• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM SARAF MANUSIA BAGI SISWA SMA KELAS XI SEMESTER GENAP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM SARAF MANUSIA BAGI SISWA SMA KELAS XI SEMESTER GENAP."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

PADA MATERI SISTEM SARAF MANUSIA

BAGI SISWA SMA KELAS XI SEMESTER GENAP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Pera Agustiyani Rahayu

0900441

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

PADA MATERI SISTEM SARAF MANUSIA

BAGI SISWA SMA KELAS XI SEMESTER GENAP

Oleh

Pera Agustiyani Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Pera Agustiyani Rahayu 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PERA AGUSTIYANI RAHAYU

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI

SISTEM SARAF MANUSIA BAGI SISWA SMA KELAS XI

SEMESTER GENAP

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. H. Dadang Machmudin, M.Si

NIP. 196205051987031003

Pembimbing II

Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd

NIP. 196509291991012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

(4)

Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “ANALISIS KELAYAKAN

MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM SARAF MANUSIA BAGI SISWA SMA KELAS XI SEMESTER GENAP” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juli 2013 Yang membuat pernyataan,

Ttd.

(5)

ABSTRAK

Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif pada Materi Sistem Saraf

Manusia bagi Siswa SMA Kelas XI Semester Genap

Pera Agustiyani Rahayu

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa multimedia interaktif yang beredar di pasaran masih belum memenuhi syarat dan kriteria layak digunakan untuk pembelajaran. Program yang digunakan dalam multimedia masih sukar dan membingungkan, bahkan lebih cenderung hanya menampilkan permainan dan hiburan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu dengan cara menganalisis kelayakan multimedia interaktif terhadap aspek media dan pedagogik. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi penilaian kelayakan multimedia interaktif, angket untuk siswa dan guru serta pedoman wawancara untuk siswa dan guru. Lembar observasi multimedia interaktif yang di adaptasi dari penelitian Crozat,et al.,(1999) dan Saputro (2012). Analisis untuk menilai kelayakan melibatkan dua CD interaktif yang digunakan di dua sekolah yang berada di Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CD Interaktif B memperoleh kategori sangat layak dari aspek media dengan persentase 82,36%, sedangkan pada CD Interaktif A berkategori layak dengan persentase 76,02%. Pada aspek pedagogik yang lebih unggul adalah CD Interaktif A dengan presentase 76,38% dikategorikan layak, sedangkan CD Interaktif B dengan presentase 66,66% dikategorikan layak. Hasil wawancara pada siswa menunjukkan respon positif. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif dapat memberikan kemudahan dalam memahami konsep ataupun proses abstrak, terutama materi sistem saraf yang menurut mereka sangat sulit dipahami tanpa bantuan multimedia interaktif.

(6)

ABSTRACT

Analysis of Feasibility of Interactive Multimedia on the Human Nervous

System for High School Student Class XI

Pera Agustiyani Rahayu

This research acknowledges that the issues of interactive multimedia which circulated in the market is not fully qualified and eligible criteria are used for learning. Some of the multimedia program used is still difficult and make confused even more inclined only display games and entertainment. The methods used in this research is descriptive method, analysis of feasibility interactive multimedia about aspect media and pedagogic. Intruments used sheet of observation of feasibility interactive multimedia, questionnaire for students and teacher, interview for students and teachers. Sheets of observation interactive multimedia adaptation from research Crozat,et al., (1999) and Saputro (2012). Analysis of feasibility used two CD Interactive in two Senior High School located in West Java. The result shows that the interactive CD B obtains excellent category from the aspect of media with the acquisition of a score of 82,36%, whereas aspects of Interactive media on CD A categorized good by obtaining a percentage of 76,02%. On the pedagogic aspect, CD A with the acquisition of 76,38% so categorized good in interactive multimedia from a constitutional standpoint. While the interactive CD B 66,66% score with tally so categorized quite well from the aspect of pedagogic. Students show positive responses Learning using interactive multimedia helps students for understanding abstract concepts or processes in the material, especially the nervous system which according to them the material is very difficult to understand without the help of interactive multimedia.

Keyword : Analysis of feasibility, Interactive Multimedia, Human Nervous

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan

Lembar Pernyataan

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

BAB II PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM SARAF MANUSIA A. Media Pembelajaran... 7

B. Multimedia Interaktif... 10

C. Komponen Multimedia Interaktif ... 16

D. Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif... 17

E.Analisis Konsep Sistem Saraf berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar... 21

BAB III METODE PENELITIAN ……….... 29

A. Metode Penelitian... 29

(8)

C. Objek dan Subjek Penelitian... 30

D. Lokasi dan Waktu ... 31

E. Instrumen Penelitian ... 31

1. Lembar Observasi Penilaiam Media Pembelajaran ... 31

2. Angket ………... 33

3. Pedoman Wawancara ……… 37

F. Prosedur Penelitian... 38

1. Tahap Pra Persiapan ... 38

2. Tahap Persiapan ... 38

3. Tahap Pelaksanaan... 39

4. Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... 40

5. Tahap Akhir ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data... 41

H. Teknik Analisis Data ... 42

1. Analisis Data Lembar Evaluasi Penilaian Kelayakan Multimedia Interaktif ... 42

2. Analisis Angket Penilaian Siswa dan Guru terhadap Multimedia Interaktif ... 43

3. Analisis Data Pedoman Wawancara Siswa dan Guru terhadap Multimedia Interaktif ... 44

I. Alur Penelitian ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

1. Hasil Analisis Akurasi (Kebenaran Informasi) pada Multimedia Interaktif ... 47

2. Hasil Analisis Kebenaran Gambar ... 3. Hasil Analisis Kebenaran video ………. 51

55

4. Analisis Data Lembar Observasi Penilaian Kelayakan Multimedia Interaktif... 57

(9)

