• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII NERACA PEMBAYARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "VII NERACA PEMBAYARAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Lecture VII

NERACA PEMBAYARAN

Oleh:

Yuri Yurianto Dr. Ir. H. MA,M.Sc

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA)

(2)

NERACA PEMBAYARAN BY YURI YURIANTO

Pengertian Neraca Pembayaran Internasional (BOP) adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa , transfer keuangan dan moneter anatara penduduk (resident) suatu negarab dan penduduk luar negeri untuk suatu periode tertentu biasanya satu tahun. Contoh sebuah perusahaan Indonesia melakukan ekspor barang dengan kredit tiga bulan senilai USD 1000 karena ekspor tersebut dilakukan dengan kredit tiga bulan, maka pembayaran yang belum diterima tersebut dianggap sebagai suatu arus untuk jangka pendek atau a short term capital out flow senilai USD 1000.

Dengan demikian transaksi internasional diatas tercatat sebagai berikut ;

Transaksi Kredit (+) Debet (-)

Ekspor barang Modal keluar jk pendek

USD 1.000

USD 1.000

Overall balance USD 1.000 USD 1.000

Dengan sistem doble –entry bookkeeping, maka BOP secara over-all akan selalu dalam posisi balance, tetapi dapat memiliki cadangan devisa positif atau negative.

Berdasarkan konvensi yang biasanya digunakan dalam sistem double-entry bookkeeping, transaksi yang tercatat dalam BOP terdiri atas.

1. Credit entries (Transaksi kredit)

a. Export of goods and services (eksport barang dan jasa) b. Income receivable (penerimaan dari hasil investasi ) c. Offset to real or financial resources received (transfer) d. Increases in liabilities

e. Decreas in financial assets.

2. Debit entries (transaksi debit)

a. Import of goods and services (impor barang dan jasa) b. Income payable (pembayaran atas hasil investasi).

c. Offset to real or financial recources provide (transfer) d. Decreases in liabilities.

e. Increases in financial assets.

Debet dan kredit menurut sifatnya dapat dibagi atas hal-hal sebagai berikut :

1. Transaksi outonom yaitu transaksi yang timbul atas inisiatif pihak tertentu dan bukan sebagai reaksi atau akibat adanya transaksi lain yang tercatat pada current account dan long term capital account, missal ekspor dan impor barang atau modal dalam jangka panjang untuk mencarikeuntungan.

2. Transaksi kompensasi ( induced/compensatory transaction) yaitu transaksi ayang timbul sebagai akibat atau kompensasi dari adanya transaksi yang timbul sebagai akibat atau kompensasi dari adanya transasksi lain. Transaksi ini dapat disebut sebagai transaksi pelengkap, missal pemasukan modal jangka pendek dan impor/eksport emas.

(3)

Dengan demikian transaksi kredit dapat terdiri atas hal-hal berikut : a. transaksi kredit otonom (Credit autonomus transaction atau CAT) (1) eksport barang dan jasa

(2) Import modal jangka panjang untuk PMA/direct investmen, b. Transaksi debit otonomus transaction atau DAT)

(1) Import barang dan jasa

(2) Ekspor modal jangka panjang. Misalnya direct investment di luar negeri, B KEGUNAAN BOP

Secara umum sebagai neraca , BOP berguna sebagai berikut :

1. Untuk membukukan seluruh transaksi ekonmi internasional yang terjadi antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri.

2. Untuk mengetahui struktur dan komponen trasaksi ekonomi internasional suatu negara .

3. Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional.

4. Mengetahui posisi keuangan suatu negara,

5. Sebagai salah satu indicator untuk dipertimbangkann oleh IMF atau negara donor untuk memberi bantuan keuangan terutama negra-negara yang mengalami kesulitan BOP.

6. Sebagai salah satu indicator fundamental ekonomi suatu negara selain tingkat inflasi, pertumbuhan GDP dan lain sebagainya.

C Struktur dan Posisi BOP

Contoh BOP SUatu negara pada tahun 2018 dan 2019 Balance of Payment Negara ……… (milyar USD)

No Komponen 2018 2019

1

II .

