• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE ACCELERATED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE ACCELERATED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE

ACCELERATED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI

MATEMATIS SISWA

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pameungpeuk Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika

Oleh:

Mega Zenita Mufatir 0800098

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE ACCELERATED

LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA

Oleh

Mega Zenita Mufatir

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Mega Zenita Mufatir 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

(5)

i Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Mega Zenita Mufatir. 2013. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode

Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa dengan penerapan pembelajaran metode Accelerated Learning lebih baik daripada siswa dengan penerapan metode ekspositori. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pameungpeuk tahun ajaran 2012/2013 dan sampelnya adalah siswa kelas VII-A dan VII-B. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang belajar dengan menerapkan metode Accelerated Learning lebih baik daripada siswa yang belajar dengan metode ekspositori dan sikap siswa terhadap penerapan pembelajaran metode Accelerated Learning adalah positif.

(6)

ii Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Mega Zenita Mufatir. 2013. Effect of Application of Learning Accelerated Learning Methods Against Student Mathematical Ability Connection.

This study aims to determine whether an increase in the ability of students' mathematical connection with the application of learning methods Accelerated Learning is better than students with expository method application. The method used in this study is an experimental method with a class VII student population Pameungpeuk SMP Negeri 1 school year 2012/2013 and the sample were students of class VII-A and VII-B. This study suggests that an increase in the ability of students to learn mathematical connections by applying Accelerated Learning method better than students who learned with expository method and students' attitudes toward the application of learning methods Accelerated Learning is positive.

(7)

v

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Definisi Operasional ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Kemampuan Koneksi Matematis ... 5

B. Metode Accelerated Learning ... 6

C. Metode Ekspositori ... 9

D. Penelitian yang Relevan ... 11

E. Hipotesis ... 12

BAB III METODE PENELITIAN ... 13

A. Metode dan Desain Penelitian ... 13

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 13

C. Bahan Ajar ... 14

D. Instrumen Penelitian ... 14

(8)

vi

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Analisis Data ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Hasil Penelitian ... 26

B. Pembahasan ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN

(9)

1

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan suatu negara. Melalui pendidikan dapat tercipta sumber daya manusia yang kompeten yang dapat menunjang kemajuan negara tersebut. Untuk mencapai itu diperlukan peningkatan mutu pendidikan yang selama ini sudah berlangsung. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan, salah satunya yaitu dengan menciptakan suasana belajar mengajar yang tidak kaku dan menyenangkan.

Matematika di sekolah merupakan salah satu pelajaran yang penting untuk dipelajari. Seperti yang tercantum dalam standar isi KTSP (Depdiknas, 2006), pembelajaran matematika di sekolah memiliki tujuan agar siswa memiliki: 1. Kemampuan memahami konsep, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Kemampuan mengkomunikasikan gagasan dan simbol, tabel, grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan / masalah.

3. Kemampuan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematis dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematis.

4. Kemampuan strategis dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan model matematis dalam pemecahan masalah.

5. Sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

(10)

2

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu matematika di sekolah. Kemamampuan menjelaskan antar konsep bisa dikatakatan sebagai kemampuan koneksi matematis. Itu berarti kemampuan koneksi ini ada pada urutan pertama pada tujuan pembelajaran matematika yang memegang peranan penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu, kemampuan koneksi matematis penting untuk dimiliki siswa. Siswa yang memiliki kemampuan koneksi matematis akan lebih memahami materi secara keseluruhan dan bertahan lama karena siswa akan mampu melihat hubungan antar topik dalam matematika, dengan topik diluar matematika, dan dengan kehidupan sehari–hari.

Menurut Sumarmo (Herdian, 2010), kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan menghubungkan topik satu dengan topik lain dalam matematika atau menghubungkan matematika dengan bidang ilmu lain maupun dengan kehidupan sehari-hari. Indikatornya yaitu:

1. Mengenali representasi ekuivalen dari konsep yang sama;

2. Mengenali hubungan prosedur matematika ke prosedur representasi yang ekuivalen;

3. Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan keterkaitan diluar matematika;

4. Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran matematika tersebut, maka seharusnya siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan salah satu alternatif metode pembelajaran yang bisa digunakan adalah metode pembelajaran Accelerated Learning.

