Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE
ACCELERATED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI
MATEMATIS SISWA
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pameungpeuk Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika
Oleh:
Mega Zenita Mufatir 0800098
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE ACCELERATED
LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA
Oleh
Mega Zenita Mufatir
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Mega Zenita Mufatir 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
i Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Mega Zenita Mufatir. 2013. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode
Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa dengan penerapan pembelajaran metode Accelerated Learning lebih baik daripada siswa dengan penerapan metode ekspositori. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pameungpeuk tahun ajaran 2012/2013 dan sampelnya adalah siswa kelas VII-A dan VII-B. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang belajar dengan menerapkan metode Accelerated Learning lebih baik daripada siswa yang belajar dengan metode ekspositori dan sikap siswa terhadap penerapan pembelajaran metode Accelerated Learning adalah positif.
ii Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Mega Zenita Mufatir. 2013. Effect of Application of Learning Accelerated Learning Methods Against Student Mathematical Ability Connection.
This study aims to determine whether an increase in the ability of students' mathematical connection with the application of learning methods Accelerated Learning is better than students with expository method application. The method used in this study is an experimental method with a class VII student population Pameungpeuk SMP Negeri 1 school year 2012/2013 and the sample were students of class VII-A and VII-B. This study suggests that an increase in the ability of students to learn mathematical connections by applying Accelerated Learning method better than students who learned with expository method and students' attitudes toward the application of learning methods Accelerated Learning is positive.
v
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Definisi Operasional ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5
A. Kemampuan Koneksi Matematis ... 5
B. Metode Accelerated Learning ... 6
C. Metode Ekspositori ... 9
D. Penelitian yang Relevan ... 11
E. Hipotesis ... 12
BAB III METODE PENELITIAN ... 13
A. Metode dan Desain Penelitian ... 13
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 13
C. Bahan Ajar ... 14
D. Instrumen Penelitian ... 14
vi
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Analisis Data ... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26
A. Hasil Penelitian ... 26
B. Pembahasan ... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47
A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 48
LAMPIRAN
1
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan suatu negara. Melalui pendidikan dapat tercipta sumber daya manusia yang kompeten yang dapat menunjang kemajuan negara tersebut. Untuk mencapai itu diperlukan peningkatan mutu pendidikan yang selama ini sudah berlangsung. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan, salah satunya yaitu dengan menciptakan suasana belajar mengajar yang tidak kaku dan menyenangkan.
Matematika di sekolah merupakan salah satu pelajaran yang penting untuk dipelajari. Seperti yang tercantum dalam standar isi KTSP (Depdiknas, 2006), pembelajaran matematika di sekolah memiliki tujuan agar siswa memiliki: 1. Kemampuan memahami konsep, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Kemampuan mengkomunikasikan gagasan dan simbol, tabel, grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan / masalah.
3. Kemampuan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematis dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematis.
4. Kemampuan strategis dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan model matematis dalam pemecahan masalah.
5. Sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
2
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu matematika di sekolah. Kemamampuan menjelaskan antar konsep bisa dikatakatan sebagai kemampuan koneksi matematis. Itu berarti kemampuan koneksi ini ada pada urutan pertama pada tujuan pembelajaran matematika yang memegang peranan penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu, kemampuan koneksi matematis penting untuk dimiliki siswa. Siswa yang memiliki kemampuan koneksi matematis akan lebih memahami materi secara keseluruhan dan bertahan lama karena siswa akan mampu melihat hubungan antar topik dalam matematika, dengan topik diluar matematika, dan dengan kehidupan sehari–hari.
Menurut Sumarmo (Herdian, 2010), kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan menghubungkan topik satu dengan topik lain dalam matematika atau menghubungkan matematika dengan bidang ilmu lain maupun dengan kehidupan sehari-hari. Indikatornya yaitu:
1. Mengenali representasi ekuivalen dari konsep yang sama;
2. Mengenali hubungan prosedur matematika ke prosedur representasi yang ekuivalen;
3. Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan keterkaitan diluar matematika;
4. Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran matematika tersebut, maka seharusnya siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan salah satu alternatif metode pembelajaran yang bisa digunakan adalah metode pembelajaran Accelerated Learning.
Accelerated Learning adalah suatu proses pembelajaran yang berpusat
pada siswa dan dilakukan dengan menyenangkan sehingga dapat mempercepat siswa dalam menerima, memahami, dan menguasai materi dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran. Tahapan pembelajaran dengan metode Accelerated Leaarning disingkat dengan istilah M-A-S-T-E-R, yaitu Motivating
3
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Informasi), Searching Out The Meaning (Menyelidiki Makna), Triggering The Memory (Memicu Memori), Exhibiting What You Know (Mempresentasikan), dan Reflecting How You’ve Learned (Merefleksikan).
