• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA KERATON KASEPUHAN CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA KERATON KASEPUHAN CIREBON."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu1

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK

PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG

KERATON KASEPUHAN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Oleh PRAYITNO NIM. 0807454

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu2

2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS DAN MAKNA SIMBOLIK

PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG

KERATON KASEPUHAN CIREBON

Oleh Prayitno

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Prayitno 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu3

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS DAN MAKNA SIMBOLIK

PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG

KERATON KASEPUHAN CIREBON

Oleh

PRAYITNO

0807454

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Untung Supriyanto, M.Pd NIP.195210161986011001

Pembimbing II

Drs. Agus Nursalim, MT. NIP. 196108181993011001

Mengetahui,

(4)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4 Dr. Zakarias S. Soeteja, M. Sn

NIP.196707241997021001

PERNYATAAN

Saya menyatakan Skripsi dengan judul “Kajian Bentuk, Motif Hias dan Makna

Simbolik Pada Kereta Kencana Singa Barong Keraton Kasepuhan Cirebon

bahwa sepenuhnya adalah karya saya sendiri. Di dalam Skripsi ini tidak ada

bagian yang merupakan karya orang lain atau plagiat dan tidak mengutip dengan cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Seandainya

ditemukan adanya pelanggaran yang terdapat di dalam karya yang saya buat ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang diberikan kepada saya.

Bandung, Januari 2013 Yang membuat pernyataan

(5)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edui

ABSTRAK

Prayitno

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA KERATON KASEPUHAN CIREBON.

Kereta Kencana Singa Barong merupakan kereta kerajaan Keraton Kasepuhan. Kereta ini memiliki bentuk yang khas serta karya seni rupa bersejarah yang perlu dilestarikan. Karena alasan tersebut penulis tertarik untuk mengangkat sebagai penelitian. Penelitian ini difokuskan pada bentuk, motif hias dan makna simbolik pada Kereta Kencana Singa Barong.

Penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Dalam pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan analisis dokumen. Data yang terkumpul tersebut diolah dan dianalisisdengan pendekatan teori Ornamen Nusantara (Sunaryo: 2009) dan Makna Simbolik Motif Batik Keraton Cirebon (Irianto: 2009).

Berdasarkan hasil analisis data bahwa bentuk utama Kereta Kencana Singa Barong terdiri dari bentuk gajah, pada bagian belalai dan gading. Bentuk naga, pada bagian mata, telinga, tanduk, mulut dan gigi. Bentuk buraq, pada bagian sayap, badan dan ekor. Motif hias yang ada pada Kereta Kencana Singa Barong adalah Megamendung, Wadasan, Pandan Wangi, Bunga Teratai, Sulur, Tutul,

Ukel dan Naga.

Bentuk naga memiliki makna yang menguasai kehidupan bawah, Bentuk gajah memiliki makna keperkasaan, kekuatan dan keberanian di darat dan buraq

memiliki makna cahaya penerangan menuju jalan yang diridhoi Allah SWT. Motif ragam hias yang terdapat pada Kereta Singa Barong memiliki makna keutamaan ajaran agama Islam dan simbol dari keagungan Sultan Cirebon.

(6)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.eduii ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa Allah SWT, yang telah melimpahkan hidayah, karunia dan kasih-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “Kajian

Bentuk, Motif Hias dan Makna Simbolik Kereta Kencana Singa Barong

Keraton Kasepuhan Cirebon”. Shalawat serta salam Penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, pemimpin Islam pembawa zaman yang lebih baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui segala informasi yang ada pada Kereta Kencana Singa Barong yang terdapat di Keraton Kasepuhan Kecamatan Lemah Wungkuk Kota Cirebon. Dengan ini diharapkan dapat melestarikan karya

seni rupa bersejarah yang ada di Cirebon, melalui dokumentasi yang dijadikan sebagai Skripsi.

Semoga penyusunan skripsi ini memberikan banyak menfaat bagi Penulis ataupun bagi pembacanya. Mungkin skripsi ini banyak kekuarangannya, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh Penulis.

Bandung, Desember 2012

(7)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.eduiii iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari besarnya peranan dari

berbagai pihak yang membantu, sehingga tidak terasa dapat terselesaikan. Untuk itu Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan Ridho dan Rahmat-Nya sehingga

Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

2. Orang Tua, yang telah memberikan banyak hal yang tidak bisa diungkapkan

dengan rangkaian kalimat.

3. Bapak Drs. Harry Sulastianto, M.Sn., yang telah memberikan banyak inspirasi bagi Penulis. Sehingga dapat membantu penyusunan Skripsi ini.

4. Bapak Drs. Farid Abdullah, M.Sn., sebagai pembimbing akademik yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi dalam perkuliahan.

5. Bapak Drs. Untung Supriyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbng I Skripsi yang telah membantu dalam proses bimbingan penyusunan Skripsi ini.

6. Bapak Drs. Agus Nursalim, M.T., selaku dosen pembimbng II Skripsi yang telah

membantu dalam proses bimbingan penyusunan Skripsi ini.

7. Dr. Zakaria S. Soetedja, M.Sn., selaku ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI.

(8)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.eduiv iv

9. Bapak Hartono, S.P., sebagai paman Penulis yang telah banyak memberikan bantuan financial selama perkuliahan.

10. Bapak Boenardi, sebagai paman Penulis yang telah membantu mencari sumber pengetahuan di Keraton Kasultanan Yogyakarta.

