• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN STATUS KESUBURAN TANAH PADA LAHAN KOPI ARABIKA DI KECAMATAN LUMBAN JULU KABUPATEN TOBA SAMOSIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMETAAN STATUS KESUBURAN TANAH PADA LAHAN KOPI ARABIKA DI KECAMATAN LUMBAN JULU KABUPATEN TOBA SAMOSIR"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH :

JOKO ERIKSON SIHOMBING 130301086

AGROTEKNOLOGI – ILMU TANAH

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018

(2)

KABUPATEN TOBA SAMOSIR

SKRIPSI

OLEH :

JOKO ERIKSON SIHOMBING 130301086

AGROTEKNOLOGI – ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018

(3)

NIM : 130301086 Prodi : Agroteknologi

Disetujui Oleh:

Komisi Pembimbing

(Ir. Posma Marbun,MP) ( Ir.Purba Marpaung,SU)

Ketua Anggota

Mengetahui,

(Dr. Ir. Sarifuddin,MP) Ketua Program Studi Agroteknologi

(4)

Joko Erikson Sihombing : "Mapping the Status of Soil Fertility in Arabica Coffee Field in Lumban Julu Subistrict, Toba Samosir District". This research aims to mapping the soil fertility in arabica coffee field in Lumban Julu Subdistrict district of Toba Samosir. It was located at the civils arabica coffee plantation in Lumban Julu Sub-district, Toba Samosir District. Soil samples were taken from each SPL and it will be analyzed at the Laboratory. Observed parameters are Cation Exchange Capacity (KTK), Saturation Bases (KB), C-organic, P-total and K-total.

The results showed that : Soil Fertility Status of SPL 1 include to low criterion, Soil Fertility Status of SPL 2 include to low criterion, Soil Fertility Status of SPL 3 include to low criterion, Soil Fertility status of SPL 4 include to low criterion, Soil Fertility Status of SPL 5 include to low criterion, Soil Fertility Status of SPL 6 include to medium criterion, Soil Fertility Status of SPL 7 include to low criterion, Soil Fertility Status of SPL 8 include to low criterion.

Keywords: Arabica Cofee, Mapping, Soil Fertility Status

(5)

Pada Lahan Kopi Arabika di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir”.Penelitian Bertujuan Untuk memetakan status kesuburan tanah pada lahan kopi arabika di kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir.

Penelitian ini dilaksanakan di kebun kopi Arabika rakyat di Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir yang berada pada 2°29’- 2°39’ Lintang Utara dan 99°02’ - 99°15’ Bujur Timur dengan ketinggian tempat 940 – 1200 m diatas pemukaan laut. Di lakukan pekerjaan dengan penentuan Satuan Peta Lahan (SPL).Sampel tanah di ambil dari setiap SPL dan di analisis di Laboratorium berupa Kapasitas Tukar Kation (KTK), Kejenuhan Basa (KB), C-organik, P-total dan K-total.

Hasil penelitian menunjukkan pemetaan status kesuburan tanah pada lahan kopi arabika di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir adalah: Status Kesuburan tanah SPL 1 termasuk kriteria rendah, Status Kesuburan tanah SPL 2 termasuk kriteria rendah, Status Kesuburan tanah SPL 3 termasuk kriteria rendah, Status Kesuburan tanah SPL 4 termasuk kriteria rendah, Status Kesuburan tanah SPL 5 termasuk kriteria rendah, Status Kesuburan tanah SPL 6 termasuk kriteria sedang, Status Kesuburan tanah SPL 7 termasuk kriteria rendah, Status Kesuburan tanah SPL 8 termasuk kriteria rendah.

Kata Kunci: Status Kesuburan Tanah

(6)

Puji syuku rkepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat- Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah ”Pemetaan Status Kesuburan Tanah Pada Lahan Kopi Arabika di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di program studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini,Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Ir.

Posma Marbun, M.P selaku ketua pembimbing dan kepada Ir. Purba Marpaung, SU selaku anggota pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. Di samping itu Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada ayahanda dan ibunda tercinta,kepada saudara-saudara ku, terimakasih untuk segala cinta,dorongan, materi,doa dan perhatiannya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman stambuk 2012 dan stambuk 2013 yang telah membantu Penulis dalam penelitian ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2017

Penulis

(7)

Hal

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vi

PENDAHULUAN LatarBelakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA SejarahTanaman Kopi ... 4

Kesuburan Tanah ... 5

Survei dan Pemetaan Tanah ... 6

Analisis Tanah ... 7

Kapasitas Tukar Kation... 8

Kejenuhan Basa ... 8

C Organik ... 9

Fosfor dalam Tanah ... 10

Kalium dalam Tanah ... 11

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ... 12

Bahan dan Alat ... 12

Metode Penelitian ... 12

Pelaksanaan Penelitian ... 12

Persiapan ... 13

Pelaksanaan ... 13

Analisis Laboratorium ... 13

Pengolahan Data ... 13

Status Kesuburan Tanah ... 13

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi Penelitian ...16

Iklim ...16

Vegetasi dan Penggunaan Lahan ... 18

(8)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ...27 Saran ...27

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

(9)

No Judul Halaman 5.1. Nama – nama desa dan luas setiap SPL yang di tanamani kopi

arabika di kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Smosir ...19 5.2. Status Kesuburan Tanah SPL 1 Pada Lahan Kopi Arabika

di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir ...20 5.3. Status Kesuburan Tanah SPL 2Pada Lahan Kopi Arabika

di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir ...21 5.4. Status Kesuburan Tanah SPL 3 Pada Lahan Kopi Arabika

di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir ...22 5.5. Status Kesuburan Tanah SPL 4 Pada Lahan Kopi Arabika

di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir ...23 5.6. Status Kesuburan Tanah SPL 5Pada Lahan Kopi Arabika

di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir ...24 5.7. Status Kesuburan Tanah SPL 6 Pada Lahan Kopi Arabika

di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir ...25 5.8. Status Kesuburan Tanah SPL 7 Pada Lahan Kopi Arabika

di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir ...26 5.9. Status Kesuburan Tanah SPL 8 Pada Lahan Kopi Arabika

di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir ...27

(10)

No Judul Halaman 1. Peta Administrasi Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir... 31 2. Peta Tutupan Lahan Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir ... 32 3. Peta Jenis Tanah Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir ... 33 4. Peta Ketinggian Tempat Kecamatan Lumban Julu Kabupaten

Toba Samosir ... 34 5. Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Lumban Julu Kabupaten

Toba Samosir ...35 6. Satuan Peta Lahan Kecamatan Lumban JuluKabupaten Toba Samosir ... 36 7. Peta Status Kesuburan Tanah Pada Lahan Kopi Arabika Di Kecamatan

Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir ... 37 8. Kriteria Sifat Kimia Tanah ... 38 9. Status Kesuburan Tanah Untuk Lahan Dataran Tinggi Masam di Asia

Tenggara ... 39

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensisumber daya adalah survei.Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi utama sebagaidasar dalam proyek-proyek pengembangan wilayah.

Semakin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei pada skala yang besar akan memberikan manfaat yang lebih besar,tergantung dengan pelaksanaan survei yang dilakukan (Hakim, et al 1986).

Survei dan pemetaan tanah merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan saling memberimaanfaat bagi penggunaannya.Kegiatan survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan danpeta. Laporan survei berisi uraian tentang tujuan survei, keadaan fisik dan lingkungan lokasisurvei, keadaan tanah, klasifikasi dan interpretasi kemampuan lahan serta saran rekomendasi (Sutanto, 2005)

Tujuan survei tanah adalah untuk mengklasifikasikan, menganalisis dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir sama sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati sifat dan karakteristik tanah (Hardjowigeno, 1995).

