• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK

UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI

PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

TESIS

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh

NURYANTO

0402513113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, Januari 2015 Yang membuat pernyataan,

Nuryanto

(3)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

 Keteraturan alam semesta adalah bukti kebesaran Tuhan 

 Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan 

Persembahan:

 Sri Kadarwati, istri tercinta yang selalu memberikan semangat 

(4)

ABSTRAK

Nuryanto. 2015. “Penerapan Pendekatan Saintifik untuk Mereduksi Miskonsepsi pada Materi Hidrolisis Garam”. Tesis. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Prof. Dr. Edy Cahyono, M.Si., Pembimbing II: Dr. Antonius Tri Widodo.

Kata Kunci: Miskonsepsi, pendekatan saintifik, hidrolisis garam

(5)

ABSTRACT

Nuryanto. 2015. “Application of Scientific Approach to Reduce Misconception on the Topic of Hydrolysis of Salts”. Thesis. Study Program of Education of Natural Sciences. Postgraduate Program. Semarang State University. Supervisor I: Prof. Dr. Edy Cahyono, M.Si., Supervisor II: Dr. Antonius Tri Widodo.

Key words: misconception; scientificic approach; hydrolysis of salts

(6)

PRAKATA

Segala puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Penerapan Pendekatan Saintifik untuk Mereduksi Miskonsepsi pada Materi Hidrolisis Garam”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing: Prof. Dr. Edy Cahyono, M.Si. (Pembimbing I) dan Dr. Antonius Tri Widodo (Pembimbing II) yang telah meluangkan banyak waktu dan juga tenaga di sela-sela banyaknya kesibukan untuk memberikan bimbingan dan saran kepada peneliti.

Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. selaku Rektor Unnes, yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.

2. Prof. Dr. H. Achmad Slamet M.Si selaku Direktur Program Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.

3. Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Unnes yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Unnes, yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh pendidikan.

(7)

6. Drs. H. Mohamad Sholeh, M.Ag. selaku Kepala MAN Demak yang memberikan ijin penelitian.

7. Mudrikatul Choiriyah, S.Pd., Azza Khisnu Addiani, M.Pd, beserta civitas akademika MAN Demak yang banyak membantu dalam proses penelitian.

Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini mungkin masih terdapat kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, Januari 2016

(8)

i PERNYATAAN KEASLIAN ... MOTO DAN PERSEMBAHAN ... 1.2 Identifikasi Masalah ... 1.3 Cakupan Masalah ... 1.4 Rumusan Masalah ... 1.5 Tujuan Penelitian ... 1.6 Manfaat Penelitian ... BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS,

KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka ... 2.2 Kerangka Teoritis ... 2.3 Kerangka Berpikir ... 2.4 Hipotesis Penelitian ... BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 3.2 Populasi dan Sampel ... 3.3 Variabel Penelitian ... 3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 3.5 Teknik Analisis Data ... 3.6 Hasil Validasi Instrumen penelitian ... 3.7 Hasil Uji Coba Soal ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Miskonsepsi pada hidrolisis garam ... 19

2.2 Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya 21

3.1 Desain Penelitian pretest-posttest control group design ... 29

3.2 Jumlah populasi siswa kelas XI IPA MAN Demak ... 31

3.3 Jenis data, teknik dan instrumen pengumpulan data ... 33

3.4 Rekapitulasi Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 52

3.5 Revisi Silabus Pembelajaran Berdasarkan Saran Validator ... 53

3.6 Revisi RPP Berdasarkan Saran Validator ... 53

3.13 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba bentuk Pilihan Ganda . 57 3.14 Hasil analisis daya pembeda soal uji coba pilihan ganda ... 58