Current account (1+2+3) (neraca transaksi berjalan) 1. BOP atau neraca perdag angan :

a. Expor commodity b.Impor barang 2.Neraca jasa

3.neraca trasaksi sepihak Capital account (neraca Modal) 1. Capital impor

a. Pemrintah pinjam CGI b.Swasta (PMA)

2. Capital export

a. pemerintah cicil pinjam b.swasta

-8,1 6,2 52,0 -45,8 -14,3 0,0

12,7 5,3 13,5 -6,1 0,0

- 2,5 12,9 56,1 -43,2 -15,4 0,0 -4,7 8,5 1.8

-4,1 -10,9

(4)

III

IV

V

Perub, Cadangandevisa=dR Error and omission

(selisih perhitungan) Monetery account

(Neraca lalulintas moneter) Over Balance

4,6 -0,7

3,9 0,0

-7,2 -2,8

10,0 0,0 Dari tabel diatas coba cari neraca perdagangan

Neraca modal dan Neraca pembayaran tahun 2018 dan 2019 Surplus atau defisit

Sering diperdebatkan oleh para ekonom bahwa transaksi berajalan menjadi penting dan bahkan sangat penting dalam menyusun indikator perekonomian makro. Untuk itulah beberapa pertanyaan yang muncul berkaitan dengan hal ini adalah apakah sebetulnya current account, dan bagaimana fungsi current account dalam perekonomian.

Sebelum nambahas tentang peraan current account mari kita lihat dengan seksama pengertian balance of payment. Balance of payment adalah Neraca pembayaran (balance of payments) yang pada dasarnya merupakan indikator yang merangkum semua transaksi ekonomi suatu negara dengan negara lain dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Laporan neraca pembayaran berisikan informasi lengkap tentang dana yang diterima oleh suatu negara dari negara lain serta dana yang dibelanjakan oleh suatu negara di luar negeri. Dalam neraca pembayaran terdapat beberapa macam transaksi, antara lain neraca jasa, neraca pendapatan investasi dan upah, neraca transfer dan lain-lain.

Secara konsep Neraca Pembayaran (balance of payments): Sistem akuntansi yang mencatat seluruh transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan penduduk dari negara-negara lain pada periode waktu tertentu.

Rekening cadangan, atau reserve account merupakan rekening yang mencatat seluruh transaksi pembelian atau penjualan yang melibatkan aset- aset cadangan resmi negara. Intervensi bank sentral di pasar valuta asing dengan membeli atau menjual mata uang domestik merupakan transaksi yang dicatat pada rekening cadangan.

Jumlah antara neraca berjalan dengan neraca modal adalah neraca transaksi cadangan resmi atau official reserve transaction balance. Selain itu, neraca cadangan biasa disebut juga sebagai perubahan neraca cadangan devisa. Dengan demikian Perubahan cadangan devisa merupakan neraca yang menunjukkan pembahan cadangan atau saldo devisa yang diperoleh pada tahun yang bersangkutan.

Perubahan cadangan devisa pada dasarnya sudah menunjukkan kondisi keuangan internasional suatu negara. Hal ini disebabkan perubahan cadangan devisa dihitung berdasarkan pada transaksi yang tercatat dalam current account dan capital account.

Jika perubahan cadangan devisa menunjukkan angka positif, maka dapat dikatakan bahwa posisi neraca pembayaran BOP dalam keadaan surplus. Sebaliknya, jika

(5)

perubahan cadangan devisa menunjukkan angka negative, maka dapat dikatakan bahwa neraca pembayaran BOP dalam keadaan defisit.

Dengan demikian Surplus atau defisit pada neraca pembayaran mencerminkan surplus atau defisit pada neraca transaksi cadangan resmi atau official reserve Transaction balance.

Selisih Perhitungan, Error dan Omission

Dalam Bo P terdapat account Error and Omiission, apa arti dari account ini?

Error dan omission adalah selisih yang belum dapat diperhitungkan yang diperoleh dari penjumlahan antara reserve account dan saldo devisa yang terdapat padamonetary account yang di satat oleh Bank Sentral.

Error adalah selisih yang terjadi karena adanya kesalahan pencatatan ataukesalahan perhitungan, sedangkan omission adalah selisih karena adanyaperdagangan atau transaksi illegal seperti penyelundupan atau perdagangan obat bius yang pasti tidak tercatat.

Neraca Lalu-Lintas Moneter, Monetary Account

Dalam BoP juga terdapat akun Monetary Account,, apa arti dari akun ini?

Monetary account merupakan saldo devisa yang dicatat berdasarkan transaksi arusdevisayang masuk dan keluar suatu negara.Karena neraca pembayaran BOP secara keseluruhan harus dalam posisi balanceatau dengan kata lain overall balance H 0, maka pencatatan posisi saldo padamonetary account ini mempunyai tanda yang berlawanan dengan posisi saldoperubahan cadangan deviga reserve account. Adapun ketentuannya adalah sebagaiberikut:

Bila posisi saldo perubahan cadangan devisa mempunyai tanda positif, maka posisisaldo monetary account mempunyai tanda negatif. Sebaliknya, bila posisi saldoperubahan cadangan devisa reserve account mempunyai tanda negatif, maka posisisaldo monetary account mempunyai tanda positif.