11. Bapak Elang Haryanto, S.E., yang telah memberikan banyak informasi di Keraton Kasepuhan Cirebon.

12. Bapak drh. H. R. Bambang Irianto, BA. (Ketua Konservasi dan

Pemanfaatan Naskah Klasik Cirebon), yang telah memberikan banyak informasi mengenai Kereta Kencana Singa Barong Keraton Kasepuhan

13. Agi Mufti Ginanjar, Amu Sanjaya, M. Nur Sofwan dan Surip Purwanto. Sebagai teman kosan yang telah memberikan pinjaman laptonya. Sehingga berkat mereka Skripsi ini dapat terselesaikan

14. Rekan-rekan mahasiswa S-1 Pendidikan Seni Rupa angkatan 2008 yang telah memberikan berbagai inspirasi dalam melewati perkuliahan.

15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, yang berperan dalam penyelesaian Skripsi ini.

Sekali lagi Penulis dengan hormat mengucapkan ungkapan terimah kasih

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis atau bagi

pembacanya.

(9)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.eduv v

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTARGAMBAR………..viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. MetodePenelitian... 6

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KERETA KERAJAAN ... 10

A. KERETA KERAJAAN JAWA ... 10

1. Kereta Kesultanan Cirebon ... 10

(10)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.eduvi vi

3. KeretaKencanaKesultananYogyakarta ... 16

B. PERKEMBANGAN KERETA KERAJAAN...22

1. Andong...22

2. Dokar...23

C. MOTIF HIAS DAN MAKNA SIMBOLIK CIREBON ... 25

1. Motif HiasStilasi Benda Alam ... 25

a. Wadasan ... 25

b. Megamendung ... 27

c. Meru/Gunungan ... 30

d. Banyu Tetes ... 31

e. Bulan dan Bintang ... 32

2. Motif HiasStilasiTumbuhan ... 33

a. BungaTeratai ... . 33

b. Sulur ... 34

c. Pandan Wangi ... 35

d. Patran... 36

3. Motif Hias Stilasi Makhluk Hidup ... 38

a. Gajah ... 38

b. Buraq ... 38

c. Naga ... 39

d. Wayang ... 42

e. Kala ... 43

4. Motif Hias Stilasi Geometris ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

A. PENGERTIAN ... 48

B. BENTUK PENELITIAN ... 49

C. SKEMA PENELITIAN ... 50

D. DESAINPENELITIAN ... 51

(11)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.eduvii vii

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA... 54

G. TEKNIK ANALISIS DATA... 56

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 57

A. PENYAJIAN DATA ... 57

1.LokasiKeratonKasepuhan yang Terletak di Kota Cirebon ... 57

2.SejarahMasuknya Islam danKeratonKasepuhan Cirebon ... 59

a. SyekhDzatulKahfiBerlabuhdi MuaraJati ... 59

b. RadenWalangsungsangdanRatuRarasantang Memeluk Islam ... 59

c. RadenWalangsungsangMendirikanKeraton PertamaCirebon .. ... 61

3. SejarahKeretaKencanaSinga Barong ... 63

B. PEMBAHASAN ... 67

1. BentukKeretaKencanaSinga Barong ... 67

a. BentukdanMaknaSimbolikKepala ... 70

b. BentukdanMaknaSimbolikSayap, Badan, Ekor ... 72

c. BentukdanMaknaSimbolik Kaki ... 73

d. BentukRoda ... 75

1) RodaDepan ... 76

2) Rodabelakang ... 77

2. Motif PadaKeretaKencanaSinga Barong ... 78

a. Motif danMaknaSimbolikMegamendung ... 79

b. Motif danMaknaSimbolikWadasan ... 81

c. Motif danMaknaSimbolikPandan Wangi ... 82

d. Motif danMaknaSimbolikSulur ... 84

e. Motif danMaknaSimbolikBungateratai ... 85

f. Motif Geometris ... 87

1) Motif danMaknaSimbolikTutul ... 87

2) Motif danMaknaSimbolikUkel ... 89

g. Motif danMaknaSimbolik Naga ... 91

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 93

(12)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.eduviii viii

B. SARAN ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Bentuk Pedati Gede Ki Gede Pekalangan di Jalan Pekalangan Kota Cirebon ... 11

Gambar 2.2Bentuk Asli Kereta Kencana Paksinagaliman Keraton Kanoman Cirebon ... 12

Gambar 2.3Bentuk Replika Kereta Kencana Paksinagaliman di Musium Sri Baduga Bandung ... 12

Gambar 2.4Bentuk Kereta Jempana Keraton Kanoman Cirebon ... 13

Gambar 2.5Kereta Naga Paksi Tampak Depan... 14

Gambar 2.6Kereta Naga Paksi Tampak Belakang ... 15

Gambar 2.7Kereta Roto Praloyo Saat Membawa Jenazah Sultan HB VIII Dari Keraton ke Imogiri Pada Tahun 1988 ... 17

Gambar 2.8 Bentuk Kereta Kyai Jongwiyat yang Disimpan di Musium Kereta Kerajaan Keraton Yogyakarta ... 18

Gambar 2.9 Bentuk Kereta Premili yang di Simpan di Musium Kereta Kerajaan Keraton Yogyakarta ... 18

