• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Menguras, Menutup, Dan Mengubur (3M) Serta Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kelurahan Cirendeu RW 09 Tahun 2011. MUWAWI SIREGAR FKIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Menguras, Menutup, Dan Mengubur (3M) Serta Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kelurahan Cirendeu RW 09 Tahun 2011. MUWAWI SIREGAR FKIK"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

MENGURAS, MENUTUP, DAN MENGUBUR (3M)

SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI

KELURAHAN CIRENDEU RW.09 TAHUN 2011

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Muwawi Siregar

NIM 108103000027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ii Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 25 November 2011

(3)

iii

PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DENGAN MENGURAS, MENUTUP,VDAN MENGUBUR (3M)

SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KELURAHAN CIRENDER\U RW.09 TAHUN 2011

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh : Muwawi Siregar NIM: 108103000027

Pembimbing

dr. Rachmania Diandini, MKK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(4)

iv

Laporan Penelitian berjudul PERILAKU MASYARAKAT DALAM

PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DENGAN MENGURAS,

MENUTUP, DAN MENGUBUR (3M) SERTA FAKTOR YANG

MEMPENGARUHINYA DI KELURAHAN CIRENDEU RW.09 TAHUN 2011 yang diajukan oleh Muwawi Siregar (NIM: 108103000027), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 November 2011. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Ciputat, 25 November 2011

DEWAN PENGUJI

dr. Dede Moeswir, Sp.Pd

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN

Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd

Kaprodi PSPD FKIK UIN

(5)

v

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan

karunia yang telah diberikan sehingga mengizinkan saya untuk dapat

menyelesaikan penelitian yang berhudul “Perilaku Masyarakat Dalam

Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Menguras, Menutup, dan Mengubur (3M)

serta Faktor yang Mempengaruhinya di Kelurahan Cirendeu RW.09 Tahun 2011”

ini. Sehingga saya haturkan terimakasih kepada:

1) Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd, Drs. H. Achmad Ghalib, MA, dan

Dra. Farida Hamid, M.Pd selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendengarkan keluh kesah kami

angkatan 2008 PSPD dan senantiasa memberikan semangat agar terus

berjuang untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

2) Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpKFR sebagai Kaprodi PSPD dan untuk semua

dosen saya, yang telah begitu banyak membimbing dan memberikan

kesempatan untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di

PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya atas segala

yang telah mereka berikan.

3) dr. Raachmania Diandini, MKK sebagai dosen pembimbing I yang telah

banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan

mengarahkan saya dalam penyusunan riset ini.

4) dr. Dede Moeswir, SpPD dan drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD selaku

penguji sidang riset yang memberikan masukan, semangat kepada saya untuk

sidang riset pada tanggal 25 September 2011.

5) Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed selaku penanggung jawab riset PSPD 2008

yang selalu mengingatkan kami untuk segera menyelesaikan riset.

6) Kepala RW.09 di Kelurahan Pisangan yang telah memberikan izin serta

(6)

vi

sikap dan kepribadian untuk selalu tegar dan tabah dalam menghadapi

masalah. Begitu juga Abang, Kakak dan Adik tersayang, terima kasih banyak

atas support yang telah diberikan.

8) Seluruh teman dan sahabat di PSPD 2008-2011 dan teman-teman yang telah

memberikan bantuannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 25 November 2011

(7)

vii

Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Menguras, Menutup, Dan Mengubur (3M) Serta Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kelurahan Cirendeu RW 09 Tahun 2011.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, mengubur (3M) di Kelurahan Cirendeu RW 09. Sampel terdiri atas 102 responden. Hasil dari analisis univariat menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik (57,8%), berusia 31-40 tahun (47,1%), berpendidikan SMA (49%), bekerja sebagai ibu rumah tangga (83,7%). Perilaku kader jumantik berada pada kategori kurang (64,7%). Perilaku responden berada pada kategori kurang (70,6%). Hasil dari analisis bivariat menujunkkan tidak ada hubungan antara pengetahuan, usia, pendidikan dan pekerjaan dengan perilaku responden (pValue > 0,05). Tetapi, ada hubungan antara perilaku kader jumantik dengan perilaku responden dengan nilai p = 0,000 (pValue < 0,05).

Kata Kunci: Perilaku.

ABSTRACT

Muwawi Siregar. Medical Education. The Behavior of Community in Eradicating Nest of Mosquito by Draining, Closing, Graving and The Influicing Factors at Cirendeu Village RW 09, in 2011.

This research is analytic descriptive research with cross sectional design which aims to know the behavior of community in eradicating nest of mosquito by draining, closing, graving and the influicing factors at Cirendeu Village RW 09. The quantity of samples are 102 respondents. Results from the univariat analysis shows that the most of respondents have the good knowledges (57,8%), the ages are between 31 and 40 years old (47,1%), the graduates are senior high school (49%), the occupationals are housewifes (83,7%). The behavior of Jumantik Cadres are included in less category (64,7%). The behavior of respondents are included in less category (70,6%). Results from the bivariat analysis shows that there are not corelations between knowledge,age,graduate,occupational and the behavior of respondents (pValue > 0,05). But, there is corelation beetwen the behavior of Jumantik Cadres and the behavior of respondents within pValue = 0,000 (pValue < 0,05)

(8)

viii

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK/ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

1.4.Manfaat Penelitian... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …... 4 2.1.3.3. Indikasi Fase Syok... 2.1.3.4. Derajat... 2.1.3.5. Vektor... 2.1.3.6. Cara Penularan DBD... 2.1.3.7. Tanda – Tanda Penyakit DBD... 2.2. Konsep Pemberantasan Vektor DBD... 2.2.1 Pemberantasan Nyamuk Dewasa... 2.2.2 Pemberantasan Jentik... 8 8 8 2.3. Kegiatan Pemberantasan Jentik Berkala (PJB)………... 9 2.4. Kader Juru Pemantau Jentik...

2.4.1. Pengertian... 2.4.2. Tujuan... 2.4.3. Susunan Organisasi Kader Jumantik... 2.4.4 Uraian Tugas dan Fungsi kader Jumantik... 2.5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat...

(9)
(10)

x

Halaman

Tabel 4.1. Distribusi Pengetahuan Responden... 26

Tabel 4.2. Distribusi Usia Responden... 26

Tabel 4.3. Distribusi Pendidikan Responden………..……… 27

Tabel 4.4. Distribusi Pekerjaan Responden..………... 27

Tabel 4.5. Distribusi Perilaku Kader Jumantik………... 27

Tabel 4.6. Distribusi Perilaku Responden ………... 28

Tabel 4.7. Distribusi Pengetahuan terhadap Perilaku Responden... 28

Tabel 4.8. Distribusi Usia terhadap Perilaku Responden... ... 29

Tabel 4.9. Distribusi Pendidikan terhadap Perilaku Responden... 30

Tabel 4.10. Distribusi Pekerjaan terhadap Perilaku Responden... 31

Tabel 4.11. Distribusi Perilaku Kader Jumantik terhadap Perilaku Responden... 32

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup…... 38

Lampiran 5 Informed Consent kepada Responden Penelitian...………….. 39

Lampiran 6 Lembar Kuesioner... 40

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dari kasus yang dilaporkan selama tahun 2009, tercatat 10 provinsi

yang menunjukkan kasus terbanyak, yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa

Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Bali, Banten, Kalimantan Timur,

Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.2

Dari Kepala Dinas Kesehatan Tangsel melaporkan juga, serangan

penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Tangerang Selatan (Tangsel)

masih cukup tinggi sepanjang tahun 2010, jumlah penderita demam

berdarah dengue (DBD) mencapai 700 kasus. Dan hampir seluruh atau

enam dari tujuh kecamatan Tangerang Selatan Endemik demam berdarah

dengue (DBD). Enam kecamatan itu adalah Ciputat, Ciputat Timur,

Serpong, Serpong Utara, Pamulang, Pondok Aren.7

Dari kepala Puskesmas Pisangan yang merupakan Puskesmas

tempat penelitian peneliti melaporkan juga, bahwa di Kelurahan Pisangan

kasus DBD cukup tinggi dan terdapat ± 18 kasus demam berdarah (DBD)

dari bulan Februari – Juli.10

Pemutusan rantai penularan demam berdarah dengue (DBD) dapat

diupayakan dengan pemberantasan vektor. Strategi pemutusan rantai

penularan yang dilakukan di Indonesia antara lain dengan Pemberantasan

Sarang nyamuk (PSN), pengasapan (fogging) serta pemberantasan jentik

nyamuk dengan menaburkan bubuk abate di penampungan air.4

Dilihat dari kasus yang dilaporkan DBD masih menjadi masalah

kesehatan di Indonesia, salah satu kebijakan dan langkah dalam upaya

pencegahan dan penanggulangan kasus demam berdarah dengue DBD

adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam bentuk kegiatan

pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menguras, menutup,

mengubur (3M).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan meneliti tentang

faktor – faktor yang berhubungan perilaku masyarakat dalam

(12)

pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, dan mengubur

(3M) di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW.09 Tahun 2011.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, bagaimana gambaran perilaku

masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras,

menutup, dan mengubur serta faktor yang mempengaruhinya di Kelurahan

Cirendeu Kampung Pisangan RW.09 Tahun 2011 ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, mengubur (3M) di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW.09 Tahun 2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik responden (usia, pendidikan,

pekerjaan).

b. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku masyarakat

dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras,

menutup, mengubur (3M).

c. Mengetahui hubungan usia dengan perilaku masyarakat dalam

kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras,

menutup, mengubur (3M)

d. Mengatahui hubungan pendidikan dengan perilaku masyarakat

dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras,

menutup, mengubur (3M)

e. Mengatahui hubungan pekerjaan dengan perilaku masyarakat

dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras,

menutup, mengubur (3M)

f. Mengetahui hubungan perilaku kader jumantik dengan perilaku

masyarakat dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk

(13)

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat bagi peneliti

Mengetahui secara lebih jelas mengenai gambaran perilaku

masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras,

menutup, dan mengubur (3M) serta faktor yang mempengaruhinya di

Kelurahan Cirendeu RW.09 Tahun 2011.

1.4.2. Manfaat bagi Perguruan Tinggi

a. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan

fungsi atau tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang

menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian

masyarakat.

b. Sebagai masukan bagi Kelurahan Cirendeu untuk meningkatkan

lagi kegiatan menguras, menutup, dan mengubur (3M).

1.4.3. Manfaat bagi Masyarakat

a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya

kegiatan menguras, menutup, dan mengubur (3M) dalam

mencegah penyakit demam berdarah dengue

(14)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Demam Bedarah Dngue (DBD)

2.1.1 Pengertian

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah Penyakit infeksi

yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis ,

demam,nyeri otot, dan atau nyeri sendi yang disertai lekopenia,

ruam, limfa demopati, trombositopenia dan datesis hemoregic.1

2.1.2 Etiologi

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit

menular berbahaya yang disebabkan oleh virus , menyebabkan

gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah

sehingga mengakibatkan perdarahan, dapat menimbulkan kematian ,

penyebab penyakit adalah virus yang menggangu pembuluh darah

kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan

perdarahan- perdarahan.1

2.1.3 Tanda dan gejala

2.1.3.1 Klinis

a. Demam tinggi dengan mendadak selama 2-7 hari,

tampak lemah dan lesu

b. Sering kali ulu hati terasa nyeri, karena terjadi

perdarahan di lambung

c. Manifestasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji

bendung positif dan bentuk lain. (petekie, purpura,

ekimosis, perdarahan gusi

d. Tampak bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas

gigitan nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh darah

kapiler di kulit

e. Kadang-kadang perdarahan di hidung ( mimisan).

f. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah

g. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah

(15)

h. Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpura

i. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan

di lumbung

j. Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai

tekanan nadi menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang),

tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun

sampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba

dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan

kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar

mulut.

2.1.3.2 Laboratorium

Trombositopenia dan hemokonsentrasi adalah

temuan tetap dengue hemorrhagic fever DHF. Penurunan

pada jumlah trombosit sampai bawah 100.000 per mm3

biasanya ditemukan antara hari ketiga dan kedelapan,

sering sebelum atau bersamaan dengan perubahan

hematokrit. Peningkatan kadar hematokrit, yang

menunjukan rembesan plasma, selalu terjadi, bahkan pada

kasus non syok. Hemokonsentrasi dengan peningkatan

hematokrit 20% atau lebih dianggap menjadi bukti definitif

adanya peningkatan permeabilitas vaskular dan rembesan

plasma.2

2.1.3.3 Indikator Fase Syok

a. Hari sakit ke 4 – 5

b. Suhunya menurun

c. Nadinya cepat tanpa demam.

d. Tekanan nadi turun atau hipotensi

e. Leukopenia kurang dari 5000/mm3

2.1.3.4 Derajat

a. Dengan uji bendung positif

b. Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau

(16)

c. Ditemukan kegagalan sikulasi, yaitu nadi menurun

(kurang dari 20mmHg) atau hipotensi disertai kulit

yang dingin, lembab, dan pasien menjadi gelisah

d. Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan

darah tidak dapat diukur.

2.1.3.5 Vektor

Vektor utama dengue adalah nyamuk Aedes

Aegepti disamping pula Aedes albotikus. Vektor ini

bersarang di bejana-bejana yang berisi air jernih dan tawar

seperti bak mandi, drum penampungan air, kaleng bekas

dan lain-lainnya. Adanya vektor tersebut berhubungan erat

dengan beberapa faktor, antara lain : sanitasi lingkungan

yang kurang baik dan penyediaan air bersih yang langka.