6. Analisis Wawancara ... 72

B. Pembahasan ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

A. Kesimpulan... 91

B. Saran... 92

DAFTAR PUSTAKA... 93

LAMPIRAN... 96

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Sistem

Saraf ... 22

2.2 Karakteristik Materi Sistem Saraf pada Manusia berdasarkan Indikator Pembelajaran ... 23

2.3 Deskripsi Materi Sistem Saraf pada Manusia ... 24

3.1 Kisi - Kisi Lembar Observasi Penilaian Multimedia Interaktif ... 32

3.2 Kisi – Kisi Angket Siswa ... 34

3.3 Kisi – kisi Angket Guru ... 34

3.4 Pedoman Wanwacara Siswa ... 37

3.5 Pedoman Wawancara Guru ... 38

3.6 Rating Scale untuk validasi Multimedia Interaktif ... 42

3.7 Skor Respon Siswa dan Guru ……….. 43

4.1 Hasil Analisis Kebenaran Informasi pada Multimedia Interaktif………... 48

4.2 Hasil Analisis Kebenaran Gambar pada Multimedia Interaktif ...…………... 52

4.3 Hasil Analisis Kebenaran Video pada Multimedia Interaktif ... 56

4.4 Hasil Analisis Data Lembar Observasi Multimedia Interaktif ... 58

4.5 Hasil Analisis Angket Siswa ... 62

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale... 3

2.1 Struktur Sel Saraf (Neuron) ... 24

2.2 Neuron berdasarkan Fungsi ... 24

2.3 Basis Potensial Membran ... 25

2.4 Mekanisme Refleks pada Otak dan Sumsum Tulang Belakang ... 25

2.5 Gerak Refleks melalui Sumsum Tulang Belakang ... 26

2.6 Struktur Otak Manusia ……... 26

2.7 Sistem Saraf Tepi ... 27

2.8 Pembagian Saraf Otonom ... 27

3.1 Garis Kontinum Hasil Observasi Multimedia Interaktif ... 43

3.2 Garis Kontinum Hasil Angket ... 44

3.3 Alur Penelitian ... 45

4.1 Hasil Kebenaran Informasi pada Multimedia Interaktif ... 50

4.2 Hasil Kebenaran Gambar pada Multimedia Interaktif ... 54

4.3 Hasil Analisis Kebenaran Video Multimedia Interaktif ... 55

4.4 Hasil Kelayakan Multimedia Interaktif ... 60

4.5 Hasil Respon Siswa terhadap Multimedia Interaktif ... 65

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A INSTRUMEN PENELITIAN………... 96

A.1Lembar Observasi Penilaian Multimedia Interaktif... 97

A.2Rubrik Observasi Penilaian Multimedia Interaktif... 99

A.3Angket Respon Siswa... 107

A.4Angket Respon Guru... 110

A.5 Lembar Wawancara Siswa... 114

A.6 Lembar Wawancara Guru ... 115

B ANALISIS DATA PENELITIAN... 116

B.1 Hasil Analisis Kebenaran Informasi CD Interaktif A... 117

B.2Hasil Analisis Kebenaran Informasi CD Interaktif B... 159

B.3 Hasil Analisis Kebenaran Gambar pada CD Interaktif A.... 176

B.4 Hasil Analisis Kebenaran Gambar pada CD Interaktif B.... 180

B.5 Hasil Observasi Penilaian Multimedia Interaktif... 189

B.6 Lampiran Perolehan Skor Angket siswa... 191

B.7 Lampiran Perolehan Skor Angket Guru ... 195

C TAMPILAN Multimedia Interaktif... 199

C.1 Tampilan CD Interaktif A ... 200

C.2 Tampilan CD Interaktif B ... 204

D ADMINISTRASI PENELITIAN... 206

D.1 Surat Permohonan Izin Penelitian... 207

D.2 Surat Pelaksanaan Penelitian... 208

D.3 Berita Acara Judgement Instrumen ... 210

E DOKUMENTASI PENELITIAN... 214

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, media dan penerima pesan merupakan komponen-komponen proses komunikasi (Sadiman,et al., 2012). Pesan yang akan dikomunikasikan bisa berupa isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum; sumber pesannya yaitu guru, siswa, oranglain, produser media ataupun penulis buku; media komunikasi bisa berupa media pembelajaran serta penerima pesannya adalah siswa maupun guru. Komponen komunikasi yang potensial untuk dikembangkan adalah media. Media merupakan komponen komunikasi yang dapat meningkatkan efektifitas penerimaan informasi yang disampaikan oleh guru kepada siswa (Septianingsih, 2012).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendiknas, 2005). Suasana belajar yang menyenangkan (fun and enjoy) akan menciptakan kegiatan belajar yang efektif (Angkowo dan Kosasih, 2007). Sejalan dengan pernyataan diatas, menurut Rahmawati (2006) tujuan pembelajaran akan tercapai jika proses belajar mengajar dilaksanakan dengan cara yang menarik, menyenangkan, dan dapat diserap secara baik oleh siswa.