4.1 Perbandingan hasil belajar kelas eksperimen A, eksperimen B dan kontrol ... 61

4.2 Hasil uji anova untuk kelas eksperimen A, eksperimen B, dan kontrol ... 63

4.3 Uji Post-Hoc per pasangan semua kelas ... 64

4.4 Persentase tingkat miskonsepsi siswa ... 65

4.5 Persentase tingkat miskosepsi siswa pada kelas eksperimen A ... 67

4.6 Persentase tingkat miskosepsi siswa pada kelas eksperimen B ... 67

4.7 Persentase tingkat miskosepsi siswa pada kelas kontrol ... 68

4.8 Indikator dengan penurunan miskonsepsi terbesar pada kelas eksperimen A 70

4.9 Indikator dengan penurunan miskonsepsi terbesar pada kelas eksperimen B ... 71

4.10 Indikator aspek psikomotorik siswa ... 72

4.11 Hasil pengamatan afektif siswa pada tiap kelas ... 75

4.12 Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran pada Kelas Eksperimen A ... ... 76

4.13 Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran pada Kelas Eksperimen B ... ... 76

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka berpikir ... 27 3.1 Langkah-langkah pada tahap persiapan ... 31 3.2 Langkah-langkah pada tahap pelaksanaan ... 31 4.1. Perbandingan peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen A,

kelas eksperimen B dan kelas kontrol ... 64 4.2. Perbandingan penurunan tingkat miskonsepsi siswa pada kelas

eksperimen A, kelas eksperimen B, dan kelas kontrol ... 68 4.3. Penurunan tingkat miskonsepsi siswa tiap indikator soal ... 70 4.4 Hasil pengamatan psikomotorik siswa pada kelas eksperimen A,

eksperimen B dan kelas kontrol ... 73 4.5 Skor hasil pengamatan psikomotorik kelas eksperimen A untuk dua

percobaan ... ... 74 4.6 Skor hasil pengamatan psikomotorik kelas eksperimen B untuk dua

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

9 Rencana Pelaksanaan Pembembelajaran (RPP) ... 143

10 Bahan Ajar ... 196

11 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest Pilihan Ganda ... 218

12 Soal Pretest dan Posttest Pilihan Ganda ... 220

18 Hasil Validasi Angket Respons Siswa ... 263

19 Hasil Validasi Lembar Pengataman Aktivitas Siswa ... 270

20 Hasil Validasi Lembar Pengamatan Afektif Siswa ... 276

21 Analisis Uji Anova dan Uji Pos-Hoc ... 280

22 Analisis gain score kelas Kelas Eksperimen A dengan Kontrol ... 282

23 Analisis gain score kelas Kelas Eksperimen B dengan Kontrol ... 283

24 Rekapitulasi Skor Soal Uraian ... 284

25 Rekapitulasi Psikomotorik Siswa ... 285

26 Rekapitulasi Afektif Siswa ... 286

27 Rekapitulasi Angket Respons Siswa ... 288

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pembelajaran kimia sekolah umumnya terjadi di dalam kelas. Tetapi secara tidak disadari sebenarnya siswa juga belajar dari lingkungan dan kehidupan sehari-harinya. Pengetahuan yang diperoleh siswa dari lingkungannya dapat membentuk pemahaman tersendiri bagi siswa. Apabila pengetahuan yang diterima sesuai dengan struktur konsep yang ada, maka informasi ini akan langsung menambah jaringan pengetahuan siswa. Akan tetapi jika pengetahuan yang diperoleh itu tidak sesuai dengan konsep yang benar maka terjadilah miskonsepsi.

Miskonsepsi merupakan permasalahan yang serius karena sulit untuk berubah, miskonsepsi adalah penghambat untuk pembelajaran dengan pemahaman dan bahkan bisa berbahaya (Mondal dan Chakraborty, 2013). Miskonsepsi bisa berbahaya sebagai contoh adalah menganggap bahwa siswa tetap aman untuk bermain layang-layang pada waktu hujan petir. Mengidentifikasi dan menentukan miskonsepsi pada suatu pembelajaran merupakan hal terpenting dalam rangka memilih metodologi dan mempersiapkan kurikulum yang efektif. Menurut ahli psikologi pembelajaran, faktor yang paling penting dalam pembelajaran konseptual adalah pengetahuan yang telah dikuasai oleh pebelajar (Seçken, 2010). Dengan demikian, identifikasi miskonsepsi dan pemecahan masalah miskonsepsi sangat penting demi keberhasilan pembelajaran.