(13)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.eduix ix

Gambar 2.11 Dokar yang Terdapat di Sindang Agung,

Kabupaten Kuningan ... 24

Gambar 2.12 Motif Wadasan Pada Kereta Jempana ... 26

Gambar 2.13Motif Wadasan pada Hiasa Mande Mangu Pedati Gede Pekalangan ... 27

Gambar 2.14 Motif Wadasan pada Batik ... 27

Gambar 2.15 Motif Megamendung pada Lidah Api Kereta Paksinagaliman ... 29

Gambar 2.16 Motif Megamendung pada Bagian Payungan Kereta Jempana ... 29

Gambar 2.17 Motif Megamendung pada Batik... 30

Gambar 2.18 Motif Gunungan pada Wayang ... 31

Gambar 2.19 Motif Banyu Tetes ... 32

Gambar 2.20 Aneka Suweng Bermotif Bintang ... 32

Gambar 2.21 Motif Bunga Teratai pada Bagian Punggung Kereta Kencana Paksinagaliman ... 34

Gambar 2.22 Motif Sulur pada Bagian Dudukan Kereta Kencana Paksinagaliman ... 35

Gambar 2.23Motif Hias Pandan Wangi pada Hiasan Mande Mangu Pedati Gede Pekalangan ... 36

Gambar 2.24 Motif Patran Kangkungan pada Batik ... 37

Gambar 2.25 Motif Hias Patran Keris pada Batik ... 37

Gambar 2.26 Motif Gajah Terdapat pada Kepala Paksinagaliman ... 38

Gambar 2.27 Motif Buraq Cirebonan pada Batik ... 39

(14)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edux x

Gambar 2.29 Motif Naga Seba pada Batik ... 41

Gambar 2.30 Motif Naga Utah pada Batik ... 41

Gambar 2.31 Motif Wayang, Tokoh Arjuna ... 42

Gambar 2.32 Motif Kala pada Bagian Leher Kereta Kencana Paksinagaliman ... 44

Gambar 2.33 Motif Meander ... 46

Gambar 2.34 Motif Pilin ... 46

Gambar 2.35 Motif Ukel ... 47

Gambar 2.36 Motif Tutul ... 47

Gambar 4.1Peta Lokasi Kota Cirebon ... 57

Gambar 4.2Lokasi Keraton Kasepuhan Cirebon yang Terletak di Kota Cirebon ... 58

Gambar 4.3Peninggalan Keraton Pakungwati ... 62

Gambar 4.4Taman BunderanDewanDaru, KeratonKasepuhan Cirebon ... 63

Gambar 4.5Ukiran Kayu Bergambar Makhluk atau Binatang Cikal Bakal Bentuk Dari Kereta Kencana Singa Barong ... 64

Gambar 4.6Bagian Dalam Masjid Keramat Kaliwulu Plered, Peninggalan Ki Nataguna ... 64

Gambar 4.7Kerbau Bule ... 65

Gambar 4.8 Ilustrasi Kereta Kencana Singa Barong dengan Kerbau Bule ... 66

Gambar 4.9KeretaKencanaSinga Barong Keratonkasepuhan... 67

Gambar 4.10Bentuk Kereta Kencana Singa Barong Keraton Kasepuhan Tampak Samping dan Depan ... 68

Gambar 4.11BentukKeretaKencanaSinga Barong TampakBelakang ... 69

(15)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.eduxi xi

Gambar 4.13BentukKepalaTampakDepan ... 71

Gambar 4.14Bagian yang TerdapatUnsurBuraq: 1. Sayap, 2.Badan, 3.Ekor ... 72

Gambar 4.15Bentuk Kaki ... 73

Gambar 4.16Bentuk Cakar ... 74

Gambar 4.17Bentuk Roda Depan (Kanan) dan Roda Belakang (Kiri) ... 75

Gambar 4.18UkuranRodaDepan ... 76

Gambar 4.19UkuranRodaBelakang ... 77

Gambar 4.20Motif yang TerdapatPadaKeretaKencanaSinga Barong ... 78

Gambar 4.21Motif Megamendung yang TerdapatPadaBagianBalakang TempatDudukKeretaKencanaSinga Barong ... 79

Gambar 4.22Detail Motif Megamendung ... 80

Gambar 4.23Bentuk Motif WadasanPadaBagianPinggir KeretaKencanaSinga Barong ... 81

Gambar 4.24Detail Motif Wadasan ... 81

Gambar 4.25Detail Motif Pandan Wangi... 82

Gambar 4.26Motif Sulur yang TerdapatPadaBagianBawah KeretaKencanaSinga Barong ... 84

Gambar 4.27Detail Motif Sulur ... 84

Gambar 4.28Bentuk Motif BungaTerataiPadaBagianSekelilingTempat DudukKeretaKencanaSinga Barong ... 85

Gambar 4.29Detail Motif BungaTeratai ... 86

(16)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.eduxii xii

TampakSamping (Kiri) ... 88 Gambar 4.32Motif UkelPadaBagianEkorKeretaKencanaSinga Barong... 89

Gambar 4.33Detail Motif UkelPadaKeretaKencanaSinga Barong ... 89 Gambar 4.34Motif UkelPadaBagianAlis di KepalaKeretaKencana

Singa Barong ... 90 Gambar 4.35Motif Naga PadaBagianPenyanggaPayungan di Tempat

DudukKeretaKencanaSinga Barong ... 91 Gambar 4.36Motif Naga TampakDepan ... 91

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Daftar Media Perekam Penelitian ... 7 Tabel2.1Daftar Nama Kereta Kerajaan Keraton Yogyakarta ... 19 Tabel 3.2 DesainPenelitianKajianBentuk, Motif Hiasdan

(17)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.eduxiii xiii

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 3.1 SkemaPenelitian ... 50

(18)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri khasnya masing-masing. Hal itu bisa dilihat pada pengaruh karya seni rupa peninggalan kerajaan atau kesultanan yang berdampak pada karya seni rupa di

berbagai daerah. Hal ini dibuktikan dengan adanya karya seni bersejarah yang masih ada wujudnya sampai saat ini, terutama karya seni rupa para leluhur yang

memiliki nilai tinggi.