(15)

2

media pembelajaran yang interaktif sehingga menarik minat dan motivasi siswa dalam belajar (Septianingsih, 2012). Salah satu media pembelajaran yang melibatkan teknologi dan dapat digunakan dalam pembelajaran adalah multimedia. Multimedia diartikan sebagai perpaduan dari berbagai media yang terdiri dari teks, grafis, gambar diam, animasi, suara dan video untuk menyampaikan pesan kepada publik (Wahono, 2008). Multimedia mampu menampilkan informasi yang dapat dilihat, didengar dan dilakukan, maka multimedia sering dijadikan media pembelajaran dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Hasil penelitian dari Computer Technology Research (CTR) menjelaskan bahwa sebagian kecil (20%) orang hanya mampu mengingat dari yang dilihat (visual), hampir setengah (30%) orang mampu mengingat dari yang didengar (audio), setengah (50%) orang dapat mengingat dari yang dilihat maupun yang didengar (audio visual) dan sebagian besar (80%) orang mampu mengingat dari yang dilihat, didengar yang dilakukan secara bersamaan (Munir, 2012).

Multimedia dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu multimedia linear dan multimedia interaktif. Multimedia linear merupakan multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, bersifat sekuensial (berurutan), contohnya TV dan film. Suatu tampilan multimedia yang dirancang oleh desainer agar tampilannya memenuhi fungsi menginformasikan pesan dan memiliki interaktifitas kepada penggunanya (user) dinamakan sebagai multimedia interaktif (Munir, 2012). Media yang digunakan adalah multimedia interaktif. Multimedia interaktif dipilih karena memiliki sifat interaktifitas atau bersifat dua arah, yaitu program yang memberikan kesempatan kepada pengguna untuk merespon dan melakukan berbagai aktifitas dan terdapat feedback (bisa direspon balik oleh program multimedia).

(16)

3

menjadi lebih konkret. Pemahaman siswa terhadap konsep konkret menjadikan pembelajaran yang bermakna.

Gambar 1.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Sumber: Sadiman, 2012)

Edgar Dale (Sadiman, et al., 2012) mengemukakan suatu klasifikasi dari

tingkat yang paling konkret ke tingkat yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman (Cone of Experience). Kerucut pengalaman berperan dalam menentukkan apa yang paling dibutuhkan untuk pengalaman belajar tertentu. Jenjang kerucut pengalaman mengungkap bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa, mulai dari a) pengalaman lapangan (konkret); b) kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang; c) melalui benda tiruan; d) lambang verbal (abstrak). Semakin jenjang tersebut mendekati puncak kerucut pengalaman, maka media penyampaian pesan semakin abstrak.

(17)

4

merupakan konsep yang dianggap abstrak oleh para siswa sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep ini. Penghantaran rangsang dari sel saraf satu ke sel saraf yang lain kemudian dari saraf pusat menuju otot atau kelenjar tubuh, proses tersebut terjadi di dalam tubuh manusia yang pengamatannya tidak dapat diamati secara langsung atau nyata, sehingga konsep sistem saraf ini bersifat abstrak. Sehubungan dengan karakteristik tersebut, upaya pengembangan multimedia interaktif diharapkan mampu memberikan pemahaman yang konkret kepada siswa.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengeluarkan bantuan berupa CD (Compact Disc) interaktif Pembelajaran Biologi yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran Biologi. Selama ini sudah banyak multimedia interaktif yang beredar digunakan dalam pembelajaran, sehingga ada penelitian yang meninjau dari segi kesesuaian dengan aspek media dan aspek pedagogik agar segala informasi tersampaikan dengan baik kepada siswa untuk mencapai pembelajaran yang bermakna. Hasil penelitian Rizky (2008) menjelaskan bahwa software multimedia interaktif lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa dibandingkan dengan media charta pada konsep sistem saraf. Sejalan dengan penelitian diatas, hasil penelitian Septianingsih (2012) menyebutkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan software carrymap dinilai layak digunakan dalam pembelajaran berdasarkan penilaian dari ahli materi, ahli media dan guru bidang studi geografi SMA.

(18)

5

berkembang secara optimal di Indonesia. Menurut Purnomo (2012) kendala dalam pengembangan media pembelajaran interaktif adalah kurang dikuasainya teknologi pengembangan media interaktif oleh para pengajar. Media pembelajaran berbasis interaktif yang beredar di pasaran masih ditemukan beberapa aspek yang kurang diperhatikan oleh programer (Saputro, 2012). Menanggapi hal tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif pada Materi Sistem Saraf Manusia bagi Siswa SMA Kelas XI Semester Genap”.

B. Rumusan Masalah

Secara umum, masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana kelayakan penggunaan multimedia interaktif pada materi sistem saraf manusia bagi siswa SMA Kelas XI Semester Genap?”

Untuk mempermudah penelitian ini, permasalahan diatas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah Multimedia Interaktif yang digunakan dalam materi Sistem Saraf di Sekolah Menengah Atas Kelas XI Semester Genap sesuai dengan aspek media ?

