Islam berarti taat/patuh dan berserah diri kepada Allah SWT 2) Islam berarti damai dan kasih saying

3) Islam berarti selamat

b. Kedisiplinan

Kedisiplinan sangat berkaitan dengan manajemen waktu. Islam sangat menaruh perhatian terhadap waktu, bahkan beberapa surat Al-Qur’an diawalai dengan sumpah-sumpah Allah yang berkaitan dengan waktu, seperti Al-Qur’an surat Al-Lail, Ad-Duha, dan Al-‘Ashr.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Q.S. Al-Ashr: 1-3)”

c. Keberanian

Keberanian sangat dibutuhkan, terutama dalam melakukan amar makruf nahyi munkar. Ajaran Islam harus disampaikan kepada seluruh umat manusia melalui jalan dakwah. Modal utama dalam melaksanakan dakwah adalah keberanian. Perintah Allah SWT:

(27)

80 d. Toleransi

Manusia sebagai makhluk social yang hidup diantara makhluk yang lainnya dituntut untuk dapat menerima berbagai perbedaan setiap individu. Toleransi disini dimaknai dengan menerima perbedaan. Sikap menerima perbedaaan ini menjadi hal yang sangat penting karena pada dasarnya semua manusia sama hanya nilai ketaqwaan yang membedakan, sebagaimana tercantum di dalam Al-Quran:

“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan Kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Q.S. Al-Hujrat: 13)”

e. Menghormati Sesama

Hubungan manusia dengan manusia yang lainnya dapat tergambar dari dua hal, yaitu ucapan dan tingkah laku. Islam sangat memperhatikan kedua hal tersebut. Tuntutan Islam dalam berucap (berbahasa) dengan menggunakan enam istilah, sebagaimana yang dituturkan oleh Sauri (2006), yaitu qaulan sasida (Q.S. 4: 9, 33: 70), qaulan ma’rufa (Q.S. 4: 5, 2: 235, 4: 5,8, 23: 32), qaulan baligha (Q.S. 4: 63), qaulan maysura (Q.S. 17: 28), qaulan layyina (Q.S. 20: 44), dan qaulan karima (Q.S. 17: 23).

f. Kesadaran

(28)

81 karena ada kaitannya dengan ibadah. Untuk melaksanakan ibadah diperlukan tempat dan kondisi yang bersih.

g. Semangat (jihad)

Semangat merupakan modal yang terpenting dalam beramal. Dalam menuntut ilmu dibutuhkan semangat yang sungguh-sungguh. Posisi orang yang berilmu dalam ajaran Islam menempati derajat yang tinggi, sebagaimana firman Allah SWT

“Dan niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. Al-Mujadilah: 11)”

4. Mahasiswa

Yang dimaksud dengan mahasiswa dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang sedang mengikuti kegiatan tutorial PAI pada semester genap tahun akademik 2008-2009 dan yang telah lulus dari kegiatan tutorial PAI yang dibatasai sampai angkatan 2006/2007.

5. Kegiatan Tutorial PAI

a. Adalah kegiatan akademik yang merupakan tugas terstruktur Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PPKT Bab I Pasal 1 ayat 2). b. Merupakan kegiatan akademik bagian yang tidak terpisahkan dari

(29)

82 c. Adalah bagian dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan di mesjid Al-Furqon/Islamic Tutorial Centre (ITC) setiap hari Sabtu/Minggu selama satu semester.

Adapun bentuk-bentuk kegiatan dalam tutorial PAI yang dilaksanakan setiap hari Sabtu/Minggu terdiri atas:

a. Kuliah Dhuha, yaitu ceramah umum yang diberikan oleh penceramah, yaitu dosen PAI yang dilaksanakan dari pukul 8.00 – 10.00.

b. Tutorial kelompok, yaitu kegiatan yang melibatkan peserta tutorial dengan tutor dalam kelompok-kelompok kecil (halaqoah, terdiri atas 8-10 orang). Kegiatan yang harus diikuti peserta dalam tutorial ini adalah tilawah, diskusi, menyimak ceramah/penjelasan tutor, hafalan surat al-Quran, evaluasi pekanan, pengerjaan tugas-tugas.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan tentang respons dan penghayatan mahasiswa terhadap nilai-nilai agama Islam pada kegiatan tutorial PAI perkuliahan PAI di UPI, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka dilakukan dengan pendekatan kualitatif.

(30)

83 observasi partisipan, wawancara mendalam, etnometodologi, dan penelitian etnografi. Terdapat banyak perbedaan mendasar antara macam-macam penelitian tersebut, tetapi semuanya menekankan pada “mendekati” dan berdasarkan konsep bahwa “pengalaman” adalah cara yang terbaik untuk memahami perilaku sosial. Penelitian kualitatif didefinisikan oleh Filstead dalam Bruce Chadwich (1984: 234):

Metodologi kualitatif mengacu pada stategi penelitian, seperti observasi partisipan, wawancara mendalam, partisipasi total kedalam aktivitas mereka yang diselidiki, kerja lapangan, dan sebagainya, yang memungkinkan peneliti memperoleh informasi tangan pertama mengenai masalah sosial empiris yang hendak dipecahkan. Metodologi kualitatif memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan komponen-komponen keterangan yang analitis, konsepsual dan kategoris dari data itu sendiri, dan bukannya dari teknik-teknik yang dikonsepsikan sebelumnya, tersusun secara kaku, dan dikuantifikasi secara tinggi yang memasukkan saja dunia sosial empiris ke dalam definisi oprasional yang telah disusun oleh peneliti.

Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya (Nasution, 1988:5).

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang dan pelaku yang diamati (Bodgan & Tailor dalam Lexy J. Moleong, 1994: 3).

(31)

84 Dengan digunakannya pendekatan kualitatif, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna (Alwasilah: 2006) sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.

Keistimewaan yang melekat pada penelitian kualitatif sebagimana ditegaskan oleh Alwasilah (2006: 107) adalah:

1. Pemahaman makna

Peneliti bukan saja tertarik pada aspek fisik dari kejadian atau tingkah laku responsden melainkan bagaimana memaknai semua itu.

2. Pemahaman konteks tertentu

Dalam penelitian kualitatif perilaku responsden dilihat dalam konteks tertentu dan pengaruh konteks terhadap tingkah laku itu.

3. Identifikasi fenomena dan pengaruh yang tidak terduga

Bagi peneliti kualitatif setiap informasi, kejadian, perilaku, suasana dan pengaruh baru adalah terhormat dan berpotensi sebagai data. 4. Kemunculan teori berbasis data (graounded theory)

Teori yang sudah jadi atau pesanan, atau apriori tidaklah mengesankan kaum natularis, karena teori-teori ini akan kewalahan jika disergap oleh informasi, kejadian, suasana, dan pengaruh baru dalam konteks baru

5. Pemahaman proses

Para peneliti naturalistik berupaya untuk lebih memahami proses (dari pada produk) kejadian atau kegiatan yang diamati. Proses yang membantu perwujudan fenomena itulah yang paling berkesan bukannya fenomena itu sendiri.

Penggunaaan pendekatan kualitatif ini lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2005: 1).

2. Metode Penelitian

(32)

85 terjadi, khususnya pada kegiatan tutorial PAI. Dengan deskripsi fenomena yang tampak di lapangan bisa ditafsirkan makna dan isinya, yang lebih dalam dari kata-kata yang terhimpun dengan memperhatikan dan menjaga segi kualitasnya.

Metode deskriptif yaitu suatu metode yang berupaya mengungkapkan keadaan yang terjadi saat ini, untuk selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan. Dalam hubungan ini Singarimbun (1989: 4) menjelasakan bahwa metode deskriptif “dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa”. Sementara Suharsimi Arikunto (1991: 5) menyebutkan:

Apabila peneliti bermaksud untuk mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana dan sebagainya, maka penelitiannya bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau menerangkan peristiwa.

Sifat deskriptif ini didasarkan kepada dua alasan; pertama, data yang dikumpulkan cenderung berbentuk kata-kata atau gambar, dan kedua, laporan hasil penelitiannya berisi kutipan-kutipan dari data sebagai ilustrasi untuk memberikan dukungan terhadap apa yang disajikan.

(33)

86 Sehingga dalam kaitannya sebagai penelitian kasus, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross-sectional (pendekatan silang). Dalam hal ini Suharsimi Arikunto (1998: 10) menyatakan bahwa: “Pendekatan cross-sectional (pendekatan silang) merupakan kompromi antara one-shot method (menembak satu kali terhadap satu kasus, dan longitudinal method (menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama)”. Dengan demikian pada penelitian ini tidak menggunakan subjek yang sama, sebagaimana mana yang telah disebutkan pada bab I tentang subjek penelitian.

C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah sumber dari mana data itu diperoleh. Dalam hal ini Suharsimi Arikunto (1998: 107) menyebutkan bahwa:

Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya maka sumber data itu disebut responsden, yaitu orang-orang yang merespons atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data diplih, dan mengutamakan perspektif emic, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya. Peneliti tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan data yang diinginkan.

(34)

87 a. Sumber Data Primer

Secara garis besar sumber data ini dikelompokkan ke dalam 3 kelompok orang berikut ini:

1) Kelompok mahasiswa, terdiri atas: a) Peserta Tutorial

Peserta tutorial adalah mahasiswa UPI yang sedang mengikuti kegiatan tutorial PAI pada semester genap tahun akademik 2008-2009 yang berjumlah 1.540 peserta ikhwan dan akhwat.

b) Alumni Tutorial

Alumni tutorial adalah mahasiswa UPI yang sudah lulus dalam kegiatan tutorial PAI dan sudah lulus dalam mata kuliah PAI yang peneliti batasi sampai angkatan 2006/2007.

c) Tutor

Tutor adalah mahasiswa senior UPI yang sudah lulus mata kuliah PAI dan terpilih dalam seleksi serta terbina terus menerus dalam pembinaan tutor yang dilakukan oleh dosen PAI

d) Pengurus Tutorial

(35)

88 2) Kelompok Dosen, terdiri atas:

a) Dosen PAI

Dosen PAI adalah dosen UPI yang menyampaikan mata kuliah PAI kepada mahasiswa UPI baik di semester ganjil maupun semester genap.

b) Dosen non PAI

Dosen non PAI adalah dosen UPI yang menyampaikan mata kuliah selain mata kuliah PAI, baik mata kuliah umum (MKU), mata kuliah keahlian (MKK), maupun mata kuliah profesi (MKP).