Yudoseputro mengungkapkan “adanya pengaruh kebudayaan yang berasal dari Negara Eropa Barat membuat corak kebudayaan di Indonesia saat ini

bervariasi. Ditunjang dengan kebudayaan nenek moyang Bangsa Indonesia itu sendiri, semakin menambah kekayaan khazanah kebudayaan Indonesia” (1986: 1).

Dalam perkembangan masuknya kebudayaan asing, yang paling pesat adalah daerah pesisir pantai. Banyak pedagang dari negara-negara lain yang berlabuh. Pada zaman kerajaan Majapahit, kebudayaan Islam berkembang berdampingan

(19)

2

masuk di Indonesia tidak sampai mengubah atau mematikan kebudayaan lama,

akan tetapi ada sebagian yang dipadukan antara kebudayaan tersebut.

Cirebon adalah salah satu kota di Propinsi Jawa Barat yang masih memiliki dan melestarikan warisan-warisan leluhur. Kota ini terkenal pula sebagai kota Wali, karena terdapatnya makam salah satu Wali Songo yaitu Syekh Syarif

Hidayatullah atau dikenal dengan Sunan Gunung Jati. Membuat bukti bahwa dahulu Cirebon adalah kota yang pesat akan penyebaran agama Islam di daerah

Jawa bagian barat, serta keberadaan kompleks pondok pesantren yang sudah ada pada zaman dahulu.

Cirebon juga memiliki bukti kejayaannya pada masa lalu, dibuktikan

dengan masih berdirinya empat keraton sampai saat ini yang ada di Cirebon. Keempat keraton tersebut adalah keraton Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan dan

Kaprabonan. Keempatnya masih memiliki dan menyimpan barang-barang pusaka serta adat istiadat leluhurnya. Arsitektur keraton tersebut memiliki ciri khas masing-masing yang membedakan keraton yang satu dengan yang lainnya.

Menurut Yudoseputro (1986: 4):

...pada gapura keraton Kasepuhan Cirebon terdapat pengaruh kebudayaan asing non-Islam, yaitu pengaruh kebudayaan dari Cina. Masuknya kebudayaan tersebut terjadi disebabkan oleh adanya hubungan melalui jalur politik, perdagangan dan perkawinan. Di samping pengaruh dari tradisi seni kerajaan Majapahit, pengaruh kebudayaan dari Cina sangat mempengaruhi perkembangan kebudayaan Islam di Cirebon.

Keraton Kasepuhan adalah keraton termegah dan paling tepelihara di

(20)

3

Beberapa karya seni rupa yang masih ada dan disimpan di antaranya, lampu untuk pementasan wayang kulit yang terbuat dari kayu yang diukir, mebel kayu bergaya

Eropa, mebel kayu bergaya Cina, keris, tandu Garudamina, kereta pusaka sekaligus sebagai kereta kebesaran Keraton Kasepuhan Cirebon, yaitu Kereta

Kencana Singa Barong, dan masih banyak lagi karya seni rupa yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Kereta Kencana Singa Barong adalah kereta pusaka yang dimiliki Keraton Kasepuhan Cirebon. Terdapat pula kereta kencana yang sejenis

yaitu Kereta Kencana Paksinagaliman yang terdapat di keraton Kanoman Cirebon. Kereta Kencana Singa Barong disimpan di dalam bangunan yang terletak di

sebelah timur Taman Bunderan Dewan Daru komplek Keraton Kasepuhan Cirebon. Menurut Argadikusuma (1998: 7) “Singa Barong berasal dari bahasa Cirebon. Singa merupakan akronim dari kata Sing Ngarani dan Barong arti dari

kata Bareng-bareng”. Jadi Singa Barong itu artinya Sing Ngarani Bareng-bareng,

arti bahasa Indonesianya adalah yang memberi nama bersama-sama. Pada tahun

1549 Kereta ini dibuat dengan mengambil pola makhluk Prabangsa. Perancang pembuatan kereta kencana ini adalah Panembahan Losari, kemudian dipahat oleh

Ki Nataguna dari Kaliwulu dan dibantu oleh Ki Gebang Sepuh.

Kereta Singa Barong merupakan perlambangan dari 3 binatang yang menjadi satu yaitu, belalai gajah melambangkan persahabatan dengan India yang beragama Hindu, kepala naga melambangkan persahabatan dengan Cina yang beragama Budha, sayap dan badan mengambil dari

(21)

4

Penulis tertarik pada keunikan serta bentuk yang khas yang ada pada kereta kencana Singa Barong. Maka penulis mencoba untuk mencari tahu dan

sebagai bahan untuk penelitian. Penulis akan mencoba meneliti tentang bentuk, motif hias dan makna simbolik yang ada pada kereta kencana Singa Barong

Keraton Kasepuhan Cirebon. Sebelumnya terdapat penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan oleh Wawan Gunawan yaitu, Kereta Kencana Paksinagaliman Sebagai Benda Pusaka Keraton Kanoman Cirebon. Skripsi Jurusan Pendidikan

Seni Rupa FPBS UPI tahun 2006.