Kopi merupakan komoditas ekspor terpenting kedua dalam perdagangan global, setelah minyak bumi yang mempunyai kontribusi yang cukup nyata dalam perekonomian Indonesia yaitu sebagai penghasil devisa, sumber pendapatan petani, penghasil bahan baku industri, penciptaan lapangan kerja dan pengembangan wilayah (Amsalu et al, 2010; ICO, 2010).

(12)

Pada tingkat nasional, Provinsi Sumatera Utara berada pada posisi ketiga dalam produksi total kopi di Indonesia dengan produksi total Sumatera Utara pada tahun 2016 mencapai 61.095 ton. Produsen kopi terbesar di Indonesia adalah Provinsi Sumatera Selatan (135.251 ton), disusul Provinsi Lampung (108.983 ton) (Ditjen Perkebunan, 2016).Luas areal pertanaman kopi Arabika di Provinsi Sumatera Utara seluas 59.850 ha dengan tingkat produktivitas sebesar 50.405 ton/tahun dan tanaman kopi Robusta seluas 23.308 ha dengan tingkat produktivitas sebesar 10.590 ton/tahun (Ditjen Perkebunan, 2016).

Rendahnya produksi kopi Arabika terutama diantaranya disebabkan oleh tingkat kesuburan tanah yang rendah, belum ditanamnya kopi Arabika pada kelas kesesuaian lahan yang tepat, ditanam pada lahan dengan kemiringan lebih dari 15% tanpa diikuti tindakan konservasi tanah dan air, dan pengelolaan naungan yang belum optimal (Karim, 2012).

Salah satu cara yang sering digunakan dalam menilai kesuburan suatu tanah adalah melalui pendekatan dengan analisis tanah atau uji tanah. Terdapat lima parameter kesuburan tanah yang digunakan dalam penelitian ini untuk menilai status kesuburan tanah, yaitu KTK; KB; C-organik; kadar P dan K total tanah sesuai petunjuk teknis evaluasi kesuburan tanah ( PPT, 1995).

Mengetahui status kesuburan tanah di lahan kopi arabika merupakan hal penting dalam budidaya kopi bagi peningkatan produksi tanaman kopi arabika dan berpengaruh terhadap pertanian di masa yang akan datang.Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka perlu dilakukan pemetaan status kesuburan tanahpada lahan kopi arabika Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir agar budidaya tanaman kopi Arabika untuk Kecamatan Lumban Juludapat optimal.

(13)

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan status kesuburan tanah pada lahan kopi Arabika di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir.

Kegunaan Penelitian

- Untuk memberikan informasi tentang sebaran dan status kesuburan tanah melalui peta status kesuburan tanah kopi Arabika di Kecamatan Lumban Julu.

- Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

(14)

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Kopi

Kopi (Coffea sp.) termasuk kedalam jenis coffea dari famili Rubiceae, tiga spesies utamayang paling sering dibudidayakan adalahCoffea arabica, Coffea canephora, dan Coffea liberica.Dari ketiga spesies tersebut terdapat banyak

varietas dan klon-klon.(Bahri, 2006 dalam Sinaga, 2009). Robusta sebenarnya bukan nama spesies, kopi ini merupakan keturunan dari beberapa spesies terutama kopi canephora (Sinaga, 2009).

Kopi mulai dikenal sejak abad ke 7 dan telah tumbuh di dekat Laut Merah.

Pada abad ke 16 kopi ditemukan di daratan Afrika, yaitu di Yaman dan Ethiopia.

Tahun 1669 kopi mulai dikenalkan ke bangsa Eropa dan beberapa tahun kemudian orang-orang Belanda memperkenalkan kopi ke Pulau Jawa yaitu kopi Arabika yang telah dikenal sejak abad ke 13.Pada awalnya produksi kopi Arabika meningkat terus, tetapi pada suatu saat jenis kopi ini terserang penyakit karat daun (Hemelia vastatrix) sehingga produksinyapun menurun.Untuk mengatasi hal itu, maka pada akhir abad ke 19 didatangkanlah jenis baru yaitu jenis Robusta yang tahan terhadap penyakit tersebut (Departemen Pertanian, 1999).

Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Colombia. Volume ekspor kopi Indonesia rata-rata berkisar 350 ribu ton per tahun meliputi kopi Robusta (85%) dan kopi Arabika (15%) (AEKI, 2014).

(15)

Tanaman kopi tumbuh dengan baik pada daerah-daerah yang terletak di antara 20o LU dan 20o LS. Berdasarkan data yang ada, Indonesia terletak di antara 5o LU dan 10o LS. Hal ini berarti Indonesia sangat ideal dan potensial bagi pengembangan tanaman kopi.

Kesuburan Tanah

Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menyediakan unsure hara, pada takaran dan kesetimbangan tertentu secara berkesinambung, untukmenunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan factor pertumbuhan lainnya dalam keadaan menguntungkan (Poerwowidodo, 1992).Makin tinggi ketersediaan hara, maka tanah tersebut makin subur dan sebaliknya.Kandungan unsur hara dalam tanah selalu berubah ubah, tergantung pada musim,pengolahan tanah dan jenis tanaman (Rosmakam dan Yuwono, 2002).

Kesuburan tanah adalah suatu keadaan tanah dimana tata air, udara danunsur hara dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman,baik fisik, kimia dan biologi tanah (Syarif Effendi, 1995).Keadaan fisika tanahmeliputi kedalaman efektif, tekstur, struktur, kelembaban dan tata udara tanah. Keadaan kimia tanah meliputi reaksi tanah (pH tanah), KTK, KB, bahan organik, banyaknya unsur hara, cadangan unsur hara dan ketersediaan terhadap pertumbuhan tanaman. Sedangkan biologi tanah antara lain meliputi aktivitas mikrobia perombak bahan organik dalam proses humifikasi dan pengikatan nitrogen udara.

Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam(kedalaman yang sangat dalam melebihi 150 cm) ; strukturnya gembur ; pH

(16)

6,0 - 6,5;kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah cukup ; dan tidak terdapat faktor pembatas dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman (Sutedjo, 2002).

Bidang pertanian khususnya dalam budidaya tanaman, keadaan tanah dan pengelolaan merupakan faktor penting yang akan menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman yang diusahakan. Hal ini disebabkan karena tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman, sebagai gudang dan pensuplai unsur hara.Tanah berdasarkan ukuran partikelnya merupakan campuran dari pasir, debu, dan liat.

Makin halusnya partikel akan menghasilkan luas permukaan partikel per satuan bobot yang makin luas. Dengan demikian, liat merupakan fraksi tanah yang berpermukaan paling luasdibanding 2 fraksi lainnya.Pada permukaan partikel inilah terjadi berbagai reaksi kimiawi tanah, yang kemudian mempengaruhi kesuburan tanah (Hanafiah, 2005).

Survei dan Pemetaan Tanah

Survei dan pemetaan tanah merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan saling member maanfaat bagi penggunaannya.Kegiatan survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta. Laporan survei berisi uraian tentang tujuan survei, keadaan fisik dan lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, klasifikasi dan interpretasi kemampuan lahan serta saran/ rekomendasi (Sutanto, 2005)

Tujuan survei tanah adalah untuk mengklasifikasikan, menganalisis dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir sama sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati sifat dan karakteristik tanah (Hardjowigeno, 1995).