Salah satu tahapan dalam metode Accelerated Learning adalah tahap merefleksikan. Sementara itu, indikator dari kemampuan koneksi matematis adalah menilai antar keterkaitan antar topik matematika dan keterkaitan di luar matematika, serta menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga diharapkan metode Accelerated Learning dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa karena dengan metode ini siswa dipersiapkan untuk menjadi siswa yang lebih aktif dan luwes dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa”.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang belajar dengan menerapkan metode Accelerated Learning lebih baik daripada siswa yang belajar dengan metode ekspositori?
2. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran matematika yang dikembangkan dengan menerapkan metode Accelerated Learning?
C. Tujuan Penelitian
4
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Mengetahui apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa
dengan penerapan pembelajaran metode Accelerated Learning lebih baik daripada siswa dengan penerapan pembelajaran metode ekspositori.
2. Mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika yang dikembangkan dengan menerapkan metode Accelerated Learning.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis yaitu memberikan pengalaman dan mengembangkan pengetahuan serta memberikan gambaran yang jelas pari pengaruh penerapan pembelajaran metode Accelerated Learning terhadap kemampuan koneksi matematis siswa.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya pemahaman yang berbeda mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut:
1. Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan menghubungkan materi-materi dalam matematika maupun menghubungkan topik matematika dengan bidang ilmu lain.
2. Accelerated Learning adalah suatu proses pembelajaran yang memiliki tahapan memotivasi pikiran siswa, memperoleh informasi, menyelidiki makna, memicu pikiran, mempresentasikan, dan merefleksikan.
13
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah pengaruh penerapan metode Accelerated Learning, dan variabel terikatnya yaitu kemampuan koneksi matematis siswa.
Dalam penelitian ini, diambil dua kelompok secara acak yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok tersebut diberikan pretes untuk mengetahui kemampuan awal mengenai materi yang berkaitan. Setelah itu, kelompok eksperimen mendapat perlakuan dengan menerapkan metode Accelerated Learning pada saat pembelajaran berlangsung, sedangkan kelas
kontrol mendapat perlakuan dengan menerapkan metode ekspositori.
Adapun desain penelitian menurut Ruseffendi (2005: 50), sebagai berikut:
… O X O
… O - O
Keterangan:
O : pretes / postes
X : perlakuan pada kelas eksperimen dengan penerapan metode Accelerated Learning
14
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Populasi yang sudah dipilih pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pameungpeuk. Subjek penelitian adalah dua kelas yang dipilih secara random. Alasan random sampling karena setiap kelas memiliki kemampuan yang hampir sama. Satu kelas menjadi kelas eksperimen yaitu kelas VII A dan satu kelas lagi menjadi kelas kontrol yaitu kelas VII B yang ditentukan secara random. Untuk keperluan uji coba tes, maka dipilih kelas selain sampel di luar populasi penelitian, yaitu kelas VIII B.
C. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Depdiknas, 2006).
Selanjutnya menurut Majid (2007:174) bahan ajar adalah segala bentuk bahan informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun yang tidak tertulis. Bahan ajar atau materi kurikulum (curriculum material) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Adapun bahan ajar yang digunakan adalah: 1. LKS (Lembar Kerja Siswa)
LKS yang digunakan untuk kelas eksperimen berisi tentang permasalahan dan petunjuk yang harus diselesaikan siswa. Petunjuk ini menuntun siswa untuk menyelesaikan permasalahan dan mengarahkan pada konsep matematika. Dalam penyusunan LKS ini disesuaikan dengan metode yang digunakan yaitu metode Accelerated Learning. Sedangkan untuk kelas kontrol, hanya menggunakan buku
15
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Instrumen Tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan koneksi matematis mengenai materi yang telah disampaikan. Bentuk tes yang digunakan adalah berupa tes uraian. Tes uraian dipilih karena bentuk tes ini lebih mampu mengungkap kemampuan koneksi matematis siswa. Menurut Suherman (2003:77) tes uraian mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
a. Pembuatan soal bentuk uraian relatif lebih mudah dan bisa dibuat dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama. Hal ini disebabkan karena soal tersebut jumlah soalnya tidak telalu banyak. Biasanya untuk soal matematika tidak lebih dari 5 butir soal.
b. Karena dalam menjawab soal bentuk uraian siswa dituntut untuk menjawabnya secara rinci, maka proses berpikir, ketelitian, sistematika penyusunan dapat dievaluasi. Terjadinya bias hasil evaluasi dapat dihindari karena tidak ada sistem tebakan atau untung-untungan. Hasil evaluasi lebih dapat mencerminkan kemampuan siswa sebenarnya.
c. Proses pengerjaan tes akan menimbulkan kreativitas positif siswa, karena tes tersebut menuntut siswa agar berpikir secara sistematik, menyampaikan pendapat dan argumentasi, dan mengaitkan fakta-fakta yang relevan.
