• Tidak ada hasil yang ditemukan

RAGAM BAHASA PADA RUBRIK ADA APA DI TABLOID REMAJA GAUL : SEBUAH TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK. Oleh : MASNITA PANJAITAN NIM ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RAGAM BAHASA PADA RUBRIK ADA APA DI TABLOID REMAJA GAUL : SEBUAH TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK. Oleh : MASNITA PANJAITAN NIM ABSTRAK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

RAGAM BAHASA PADA RUBRIK “ADA APA” DI TABLOID REMAJA GAUL : SEBUAH TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK

Oleh :

MASNITA PANJAITAN NIM 208212022

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan ragam bahasa yang terdapat pada rubrik “Ada Apa‟ di tabloid remaja Gaul edisi Juni – Juli 2012 yang dilihat dari empat aspek ragam bahasa dialek remaja (bahasa gaul) yakni dari aspek morfologis, penggunaan campur kode, penggunaan singkatan atau akronim, dan penggunaan kosakata baru. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Untuk penelitian tersebut data diambil dari setiap teks – teks yang terdapat dalam rubrik “Ada Apa” di tabloid remaja Gaul yang berjumlah 9 edisi.Pengambilan data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Alat pengumpulan data yaitu dengan melakukan pencatatan aspek ragam bahasa dikaji dari empat aspek dengan melakukan pengelompokkan berdasarkan penomoran. Dari hasil analisis ditemukan temuan penelitian yaitu cenderung ragam bahasa dialek remaja atau bahasa gaul yang digunakan di tabloid remaja Gaul lebih dominan adanya campur kode atau percampuran serpihan – serpihan bahasa asing dalam penggunaan bahasa di kalangan remaja.

(3)

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang paling hakiki. Melalui bahasa manusia dapat bertukar pikiran, menyampaikan gagasan, dan berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa merupakan sebuah sistem, maka bahasa tersebut mempunyai aturan – aturan yang saling bergantung dan mengandung unsur-unsur yang dianalisis secara terpisah. Orang berbahasa mengeluarkan bunyi-bunyi secara berurutan yang membentuk suatu struktur tertentu. Bunyi-bunyi merupakan lambang, yaitu melambangkan makna tersemBunyi-bunyi. Dengan satuan makna tersebut anggota masyarakat dapat berkomunikasi sesuai keperluan yang sifatnya komunikatif.

Manusia menggunakan bahasa dalam wujud huruf sehingga dapat dibedakan antara bahasa tulis dan bahasa lisan. Salah satu aplikasi bahasa untuk berkomunikasi yakni lewat media massa. Media massa sebagai alat komuniasi yaitu media cetak, radio, dan televisi yang merupakan satu fenomena yang sangat luas jangkauannya. Media massa sekarang ini sangat pesat kemajuannya, baik dalam penyajiannya maupun alat pendukungnya. Bahasa sangat berperan penting dalam media massa untuk menyampaikan informasi. Bahasa dalam media massa sering disebut dengan bahasa jurnalistik.

Jurnalis dalam menyajikan sebuah berita atau informasi bukan hanya menggunakan ragam formal atau menggunakan bahasa Indonesia saja, melainkan mereka juga menggunakan ragam informal dengan memasukkan unsur-unsur bahasa daerah atau bahasa asing. Permainan bahasa yang digunakan media massa (jurnalis) sangat dimungkinkan menimbulkan sebuah kosakata atau istilah-istilah yang baru atau unik. Segala perubahan dalam masyarakat cepat diserap. Jadi, tidak berlebihan bila ada kata-kata yang popular dalam masyarakat muncul di media massa.

Saat ini bahasa gaul menjadi umum digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam media-media populer seperti TV, radio, dunia perfilman nasional, dan seringkali pula digunakan dalam bentuk publikasi-publikasi yang ditujukan untuk kalangan remaja oleh majalah-majalah remaja populer. Terkadang dapat disimpulkan bahasa gaul adalah bahasa utama yang digunakan untuk komunikasi verbal oleh

(4)

setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, kecuali untuk kebutuhan formal. Karenanya akan menjadi terasa 'aneh' untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain menggunakan bahasa Indonesia formal.