(17)

Analisis tanah

Analisis tanah dilakukan terhadap sampel tanah yang diambil di lapangandengan metode tertentu sesuai tujuan yang diharapkan. Dalam analisis tanah, pengambilan contoh tanah harus mewakili suatu areal tertentu. Contoh tanah yang dianalisis untuk satu jenis hara hanya memerlukan beberapa gram saja.

Oleh karena itu kesalahan dalam pengambilan contoh tanah menyebabkan kesalahan dalam evaluasi dan interpretasi. Pengambilan contoh tanah untuk mengetahui status hara(kesuburan tanah) menggunakan sistem composite sample, yaitu pencampuran contoh yang diambil dari areal yang ditentukan (Rosmarkam dan Yuwono).

Analisis tanah di laboratorium dilakukan terhadap variablel-variabel kimiadan fisik tanah seperti: pH, Kapasitas Tukar Kation, Nitrogen, Kalium, Fosfor,Kalsium, Magnesium (haramakro), hara mikro (Fe, Cu, Zn, B, Mo, dan lian-lain), bahan organik, Tekstur tanah dan sebagainya. Kadar unsur hara tanah yang diperolehdari data analisis tanah bila dibandingkan dengan kebutuhan unsur hara bagi masingmasingjenis tanaman, maka dapat diketahui apakah status/kadar unsur hara dalamtanah tersebut sangat rendah rendah, sedang dan tinggi sesuai kriteria tertentu.Hasil uji tanah ini dipakai untuk: (1) menentukan jumlah hara yang tersediabagi tanaman, (2) memberi peringatan kepada petani tentang bahaya- bahaya yangmungkin akan terjadi pada pertanamannya, baik bahaya defisiensi ataupunkeracunan, (3) menjadi dasar penetapan dosis pupuk dan (4) memberikan perkiraanproduksi akibat pemakaian dosis pupuk tersebut sehingga memungkinkandilakukannya evaluasi ekonomi, (5) membantu pemerintah dalam menyusunkebijaksanaan antara lain dalam hal pengadaan dan penyebaran pupuk,

(18)

perencanaan wilayah, dan infrastruktur. Pusat Penelitian Tanah (PPT, 1995) mengemukakan bahwa untuk menetapkan status kesuburan tanah maka diperlukan parameter –parameter sifat kimia tanah seperti KTK; KB; C- organik; P total tanah; dan K totaltanah.

Kapasitas Tukar Kation (KTK) Tanah

Kapasitas tukar kation (KTK) adalah kemampuan permukaan koloid tanahmenjerap dan mempertukarkan kation yang dinyatakan dalam me/100g koloid.Koloid tanah dapat menjerap dan mempertukarkan sejumlah kation, yang biasanyaadalah Ca, Mg, K, Na, NH4, Al, Fe, dan H (Damanik, dkk.

2010).Kapasitas tukarkation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengankesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggimempunyai nilai KTK lebih tinggi dari pada tanah- tanah dengan kandungan bahanorganik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowigeno, 2003).

Semakin tinggi KTK tanah, semakin subur tanah tersebut, demikian jugakemampuan menyerap pupuknya juga semakin tinggi.Kapasitas tukar kation tanahyang rendah dapat ditingkatkan dengan menambahkan bahan organik, seperti komposatau pupuk kandang (Novizan, 2002).

Kejenuhan Basa (KB)

Nilai kejenuhan basa (KB) adalah persentase dari total kapasitas tukar kation(KTK) yang ditempati oleh kation-kation basa seperti kalium, kalsium, magnesium,dan natrium. Nilai KB berhubungan erat dengan pH dan tingkat kesuburan tanah.Kemasaman akan menurun dan kesuburan akan meningkat dengan meningkatnya KB. Laju pelepasan kation terjerap bagi tanaman

(19)

tergantung pada tingkat kejenuhan basa tanah. Kejenuhan basa tanah berkisar 50%

- 80% tergolong mempunyai kesuburan sedang dan dikatakan tidak subur jika kurang dari 50% (Tan, 1991).

Kejenuhan basa selalu dihubungkan sebagai petunjuk mengenai kesuburan sesuatu tanah. Kemudahan dalam melepaskan ion yang dijerap untuk tanamantergantung pada derajat kejenuhan basa.Tanah sangat subur bila kejenuhan basa >80%, berkesuburan sedang jika kejenuhan basa antara 50 - 80%

dan tidak subur jikakejenuhan basa < 50 %. Hal ini didasarkan pada sifat tanah dengan kejenuhan basa80% akan membebaskan kation basa dapat dipertukarkan lebih mudah dari tanahdengan kejenuhan basa 50%(Dikti, 1991).

C- Organik

Karbon organik merupakan bagian fungsional dari bahan organik tanah yang mempunyai fungsi dan peranan sangat penting di dalam menentukan kesuburan dan produktivitas tanah melalui pengaruhnya terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah.Penambahan bahan organik tanah atau karbon organik tanah merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki tanah terdegradasi.Bahan organik tanah erat kaitannya dengan kondisi ideal tanah baik secara fisik, kimia, dan biologi yang selanjutnya menentukan produktivitas suatu tanah (Wander et al.

1994). Menurut Lal (1994), tanah memiliki produktivitas yang baik apabila kadar bahan organik berkisar antara 8 sampai 16% atau kadar karbon organic 4,56%

sampai 9,12%.

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu systemkompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yangterdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan

(20)

bentuk, karenadipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia.Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah yang jumlahnya 3 - 5 %, tetapi pengaruhnya sangat besar terhadap sifat-sifat tanah (Hardjowigeno, 2003).

Bahan organik memberikankontribusi yang nyata terhadap KTK tanah, sekitar 20-70% kapasitas pertukaran tanah pada umumnya bersumber pada kolid humus sehingga dapat berkolerasi antarabahan organik dengan KTK tanah.Bahan organik dapat menghasilkan humus yangmempunyai KTK tinggi, jauh lebih tinggi dari pada minel liat.Oleh karena itusemakin tinggi kandungan bahan organik tanah semakin tinggi pula nilai KTK-nya(Dikti, 1991).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan organic ke dalam tanah lebih kuat pengarunya kearah perbaikan sifat-sifat tanah,dan ukan khususnya untuk meningkatkan unsure hara di dalam tanah.Sebagai contoh urea kadar N 46%,sedangkan bahan organik mempunyai kadar N<3%,sangat jauh perbedaan kadar unsur N .Akan tetapi urea hanya menyumbangkan 1 unsur hara yaitu N sedangkan bahan organic mmemberikan hamper semua unsure yang d butuhkan oleh tanaman dalam perbandingan yang relative seimbang ,walaupun kadarnya sangat kecil (Winarso,2005)

P-Total Tanah

Fospor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untukpertumbuhan tanaman.Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanahatau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik.Jumlah P total dalam tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanamanjumlahnya rendah hanya 0,01 – 0,2 mg/kg tanah, kandungannya sangat bervariasitergantung pada jenis tanah, tetapi pada umumnya rendah, (Handayanto

(21)

dan Hairiyah, 2007). Kadar fosfor yang sangat rendah dalam lautan tanah pada suatu saat berarti bahwa pencucian memindahakan sedikit fosfor dari dalam tanah (Notohadiprawiro, 1999).

Sumber fospor di alam tanah terdiri dari bentuk organic dan anorganik.

