• Tidak ada hasil yang ditemukan

Likuiditas Sebagai Pemoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan Pada Audit Report Lag.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Likuiditas Sebagai Pemoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan Pada Audit Report Lag."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

LIKUIDITAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN PADA AUDIT REPORT LAG

SKRIPSI

Oleh :

NI LUH NYOMAN ADI KUSUMA DEWI NIM : 1215351041

PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

(2)

i

LIKUIDITAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN PADA AUDIT REPORT LAG

SKRIPSI

Oleh :

NI LUH NYOMAN ADI KUSUMA DEWI NIM : 1215351041

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji

pada tanggal 3 Maret 2016 :

Tim Penguji : Tanda tangan

1. Ketua : Dr. Drs. I D.G. Dharma Suputra, SE., M.Si., Ak

2. Sekretaris : I Dewa Nyoman Wiratmaja, SE., MM., Ak

3. Anggota : Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak I Dewa Nym. Wiratmaja, SE., MM., Ak NIP. 19650323 199103 1 004

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha

Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Likuiditas Sebagai Pemoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan Pada Audit Report Lag” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. I Nyoman Mahendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Mi Nyoman Kerti Yasa, SE., MS., selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Dr. A. A. G. P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak, dan Dr. I Dewa Nyoman Badera,

SE., M.Si., masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Drs. I Ketut Suardika Nata, M.Si., selaku Ketua Program Ekstensi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. I Gede Supartha Wisadha, SE., M.Si., Ak, selaku Pembimbing Akademik atas

bimbingan selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana.

6. I Dewa Nyoman Wiratmaja, SE., MM., Ak, selaku Dosen Pembimbing atas

(6)

v

7. Dr. Drs. I Dewa Gde Dharma Suputra, SE., M.Si., Ak, selaku Dosen Pembahas

dan Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak, selaku Dosen Penguji atas

masukan yang diberikan untuk skripsi ini.

8. Kedua orang tua tercinta Bapak I Wayan Gede Adi Suputra, SH, dan Ibu Ni

Made Sukawati, kakak Ni Luh Putu Adi Widia Santhi, SE, serta semua keluarga

atas dukungan, motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat seperjuangan Lia Muliani, Julia Drupadi, Devi Setya, Milla Rosa, Iin

Indahsary, Ina Wijayanthi, Yulia Hartanti, Tari Sugiantari, Ganitri Putri, Indah

Sadewi, Ayu Krisna, Cok Indraswari, Gek Yuni, Karina Pravita yang telah

memberikan dukungan dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan

dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung

jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, Maret 2016

(7)

vi

Judul : Likuiditas Sebagai Pemoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan Pada Audit Report Lag

Nama : Ni Luh Nyoman Adi Kusuma Dewi NIM : 1215351041

ABSTRAK

Audit report lag yang dipahami sebagai rentan waktu penyelesaian audit dari tanggal tutup tahun buku perusahaan sampai dengan tanggal pelaporan auditor merupakan informasi penting bagi pengguna laporan keuangan dan mencerminkan kualitas informasi yang terkandung didalamnya. Audit report lag yang panjang mengindikasikan semakin lama waktu yang yang dibutuhkan auditor dalam menyelesaikan pemeriksaannya. Penundaan atau keterlambatan penyampain informasi dalam laporan keuangan maupun laporan auditor independen ke publik akan menyebabkan informasi yang dihasilkan kehilangan relevansinya serta menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Untuk itu penelitian yang menguji penyebab terjadinya audit report lag penting untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kemampuan likuiditas dalam memoderasi pengaruh ukuran perusahaan pada audit report lag.

Penelitian ini menggunakan data pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dengan 63 perusahaan dan pengamatan sebanyak 189 sampel penelitian yang diperoleh dari www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dan uji moderasi menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA).

Hasil Penelitian menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin pendek audit report lagnya. Sedangkan likuiditas mampu memoderasi pengaruh negatif ukuran perusahaan pada audit report lag, dimana pengaruh yang diberikan memperlemah pengaruh negatif ukuran perusahaan pada audit report lag.

(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.5 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 11

2.1.1 Agency Theory ... 11

2.1.2 Laporan Keuangan ... 13

2.1.3 Audit Report Lag ... 16

2.1.4 Ukuran Perusahaan... 18

2.1.5 Likuiditas ... 20

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 22

2.3 Hipotesis Penelitian ... 28

2.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag ... 28

2.3.2 Kemampuan Likuiditas Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 30

3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 31

3.3 Objek Penelitian ... 31

3.4 Identifikasi Variabel ... 31

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 32

3.6 Jenis Data ... 34

3.7 Sumber Data ... 34

3.8 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 35

(9)

viii

3.10 Teknik Analisis Data ... 37

3.10.1 Uji Asumsi Klasik ... 37

3.10.2 Uji Hipotesis (Uji T) ... 39

3.10.3 Uji Kesesuaian Model (Uji F) ... 39

3.10.4 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 39

3.10.5 Uji Regresi Linear Berganda ... 40

3.10.6 Moderated Regression Analysis (MRA) ... 41

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Diskripsi Sampel dan Variabel Penelitian ... 42

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 42

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 43

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 45

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 45

4.2.2.2 Uji Autokorelasi ... 46

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 47

4.2.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 48

4.2.4 Uji Kesesuaian Model (Uji F) ... 49

4.2.5 Uji Regresi Linear Berganda ... 50

4.2.6 Moderated Regression Analysis (MRA) ... 51

4.2.7 Uji Hipotesis (Uji T) ... 53

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

4.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag .... 53

4.3.2 Kemampuan Likuiditas Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag ... 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 59