Accelerated Learning adalah suatu proses pembelajaran yang berpusat

pada siswa dan dilakukan dengan menyenangkan sehingga dapat mempercepat siswa dalam menerima, memahami, dan menguasai materi dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran. Tahapan pembelajaran dengan metode Accelerated Leaarning disingkat dengan istilah M-A-S-T-E-R, yaitu Motivating

(11)

3

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Informasi), Searching Out The Meaning (Menyelidiki Makna), Triggering The Memory (Memicu Memori), Exhibiting What You Know (Mempresentasikan), dan Reflecting How You’ve Learned (Merefleksikan).

Salah satu tahapan dalam metode Accelerated Learning adalah tahap merefleksikan. Sementara itu, indikator dari kemampuan koneksi matematis adalah menilai antar keterkaitan antar topik matematika dan keterkaitan di luar matematika, serta menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga diharapkan metode Accelerated Learning dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa karena dengan metode ini siswa dipersiapkan untuk menjadi siswa yang lebih aktif dan luwes dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang belajar dengan menerapkan metode Accelerated Learning lebih baik daripada siswa yang belajar dengan metode ekspositori?

2. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran matematika yang dikembangkan dengan menerapkan metode Accelerated Learning?

C. Tujuan Penelitian

(12)

4

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Mengetahui apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa

dengan penerapan pembelajaran metode Accelerated Learning lebih baik daripada siswa dengan penerapan pembelajaran metode ekspositori.

2. Mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika yang dikembangkan dengan menerapkan metode Accelerated Learning.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis yaitu memberikan pengalaman dan mengembangkan pengetahuan serta memberikan gambaran yang jelas pari pengaruh penerapan pembelajaran metode Accelerated Learning terhadap kemampuan koneksi matematis siswa.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya pemahaman yang berbeda mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut:

1. Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan menghubungkan materi-materi dalam matematika maupun menghubungkan topik matematika dengan bidang ilmu lain.

2. Accelerated Learning adalah suatu proses pembelajaran yang memiliki tahapan memotivasi pikiran siswa, memperoleh informasi, menyelidiki makna, memicu pikiran, mempresentasikan, dan merefleksikan.

(13)

13

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah pengaruh penerapan metode Accelerated Learning, dan variabel terikatnya yaitu kemampuan koneksi matematis siswa.

Dalam penelitian ini, diambil dua kelompok secara acak yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok tersebut diberikan pretes untuk mengetahui kemampuan awal mengenai materi yang berkaitan. Setelah itu, kelompok eksperimen mendapat perlakuan dengan menerapkan metode Accelerated Learning pada saat pembelajaran berlangsung, sedangkan kelas

kontrol mendapat perlakuan dengan menerapkan metode ekspositori.

Adapun desain penelitian menurut Ruseffendi (2005: 50), sebagai berikut:

… O X O

… O - O

Keterangan:

O : pretes / postes

X : perlakuan pada kelas eksperimen dengan penerapan metode Accelerated Learning

(14)

14

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Populasi yang sudah dipilih pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pameungpeuk. Subjek penelitian adalah dua kelas yang dipilih secara random. Alasan random sampling karena setiap kelas memiliki kemampuan yang hampir sama. Satu kelas menjadi kelas eksperimen yaitu kelas VII A dan satu kelas lagi menjadi kelas kontrol yaitu kelas VII B yang ditentukan secara random. Untuk keperluan uji coba tes, maka dipilih kelas selain sampel di luar populasi penelitian, yaitu kelas VIII B.

C. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Depdiknas, 2006).

Selanjutnya menurut Majid (2007:174) bahan ajar adalah segala bentuk bahan informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun yang tidak tertulis. Bahan ajar atau materi kurikulum (curriculum material) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.

Adapun bahan ajar yang digunakan adalah: 1. LKS (Lembar Kerja Siswa)

LKS yang digunakan untuk kelas eksperimen berisi tentang permasalahan dan petunjuk yang harus diselesaikan siswa. Petunjuk ini menuntun siswa untuk menyelesaikan permasalahan dan mengarahkan pada konsep matematika. Dalam penyusunan LKS ini disesuaikan dengan metode yang digunakan yaitu metode Accelerated Learning. Sedangkan untuk kelas kontrol, hanya menggunakan buku

(15)

15

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Instrumen Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan koneksi matematis mengenai materi yang telah disampaikan. Bentuk tes yang digunakan adalah berupa tes uraian. Tes uraian dipilih karena bentuk tes ini lebih mampu mengungkap kemampuan koneksi matematis siswa. Menurut Suherman (2003:77) tes uraian mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:

a. Pembuatan soal bentuk uraian relatif lebih mudah dan bisa dibuat dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama. Hal ini disebabkan karena soal tersebut jumlah soalnya tidak telalu banyak. Biasanya untuk soal matematika tidak lebih dari 5 butir soal.

b. Karena dalam menjawab soal bentuk uraian siswa dituntut untuk menjawabnya secara rinci, maka proses berpikir, ketelitian, sistematika penyusunan dapat dievaluasi. Terjadinya bias hasil evaluasi dapat dihindari karena tidak ada sistem tebakan atau untung-untungan. Hasil evaluasi lebih dapat mencerminkan kemampuan siswa sebenarnya.

c. Proses pengerjaan tes akan menimbulkan kreativitas positif siswa, karena tes tersebut menuntut siswa agar berpikir secara sistematik, menyampaikan pendapat dan argumentasi, dan mengaitkan fakta-fakta yang relevan.

Sebelum melakukan penelitian, instumen ini diujicobakan pada siswa kelas VIII dengan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing, baik sebelum maupun setelah uji coba.

Setelah uji coba dilaksanakan, kemudian setiap butir soal dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya.

(16)

16

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Suherman (2003:102), suatu evauasi dikatakan valid (absah atau sahih) apabila tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Validitas isi suatu alat evaluasi artinya ketepatan alat tersebut ditinjau dari segi materi yang dievaluasikan, yaitu materi (bahan) yang dipakai sebagai alat evaluasi tersebut yang merupakan sampel representatif dari pengetahuan yang harus dikuasai. Menurut Suherman (2003:119) untuk mencari koefisien validitas alat evaluasi salah satunya menggunakan rumus korelasi produk-moment memakai angka kasar (raw score), yaitu:

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

: koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y : banyak subjek

: skor yang diperoleh dari tes : skor total

Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai tersebut dibagi ke dalam kriteria (Suherman, 2003:113) yang disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Interpretasi Validitas Nilai

Besarnya rxy Klasifikasi Koefisien

(17)

17

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Validitas Tiap Butir Soal

No. Soal Koefisien Validitas Interpretasi Klasifikasi Koefisien Korelasi

1 0,659 Validitas sedang Signifikan

2 0,803 Validitas tinggi Sangat signifikan

3 0,696 Validitas sedang Signifikan

4 0,626 Validitas sedang Signifikan

5 0,801 Validitas tinggi Sangat signifikan

2) Uji Reliabilitas

Suatu alat evaluasi (tes dan non-tes) disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan subjek yang sama.

Koefisien reliabilitas perangkat tes berupa bentuk uraian dapat diketahui menggunakan rumus Alpha (Suherman, 2003:153) sebagai berikut:

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi yang dapat digunakan dibuat oleh Guilford (Suherman, 2003:160) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Tabel Interpretasi Derajat Reliabilitas

Nilai Interpretasi

Sangat rendah

Rendah

Sedang

(18)

18

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sangat tinggi

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh nilai koefisien reliablitas sebesar 0,723, nilai ini menunjukan bahwa reliabilitas instrumen yang digunakan tergolong ke dalam kategori tinggi.

3) Uji Daya Pembeda

Pengertian Daya Pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut (atau testi yang menjawab salah). Pengertian tersebut didasarkan pada asumsi Galton bahwa suatu perangkat alat tes yang baik harus bisa membedakan antara siswa yang pandai, rata - rata, dan yang bodoh karena dalam suatu kelas biasanya terdiri dari ketiga kelompok tersebut (Suherman, 2003:159).

Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus: atau

Keterangan:

DP : Daya Pembeda

JBA : Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar,

atau jumlah benar untuk kelompok atas

JBB : Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar, atau jumlah benar untuk kelompok bawah JSA : Jumlah siswa kelompok atas

JSB : Jumlah siswa kelompok bawah

Klasifikasi interpretasi daya pembeda suatu butir soal menurut Suherman (2003:161) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

(19)

19

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Keterangan

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh hasil berikut.

Tabel 3.5

Daya Pembeda Tiap Butir Soal

No. Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,26 Cukup

2 0,56 Baik

3 0,45 Baik

4 0,64 Baik

5 0,50 Baik

4) Uji Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran menyatakan derajat kesukaran sebuah soal. Rumus untuk mencari indeks kesukaran tiap soal yaitu (Suherman, 2003:45)

Tingkat kesukaran pada masing-masing butir soal dihitung dengan menggunakan rumus:

atau

Keterangan:

IK : Indeks Kesukaran

JBA : Jawaban benar siswa kelompok atas

JBB : Jawaban benar siswa kelompok bawah

JSA : Jumlah siswa kelompok atas

JSB : Jumlah siswa kelompok bawah

(20)

20

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Tabel Interpretasi Indeks Kesukaran

IK Keterangan

IK=0,00 Soal terlalu sukar

Soal sukar

Soal sedang

Soal mudah

IK=1,00 Soal terlalu mudah

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh hasil berikut.

Tabel 3.7

Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal

No. Soal Indeks Kesukaran Interpretasi

1 0,685 Soal sedang

2 0,687 Soal sedang

3 0,649 Soal sedang

4 0,285 Soal sukar

5 0,662 Soal sedang

Adapun rekapitulasi hasil analisis butir soal disajikan dalam Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Analisis Butir Soal

Reliabilitas = 0,723 (tinggi) No.

Soal

Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran

Kesimpulan Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 0,659 Validitas

(21)

21

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Lembar Observasi

Lembar observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati (Charitas, 2011). Lembar observasi yang dibuat ada dua macam, yaitu lembar observasi aktivitas guru untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan guru, dan lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan untuk mengamati respon dan aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung.

b. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan metode Accelerated Learning yang dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung. Angket ini berisi daftar pertanyaan dan pernyataan yang menggambarkan respon siswa terhadap proses pembelajaran yang meliputi model atau metode pembelajaran serta LKS yang digunakan.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: 1. Tahap Awal

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu sebagai berikut: a. Menyusun rancangan penelitian (proposal).

b. Konsultasi dengan kedua pembimbing mengenai rancangan penelitian. c. Mengidentifikasi permasalahan dan merencanakan proses pembelajaran. d. Seminar proposal.

e. Menyusun instrumen berupa pretes dan postes. f. Perizinan observasi di sekolah yang telah dipilih. g. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

(22)

22

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, sebagai berikut: a. Melaksanakan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Di kelas eksperimen menerapkan pembelajaran metode Accelerated Learning, sedangkan di kelas kontrol menerapkan pembelajaran metode

ekspositori.

c. Memberikan LKS pada setiap pembelajaran di kelas eksperimen. d. Pengisian lembar observasi pada saat pembelajaran berlangsung. e. Melaksanakan postes pada kedua kelas.

f. Membagikan angket pada saat akhir penelitian pada kelas eksperimen. 3. Tahap Akhir

a. Mengumpulkan semua data hasil penelitian. b. Mengolah data hasil penelitian.

c. Menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan.

Tabel 3.9

Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran dan Pemberian Tes

No. Hari/Tanggal Waktu Materi/Kegiatan

1 Kamis/18 April 2013 07.00 - 08.20 Pemberian pretes terhadap kelas ekperimen

(23)

23

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6 Kamis/16 Mei 2013 07.00 - 08.20 Pemberian postes terhadap kelas

eksperimen

08.20 – 09.40 Pemberian postes terhadap kelas kontrol

08.20 – 09.00 Pemberian angket terhadap kelas eksperimen

F. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh selama penelitian yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes kemampuan koneksi matematis yang berupa pretes dan postes, sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil pengisian lembar observasi dan angket.