Fosfor organic tanah contohnya antara lain :asam nukleat, fitin dan turunannya, fosfolipid, fosfoprotein, inositol fosfat dan fosfat metaboilk sedangkan sumber utama fosfor anorganik berasal dari kerak bumi dan hasil pelapukan dari batuan dan mineral yang mengandung fosfor seperti mineral apatit dan kandungannya mencapai 0,12% P (Damanik dkk,2011)

K-Total Tanah

Unsur kalium di dalam tanah berasal dari mineral – mineral primer dalamtanah dan pupuk buatan.Kalium ditemukan dalam jumlah banyak di dalam tanah,tetapi hanya sebagian kecil digunakan oleh tanaman yaitu yang larut didalam air ataudapat dipertukarkan (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).Tingkat ketersediaanya sangatdipengaruhi oleh pH dan kejenuhan basa. Pada pH rendah dan kejenuhan basa rendah kalium mudah hilang tercuci, pada pH netral dan kejenuhan basa tinggi kalium diikat oleh Ca. Kemampuan tanah untuk menyediakan kalium dapat diketahuidari susunan mineral yang terdapat dalam tanah, namun umumnya mineral leusit danbiotit yang merupakan sumber langsung dalam kalium bagi tanaman. Unsur Kdibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, yakni terbesar kedua setelahhara N. Pada tanah yang subur kadar K dalam jaringan hampir sama dengan N. Tanaman yang kekurangan kalium biasanya memperlihatkan gejala lemahnya batangtanaman, sehingga tanaman mudah roboh, tanaman menjadi kuning, produks imerosot kabrohidrat

(22)

berkurang dan rasa manis pada buah-buahan sering berkurang (Rosmarkan dan Yuwono, 2002).

Damanik, (2010) bahwa pengembalian Kalium dari sisa tanamanmerupakan sumber yang penting dalam menjaga keseimbangan kadar kalium dalamtanah. Pemanenan yang mengangkut seluruh bagian tanaman seperti buah, biji, danbiomas akan banyak menguras K dari dalam tanah, karena sebagian besar tanamanmengandung K sampai 3 % atas dasar berat kering tanaman.

Kehilangan kalium daridalam tanah selain terangkut panenan dapat juga terjadi karena tercuci, tererosi dan terfiksasi.

(23)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kebun kopi Arabika rakyat di Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir yang berada pada 2°29’- 2°39’ Lintang Utara dan 99°02’ - 99°15’ Bujur Timur dengan ketinggian tempat 940 – 1200 m diatas pemukaan laut.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah: peta lokasi penelitian,sampel tanah yang di ambil dari lokasi penelitian, dan bahan kimia untuk analisa di laboratorium.

Adapun bahan yang di gunakan untuk penelitian ini adalah GPS ( Global Position System) ,Peta SPL (Satuan Peta Lahan) Kecamatan Lumban Julu skala 1 : 80.000 yang dihasilkan dari overlay antara peta jenis tanah skala 1 : 80.000, peta kemiringan lereng skala 1 : 80.000 dan peta ketinggian tempat skala 1 : 80.000, kertas label untuk menandai sampel tanah, kantong plastik sebagai tempat sampel tanah, karet gelang untuk mengikat kantongan, karung goni sebagai tempat seluruh sampel tanah, spidol, kamera dan alat tulis untuk keperluan tulis menulis, seperangkat alat- alat laboratorium untuk keperluan analisis.

Metode Penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan analisis data status hara P –total,K- total, C organik, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa (KB) di Kecamatan Lumban Julu.

(24)

PelaksanaanPenelitian

Dalam pelaksaan penelitian ini di lakukan beberapa tahapan. Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan, terlebih dahulu di lakukan konsultasi dengan komisi pembimbing ,penyusunan usulan penelitian, pengadaan peralatan, pengadaan peta, studi literatur dan penyusunan rencana kerja yang berguna untuk mempermudah pekerjaan secaras istematis sehingga di dapatkan hasil sesuai yang di harapkan.

2. Pelaksanaan

Pekerjaan di mulai dengan Penentuan Satuan Peta Lahan(SPL) dengan menggunakan arcview 3,2 selanjutnya survey pendahuluan, yaitu dengan mengadakan orientasi lapangan penelitian seperti pengambilantitik koordinat, Setelah survey pendahuluan, dilanjutkan dengan pelaksanaan survey utama dengan pengambilan contoh tanah komposit

Pelaksanaan pegambilan contoh tanah tersebut menggunakan metode acak tersebar pada jarak tertentu sesuai dengan luasan yang di tentukan dengan berpedoman pada peta dasar .Kemudian di lakukan pengambilan contoh tanah mengunakan bor tanah pada kedalaman 0-25cm. Dari tiap pengambilan contoh tanah tersebut dicatat hasil pembacaan koordinat pada GPS. Setelah di peroleh contoh tanah dari pengeboran, maka di ambil kurang lebih 1 kg untuk setiap contoh tanah dan di analisis KTK,KB,C organic,P-total,K-total.

(25)

3.Analisis Laboratorium

Sampel tanah yang telah di ambil dari lokasi penelitian di analisis di laboratorium untuk mengetahui keadaan KTK, KB, C organic ,P-total, K-total dalam tanah.Sebagai dasar untuk mengetahui tingkat penyebaran KTK, KB, C-organik,P- Total dan K-Total dalam tanah pada areal tersebut,maka di lakukan analisa laboratorium meliputi:

 KTK dengan metode Leaching Asetat 1 N pH 7.

 KB denganmetodeekstrak ammonium asetat-AAC

 C organic dengan metode Walkley and black.

 P total dengan metode ekstraksi HCL 25%.

 K total dengan metode spektrofotometri pada sampel biru.

4. Kriteria status kesuburan tanah

Kriteria status kesuburan tanah berdasarkan pusat Penelitian tanah Bogor adalah sebagai berikut (lampiran 1)

Menurut Pusat penelitian tanah –Bogor status kesuburan tanah ini menggunakan lima karakteristik kimia tanah yang di bagi atas dua kelompok data ; kelompok pertama adalah kapasitas Tukar Kation (KTK) dan Kejenuhan Basa (KB) dan kelompok kedua adalah ; C-organik, P-total, dan K-total.

5. Pemetaan Status Kesuburan Tanah

Status kesuburan tanah yang di peroleh pada setiap SPL di petakan menjadi peta status kesuburan tanah lahan kopi arabika.Kriteria status kesuburan tanah yang di peroleh di petakan dengan skala 1:80.000.

(26)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi Penelitian

Kecamatan Lumban Julu memiliki luas wilayah 90,90 km² atau 4,60% dari total luas Kabupaten Toba Samosir. Kecamatan Lumban Julu berada pada 2°29’- 2°39’ Lintang Utara dan 99°02’ - 99°15’ Bujur Timur. Kecamatan Lumban Julu berada diatas sekitar 940 hingga 1.200 meter dari permukaan laut.

Adapun daerah-daerah yang berbatasan dengan Kecamatan Lintong Nihuta adalah :

Sebelah Utara : Kabupaten Asahan dan Simalungun Sebelah Selatan : Danau Toba

Sebelah Barat : Danau Toba dan Kecamatan Ajibata

Sebelah Timur : Simalungun dan Kecamatan Bonatua Lunasi Iklim

Data iklim yang digunakan adalah data curah hujan selama 10 tahun pengamatan dari tahun 2006 – 2015 yang tertera pada lampiran 1. Data curah hujan diperoleh dari Stasiun Klimatologi Sampali, Medan.