5.2 Saran ... 59

DAFTAR RUJUKAN ... 61

(10)

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya ... 25

4.1 Penentuan Jumlah Sampel... 42

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 43

4.3 Hasil Uji Normalitas ... 46

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 46

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 48

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 49

4.7 Hasil Uji Kesesuaian Model (Uji F)... 50

4.8 Hasil Regresi Linear Berganda ... 51

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Daftar Perusahaan Sampel ... 66

2. Tabulasi Data ... 68

3. Analisis Statistik Deskriptif ... 73

4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 74

5. Hasil Regresi Linear Berganda ... 77

(13)
(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan yang go public menunjukan

semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia. Berbagai faktor dapat

mempengaruhi aktivitas investasi dalam pasar modal dan salah satu diantaranya

adalah informasi yang masuk ke pasar modal tersebut. Laporan keuangan

merupakan salah satu sumber informasi yang kerap kali digunakan sebagai dasar

pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan. Laporan keuangan merupakan

proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi

pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Banyak pihak yang

berkepentingan dengan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan baik itu

pihak internal maupun eksternal perusahaan.

Suatu laporan keuangan harus memiliki empat karakteristik kualitatif yaitu

dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan (Kerangaka Dasar

Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan pada Standar Akuntansi Keuangan, IAI,

2004). Menurut PSAK No. 1 tahun 2012, laporan keuangan terdiri atas: laporan

posisi keuangan, laporan laba komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan

arus kas, catatan atas laporan keuangan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI.

2009) laporan keuangan mempunyai tujuan untuk memberikan informasi tentang

posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagaian

(15)

2

ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas

penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009 : 2), banyak sekali pihak yang

menggunakan laporan keuangan untuk membantu menentukan apakah harus

membeli, menahan, atau menjual investasi mereka. Bagi pihak manajemen laporan

keuangan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana

kegiatan perusahaan di periode yang akan datang. Bagi pihak pemerintah laporan

keuangan digunakan untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan

pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan lainnya.

Laporan keuangan akan mempengaruhi keputusan investor dalam mengambil

keputusan karena laporan keuangan menyediakan informasi mengenai posisi

keuangan suatu perusahaan.

Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

diharuskan untuk menyusun laporan keuangan setiap periodenya. Menurut Lianto

dan Kusuma (2010), Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mewajibkan

setiap perusahaan yang go public untuk menyampaikan laporan keuangan yang

disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan

publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Adapun

pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen dilakukan untuk menilai

kewajaran penyajian atas laporan keuangan. Tujuan audit adalah untuk memberikan

opini tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang didasarkan pada

standar pelaporan yang berterima umum. Hasil audit atas perusahaan publik

(16)

3

Adanya tanggung jawab yang besar memicu auditor bekerja lebih profesional.

Salah satu kriteria profesionalisme dari auditor adalah ketepatan waktu

penyampaian laporan auditnya. Ketepatan waktu perusahaan dalam

mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada

BAPEPAM juga tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan

pekerjaan auditnya. Ketepatan waktu ini terkait dengan manfaat dari laporan

keuangan itu sendiri. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam

pelaporan keuangan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya

(Subekti dan Widiyanti, 2004).

Berkaitan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, Bursa Efek

Indonesia mewajibkan perusahaan-perusahaan yang terdaftar untuk menyerahkan

laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik dalam waktu

selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan

keuangan tahunan. Hal tersebut berdasarkan Peraturan BAPEPAM Nomor

KEP-346/BL/2011 tentang kewajiban Penyampaian laporan keuangan berkala emiten

dan perusahaan publik. Menurut undang-undang N0.8 tahun 1995 dan peraturan

BAPEPAM Nomor XK2, menjelaskan jika perusahaan tidak tepat waktu dalam

menyampaikan laporan keuangan maka akan dikenakan sanksi administratif sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Meski sudah diterpakan aturan dan sanksi tersebut,

namun masih ada beberapa perusahaan yang melanggar peraturan tersebut. Hal ini

sebagian besar disebabkan oleh lamanya waktu penyelesaian audit (Estrini, 2013).

Penundaan atau keterlambatan penyampain informasi dalam laporan keuangan

(17)

4

dari pelaku pasar modal. Bonson Ponte et al (2008) menyatakan bahwa investor

membutuhkan informasi yang reliabel dan tepat waktu untuk pengambilan

keputusan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012) menyatakan bahwa informasi

mungkin relevan tetapi jika tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi

tersebut secara potensial dapat menyesatkan.

Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan keuangan auditan

menjadi prasyarat utama bagi peningkatan harga saham suatu perusahaan. Menurut

Bambers et al. (1993) bahwa semakin panjang dalam publikasi laporan keuangan

maka akan mengurangi relevansi dan keandalan dari informasi yang ada pada

laporan keuangan. Informasi yang ditampilkan tidak tepat waktu akan mengurangi

atau bahkan menghilangkan kemampuannya sebagai alat bantu prediksi bagi

pemakainya. Seisih waktu antara tanggal tutup tahun buku dengan tanggal

pelaporan auditor dalam laporan keuangan auditan menunjukan lamanya waktu

penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini didalam

auditing disebut audit report lag.

Audit report lag adalah jangka waktu antara tanggal tahun buku perusahaan

berakhir sampai dengan tanggal laporan audit (Anastasia, 2007). Menurut Iskandar

dan Trisnawati (2010) lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh

auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini

audit dalam laporan keuangan tersebut disebut audit report lag. Hashim dan

Rahman (2011) mendefinisikan audit report lag yang berlebihan membahayakan

kualitas pelaporan keuangan dengan tidak memberikan informasi yang tepat waktu

(18)

5

disimpulkan bahwa ketepatan waktu dalam penyajian laporan keuangan merupakan

suatu konsekuensi yang harus dipenuhi dalam publikasi laporan keuangan.

Faktor yang mempengaruhi audit report lag sangat banyak, salah satunya

adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahan menunjukan besar kecilnya suatu

perusahaan. Suatu perusahaan dapat dikatakan besar atau kecil dilihat dari beberapa

sudut pandang seperti total nilai aset, total penjualan, jumlah tenaga kerja, dan

sebagainya. Sesuai keputusan ketua BAPEPAM Nomor: Kep-11/PM/1997

menjelaskan bahwa perusahaan menengah dan kecil adalah badan hukum yang

memiliki jumlah kekayaan (total assets) tidak lebih dari seratus miliar rupiah,

sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang memiliki jumlah kekayaan

(total assets) lebih dari seratus miliar. Perusahaan yang berskala besar biasanya

menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan yang berskala

kecil.

Menurut Febrianty (2011), perusahaan yang memiliki aset yang besar memiliki

lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi

yang lebih canggih, maka hal itu memungkinkan perusahaan untuk melaporkan

laporan keuangan auditnya lebih cepat. Selain itu perusahaan berskala besar juga

memiliki sumberdaya untuk membayar audit fees yang lebih tinggi sehingga dapat

menekan auditor untuk melaksanakan pekerjaanya lebih awal dan menyelesaikan

auditnya tepat waktu bila dibandingkan dengan perusahaan kecil. Penelitian yang

telah dilakukan oleh Modugu (2012), Christian dan Yulius (2013) menunjukan

bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap audit report lag.

(19)

6

Kusuma (2010), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh

negatif terhadap audit report lag.

Faktor lain yang mempengaruhi audit report lag adalah likuiditas. Likuiditas

adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang

harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangan pada saat ditagih (Munawir, 1995). William, et al. (2008) menyatakan

salah satu perhatian utama para investor dan kreditur selain profitabilitas

perusahaan adalah likuiditas. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang

tinggi cenderung memiliki kondisi keuangan yang baik karena dapat segera

mencairkan aset yang tersedia untuk melunasi hutang (kewajiban) ketika jatuh

tempo. Berdasarkan pandangan ini, perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi

cenderung tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan. Menurut

Owusu-Ansah (2000), perusahaan yang memiliki hasil gemilang (good news) akan

melaporkan lebih tepat waktu dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian

(bad news).

Likuiditas dapat diukur menggunakan current ratio dimana rasio ini

menunjukan sejauh mana kewajiban lancar dapat dipenuhi dengan aset lancar

sehingga rasio ini yang paling lazim digunakan (Rosaria, 2007). Selain itu likuiditas

juga dapat dihitung menggunakan quick ratio. Quick ratio adalah perbandingan

antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar (Brigham and

Daves, 2004).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Almilia dan Setiady (2006), menunjukan

(20)

7

Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi cenderung lebih tepat

waktu dalam menyampaikan laporan keuangan dibandingkan dengan perusahaan

yang memiliki tingkat likuiditas rendah. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh Fadoli (2014), yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap

audit report lag perusahaan.

Banyak penelitian yang telah dilakukan terkait audit report lag, namun

variabel-variabel yang diteliti berbeda-beda satu dengan lainnya. Berdasarkan

penelitian terdahulu yang di uraikan diatas terdapat ketidakkonsistenan hasil.

Terdapat perbedaan hasil penelitian antara beberapa peneliti dengan variabel yang

sama. Ketidak konsistenan ini menyebabkan ketertarikan penulis untuk meneliti

lebih lanjut mengenai ukuran perusahan serta pengaruhnya terhadap audit report

lag. Bedanya, dalam penelitian ini penulis menggunakan likuiditas sebagai variabel

pemoderasi yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh ukuran

perusahaan terhadap audit repot lag.

Penelitian ini menguji variabel likuiditas dan ukuran perusahaan karena

likuiditas dan ukuran perusahaan merupakan faktor yang berasal dari perusahan

yang pertama akan mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan. Penelitian

ini mengambil sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun

2012-2014. Penulis mengambil sampel pada perusahaan manufaktur karena

perusahaan manufaktur jumlahnya banyak di Indonesia dan memiliki kompleksitas

dalam informasi laporan keuangan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka

permasalahan dalam penelitian ini mengenai “Likuiditas Sebagai Pemoderasi

(21)

8 1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian teori pada latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada audit report lag?

2) Apakah likuiditas mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan pada audit

report lag?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian

ini adalah :

1) Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan pada audit report lag.

