1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Melalui bahasa manusia dapat belajar berbagai macam pengetahuan di dunia. Selain itu bahasa baik dan benar merupakan cikal bakal dalam menghadapi kehidupan masa kini dan mendatang. Keterampilan menulis memiliki peran penting, bukan hanya untuk membina keterampilan komunikasi melainkan juga digunakan sebagai penguasa ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, sudah selayaknya pembelajaran bahasa di sekolah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, termasuk keterampilan menulis (Abidin, 2012:6). Keterampilan menulis diakui sebagai keterampilan yang paling sulit di antara keempat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki setiap siswa.
Empat keterampilan tersebut diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis (Dalman, 2015:1-2).
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan.
Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit diantara jenis-jenis keterampilan bahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur (Mulyati, 2009:1.13)
Menulis sebagai media penyampaian berupa tulisan yang dilakukan seseorang dalam menuangkan gagasan, ide, pendapat, atau pikiran untuk meningkatkan kecerdasan melalui latihan-latihan dan praktik yang dilakukan secara bertahan tanpa mengenal batasan waktu. Hal ini senada dengan pendapat (Dalman 2015:3) yang menjelaskan pengertian dari menulis sebagai berikut. Bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang mengintegrasikan kemahiran dalam banyak aspek bahasa. Aspek-aspek tersebut adalah substansi dan ide yang diungkapkan bentuk yaitu organisasi isi; tata bahasa yaitu bagaimana bentuk gramatika dan pola sintaksis; gaya yaitu pilihan struktur dan leksikal yang memberi gaya penulisan yaitu penggunaan konvensi grafis dalam bahasa. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulisan sebagai penyampaian pesan isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.
Pentingnya pembelajaran menulis pada jenjang pendidikan sekolah dasar tidak luput dari seluruh proses belajar siswa selama di kelas, selain digunakan sebagai keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak bersemuka dengan orang lain. Menulis sangat penting diajarkan pada siswa sekolah dasar untuk membina keterampilan siswa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar melalui latihan dan praktik.
Menulis tidak semudah dari apa yang dibayangkan. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, melainkan memerlukan keterampilan serta latihan-latihan berkelanjutan dan terus menerus. Siswa sekolah dasar dapat
diharapkan dapat menyerap aspek-aspek dasar dari keterampilan menulis guna menjadi bekal ke jenjang yang lebih tinggi (Qomariah P, 2010:3).
Berbagai permasalahan diatas merupakan akibat dari belum optimalnya komunikasi dua arah antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut terciptanya pembelajaran secara kondusif tidak terlepas dari interaksi kerjasama antara guru dan siswa. Hasil observasi awal yang dilakukan terhadap siswa yang mengikuti pembelajaran di kelas V SDN 2 Purwosekar Malang maupun pembelajaran diluar kelas dengan mengikuti program literasi dasar yang dilakukan diluar kelas sekali dalam seminggu. Siswa tertib dalam selama mengikuti proses pembelajaran dikelas maupun dalam kegiatan program literasi dasar di sekolah, siswa memasuki sekolah dengan pakaian seragam rapi sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Siswa memasuki sekolah dengan tata tertib, siswa memasuki kelas dengan berbaris rapi satu persatu tepat pukul 7 pagi WIB, siswa mengikuti pembelajaran secara seksama sesuai dengan arahan dan perintah guru dalam pelaksana pembelajaran dikelas.
Pembelajaran menulis di SDN 2 Purwosekar Malang pada kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 20 pembelajaran menulis biasanya dilaksanakan sesuai dengan tema yang akan dilaksanakan dengan alokasi waktu 3x45 menit.
Proses pelaksanaanya sama dengan proses pembelajaran yang lain yaitu diawali dengan proses perencanaan kemudian pelaksanaan dan refleksi.
Selama pembelajaran menulis siswa terlibat aktif dalam pembelajarannya.
Dalam pembelajaran ini guru menggunakan beberapa media gambar, buku cerita, buku catatan, papan tulis, mading kelas, dan media komik. Media
tersebut penggunaannya disesuaikan dengan materi ajar atau tema yang akan dipelajari.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan pada 17 oktober 2019 SDN 2 Purwosekar Malang sangat bervariasi ada sebagian banyak siswa yang telah memiliki kemampuan dalam menulis cerita dan ada pula beberapa siswa yang belum bisa menulis cerita secara lisan. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu adanya penelitian tentang kemampuan menulis cerita SDN 2 Purwosekar Malang. Atas dasar alasan-alasan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam dan mengambil judul “Analisis Keterampilan Menulis Cerita Melalui Program Literasi Dasar Siswa Kelas V SDN 2 Purwosekar Malang”
Pada saat saya melakukan observasi awal saya langsung tertarik pada program literasi di SDN 2 Purwosekar Malang, dikarenakan program literasi dasar di sekolah tersebut kegiatannya sangat menarik siswa untuk mengikuti program literasi tersebut. Terdapat beberapa kemenarikan pada program literasi tersebut sebagai berikut:
a. Ketika siswa mengikuti kegiatan literasi siswa mendapatkan Reawed dari guru kelas masing-masing.
b. Kegiatan berlangsung selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai.
c. Siswa tidak hanya membaca dan menulis hasil rangkuman dari buku, akan tetapi siswa dituntut oleh gurunya untuk melatih keterampilan menulis cerita secara lisan melalui tulisannya tersebut.
d. Ketika ada siswa yang tidak mengikuti program literasi dasar, siswa tersebut diberi hukuman oleh gurunya dengan membacakan hasil keterampilan
menulis cerita di depan teman-temannya pada saat kegiatan literasi di sekolah.