Menurut Schmidt dan Ferguson bulan basah terjadi jika curah hujan > 100 mm, bulan lembab terjadi jika curah hujan 60 – 100 mm dan bulan kering terjadi jika curah hujan < 60 mm dengan harga Q yang diperoleh dari perbandingan antara bulan kering dan bulan basah dapat dituliskan dengan rumus :

Q = Rata rata bulan kering x 100 % Rata rata bulan basah

(27)

Suhu tanah dapat dihitung dari suhu udara sebagaimana dikemukakan oleh Newhall (1972 dalam Wambecke,1981). Cara ini dikembangkan untuk daerah tropik yang dirumuskan sebagai berikut : Suhu Tanah = (2,5 + suhu udara rata rata tahunan) 0C.

Variasi suhu tanah musim dingin dan musim panas pada kedalaman 50 cm dari permukaan tanah adalah : 0,33 x selisih suhu udara rata-rata musim panas dan musim dingin.

Berdasarkan rumusan data di atas kecamatan Lumbanjulu termasuk tipe A (sangat basah), di mana rata-rata bulan kering 0,9 dan rata-rata bulan basah 9.1 sehingga diperoleh harga Q sebesar 9.89% yang terletak pada range 0% < Q <

14.3%. Data suhu tanah sebesar 23,990C dihitung dari 2,5 + suhu udara rata-rata tahunan (2,5 + 21,490C) dan variasi suhu tanah musim dingin dan musim panas pada kedalaman 50 cm dari permukaan sebesar 0,38 0C dihitung dari 0,3 x selisih suhu udara rata rata musim panas ( 0,3 x (22,110C – 20,940C). .

Daerah penelitian mempunyai regim kelembaban udik .Regim kelembapan udik berarti tanah tidak kering di beberapa bagian selama 90 hari kumulatif dalam setahun yang dapat dilihat dari data curah hujan. Hubungan curah hujan dengan regim kelembapan udik yaitu jika data curah hujan menunjukkan sepanjang tahun didominasi oleh bulan basah atau mempunyai distribusi hujan yang baik dan mempunyai cukup hujan pada musim panas. Dari Dari data curah hujan 10 tahun terakhir (2006-2015) menunjukkan tidak adanya bulan kering yang mencapai 3 bulan atau lebih (90 hari atau lebih) dan curah hujan rata-rata tahunan dan bulanan yang

(28)

tinggi (2224,4 mm/tahun dan 185,36 mm per bulan. Hal ini juga mengindikasikan bahwa daerah penelitian tidak kering selama 90 hari kumulatif.

Daerah penelitian juga mempunyai regim temperatur isohipertermik berarti variasi suhu terpanas dan terdingin lebih kecil dari 60C yaitu 0,380C dan suhu tanah rata-rata tahunan lebih besar dari 220C yaitu 23,990C.

Vegetasi dan Penggunaan Lahan

Vegetasi yang terdapat di Kecamatan Lumbanjulu antara lain hutan alami, semak belukar , perkebunan rakyat, lahan basah dan pertanian lahan kering.

Penggunaan lahan pada daerah penelitian secara umum terdiri atas perkebunan, sawah dan perkampungan

(29)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Satuan Peta Lahan (SPL)

Dari hasil tumpang tindih (overlay) antara peta jenis tanah, peta ketinggian tempat dan peta kemiringan lereng yang kemudian dilanjutkan dengan pengecekan lapangan terhadap ada/tidaknya tanaman kopi Arabika di setiap Satuan Peta Lahan (SPL), akhirnya diperoleh8 (delapan) SPL definitif yaitu SPL yang dijumpai tanaman kopi Arabika.

Nama-nama desa beserta luas masing-masing SPL dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 5.1. Nama-Nama Desa dan Luas Setiap Satuan Peta Lahan (SPL) yang Ditanami KopiArabika di Kecamatan Lumban Julu

Keterangan Desa Luas

(Ha)

SPL 1 Andisol, 900-,1500, 0-8% Jonggi Nihuta 12,6

SPL 2 Andisol, 900-,1500, 8-16% Jonggi Nihuta,Lintong

Julu,Pasar Lumban Julu 147,5 SPL 3 Andisol, 900-,1500, 16-30% Jonggi Nihuta,Sionggang

Selatan,Sionggang

Tengah,Hutanamora,Lintong Julu,Jangga Toruan

3791,1

SPL 4 Andisol, 900-,1500,>30% Sibaruang,Jangga Toruan 829,7

SPL 5 Inceptisol, 900-1500,0-8% Sibaruang 12,2

SPL 6 Inceptisol, 900-1500, 8-16% Jangga Toruan, Pasar Lumban

Julu, Jonggi Nihuta 425,1

SPL 7 Inceptisol, 900-1500, 16-30% Sibaruang,Hatinggian,Lintong Julu,Jonggi Nihuta,Jangga Dolok

1891,1 SPL 8 Inceptisol, 900-1500,>30% Jangga Dolok,Jangga Toruan 1617

Jumlah 8726.3

(30)

Status KesuburanTanah

Kriteria status kesuburan tanah ini menggunakan 5 (lima) karakteristik kimia tanah yang di bagi atas 2 (dua) kelompok data: kelompok pertama (utama) adalah Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan Kejenuhan Basa (KB); kelompok kedua adalah P-total, K-total dan C-organik Tanah.

Status Kesuburan Tanah SPL 1

Berdasarkan hasil penelitian maka di dapatkan penilaian status kesuburan Tanah pada lahan kopi arabika di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir dan upaya perbaikan kesuburan tanahnya. Status kesuburan tanah SPL 1 dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 5.2. Status Kesuburan TanahSPL 1 Pada Lahan Kopi Arabika Di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

SPL

KTK (me/100g)

KB (%)

P-total (%)

K-total (%)

C-organik (%)

Status Kesubu-

ran Tanah

SPL 1 7,71 R 15,05 SR 0,044 R 0,26 ST 1,10 R R

Keterangan: sr = sangatrendah; r = rendah; s = sedang; t = tinggi; st = sangattinggi

Sumber: Status Kesuburan Tanah berdasarkan Pusat Penelitian Tanah- Bogor, dalam Subroto, 2003

Status kesuburan tanah lokasi SPL 1 ini termasuk kriteria rendah,terutama karena Kapasitas Tukar Kationnya rendah dan Kejenuhan Basanya sangat rendah, kandungan C-organik rendah dan P-totalnya rendah, sedangkan K-totalnya sangat tinggi.

Upaya Perbaikan Kesuburan Tanah SPL 1

Upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah lokasi SPL 1 ini adalahdengan pemberian bahan organik untuk meningkatkan C-organik yang pada akhirnya juga akan meningkatkan KTK

(31)

tanah. Di samping itu pemberian bahan organik yang kaya P seperti kotoran unggas dapat meningkatkan P- total dalam tanah. Pemberian kapur dolomit (CaMg(CO3)2 ) akan dapat meningkatkan kejenuhan basa. Dengan adanya peningkatan kejenuhan basa,maka pH tanah naik dan unsur hara Ca dan Mg tanah juga meningkat. Ca dan Mg merupakan unsur hara makro sekunder yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar bagi pertumbuhannya.

Status Kesuburan Tanah SPL 2

Berdasarkan hasil penelitian maka di dapatkan penilaian status kesuburan Tanah SPL 2 pada lahan kopi arabika di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir dan upaya perbaikan kesuburan tanahnya.Status kesuburan tanah lokasi SPL 2 dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 5.3. Status Kesuburan Tanah SPL 2 Pada Lahan Kopi Arabika Di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

SPL

KTK (me/100g)

KB (%)

P-total (%)

K-total (%)

C-organik (%)

Status Kesubu-

ran Tanah

SPL 2 15,14 R 12,04 SR 0,111 ST 0,15 T 2,75 S R

Keterangan: sr = sangatrendah; r = rendah; s = sedang; t = tinggi; st = sangattinggi

Sumber: Status Kesuburan Tanah berdasarkan Pusat Penelitian Tanah- Bogor, dalam Subroto, 2003

Status kesuburan tanah lokasi SPL 2ini termasuk kriteria rendah, terutama karena Kapasitas Tukar Kationnya rendah dan Kejenuhan Basanya sangat rendah, kandungan C-organik sedang, sedangkan P-totalnya sangat tinggi dan K-totalnya tinggi.