Daerah yang terjangkit dengue hemorrhagic fever

DHF adalah wilayah yang jarak rumahnya berdekatan yang

memungkinkan penularan karena jarak terbang Aedes

aegepti 40-100 meter, Aedes aegypti betina mempunyai

kebiasaan menggigit berulang (multiple beters), yaitu

menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu

singkat.3

Kasus dengue hemorrhagic fever DHF cenderung

meningkat pada musim hujan, kemungkinan disebabkan

perubahan musim mempengaruhi frekuensi gigitan nyamuk

karena pengaruh hujan, puncak jumlah gigitan terjadi pada

siang dan sore hari, perubahan musim mempengaruhi

manusia sendiri dalam sikapnya terhadap gigitan nyamuk

misalnya lebih banyak berdiam dirumah selama musim

hujan.3

2.1.3.6 Cara Penularan DBD

Demam berdarah dengue (DBD) ditularkan oleh

nyamuk Aedes aegypti betina. Ada berbagai macam jenis

(17)

adalah nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini mendapatkan

virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang

yang sakit DBD atau orang yang tidak sakit DBD tetapi

dalam darahnya terdapat virus dengue.4

Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak

dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, termasuk kelenjar

liurnya. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah

orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama liur

nyamuk. Bila orang yang ditularkan itu tidak memiliki

kekebalan (umumnya anak-anak) maka virus itu akan

menyerang sel pembeku darah dan merusak dinding

pembuluh darah kecil (kapiler), akibatnya terjadi

pendarahan dan kekurangan cairan yang ada dalam

pembuluh darah orang tersebut. Bila orang yang ditulari

mempunyai zat anti kekebalan yang cukup maka virus

tersebut dibuat tidak berdaya sehingga orang tersebut tidak

sakit. Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan

sendirinya dalam waktu lebih kurang satu minggu.4

2.1.3.7 Tanda – tanda Penyakit DBD

a. Mendadak panas tinggi selama 2 sampai 7 hari

b. Tampak bintik-bintik merah pada kulit

c. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan)

d. Mungkin terjadi muntah atau berak darah

e. Sering terjadi nyeri di ulu hati

2.1.3.8 Ciri – ciri Nyamuk Penyebab DBD

Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik

putih, hidup di dalam dan di luar rumah, menggigit atau

menghisap darah pada siang hari, bersarang dan bertelur di

genangan air jernih di dalam dan di sekitar rumah bukan di

got atau comberan. Di dalam rumah : bak mandi, tempayan,

(18)

tangki penampungan, kaleng bekas, ban bekas, botol pecah,

potongan bambu, tempurung kelapa, dan lain-lain.3

2.2 Konsep Pemberantasan Vektor DBD

2.2.1 Pemberantasan Nyamuk Dewasa

Pemberantasan nyamuk dewasa dilakukan dengan cara

penyemprotan dengan insektisida. Mengingat kebiasaan nyamuk

senang hinggap pada benda-benda bergantungan, maka

penyemprotan tidak dilakukan di dinding rumah seperti pada

pemberantasan nyamuk menular malaria.3

Alat yang digunakan adalah mesin fog (pengasapan) dan

penyemprotan dengan cara pengasapan tidak mempunyai efek

residu. Untuk membasmi penularan virus dengue penyemprotan

dilakukan dua siklus dengan interval 1 minggu. Pada penyemprotan

siklus pertama, semua nyamuk yang mengandung virus dengue dan

nyamuk-nyamuk lainnya akan mati. Tetapi akan segara muncul

nyamuk-nyamuk baru yang diantaranya akan menghisap darah pada

penderita viremia (pasien yang positif terinfaksi DBD) yang masih

ada yang dapat menimbulkan terjadinya penularan kembali. Oleh

karena itu perlu dilakukan penyemprotan yang pertama agar nymuk

baru yang infektif tersebut akan terbasmi sebelum sempat

menularkan pada orang lain. Tindakan penyemprotan dapat

membasmi penularan, akan tetapi tindakan ini harus diikuti dengan

pemberantasan terhadap jentiknya agar populasi nyamuk penular

dapat tetap ditekan serendah-rendahnya.3

2.2.2 Pemberantasa Jentik

a. Fisik

Pemberantasan dengan cara ini dikenal sebagai kegiatan 3

M yaitu menguras dan menyikat bak mandi, bak WC, menutup

tempat penampungan air, mengubur, menyingkirkan atau

memusnahkan barang-barang bekas. Pengurasan tempat-tempat

(19)

sekurang-kurangnya satu minggu sekali agar nyamuk tidak dapat

berkembang biak di tempat itu. Pada saat ini telah dikenal pula

dengan istilah 3M PLUS yaitu, kegiatan 3M yang diperluas.4

Bila PSN-DBD dilaksanakan oleh seluruh masyarakat,

maka populasi nyamuk Aedes aegypti dapat ditekan

serendah-rendahnya, sehingga DBD tidak menular lagi. Untuk itu upaya

penyuluhan dan motivasi kapada masyarakat harus dilakukan

secara terus-menerus dan berkesinambungan, oleh karena

keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku

masyarakat.4

b. Kimia

Pemberantasan jentik Aedes aegypti dengan mengunakan

insektisida pembasmi jentik yang dikenal dengan istilah

larvasidasi.4

c. Biologi

Pemberantasan cara ini menggunakan ikan pemakan jentik

(ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang). Dapat juga

menggunakan Bacillus thuringiensis var Israeliensis (Bti).4

2.3. Kegiatan Pemberantasan Jentik Berkala (PJJB)

PJB adalah pemeriksaan tempat penampungan air dan tempat

perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti. Untuk mengetahui adanya

jentik nyamuk, yang dilakukan di rumah dan tempat umum secara teratur

sekurangkurangnya tiap 3 bulan untuk mengetahui keadaan populasi jentik

nyamuk penular penyakit DBD. Cara memeriksa jentik adalah:

1. Periksalah bak mandi/WC, tempayan drum dan tempat-tempat

penampungan air lainnya.

2. Jika tidak tampak, tunggu ± 0,5 – 1 menit, jika ada jentik, ia akan muncul kepermukaan air untuk bernapas.

3. Ditempat yang gelap gunakan senter/baterei.

4. periksa juga vas bunga, tempat minum burung, kaleng-kaleng/

(20)

Jentik-jentik yang ditemukan di tempat-tempat penampungan air

yang tidak beralaskan tanah (bak mandi, WC, drum, tempayan, dan

sampahsampah/barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan)

dapat dipastikan bahwa jentik tersebut adalah aedes aegypti penular

penyakit DBD.4

Jentik-jentik yang terdapat di got/comberan/selokan bukan jentik

nyamuk Aedes Aegypt. Adapun cara pelaksanaan PJB antara lain :

 Dilakukan dengan mengunjungi rumah dan tempat-tempat

umum untuk memeriksa TPA, non-TPA dan tempat

penampungan air alamiah, di dalam dan diluar

rumah/bangunan serta memberikan penyuluhan tentang

PSN DBD kepada keluarga/masyarakat.

 Jika ditemukan jentik, anggota keluarga atau pengelola

tempat-tempat umum diminta untuk ikut

melihat/menyaksikan, kemudian lanjutkan dengan PSN

DBD ( ’3M’ atau ’3M plus’ ).

 Memberikan penjelasan dan anjuran PSN DBD kepada

keluiarga dan pengelola/petugas kebersihan tempat-tempat

umum.

 Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik

Rumah/Bangunan yang ditinggalkan di rumah/bangunan

dan pada Formulir JPJ-I untuk pelaporan ke puskesmas dan

yang terkait lainnya. Dalam program pemberantasan

penyakit DBD, survai jentik yang biasa digunakan adalah

cara visual yaitu dilakukan dengan melihat ada atau

tidaknya jentik di setiap tempat genangan air tanpa

mengambil jentiknya. Ukuran yang dipakai untuk

mengetahui kepadatan jentik aedes aegypti ialah :

1. House Indek (H.I) :

Jumlah rumah/bangunan yang ditemukan jentik

(21)

2. Container Indek (C.I) :

Jumlah Container dengan jentik

Jumlah Container yang diperiksa

Container adalah tempat atau berjana yang dapat menjadi tempat

berkembang biaknya nyamuk Ae. Aegypti.