3) Kelompok masyarakat kampus, terdiri atas: a) Karyawan

Karyawan adalah tenaga non akademis yang ada di lingkungan UPI

b) Penduduk yang tinggal di lingkungan kampus UPI. b. Sumber Data Sekunder

1) Angket dalam bentuk pertanyaan yang disebar kepada peserta, tutor dan alumni tutorial.

(36)

89 2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diharapkan sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka diperlukan suatu teknik yang tepat, dalam penelitian ini teknik yang dipergunakan adalah:

a. Teknik Observasi

Teknik Observasi dilakukan oleh peneliti untuk melihat sendiri pemahaman responsden yang terucap dan sudut pandang responsden yang tidak tercungkil lewat kuisioner atau angket. Dengan Teknik observasi ini memungkinkan peneliti menarik inferensi (kesimpulan) ihwal makna dan sudut padang responsden, kejadin, peristiwa atau proses yang diamati (alwasilah, 2003: 154).

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi langsung. Melalui Observasi langsung peneliti dapat melihat secara langsung perilaku mahasiswa peserta tutorial ketika mengikuti kegiatan tutorial PAI. Observasi langsung dipandang penting karena dengan cara tersebut peneliti berada di lingkungan mereka, melihat, mendengar apa yang diungkapkan serta mempelajari langsung apa-apa yang terjadi pada responsden (Nasution, 1992: 44). Setiap informasi yang diperoleh akan selalu dikaitkan dengan konteksnya sehingga data tersebut tidak kehilangan maknanya.

(37)

90 oleh Marshall (1995) “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”.

Teknik ini peneliti gunakan karena memiliki beberapa manfaat yang sangat berarti. Manfaat tersebut menurut Patton dalam Nasution (2003: 59) adalah:

1) dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistic atau menyeluruh.

2) pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan Induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.

3) peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang ada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan arena itu tidak akan terungkap dalam wawancara.

4) peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responsden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena merugikan nama lembaga.

5) peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responsden, sehingga peneliti menemukan gambaran yang lebih komprehensif.

6) dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan suasana situasi sosial.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif. Dalam Observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data (Sugiyono, 2005: 64).

(38)

91 dan pada saat lain dilakukan pada hari sabtu. Pemindahan waktu kegiatan dari minggu ke Sabtu dikarenakan tempat yang biasa dipergunakan untuk kegiatan tutorial PAI (Islamic Tutorial Centre Mesjid Al-Furqon) pada hari minggu dipergunakan untuk acara resepsi pernikahan. Pada saat observasi ini banyak data diperoleh, meliputi bagaimana respons mahasiswa ketika mengikuti berbagai bentuk kegiatan tutorial PAI; kuliah dhuha, diskusi, hafalan surat, dll.

Demikian pula peneliti mengamati perilaku dan kegiatan mahasiswa di luar kegiatan tutorial PAI, yang teramati adalah kegiatan yang dilakukan di mesjid Al-Furqon baik ketika menjelang waktu shalat untuk melaksanakan shalat berjamaah, maupun di luar pada waktu shalat, biasanyanya banyak mahasiswa yang melakukan aktivitas di mesjid al-Furqon, seperti diskusi tentang materi perkuliahan, pengerjaan tugas perkuliahan, atau hanya sekedar beristirahat dan mengobrol dengan teman.

(39)

92 diperoleh dapat berupa data alamiah, yang tidak dibuat-buat, sehingga mahasiswa yang diamati bertingkah laku alami seperti biasa yang mereka lakukan ketika mereka tidak diamati, karena memang mereka tidak mengetahui kalau mereka sedang diamati.

Jika merujuk pada jenis observasi partisifatif yang dijabarkan oleh Sogiyono (2005: 66), “yaitu partisipasi pasif, partisipasi moderat, partisipasi aktif, partisipasi lengkap” maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan partisipasi aktif. Dikatakan partisipasi aktif karena dalam hal ini peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, dan ikut melakukan apa yang dilakukan oleh nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap. Pada saat observasi peneliti ikut berperan sebagai peserta tutorial yang mengikuti kegiatan kuliah duha, dan dikesempatan lain ikut berperan sebagai tutor yang membimbing peserta tutorial pada kegiatan tutorial PAI sehingga merasakan kedekatan dengan peserta dan dapat mengamati langsung apa yang dilakukan oleh mereka.

Adapun tahapan observasi yang peneliti tempuh berdasarkan pada tahapan yang dirumuskan oleh Spradley (Sugiyono: 2005), yaitu observasi deskriptif, observasi terfokus, observasi terseleksi.

1) Observasi Deskriptif

(40)

93 deskripsi terhadap semua yang didengar, dilihat, dan diraskaan. Observasi tahap ini sering disebut sebagai ground tour observation.

Dalam Penelitian ini, sebelum peneliti sampai kepada fokus yang diteliti tentang respons dan penghayatan mahasiswa terhadap nilai-nilai agama Islam melalui Kegiatan tutorial PAI, maka peneliti melakukan penjelajahan secara umum. Materi yang teramati ketika itu meliputi tutor, pengurus, peserta, dan bentuk kegiatan.