Berdasarkan ketertarikan diatas, saya mengambil penelitian ini di SDN 2 Purwosekar Malang. Perbedaan program literasi dasar di SDN 2 Purwosekar Malang dengan Sekolah-sekolah lain seperti yang saya cantumkan diatas, saya tidak pernah menemukan kemenarikan seperti di sekolah SDN 2 Purwosekar Malang tersebut.
B. Fokus Masalah
Keterampilan menulis merupakan komponen penting dalam berbahasa.
Menulis di jenjang pendidikan sekolah dasar utamanya digunakan sebagai keterampilan komunikasi. Menulis membutuhkan keterampilan-keterampilan diantaranya mengembangkan daya imajinasi sebelum melakukan tindakan menulis baik itu tema, amanat, alur, watak, latar, dan sudut pandang yang akan dipergunakan dalam penulisan, selain itu menulis wajib memperhatikan ejaan dan tanda baca diantaranya yaitu, (1) penulisan huruf yang meliputi huruf besar atau huruf capital dan huruf miring, (2) penulisan kata diantaranya : kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, kat sandang, partikel, angka dan lambing, (3) tanda baca meliputi : titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda elipsis, tanda Tanya, tanda seru, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda garis miring, tanda penyikat. Mengingat banyaknya unsur yang terdapat dalam menulis, maka penelitian ini menitikberatkan masalah pada aspek menulis cerita yang berhubungan penggunaan ejaan dan
tanda baca serta ketepatan dalam penggunaan kalimat pada kemampuan menulis cerita siswa kelas V SDN 2 Purwosekar Malang.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan pada 17 oktober 2019 SDN 2 Purwosekar Malang sangat bervariasi ada sebagian banyak siswa yang telah memiliki kemampuan dalam menulis cerita dan ada pula beberapa siswa yang belum bisa menulis cerita secara lisan. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu adanya penelitian tentang kemampuan menulis cerita SDN 2 Purwosekar Malang. Atas dasar alasan-alasan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam dan mengambil judul “Analisis Keterampilan Menulis Cerita Melalui Program Literasi Dasar Siswa Kelas V SDN 2 Purwosekar Malang”
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana keterampilan menulis cerita melalui program literasi dasar siswa kelas V SDN 2 Purwosekar Malang dalam menggunakan ejaan dan tanda baca pada cerita?
2. Bagaimana hambatan keterampilan menulis cerita melalui program literasi dasar siswa kelas V SDN 2 Purwosekar Malang dalam ketepatan penggunaan kalimat pada cerita?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam keterampilan menulis cerita siswa kelas V SDN 2 Purwosekar Malang melalui program literasi dasar?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan keterampilan menulis cerita melalui program literasi dasar siswa kelas V SDN 2 Purwosekar Malang dalam menggunakan ejaan dan tanda baca pada cerita?
2. Mendeskripsikan hambatan keterampilan menulis cerita melalui program literasi dasar siswa kelas V SDN 2 Purwosekar Malang dalam ketepatan penggunaan kalimat pada cerita?
3. Mendeskripsikan solusi untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam keterampilan menulis cerita siswa kelas V SDN 2 Purwosekar Malang melalui program literasi dasar?
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan tentang pembelajaran menulis cerita melalui program literasi dasar di sekolah.
Hasil dari penelitian ini dapat dipergunakan sebagai rujukan referensi dalam penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa dapat belajar menulis cerita dengan kreatif dan imajinatif.
b. Bagi sekolah dapat dijadikan acuan sekolah untuk menjadikan sekolah teladan dalam mengembangkan kemampuan menulis cerita melalui kegiatan literasi dasar tersebut.
c. Bagi guru yaitu dapat mempermudah dalam memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis cerita. Menjadi referensi guru untuk melakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
d. Bagi peneliti lain hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk peneliti lain yang berfokus pada kegiatan menulis cerita.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya fokus pada keterampilan menulis cerita melalui program literasi sekolah dalam penyampaian berupa tulisan yang dilakukan seseorang dalam menuangkan gagasan, ide, pendapat, atau pikiran untuk meningkatkan kecerdasan melalui latihan-latihan dan praktik yang dilakukan secara bertahan tanpa mengenal batasan waktu di SDN Purwosekar Malang kelas V berjumlah 20 siswa.
F. Definisi Istilah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
a. Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran penting bukan hanya untuk membina keterampilan komunikasi melainkan juga digunakan sebagai penguasaan ilmu pengetahuan (Abidin, 2012:6).
b. Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Dalam pengertian luas, literasi meliputi juga kemampuan berbicara, menyimak, dan berpikir sebagai elemen di dalamnya (Cooper, 1993).
c. Menulis merupakan keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan (Mulyati, 2009:1.13).
d. Cerita adalah bentuk wacana yang menyajikan suatu peristiwa atau kejadian sehingga peristiwa itu tampak seolah-olah dialami sendiri oleh pembaca.