3. Breteau Indek (C.I) :

Jumlah container dengan jentik dalam 100 rumah/bangunan.

4. Pemantauan hasil pelaksanaan PJB dilakukan secara teratur sekurang

kurangnya tiap 3 bulan dengan menggunakan indikator ABJ yaitu

presentasi rumah/TTU yang tidak ditemukan jentik.

Jumlah rumah/bangunan tidak ditemukan jentik

Jumlah rumah diperiksa

Hasil pelaksanaan PJB di RW/dusun dipantau oleh lurah/Kepala

Desa secara teratur dengan melakukan pemeriksaan jentik pada kurang

lebih 30 rumah yang dipilih secara acak di setiap RW/Dusun.4

2.4. Kader Juru Pemantau Jentik DBD (Jumantik)

2.4.1. Pengertian

Kader juru pemantau jentik (jumantik) adalah kelompok

kerja kegiatan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue di

tingkat Desa dalam wadah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa.4

2.4.2. Tujuan

Menggerakkan peran serta masyarakat dalam usaha

pemberantasan penyakit DBD, terutama dalam pemberantasan jentik

nyamuk penularnya sehingga penularan penyakit demam berdarah

dengue di tingkat desa, dapat dicegah atau dibatasi.4 X 100 %

(22)

Menurut Depkes RI (2005) peran kader kesehatan dalam

menanggulangi DBD adalah:

a. Sebagai anggota PJB di rumah-rumah dan tempat umum.

b. Memberikan penyuluhan kepada keluarga dan masyarakat.

c. Mencatat dan melaporkan hasil PJB Kepala Dusun atau

Puskesmas secara rutin minimal setiap minggu dan bulanan.

d. Mencatat dan melaporkan kasus kejadian DBD kepada

RW/Kepala Dusun atau Puskesmas.

e. Melakukan PSN dan pemberantasan DBD secara sederhana

seperti pemberian bubuk abate dan ikan pemakan jentik.

2.4.3. Susunan Organisasi Kader Jumantik

 Kader jumantik merupakan kelompok kerja kegiatan

pemberantasan demam berdarah dengue.Kepala desa selaku ketua

umum.

 Susunan organisasi kader jumantik disesuiakan dengan kondisi dan situasi serta kebutuhan setempat.

 Berdasarkan ketentuan yang ada, bahwa didalam organisasi

LKMD dapat dibentuk Pokja yang hanya melaksanakan jenis

kegiatan dari seksi yang sesuai dengan bidang, tugas dan

fungsinya.

2.4.4. Uraian Tugas dan Fungsi Kader Jumantik DBD

 Mengkoordinir kegiatan-kegiatan jumantik.

 Memimpin dan menyelenggarakan pertemuan.

 Menetapkan jadwal waktu pertemuan berkala.

 Menetapkan langkah-langkah pemecahan masalah.

 Melaporkan hasil kegiatan.

 Menyiapkan penyelenggaraan pertemuan (undangan, tempat

pertemuan).

 Menyiapkan laporan berkala kegiatan Pokja kepada ketua LKMD.

 Menyiapkan bahan pertemuan misalnya data-data hasil PJB.

(23)

 Memberiakan penyuluhan dan memberikan bimbingan teknis penyuluhan kepada para penyuluh.

 Mencatat kegiatan-kegiatan penyuluhan dan lain-lain.

 Melaksanakan pemeriksaan jentik di 30 rumah secara acak di tiap RW sekurang - kurangnya tiap 3 bulan dan menyampaikan

hasilnya kepada ketua LKMD.

 Membantu pelatihan kader pemeriksa jentik.

 Merencanakan kegiatan masyarakat secara bersama-sama untuk

melaksanakan PSN.

 Menyiapkan masyarakat dalam pelaksanaaan penanggulangan

penyakit DBD.

2.5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat

2.5.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran dan penglihatan. Dengan pengetahuan seseorang akan

timbul kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku

sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya itu. Hasil atau

perubahan perilaku dengan cara ini memakan waktu lama, tetapi

perubahan yang dicapai akan lebih baik karena didasari oleh

kesadaran mereka sendiri (bukan karena paksaan).5

2.5.2 Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan

lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta

lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan

(24)

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan

verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua

sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup 5 :

 Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan

sehingga menambah pengetahuannya.

 Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang

sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun

mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan

dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa

kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan

pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ

seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan

bertambahnya usia.5

2.5.3 Pendidikan

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pada penelitian ini

macam pendidikan terakhir terdiri dari SD, SMP, SMA, dan

Perguruan Tinggi.9

2.5.4 Pekerjaan

Pekerjaan adalah seseuatu yang dilakukan untuk

mendapatkan nafkah. Pada penelitian ini macam pekerjaan terdiri

dari Ibu Rumah Tangga, Pegawai Negri Sipil (PNS), Pegawai

Swasta, Buruh.9

2.5.5 Keaktifan Kader Jumantik

Ditengah-tengah masyarakat petugas kesehatan adalah

menjadi tokoh panutan di bidang kesehatan. Untuk itu maka petugas

kesehatan harus mempunyai sikap dan perilaku yang positif sesuai

dengan nilai-nilai kesehatan. Perilaku petugas kesehatan merupakan

pendorong perilaku kepada masyarakat agar mencapai peningkatan

(25)

2.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini akan menggunakan variable

independen dan dependen. Kerangka kerja digambarkan sebagai berikut :

2.7. Defenisi Operasional

Tabel 2.1. Variabel Independen

No Variable Independen Defenisi

Operasional

Kuesioner Baik (nilainya > 60 %)

Perilaku masyarakat dalam

pemberantasan sarang

Pendidikan Pekerjaan

(26)

adalah proses

4. Pekerjaan Pekerjaan adalah

seseuatu yang

Keaktifan Kader Jumantik Pandangan responden

Tabel 2.2 Variabel Dependen

Variabel

Kuesioner Baik (nilainya > 80 %) Kurang (nilainya < 80 %)

Ordinal

Tabel 2.3. Skoring Pertanyaan Pengetahuan

No Jenis Pengetahuan yang 1 Penyebab Penyakit Demam

Berdarah

3 Nama Spesies Nyamuk Penyebab Demam Berdarah

B a, c, d Jawab b Jawab a, c,

d

Guttman22

4 Istilah Pemberantasan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti

B a, c, d Jawab b Jawab a, c,

d

Guttman22

5 Tempat Nyamuk Demam

Berdarah Berkembang Biak

7 Frekuensi Menguras Tempat Penampungan Air

A b, c, d Jawab a Jawab b,

c, d

(27)

8 Lama Waktu Perkembangan

9 Tempat Perindukan Nyamuk Demam Berdarah

a, b, c, d, e, f

- Jawab > 1 Jawab 1 Guttman22

Tabel 2.4. Skoring Pertanyaan Perilaku Kader Jumantik

No Jenis Pernyataan Sikap Skor = 4 Skor = 3 Skor = 2 Skor = 1 Skala Pengukuran 1 Frekuensi Upaya

Promosi Kader Jumantik Mengenai 3M ke Rumah

A B C D Likert22

Tabel 2.5. Skoring Pertanyaan Perilaku Responden Mengenai Kegiatan

3M

No Jenis Pernyataan Sikap Skor = 4 Skor = 3 Skor = 2 Skor = 1 Skala Pengukuran 1 Tempat Penampungan

Air di Rumah

4 Mengubur Barang Bekas/ Sampah

A B C D Likert22

(28)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Desain Peneltian

Penelitian ini dilakukan secara deskriptif - analitik dengan metode

pengumpulan data secara cross sectional untuk mengetahui perilaku

masyarakat dalam pemberantasa sarang nyamuk dengan menguras,

menutup, dan mengubur (3M) serta faktor yang mempengaruhinya di

Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW. 09 Tahun 2011.