Tutor, aspek yang diamati adalah bagaimana kepiawaian tutor dalam membina adik-adik tutor dalam kegiatan tutorial PAI sehingga bisa membawa pengaruh positif, bagimana integritas dan kepribadian para tutor sehingga bisa dijadikan teladan oleh para peserta tutorial, bagaimana upaya yang dilakukan oleh para tutor untuk menjadikan kegiatan tutorial PAI ini lebih bermakna pada para peserta.

(41)

94 dituntut mengelola kegiatan ini seprofesional mungkin, bagaimana mengelola para tutor, mengelola peserta, dan mengelola kegiatan sehingga berjalan dengan lancar

Peserta, aspek yang teramati adalah bagaimana respons para peserta terhadap kegiatan tutorial PAI, dan dampak dari kegiatan ini. Aspek ini mernarik perhatian peneliti karena peneliti terkagum-kagum dengan jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini pada setiap semester. Seluruh mahasiswa tingkat satu dari berbagai fakultas yang ada di UPI mengikuti kegiatan ini, terlepas dari motivasi mereka, kegiatan tutorial ini menyedot paling banyak peserta bila dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan lainnya yang biasa dilaksanakan oleh mahasiswa di lingkungan kampus UPI. Demikian pula ketertarikan peneliti pada aspek ini karena peneliti memiliki pengalaman pribadi sebagai peserta tutorial yang sudah pernah mengikuti kegiatan ini sampai dinyatakan lulus.

(42)

95 2) Observasi Tefokus

Pada tahap penelitian ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. Observasi ini juga disebut sebagai observasi terfokus, karena pada tahap ini peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan fokus.

Sebagaimana yang telah peneliti jelaskan pada tahap observasi deskriptif, bahwa peneliti melakukan penjelajahan secara umum tentang kegiatan tutorial PAI, yang meliputi aspek peserta, pengurus, tutor, dan bentuk kegiatan. Akhirnya melalui penjelajahan tersebut peneliti menemukan fokus penelitian yang dirasakan oleh peneliti sangat menarik dan penting untuk dijadikan bahan peneliti, yaitu aspek peserta.

Pemilihan fokus tersebut dikarena tertarikan peneliti untuk mengungkap bagaimana respons mahasiswa terhadap kegiatan tutorial PAI dan bagaimana penghayatan mereka terhadap nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan tutorial PAI sehingga memberikan dampak yang positif terhadap perubahan sikap dan perilaku peserta tutorial.

3) Observasi Terseleksi

(43)

96 analisis komponensial terhadap fokus, maka pada tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik, kontras-kontras/perbedaan dan kesamaan antar kategori, serta menemukan antara satu kategori dengan kategori yang lainnya.

Setelah pada tahap observasi terfokus peneliti menemukan fokus penelitian, maka pada tahap ini peneliti dapat merumuskan masalah apa saja yang akan diteliti. Lebih rincinya tentang masalah yang diteliti sebagaimana telah peneliti rumuskan dalam rumusan masalah di bab I.

b. Teknik Wawancara

Menurut Esterberg (2002) interview atau wawancara adalah “ameeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about particular topik”. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

(44)

97 melakukan wawancara secara mendalam dengan tetap mengacu pada arah, sasaran, dan fokus penelitian

Dalam melakukan wawancara dengan responsden, maka peneliti melakukaannya dalam suasan santai, dan tidak formal seperti dalam percakapan, hal ini dilakukan supaya terjalin keakraban dan kedekatan dengan responsden, sehingga responsden tidak merasa tegang dan tidak merasa terbebani dengan sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

Hubungan antara peneliti dengan responsden adalah suasana wajar dan biasa seolah-olah yang diajak bicara tidak menyadarinya bahwa ia sedang diwawancarai (Maleong, 2004)

Namun untuk waktu-waktu tertentu peneliti juga melakukan wawancara dengan responsden dalam suasana formal, dalam hal ini bila marujuk kepada Sugiyono (2005) maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur (structured interview), wawancara semi terstruktur (Semistructured interview),dan wawancara tidak (unstructured interview).

1) Wawancara Terstruktur (structured interview)

(45)

98 instrument berupa pedoman wawancara, yaitu daftar pertanyaaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Wawancara jenis ini lebih bersifat formal, sebelum melakukan wawancara, peneliti membuat janji terlebih dahulu dengan responsden, kapan dan dimana mereka siap untuk diwawancarai. Namun walaupun daftar pertanyaan sudah dipersiapkan sebelumnya, isi wawancara tidak terbatas pada pedoman tersebut, karena sebagaimana sifat penelitian kualitatif maka pertanyaaan itu dapat berkembang sejalan dengan jawaban-jawaban yang diberikan oleh responsden. Dalam situasi seperti ini pedoman wawancara berfungsi untuk mengembalikan arah pembicaraan supaya tidak melebar.

Wawancara jenis ini biasanya peneliti lakukan untuk beberapa orang dosen, yang data-datanya peneliti perlukan sebagai data primer untuk mengungkap tentang persepsi mereka tentang kegiatan tutorial PAI dan tentang sikap mahasiswa (ditujukan kepada dosen non PAI), Demikian pula tentang kegiatan tutorial PAI kaitannya dengan mata kuliah PAI, dan pengamatan para dosen tentang sikap dan perilaku mahasiswa (ditujukan kepada dosen PAI).