Upaya Perbaikan Kesuburan Tanah SPL 2

Upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah lokasi SPL 2 ini adalah dengan pemberian bahan organik untuk

(32)

tanah.Pemberian kapur dolomit (CaMg(CO3)2 ) akan dapat meningkatkan kejenuhan basa.Dengan adanya peningkatan kejenuhan basa,maka pH tanah naik dan unsur hara Ca dan Mg tanah juga meningkat. Ca dan Mg merupakan unsur hara makro sekunder yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar bagi pertumbuhannya. Pemberian Mikroba Pelarut fosfat yang dapat melarutkan fosfat anorganik tanah dari bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman menjadi bentuk- bentuk fosfat yang tersedia bagi tanaman.

Status Kesuburan Tanah SPL 3

Berdasarkan hasil penelitian maka di dapatkan penilaian status kesuburan Tanah SPL 3 pada lahan kopi arabika di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir dan upaya perbaikan kesuburan tanahnya.Status kesuburan tanah lokasi SPL 3 dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 5.4. Status Kesuburan TanahSPL 3 Pada Lahan Kopi Arabika Di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

SPL

KTK (me/100g)

KB (%)

P-total (%)

K-total (%)

C-organik (%)

Status Kesubu-

ran Tanah

SPL 3 23,52 S 11,67 SR 0,245 ST 0,06 R 1,41 R R

Keterangan: sr = sangatrendah; r = rendah; s = sedang; t = tinggi; st = sangattinggi

Sumber: Status Kesuburan Tanah berdasarkan Pusat Penelitian Tanah- Bogor, dalam Subroto, 2003

Status kesuburan tanah lokasi SPL 3ini termasuk kriteria rendah,terutama karena Kapasitas Tuka rKationnya sedang dan Kejenuhan Basanya sangat rendah, kandungan C-organik dan K-totalnya Rendah,sedangkan P-total sangat tinggi.

Upaya Perbaikan Kesuburan Tanah SPL 3

Upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah lokasi SPL 3 ini adalah dengan pemberian bahan organik untuk

(33)

meningkatkan C-organik yang pada akhirnya juga akan meningkatkan KTK tanah. Pemberian bahan organik yang mempunyai kandungan K relatif tinggi seperti kompos jerami dapat meningkatkan K-total dalam tanahdan di ikuti dengan pemberian pupuk KCL sebagai sumber K.Pemberian kapur dolomit (CaMg(CO3)2 ) akan dapat meningkatkan kejenuhan basa.Dengan adany apeningkatan kejenuhan basa, maka pH tanah naik dan unsur hara Ca dan Mg tanah juga meningkat. Ca dan Mg merupakan unsur hara makro sekunder yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar bagi pertumbuhannya. Pemberian Mikroba Pelarut fosfat yang dapat melarutkan fosfat anorganik tanah dari bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman menjadi bentuk-bentuk fosfat yang tersedia bagi tanaman.

Status Kesuburan Tanah SPL 4

Berdasarkan hasil penelitian maka di dapatkan penilaian status kesuburan Tanah SPL 4 pada lahan kopi arabika di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir dan upaya perbaikan kesuburan tanahnya.Status kesuburan tanah lokasi SPL 4 dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 5.5. Status Kesuburan Tanah SPL 4 Pada Lahan Kopi Arabika Di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

SPL

KTK (me/100g)

KB (%)

P-total (%)

K-total (%)

C-organik (%)

Status Kesubu-

ran Tanah

SPL 4 15,35 R 5,72 SR 0,069 S 0,10 S 2,81 S R

Keterangan: sr = sangatrendah; r = rendah; s = sedang; t = tinggi; st = sangattinggi

Sumber: Status Kesuburan Tanah berdasarkan Pusat Penelitian Tanah- Bogor, dalam Subroto, 2003

Status kesuburan tanah lokasi SPL 4 ini termasuk kriteria rendah,terutama karena Kapasitas Tukar Kationnya rendah dan Kejenuhan Basanya sangat rendah,

(34)

Upaya Perbaikan Kesuburan Tanah SPL 4

Upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah lokasi SPL 4 ini adalah dengan pemberian bahan organik untuk meningkatkan C-organik yang pada akhirnya juga akan meningkatkan KTK tanah.Pemberian kapur dolomit (CaMg(CO3)2 ) akan dapat meningkatkan kejenuhan basa.Dengan adanya peningkatan kejenuhan basa,maka pH tanah naik dan unsur hara Ca dan Mg tanah juga meningkat. Ca dan Mg merupakan unsur hara makro sekunder yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar bagi pertumbuhannya.

Status Kesuburan Tanah SPL 5

Berdasarkan hasil penelitian maka di dapatkan penilaian status kesuburan Tanah SPL 5 pada lahan kopi arabika di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir dan upaya perbaikan kesuburan tanahnya.Status kesuburan tanah lokasi SPL 5 dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 5.6. Status Kesuburan Tanah SPL 5 Pada Lahan Kopi Arabika Di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

SPL

KTK (me/100g)

KB (%)

P-total (%)

K-total (%)

C-organik (%)

Status Kesubu-

ran Tanah

SPL 5 12,29 R 4,65 SR 0,059 R 0,11 S 0,98 SR R

Keterangan: sr = sangatrendah; r = rendah; s = sedang; t = tinggi; st = sangattinggi

Sumber: Status Kesuburan Tanah berdasarkan Pusat Penelitian Tanah- Bogor, dalam Subroto, 2003

Status kesuburan tanah lokasi SPL 5 ini termasuk rendah,terutama karena Kapasitas Tukar Kationnya rendah dan Kejenuhan Basanya sangat rendah sedangkan Kandungan C-organiknya sangat rendah, P-totalnya rendah dan K- totalnya sedang.

(35)

Upaya Perbaikan Kesuburan Tanah SPL 5

Upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah lokasi SPL 5 ini adalah dengan pemberian bahan organik untuk meningkatkan C-organik yang pada akhirnya juga akan meningkatkan KTK tanah.Di samping itu pemberian bahan organik yang kaya P seperti kotoran unggas dapat meningkatkan P- total dalam tanah.Pemberian kapur dolomit (CaMg(CO3)2 ) akan dapat meningkatkan kejenuhan basa.Dengan adanya peningkatan kejenuhan basa,maka pH tanah naik dan unsu rhara Ca dan Mg tanah juga meningkat. Ca dan Mg merupakan unsur hara makro sekunder yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar bagi pertumbuhannya.

Status Kesuburan Tanah SPL 6

Berdasarkan hasil penelitian maka di dapatkan penilaian status kesuburan Tanah SPL 6 pada lahan kopi arabika di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir dan upaya perbaikan kesuburan tanahnya.Status kesuburan tanah lokasi SPL 6 dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 5.7. Status Kesuburan Tanah SPL 6 Pada Lahan Kopi Arabika Di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

SPL

KTK (me/100g)

KB (%)

P-total (%)

K-total (%)

C-organik (%)

Status Kesubu-

ran Tanah

SPL 6 18,21 S 22,94 R 0,111 ST 0,07 S 2,54 S S

Keterangan: sr = sangatrendah; r = rendah; s = sedang; t = tinggi; st = sangattinggi

Sumber: Status Kesuburan Tanah berdasarkan Pusat Penelitian Tanah- Bogor, dalam Subroto, 2003

Status kesuburan tanah lokasi SPL 6 ini termasuk kriteria rendah,terutama karena Kapasitas Tukar Kationnya sedang dan Kejenuhan Basanya rendah, kandungan C-organik sedangkanP-totalnya sangat tinggi dan K-totalnya sedang.

(36)

Upaya Perbaikan Kesuburan Tanah SPL 6

Upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah lokasi SPL 6 ini adalahdengan pemberian bahan organik untuk meningkatkan C-organik yang pada akhirnya juga akan meningkatkan KTK tanah.Pemberian kapur dolomit (CaMg(CO3)2 ) akan dapat meningkatkan kejenuhan basa.Dengan adanya peningkatan kejenuhan basa,maka pH tanahnaikdanunsurhara Ca dan Mg tanah juga meningkat. Ca dan Mg merupakan unsur hara makro sekunder yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar bagi pertumbuhannya. Pemberian Mikroba Pelarut fosfat yang dapat melarutkan fosfat anorganik tanah dari bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman menjadi bentuk-bentuk fosfat yang tersedia bagi tanaman.

Status Kesuburan Tanah SPL 7

Berdasarkan hasil penelitian maka di dapatkan penilaian status kesuburan Tanah SPL 7 pada lahan kopi arabika di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir dan upaya perbaikan kesuburan tanahnya.Status kesuburan tanah lokasi SPL 7 dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 5.8. Status Kesuburan Tanah SPL 7 Pada Lahan Kopi Arabika Di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

SPL

KTK (me/100g)

KB (%)

P-total (%)

K-total (%)

C-organik (%)

Status Kesubu-

ran Tanah

SPL 7 18,74 S 5,91 SR 0,127 ST 0,12 T 2,49 S R

Keterangan: sr = sangatrendah; r = rendah; s = sedang; t = tinggi; st = sangattinggi

Sumber: Status Kesuburan Tanah berdasarkan Pusat Penelitian Tanah- Bogor, dalam Subroto, 2003

Status kesuburan tanah lokasi SPL 7ini termasuk kriteria sedang, terutama karena Kapasitas Tukar Kation dan kandungan C-organik sedang, Kejenuhan

(37)

basanya sangat rendah ,dan P-totalnya Sangat Tinggi Sedangkan K-totalnya tinggi.

Upaya Perbaikan Kesuburan Tanah SPL 7

Upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah lokasi SPL 7 ini dengan pemberian bahan organik untuk meningkatkan C-organik yang pada akhirnya juga akan meningkatkan KTK tanah.Pemberian kapur dolomit (CaMg(CO3)2 ) akan dapat meningkatkan kejenuhan basa. Dengan adanya peningkatan kejenuhan basa,maka pH tanah naik dan unsur hara Ca dan Mg tanah juga meningkat. Ca dan Mg merupakan unsur hara makro sekunder yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar bagi pertumbuhannya.

Status Kesuburan Tanah SPL 8

Berdasarkan hasil penelitian maka di dapatkan penilaian status kesuburan Tanah SPL 8 pada lahan kopi arabika di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir dan upaya perbaikan kesuburan tanahnya.Status kesuburan tanah lokasi SPL 8 dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 5.9. Status Kesuburan Tanah SPL 8 Pada Lahan Kopi Arabika Di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

SPL

KTK (me/100g)

KB (%)

P-total (%)

K-total (%)

C-organik (%)

Status Kesubu-

ran Tanah

SPL 8 10,89 R 23,67 R 0,034 R 0,12 T 0,35 SR R

Keterangan: sr = sangatrendah; r = rendah; s = sedang; t = tinggi; st = sangattinggi Sumber: Status Kesuburan Tanah berdasarkan Pusat Penelitian Tanah- Bogor, dalam Subroto, 2003

Status kesuburan tanah lokasi SPL 8ini termasuk kriteria rendah, terutama karena Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basanya rendah, kandungan

(38)

Upaya Perbaikan Kesuburan Tanah SPL 8

Upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah lokasi SPL 8 ini adalah dengan pemberian bahan organik untuk meningkatkan C-organik yang pada akhirnya juga akan meningkatkan KTK tanah. Di samping itu pemberian bahan organik yang kaya P seperti kotoran unggas dapat meningkatkan P- total dalam tanah. Pemberian kapur dolomit (CaMg(CO3)2 ) akan dapat meningkatkan kejenuhan basa.Dengan adanya peningkatan kejenuhan basa,maka pH tanah naik dan unsur hara Ca dan Mg tanah juga meningkat. Ca dan Mg merupakan unsur hara makro sekunder yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar bagi pertumbuhannya.

(39)

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa:

1. Status Kesuburan Tanah di Kecamatan Lumban Julu yaitu Rendah dan Sedang.

Status Kesuburan Tanah sedang berada di SPL 6 sedangkan Status Kesuburan Tanah rendah berada di SPL 1,SPL 2,SPL 3,SPL 4,SPL 5,SPL 7,dan SPL 8.

2. Upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah di Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir adalah : pemberian pupuk N,P,K anorganik (pabrik), pemberian kapur dolomit (Ca Mg (CO3)2) dan juga pemberian bahan organik.

SARAN

Perlu dilakukan perbaikan kesuburan tanah pada lahan kopi arabika di Kecamatan Lumban Julu karena rata-rata Status Kesuburan Tanah di Kecamatan Lumban Julu adalah Rendah dengan pemberian pupuk N,P,K anorganik (pabrik), pemberian kapur dolomit (Ca Mg (CO3)2) dan juga pemberian bahan organik.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

[AEKI] Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia., 2014. Ekspor Kopi.

http://www.aeki-aice.org/page/ekspor/id [diunduh 7 April 2014].

Amsalu, Aklilu; and Eva Ludi., 2010. The Effect of Global Coffee Price Changes on Rural Livelihoods and Natural Resource Management in Ethiopia: A Case Study from Jimma Area, NCCR North-South Dialogue No. 26.

[BPS] Badan Pusat Statistik Toba Samosir ., 2014. Kecamatan Lumban Julu dalam Angka. http://www.tobasamosirkab.bps.go.id/page.php [diunduh 25 Januari 2017].

Damanik, M.M.B .,B. E. Hasibuan . Fauzi., Sarifuddin ., dan H. Hanum. 2011.

Kesuburan Tanah dan Pemupukan.USU Press. Medan. 71-72.

Departemen Pertanian., 1999. Budidaya Kopi.

http://pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/ppua0157.pdf [diunduh 11 April 2014].

Dikti. 1991. Kesuburan Tanah. Direktorat Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Hakim, N., A. M. Lubis., S. G. Nugroho., M. A. Diha., G. B. Hong., dan H. H.

Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

Hanafiah,K.A.2005. Dasar-Dasar Ilmu tanah.Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Hardjowigeno, S., 1995. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta

Karim, A., 2012. Pengelolaan Lahan Kopi Arabika Gayo Berbasis Satuan Lahan dan Hubungannya dengan Indikasi Geografis. Makalah pada Seminar: Balanced Nutrition and Sustainable Soil Fertility Management in Arabica Coffee Production in North Sumatera and Aceh, Medan.

Notohadiprawiro,Tejoyuwono.1999. Tanah dan Lingkungan. Direktorat jenderal pendidikan Tinggi. Depdikbud. Jakarta.