Tabloid remaja Gaul merupakan salah satu tabloid remaja ternama di ibukota yang menggunakan bahasa gaul. Ada beberapa rubrik seputar dunia remaja di dalam tabloid ini. Rubrik-rubrik tersebut meliputi: Sampul Gaul, Mail Box, Surat Seleb, Musik, Cantik, Bintang Gaul, Ada Apa, Cerpen, Hitz, Tips, Nonton, Cerita Cinta, B‟Gaul, Gimana Dong, Mama Gaul, Kata Bintang, dan BOW (Boy of the week). Tabloid ini merupakan tabloid mingguan yang diterbitkan di ibukota Jakarta dan berskala nasional. Sasaran utama tabloid Gaul adalah pembaca remaja, jadi sangat wajar jika dalam rubriknya terdapat variasi bahasa, khususnya bahasa gaul.

Pemakaian ragam bahasa yang terdapat dalam rubrik “Ada Apa” dalam tabloid ini lebih mendekati pemakaian bahasa yang digunakan dalam sehari-hari oleh para remaja. Beberapa contoh judul berita dalam rubrik ini adalah:

Audy Ditinggal Iko Uwais Ke Amrik (edisi 21 Tahun XI 28-3 juni 2012) Menjomblo Lagi (edisi 22 Tahun XI 4-10 Juni 2012)

Ngasih Nomer Hape Ke Kyuhyun (edisi 24 Tahun XI 18-24 Juni 2012)

Mikha Tambayong Pengin Keliling dunia (edisi 24 Tahun XI 18-24 Juni 2012) 50 Cent Bisnis Bareng Wayne Rooney (edisi 25 Tahun XI 25 – 1 Juli 2012)

Ragam bahasa adalah variasi bahasa berdasarkan pemakaian bahasa. Pengertian lebih luasnya menurut Kridalaksana (dalam Purba, 1996 : 37) ragam bahasa adalah variasi menurut pemakaian yang berbeda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan menurut medium pembicaraan.Kridalaksana (dalam Purba, 1996 : 45) membagi ragam bahasa menurut pemakai (dialek) dan menurut pemakaian bahasa. Menurut pemakai

(5)

dibagi lagi menjadi dialek regional, dialek sosial, dialek temporal, dan idialek. Kemudian dari dialek sosial dibagi menjadi dialek wanita dan dialek remaja.

Dalam tabloid remaja Gaul terdapat begitu banyak dialek – dialek remaja atau lebih dikenal dengan bahasa gaul. Penggunaan bahasa gaul dalam tabloid Gaul ditujukan tujuan untuk menarik pembacanya yang rata-rata remaja.

Atas dasar pembagian ragam bahasa dari segi pemakai tersebutlah peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana ragam bahasa dialek remaja (bahasa gaul) yang terdapat dalam rubrik “Ada Apa” di tabloid remaja Gaul.

Sehubungan dengan pendapat Agnes Andhani dalam skripsinya yang berjudul “Bahasa Pergaulan dalam Majalah Kawanku” menyebutkan bentuk bahasa gaul ada delapan, yaitu (1) istilah khas (mencolok, tidak lazim) berkaitan dengan orang, (2) benda, tempat, dan aktivitas, (3) kosakata baru / cepat berubah, (4) kata – kata netral digunakan untuk kiasan, (5) sinonim khas / istimewa, (6) singkatan dan akronim yang unik, (7) bahasa kasar / makian, dan (8) penggunaan campur kode.

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu meluas, peneliti membatasi ragam bahasa dialek remaja (bahasa gaul) dari empat aspek saja yakni : dari aspek morfologis, penggunaan campur kode, penggunaan singkatan / akronim, dan penggunaan kosakata baru.

Bertolak dari latar belakang di atas, kajian secara linguistik sangat mungkin dilakukan terhadap rubrik “Ada Apa” menggunakan bahasa secara alat untuk menyampaikan informasi. Penulis tertarik untuk mengkaji pemakaian ragam bahasa dialek remaja (bahasa gaul) yang terkandung dalam rubrik “Ada Apa”pada tabloid remaja Gaul dengan pendekatan sosiolinguistik. Sosiolinguistik sebagai cabang linguistik memandang atau menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakaian bahasa di dalam masyarakat karena dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, akan tetapi sebagai makhluk sosial. (Rahardi, 2001; dalam Satria 2008:17).

(6)

Rumusan masalah penelitian disusun dalam bentuk pertanyaan, bagaimanakah ragam bahasa pada rubrik “Ada Apa” di Tabloid Gaul dari aspek morfologis?, bagaimanakah bentuk bahasa gaul yang terdapat pada rubrik “Ada Apa” di Tabloid Gaul dari penggunaan campur kode?, bagaimanakah bentuk bahasa gaul yang terdapat pada rubrik “Ada Apa” di Tabloid Gaul dari penggunaan singkatan atau akronim?, bagaimanakah bentuk bahasa gaul yang terdapat pada rubrik “Ada Apa” di Tabloid Gaul dari penggunaan kosakata baru?