(13)

Miskonsepsi tidak hanya terjadi pada anak-anak atau siswa masa kini, bahkan para ilmuwan dan ahli filsafat juga tumbuh dan hidup dengan banyak miskonsepsi pada masa lalu (Barke et al., 2009). Para peneliti menemukan bahwa miskonsepsi kimia juga terjadi pada proses pembelajaran. Miskonsepsi tidak hanya disebabkan oleh siswa itu sendiri tetapi terutama disebabkan oleh metode dan bahan ajar yang kurang sesuai, sehingga bisa disebut school-made misconceptions (Barke et al., 2009). Penelitian empiris menunjukkan bahwa siswa

mempunyai pra-konsepsi yang tidak sesuai dengan konsep sains masa kini. (Barke et al., 2012).

Mengatasi miskonsepsi merupakan permasalahan yang sangat penting, sehingga praktisi pendidikan berupaya dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan miskonsepsi, di antaranya yaitu menggunakan pendekatan conceptual change dan PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan conceptual change dapat memberikan pemahaman sains yang lebih baik dan menghilangkan konsepsi alternatif pada siswa (Mondal dan Chakraborty, 2013; Sholehah dan Suyono, 2014). Sedangkan Costu et al. (2011) menyimpulkan bahwa metode PDEODE ini efektif untuk mereduksi jumlah konsepsi alternatif siswa. Dalam penelitian ini, akan digunakan strategi pembelajaran yang lain yaitu dengan pendekatan saintifik.

(14)

regional dan nasional. Namun demikian, miskonsepsi merupakan masalah pembelajaran yang tidak bisa dihindari dan masih sering terjadi pada pembelajaran kimia. Penelitian pendahuluan berupa tes indentifikasi konsepsi materi hidrolisis garam yang dilakukan pada 13 Januari 2015 terhadap 30 siswa kelas XII Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Demak menunjukkan bahwa pada kelas XII terdapat 60 % siswa memahami konsep dengan benar, 20% siswa belum memahami konsep dengan benar. Dari tes pendahuluan tersebut, terungkap pula bahwa pada pembelajaran kimia konsep Hidrolisis Garam sebanyak 20% siswa mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi ini kemungkinan disebabkan oleh pemahaman siswa yang masih kurang terhadap konsep asam basa. Sehingga untuk menurunkan tingkat miskosepsi akan digunakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

(15)

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran (Kemendikbud, 2013). Pembelajaran dengan metode pendekatan saintifik memungkinkan siswa untuk mengikuti pembelajaran berlangsung secara aktif dan berlandaskan proses pembelajaran kerja ilmiah. Dimulai munculnya permasalahan, mengkaji pustaka yang relevan untuk alternatif pemecahan masalah, merumuskan hipotesis, analisis data hingga menarik kesimpulan. Dengan proses kerja ilmiah ini diharapkan siswa mampu berpikir logis, kritis, kreatif dan mampu memecahkan masalah. Dengan demikian, pendekatan saintifik akan mampu memberikan pemahaman yang utuh kepada siswa tentang topik yang sedang dipelajari.

1.2 Identifikasi Masalah

(16)

karena melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran dengan berbagai aktivitas.

Materi hidrolisis garam membutuhkan pemahaman yang kadang bersifat abstrak sehingga dengan strategi yang sesuai diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diadakan penelitian tentang penerapan pendekatan saintifik untuk mereduksi miskonsepsi pada materi hidrolisis garam.

Dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti adalah penerapan pembelajaran pendekatan saintifik untuk mereduksi miskonsepsi pada materi hidrolisis garam. Permasalahan yang diidentifikasi adalah sebagai berkut.

(1) Aktivitas belajar siswa masih rendah karena pembelajaran cenderung menghafal konsep dan rumus.

(2) Penggunaan media pembelajaran yang sesuai belum berjalan secara optimal.

(3) Pemahaman konsep siswa pada materi hidrolisis garam masih kurang karena terjadinya miskonsepsi.

1.3 Cakupan Masalah

Untuk menghindari perluasan masalah, maka pembatasan masalah penelitian adalah sebagai berikut.

(17)

(2) Pembelajaran pendekatan saintifik pada kelas eksperimen A, pembelajaran pendekatan saintifik dengan penelusuran literatur pada kelas eksperimen B, dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

(3) Hasil belajar yang dinilai meliputi aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Aspek kognitif diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Sedangkan aspek psikomotorik dan afektif diperoleh dari observasi.

(4) Miskonsepsi yang diteliti hanya terbatas pada pemahaman konseptual hidrolisis garam.

(5) Kriteria keefektifan strategi pembelajaran pendekatan saintifik dapat mereduksi miskonsepsi jika:

a. Rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

b. Penurunan persentase tingkat miskonsepsi kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(1) Apakah pembelajaran pendekatan saintifik efektif dalam mereduksi miskonsepsi pada materi Hidrolisis Garam?

(18)

(3) Bagaimanakah respons siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi Hidrolisis Garam?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

(1) Mengidentifikasi miskonsepsi yang dialami siswa MAN Demak pada materi Hidrolisis Garam.

(2) Menganalisis keefektifan penerapan pendekatan saintifik untuk mereduksi miskonsepsi pada materi Hidrolisis Garam.

(3) Menganalisis keefektifan penerapan pendekatan saintifik untuk meningkatkan hasil belajar pada materi Hidrolisis Garam.

(4) Menganalisis respons siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi Hidrolisis Garam.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: (1) Manfaat Teoritis

Menambah wawasan keilmuan tentang pendekatan saintifik untuk mereduksi miskonsepsi pada materi Hidrolisis Garam.

(2) Manfaat Praktis a. Sekolah

(19)

b. Pendidik

Hasil penelitian dapat dijadikan referensi oleh pendidik dalam merancang kegiatan dan strategi pembelajaran untuk materi kimia dengan pokok bahasan lainnya.

c. Peneliti

Peneliti mendapat wawasan tambahan keilmuan khususnya tentang strategi pembelajaran demgan pendekatan saintifik untuk mereduksi miskonsepsi pada materi Hidrolisis Garam.

d. Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Lebih lanjut, Klausner (1996) mengemukakan lima ciri perkuliahan yang berorientasi sekolah, yakni: (1) metode perkuliahan harus relevan dengan metode pembelajaran

(2) Struktur  organisasi  pemerintah desa untuk kategori tipe I sebagaimana ayat (1) huruf a terdiri dari  3 (tiga) urusan, 

It can be seen from sentence that the main clause about having a nuclear weapon in less than a year only takes place if the condition in the clause containing if is fulfilled..

Jumlah Kecacatan Produk Rubber Seal pada Januari 2016 ... Jumlah Jenis Kecacatan Produk Rubber Seal Januari

Identifikasi dampak dari jenis dan lama terapi terhadap kinerja fungsional tubuh pada pasien kanker telah dilakukan melalui pengukuran kekuatan genggam

Ketika berbicara tentang masa transisi di Indonesia, hal awal yang terbersit dalam pikiran kita adalah masa di mana negara ini mengalami perubahan yang dulu dipercaya

Beberapa dari sekian faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbngkan kualitas, harga dan produk

Beritahukan kepadaku tentang Islam.” menjawab, ”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya