• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN PENELITIAN. seseorang atau beberapa orang terdahulu. Penelitian ini mengambil beberapa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN PENELITIAN. seseorang atau beberapa orang terdahulu. Penelitian ini mengambil beberapa"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

LANDASAN PENELITIAN 2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian serupa yang telah dilakukan seseorang atau beberapa orang terdahulu. Penelitian ini mengambil beberapa referensi kajian terdahulu diantaranya yaitu:

Penelitian Ghanimata (2012) dengan judul Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Pembeli Produk Bandeng Juwana Elrina Semarang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga, kualitas produk, dan lokasi terhadap keputusan pembelian pada produk Bandeng Erlina Juwana Semarang. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian pada Bandeng Juwana Elrina Semarang. Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu accidental sampling dan metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yaitu harga (X1), kualitas produk (X2), dan lokasi (X3) yang diteliti terbukti secara positif dan signifikan mempengaruhi variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y). Serta didapati pula bahwa variabel lokasi (X3) adalah faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Perbedaan penelitian Ghanimata (2012) mengenai Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Pembeli Produk Bandeng Juwana Elrina Semarang) dan penelitian saat ini terletak pada lokasi penelitian yaitu Juwana Elrina Semarang pada penelitian Ghanimata

(2)

9

(2012) dan Bian’s Cafe Kota Malang pada penelitian saat ini, metode pengambilan sampel, metode analisis data yang digunakan dan variabel yang digunakan. Persamaan penelitian Ghanimata (2012) dan saat ini terletak pada topik penelitian yang secara garis besar meneliti mengenai keputusan pembelian konsumen.

Referensi kedua yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mandey (2013) dengan judul Promosi, Distribusi, Harga Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Surya ProMild. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh promosi, distribusi, harga berpengaruh secara bersama terhadap keputusan pembelian rokok Gudang Garam Surya Promild. (2) mengetahui pengaruh promosi, distribusi, dan harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian rokok Gudang Garam Surya Promild. Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu purposive sampling dan metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara simultan promosi, distribusi dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara parsial promosi dan distribusi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Perbedaan penelitian Mandey (2013) dan saat ini terletak pada variabel yang digunakan, metode analisis data yang digunakan dan lokasi penelitian yaitu pada PT Surya Minahasa Perkasa Manado untuk penelitian Mandey (2013) dan Bian’s Cafe Kota Malang pada penelitian saat ini. Persamaan penelitian Mandey (2013) dan saat ini terletak pada pengambilan topik penelitian, dan metode pengambilan sampel.

(3)

10

Referensi ketiga yaitu adalah penelitian yang dilakukan oleh Heryanto (2015) dengan judul Analisis Pengaruh Produk, Harga, Distribusi, Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Serta Implikasinya Pada Kepuasan Pelanggan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana produk, harga, distribusi, promosi, keputusan pembelian, dan kepuasan pelanggan dan seberapa besar pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian konsumen serta seberapa besar pengaruh keputusan pembelian terhadap kepuasan.

Metode pengambilan sampel non probability sampling dengan jenuh (sensus) dan metode analisis data yang digunakan adalah analisis jalur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi variabel produk, harga, distribusi, promosi, dan keputusan pembelian termasuk dalam kategori baik, sedangkan variabel kepuasan pelanggan termasuk dalam kategori cukup baik. Secara berturut-turut pengaruh variabel produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap variabel keputusan pembelian sebesar 25,95%, 21,37%, 19,02%, dan 18,36%. Pengaruh simultan dari variabel produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap variabel keputusan pembelian adalah 84,70%. Sedangkan pengaruh variabel keputusan pembelian terhadap kepuasan pelanggan adalah sebesar 87,60%. Perbedaan penelitian Heryanto (2015) dan saat ini terletak pada variabel yang digunakan secara keseluruhan, lokasi penelitian, dan metode pengambilan sampel. Sedangkan persamaan penelitian Heryanto (2015) dan saat ini terletak pada pengambilan topik yang diambil dan metode analisis data yang digunakan.