METODE PENELTIAN

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Sumatera Utara, Jalan Brig. Jendral Katamso No. 45K Medan. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2013. Sumber data dalam penelitian ini adalah tabloid remaja terbitan nasional yaitu Gaul pada rubrik “Ada Apa” periode Juni sampai Juli 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel data yakni berdasarkan empat aspek ragam bahasa berdasarkan kode penomoran.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan membaca isi Rubrik “Ada Apa” pada Tabloid Remaja Gaul dengan menandai kalimat yang mengandung ragam bahasa berdasarkan proses morfologi, campur kode,singkatan/akronim, dan kosakata baru, mendata Rubrik “Ada Apa”periode Juni – Juli 2012, mengumpulkan dan menganalisis ragam bahasa pada Rubrik “Ada Apa” Tabloid Remaja Gaul, mengelompokkan ragam bahasa berdasarkan aspek yang akan diteliti, menyimpulkan hasil analisis berdasarkan hasil analisis dan tabel data analisis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam tabel analisis data, ada empat aspek yang dianalisis yakni ragam bahasa dialek remaja (bahasa gaul) dari aspek morfologis, penggunaan campur kode, penggunaan singkatan / akronim, dan kosakata baru. Dalam pembahasan penelitian ini dimulai dari aspek morfologis yang dikaji dari penghilangan fonem, penambahan fonem, dan perubahan fonem (monoftongisasi). Analisis data dari aspek morfologis dilihat dari segi aferesis (penghilangan

(7)

fonem di awal kata) ada sebanyak tujuh data dari korpus yang diteliti yang mengalami penghilangan fonem di awala kata. Data tersebut yakni :

 saja aja  menjadi jadi  sudah udah  tetapi tapi  memang emang  habis abis  habis abis  memilih milih

Dari segi sinkope (penghilangan fonem di tengah kata), ada sebanyak dua data dari korpus yang diteliti yakni kata karna yang berasal dari kata karena dan tau dari kata tahu. Dari segi apokope (penghilangan fonem di akhir kata) penelitian ini ada dua data dari korpus yang diteliti mengalami penghilangan fonem di akhir kata, yakni kata seleb yang berasala dari kata selebriti dan bodo yang berasal dari kata bodoh. Dari segi protetis (penambahan fonem di awal kata) ada sebanyak dua kata yang mengalami penambahan fonem di awal kata yakni kata nggak dan ngetop. Dari segi pragoge (penambahan fonem di akhir kata) terdapat tiga data dari korpus penelitian yang mengalami penambahan fonem di akhir kata yakni kata jadian, temenan, dan cuman. Dari segi monoftongisasi (perubahan sebuah diftong menjadi monoftong) terdapat tiga data dari korpus penelitian yang mengalami perubahan diftong menjadi monoftong yakni :

 kalau kalo  sampai sampe  pakai pake

Analisis data dari aspek yang kedua yakni penggunaan campur kode sangat dominan dalam penelitian ini. Hal ini disebakan dari keseluruhan korpus penelitian ini yakni sebanyak 55 data yang dianalisis, terdapat 27 data dalam penelitian ini yang menggunakan campur kode. Ini

(8)

terlihat dari kalimat – kalimat yang terdapat dalam rubrik “Ada Apa” tabloid remaja Gaul banyak mencampurkan bahasa – bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dalam setiap berita yang terbit setiap edisinya. Penggunaan campur kode dalam berbahasa disebabkan oleh beberapa faktor. Hal ini biasanya berhubungan dengan karakteristik penutur, seperti latar belakang sosial dan tingkat pendidikan. Penggunaan campur kode bahasa asing khususnya bahasa Inggris tersebut tampak dalam beberapa kaliamat – kalimat yang terdapat dalam rubrik “Ada Apa” seperti berikut ini : (1) Happy aja, ada pemain baru yang berbakat, (2) capeknya pun jadi kurang terasa karena enjoy selama syuting, (3) karna doi mengikuti proses belajar dengan

home schooling, (4) aku ikut support sebagai teman seperjuangan.

Dari beberapa contoh kalimat – kalimat yang terdapat dalam rubrik “Ada Apa” di tabloid remaja Gaul tersebut tergambar ciri menonojol dari campur kode itu sendiri yakni kesantaian atau situasi informal.

Analisis dari aspek yang ketiga yakni penggunaan singkatan atau akronim dalam penelitian ini terdapat kata – kata seperti Amrik yang merupakan singkatan dari kata Amerika, pedekate merupakan akronim dari kata pendekatan, dan pede merupakan singkatan dari kata percaya diri. Penggunaan singkatan – singkatan atau akronim dalam bahasa gaul sangat sering digunakan oleh kalangan remaja, sebagai contoh BTW yang merupakan singakatan dari By The Way „omong - omong‟ dan masih banyak yang lainnya.

Analisis dari aspek yang keempat yakni penggunaan kosakata baru. Kosakata baru adalah kata – kata yang mucul di kalangan remaja dan secara tidak sengaja banyak digunakan sebagai sebuah kata yang dapat diterima secara umum. Sebagai contoh, kata jomblo saat ini kata ini sangat sering digunakan. Makna kata ini merujuk kepada seorang perempuan yang sudah tua umurnya tetapi belum juga menikah atau memiliki pasangan. Jomblo merupakan prokem yang sering digunakan untuk orang yang tidak memiliki pasangan. Kata jomblo sebenarnya berasal dari bahasa Sunda yang sudah dibakukan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dan memiliki arti negatif. Namun penggunaan kata jomblo kini mengalami perluasan makna, jomblo tidak hanya digunakan untuk seorang perempuan saja, tetapi juga untuk laki-laki. Selain jomblo ada beberapa kosakata baru dalam bahasa gaul yang terdapat dalam rubrik “Ada Apa” di tabloid remaja Gaul ini. Kata banget (data 1) berasala dari bahasa Betawi. Kata

(9)

ini sangat sering digunakan terutama oleh kalangan remaja di Jakarta. Mandek (data 2) berasal dari KBBI berhenti: mobil itu -- di tengah jembatan; 2 terhambat; terhenti; tertahan; macet: lalu lintas -- beberapa jam; 3 menemui jalan buntu: soal itulah yg menyebabkan perundingan --; me·man·dek·kan v menyebabkan terhenti (tertahan, terhambat, dsb): puasa tidak boleh - kegiatan sehari-hari; penggalian untuk menanam kabel telepon di jalan itu telah - lalu lintas; ke·man·dek·an n perihal mandek (berhenti, macet); kemacetan Dari beberapa pengertian tentang mandek, sesuai dengan data (2) Karna nggak mau karirnya sebagai penyanyi mandek mengandung arti karirnya sebagai penyanyi tidak ingin berhenti. Eksis(data 3) berasal dari bahasa Inggris yakni tetap terkenal. Kata ini juga sering digunakan oleh kaum selebriti untuk mengganti kata tetap terkenal agar lebih singkat dan tetap gaul. Bareng (data 4) menurut KBBI memiliki makna bersama. Namun dalam penggunaannya kata bareng ini digunakan dalam ragam santai atau informal. Kata ini juga bagian dari bahasa gaul. Jealous (data 5) merupakan kosakata bahasa gaul yang saat ini sangat sering digunakan oleh kalangan remaja. Jealous berasal dari bahasa Inggris yang berarti cemburu.

PENUTUP

Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh gambaran bahwa ragam bahasa dialek remaja (bahasa gaul) yang terdapat pada rubrik “Ada Apa” di tabloid remaja Gaul cenderung menggunakan bahasa yang campur kode, khususnya terhadap bahasa asing. Untuk lebih merincikan kesimpulan penelitian, maka diuraikan beberapa pernyataan sebagai berikut : (1) Penulisan pemunculan fonem pada proses morfonemik untuk rubrik “Ada Apa” di tabloid remaja Gaul, dari Aferesis (penghilangan fonem di awal kata) terdapat 7 kata yakni 12,7 %, Sinkope (penghilangan fonem di tengah kata) terdapat 2 kata yakni, 3,6 %, Apokope (penghilangan di akhir kata) terdapat 5 kata yakni 9,0 %, Protetis (penambahan fonem di awal kata) terdapat 2 kata yakni 3,6 %, Epentetis (penambahan fonem di tengah kata) tidak terdapat atau 0 %, Pragoge (penambahan fonem di akhir kata) terdapat 3 kata yakni 5,4 %, dan monoftongisasi 3 kata yakni 5,4%. Jadi dapat disimpulkan ragam bahasa dari aspek morfologi dalam rubrik “Ada Apa” di tabloid remaja Gaul sebanyak 34,5 %. (2) Penggunaan campur kode yang terdapat dalam ragam bahasa gaul rubrik “Ada Apa” sebanyak 49,9 %. Bahasa yang bercampur dengan bahasa Indonesia dalam tabloid ini cenderung dari bahasa Inggris. Ini