Penulis mengangkat permasalahan tersebut sebagai bahan penelitian

dimaksudkan untuk mengenalkan karya-karya leluhur, khususnya di Cirebon. Penulis merasa bangga dan tergerak hatinya untuk mengenal dan melestarikan koleksi kerajaan yang memiliki nilai seni yang tinggi. Sebagai generasi muda

semestinya mengetahui karya-karya seni yang masih ada wujud bendanya sampai saat ini.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini akan

difokuskan pada salah satu kendaraan kebesaran milik keraton Kasepuhan, yaitu Kajian Bentuk, Motif Hias dan Makna Simbolik Pada Kereta Kencana Singa Barong Keraton Kasepuhan Cirebon.

(22)

5

1. Bagaimana bentuk dan motif hias pada Kereta Kencana Singa Barong?

2. Bagaimana makna simbolik yang ada pada Kereta Kencana Singa Barong?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka melalui penelitian ini tujuan

yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui bentuk dan motif hias pada Kereta Kencana Singa Barong.

2. Untuk mengetahui makna simbolik yang ada pada Kereta Kencana Singa

Barong.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat penelitian bagi penulis

- Menambah pengetahuan tentang kereta kencana Singa Barong

- Mengenali karya-karya seni rupa leluhur yang ada di Cirebon

- Dapat bersosialisasi dengan warga Keraton Kasepuhan

- Peduli dan turut melestarikan karya-karya seni rupa bersejarah

(23)

6

Sebagai inventaris karya ilmiah yang sangat berharga, karena bisa bermanfaat untuk dibaca dan menambah pengetahuan bagi generasi muda yang lainya tentang

karya seni rupa bersejarah.

3. Manfaat bagi Masyarakat

Agar dapat mengenali, menjaga dan melestarikan karya seni rupa bersejarah, karena siapa lagi yang melakukan hal tersebut kalau bukan masyarakat.

E. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2008: 9) adalah:

Penelitian kualitatif adalah obyek yang diteliti berkembang sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, kemudian dijadikan sebagai hipotesis atau teori. Dalam penelitian ini tidak dimanipulasi oleh peneliti, akan tetapi sumber data yang dihasilkan adalah data yang sebenarnya dengan mencari buku-buku sumber yang sesuai, bertanya kepada nara sumber, menganalisis, mendokumentasi dan meninjau langsung ke lapangan.

Pendekatan kualitatif ini berfungsi untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai hal-hal yang menyangkut aspek seni rupa dalam Kereta Kencana Singa

Barong Keraton Kasepuhan Cirebon.

(24)

7

Melihat pentingnya keakuratan dalam memperoleh informasi tentang objek penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Observasi

Teknik observasi merupakan pengamatan secara langsung ke lapangan.

Tempat observasi yang dilakukan adalah di kompleks Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman Kota Cirebon. Hal ini untuk memperoleh data-data yang

diperlukan secara utuh dan dapat dipercaya.

b. Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara terhadap pihak yang dianggap

sebagai nara sumber yang dapat dipercaya dari materi-materi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Nara sumber yang akan diwawancarai adalah beberapa Abdi

Dalem Keraton Kasepuhan Cirebon dan Sejarawan. c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi menunjang pemahaman penelitian dengan cara

mendokumentasi objek penelitian. Alat yang digunakan untuk mendokumentasi yakni:

Tabel 1.1

Daftar Media Perekam Penelitian

No Jenis Merk Pixel Tahun

1. Kamera Digital Panasonic 8 MP 2007

2. Handphone Nokia 2700 Classic 2 MP 2010

(25)

8

d. Pustaka/sumber buku yang dipercaya

Teknik ini mencari, membaca serta memahami buku sumber yang dapat dipercaya sesuai dengan materi-materi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

3. Teknik Analisis Data

Tujuan penilitian adalah untuk mencari jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang menjadi rumusan masalah, agar hal ini tercapai maka peneliti yang harus dilakukan adalah menganalisis data. Menurut Kutha (2010: 303) yang

mengutip pandapatnya Lindlof bahwa:

analisis adalah aktivitas mendengarkan suara-suara orang lain, dalam hubungan ini meliputi keseluruhan data, baik yang diperoleh melalui sumber primer maupun sekunder, yang kemudian digabungkan dengan pemahaman dan penjelasan peneliti, sebagai proses interpretasi, sehingga menghasilkan makna-makna yang baru.

Setiap analisa data penulis harus memeriksa keabsahan data dengan cara

mengecek atau membandingkan data hasil pengamatan orang lain.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

1. Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

(26)

9

Pada bab ini akan mengungkapkan landasan-landasan teori yang digunakan dan menjadi acuan bagi penulis dalam menyusun skripsi. Dalam bab ini akan

diuraikan pula mengenai buku-buku yang relevan dan berubungan dengan pembahasan masalah yang dikaji dalam skripsi ini.

3. Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini menjelaskan kegiatan serta cara-cara penulisan dalam melakukan penelitian guna mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan

dengan masalah yang dikaji.

4. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bab ini memaparkan hasil analisis bentuk, motif hias dan makna

simbolik pada Kereta Kencana Singa Barong Keraton Kasepuhan Cirebon, berdasarkan pendekatan yang digunakan.

5. Bab V Kesimpulandan Saran

(27)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu48

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. PENGERTIAN

Dalam melakukan penelitian, hendaknya mengetahui atau memahami

metode penelitian. Hal ini supaya bisa memperoleh data yang sesuai dengan harapan. Metodologi berasal dari kata “Metode” dan “Logos”, “Metode” artinya

cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. “Logos” artinya ilmu atau pengetahuan.

Menurut Achmadi dan Narbuko (2009: 1):

Metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.

Dijelaskan juga oleh Sugiyono (2008: 2) bahwa “metode penelitian

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Setiap kegiatan penelitian memiliki tujuan masing-masing, baik bagi

peneliti maupun orang lain. Secara umum ada beberapa tujuan yang diharapkan di

antaranya yang pertama adalah bersifat penemuan, yakni data yang diperoleh merupakan data yang belum pernah diketahui dan data yang diperoleh benar-benar baru. Kedua adalah bersifat pembuktian, maksudnya data yang diperoleh ini

menjawab atas keragu-raguan atau dapat membuktikan informasi tertentu. Ketiga adalah bersifat pengembangan, artinya data yang diperoleh peneliti dapat

(28)

49

B. BENTUK PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dijelaskan oleh Mardalis (2003: 26) bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang menginformasikan atau menceritakan kondisi obyek penelitian saat ini dengan mencatat dan menganalisisnya”. Hal ini

dilakukan untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang menjadi rumusan

masalah. Menurut Sugiyono (2008: 9) menjelaskan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah obyek yang diteliti berkembang sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, kemudian dijadikan sebagai hipotesis atau teori. Dalam penelitian ini tidak dimanipulasi oleh peneliti, akan tetapi sumber data yang dihasilkan adalah data yang sebenarnya dengan mencari buku-buku sumber yang sesuai, bertanya kepada nara sumber, menganalisis, mendokumentasi dan meninjau langsung ke lapangan.

Penjelasan diatas dapat dijadikan pedoman oleh penulis, yang bertujuan untuk memperoleh data yang sebanyak-banyaknya. Pendekatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai bentuk, motif hias dan makna

(29)

50

C. SKEMA PENELITIAN

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS DAN MAKNA SIMBOLIK PADA

KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN

Mengenali, Menjaga dan

Melestarikan Karya Seni Rupa Bersejarah di Cirebon

Melestarikan Kebudayaan

Rumusan Masalah

 Bagaimana Bentuk dan Motif Hias Pada Kereta Kencana Singa Barong?

 Bagaimana Makna Simbolik Yang Ada Pada Kereta Kencana Singa Barong?

Obyek Penelitian

Kencana Kencana Singa Barong Keraton Kasepuhan Cirebon

KESIMPULAN

(30)

51

Bagan 3.1

Skema Penelitian

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2012)

D. DESAIN PENELITIAN

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Kajian Bentuk, Motif Hias dan Makna Simbolik Kereta Kencana Singa Barong

(31)
(32)

53

- Stilasi Tumbuhan - Stilasi Binatang

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2012

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian dibutuhkan instrumen penelitian, instrumen penelitian merupakan alat yang berfungsi sebagai media dalam melakukan penelitian. Menurut Mardalis (2003: 60) “instrumen penelitian adalah alat ukur

untuk menyatakan besaran atau presentase dalam mengumpulkan data”. Sehingga

instrumen penelitian ini berguna sebagai alat, baik untuk mengumpulkan data

maupun bagi pengukurannya.

Dengan adanya instrumen penelitian ini penulis dapat melakukan proses penelitian dengan mudah. Hal ini dapat memudahkan memperoleh data objek

penelitian yang akurat, mengenai kajian bentuk, motif dan makna simbolik pada Kereta Kencana Singa Barong Keraton Kasepuhan Cirebon. Berikut ini instrumen

penelitian yang digunakan penulis:

1. Pedoman Wawancara

Instrumen ini berupa daftar pertanyaan yang digunakan penulis dalam

melakukan proses wawancara dengan narasumber. 2. Media Elektronik

(33)

54

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Mendapatkan data adalah tujuan yang paling utama dalam melakukan penelitian. Menurut Fathoni (2006: 104) “data artinya informasi yang didapat

melalui pengukuran tertentu, untuk digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi logis menjadi fakta”. Sehingga peneliti harus mengetahui teknik dalam pengumpulan data, tanpa mengetahui teknik pengumpulan data penulis akan

sulit untuk mendapatkan data yang baik.

Untuk memudahkan memperoleh data, maka penulis melakukan teknik

pengumpulan data untuk memperoleh data yang diinginkan. Teknik pengumpulan data tersebut di antaranya:

1. Obsevasi

Pengamatan atau observasi menurut Narbuko dan Achmadi (2009: 70) adalah “alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat

secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki”. Sebelum melakukan observasi harus memiliki pengetahuan apa yang akan diobservasi terlebih dahulu. Sehingga bisa memudahkan penulis mengobservasi objek penelitian dengan akurat.