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Cirendeu Kampung

Pisangan RW 09, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Pengumpulan data

dilaksanakan pada bulan November tahun 2011.

3.3Populasi san Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek

yang diteliti.5 Dalam penelitian ini, populasi target, yaitu seluruh

masyarakat Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW. 09.

3.3.2 Sampel

3.3.2.1Besar Sampel

Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini

digunakan rumus sebagai berikut:

1.

( Zα √ + Zβ √ ) 2

( P1-P2 )2

Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis 1 arah sehingga

Zα = 1,960

Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, maka Zβ = 0,84

P1-P2 = peneliti menetapkan nilai P1-P2 sebesar 0,2 P2 = 0,3

N1 = N2 =

(29)

Dengan demikian,

Dengan memasukkan nilai-nilai di atas pada rumus, diperoleh :

( Zα √ + Zβ √ 2

N1=N2 = 92,16. Dibulatkan menjadi 92.

Untuk menjaga kemungkinan adanya drop out (DO), maka jumlah subjek ditambah sebanyak 10%. Jadi jumlah subjek adalah 92+ 9,2= 101,2. Dibulatkan menjadi 101 sampel.

3.3.3.2.Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sambil yang dipakai adalah cluster random sampling.

3.3.3 Kriteria Sampel 3.3.3.1Kriteria Inklusi

Ibu Rumah Tungga yang berusia 20 – 40 tahun yang bersedia menjadi sampel peneletian.

3.3.3.2Kriteria Eksklusi

 Ibu Rumah Tungga yang tidak sesuai dengan kategori usia

 Ibu Rumah Tangga yang tidak bersedia menjadi sampel.

N1 = N2 =

(30)

3.4Cara Kerja Penelitian

Penelitian langsung dilakukan di Kelurahan Cirendeu dan peneliti

langsung turun ke lapangan dengan memberikan kuisioner.

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang diambil merupakan data primer, yaitu data

diambil langsung dari responden.

3.4.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan

dengan pemberian kuisioner langsung.

3.4.3 Alat Pengumpulan Data

Sebagai alat pengumpulan data yang digunakan adalah

kuisioner.

3.4.4 Izin Penelitian

Subjek yang dimasukan dalam penelitian ini, adalah mereka

yang telah menyetujui untuk diikutsertakan dalam peneliitian serta

diberikan izin oleh kepala RW.09 secara tertulis untuk

(31)

3.4.5 Alur penelitian

3.5Manajemen Data

3.5.1 Data yang diperoleh, yaitu dari :

Data primer, yaitu data yang didapatkan dengan

menggunakan kuisioner yang dijawab oleh responden, yaitu ibu – ibu di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW.09. Sebelum

pengisian kuisioner, peneliti memberikan petunjuk dalam

pengisian kuisioner serta mengadakan pengawasan dan penjelasan

kembali bila responden mengalami kesulitan dan hal – hal yang kurang jelas. Kemudian

Izin kepala RW.09 Kelurahan Cirendeu

Pendataan dan seleksi calon sampel dengan teknik cluster random sampling

Pengolahan data hasil kuisioner dengan SPSS Sesuai dengan kriteria inklusi subjek penelitian

Persetujuan kepada subjek penelitian

(32)

3.5.2 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian akan

diolah dengan menggunakan program komputer meliputi variabel

independen, yaitu: pengetahuan, usia, pendidikan, pekerjaan, dan

keaktifan kader jumantik, sedangkan variabel dependennya adalah

perilaku masyarakat.

Data diolah dengan alat bantu perangkat komputer software

SPSS for windows versi 17.0. Tahapan pengolahan data yang akan

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Coding

Coding merupakan kegiatan mengklasifikasikan data dan

memberikan kode untuk masing-masing pertanyaan, kode yang

diberikan akan menjadi panduan untuk menentukan skor yang

didapat responden.

2. Editing

Kegiatan yang dilakukan untuk menyunting data sebelum

data dimasukan, agar data yang salah atau meragukan dapat

diklarifikasi lagi kembali kepada responden.

3. Entry data

Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan sudah

dilakukan pengkodingan, langkah selanjutnya adalah

memproses data agar dianalisis. Pemprosesan data dilakukan

dengan meng-entry data dari kuesioner ke dalam komputer

dengan menggunakan program komputer sesuai dengan kode

yang telah ditetapkan.

4. Cleaning data

Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry

apakah ada kesalahan atau tidak. Tahapan cleaning data terdiri

dari :

a. Mengetahui missing data.

b. Mengetahui variasi data.

(33)

3.5.3 Analisis data

3.5.3.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel

dari hasil penelitian ini berupa distribusi dan persentase

pada setiap variabel independen yaitu meliputi faktor

pengetahuan, usian, pendidikan, pekerjaan, dan keaktifan

kader, sedangkan variabel dependennya adalah perilaku

masyarakat.

3.5.3.2 Analisis Bivariat

Digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel yaitu variabel independent dan dependen, adapun

yang dipakai adalah uji Chi-Square. Hasil perhitungan

statistic dapat menunjukkan ada tidaknya hubungan yang

signifikan antara kedua variabel diatas, yaitu dapat melihat

nilai P. Bila dari hasil perhitungan statistic di peroleh nilai

P < 0.05 maka hasil perhitungan bermakna, yang berarti

terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

independent dan variabel dependen. Sebaliknya bila dari

perhitungan statistic nilai P > 0.05 maka hasil perhitungan

statistic tidak bermakna atau tidak ada hubungan yang

signifikan antara kedua variabel tersebut. Adapaun

perhitungan statistik tersebut dengan menggunakan

(34)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang akan dijabarkan berikut adalah data yang berasal

dari 102 responden ibu – ibu di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW. 09

tahun 2011. Pada bab ini akan dijabarkan hasil univariat dan bivariat variabel

independen dan dependen yang tercantum dalam kerangka konsep.

4.1 Faktor Predisposisi

a. Pengetahuan Responden

Tabel 4.1. Distribusi Pengetahuan Responden

Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

berpengetahuan baik (57,8 %).

b. Usia Responden

Tabel 4.2. Distribusi Usia Responden

Dari tabel 4.2. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada

pada kategori usia 31 – 40 tahun (47,1 %).

Kategori Pengetahuam Jumlah Persentase (%)

Baik

Kategori Usia Jumlah Persentase (%)

(35)

c. Pendidikan Responden

Tabel 4.3. Distribusi Pendidikan Responden

Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

berpendidikan Sekolah Menengah Atas (49 %).

d. Pekerjaan Responden

Tabel 4.4. Distribusi Pekerjaan Responden

Dari tabel 4.4. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah

Ibu Rumah Tangga (83,3 %)

4.2. Faktor Pendorong (Perilaku Kader Jumantik)

Tabel 4.5. Distribusi Perilaku Kader Jumantik

Dati tabel 4.5. dapat dilihat bahwa sebagian besar kader jumantik

berperilaku kurang (64,7)

4.3. Perilaku Masyarakat

Tabel 4.6. Distribusi Perilaku Responden

Dari tabel 4.6. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

berperilaku kurang (70,6 %).

Kategori Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD

Kategori Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Ibu Bekerja

Jumlah Persentase (%)

Baik

Perilaku Masyarakat Jumlah Persentase (%)

(36)

4.4. Pengetahuan terhadap Perilaku Responden

Tabel 4.7. Distribusi Pengetahuan terhadap Perilaku Responden

Perilaku Responden

Tabel 4.7. memperlihatkan bahwa dari 102 responden keseluruhan,

responden dengan pengetahuan baik sebagian besar berperilaku kurang

sebanyak 41 responden (69,5 %), kemudian responden dengan

pengetahuan kurang sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 31

responden (72,1 %).

pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

penglihatan. Dengan pengetahuan seseorang akan timbul kesadaran dan

akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan

yang dimilikinya itu. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini

memakan waktu lama, tetapi perubahan yang dicapai akan lebih baik

karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri (bukan karena paksaan).

Menurut teori diatas apabila dikaitkan dengan hasil penelitian ini,

seharusnya responden dengan perilaku kurang memiliki pengetahuan yang

kurang tetapi pada kenyataannya responden berpengetahuan baik. Banyak

faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan, menurut teori Lawrence

Green ada 3 faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan antara lain :

a. Faktor – faktor predisposisi (predisposing facktor), yang terwujud dalam pengetauan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai, dan sebagainya.

b. Faktor – faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana kesehatan.

(37)

lain, yang merupakan kelompok rerferensi dari perilaku

masyarakat.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,948, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

perilaku responden karena nilai p > α (0,05).

4.5. Usia terhadap Perilaku Responden

Tabel 4.8. Distribusi Usia terhadap Perilaku Responden

Perilaku Responden berperilaku kurang sebanyak 30 responden (69,8 %), responden dengan

kategori 31 – 40 sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 12 responden (52,2 %), dan responden dengan kategori usia 41 – 50 sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 28 responden (84,8 %)

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial

Menurut teori diatas bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini,

seharusnya responden dengan usia madya berperilaku baik tetapi pada

kenyataannya berperilaku kurang. Perilaku tidak hanya ditentukan usia

tetapi banyak faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan menurut teori

Lawrence Green yang telah dijelaskan sebelumnya.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,103, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

(38)

4.6. Pendidikan terhadap Perilaku Responden

Tabel 4.9. Distribusi Pendidikan terhadap Perilaku Responden

Perilaku Responden

keseluruhan, responden dengan pendidikan SD sebagian besar berperilaku

kurang sebanyak 16 responden (84,2 %), responden dengan pendidikan

SMP sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 10 responden (76,9 %),

responden dengan pendidikan SMA sebagian besar berperilaku kurang

sebanyak 34 responden (68 %), dan responden dengan pendidikan PT

sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 12 responden (60 %).

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.

Menurut teori diatas bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini,

seharusnya responden dengan pendidikan tinggi berperilaku baik tetapi pada

kenyataannya berperilaku kurang. Perilaku tidak hanya ditentukan

pendidikan tetapi banyak faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan

menuut teori Lawrence Green yang telah dijelaskan sebelumnya.

Hasil uji statistik diperoleh p = 0,363, makadapat disimpulkan bahwa

tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku

responden karena nilai p > α (0,05).

4.7. Pekerjaan terhadap Perilaku Responden

Tabel 4.10. Distribusi Pekerjaan terhadap Perilaku Responden

(39)

Dari tabel 4.10. memperlihatkan bahwa dari 102 responden

keseluruhan, responden yang bekerja sebagian besar berperilaku kurang

sebanyak 13 responden (76,5 %), responden dengan pekerjaan Ibu Rumah

Tangga sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 59 (69,4 %).

Pekerjaan adalah seseuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah.

Dari peneitian ini menunjukkan baik responden Ibu yang Bekerja

maupun Ibu Rumah Tangga berperilaku kurang. Ibu Rumah Tangga

memiliki waktu cukup banyak dibandingkan Ibu yang Bekerja sehingga

memungkinkan perilakunya baik dalam kegiatan 3M, tetapi pada hasil

penelitian ini perilakunya kurang.

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,771, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan

dengan perilaku responden karena nilai p > α (0,05).

4.8. Perilaku Kader Jumantik terhadap Perilaku Responden

Tabel 4.11. Distribusi Perilaku Responden terhadap Pengetahuan

Perilaku Responden

keseluruhan, responden dengan perilaku kader jumantik baik sebagian besar

berperilaku baik sebanyak 21 responden (58,3 %), kemudian responden

dengan kader jumantik kurang sebagian berperilaku kurang sebanyak 57

responden (86,4 %)..

Petugas kesehatan adalah menjadi tokoh panutan di bidang kesehatan.

Untuk itu maka petugas kesehatan harus mempunyai sikap dan perilaku

yang positif sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Perilaku petugas kesehatan

merupakan pendorong perilaku kepada masyarakat agar mencapai

(40)

Hasil penelitian ini menunjukkan sesuai dengan teori diatas, dilihat

dari kader jumantik yang berperilaku baik berbanding lurus dengan

respoden yang berperilaku baik juga, demikian juga sebaliknya.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000, maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku kader jumantik dengan

(41)

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Setelah melihat beberapa gambaran yang ada pada responden ibu – ibu di Kelurahan Cirendeu RW. 09, ada beberapa simmpulan yang

dapat diambil dan menjawab darinbtujuan penelitian, antara lain :

1. Pengetahuan responden mengenai kegiatan menguras,

menutup, dan mengubur (3M) berada dalam kategori baik

(57,8%)

2. Usia responden terbanyak berada pada kategori 31 – 40 tahun (47,1 %)

3. Pendidikan responden terbanyak pada kategori SMA (49 %)

4. Pekerjaan responden terbanyak pada kategori Ibu Rumah

Tangga (83,7 %)

5. Perilaku kader jumantik berada pada kategori kurang (64,7 %)

6. Perilaku responden berada pada kategori kurang (70,6 %)

7. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

dengan perilaku responden dengan nilap p = 0,948.

8. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan

perilaku responden dengan nilai p = 0,103.

9. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan

perilaku responden dengan nilai p = 0,363.

10.Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan antara

pekerjaan dengan perilaku responen dengan nilai p = 0,771.

11.Ada hubungan antara perilaku kader jumantik dengan perilaku

responden dengan nilai p = 0,000.

(42)

5.2 Saran

1. Masyarakat di Kelurahan Cireneu RW. 09 harus lebih

meningkatkan lagi kegiatan menguras, menutup, dan

mengubur (3M) dalam pemberantasan sarang nyamuk dengue.