(10)

menunjukkan sikap bahasa kalangan remaja lebih dominan menggunakan bahasa Inggris agar terlihat lebih pintar dan gaul. (3)Penggunaan singkatan / akronim yang terdapat dalam ragam bahasa rubrik “Ada Apa” tabloid remaja Gaul adalah sebanyak 5,45 %. (4) Kosakata baru yang terdapat dalam rubrik “Ada Apa” tabloid remaja Gaul ada sebanyak 10,9 %. Kosakata baru yang tergambar dalam ragam bahasa ini adalah kata – kata yang sering digunakan oleh kalangan remaja. Ini berhubungan dengan adanya leksikal (kata dasar) yang muncul di kalangan masyarakat sesuai dengan fungsinya.

Dari data di atas, ragam bahasa dialek remaja khususnya bahasa gaul yang dikaji dari empat aspek yakni dari aspek morfologis, campur kode, penggunaan singkatan / akronim, serta munculnya kosakata baru. Ragam bahasa yang paling dominan tergambar dalam bahasa – bahasa yang terdapat dalam rubrik “Ada Apa” di Tabloid Remaja Gaul adalah dari segi penggunaan campur kode bahasa asing atau dari bahasa Inggris. Jadi dapat disimpulkan penggunaan bahasa asing dalam percakapan di kalangan remaja sangat sering terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Adhani, Agnes. 2007. Bahasa Pergaulan dalam Majalah Kawanku, Skripsi (S-1) FKIP UniversitasWidya Mandala Madiun.

Arifin, A. Zaenal. 1998. Dasar – dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta : Grasindo. Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.

Aslinda dan Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik.Bandung : Refika Aditama. Chaer, Abdul dan Agustina. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.. Depdiknas, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Gafari, Oky dan Joharis.2011. Bahasa Jurnalistik dan Kepenyiaran. Jakarta : Halaman Moeka. Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

(11)

Pratama, Satria. 2008. Deskripsi Ragam Bahasa Rubrik ”Nah Ini Dia” pada Harian Poskota, Skripsi (S-1) Fakultas Sastra Undip Semarang.

Pratiwi, Ayu. 2008. Akronim dan Singkatan, Skripsi (S-1) FIB UI.

Purba, Antilan. 1996. Kompetensi Komunikatif Bahasa Indonesia : Ancangan Sosiolinguistik. Medan : USU Press.

Pusat Bahasa Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara. 2008. Pemakaian Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja Sulawesi Tenggara. Kendari : Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Departemen Pendidikan

Nasional.

Sumarsono, 2002. Sosiolinguistik.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Umar, Azhar. Sosiolinguistik : Studi Deskriptif tentang Bahasa dengan Masyarakat. Medan : Universitas Negeri Medan.

Referensi

Dokumen terkait

54 Studi Pengaruh Ukuran Partikel dan Penambahan Perekat Tapioka Terhadap Karakteristik Biopelet Dari Kulit Coklat (Theobroma Cacao L.) Sebagai Bahan Bakar Alternatif Terbarukan

Sekalipun ganguan emosi ada yang ditemukan dalam keluarga-keluarga tertentu ini bukan merupakan penyebab penting dari kecemasan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan

Other changes Changes have been made to section 6.3 (Serving and appearance) and section 6.5 to specify that centres should provide colour photographs as hard copy

motivasi kerja pegawai pada kantor Gubernur Sumatera Utara. 1.4

Yogyakarta memiliki beberapa faktor-faktor pendukung.Faktor-faktor yang ada menyebabkan Sakato berusaha mempertahankan bahasa ibu mereka walaupun mereka berada di

Untuk menyatakan alamat dari suatu variabel, dapat digunakan operator & (operator alamat, yang bersifat unaray), dengan cara menempatkan operator di depan nama variabel..

Changes have been made to section 6.3 (Serving and appearance) and section 6.5 to specify that centres should provide colour photographs as hard copy for moderation

Kepada Pegawai Honorer di Kantor Gubernur Sumatera Utara abang. Suhariman Dirgantoro, Muhammad Ariev Nashrudin yang