Penulis melakukan observasi langsung ke tempat penelitian, yakni di Keraton Kasepuhan, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemah Wungkuk, Kota Cirebon.

Lebih tepatnya mengobservasi Kereta Kencana Singa Barong Keraton Kasepuhan mengenai bentuk, motif hias dan makna simbolik. Dalam melakukan kegiatan ini penulis didampingi oleh juru kuncen keraton. Untuk mendapatkan data observasi

(34)

55

2. Wawancara

Menurut Sugiyono (2008: 231) “wawancara adalah merupakan pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikosntruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Jadi wawancara adalah cara

mengumpulkan data dengan melakukan interaksi langsung dengan orang yang dianggap sebagai narasumber yang ahli dibidangnya.

Dalam melakukan wawancara penulis sebelumnya menyiapkan catatan atau rancangan pertanyaan yang akan ditanyakan narasumber. Penulis melakukan ini

supaya pada saat proses wawancara mendapatkan jawaban yang diinginkan. Dalam kegiatan ini data yang dihasilkan berupa lisan, yang kemudian dicatat oleh penulis. Selain dicatat penulis merekamnya, sehingga data tersebut dapat didengar

berulang-ulang.

3. Dokumentasi atau Studi Pustaka

Selain observasi dan wawancara, teknik pengumpulan data yang tidak kalah pentingnya adalah dokumentasi atau studi pustaka. Menurut Arikunto (2010: 274) “metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya”.

Pendapat ini memberikan gambaran bagi penulis betapa pentingnya memperoleh

data dengan cara dokumentasi ini. Yang diamati dalam proses dokumentasi adalah bukan benda hidup melainkan benda mati.

Dalam proses dokumentasi, penulis mengumpulkan data dengan mempelajari

(35)

56

berkaitan dengan apa yang diteliti oleh penulis. Dari hasil dokumentasi tersebut dijadikan data, kemudian data tersebut diolah oleh penulis sebagai sumber

pengetahuan. Selain itu dapat memperdalam landasan teoritis dalam penyusunan skripsi, mengenai kajian bentuk, motif dan makna simbolik pada Kereta Kencana

Singa Barong Keraton Kasepuhan Cirebon.

G. TEKNIK ANALISIS DATA

Bagan 3.2

Model Crossite Analisis (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2012)

Dalam menganalisis data mengenai bentuk, motif hias dan makna simbolik pada Kereta Kencana Singa Barong penulis bersumber dari data yang terkumpul.

Data yang terkumpul berasal dari kegiatan observasi, wawancara dan dokumentasi atau studi pustaka. Dari data yang sudah dikumpulkan, kemudian penulis memverifikasi atau mengelompokkan data sesuai dengan rumusan masalah

penelitian. Setelah itu penulis menganalisisnya berdasarkan data yang diperoleh dengan pendekatan teori Makna Simbolik Motif Batik Keraton Cirebon (Irianto:

KOLEKSI DATA

(36)

57

(37)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu93

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan teori Makna Simbolik Motif Batik Keraton Cirebon (Irianto: 2009), teori Ornamen Nusantara (Sunaryo: 2009) dan data-data yang diperoleh Penulis dari hasil penelitian mengenai Kajian Bentuk, Motif dan Makna simbolik

Kereta kencana Singa Barong. Dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bagian utama dari bentuk Kereta Kencana Singa Barong terdiri dari tiga

binatang yang menjadi satu. Binatang tersebut yang pertama adalah gajah, pada bagian belalai dan gading. Bentuk binatang ini merupakan pengaruh dari kebudayaan dari India yang beragama Hindu. Kedua adalah naga, yang

diwujudkan pada bagian mata, telinga, tanduk, mulut dan gigi. Binatang ini merupakan binatang mitologi yang berasal dari kebudayaan Cina yang

beragama Budha. Ketiga adalah buraq, pada bagian sayap, badan dan ekor.

Buraq merupakan kebudayaan dari Negara Kawasan Timur Tengah yang beragama Islam.

2. Motif hias yang ada pada Kereta Kencana Singa Barong adalah Megamendung, Wadasan, Pandan Wangi, Bunga Teratai, Sulur, Tutul, Ukel

(38)

94

motif Megamendung dan motif Wadasan. Motif hias seperti ini hampir ada di setiap bagian yang menghiasi Keraton Kasepuhan.

3. Makna simbolik bentuk naga memiliki makna yang menguasai kehidupan bawah, bentuk gajah memiliki makna keperkasaan, kekuatan dan keberanian

di darat dan buraq memiliki makna cahaya penerangan menuju jalan yang diridhoi Allah SWT. Motif Megamendung memiliki makna harapan datangnya hujan rahmat dari Allah SWT, motif Wadasan memiliki makna

kristalisasi keimanan atau kemantapan keimanan seseorang, motif Pandan Wangi memiliki makna bahwa dalam keadaan gersang tetaplah menebarkan

aroma Iman Islam, motif Sulur memiliki makna kesyukuran yang menggambarkan sifat yang ulet, motif Bunga Teratai memiliki makna bahwa hidup tanpa air bagaikan hidup tanpa ruh, motif Tutul memiliki makna

hendaklah mengosongkan diri dari hawa nafsu duniawi, motif Ukel memiliki makna bahwa ibadah kepada Allah harus wekel (rajin) jangan berhenti di

tengah-tengah (koma), motif Naga bermahkota memiliki makna yang menguasai dunia bawah. Makna yang tekandung dari keseluruhan bentuk dan motif hias pada Kereta Kencana Singa Barong adalah ajaran Agama

Islam dan simbol dari keagungan Sultan Cirebon.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di lapangan, ada beberapa saran yang ingin disampaikan terkait dengan Kereta Kencana Singa

(39)

95

1. Bagi pihak Keraton Kasepuhan Cirebon, hendaknya di musium tepatnya dibagian Kereta Kencana Singa barong diberi pengaman seperti kaca atau

yang lainnya. Hal ini supaya pengunjung tidak bebas memegang bagian dari kereta ini serta mengurangi tingkat kerusakan. kereta ini harus benar-benar

dijaga dan dirawat karena kereta ini merupakan kereta kencana tertua di Pulau Jawa .