Referensi keempat yaitu adalah penelitian yang dilakukan oleh Hia (2012) yang berjudul Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Goreng Sari Murni. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

(4)

11

faktor produk, harga, promosi, dan distribusi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen minyak goreng sari murni. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode convenience sampling dan metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur (Path Analysis). Hasil dari penelitian ini sendiri menunjukkan bahwa faktor produk, harga, promosi, dan distribusi secara keseluruhan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Perbedaan penelitian Hia (2015) dan saat ini terletak pada lokasi penelitian yang dipilih, variabel yang digunakan secara keseluruhan dan metode pengambilan sampel yang digunakan. Persamaan penelitian terdahulu dan saat ini yaitu terletak pada metode analisis data yang digunakan dan topik penelitian yang diteliti secara garis besar meneliti mengenai keputusan pembelian konsumen.

Referensi kelima yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nasikan & Sasmito (2013) yang berjudul Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Terhadap Keputusan Pembelian Telepon Selular Merk Nokia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis besar pengaruh faktor internal (persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian) dan faktor eksternal (budaya, sosial, referensi, situasi) terhadap keputusan pembelian konsumen. Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purpossive sampling dan metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas yang diteliti memiliki pengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian pada telepon selular. Faktor internal dan faktor eksternal berpengaruh sebesar 27,2%, sedangkan sisanya 72,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian terdahulu

(5)

12

ini. Perbedaan penelitian Nasikan & Sasmito (2013) dan penelitian saat ini terletak pada lokasi penelitian, variabel yang diteliti secara keseluruhan, serta metode analisis data yang digunakan. Persamaan penelitian Nasikan & Sasmito (2013) dan saat ini terletak pada topik penelitian dan juga metode pengambilan sampel yang digunakan.

Referensi keenam yaitu penelitian yang dilakukan oleh Andanawari (2014) yang berjudul Pengaruh Harga, Lokasi, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Studi kasus pada Stove Syndicate Café Semarang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, lokasi dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada Stove Syndicate Café Semarang dan mana yang memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian pada Stove Syndicate Café Semarang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dan metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Hasil analisis dengan menggunakan uji T menunjukkan bahwa harga, lokasi dan kualitas produk secara individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Model persamaan ini memiliki nilai F sebesar 34.791 dengan tingkat signifikansi 0.000. Hasil analisis dengan menggunakan koefisien determinasi menunjukkan sekitar 50.6% dari keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel harga ,lokasi dan kualitas produk, sedangkan 49.4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Perbedaan penelitian Andanawari (2014) mengenai Pengaruh Harga, Lokasi, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Studi kasus pada Stove Syndicate Café Semarang) dan penelitian saat ini terletak pada lokasi penelitian yaitu pada Stove

(6)

13

Syndicate Café Semarang dan Bian’s Cafe Kota Malang, metode pengambilan sampel yang digunakan, variabel yang diteliti secara keseluruhan, serta metode analisis data yang digunakan. Persamaan penelitian terdahulu dan saat ini terletak pada topik penelitian yang secara garis besar meneliti mengenai keputusan pembelian konsumen.

Referensi ketujuh yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2018) yang berjudul Pengaruh Store Atmosphere Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Cafe Bukit Delight Malang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh store atmosphere dan lokasi terhadap keputusan pembelian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dan metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini diperoleh hasil baik secara simultan maupun parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara store atmosphere dan lokasi terhadap keputusan pembelian sebesar 38,7%

dan sisanya sebesar 61,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Perbedaan penelitian Kurniawan (2018) mengenai Pengaruh Store Atmosphere Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Cafe Bukit Delight Malang dan penelitian saat ini terletak pada lokasi penelitian yaitu pada Cafe Bukit Delight Malang untuk penelitian terdahulu dan Bian’s Cafe Kota Malang pada penelitian saat ini, metode pengambilan sampel yang digunakan, variabel yang diteliti secara keseluruhan, serta metode analisis data yang digunakan. Persamaan penelitian terdahulu dan saat ini terletak pada topik penelitian yang secara garis besar meneliti mengenai keputusan pembelian konsumen.

(7)

14

Referensi kedelapan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sengkey &

Wenas (2015) yang berjudul Analisis Citra Merek, Atmosfer Toko, Dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Pada Time Out Sport Café It Center Manado. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh citra merek, atmosfer toko, psikologis terhadap keputusan pembelian. Sampel pada penelitian ini ditentukan menggunakan rumus Slovin dan metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Perbedaan penelitian Sengkey & Wenas (2018) mengenai Pengaruh Store Atmosphere Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Cafe Bukit Delight Malang dan penelitian saat ini terletak pada lokasi penelitian yaitu pada Time Out Sport Café It Center Manado untuk penelitian terdahulu dan Bian’s Cafe Kota Malang pada penelitian saat ini, metode pengambilan sampel yang digunakan, variabel yang diteliti secara keseluruhan, serta metode analisis data yang digunakan. Persamaan penelitian terdahulu dan saat ini terletak pada topik penelitian yang secara garis besar meneliti mengenai keputusan pembelian konsumen.

2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah studi yang mempelajari mengenai bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan diri mereka (Kotler & Keller, 2008). Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian menurut (Kotler, 2005) adalah:

(8)

15 1. Faktor Budaya

Faktor budaya memiliki pengaruh yang paling luas dan sangat mendalam terhadap perilaku konsumen. Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Anak-anak yang baru saja tumbuh memperoleh nilai, persepsi, preferensei, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.

Masing-masing budaya terdiri dari beberapa subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggotanya.

Subbudaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

Pada dasarnya masyarakat manusia memiliki stratifikasi sosial. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan perbedaan penghasilan, melainkan juga dengan pekerjaan, pendidikan dan wilayah tempat tinggal. Perbedaan kelas sosial memiliki ciri berupa perbedaan busana, cara berpakaian, cara rekreasi dan masih banyak ciri lainnya.

Perusahaan harus mampu mengidentifikasi sasaran konsumen melalui dasar pengenalan kebudayaan konsumen agar dapat mengena dan menarik minat konsumennya.

2. Faktor Sosial

Faktor sosial juga berpengaruh pada perilaku konsumen, faktor sosial meliputi kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurangnya melalui tiga cara.

Kelompok acuan membuat seseorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru, dan mempengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang, kelompok acuan

(9)

16

menuntut orang supaya mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat mempengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek aktual.

Keluarga memberikan pengaruh yang kuat dalam perilaku membeli.

Keluarga sendiri telah diteliti secara luas dalam pengaruhnya pada perilaku membeli seseorang, selain itu peran dan status sosial juga menjadi bagian penting yang dapat mempengaruhi perilaku membeli seseorang melalui kedudukan seseorang yang setiap perananannya akan menimbulkan beragam perilaku membeli.

Perusahaan harus dapat memahami secara luas faktor sosial yang berkembang yang meliputi kelompok acuan, keluarga juga peran sosial konsumennya agar dapat menghadirkan penawaran barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan konsumennya.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh faktor karakteristik pribadi.

Karakterisik tersebut meliputi usia, pekerjaan, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri-membeli. Perusahaan harus dapat membaca sasaran konsumen yang akan dituju melalui beberapa aspek karakteristik tersebut sehingga dapat memenuhi kepuasan konsumen hingga akhirnya tercapailah keputusan pembelian dari individu tersebut.

4. Faktor Psikologis

Pilihan membeli seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yang meliputi empat faktor utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu yang tertu. Kebutuhan akan menjadi motif jika didorong hingga mencapai level

(10)

17

intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang memadai untuk mendorong seseorang bertindak. Seseorang yang termotivasi siap bertindak.

Bagaimana tindakan sebenarnya seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsi. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi masukan informasi. Individu dapat memiliki persepsi yang berbeda pada satu objek yang sama karena tiga hal:

perhatian selektif, distorsi selektif, dan ingatan selektif.

Ketika orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang ditimbulkan dari pengalaman. Sebagian perilaku manusia timbul dari pembelajaran. Melalui perbuatan dan pembelajaran maka orang memperoleh sikap dan keyakinan. Keduanya kemudian juga masuk untuk mempengaruhi perilaku pembelian mereka.

2.2.2 Harga

Harga adalah jumlah uang atau alat tukar lain yang senilai, yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa, pada waktu yang tertentu dan di pasar tertentu (KBBI, 2019). Harga memainkan peran yang sangat strategik dalam hal pemasaran. Apabila harga terlampau tinggi maka produk yang bersangkutan akan tidak terjangkau oleh pasar sasaran tertentu atau bahkan custumer value menjadi rendah. Begitu juga sebaliknya, jika harga berada di titik yang terlampau rendah perusahaan akan sulit mendapatkan laba dan juga akan menimbulkan persepsi sebagian konsumen akan kualitasnya yang buruk (Tjiptono, 2015).

Beberapa tujuan penetapan harga menurut (Tjiptono, 2015):

1. Tujuan berorientasi pada laba 2. Tujuan berorientasi pada volume

(11)

18 3. Tujuan berorientasi pada citra

4. Tujuan stabilisasi harga 5. Tujuan-tujuan lainnya

Penetapan harga secara tepat merupakan faktor penting dalam menentukan kesuksesan perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Tjiptono, 2015). Dapat disimpulkan bahwa harga adalah sejumlah nilai atau uang yang harus digantikan terhadap balas jasa atau produk yang didapat.

2.2.3 Lokasi

Menurut Swastha dalam Ghanimata (2012) lokasi merupakan letak toko atau pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba.

Sedangkan menurut Kotler dalam Ghanimata (2012) pemilihan lokasi merupakan faktor bersaing yang penting dalam usaha menarik pelanggan. Pertama yang dilakukan adalah memilih daerah dimana toko akan dibuka, kemudian kota tertentu, lalu kemudian lokasinya. Lokasi adalah tempat toko yang paling menggantungkan yang dapat dilihat dari jumlah rata-rata khalayak yang melewati toko itu setiap harinya, presentasi khalayak yang mampir ke toko. Presentasi mampir dan kemudian membeli serta nilai pembelian per penjualan.

Menurut Mischitelli dalam Atmaja & Adiwinata (2013) elemen-elemen yang mempengaruhi pemilihan sebuah lokasi restoran adalah:

1. Place

Adalah hal-hal yang berhubungan dengan letak maupun posisi. Sebaiknya letak sebuah restoran dekat dengan pusat keramaian atau dekat dengan daerah yang padat penduduk.

(12)

19 2. Parking

Restoran sebaiknya mempunyai tempat parkir sendiri atau menggunakan tempat parkir umum yang luas, nyaman, dan aman baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.

3. Accesibility

Restoran seharusnya berada di jalan yang mudah untuk mencapainya, baik dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.

4. Visibility

Bangunan dari restoran tersebut sebaiknya mudah dilihat dan diketahui banyak orang.

5. Infrastructure

Bagian ini menyangkut keseluruhan bagian gedung dimana sebuah restoran beroperasi, misalnya: fasilitas umum, transportasi, dll.

2.2.4 Promosi

Promosi merupakan elemen bauran pemasaran yang fokusnya terletak pada upaya memberikan informasi, membujuk, dan mengingatkan kembali kepada kosnumen akan merek dan produk perusahaan, promosi juga menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan program pemasaran, bila konsumen tidak pernah mendengar atau tidak yakin bahwa produk itu berguna betapapun berkualitasnya sebuah produk maka mereka tidak akan tertarik membelinya (Tjiptono, 2015).

Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi perusahaan dalam usaha mempertahankan keberlanjutan serta meningkatkan kualitas penjualan, untuk meningkatkan kegiatan pemasaran dalam hal barang ataupun jasa dari perusahaan, tidak cukup hanya dengan pengembangan produk,

(13)

20

penetapan harga, dan penggunaan saluran distribusi, akan tetapi juga harus didukung dengan kegiatan promosi yang baik (Heryanto, 2015).

Menurut Kotler & Amstrong dalam Heryanto (2015) promosi adalah merupakan fungsi pemberitahuan, pembujukan, dan pengimbasan pada keputusan konsumen, dapat disimpulkan bahwa promosi adalah salah satu cara pemasaran yang berguna untuk memberikan informasi dan upaya membujuk kosumen agar dapat mengenali suatu produk atau jasa hingga pada akhirnya dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

2.2.5 Produk

Produk menurut Shinta (2011) adalah sesuatu yang ditawarkan oleh produsen terhadap konsumen baik berupa suatu barang maupun berupa jasa dengan kegunaan sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen.

Produk adalah merupakan segala yang dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. dalam merencanakan sebuah produk produsen harus memahami tiga level produk, yaitu:

1. Core product, yaitu adalah manfaat pokok/utama dari sebuah produk.

2. Actual product, yaitu produk fisik atau delievered service yang memberikan manfaat.

3. Augmented product, yaitu actual product yang ditambah fitur-fitur penunjang lain seperti garansi, kredit, layanan antar dan reparasi purnabeli.

Berdasarkan tangibility, produk diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu barang (goods) dan jasa (service) (Tjiptono, 2015).

(14)

21

Produk dapat disimpulkan bahwasanya adalah suatu komponen penting dalam kegunaan pemuasaan kebutuhan dan keinginan konsumen yang berupa wujud barang nyata serta tidak nyata seperti layanan jasa.

2.2.6 Suasana Toko

Menurut Mowen dan Minor (2002) dalam Fuad (2010) suasana toko atau store atmosphere merupakan unsur senjata lain yang dimiliki oleh toko. Setiap toko mempunyai penampilan dan letak fisik untuk memudahkan atau menyulitkan pembeli untuk mengelilingi toko didalamya. Toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli.

Levy dan Weitz (2001) dalam Dessyana (2013) menyatakan bahwa suasana toko merupakan penciptaan suasana toko melalui visual, penatan,cahaya, musik, dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian.

Berman dan Evan (1992) dalam Desyana (2013) mengemukakan bahwa store atmosphere terdiri dari empat elemen, yaitu :

1. Exterior

Karakteristik exterior memiliki pengaruh penting pada toko, sehingga harus direncanakan. Kombinasi dari exterior dapt membuat penampilan dari toko lebih terlihat menarik, unik, menonjol, dan mengundang orang untuk berkunjung ke dalam toko.

(15)

22 2. General Interior

Dalam elemen general interior sangat penting karena dalam elemen ini pengambilan keputusan untuk membeli sehingga mempengaruhi jumlah penjualan. Penatan toko yang baik dapt menarik perhatian pengunjung dan membantu pengunjung agar mudah mengamati, memeriksa, dam memilih barang dan melakukan pembelian.

3. Store Layout (Penataan Toko)

Penataan toko adalah salah satu elemen penting dalam faktor suasana toko, karena dengan melakukan penataan toko yang benar akan mampu mengundang konsumen untuk betah berkeliling lebih lama dan membelanjakan uangnya lebih banyak, maka dari itu pemilik harus dapat melakukan penatan toko yang baik dan benar sehingga tujuan konsumen dapat tercapai.

4. Interior (Point Of Purchase) Display

Tujuan utama dalam elemen ini adalah untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan dari toko tersebut dan juga setiap jenis point of purchase menyediakan pelanggan informasi, menambah suasana toko dan melayani promosi.

2.2.7 Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan adalah hasil dari tindakan dalam mengambil suatu keputusan dari berbagai macam alternatif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pengambilan keputusan juga sebagai proses pemutusan daripada suatu pemikiran tentang suatu masalah atau problem dengan menjatuhkan pilihan pada satu alternatif diantara sekian banyak alternatif berdasarkan pertimbangan-

(16)

23

pertimbangan atau kriteria tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Amitta, 2016).

Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual (Lembang, 2010).

Menurut Tjiptono (2015) proses keputusan pembelian dapat dikategorikan secara garis besar ke dalam tiga tahap utama: pra-pembelian, konsumsi, dan evaluasi purnabeli. Tahap pra-pembelian mencakup semua aktivitas konsumen yang terjadi sebelum terjadinya transaksi pembelian dan pemakaian produk.

Tahap ini meliputi tiga proses, yakni identifikasi kebutuhan, pencarian informasi dan evaluasi alternatif. Tahap konsumsi merupakan tahap proses kepuasan konsumen dimana konsumen membeli dan menggunakan produk atau jasa.

Sedangkan tahap evaluasi purna-beli adalah tahap proses pembuatan keputusan konsumen sewaktu konsumen menentukan apakah ia telah membuat keputusan pembelian yang tepat.

Dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan yang dilakukan pembeli setelah melakukan beberapa pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan keputusan dari banyak alternatif yang ada.

2.3 Kerangka Pemikiran

Bian’s cafe adalah salah satu coffeeshop pendatang baru di Kota Malang.

Menurut data yang diperoleh penerimaan Bian’s Cafe dalam lima bulan terakhir dalam kurun waktu November 2018 hingga Maret 2019 mengalami fluktuasi pendapatan. Perusahan dituntut untuk bisa memahami perilaku konsumen agar dapat menarik minat beli konsumen hingga akhirnya dapat tetap bersaing dengan

(17)

24

pesaing yang ada. Menurut Kotler & Amstrong (2008) dalam model perilaku pembeli, produk, harga, lokasi, dan promosi termasuk kedalam rangsangan pemasaran yang pada akhirnya akan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, dan tidak hanya itu, dari beberapa landasan teori dan penelitian terdahulu yang dipakai mengatakan bahwasanya store atmosphere menjadi salah satu faktor yang mendorong konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka tercipta suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut:

Keterangan Garis:

Secara Parsial Secara Simultan Metode Analisis Data

Alur Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

FAKTOR PROMOSI (X3)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN

FAKTOR LOKASI (X2) FAKTOR

HARGA (X1)

RANGSANGAN PEMASARAN

KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)

ANALISIS JALUR FAKTOR

PRODUK (X4)

FAKTOR SUASANA TOKO

(X5)

(18)

25

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh variabel-variabel eksogen yang digunakan (harga, lokasi, promosi, produk dan suasana toko) secara serempak (simultan) dan secara terpisah (parsial) terhadap variabel endogen yang digunakan (keputusan pembelian).

Kerangka pemikiran teoritis tersebut yang disajikan berdasarkan pada tinjauan landasan teori yang menjelaskan bahwa adanya hubungan antara kelima variabel eksogen yang dipakai yaitu harga, lokasi, promosi, produk dan suasana toko terhadap variabel endogen yaitu keputusan pembelian. Jika terjadi perubahan atau ketidakpuasan harga maka konsumen akan mempertimbangkan kembali untuk melakukan pembelian. Adapun juga dengan faktor lokasi yang juga akan mempengaruhi keputusan pembelian yang pada umumnya lokasi yang sesuai dengan harapan konsumen yang meliputi kenyamanan, keamanan, dan dapat dengan mudah dijangkau akan cenderung dipilih oleh konsumen. Faktor promosi pun juga demikian, menjadi faktor penting terhadap keputusan pembelian konsumen, yang apabila tidak tersalur informasi yang baik dan menggugah terhadap konsumen, konsumen akan mempertimbangkan kembali untuk melakukan pembelian. Faktor produk juga menjadi penentu keputusan pembelian apabila produk yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik sesuai harapan konsumen, dan faktor atmosfer toko (suasana) juga menjadi faktor penting penunjang untuk menarik perhatian konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.

2.4 Hipotesis

Hipotesis yang diperoleh berdasarkan landasan teori adalah sebagai berikut:

(19)

26

1. Faktor harga, lokasi, promosi, produk, dan suasana toko secara simultan diduga berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen di Bian’s Cafe.

2. Faktor harga,lokasi, promosi produk dan suasana toko secara parsial diduga berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen di Bian’s Cafe.

3. Faktor produk diduga berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen di Bian’s Cafe.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko faktor BBLR, riwayat ASI Eksklusif, riwayat usia pemberian MP ASI, tinggi badan ibu dan riwayat anemia ibu saat

Variabel ini akhirnya akan mencerminkan proses yang ada pada proses pengelolaan surat di Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, yaitu hasil pemrosesan yang

Konsultan Penyusunan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Konsultasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Konsultan Teknik Produksi Sumur Migas, Konsultan.

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedalaman gerusan dan pola gerusan yang terjadi di sekitar abutmen pada kondisi aliran jernih (clear-water scour) untuk saluran

Katalis merupakan suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi dalam reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.. Suatu

3 (2) Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Unit Penyelenggara Bandar Udara, Badan Usaha Bandar Udara, Badan Usaha Angkutan Udara,

Taha (2014) meneliti “The Disco ursal Arabic Coordinating Conjuntion WA (And)” dalam penelitian Taha meneliti tentang fungsi konjungsi koordinatif “WA” dan yang