2) Untuk menguji kemampuan likuiditas dalam memoderasi pengaruh ukuran

perusahaan pada audit report lag.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kegunaan sebagai berikut :

1) Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu

pengetahuan dan wawasan yang berupa bukti empiris bagi para akademisi

mengenai pengetahuan dibidang audit, khususnya likuiditas sebagai

(22)

9 2) Kegunaan Praktis

Penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pimpinan

perusahaan dalam rangka menjaga meningkatkan kredibilitas laporan

keuangan agar bermanfaat bagi para penggunanya serta sebagai bahan evaluasi

bagi para auditor sehingga dapat meningkatkan kinerja, kualitas dan

kompetensi auditor dalam melakukan proses audit laporan keuangan.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari beberapa bab yang disusun berurutan secara

sistematis, sehingga antara sub bab dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan

yang sistematis. Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan diuraikan secara

ringkas meliputi 5 (lima) bab sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2 Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini memuat uraian sistematis tentang teori dan konsep yang berkaitan

dengan pembahasan masalah yaitu, teori keagenan, laporan keuangan,

likuiditas, ukuran perusahaan dan audit report lag. Selain itu, akan dibahas

hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini serta

(23)

10 Bab 3 Metode Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup

wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi

operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode

penentuan sampel, serta teknik analisis data.

Bab 4 Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai deskripsi sampel dan variabel penelitian,

hasil penelitian serta pada bab ini juga berisi tentang interpretasi dari hasil

penelitian yang memberikan jawaban atas permasalahan dari penelitian ini.

Bab 5 Simpulan dan Saran

Bab ini akan menguraikan kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian dan

saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan serta saran kepada peneliti selanjutnya yang ingin

(24)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara pihak agen

(manajemen) dengan principal (pemegang saham). Principal merupakan pihak

yang memberikan amanat kepada agen untuk melakukan suatu jasa atas nama

principal, sementara agen adalah pihak yang diberi mandat. Menurut Jensen dan

Meckling (1976) teori keagenan merupakan hubungan manajer dan pemilik yang

mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Dalam hal ini pihak principal sebagai pemilik akan memberikan informasi kepada

pihak agen sebagai manajer untuk melakukan pengolahan informasi. Hasil

pengolahan informasi dapat digunakan dalam pengambilan keputusan bagi pihak

principal.

Teori agensi tidak selalu menghasilkan hasil yang baik dimana principal

memiliki keyakinan bahwa agen tidak selalu melakukan yang terbaik untuk

kepentingan principal. Teori keagenan berpendapat bahwa entitas merupakan urat

nadi dari hubungan-hubungan keagenan dan mencoba untuk memahami perilaku

organisasi dengan menguji bagaimana pihak-pihak yang terkait dengan hubungan

keagenan tersebut memaksimumkan utilitas melalui sebuah kerjasama (Astika,

2010:64). Inti dari teori keagenan adalah pendesainan sebuah kontrak yang sesuai

untuk menyelaraskan kepentingan agen dan principal dalam hal terjadi konflik

(25)

12

Masalah keagenan yang timbul dapat dikurangi dan diatasi dengan biaya

keagenan yang ditanggung baik agen maupun principal. Tingkat biaya agensi

tergantung pada peraturan perundang-undangan dalam penyusunan kontrak.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) biaya keagenan dibagi menjadi tiga yaitu:

1) Monitoring cost

Monitoring cost yaitu biaya yang harus dikeluarkan pemilik perusahaan atau

pemegang saham dalam upaya untuk mengawasi prilaku manajemen.

2) Bonding cost

Bonding cost adalah biaya yang ditanggung untuk menempatkan dan mematuhi

mekanisme yang menjamin bahwa manajemen akan bertindak untuk

kepentingan pemegang saham.

3) Residual cost

Residual cost adalah nilai kerugian yang dialami oleh pemilik perusahaan atau

pemegang saham akibat dari keputusan manajemen yang menyimpang dari

keputusan yang telah ditetapkan.

Menurut Eisenhardt (1989) menyebutkan ada tiga asumsi sifat manusia terkait

keagenan yaitu, yang pertama manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri,

yang kedua manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi pada masa

yang akan datang, dan yang terakhir manusia selalu menghindari resiko. Informasi

laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu dapat mempengaruhi permintaan

akan audit laporan keuangan. Hubungan teori keagenan sangat erat dengan

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Ketepatan waktu menunjukan

(26)

13

informasi tersebut tidak disampaikan tepat waktu mengakibatkan nilai dari

informasi menjadi berkurang. Berkurangnya nilai informasi yang disampaikan

kepada prinsipal menimbulkan asimetris informasi (Dewi, 2014).

Asimetris informasi merupakan salah satu elemen teori keagenan, dalam hal

ini pihak agen lebih banyak mengetahui informasi internal perusahaan secara detail

dibandingkan pihak prinsipal yang hanya mengetahui informasi perusahaan secara

eksternal melalui hasil kinerja yang dibuat oleh manajemen. Oleh karena itu, hal ini

memerlukan ketepatan waktu mengurangi adanya asimetris infomasi antara pihak

agen atau manajemen dengan pihak principal atau pemegang saham, sehingga

laporan keuangan dapat disampaikan secara transparan kepada principal. Principal

dalam penelitian ini adalah perusahaan, sedangkan yang berperan sebagai agen

adalah auditor. Perusahaan menggunakan jasa auditor independen untuk mengaudit

laporan keuangan mereka. Perusahaan berharap agar auditor menyelesaikan laporan

keuangan tepat waktu, sehingga informasi dalam laporan keuangan menjadi

berkualitas.