2. Kader Jumantik di Kelurahan Cirendeu RW. 09 harus lebih

aktif dan rutin dalam melakukan upaya promosi kesehatan

khususnya yang terkait dengan kegiatan menguras, menutup,

dan mengubur (3M) dalam pemberantasan sarang nyamuk

demam berdarah dengue.

3. Masyarakat dan kader jumantik harus lebih meningkatkan lagi

kerja sama mengenai kegiatan menguras, menutup, dan

mengubur (3M) dalam pemberantasan sarang nyamuk demam

berdarah dengue.

4. Untuk penelitian selanjutnya, menyarankan agar melakukan

survey lapangan terlebih dahulu dan dan pada saat

pengambilan data, responden dijelaskan secara detail untuk

(43)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo. A.W. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (edisi 3). Jilid 1.

Jakarta : FKUI

2. WHO. (1999). Demam berdarah dengue diagnosis, pengobatan,

pencegahan dan pengendalian. (edisi 2). Jakarta : EGC

3. Depkes RI, ditjen PPM & PL. (2004). Pemberantasan Sarang Nyamuk

DBD (PSN DBD) oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Jakarta : Depkes

4. Depkes RI, ditjen PP & PL. (2005). Pencegahan dan Pemberantasan DBD

di Indonesia. Jakarta : Depkes

5. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta

6. (http//:www.depkes.go.id)

7.

http://www.kabar6.com/tangerang-raya/tangerang-selatan/192-angka-demam-berdarah-di-tangsel-masih-tinggi.html. Diakses September 2011

8. http://www.penyakitmenular.info/def_menu.asp?menuID=18&menuType

=1&SubID=2&DetId=338. Diakses September 2011.

9. KBBI. Ed. 4. Depdiknas. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2008.

10. Puskesmas Pisangan

11.Budiarto, Eko. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar.

Jakarta: EGC. 2003.

12. Tjokronegoro A., dan Sudarsono S. (ed). Metodologi Penelitian

(44)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muwawi Siregar

Tempat Tanggal Lahir : Pasar Binanga, 03 maret 1990

Alamat : Jl. Perniagaan No. 42 Desa Pasar Binanga,

Kecamatan Padang lawas, Kota Sibuhuan. Medan.

Email : siregarmuwawi@yahoo.com

No Telpon : 081396669851

: 085693960948

Riwayat Pendidikan :

 SDN 1 Pasar Binanga (1996 – 2002)

 Madrasah Tsanawiyah Darul Arafah Medan (2003 – 2005)

 Madrasah Aliyah Darul Arafah Medan (2005 – 2008)

 FKIK Prodi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008 –

(45)

LEMBAR KUISIONER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

SURAT PERSETUJUAN

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian tersebut dibawah ini yang berjudul :

PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG

NYAMUK DENGAN MENGURAS, MENUTUP, MENGUBUR (3M)

SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KELURAHAN

CIRENDEU

Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian diatas dengan catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apa pun, berhak membatalkan persetujuan ii serta berhak mengundurkan diri.

Jakarta,...2011

Mengetahui Yang menyetujui

Peneliti Peserta

(46)

LEMBAR KUESIONER

I. Petunjuk pengisian

a. Isilah kuesioner ini dengan lengkap dan benar dengan memberikan tanda

ceklist (√) pada jawaban yang telah tersedia

b. Bila terdapat jawaban yang salah dan ingin diperbaiki gunakan tanda

silang (X) pada tanda ceklist dan rubah jawaban ke jawaban yang menurut

anda lebih benar dengantanda ceklist yang baru : contoh (√) dirubah

menjadi (X)

c. Kuesioner ini tidak perlu ditulis nama pengisi

d. Pertanyaan harus diisi saat ini juga, dan jika terdapat kesulitan dalam

menjawab pertanyaan, dapat ditanyakan langsung kepada peneliti.

II. Kuesioner Data Demografi

1. Nama responden(inisial) :

2. Alamat :

3. Umur responden saat ini :

( ) 20 - 30 tahun : ... ( ) 41 – 50 tahun...

( ) 31 – 40 tahun :...

4. Pendidikan terakhir responden :

( ) SD ( ) Perguruan Tinggi

( ) SMP

( ) SMU

5. Pekerjaan responden :

( ) Pegawai Negeri... ( ) Ibu rumah tangga

(47)

PENGETAHUAN

1. Penyebab penyakit demam berdarah adalah ?

a) bakteri b) virus

c) protozoa

d) tidak tahu

2. Penyebab penyakit demam berdarah ditularkan dari satu penderita ke penderita lain dibawa oleh ?

a) Nyamuk

b) Cacing

c) Lalat d) Tidak tahu

3. Apa nyamuk yang dapat membawa bibit penyakit demam berdarah ?

a) Chulex sp b) Aedes Aegypty c) anopeles d) tidak tahu

4. Istilah pemberantasan jentik nyamuk aedes aegypti dikenal dengan a) Pemeriksaan jentik berkala (PJB)

b) Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue c) Kerja bakti lingkungan

d) Pembersihan sarang nyamuk demam berdarah dengue

5. Dimanakah tempat berkembangbiaknya nyamuk pembawa penyakit

demam berdarah ? a) Air got b) Air sungai

c) Air bersih tergenang d) Tidak tahu

6. Apakah yang dimaksud dengan slogan 3M dalam program pencegahan

demam berdarah dengue ?

a) Mengawasi, mencegah, mengubur

b) Menguras, membersihkan, mandi

(48)

7. Berapa kali kita harus menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, drum bekas yang berisi air ?

a) Paling sedikit seminggu satu sekali b) Paling sedikit seminggu dua kali c) Paling sedikit satu bulan sekali d) Tidak tahu

8. Berapa lama waktu yang dibutuhkan nyamuk pembawa bibit penyakit

demam berdarah untuk berkembang dari telur hingga nyamuk? a) 5 – 6 hari

b) 7 – 8 hari c) 9 – 10 hari d) 11 – 12 hari

9. Mana saja di bawah ini yang merupakan contoh perindukan nyamuk

pembawa bibit penyakit demam berdarah? (jawaban boleh sebanyak-banyaknya yang menurut Ibu benar)

a) Bak mandi

b) Ember yang berisi air

c) Tempayan

d) Alas pot

e) Wadah dispenser

f) Drum

PERILAKU KADER JUMANTIK

1. Berapa kali kader jumantik datang ke rumah Ibu untuk menjelaskan kegiatan 3M dirumah?

a) 1-2 bulan sekali b) 3-6 bulan sekali a) 6 bulan-Setahun sekali

(49)

PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK dengan

MENGURAS, MENUTUP, dan MENGUBUR (3M)

1. Apa saja tempat penampungan air yang terdapat di rumah anda

a) Bak mandi

b) Drum

c) Tempayan

d) Lain – lain, sebutkan....