(46)

99 karena ada beberapa diantaranya yang menolak untuk direkam, sehingga dalam hal ini peneliti menggunakan catatan dan bersandarkan kepada ingatan.

2) Wawancara Semiterstruktur (Semistructured interview)

Jenis wawancara ini sudah termasuk ke dalam kategori in-dept-interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, responsden dimintai pendapat, dan ide-idenya.

Wawancara jenis ini peneliti lakukan kepada beberapa orang responsden yang berasal dari kalangan karyawan/tenaga non akademis, yang peneliti mintai pendapat dan persepsinya tentang kegiatan tutorial PAI dan sikap mahasiswa sesuai dengan pengamatan mereka.

(47)

100 3) Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara jenis inilah yang peneliti maksudkan dengan wawancara berupa percakapan, dan ini yang lebih sering peneliti gunakan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dari responsden terutama peserta, tutor dan pengurus tutorial. Suasana wawancara berlatar alami, sehingga responsden memberikan informasi dengan sebenarnya tidak ditutup-tutupi karena tidak tegang dan tidak merasa sedang digali informasinya, pertanyaan dan jawaban mengalir begitu saja dari responsden.

Dalam wawancara ini peneliti melakukan percakapan dengan para responsden tidak berdasarkan kepada pedoman wawancara yang sudah tersusun secara sistemastis dan lengkap, pertanyaan-pertanyaan lebih dikembangkan dari jawaban responsden. Pedoman wawancara digunakan sebagai garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

(48)

101 Wawancara tidak terstruktur dan semi terstruktur dilakukan oleh peneliti tidak terpisah dari waktu observasi, artinya ketika melakukan pengamatan, maka dapat terjadi wawancara.

c. Teknik Survei/Kuisioner/Angket

Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dalam jumlah banyak. Survei atau angket digunakan karena dibutuhkan dalam penelitian deskriptif, dalam hal ini Al-wasilah (2006: 151) menyatakan bahwa “survey atau angket adalah teknik pengumpulan data yang sangat popular dalam penelitian deskriptif (descriptive research). Sementara Singarimbun (1989: 3) mendefinisikan survey sebagai “penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisoner sebagai alat pengumpul data yang pokok” yang dapat digunakan untuk maksud:

(1) penjajakan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (explanatory atau confirmatory) yakini untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa datang, (6) penelitian oprasional, (7) pengembangan indikator-indikator sosial (Singarimbun, 1989: 4).

Teknik ini peneliti gunakan karena teknik survey memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:

(49)

102 dalam jumlah besar dengan waktu relatif singkat dan biaya relatif murah (Chadwick, 1984: 119).

Survei atau angket ini diberikan kepada responsden kelompok mahasiswa, yaitu kepada peserta tutorial, alumni tutorial dan kepada tutor. Survei/angket disusun berupa pertanyaan yang harus dijawab dalam bentuk pilihan (option) yang minta dipilih oleh responsden sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirinya.

Survei yang digunakan adalah survey anonym (tidak bernama) agar subjek yang jumlah besar itu merasa bebas untuk mengeluarkan opininya tanpa tekanan siapapun dan ini adalah salah satu kelebihan survey (Alwasilah, 2006: 152).

Dalam penelitian ini peneliti menyebar sejumlah 200 angket kepada peserta tutorial, 75 angket kepada tutor, dan 100 angket kepada alumni tutorial yang peneliti batasi sampai angkatan 2006/2007.

d. Teknik Dokumentasi/Analisis Dokumen

(50)

103 Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu (Sugiyono; 2005). Dokumen dapat berbentuk tulis, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang peneliti perlukan dalam penelitian ini menyangkut tentang kegiatan tutorial PAI, meliputi: foto-foto kegiatan, daftar dan jumlah peserta tutorial beserta pengelompokannya, daftar tutor, struktur organigram kegiatan tutorial PAI, buku panduan, pengolahan nilai akhir, kartu presentasi peserta (kuliah duha dan tutorial), buku catatan pemantauan peserta tutorial, jadwal acara setiap pertemuan, dll.

Demikian pula dokumen tentang perkuliahn PAI, yang meliputi kurikulum dan surat ketetapan pemerintah tentang pelaksanaan perkuliahan di Perguruan Tinggi.

Dokumen-dokumen yang sudah terkumpul kemudian peneliti analisis sesuai dengan fokus penelitian. Penganalisisan terhadap dokumen-dokumen ini dilakukan merujuk kepada alasan yang dikemukakan oleh Guba & Lincoln dalam Alwashilah (2006) berikut ini:

1) Dokumen merupakan sumber informasi yang lestari, sekalipun dokumen-dokumen itu tidak lagi berlaku.

2) Dokumen merupakan bukti yang dapat dijadikan dasar untuk mempertahankan diri terhadap tuduhan atau kekeliruan interpretasi

(51)

104 4) Dokumen itu relatif murah dan mudah dan terkadang dapat

diperoleh dengan Cuma-Cuma.

5) Dokumen itu sumber data yang non-reaktif

6) Dokumen berperan sebagai sumber pelengkap dan pemerkaya bagi informasi yang diperoleh lewat interview atau observasi.

D. Instrumen Penelitian

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, maka yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti sendiri. Ini berarti bahwa peneliti langsung menjadi pengamat dan pembaca situasi tentang respons dan penghayatan mahasiswa terhadap nilai-nilai agama Islam dalam kegiatan tutorial PAI. Yang dimaksud peneliti sebagai pengamat adalah peneliti tidak sekedar melihat berbagai peristiwa dalam situasi melainkan memberikan interpretasi terhadap situasi tersebut. Yang dimaksud peneliti sebagai pengamat situasi adalah peneliti melakukan analisa terhadap berbagai peristiwa yang terjadi dalam situasi tersebut, selanjutnya menyimpulkan sehingga dapat digali maknanya.

Dalam proses penelitian ini peneliti berfungsi sebagai instrument atau alat penelitian sehingga peneliti dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah selama penelitian ini. Fungsi peneliti sebagai instrument didasarkan pada pendapat Nasution (2002: 19), ketika beliau menyebutkan ciri-ciri penelitian naturalistik/kualitatif, sebagaimana berikut ini:

a. Penelitian dilakukan dalam “natural setting” b. Peneliti sebagai “human instrument”

c. Sangat deskriptif

d. Mementingkan proses ataupun produk e. Mencari makna

(52)

105 g. Melakukan triangulasi

h. Menonjolkan konteks

i. Peneliti berkedudukan sama dengan orang yang diteliti j. Mengutamakan pandangan ‘emic’

k. Mengadakan verifikasi, antara lain melalui kasus negative l. Melakukan sampling purposive

m. Melakukan “audit trail”

n. Melakukan partisipasi tanpa amengganggu, “unobtrusive” o. Mengadakan analisis sejak awal

p. disain yang “emergent”

Setelah fokus penelitian menjadi jelas, dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat digunakan untuk menjaring data pada sumber data yang luas, seperti:

a. Buku catatan, dipergunakan untuk mencatat hal-hal yang ditemukan di lapangan pada saat melakukan observasi dan wawancara.

b. Kamera digital, dipergunakan untuk mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada saat observasi.

c. Tape recorder dan kaset, dipergunakan untuk merekam isi pembicaraan, pada saat melakukan wawancara.

d. Pedoman wawancara, dipergunakan ketika peneliti melakukan wawancara dengan responsden terutama wawancara yang sifatnya formal atau wawancara terstruktur ((structured interview).

(53)

106 peserta tutorial, jadwal acara setiap pertemuan, dll. Dan dokumen tentang perkuliahn PAI, yang meliputi kurikulum dan surat ketetapan pemerintah tentang pelaksanaan perkuliahan di Perguruan Tinggi.

E. Tahapan-Tahapan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif fase-fase penelitian tidak dapat ditentukan secara pasti seperti halnya dalam penelitian kuantitatif. Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif tidak mempunyai batas-batas yang tegas oleh sebab desain serta fokus penelitian dapat mengalami perubahan, jadi bersifat “emergent” Namun demikian dapat dibedakan dalam garis besarnya tiga fase, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nasution (2002: 33), yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi dan tahap member chek

1. Tahap Orientasi

Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi jenis permasalahan yang diteliti dan kemudian dijadikan sebagai usulan penelitian yang bersifat sementara, sebab penelitian ini sewaktu-waktu bisa berubah sesuai dengan kondisi lapangan sebagaimana halnya penelitian kualitatif secara umum. Tahapan ini meliputi orientasi dan tinjauan umum terhadap lapangan penelitian, yaitu meninjau secara langsung lokasi penelitian di mesjid Al-Furqan/ Islamic Tutorial Center (ITC)/ UPI Kampus Bumi Siliwangi.

(54)

107 dimatangkan dalam seminar proposal dibawah bimbingan para dosen yang telah ditunjuk. Setelah proposal penelitian disetujui dan ditunjuk dosen pembimbing tesis, langkah selanjutnya peneliti mempersiapkan bahan-bahan yang sekiranya dibutuhkan untuk memasuki lapangan.

Pada tahap ini juga peneliti mulai melakukan perizinan, dengan mengajukan surat izin penelitian kepada SPS UPI, untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini, misalnya Program Tutorial MKDU PAI UPI.

Setelah surat izin diperoleh sebagai tahap persiapan memasuki lapangan maka peneliti mengadakan persiapan teknis, berupa alat catatan, alat perekam suara (tape recorder), alat komunikasi (HP) berikut nomor-nomor responsden yang peneliti butuhkan, alat perekam kegiatan (kamera digital, dan pedoman wawancara untuk dijadikan panduan di lapangan.

2. Tahapan Eksplorasi

(55)

108 Pada tahap eksplorasi ini peneliti mendapatkan berbagai informasi secara umum, selanjutnya dilakukan reduksi data dan penyeleksian, untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan oleh peneliti.

3. Tahap Member Chek

Untuk lebih menguatkan keabsahan dan keakuratan data yang diperoleh, maka langkah selanjutnya setelah hasil wawancara, dan observasi dituangkan dalam bentuk tulisan kemudian hasilnya dibagikan kembali kepada responsden sebagai sumber data yang telah memberikan informasi untuk kemudian dibaca dan dinilai kesesuaiannya.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (2002) mengatakan bahwa “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus menerus sampai penulisan penelitian”

1. Analisis Sebelum di Lapangan

(56)

109 Dalam konteks penelitian ini, peneliti melakukan analisis sebelum di lapangan dengan cara membaca dan mengkaji beberapa hasil penelitian orang lain berupa tesis, dan disertasi, baik yang berkaitan langsung dengan rencana fokus penelitian seperti disertasi Dr. H. Sofjan Taftazani, M.Pd, maupun hasil penelitian yang tidak berkaitan langsung, hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang rencana penelitian yang akan ditempuh oleh peneliti.

2. Analisis Selama di Lapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif, juga dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, sampai diperoleh data yang kredibel.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kulitatif, mengikuti konsep yang diberikan oleh Miles and Huberman dan Sparadley (Sugiyono, 2005: 1991).

(57)

110 kualitatif (1) reduksi data, (2) display data, (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi.

[image:57.595.101.517.163.610.2]

Gambar 3.10. Komponen dalam Analisis Data (Interaction Model)

a Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh di lapangan dari hasil observasi dan wawancara begitu banyak jumlahnya, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci dalam catatan lapangan untuk selanjutnya dilakukan reduksi data.

Mereduksi data artinya merangkum memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya.

Dalam mereduksi data ini peneliti dibantu dengan peralatan elektronik berupa laptop.

Data reduktion

Conclusions:dra wing/verifying

(58)

111 b Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan melalui uraian singkat berupa paparan deskriptif.

c. Kesimpulan dan Verifikasi

Dalam penelitian kualitatif, sejak mula peneliti mencoba mengambil kesimpulan dari data-data yang diperoleh. Kesimpulan ini mula-mula masih sangat tentative, kabur, diragujan, akan tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih grounded. Jadi kesimpulan harus diverifikasi selama penelitian berlangsung.

G. Pengujian Kredibilitas Data

(59)

112

[image:59.595.102.498.85.607.2]

Gambar 3.11. Uji Kredibilitas Data dalam Penelitian Kualitatif

Namun dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan semua teknik diatas, yang peneliti gunakan untuk menguji kredibilitas data adalah:

1. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan Uji

Kredibilitas data

Perpanjangan pengamatan

Meningkatkan Ketekunan

Triangulasi

Diskusi dengan teman

Analisis Kasus

Menggunakan bahan referensi

(60)

113 kekurangannya. Demikian juga untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau tidak.

Teknik ini juga peneliti gunakan ketika mengecek data yang telah diperoleh tentang respons dan penghayatan peserta tutorial, peneliti melakukan pengamatan terus menerus setiap pekan ketika kegitan tutorial PAIberlangsung melalui berbagai bentuk kegiatan, baik kuliah dhuha, tutorial kelompok, maupun diskusi.

2. Triangulasi

(61)

114 Dalam konteks penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik ketika mengumpulkan data tentang respons peserta, peneliti melakukan dengan teknik yang berbeda tetapi untuk satu persoalan yang sama yaitu respons, peneliti menanyakan langsung kepada peserta, melalui wawancara, juga peneliti lakukan pengamatan langsung pada setiap kali kegiatan tutorial PAI berlangsung, demikian pula peneliti telesuri melalui angket, hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang sama walaupun ditempuh dengan berbagai teknik.

Triangulasi sumber juga peneliti lakukan, untuk menguji data yang telah diperoleh yang berkaitan dengan respons peserta. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara langsung kepada peserta, tutor, dan pengurus tutorial. Teknik ini ditempuh untuk mendapatkan data yang sama walaupun melalui sumber data yang berbeda.

(62)

115 3. Diskusi dengan Teman

Untuk menunjang keabsahan data yang diperoleh maka peneliti sering malakukan diskusi dengan teman-teman senior para dosen PAI di jurusan MKU UPI, Melalui diskusi ini banyak pertanyaan dan saran. Pertanyaan yang berkenaan dengan data yang belum bisa terjawab, maka peneliti kembali ke lapangnan untuk mencarikan jawabannya. Dengan demikian data menjadi semakin lengkap.

4. Member Check (Pengecekan Anggota)

Pengujian kredibilitas data dengan member check dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber data yang telah memberikan data, yaitu mahasiswa peserta tutorial, alumni tutorial, pengurus kegiatan tutorial PAI, tutor, dosen PAI, dosen non PAI, masyarakat kampus (karyawan, dll). Melalui diskusi ini para nara sumber ada yang menyanggah tetapi setelah dijelaskan akhirnya mau memahami. Selain itu para nara sumber ada yang menambah data tetapi juga ada yang menghendaki beberapa data dihilangkan.

e. Menggunakan bahan referensi

(63)

200 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat peneliti simpulkan bahwa:

Pertama, respons mahasiswa peserta tutorial dalam mengikuti kegiatan tutorial PAI dapat ditinjau dari dua aspek yaitu, kehadiran dan antusisme (kesungguhan) dalam mengikuti setiap bentuk kegiatan tutorial PAI.

Bila dilihat dari aspek kehadiran 200ystem seluruh mahasiswa mengikuti kegiatan tutorial PAI diatas 80% dari 12 kali pertemuan, artinya 200ystem seluruh mahasiswa mengikuti kegiatan tutorial PAI anatara 9-12 kali pertemuan. Jumlah kehadiran ini memadai untuk persyaratan kelulusan dalam kegiatan tutorial PAI, yaitu 75%.