2. Apakah Multimedia Interaktif yang digunakan dalam materi Sistem Saraf di Sekolah Menengah Atas Kelas XI Semester Genap sesuai dengan aspek pedagogik ?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah maka peneliti membatasi permasalahan menjadi sebagai berikut :

(19)

6

D. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kelayakan multimedia interaktif pada materi Sistem Saraf Manusia kelas XI di SMA Negeri 1 Cikalong Wetan dan SMA Negeri 1 Cilaku-Cianjur sehingga dapat menjadi masukan bagi guru pada saat mengajar menggunakan multimedia interaktif.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Memberi gambaran atas multimedia interaktif yang dapat digunakan oleh siswa dalam pembelajaran Biologi terutama pada konsep Sistem Saraf Manusia. Diharapkan siswa mendapatkan pengalaman belajar Biologi yang menyenangkan dan bermakna dengan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran Biologi.

2. Bagi Guru

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek dan subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat. Penelitian deskriptif memiliki keunikan, antara lain penelitian deskriptif menggunakan kuesioner, wawancara, daftar check list dan memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi serta dirumuskan secara jelas untuk menghindari kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan (Sukardi, 2003).

Penelitian ini dilakukan hanya untuk mendapatkan informasi mengenai kelayakan Multimedia interaktif pada materi Sistem Saraf Manusia pada dua Sekolah Menengah Atas yang berbeda kelas XI semester genap.

B.Definisi Operasional

(21)

30

2. Multimedia Interaktif yang dimaksud adalah penggabungan antara teks, grafis, foto, animasi, video dan audio yang memiliki sifat interaktif (komunikasi dua arah antara multimedia dengan pengguna) dalam proses pembelajaran Biologi SMA Kelas XI semester genap dalam bentuk Compact Disk (CD) yang diputar melalui Laptop.

C.Objek dan Subjek Penelitian

(22)

31

D.Lokasi dan Waktu

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Cikalong Wetan yang berada di Jalan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat dan SMA Negeri 1 Cilaku yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kabupaten Cianjur.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan Pra penelitian selama empat bulan yaitu Desember 2012 sampai dengan Maret 2013. Selama pra penelitian, peneliti melakukan penyusunan proposal dan seminar proposal pada bulan Desember 2012. Dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2013 dilaksanakan penyusunan instrumen penelitian, judgement instrumen kepada ahli media, revisi instrumen, dan uji coba instrumen. Penelitian pendahuluan dilakukan pada bulan April 2013. Pelaksanaan penelitian di dua sekolah dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Pengolahan data dilakukan bersamaan dengan bimbingan dan perbaikan skripsi pada pertengahan bulan Mei 2013 sampai dengan Agustus 2013.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2007) instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan untuk menganalisis kelayakan multimedia interaktif adalah instrumen non-tes yaitu berupa lembar observasi penilaian multimedia interaktif yang diteliti oleh peneliti, lembar angket yang diberikan kepada siswa dan guru, dan lembar pertanyaan wawancara yang diberikan kepada guru dan beberapa siswa. Instrumen melewati proses judgment dan diuji coba terlebih dahulu sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data.

1. Lembar Observasi Penilaian Multimedia Interaktif

(23)

32

disusunlah kisi-kisi instrumen lembar penilaian multimedia interaktif untuk peneliti yang dibagi menjadi dua aspek yaitu aspek media dan aspek pedagogik.

Lembar observasi penilaian multimedia interaktif pada materi sistem saraf manusia yang digunakan adalah menampilkan pertanyaan-pertanyaan yang berbentuk rating scale, menurut Sugiyono (2007) rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya. Yang terpenting dalam penyusunan instrumen menggunakan rating scale yaitu instrumen dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen.

Terdapat dua aspek yang digunakan dalam observasi penilaian multimedia interaktif, yaitu aspek media dan aspek pedagogik. Aspek media yang terdiri dari Technical quality (Kualitas media secara teknis), Usability (kemudahan dalam pengoperasian), Elemen Media Visual (penyajian informasi yang secara nyata dapat dilihat), Elemen Media Audio (penyajian informasi yang secara nyata dapat didengar) dan interaktivitas (komunikasi dua arah antara multimedia dengan pengguna). Aspek pedagogik yang terdiri dari pembelajaran (Penyajian informasi yang menunjang pembelajaran) dan standar isi (kebenaran informasi dan kesesuaian informasi dalam multimedia dengan standar pada kurikulum).

Adapun kisi-kisi observasi penilaian multimedia interaktif yang dirumuskan dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan Lembar Observasi penilaian multimedia interaktif (Lampiran A.1).

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Multimedia Interaktif

No Aspek Indikator Nomor

c. Kelancaran pengoperasian 3

d. Dokumentasi 4

2 Usability a. Konsistensi 5 1

3 Elemen Media Visual

a. Teks 6

2 b. Keselarasan warna teks dan

(24)

33

No Aspek Indikator Nomor

Item Jumlah

c. Ilustrasi (Gambar, Video, dan

Animasi) 8

5 Interaktivitas a. Interaktivitas 12 1

Aspek Pedagogik

6 Pembelajaran a. Keselarasan ilustrasi visual dan

deskripsi 13

3 b. Penekanan pembelajaran

14

c. Evaluasi 15

7 Standar Isi a. Akurasi (kebenaran informasi)

16

e. Tujuan Pembelajaran 20

2. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk siswa dan guru. Kegunaan dari angket siswa adalah sebagai data untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai penggunaan multimedia interaktif sebagai sumber pembelajaran. Angket penilaian multimedia interaktif digunakan untuk mengetahui respon siswa dan guru terhadap kelayakan suatu program sebagai media pembelajaran dilihat berdasarkan tiga aspek yaitu aspek pembelajaran, aspek standar isi dan aspek media, penilaian ini berdasarkan pendapat siswa dan guru yang telah menggunakannya.