2. Bagi pemerintah kota Cirebon, hendaknya turut serta lebih menjaga dan

merawat karya seni rupa bersejarah ini. Karena ini merupakan kekayaan seni yang dimiliki oleh Cirebon.

3. Bagi masyarakat Cirebon, hendaknya ikut serta menjaga dan melestarikan karya seni rupa bersejarah ini. Sehingga karya ini bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya.

4. Bagi mahasiswa Pendidikan Seni Rupa UPI ataupun pelajar yang lainnya, diharapkan ikut menjaga dan melestarikan karya-karya seni rupa bersejarah

(40)
(41)

Prayitno,2013

KAJIAN BENTUK, MOTIF HIAS, DAN MAKNA SIMBOLIK PADA KERETA KENCANA SINGA BARONG KERATON KASEPUHAN CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu84

96

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Anonim. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI: Bandung.

Argadikusuma, E.N. (1998). Baluarti Keraton Kasepuhan Cirebon. Cirebon: Media.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktsek. Jakarta: Rineka Cipta.

Basyari, H. (1989). Sekitar Komplek Makam Sunan Gunung Jati dan Sekilas Riwayatnya. Cirebon: Zulfana.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Ensiklopedia Sejarah dan Budaya. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dharsono. (2007). Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.

Gunawan, W. (2006). Kereta Kencana Paksinagaliman Sebagai Benda Pusaka Keraton Kanoman Cirebon. Skripsi FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Irianto, B. (2009). Makna Simbolik Batik Keraton Cirebon. Cirebon.

Kutha R, Nyoman. (2010). Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mardalis. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

(42)

97

Narbuko, C. dan Achmadi. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sunardjo, U. (1983). Meninjau Sepintas Panggung Sejarah Pemerintahan Kerajaan Cerbon 1479-1809. Tarsito: Bandung.

Sunaryo, A. (2009). Ornamen Nusantara Kajian Khusus Tentang Ornamen Indonesia. Semarang: Dahara Prize.

Sulendraningrat. (1984). Babad Tanah Sunda Babad Cirebon. Cirebon.

Suseno, F. M. (1996). Etika Jawa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Syamsuri, B. (1995). Kisah Walisongo Penyebar Agama Islam di Jawa. Surabaya: Apollo.

Sya’bi, A. (2012). Kamus An-Nur Arab-Indonesia, Indonesia-Arab. Surabaya:

Halim Jaya.

Toekio, S. (2000). Mengenal Ragam Hias Indonesia. Bandung: Angkasa.

Triawan, D.W. (2011). Analisis Historis, Media, Teknik, dan Hiasan Pedati Gede Ki Gede Pekalangan di Kota Cirebon. Skripsi FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wibowo. (1998). Arsitek Tradisional Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Pialamas Permai.

Yudoseputro, W. (1986). Pengantar Seni Rupa Islam di Indonesia. Bandung: Angkasa.

Sumber Internet:

Anonim. (2010). Cirebon Timur. [Online]. Tersedia: http://cirebon-timur.blogspot.com/. [14 Januari 2013].

(43)

97

Gambar

Gambar 4.35Motif Naga PadaBagianPenyanggaPayungan di Tempat
Daftar Media Perekam PenelitianTabel 1.1
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

haruslah ada unsur kerelaan, yang menjadi perikatan antara kedua belah pihak. Al-bāi’ dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menukarkan suatu barang atau yang biasa

Kelelahan dari sisi persepsi menunjukkan adanya peningkatan untuk kriteria selang interval waktu berkendara sementara kelelahan dari sisi fisiologis tidak menunjukkan

Keterbatasan penggunaan keterampilan dalam kerangka referensi seseorang, dan kemudian mendorong klien untuk menghadapi (atau berfantasi) kadang kala hal itu sangat

Struktur bagian teater tradisi tarling drama Baridin tersusun dari; pertama, unsur temanya yakni dendam atas cinta yang ditolak, kedua, dialognya yang beragam

Tampilan gambar yang menarik sangat mempengaruhi proses pembelajaran, semakin menarik tampilan media maka siswa semakin termotivasi untuk belajar sehingga

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti mengenai peranan pengurus karang taruna berstatus mahasiswa dalam meningkatkan kinerja organisasi,

Penelitian etnografi konsepsi masyarakat Suku Talang Mamak sebagai pusat pembudayaan kompetensi mengkaji dan menyajikan pengalaman- pengalaman terbaik ( best practice

Untuk kronologis menurut pendapat kami, peneliti sudah menjelaskan secara terperinci, hal tersebut dapat dilihat dari: Penjabaran peristiwa dilematis antara