Bila dilihat dari antusisme (kesungguhan) dalam mengikuti berbagai bentuk kegiatan tutorial PAI, secara garis besar bentuk kegiatan tutorial PAI terbagi kepada dua macam, yaitu kuliah duha dan tutorial kelompok.

(64)

201 kegiatan-kegiatan tersebut peserta mengikutinya dengan baik karena adanya pengkondisian yang mendukung yaitu peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil antara 8-10 orang mahasiswa yang dibina oleh seorang tutor.

Sementara dalam kegiatan ceramah kuliah duha, peneliti menyimpulkan dari aspek kesungguhan (antusisme) kurang mendapatkan respons yang baik dari para peserta, terbukti dari banyaknya para peserta yang mengalihkan perhatian kepada aktivitas lain ketika ceramah kuliah duha berlangsung. Penyebabnya menurut analisis peneliti adalah karena stimulus yang diberikan kurang kuat.

Kedua, upaya yang ditempuh oleh pengurus Program Tutorial (PT) dan para

tutor kepada mahasiswa peserta tutorial dalam menghayati nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan tutorial PAI dapat disimpulkan bahwa upaya pengurus tutorial meliputi:

1. Memberikan stimulus yang dapat merangsang peserta, dengan cara pengkondisian, dan memberikan reward dan punismnet melalui 201ystem inkuisitor, yaitu menerapkan peraturan-peraturan yang mengikat peserta dengan menambah point bagi yang berhasil menta’atinya dan mengurangi point bagi yang melanggarnya.

(65)

202 rohis masing-masing jurusan untuk dipersiapkan menjadi kader-kader juru da’wah di kelasnya masing-masing.

3. Membuat buku pemantauan tutorial (Butaument). Butaumen adalah buku catatan yang diisi oleh setiap tutor tentang perkembangan peserta tutorial PAI dari aspek sikap, pemahaman, keaktifan, penampilan, dan kepercayaan/kedekatan terhadap tutornya pada setiap pekannya.

4. Mengadakan pembinaan khusus, berupa MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) dan training motivasi.

5. Menerapkan metode rasa keberagamaan, yang meliputi metode hiwar (percakapan Qurani dan Nabawi,) metode kisah Qurani dan Nabawi, metode amtsal (perumpamaan) Qurani dan Nabawi, metode keteladanan, metode pembiasaan, metode ibrah dan mauidzah, metode targhib wa tarhib.

6. Mengadakan evaluasi berupa evaluasi pekanan, evaluasi kegiatan, dan evaluasi akhir.

Sementara uapaya yang dilakukan oleh para tutor meliputi: 1. Menjalin hubungan yang baik dengan adik tutor (tutee).

2. Mengemas kegiatan menjadi lebih variatif.

3. Tampil menjadi teladan yang baik bagi adik tutor (tutee).

(66)

203 nampak ketika mahasiswa sedang mengikuti kegiatan tutorial PAI, sedangkan yang dimaksudkana dengan proses lambat adalah hasil penghayatan itu baru nampak ketika mahasiswa berakhir dari kegiatan tutorial PAI.

Proses penghayatan itu berlangsung berdasarkan tahapan-tahapan:

Gambar 5.19. Proses Perubahan Sikap BerdasarkanTeori Hasil Belajar dari Krathwohl, Bloom, dan Masia (Digunakan untuk Kesimpulan).

Keempat, hasil penghayatan mahasiswa peserta tutorial terhadap nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan tutorial PAI meliputi:

1. Nilai ketaatan, terlihat dari ketaatan menjalankan shalat wajib lima waktu, 203ystem203u’atan untuk menutup aurat.

Penanggapan

Gambar

Gambar
Tabel 3.5 Batasan Nilai-nilai Agama Islam dalam Penelitian ini
Gambar 3.10. Komponen dalam Analisis Data (Interaction Model)
Gambar 3.11.  Uji Kredibilitas Data dalam Penelitian Kualitatif
+2

Referensi

Dokumen terkait

PNPM Mandiri digagas untuk menjadi payung (koordinasi) dari puluhan program penanggulangan kemiskinan dari berbagai departemen yang ada pada saat itu, khususnya

Pancasila secara terminologis menurut Asmoro Achmadi ialah lima sila/ aturan yang menjadi ideologi bangsa dan negara, pedoman bermasyarakat, dan pandangan

Mikrokontroller selain sebagai pengatur Traffic Light juga mampu mengatur kesegaran battery,menjaga batas atas agar tidak terjadi over voltage, menjaga Battery tidak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa aktif pada Caulerpa racemosa secara kuantitatif, jenis antibakteri dominan pada Caulerpa racemosa,

Laju alir umpan optimum bioreaktor hybrid anaerob bermedia pelepah sawit diperoleh sebesar 2.500 L/hari, pH relatif konstan sebesar 7,2, konsentrasi asam lemak

Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman

Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa variabel kualitas produk, kualitas layanan, dan lokasi yang semua memiliki efek positif pada keputusan pembelian di Raharjo motor

Nilai ini menunjukkan bahwa kombinasi genotipe C111 dengan C120 untuk menghasilkan F1 yang memiliki jumlah buah terbanyak dibanding dengan genotipe hasil kombinasi tetua yang