Novizan.2002. Petunjuk Pemupukan yang efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta

PPT. 1995. Petunjuk Teknis Evaluasi Kesuburan Tanah. Laporan Teknis No.14.

Versi 1,0. 1. REP II Project, CSAR, Bogor.

(41)

Rosmarkam, A dan Yuwono, N, W. 2001. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta.

Sinaga, A.S., 2009. Perbedaan Karakteristik Sosial-Ekonomi, Sumber Informasi dan Pendapatan Petani Kopi Arabika dengan Petani Kopi Robusta. Skripsi, Fakultas Pertanian USU.

Sutanto, R ., 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Konsep dan Kenyataan.

Kanisius.Yogyakarta.

Suntoro,2003.Peranan bahan Organik terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaanya.Jurnal Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian USU.

Sutedjo,M.M.2002. Pupuk dan cara Pemupukan. Rineka Cipta.

Syarif Effendy, 1995. Ilmu tanah.Edisi Ketiga. PT Mediyatama Sarana Perkasa.

Tan, K. H. 1991. Dasar- Dasar Kimia Tanah. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta. Terjemahan: D. H. Goenadi. 259 .

Winarso, S.2005. Kesuburan Tanah. Edisi Pertama. Gava Media. Yogyakarta.

34-35.

(42)

Lampiran 1. Peta Administrasi Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

(43)

Lampiran 2. Peta Tutupan Lahan Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

(44)

Lampiran 3. Peta Jenis Tanah Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

(45)

Lampiran 4. Peta Ketinggian Tempat Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

(46)

Lampiran 5. Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

(47)
(48)
(49)

Lampiran 8. Kriteria Sifat Kimia Tanah Sifat tanah Satuan Sangat

rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi C (karbon) % <1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 >5.00 N (Nitrogen) % <0.10 0.10-0.20 0.21-0.50 0.51-0.75 >0.75

C/N --- <5 5-10 11-15 16-25 >25

P2O5 total % <0.03 0.03-0.06 0.06-0.079 0.08-0.10 >0.10 P2O5 eks-HCl % <0.021 0.021-0.039 0.040-0.060 0.061-0.100 >0.10 P-avl Bray I ppm <10 10-15 16-25 26-35 >35 P-avl Bray II ppm <8,0 8,0-15 15-25 25-35 >35

P-avl Truog ppm <20 20-39 40-60 61-80 >80

P-avl Olsen ppm <10 10-25 26-45 46-60 >60

K2O eks-HCl % <0.03 0.03-0.06 0.07-0.11 0.12-0.20 >0.20 CaO eks-HCl % <0.05 0.05-0.09 0.10-0.20 0.21-0.30 >0.30 MgO eks-HCl % <0.05 0.05-0.09 0.10-0.20 0.21-0.30 >0.30 MnO eks-HCl % <0.05 0.05-0.09 0.10-0.20 0.21-0.30 >0.30 K-tukar me/100g <0.10 0.10-0.20 0.30-0.50 0.60-1.00 >1.00 Na-tukar me/100g <0.10 0.10-0.30 0.40-0.70 0.80-0.100 >1.00 Ca-tukar me/100g <2.0 2.0-5.0 6.0-10.0 11.0-20.0 >20 Mg-tukar me/100g <0.40 0.40-1.00 1.10-2.00 2.10-8.00 >8.00

KTK (CEC) me/100g <5 5-16 17-24 25-40 >40

KB (BS) % <20 20-35 36-50 51-70 >70

Kej. Al % <10 10-20 21-30 31-60 >60

EC (Nedeco) mmhos/cm -- -- 2.5 2.6-10 >10

pH H2O <4,5 sangat masam

4,5 – 5,5 masam

5,5 – 6,5 agak masam

6,6 – 7,5 netral

7,6 – 8,5 agak alkalis

>8,5 alkalis Keterangan : Kriteria berdasarkan Pusat Penelitian Tanah-Bogor, 1983.

(50)

Lampiran 9. Status Kesuburan Tanah untuk Lahan Dataran Tinggi Masam di Asia Tenggara

KTK KB P2O5, K2O, C-org Status Kesuburan

T T ≥ 2 T tanpa R Tinggi

T T ≥ 2 T dengan R Sedang

T T ≥ 2 S tanpa R Tinggi

T T ≥ 2 S dengan R Sedang

T T T S R Sedang

T T ≥ 2 R dengan T Sedang

T T ≥ 2 R tanpa T Rendah

T S ≥ 2 T tanpa R Tinggi

T S ≥ 2 T dengan R Sedang

T S ≥ 2 S Sedang

T S Kombinasi lain Rendah

T R ≥ 2 T tanpa R Sedang

T R ≥ 2 T dengan R Rendah

T R Kombinasi lain Rendah

S T ≥ 2 T tanpa R Sedang

S T ≥ 2 S dengan R Sedang

S T Kombinasi lain Rendah

S S ≥ 2 T tanpa R Sedang

S S ≥ 2 S dengan R Sedang

S S Kombinasi lain Rendah

S R 3 T Sedang

S R Kombinasi lain Rendah

R T ≥ 2 T tanpa R Sedang

R T ≥ 2 S dengan R Rendah

R T ≥ 2 S tanpa R Sedang

R T Kombinasi lain Rendah

R S ≥ 2 T tanpa R Sedang

R S Kombinasi lain Rendah

R R Semua kombinasi Rendah

SR TRS Semua kombinasi Sangat rendah

Keterangan : T = tinggi, S = sedang, R = rendah, SR = sangat rendah Kriteria Status Kesuburan Tanah berdasarkan Pusat Penelitian Tanah- Bogor, dalam Subroto, 2003

Gambar

Tabel 5.1. Nama-Nama Desa dan Luas Setiap Satuan Peta Lahan  (SPL) yang       Ditanami  KopiArabika  di  Kecamatan Lumban Julu
Tabel  5.2.  Status  Kesuburan  TanahSPL  1  Pada  Lahan  Kopi  Arabika  Di    Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir
Tabel  5.3.  Status  Kesuburan  Tanah  SPL  2  Pada  Lahan  Kopi  Arabika                       Di   Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir
Tabel  5.4.  Status  Kesuburan  TanahSPL  3  Pada  Lahan  Kopi  Arabika                     Di   Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir
+6

Referensi

Dokumen terkait

Christo Wirawan Sinaga: &#34;PEMETAAN STATUS C-ORGANIK, NITROGEN DAN TEKSTUR TANAH DI KEBUN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN2.

Christo Wirawan Sinaga: &#34; PEMETAAN STATUS C-ORGANIK, NITROGEN DAN TEKSTUR TANAH DI KEBUN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN..

Berdasarkan hasil analisis peta kesesuaian lahan potensial dan ketersediaan lahan untuk pengembangan tanaman kopi arabika di Kabupaten Solok, dapat diketahui bahwa

Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dengan tanaman kopi arabika maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual pada SPL 6 dan SPL 10 adalah tidak

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dengan melakukan pengamatan profil tanah pada setiap lapisan horizon tanah untuk membandingkan kesuburan

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dengan melakukan pengamatan profil tanah pada setiap lapisan horizon tanah untuk membandingkan

Produksi padi yang terus mengalami penurunan sedangkan kebutuhan pangan seperti beras semakin tinggi, maka perlu dilakukan tindakan pemantauan status kesuburan tanah,

88 Kesimpulan dan Saran Dari hasil kegiatan penelitian yang terlah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa status kesuburan tanah pada budidaya kopi di Kecamatan Tutur diperoleh tiga