(25)

34

terdiri dari sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Angket siswa dan guru terdiri dari pernyataan positif dan negatif.

Seluruh siswa yang melaksanakan pembelajaran materi sistem saraf manusia menggunakan multimedia interaktif mendapatkan angket. Angket disebarkan kepada siswa ketika pembelajaran menggunakan multimedia interaktif berakhir. Angket diisi pada hari yang bersamaan dengan pembelajaran, yang bertujuan agar siswa masih ingat dengan tampilan multimedia interaktif pada saat pembelajaran materi sistem saraf manusia. Angket guru diserahkan kepada guru yang mengajar di kelas penelitian. Pegisian angket guru dilaksanakan ketika pembelajaran materi sistem saraf manusia menggunakan multimedia interaktif selesai.

Angket untuk siswa (Lampiran A.3) dan Angket untuk guru (Lampiran A.4). Adapun kisi-kisi angket untuk siswa dan guru yang dirumuskan dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Siswa

No Aspek Pembelajaran yang

diukur Indikator

Nomor

Item Jumlah

Aspek Pembelajaran

1 Kemanfaatan Sistem Saraf Manusia

a. Merasakan manfaat sistem Saraf manusia dalam pembelajaran

1 1

2 Keselarasan ilustrasi dan deskripsi

b. Ada bentuk seperti kotak atau border untuk informasi yang penting

7 1

(26)

35

No Aspek Pembelajaran yang

diukur Indikator d. Ada kata yang asing bagi

siswa 11 1

5 Appropriatesness a. Informasi relevan terhadap pengguna c. Interaktivitas program 20 1

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Guru

No Aspek Pembelajaran yang

diukur Indikator

Nomor

Item Jumlah

Aspek Pembelajaran

1 Kemanfaatan Sistem Saraf Manusia

a. Merasakan manfaat Sistem Saraf Manusia dalam pembelajaran

1 1

2 Keselarasan ilustrasi dan deskripsi

b. Ada bentuk seperti kotaka

(27)

36

No Aspek Pembelajaran yang

diukur Indikator

menimbulkan 2 atau lebih

penafsiran

10 1

c. Representasi kalangan, ras,

dan latar belakang budaya 11 1

5 Appropriatesness a. Informasi relevan terhadap

pengguna 12 1

b. Warna sama pada elemen

dengan fungsi sama 20 1

c. Posisi navigasi konsisten 21 1

d. Ikon, symbol dan tombol

konsisten 22 1

8 Elemen Media a. Ukuran huruf 23 1

b. Kejelasan narasi 24 1

(28)

37

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan untuk mengetahui pendapat dari perwakilan siswa dan guru yang melakukan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif. Wawancara kepada siswa dilaksanakan sehari setelah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Sample siswa yang diwawancara adalah siswa yang mengisi angket dengan perolehan skor yang berbeda dari rata-rata. Peneliti juga mewawancarai guru yang mengajar menggunakan multimedia interaktif, yang bertujuan untuk menjaring pendapat guru terhadap multimedia interaktif. Wawancara guru dilaksanakan sehari setelah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, peneliti terlebih dahulu mewawancarai siswa kemudian mewawancarai guru. Wawancara dilaksanakan secara santai pada jam istirahat siswa dan guru. Wawancara yang dilakukan terhadap tiga siswa dari setiap kelas dan guru dengan menggunakan pedoman wawancara yang sudah dirancang oleh peneliti. Pedoman wawancara untuk siswa (Lampiran A.5) dan pedoman wawancara untuk guru (Lampiran A.6). Adapun kisi-kisi wawancara untuk siswa dan guru yang dirumuskan dapat dilihat pada Tabel 3.4 pedoman wawancara siswa dan Tabel 3.5 pedoman wawancara guru.

Tabel. 3.4 Pedoman Wawancara Siswa

No Aspek Pertanyaan

1 Kuantitas penggunaan Multimedia Interaktif

Apakah Guru selalu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran Biologi pada materi sistem Saraf?

2 Kesan terhadap multimedia interaktif

 Apa yang kamu sukai dari multimedia interaktif yang digunakan selama pembelajaran berlangsung?  Apa yang kamu tidak sukai dari multimedia

interaktif yang digunakan selama pembelajaran berlangsung?

3 Keterbantuan memahami materi Apakah anda mampu memahami konsep sistem saraf manusia dalam multimedia interaktif yang digunakan? 4. Manfaat multimedia interaktif Apakah manfaat yang anda rasakan melalui

pembelajaran menggunakan multimedia interaktif? 5 Tampilan multimedia interaktif Apakah anda mengetahui maksud dari semua gambar

(29)

38

Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Guru

No Aspek Pertanyaan

1 Kuantitas penggunaan Multimedia Interaktif

Apakah Bapak/ Ibu selalu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran Biologi pada materi sistem saraf?