Sebelum melakukan penelitian, instumen ini diujicobakan pada siswa kelas VIII dengan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing, baik sebelum maupun setelah uji coba.
Setelah uji coba dilaksanakan, kemudian setiap butir soal dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya.
16
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Suherman (2003:102), suatu evauasi dikatakan valid (absah atau sahih) apabila tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Validitas isi suatu alat evaluasi artinya ketepatan alat tersebut ditinjau dari segi materi yang dievaluasikan, yaitu materi (bahan) yang dipakai sebagai alat evaluasi tersebut yang merupakan sampel representatif dari pengetahuan yang harus dikuasai. Menurut Suherman (2003:119) untuk mencari koefisien validitas alat evaluasi salah satunya menggunakan rumus korelasi produk-moment memakai angka kasar (raw score), yaitu:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
: koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y : banyak subjek
: skor yang diperoleh dari tes : skor total
Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai tersebut dibagi ke dalam kriteria (Suherman, 2003:113) yang disajikan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Interpretasi Validitas Nilai
Besarnya rxy Klasifikasi Koefisien
17
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Validitas Tiap Butir Soal
No. Soal Koefisien Validitas Interpretasi Klasifikasi Koefisien Korelasi
1 0,659 Validitas sedang Signifikan
2 0,803 Validitas tinggi Sangat signifikan
3 0,696 Validitas sedang Signifikan
4 0,626 Validitas sedang Signifikan
5 0,801 Validitas tinggi Sangat signifikan
2) Uji Reliabilitas
Suatu alat evaluasi (tes dan non-tes) disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan subjek yang sama.
Koefisien reliabilitas perangkat tes berupa bentuk uraian dapat diketahui menggunakan rumus Alpha (Suherman, 2003:153) sebagai berikut:
∑
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi yang dapat digunakan dibuat oleh Guilford (Suherman, 2003:160) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3
Tabel Interpretasi Derajat Reliabilitas
Nilai Interpretasi
Sangat rendah
Rendah
Sedang
18
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sangat tinggi
Berdasarkan hasil uji coba diperoleh nilai koefisien reliablitas sebesar 0,723, nilai ini menunjukan bahwa reliabilitas instrumen yang digunakan tergolong ke dalam kategori tinggi.
3) Uji Daya Pembeda
Pengertian Daya Pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut (atau testi yang menjawab salah). Pengertian tersebut didasarkan pada asumsi Galton bahwa suatu perangkat alat tes yang baik harus bisa membedakan antara siswa yang pandai, rata - rata, dan yang bodoh karena dalam suatu kelas biasanya terdiri dari ketiga kelompok tersebut (Suherman, 2003:159).
Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus: atau
Keterangan:
DP : Daya Pembeda
JBA : Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar,
atau jumlah benar untuk kelompok atas
JBB : Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar, atau jumlah benar untuk kelompok bawah JSA : Jumlah siswa kelompok atas
JSB : Jumlah siswa kelompok bawah
Klasifikasi interpretasi daya pembeda suatu butir soal menurut Suherman (2003:161) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
19
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai Keterangan
Berdasarkan hasil uji coba diperoleh hasil berikut.
Tabel 3.5
Daya Pembeda Tiap Butir Soal
No. Soal Daya Pembeda Interpretasi
1 0,26 Cukup
2 0,56 Baik
3 0,45 Baik
4 0,64 Baik
5 0,50 Baik
4) Uji Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran menyatakan derajat kesukaran sebuah soal. Rumus untuk mencari indeks kesukaran tiap soal yaitu (Suherman, 2003:45)
Tingkat kesukaran pada masing-masing butir soal dihitung dengan menggunakan rumus:
atau
Keterangan:
IK : Indeks Kesukaran
JBA : Jawaban benar siswa kelompok atas
JBB : Jawaban benar siswa kelompok bawah
JSA : Jumlah siswa kelompok atas
JSB : Jumlah siswa kelompok bawah
20
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
Tabel Interpretasi Indeks Kesukaran
IK Keterangan
IK=0,00 Soal terlalu sukar
Soal sukar
Soal sedang
Soal mudah
IK=1,00 Soal terlalu mudah
Berdasarkan hasil uji coba diperoleh hasil berikut.
Tabel 3.7
Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal
No. Soal Indeks Kesukaran Interpretasi
1 0,685 Soal sedang
2 0,687 Soal sedang
3 0,649 Soal sedang
4 0,285 Soal sukar
5 0,662 Soal sedang
Adapun rekapitulasi hasil analisis butir soal disajikan dalam Tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8
Rekapitulasi Analisis Butir Soal
Reliabilitas = 0,723 (tinggi) No.
Soal
Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran
Kesimpulan Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 0,659 Validitas
21
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Lembar Observasi
Lembar observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati (Charitas, 2011). Lembar observasi yang dibuat ada dua macam, yaitu lembar observasi aktivitas guru untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan guru, dan lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan untuk mengamati respon dan aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung.
b. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan metode Accelerated Learning yang dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung. Angket ini berisi daftar pertanyaan dan pernyataan yang menggambarkan respon siswa terhadap proses pembelajaran yang meliputi model atau metode pembelajaran serta LKS yang digunakan.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: 1. Tahap Awal
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu sebagai berikut: a. Menyusun rancangan penelitian (proposal).
b. Konsultasi dengan kedua pembimbing mengenai rancangan penelitian. c. Mengidentifikasi permasalahan dan merencanakan proses pembelajaran. d. Seminar proposal.
e. Menyusun instrumen berupa pretes dan postes. f. Perizinan observasi di sekolah yang telah dipilih. g. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
22
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, sebagai berikut: a. Melaksanakan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Di kelas eksperimen menerapkan pembelajaran metode Accelerated Learning, sedangkan di kelas kontrol menerapkan pembelajaran metode
ekspositori.
c. Memberikan LKS pada setiap pembelajaran di kelas eksperimen. d. Pengisian lembar observasi pada saat pembelajaran berlangsung. e. Melaksanakan postes pada kedua kelas.
f. Membagikan angket pada saat akhir penelitian pada kelas eksperimen. 3. Tahap Akhir
a. Mengumpulkan semua data hasil penelitian. b. Mengolah data hasil penelitian.
c. Menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan.
Tabel 3.9
Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran dan Pemberian Tes
No. Hari/Tanggal Waktu Materi/Kegiatan
1 Kamis/18 April 2013 07.00 - 08.20 Pemberian pretes terhadap kelas ekperimen
23
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6 Kamis/16 Mei 2013 07.00 - 08.20 Pemberian postes terhadap kelas
eksperimen
08.20 – 09.40 Pemberian postes terhadap kelas kontrol
08.20 – 09.00 Pemberian angket terhadap kelas eksperimen
F. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh selama penelitian yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes kemampuan koneksi matematis yang berupa pretes dan postes, sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil pengisian lembar observasi dan angket.
1. Pengolahan Data Kuantitatif
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data pretes dan postes. Langkah-langkah dalam melakukan analisis data kuantitatif adalah sebagai berikut.
a. Analisis data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 1) Menganalisis Data Secara Deskriptif
Sebelum melakukan pengujian terhadap data hasil pretes, dilakukan terlebih dahulu perhitungan terhadap deskripsi data yang meliputi mean, standar deviasi, median. Hal ini diperlukan sebagai langkah awal dalam
melakukan pengujian hipotesis. 2) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas data menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov.
24
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jika kedua kelompok berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varian kelompok dengan menggunakan uji Levene. Sedangkan jika tidak berdistribusi normal, maka pengujian
dilakukan dengan pengujian non-parametrik dengan uji Mann-Whitney. 4) Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah rata-rata skor pretes kedua kelas sama. Untuk data yang memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas, maka menggunakan uji t yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen. Sedangkan untuk
data yang asumsi normalitas tetapi tidak homogen, maka pengujiannya menggunakan t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians tidak homogen. Uji data yang tidak memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas maka pengujiannya menggunakan uji non-parametrik dengan uji Mann-Whitney.
b. Analisis data peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa
Apabila hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan kemampuan yang sama maka data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis adalah data postes, akan tetapi apabila hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan kemampuan yang berbeda maka data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis adalah data indeks gain. Peningkatan yang terjadi dihitung dengan rumus Normalize Gain (Meltzer&Hake, dalam Suwarni, 2011) sebagai berikut:
N-Gain =
Adapun untuk melihat peningkatan kemampuan koneksi matematis kedua kelompok tersebut menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows dengan langkah-langkah sebagai berikut.
25
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sebelum melakukan pengujian terhadap data hasil postes atau skor gain, dilakukan terlebih dahulu perhitungan terhadap deskripsi data yang meliputi mean, standar deviasi, median. Hal ini diperlukan sebagai langkah awal dalam melakukan pengujian hipotesis.
2) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas data menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov.
3) Uji Homogenitas
Jika kedua kelompok berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varian kelompok dengan menggunakan uji Levene. Sedangkan jika tidak berdistribusi normal, maka pengujian
dilakukan dengan pengujian non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney. 4) Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah rata-rata skor postes kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol atau sebaliknya. Untuk data yang memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas, maka menggunakan uji t yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen. Sedangkan untuk data yang asumsi normalitas tetapi tidak homogen, maka pengujiannya menggunakan t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians tidak homgen. Uji data yang tidak memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas maka pengujiannya menggunakan uji non-parametrik dengan uji Mann-Whitney.
26
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk melihat kualitas peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa digunakan indeks gain. Adapun kriteria tingkat gain menurut Hake&Meltzer (Suwarni, 2011) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.10
2. Pengolahan Data Kualitatif
a. Lembar Observasi
Data hasil observasi merupakan data pendukung yang menggambarkan suasana pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Accelerated Learning. Data yang diperoleh dari hasil observasi mengenai aktivitas guru dan
siswa dianalisis secara deskriptif.
b. Angket
Data dari hasil pengisian angket dianalisis dengan menggunakan skala Likert. Data yang diperoleh melalui skala sikap dikelompokkan berdasarkan
siswa yang menjawab SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju) untuk tiap pernyataan yang diberikan. Adapun pedoman pemberian skornya yaitu:
Tabel 3.11
Ketentuan Pemberian Skor Angket
Pernyataan Skor Tiap Pernyataan
SS S TS STS
Positif 5 4 2 1
27
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Selajutnya hasil skala sikap ini dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
p = × 100% Keterangan:
p : persentase jawaban f : frekuansi jawaban n : banyaknya siswa
Menurut Maulana (Sofia, 2005: 43) untuk tahap akhir, dilakukan penafsiran atau interpretasi dengan menggunakan kategori presentase sebagai berikut:
Tabel 3.12
Kriteria Skala Sikap
Presentase Kriteria
0% Tidak ada
1% - 25% Sebagian kecil
25% - 49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51% - 74% Sebagian besar
75% - 99% Hampir seluruhnya
47
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis terhadap hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pengaruh penerapan pembelajaran metode Accelerated Learning terhadap kemampuan koneksi matematis siswa SMP di
SMP Negeri 1 Pameungpeuk diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang belajar dengan
menerapkan metode Accelerated Learning lebih baik daripada peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang belajar dengan metode ekspositori.
2. Siswa pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Accelerated Learning yang telah diikutinya selama pembelajaran pada materi Segitiga.
B. Saran
Berdasarkan temuan penulis dilapangan dan kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka saran yang dapat disampaikan antara lain sebagai berikut:
48
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Metode Accelerated Learning memerlukan perencanaan dan persiapan yang
matang sebelum diterapkan di kelas agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
48
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Charitas, R. (2011). Instument Non Tes. [Online]. Tersedia: http://p4mriunismuh.wordpress.com/2011/08/16/instrument-non-tes-1/. [13 Desember 2012].
Depdiknas. (2006). Sosialisasi KTSP Pengembangan Bahan Ajar. [Online]. Tersedia: http://www.docstoc.com/docs/80457357/5peng-bahan-ajar-010308. [18 September 2011].
Herdian. (2010). Kemampuan Koneksi Matematika Siswa. [Online]. Tersedia:
http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-koneksi-matematik-siswa/. [19 Oktober 2012].
Majid, A. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nuralif, S. (2012). Penerapan Accelerated Learning Pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa SMP. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA
UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Riadi, M. (2012). Metode Belajar Ekspositori. [Online]. Tersedia:
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/metode-belajar-ekspositori.html#.UO8QwHo-p_A. [10 Januari 2013].
Rose, C. Nicholl, M.J. (2009). Accelerated Learning For The 21st Century Cara Belajar Cepat Abad XXI. Bandung: Nuansa.
Ruseffendi, E.T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.
49
Mega Zenita Mufatir, 2013
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Simaremare, R. (2009). Penerapan Metode Accelerated Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika SMA. Skripsi Jurusan Pendidikan
Matematika FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Sofia, E. (2005). Studi Tentang Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Tipe Permainan untuk Meningkatkan Pemahaman Matematik dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa SMA. Skripsi Jurusan Pendidikan FPMIPA UPI
Bandung: Tidak diterbitkan.
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA – FPMIPA.
Suwarni. (2011). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran
Matematika Berbantuan Wingeom. Tesis pada SPS UPI Bandung: Tidak