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akhir akuntansi sekaligus

bagian dari pelaporan keuangan (Sunaningsih, 2014). Laporan keuangan bertujuan

untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakai dalam pengambilan suatu keputusan (Harahap, 2010:70). Selain itu

(27)

14

oleh manajemen atas sumberdaya yang telah dipercayakan kepadanya. Laporan

keuangan harus memiliki informasi yang lengkap dan jelas serta dapat

menggambarkan secara tepat kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil

operasi perusahaan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan perubahan

posisi keuangan (neraca), laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan

arus kas, serta catatan atas laporan keuangan.

Tujuan laporan keuangan menurut PSAK (2009) adalah untuk menyediakan

informasi tentang posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan

perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam membuat

keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang baik harus memenuhi karakteristik

kualitatif laporan keuangan sebagai berikut.

1) Dapat dipahami

Kualitas informasi dalam laporan keuangan terlihat dari kemudahan untuk

dipahami oleh para pengguna yang diasumsikan memiliki pengetahuan

memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, dan kemauan

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

2) Relevan

Informasi dalam laporan keuangan dikatakan relevan ketika dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. Informasi yang relevan harus

dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi laba

sekarang maupun laba masa datang (predictive value), serta memperbaiki

(28)

15

tersedia tepat waktu bagi pengambil keputusan sebelum mereka kehilangan

kesempatan atau untuk mempengaruhi keputusan yang diambil (timeliness).

3) Keandalan

Informasi dikatakan andal (reliable) jika bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan salah saji yang material, serta dapat diandalkan pengguna

sebagai penyajian yang jujur dan wajar (faithful representation) dari yang

seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4) Dapat dibandingkan

Identifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan pada laporan keuangan

perusahaan antar periode hendaknya dapat diperbandingkan oleh pengguna.

Selain itu pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan antar

perusahaan pada setiap periode untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja

serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Implikasinya, pengguna

mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam

susunan laporan keuangan, perubahan kebijakan, serta pengaruhnya. Ketaatan

pada standar akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi

yang digunakan oleh perusahaan, membantu pencapaian karakteristik daya

banding.

Terkait penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

yang baik dan berkualitas adalah laporan yang memiliki informasi ynag dapat

dipahami, relevan, dapat diandalkan, dan mempunyai daya banding. Salah satu

kendala dari informasi yang relevan dan dapat diandalkan adalah tepat waktu

(29)

16

yang memerlukan informasi tersedia untuk pengguna laporan keuangan secepat

mungkin (Banimahd et al,2012), jika terdapat penundaan, maka informasi yang

dihasilkan akan kehilangan relevansi dan reliabilitasnya.

2.1.3 Audit Report Lag

Audit report lag merupakan aspek penting dalam menjaga relevansi dari

informasi yang dibutuhkan para pengguna laporan keuangan. Tujuan laporan

keuangan menurut IAI (2009) adalah menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Untuk menjaga tingkat relevansi dari laporan keuangan, maka laporan keuangan

harus disampaikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan. Baridwan (2000) menyatakan bahwa tepat waktu diartikan sebagai

informasi yang harus sampai sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar

untuk pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya

keputusan-keputusan tersebut.

Menurut Dyer dan McHugh (1975) , audit report lag adalah interval terbuka

pada jumlah hari dari akhir tahun sampai tercatat sebagai tanggal signature opini

dalam laporan keuangan. Menurut Anastasia (2007) audit report lag adalah jangka

waktu penyelesaian audit antara tanggal tahun buku perusahaan berakhir sampai

dengan tanggal laporan audit. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan

(30)

17

penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Semakin panjang suatu audit report

lag, maka akan memberikan dampak yang buruk bagi perusahaan.

Terdapat 3 komponen audit report lag menurut Knechel dan Payne (2001)

yaitu :

1) Sceduling lag merupakan selisih waktu antara akhir tahun fiskal perusahaan

atau tanggal neraca dengan dimulainya pekerjaan lapangan auditor.

2) Fieldwork lag merupakan selisih waktu antara dimulainya pekerjaan lapangan

dan saat penyelesaiannya.

3) Reporting lag merupakan selisih waktu antara saat penyelesaian pekerjaan

lapangan dengan tanggal laporan auditor.

Audit report lag termasuk dalam karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi

dalam laporan keuangan yaitu sifat relevan. Laporan keuangan dianggap tidak

relevan saat laporan keuangan tersebut kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi

keputusan yang diambil, yaitu memiliki ketepatan waktu (Kieso, 2010:57). Audit

report lag sangat mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

perusahaan yang telah diaudit. Semakin panjang audit report lag, berarti

perusahaan akan semakin terlambat untuk menyampaikan laporan keuangan kepada

publik yang menunjukan semakin lamanya auditor menyelesaikan pekerjaan audit.

Menurut Halim (2000) audit report lag berkaitan dengan rentang waktu

penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan yang dihitung sejak

tanggal tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai dengan tanggal yang

tertera pada laporan auditor independen. Ketentuan waktu penyampaian laporan

(31)

18

menjelaskan tentang penyampaian laporan keuangan perusahaan dan laporan

keuangan tahunan yang harus disertai pendapat auditor independennya, harus

disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya akhir bulan ketiga (90 hari)

setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan.

Dyer dan McHugh (1975), menjelaskan tiga kriteria keterlambatan pelaporan

keuangan antara lain:

1) Preliminary lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan

sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.

2) Auditor’s report lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan

sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

3) Total lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai

tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

2.1.4 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi audit

report lag. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan.

Besar kecilnya perusahaan dapat diukur berdasarkan total nilai aset, total penjualan,

market velue, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya (Bangun,dkk. 2012). Semakin

besar aset perusahaan maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak

penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar market velue

maka semakin dikenal masyarakat luas.

Perusahaan yang lebih dikenal oleh publik memiliki tuntutan dalam hal

(32)

19

laporan keuangan juga semakin dibutuhkan. Menurut Lianto dan Kusuma (2010)

perusahaan berskala besar cenderung melaporkan laporan keuangan lebih cepat

dibanding perusahaan kecil karena perusahaan besar lebih diawasi oleh pemerintah,

investor, Bapepam, maka dari itu perusahaan besar lebih cepat melaporkan karena

adanya tekanan dari eksternal. Selain itu Fadio et al (2015) menyatakan bahwa

perusahaan yang lebih besar dianggap menyelesaikan audit mereka lebih awal

dibandingkan dengan perusahaan kecil karena mereka memiliki pengendalian yang

kuat.

Keputusan ketua Bapepam Nomor: Kep-11/PM/1997 menjelaskan bahwa

perusahaan menengah dan kecil adalah badan hukum yang memiliki jumlah

kekayaan (total assets) tidak lebih dari seratus miliar rupiah, sedangkan perusahaan

besar adalah badan hukum yang memiliki jumlah kekayaan (total assets) lebih dari

seratus miliar rupiah. Menurut Machfoedz (1994) dalam Yulia (2013) ukuran

perusahaan terbagi dalam tiga kategori, yaitu:

1) Perusahaan besar

Total aset yang besar dapat mencerminkan bahwa perusahaan tersebut

memiliki ukuran yang besar pula. Perusahaan yang dikategorikan besar

biasanya merupakan perusahaan yang telah go public di pasar modal dan

memiliki aset sekurang-kurangnya 200 miliar.

2) Perusahaan menengah

Perusahaan yang digolongkan dalam kategori ini jika memili aset diantara 2

(33)

20 3) Perusahaan kecil

Perusahaan kecil merupakan perusahaan yang memiliki aset kurang dari 2

miliar dan biasanya belum terdaftar di pasar modal.

Penelitian ini menggunakan total aset untuk mengukur besar kecilnya

perusahaan. Total aset yang dimaksud adalah jumlah aset yang dimiliki perusahaan

yang tercantum pada laporan keuangan pada akhir periode yang telah diaudit

(Widosari, 2012). Menurut Modugu et al. (2012) total aset mencerminkan seberapa

besar aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan serta mencerminkan ukuran dari

perusahaan. Total aset dipilih karena penilaian ukuran perusahaan dengan total aset

lebih stabil dibandingkan dengan market value dan total penjualan.

2.1.5 Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek (Harahap, 2007:301). Weston dan Brigham (1993) mendefinisikan

likuiditas sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Likuiditas merupakan kemampuan

untuk mengubah aktiva menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas.

Menurut Listiana dan Susilo (2012), perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas

yang tinggi memiliki resiko yang lebih kecil terhadap kemungkinan terjadinya

gagal bayar atas hutang jangka pendek yang dimiliki perusahaan. Tingginya tingkat

likuiditas perusahaan menggambarkan kinerja perusahaan sangat baik sehingga

(34)

21

Likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan oleh besar kecilnya aset lancar yaitu

aset yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga,

piutang, persediaan. Likuiditas merupakan salah satu faktor yang nantinya dapat

mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Perusahaan yang mempunyai

cukup kemampuan untuk membayar utang jangka pendek disebut sebagai

perusahaan yang likuid. Tingkat likuiditas yang tinggi pada sebuah perusahaan

menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat memenuhi kewajiban jangka

pendeknya dengan baik, sedangkan tingkat likuiditas yang rendah menunjukkan

bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik

(Nasution, 2009). Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi

menunjukkan kabar baik (good news) bagi perusahaan, hal ini nantinya akan

mempengaruhi perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan

tepat waktu karena akan membuat reaksi pasar menjadi positif terhadap perusahaan.

Likuiditas dalam penelitian ini diukur menggunakan rasio lancar perusahaan

(current ratio) (Harahap, 2007: 301). Rasio ini mengukur sampai seberapa jauh aset

lancar perusahaan mampu untuk melunasi kewajiban kewajiban jangka pendek

perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio ini maka dapat dikatan bahwa perusahaan

dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu. Menurut Harahap

(2007:301), likuiditas dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :

� � � � =� �� ��� �� × � � � %

Current asset yang digunakan dalam menghitung rasio lancar perusahaan yang

seluruh asset lancar yang dimiliki perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, piutang

(35)

22 2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian Hilmi dan Ali (2008), melakukan penelitian tentang pengaruh antara

profitabilitas, laverage, likuiditas, ukuran perusahaan, kepemilikan publik, reputasi

KAP dan opini auditor terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 879 perusahaan di BEI

manufaktur tahun 2004 sampai 2006. Hasil dari penelitian ini yaitu variabel

laverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini auditor tidak mempengaruhi

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan variabel profitabilitas,

likuiditas, kepemilikan publik dan reputasi KAP mempengaruhi ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan. Perbedaan dengan penelitian sekarang terletak

pada sampel dan periode pengamatan, serta likuiditas digunakan sebagai variabel

pemoderasi.

Abdul dan Fadlizawati (2014), melakukan penelitian tentang pengaruh firm

size, laverage, profitability, auditor’s comment pada audit report lag. Hasil dari

penelitian ini yaitu variabel firm size, laverage, profitability berpengaruh negatif

terhadap audit report lag, sedangkan variabel auditor’s comment berpengaruh

positif terhadap audit report lag. Perbedaan dengan penelitian sekarang terletak

pada variabel yang digunakan, sampel dan tahun pengamatan.

Ariyani (2014), melakukan penelitian tentang pengaruh profitabilitas, ukuran

perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, reputasi KAP terhadap audit report

lag. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 162 perusahaan

manufaktur di BEI tahun 2010 sampai 2012. Hasil dari penelitian ini yaitu variabel

(36)

23

sedangkan variabel kompleksitas operasi perusahaan dan reputasi KAP

berpengaruh terhadap audit report lag. Perbedaan dengan penelitian sekarang

terletak pada variabel yang digunakan, sampel dan tahun pengamatan.

Mahendra (2014), melakukan penelitian tentang pengaruh komisaris

independen, kepemilikan institusional, profitabilitas, likuiditas, dan ukuran

perusahaan terhadap ketepatanwaktu publikasi laporan keuangan tahunan. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah 96 perusahaan perbankan di BEI tahun

2009 sampai 2012. Hasil dari penelitian ini yaitu variabel ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap ketepatanwaktu publikasi laporan keuangan tahunan,

sedangkan komisaris independen, kepemilikan institusional, profitabilitas,

likuiditas berpengaruh signifikan terhadap ketepatanwaktu publikasi laporan

keuangan tahunan. Perbedaan dengan penelitian sekarang terletak pada sampel dan

periode pengamatan, serta likuiditas digunakan sebagai variabel pemoderasi.

Saleh (2004), melakukan penelitian tentang pengaruh rasio gearing,

profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, item-item luar biasa dan

ownership terhadap ketepatanwaktu penyampaian laporan keuangan. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 155 perusahaan manufaktur di BEI tahun

2000 sampai 2002. Hasil dari penelitian ini yaitu variabel rasio gearing,

profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, item-item luar biasa dan

ownership tidak berpengaruh terhadap ketepatanwaktu penyampaian laporan

keuangan, sedangkan item-item luar biasa berpengaruh terhadap ketepatanwaktu

penyampaian laporan keuangan. Perbedaan dengan penelitian sekarang terletak

(37)

24

Sulistyo (2010), melakukan penelitian tentang pengaruh profitabilitas,

likuiditas, laverage, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan,

kepemilikan publik, reputasi KAP dan opini auditor terhadap ketepatanwaktu

publikasi laporan keuangan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur di BEI tahun 2006 sampai 2008. Hasil dari penelitian ini

yaitu variabel likuiditas, laverage dan opini auditor tidak berpengaruh signifikan

terhadap ketepatanwaktu publikasi laporan keuangan, sedangkan profitabilitas,

ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, reputasi

KAP berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatanwaktu penyampaian laporan

keuangan. Perbedaan dengan penelitian sekarang terletak pada sampel dan periode

pengamatan, serta likuiditas digunakan sebagai variabel pemoderasi.

Ratna dan Ghozali (2013), melakukan penelitian tentang pengaruh ukuran

perusahaan, solvabilitas, ukuran KAP, rapat komite terhadap audit report lag.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 252 perusahaan yang terdaftar

di BEI tahun 2010 sampai 2012. Hasil dari penelitian ini yaitu variabel ukuran

perusahaan, ukuran KAP, rapat komite berpengaruh negatif terhadap audit report

lag, sedangkan solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag.

Perbedaan dengan penelitian sekarang terletak pada variabel yang digunakan,

sampel dan tahun pengamatan.

Fadoli (2014), melakukan penelitian tentang pengaruh solvabilitas,

profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, jenis perusahaan dan

opini audit terhadap audit report lag. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

(38)

25

penelitian ini yaitu variabel profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, umur

perusahaan, jenis perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh terhadap audit

report lag, sedangkan solvabilitas berpengaruh terhadap audit report lag.

Perbedaan dengan penelitian sekarang terletak pada sampel dan periode

pengamatan, serta likuiditas digunakan sebagai variabel pemoderasi. Ringkasan

[image:38.595.114.513.283.716.2]

penelitian terdahulu disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian terdahulu

No Peneliti (Tahun) Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Hilmi dan Ali

(2008)

Variabel Independen: profitabilitas, laverage, likuiditas, ukuran

perusahaan, kepemilikan publik, reputasi KAP dan opini auditor. Variabel Dependen: Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. Variabel profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik dan reputasi KAP mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Variabel laverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini auditor tidak

mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

2 Abdul dan Fadlizawati (2014)

Variabel Independen: Firm Size, Laverage,

Profitability, Auditor’s

Comment

Variabel Dependen: Audit Report Lag

Variabel firm size, laverage, profitability berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Variabel auditor’s

comment berpengaruh

(39)

26

3 Ariyani (2014) Variabel Independen: profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, reputasi KAP.

Variabel Dependen: Audit Report Lag.

Variabel profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

Variabel kompleksitas operasi perusahaan dan reputasi KAP

berpengaruh terhadap audit report lag.

4 Mahendra (2014) Variabel Independen: komisaris independen, kepemilikan

institusional,

profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan.

Variabel Dependen: ketepatanwaktu publikasi laporan keuangan tahunan. Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatanwaktu publikasi laporan keuangan tahunan. Variabel komisaris independen, kepemilikan institusional,

profitabilitas, likuiditas berpengaruh signifikan terhadap ketepatanwaktu publikasi laporan

keuangan tahunan.

5 Saleh (2004) Variabel Independen: rasio gearing,

profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, item-item luar biasa dan ownership.

Variabel Dependen: ketepatanwaktu penyampaian laporan keuangan.

Variabel rasio gearing, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, item-item luar biasa dan ownership tidak berpengaruh terhadap ketepatanwaktu penyampaian laporan keuangan.

(40)

27

6 Sulistyo (2010) Variabel Independen: profitabilitas, likuiditas, laverage, ukuran

perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, reputasi KAP dan opini auditor.

Variabel Dependen: ketepatanwaktu penyampaian laporan keuangan.

Variabel likuiditas, laverage dan opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatanwaktu publikasi laporan keuangan. Variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, reputasi KAP berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatanwaktu penyampaian laporan keuangan.

7 Ratna dan Ghozali (2013)

Variabel Independen: ukuran perusahaan, solvabilitas, ukuran KAP, rapat komite.

Variabel Dependen: Audit Report Lag.

Variabel ukuran

perusahaan, ukuran KAP, rapat komite berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

Variabel solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag.

8 Fadoli (2014) Variabel Independen: solvabilitas,

profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, jenis

perusahaan dan opini audit.

Variabel Dependen: Audit Report Lag.

Variabel profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, jenis perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

Variabel solvabilitas berpengaruh terhadap audit report lag.

(41)

28 2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukan besar kecilnya

perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan Subekti dan Widiyanti (2004),

membuktikan bahwa total aset memiliki pengaruh yang besar terhadap audit report

lag. Auditor yang melaksanakan audit pada perusahaan dengan ukuran besar

cenderung lebih cepat dalam menyelesaikan proses auditnya. Hal tersebut

dikarenakan adanya internal control yang baik dan mendorong auditornya

menyelesaikan proses audit secara tepat waktu.

Menurut penelitian Dyer dan McHugh (1975), Almosa dan Alabbas (2007),

menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki insentif yang lebih besar untuk

mengurangi audit report lag maupun penundaan pelaporan karena diawasi secara

ketat oleh investor, serikat buruh, dan regulator, ini berakibat pada audit report lag

perusahaan besar akan cenderung lebih pendek selain itu perusahaan besar

cenderung lebih mampu dalam membayar audit fees lebih tinggi kepada auditor.

Penelitian yang dilakukan oleh Ponte et al (2005), Al Ajmi (2008), Nasution (2013),

dan Lestari (2014) juga memperoleh hasil bahwa ukuran perusahan berpengaruh

negatif terhadap audit report lag perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka

hipotesis yang didapat adalah :

(42)

29

2.3.2 Kemampuan Likuiditas Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag

Likuiditas dalam penelitian ini digunakan sebagai variabel pemoderasi.

Likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan oleh besar kecilnya aset lancar yaitu aset

yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang,

persediaan. Likuiditas merupakan salah satu faktor yang nantinya dapat

mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Tingginya tingkat likuiditas

perusahaan menggambarkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik

sehingga pihak manajemen diduga cenderung lebih cepat dalam menyampaikan

laporan keuangan perusahaan.

Mahendara dan Putra (2014), Nasution (2013), menyatakan bahwa likuiditas

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag perusahaan.

Perusahaan yang memiliki ukuran yang besar dan memiliki tingkat likuiditas yang

tinggi mampu mempercepat proses audit laporan keuangan perusahaan. Hal ini

merupakan berita baik (good news) sehingga perusahaan dengan kondisi ini

cenderung tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya. Sebaliknya jika

perusahaan tersebut kecil dan memiliki tingkat likuiditas yang rendah maka proses

audit laporan keuangannya akan terhambat dan menghambat pula proses

penyampaian laporan keuangannya. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang

didapat adalah :

Gambar

Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Fenomena tapa wuda sinjang rambut dalam masyarakat Jepara sudah tidak asing lagi atau setidaknya Ratu Kalinyamat telah dikenal oleh masyarakat sebagai sosok perempuan yang

Dari ketiga indikator tersebut, indikator persepsi dan proses verbal dikatakan sudah efektif karena hasil penelitian pada beberapa keluarga dapat mempelajari, memahami

Berdasarkan data dan hasil analisa yang telah dilakukan diketahui bahwa secara sosial dan ekonomi sebagian besar masyarakat Desa Sedulang yang bermatapencaharian utama sebagai

pendekatan Realistic Mathe- matics Education (RME) dengan media konkret dalam pe- ningkatan pembelajaran tentang bangun datar pada siswa kelas V SDN 1

Dari fenomena dan teori yang diungkapkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul : “P engaruh Profitability, Leverage, Dan

Dengan diketahuinya jenis pengotor yang terdapat pada bahan vial (pembungkus sampel) tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai pendukung dalam pencapaian hasil

Variabel set kesempatan investasi (SKI) yang diproksikan market to book value equty memiliki nilai signifikansi 0.010 yang menunjukan bahwa variabel SKI berpengaruh terhadap

Persatuan Bedah Anak Indonesia (PERBANI) Aceh dipercayakan untuk menyelenggarakan Munas dan PIT PERBANI yang ke-XXI pada Tanggal 3-6 Oktober 2013 di Banda Aceh, dengan