1. Pengolahan Data Kuantitatif

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data pretes dan postes. Langkah-langkah dalam melakukan analisis data kuantitatif adalah sebagai berikut.

a. Analisis data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 1) Menganalisis Data Secara Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian terhadap data hasil pretes, dilakukan terlebih dahulu perhitungan terhadap deskripsi data yang meliputi mean, standar deviasi, median. Hal ini diperlukan sebagai langkah awal dalam

melakukan pengujian hipotesis. 2) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas data menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov.

(24)

24

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jika kedua kelompok berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varian kelompok dengan menggunakan uji Levene. Sedangkan jika tidak berdistribusi normal, maka pengujian

dilakukan dengan pengujian non-parametrik dengan uji Mann-Whitney. 4) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah rata-rata skor pretes kedua kelas sama. Untuk data yang memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas, maka menggunakan uji t yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen. Sedangkan untuk

data yang asumsi normalitas tetapi tidak homogen, maka pengujiannya menggunakan t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians tidak homogen. Uji data yang tidak memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas maka pengujiannya menggunakan uji non-parametrik dengan uji Mann-Whitney.

b. Analisis data peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa

Apabila hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan kemampuan yang sama maka data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis adalah data postes, akan tetapi apabila hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan kemampuan yang berbeda maka data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis adalah data indeks gain. Peningkatan yang terjadi dihitung dengan rumus Normalize Gain (Meltzer&Hake, dalam Suwarni, 2011) sebagai berikut:

N-Gain =

Adapun untuk melihat peningkatan kemampuan koneksi matematis kedua kelompok tersebut menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows dengan langkah-langkah sebagai berikut.

(25)

25

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sebelum melakukan pengujian terhadap data hasil postes atau skor gain, dilakukan terlebih dahulu perhitungan terhadap deskripsi data yang meliputi mean, standar deviasi, median. Hal ini diperlukan sebagai langkah awal dalam melakukan pengujian hipotesis.

2) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas data menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov.

3) Uji Homogenitas

Jika kedua kelompok berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varian kelompok dengan menggunakan uji Levene. Sedangkan jika tidak berdistribusi normal, maka pengujian

dilakukan dengan pengujian non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney. 4) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah rata-rata skor postes kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol atau sebaliknya. Untuk data yang memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas, maka menggunakan uji t yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen. Sedangkan untuk data yang asumsi normalitas tetapi tidak homogen, maka pengujiannya menggunakan t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians tidak homgen. Uji data yang tidak memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas maka pengujiannya menggunakan uji non-parametrik dengan uji Mann-Whitney.

(26)

26

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk melihat kualitas peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa digunakan indeks gain. Adapun kriteria tingkat gain menurut Hake&Meltzer (Suwarni, 2011) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.10

2. Pengolahan Data Kualitatif

a. Lembar Observasi

Data hasil observasi merupakan data pendukung yang menggambarkan suasana pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Accelerated Learning. Data yang diperoleh dari hasil observasi mengenai aktivitas guru dan

siswa dianalisis secara deskriptif.

b. Angket

Data dari hasil pengisian angket dianalisis dengan menggunakan skala Likert. Data yang diperoleh melalui skala sikap dikelompokkan berdasarkan

siswa yang menjawab SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju) untuk tiap pernyataan yang diberikan. Adapun pedoman pemberian skornya yaitu:

Tabel 3.11

Ketentuan Pemberian Skor Angket

Pernyataan Skor Tiap Pernyataan

SS S TS STS

Positif 5 4 2 1

(27)

27

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Selajutnya hasil skala sikap ini dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

p = × 100% Keterangan:

p : persentase jawaban f : frekuansi jawaban n : banyaknya siswa

Menurut Maulana (Sofia, 2005: 43) untuk tahap akhir, dilakukan penafsiran atau interpretasi dengan menggunakan kategori presentase sebagai berikut:

Tabel 3.12

Kriteria Skala Sikap

Presentase Kriteria

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil

25% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 74% Sebagian besar

75% - 99% Hampir seluruhnya

(28)

47

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis terhadap hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pengaruh penerapan pembelajaran metode Accelerated Learning terhadap kemampuan koneksi matematis siswa SMP di

SMP Negeri 1 Pameungpeuk diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang belajar dengan

menerapkan metode Accelerated Learning lebih baik daripada peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang belajar dengan metode ekspositori.

2. Siswa pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Accelerated Learning yang telah diikutinya selama pembelajaran pada materi Segitiga.

B. Saran

Berdasarkan temuan penulis dilapangan dan kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka saran yang dapat disampaikan antara lain sebagai berikut:

(29)

48

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Metode Accelerated Learning memerlukan perencanaan dan persiapan yang

matang sebelum diterapkan di kelas agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

(30)

48

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Charitas, R. (2011). Instument Non Tes. [Online]. Tersedia: http://p4mriunismuh.wordpress.com/2011/08/16/instrument-non-tes-1/. [13 Desember 2012].

Depdiknas. (2006). Sosialisasi KTSP Pengembangan Bahan Ajar. [Online]. Tersedia: http://www.docstoc.com/docs/80457357/5peng-bahan-ajar-010308. [18 September 2011].

Herdian. (2010). Kemampuan Koneksi Matematika Siswa. [Online]. Tersedia:

http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-koneksi-matematik-siswa/. [19 Oktober 2012].

Majid, A. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nuralif, S. (2012). Penerapan Accelerated Learning Pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa SMP. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA

UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Riadi, M. (2012). Metode Belajar Ekspositori. [Online]. Tersedia:

http://www.kajianpustaka.com/2012/12/metode-belajar-ekspositori.html#.UO8QwHo-p_A. [10 Januari 2013].

Rose, C. Nicholl, M.J. (2009). Accelerated Learning For The 21st Century Cara Belajar Cepat Abad XXI. Bandung: Nuansa.

Ruseffendi, E.T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

(31)

49

Mega Zenita Mufatir, 2013

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Accelerated Learning Terhadap Kemampuan Koneksi Matemamtis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Simaremare, R. (2009). Penerapan Metode Accelerated Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika SMA. Skripsi Jurusan Pendidikan

Matematika FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sofia, E. (2005). Studi Tentang Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Tipe Permainan untuk Meningkatkan Pemahaman Matematik dan Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa SMA. Skripsi Jurusan Pendidikan FPMIPA UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA – FPMIPA.

Suwarni. (2011). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran

Matematika Berbantuan Wingeom. Tesis pada SPS UPI Bandung: Tidak

Gambar

gambaran yang jelas pari pengaruh penerapan pembelajaran metode Accelerated
Interpretasi Validitas Nilai Tabel 3.1
Validitas Tiap Butir SoalTabel 3.2
Tabel 3.4
+6

Referensi

Dokumen terkait

posisi fitur pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut sehingga peran dari blok pre- processing cukup vital dalam sistem pengenalan wajah yang telah dibuat,

Sekarang ini sudah banyak perusahaan yang bergerak di bidang event organizer, oleh karena itu public relations melakukan usaha untuk mempublikasikan keberadaan

Bagaimana faktor penghambat dan pendukung dalam memaksimalkan partisipasi warga sekolah dalam penyelenggaraan program pendidikan inklusif?... Bagaimana model pembelajaran dalam

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

Dari analisis diatas data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang diajukan yakni ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa mundurnya

Peta administrasi Kecamatan Semarang Tengah serta data monografi Kecamatan Semarang Tengah digunakan sebagai masukan yang terdiri dari informasi tentang jumlah sarana

Epitel pipih selapis Epitel pipih berlapis banyak Epitel silindris selapis Epitel silindris berlapis banyak Epitel kubus selapis Epitel kubus berlapis banyak Epitel