2. Apakah tempat-tempat tersebut di atas selalu dalam keadaan tertutup (kecuali bak mandi)?

a) Ya

b) Tidak

3. Apakah anda menguras dan membersihkan tempat atau wadah yang

berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk

a) Seminggu 1 kali

b) Dua minggu 1 kali

c) Sebulan 1 kali

d) Tidak pernah

4. Apakah anda mengubur barang – barang bekas / sampah

a) Seminggu 1 kali

(50)

DATA MENTAH ANALISIS DATA UNIVARIAT dan BIVARIAT

Frequencies

Statistics

Distribusi

Pengetahuan Distribusi Usia

Distribusi

Pendidikan

Distribusi

Pekerjaan

Distribusi

Perilaku_Kader_

Jumantik

Distribusi

Perilaku_Masyar

akat

N Valid 102 102 102 102 102 102

Missing 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Distribusi Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 59 57.8 57.8 57.8

Kurang 43 42.2 42.2 100.0

Total 102 100.0 100.0

Distribusi Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20 - 30 26 25.5 25.5 25.5

31 - 40 48 47.1 47.1 72.5

41 - 50 28 27.5 27.5 100.0

(51)

Distribusi Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 19 18.6 18.6 18.6

SMP 13 12.7 12.7 31.4

SMU 50 49.0 49.0 80.4

PT 20 19.6 19.6 100.0

Total 102 100.0 100.0

Distribusi Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bekerja 17 16.7 16.7 16.7

Ibu Rumah Tangaa 85 83.3 83.3 100.0

Total 102 100.0 100.0

Distribusi Perilaku_Kader_Jumantik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 36 35.3 35.3 35.3

kurang 66 64.7 64.7 100.0

(52)

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 30 29.4 29.4 29.4

kurang 72 70.6 70.6 100.0

Total 102 100.0 100.0

Crosstabs Pengetahuan terhadap Perilaku Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Distribusi Pengetahuan *

Distribusi

Perilaku_Masyarakat

102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

Distribusi Pengetahuan * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Total

Baik kurang

Distribusi Pengetahuan Baik Count 18 41 59

% within Distribusi

(53)

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 60.0% 56.9% 57.8%

% of Total 17.6% 40.2% 57.8%

Kurang Count 12 31 43

% within Distribusi

Pengetahuan 27.9% 72.1% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 40.0% 43.1% 42.2%

% of Total 11.8% 30.4% 42.2%

Total Count 30 72 102

% within Distribusi

Pengetahuan 29.4% 70.6% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 29.4% 70.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .081a 1 .776

Continuity Correctionb .004 1 .948

(54)

Fisher's Exact Test .829 .476

Linear-by-Linear Association .080 1 .777

N of Valid Casesb 102

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,65.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs Usia terhadap Perilaku Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Distribusi Usia * Distribusi

Perilaku_Masyarakat 102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

Distribusi Usia * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Total

Baik Kurang

Distribusi Usia 20 - 30 Count 5 21 26

(55)

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 16.7% 29.2% 25.5%

% of Total 4.9% 20.6% 25.5%

31 - 40 Count 19 29 48

% within Distribusi Usia 39.6% 60.4% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 63.3% 40.3% 47.1%

% of Total 18.6% 28.4% 47.1%

41 - 50 Count 6 22 28

% within Distribusi Usia 21.4% 78.6% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 20.0% 30.6% 27.5%

% of Total 5.9% 21.6% 27.5%

Total Count 30 72 102

% within Distribusi Usia 29.4% 70.6% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 29.4% 70.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 4.550a 2 .103

(56)

Linear-by-Linear Association .015 1 .903

N of Valid Cases 102

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 7,65.

Crosstabs Pendidikan terhadap Perilaku Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Distribusi Pendidikan *

Distribusi

Perilaku_Masyarakat

102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

Distribusi Pendidikan * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Total

Baik kurang

Distribusi Pendidikan SD Count 3 16 19

% within Distribusi

Pendidikan 15.8% 84.2% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 10.0% 22.2% 18.6%

% of Total 2.9% 15.7% 18.6%

(57)

% within Distribusi

Pendidikan 23.1% 76.9% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 10.0% 13.9% 12.7%

% of Total 2.9% 9.8% 12.7%

SMU Count 16 34 50

% within Distribusi

Pendidikan 32.0% 68.0% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 53.3% 47.2% 49.0%

% of Total 15.7% 33.3% 49.0%

PT Count 8 12 20

% within Distribusi

Pendidikan 40.0% 60.0% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 26.7% 16.7% 19.6%

% of Total 7.8% 11.8% 19.6%

Total Count 30 72 102

% within Distribusi

Pendidikan 29.4% 70.6% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%

(58)

Crosstab Pekerjaan terhadap Perilaku Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Distribusi Pekerjaan *

Distribusi

Perilaku_Masyarakat

102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

Distribusi Pekerjaan * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Total

baik kurang

Distribusi Pekerjaan Bekerja Count 4 13 17

% within Distribusi Pekerjaan 23.5% 76.5% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 13.3% 18.1% 16.7%

% of Total 3.9% 12.7% 16.7%

Ibu Rumah Tangaa Count 26 59 85

% within Distribusi Pekerjaan 30.6% 69.4% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 86.7% 81.9% 83.3%

% of Total 25.5% 57.8% 83.3%

(59)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .340a 1 .560

Continuity Correctionb .085 1 .771

Likelihood Ratio .352 1 .553

Fisher's Exact Test .772 .396

Linear-by-Linear Association .337 1 .562

N of Valid Casesb 102

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs Perilaku Kader Jumantik terhadap Perilaku Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

% within Distribusi Pekerjaan 29.4% 70.6% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%

(60)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Distribusi

Perilaku_Kader_Jumantik *

Distribusi

Perilaku_Masyarakat

102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

Distribusi Perilaku_Kader_Jumantik * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation

Distribusi Perilaku_Masyarakat

Total

Baik kurang

Distribusi

Perilaku_Kader_Jumantik

Baik Count 21 15 36

% within Distribusi

Perilaku_Kader_Jumantik 58.3% 41.7% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 70.0% 20.8% 35.3%

% of Total 20.6% 14.7% 35.3%

Kurang Count 9 57 66

% within Distribusi

Perilaku_Kader_Jumantik 13.6% 86.4% 100.0%

% within Distribusi

Perilaku_Masyarakat 30.0% 79.2% 64.7%

% of Total 8.8% 55.9% 64.7%

Gambar

Tabel 2.1. Variabel Independen
Tabel 2.3. Skoring Pertanyaan Pengetahuan
Tabel 2.4. Skoring Pertanyaan Perilaku Kader Jumantik
Tabel 4.1. Distribusi Pengetahuan Responden
+6

Referensi

Dokumen terkait

Album foto vintage Diana Rikasari dalam Instagram tidak merepresentasikan realitas yang sebenarnya, ia adalah sebuah simulasi yang referensinya bukan realitas melainkan dirinya

Kehadiran peserta lelang dalam proses pembuktian dokumen kualifikasi dengan tidak membawa semua dokumen asli yang diminta beserta personil tenaga ahli, maka

The findings of this research were that Project Based Learning Technique can help the students improve their writing. It can be seen from the quantitative and qualitative data.

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Mencuci Tangan Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Umum.. Hasgustra,

Functions that return nothing (unit type and Scala), such as foreach , are also actions and force execution of a Spark job that can be used to write out to other data sources or

Sugiono sebagaimana dikutip dalam Imam Machali mengartikan penelitian kuantitatif sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

Pada siklus I atau setelah dilakukan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, skor rata-rata hasil belajar siswa pada pokok

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah (1) Dihasilkan modul pembelajaran fisika dengan strategi inkuiri terbimbing pada materi fluida statis yang tervalidasi; (2)