2 Ketertarikan siswa terhadap multimedia interaktif

Menurut pendapat Bapak/ Ibu, bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan multimedia interaktif tersebut?

3 Kelebihan multimedia dalam pembelajaran

Menurut Bapak/ Ibu, apa saja kelebihan multimedia interaktif tersebut?

4 Kekurangan multimedia dalam pembelajaran

Menurut Bapak/ Ibu,apa saja kekurangan multimedia interaktif tersebut?

5 Informasi tambahan Menurut Bapak/ Ibu, Apakah perlu mencantumkan alamat situs pada tampilan multimedia interaktif? Menurut Bapak/Ibu, Apakah menyediakan hardware untuk mendukung keberlangsungan media?

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagai menjadi lima tahap yaitu tahap pra persiapan, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengolahan dan analisis data dan tahap Akhir. 1. Tahap Pra Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan studi pustaka dari berbagai sumber, seperti jurnal pendidikan, buku, artikel maupun pencarian informasi melalui internet yang relevan dengan fokus penerapan multimedia interaktif dalam pembelajaran dan aspek pendukungnya. Kemudian peneliti merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan pada penelitian yaitu menggali tentang kelayakan multimedia interaktif pada sistem saraf manusia.

2. Tahap Persiapan

(30)

39

berada di Kabupaten Bandung Barat dan SMA Negeri 1 Cilaku-Cianjur yang berada di kota Cianjur. Kedua sekolah tersebut memenuhi kriteria yang peneliti butuhkan, yaitu sering menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran Biologi yang didukung dengan ruangan multimedia interaktif dan menggunakan CD interaktif yang telah disetujui oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Membuat surat perizinan penelitian untuk sekolah yang dijadikan sebagai tempat pengambilan data penelitian. Kemudian melakukan pertemuan dengan guru yang bersangkutan untuk menyepakati waktu yang tepat untuk pengambilan data.

b. Menyusun instrumen penelitian yang berupa lembar observasi penilaian multimedia interaktif yang digunakan oleh peneliti, angket untuk siswa, angket untuk guru, pedoman wawancara untuk siswa dan pedoman wawancara untuk guru.

c. Judgement instrumen penelitian untuk menunjukkan tingkat kesahihan dari suatu instrumen. Arikunto (2006) menjelaskan bahwa suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat dan juga tingkat validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran mengenai validitas yang dimaksud. Instrumen yang melewati proses judgement adalah lembar observasi penilaian multimedia interaktif, angket siswa, angket guru, pedoman wawancara siswa dan pedoman wawancara guru. Setelah melakukan judgement kepada ahli media dan beberapa dosen, peneliti melakukan perbaikan instrumen. Setelah instrumen diperbaiki, selanjutanya peneliti melakukan uji coba instrumen kepada siswa SMA yang sedang menggunakan multimedia interaktif pada saat pembelajaran. Semua instrumen diujicobakan untuk mengetahui keterbacaan instrumen.

3. Tahap Pelaksanaan

(31)

40

b. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan penilaian multimedia interaktif dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun dan telah mengalami judgment oleh dosen ahli media. Penilaian multimedia interaktif dilakukan diluar pembelajaran, dengan menggunakan tiga responden yaitu peneliti,dan dua mahasiswa yang ahli dalam bidang media dan materi sistem saraf. Setelah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif usai, peneliti membagikan angket kepada siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap kelayakan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran di kelas. Tindakan selanjutnya adalah melaksanakan wawancara kepada tiga siswa dari setiap kelas yang dilaksanakan sehari setelah mengikuti pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Tiga orang siswa yang diwawancara ialah siswa yang menjawab angket dengan perolehan skor berbeda dengan hasil rata-rata. Tujuan dari pemberian angket kepada guru ialah untuk menjaring penilaian mengenai kelayakan multimedia interaktif pada sistem saraf manusia. Pengisian angket guru dilaksanakan setelah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif usai. Peneliti juga melaksanakan wawancara terhadap guru mengenai pemanfaatan dan efektifitas penggunaan multimedia interaktif pada materi sistem saraf manusia. Wawancara kepada guru dilaksanakan sehari setelah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Peneliti juga mencatat segala kejadian faktual penting dalam catatan lapangan penelitian pada proses pembelajaran menggunakan multimedia interaktif di dalam kelas dan juga pada saat mengisi lembar observasi kelayakan multimedia interaktif pada materi sistem saraf manusia.

4. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

(32)

41

b. Analisis data penelitian diantaranya analisis akurasi (kebenaran informasi), analisis kebenaran gambar, analisis lembar observasi penilaian multimedia interaktif pada materi sistem saraf manusia, analisis data angket siswa, analisis data angket guru, analisis wawancara siswa dan analisis wawancara guru. Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah berupa data kualtitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan siswa dan guru, sedangakan data kuantitatif diperoleh dari lembar observasi penilaian kelayakan multimedia interaktif pada materi sistem saraf manusia, angket siswa dan guru. Data kuantitatif yang diperoleh, selanjutnya dicari skor rata-rata dan kemudian dikonversikan ke dalam data kualitatif dengan skala empat.

5. Tahap Akhir a. Pembahasan.

b. Menarik kesimpulan dan penyusunan laporan.

G.Teknik Pengumpulan Data

Tujuan dari teknik pengumpulan data adalah untuk menentukkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi yang bersifat menggabungkan dari observasi (pengamatan), kuesioner (angket) dan interview (wawancara) yang telah ada. Teknik triangulasi, berarti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama (Sugiyono, 2007). Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

(33)

42

menggunakan laptop yang sama. Selama pemutaran CD Interaktif berlangsung, tiga responden menilai kelayakan multimedia interaktif tersebut.

2. Melakukan pengambilan data dari angket yang diberikan kepada siswa dan guru untuk menjaring penilaian mengenai kelayakan multimedia interaktif sistem saraf manusia SMA kelas XI semester genap yang dilakukan di dua sekolah yaitu SMA Negeri 1 Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat dan SMA Negeri 1 Cilaku, Kabupaten Cianjur. Penyebaran angket siswa dan guru ketika pembelajaran multimedia interaktif pada materi sistem saraf manusia berakhir.

3. Melakukan wawancara terhadap guru yang menggunakan multimedia interaktif sistem saraf manusia SMA kelas XI dan tiga siswa dari setiap kelas yang menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran Biologi pada materi Sistem Saraf Manusia. Tiga siswa dari setiap kelas dilihat dari hasil angket siswa yang menjawab angket dengan perolehan skor berbeda dengan rata-rata. Wawancara dilaksanakan sehari setelah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif pada materi sistem saraf manusia. Wawancara guru dilaksanakan sehari bersamaan dengan wawancara siswa. Wawancara dilaksanakan diluar kelas dan tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Lembar Observasi Penilaian Kelayakan Multimedia Interaktif Dalam menganalisis penilaian multimedia interaktif menggunakan skala pengukuran rating scale, skala pengukuran ini berdasarkan bobot skor yang telah ditetapkan akan memberikan data kuantitatif yang selanjutnya dianalisis dengan statistika deskriptif.

Tabel 3.6 Rating Scale untuk Validasi Multimedia Interaktif

Penilaian Skor

Sangat Layak 4

Layak 3

Cukup Layak 2

Lemah 1

(34)

43

Menurut Sugiyono (2007) perhitungan rating scale menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

K = Kelayakan Multimedia Interaktif F = Jumlah responden

N = Skor tertinggi I = Jumlah Item R = Jumlah Responden

Berdasarkan rumus di atas akan menghasilkan suatu nilai yang dapat diinterpretasikan menggunakan garis kontinum. Garis kontinum adalah sebagai berikut :

0-20 21- 40 41-60 61-80 81- 100

Sangat Kurang Cukup Layak Sangat Lemah Lemah Layak

Gambar 3.1 Garis Kontinum Hasil Observasi Multimedia Interaktif (Sumber : Sugiyono, 2007)

2. Analisis Angket Siswa dan Guru Terhadap Multimedia Interaktif

Analisis angket respon siswa dan guru terhadap multimedia interaktif menggunakan skala likert (Tabel 3.7).

(35)

44

Selanjutnya menurut Sugiyono (2007) dilakukan perhitungan tiap butir pernyataan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

K = Kelayakan Multimedia Interaktif F = Jumlah responden

N = Skor tertinggi I = Jumlah Item R = Jumlah Responden

Berdasarkan rumus di atas akan menghasilkan suatu nilai yang dapat diinterpretasikan menggunakan garis kontinum.

0-25 26- 50 51-75 76- 100

Sangat tidak setuju Tidak setuju Setuju Sangat Setuju Gambar 3.2 Garis Kontinum Hasil Angket

(Sumber : Sugiyono, 2007)

(36)

45

SMAN 1 Cilaku-Cianjur Lembar

observasi

Data hasil analisis media pembelajaran, angket siswa dan angket guru,

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai kelayakan multimedia interaktif pada dua CD Interaktif yang berbeda dan digunakan di sekolah yang berbeda. Observasi penilaian kelayakan multimedia interaktif dengan melihat dua aspek, yaitu aspek media dan aspek pedagogik. Multimedia interaktif dikatakan layak apabila memiliki persentase rata-rata penilaian ≥ 61%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa CD Interaktif B yang digunakan pada pembelajaran materi sistem saraf manusia di SMA Negeri 1 Cilaku-Cianjur memperoleh kategori sangat layak dari aspek media dengan perolehan skor 82,36%, sedangkan aspek media pada CD interaktif A yang digunakan dalam pembelajaran pada materi sistem saraf manusia di SMA Negeri 1 Cikalong Wetan berkategori layak dengan perolehan persentase 76,02%.

Pada aspek pedagogik yang lebih unggul adalah CD interaktif A dengan perolehan hasil 76,38% sehingga dikategorikan layak pada multimedia interaktif tersebut dilihat dari aspek pedagogik. Sedangkan CD interaktif B dengan perolehan skor 66,66% sehingga dikategorikan layak dari aspek pedagogiknya.

(38)

92

B. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka rekomendasi yang disampaikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Analisis Kebenaran informasi, kebenaran gambar, dan kebenaran video dalam multimedia interaktif sangat ditentukan oleh kebenaran dan keterbaruan informasi materi pada buku acuan, sehingga menggunakan buku sumber yang terbaru dan relevan dengan materi sistem saraf manusia.

2. Dalam penggunaan multimedia interaktif, sebelumnya perlu dilakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Hal ini karena tidak semua informasi, gambar, dan video dalam multimedia interaktif itu benar. Sehingga pada saat belajar menggunakan multimedia interaktif, guru memberikan informasi yang benar kepada siswa, agar tidak menimbulkan penafsiran yang salah kepada siswa.

3. Pada pembelajaran Biologi mengenai materi sistem saraf manusia menggunakan multimedia interaktif harus didukung dengan ruang multimedia interaktif dan supporting hardware yang memadai. CD Interaktif A dan B dapat digunakan sebagai referensi dalam memilih media pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami suatu konsep yang abstrak. Namun, perlu ada bimbingan dari guru kepada siswa dalam mengoperasikan multimedia interaktif.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo, R., & Kosasih, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Grasindo.

Anitah, S. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta : Yuma Pustaka.

Ariani, N., & Haryanto, D. (2010). Pedoman Pembelajaran Multimedia di Sekolah : Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo: Jakarta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : DEPDIKNAS.

Bakri, H. (2012). Langkah-langkah pengembangan pembelajaran multimedia interaktif. Jurnal Medtek. 1, (2).

Campbell, N.et al. (2008). BIOLOGI Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Crozat, S., Hu, O., Trigano, P. (1999). A Method for Evaluating Multimedia

Learning Software. Memoire de Dea. UTC

Darliah, E. (2010). Sistem Koordinasi SMA. [Online]. Tersedia:

http://www.sman2-tsm.sch.id/2010/03/sistem-koordinasi/ [20 Juni 2013] Kalat, J.W. (20120). Biopsikologi Biological Psychology. Jakarta : Salemba

Humanika.

Kurnadi, K.A (2009). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia (I). Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi UPI.

Mardiati, R. (2010). Buku Kuliah Susunan Saraf Otak Manusia. Jakarta : CV Sagung Seto.

Markam, S. (2009). Dasar-Dasar Neuropsikologi Klinis.Jakarta : Sagung Seto. Martini, F.H., Nath, J.L., Bartholomew, E. (2012). Fundamentals of Anatomy &

Physiology. United States of Canada : Pearson.

Munir. (2012). Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

(40)

94

Permendiknas. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. [online] : Tersedia di http://kpmu.unila.ac.id/wp-content/uploads/2010/09/pp-no-19-2005.pdf. [7 Maret 2013]

Purnomo, D. (2012). Produksi dan penggunaan media pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.infodiknas.com/264-produksi-dan-penggunaan-media-pembelajaran/ [20 November 2012]

Rahmawati, F. (2006). Strategi Pencapaian Kualitas Pembelajaran. [online]. Tersedia : http://www.uny.ac.id/artikel.php. [25 Maret 2013]

Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rizky. (2008). Efektivitas Software Multimedia Interaktif dan Charta dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Saraf. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Rohani, A. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Rustaman, N., et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Sadiman, A. et al,. (2012). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Pers.

Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Biologi. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Saputro, S. A. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif pada Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi untuk Siswa SMP Kelas VIII. Tesis Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. [Online]. Tersedia : http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8317/[25 Januari 2013]

(41)

95

Shabrina, L. (2012). Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Berpikir Kraetif Siswa melalui Media Animasi pada Konsep Sistem Ekskresi Manusia (Penelitian Tindakan Kelas). Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sudjana, N., & Rivai, A. (2007). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan : Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta : Bumi Aksara.

Sutopo. H. (2012). Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu. Taufiq. (2009). Media Pembelajaran Interaktif Dengan Dynamic Host

Configuration Protocol. Majalah Ilmiah Unimus. 1, (1), 9-15.

Tata, P.(2009). Seeley’s Principle of Anatomy and Physiology Second Edition. New York :McGraw-Hill.

Tortora, G., & Derrickson, B. (2011). Principles of Anatomy & Physiology Organization, Support, and Movement, and Control Systems of the Human Body. Inggris :John Wiley&Sons, Inc.

Wahono, R. S. (2008). Aspek dan Kriteria Penilaian Media

Pembelajaran.[Online]. Tersedia :

http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/ [17 November 2012]

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 1.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Sumber: Sadiman, 2012)
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Multimedia Interaktif
+7

Referensi

Dokumen terkait

QUR'AN HADITS, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI, BAHASA ARAB, GURU KELAS RA, DAN GURU KELAS M I TAHUN 2012.. PROPINSI : SUM ATERA UTARA STATUS

[r]

Hasil ini berbeda dengan penelitian ini, bahwa Rancangan isi pesan iklan smartfren dengan meng- gunakaan tema emosional dengan disampaikan se- cara humor, membuat pemirsa

Persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh molekul obat agar terbentuk kompleks inklusi adalah ukuran dan bentuk molekul obat tepat masuk atau sebagian masuk ke dalam

Comparative evaluation between cervical vertebrae and hand-wrist maturation for assessment of skeletal maturity orthodontic patients.. Pakistan Oral &

Dengan demikian pesantren kedepan diharapkan tidak hanya memainkan fungsi tradisionalnya namun harus lebih dari itu pesantren harus melakukan transformasi yang dapat

¨ Menggambarkan proses atau fungsi transformasi data yang ada dalam sistem (bukan apa atau siapa yang mengerjakan). ¨ Dapat dibuat dari DFD fisik dengan cara mentranslasikan

skripsi ini, yang berjudul “ Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Tercatat Di