Sehingga Tanda negatif berarti surplus dan tanda positif berarti defisit.

Secara aljabar dapat diformulasikan sebagai berikut:

BOP = (X-M) + (CI – CO) + (FB) BOP = neraca pembayaran

X-M= neraca transaksi berjalan yang merupakan selisih antara nilai ekspor dan impor barang dan jasa.

CI- CO = neraca transaksi modal yang mempakan selisih antara nilai capital inflou; CI dan capital outflow co.

FB = neraca cadangan resmi negara.

Jika dalam keadaan kesetimbangan, maka neraca pembayaran sama dengan nol.

Jumlah antara neraca transaksi berjalan dengan neraca modal adalah neraca cadangan resmi negara dengan tanda yang berlawanan. Neraca cadangan resmi menunjukkan jumlah bersih dari cadangan internasional yang harus bergerak antar pemerintah untuk membiayai transaksi internasionalnya.

Pada keadaan kesetimbangan BOP = 0, maka cadangan resmi negara adalalt:

O = (X - M) + (CI-CO) + (FB) (X - M) + (CI-CO)=– (FB)

Jika jumlah neraca transaksi berjalan dan neraca modal lebih besar daripada nol, maka terjadi surplus permintaan terhadap mata uang domestik. Adanya surplus

(6)

permintaan terhadap mata uang domestik berdampak pada apresiasinya mata uang domestik dan depresiasinya mata uang asing,

Dengan melihat pengertian ini beberapa hal yang berkaitan dengan neraca pembayaran dapat diuraikan sebagai berikut.

Faktor Yang Mempengaruhi Transaksi Berjalan Pengertian Penjelasan

Dengan melinat hal tersebut di ata maka dapata diidentifikasi bahwa faktor Yang Mempengaruhi Transaksi Berjalan dapat diidekati dengan inflasi, pendapatan, kurs valuta asing, dan restriksi pemerintahan.

Inflasi Domestic.

Inflasi suatu Negara akan berpengaruh negative terhadap keseimbangan transaksi berjalan. Inflasi domestic yang relative lebih tinggi dari inflasi Negara partner dagangnya akan menyebabkan nilai barang domestik menjadi relative lebih mahal.

Konsumen dan perusahaan domestic cenderung memilih barang-barang impor dan jasa yang lebih murah. Kecenderungan impor menjadi tinggi, dan ekspor menjadi rendah.

Pendapatan Domestik.

Negara dengan persentasi pendapatan siap pakainya relative tinggi cenderung akan mengalami penurunan keseimbangan transaksinya. Jika pendapatan naik, maka konsumsi barang dan jasa akan meningkat, termasuk konsumsi barang dan jasa dari luar negeri.

Kurs Valuta Asing.

Negara yang memiliki mata uangnya cenderung apresiasi terhadap mata uang asing cenderung akan mengalami penurunan transkasi berjalannya. Mata uang domestic yang terapresiasi akan menjadi lebih mahal dari mata uang asing. Barang-barang domestic yang diekspor menjadi lebih mahal di luar negeri. Sementara itu, barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri menjadi lebih murah. Pada akhirnya, impor cenderung menjadi meningkat.

Restriksi Pemerintah.

Pemerintahan dapat mempengaruhi transaksi berjalannya dengan memberlakukan bea masuk atau pajak barang impor dan kuota. Bea masuk atau pajak ini akan menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal dari barang local. Kuota merupakan pembatasan terhadap jumlah barang impor. Pembatasan ini akan dapat mengurangi deficit dari transaksi berjalan.

Pemerintah juga dapat melakukan kebijakan dengan mengatur nilai mata uangnya atau dengan melakukan subsidi produksi terhadap industry dalam negeri.

Faktor Yang Mempengaruhi Transaksi Berjalan dan Pengaruh Inflasi Domestic terhadap Transakasi Berjalan. Pengharuh Pendapatan Domestik terhadap Transaksi Berjalan dan Pengaruh Kurs Valuta Asing terhadap Transaksi Berjalan. Pengaruh Restriksi Pemerintah terhadap Transaksi Berjalan dengan Pengaruh Inflasi terhadap barang domestic dan Impor.

Pengaruh Restriksi Pemerintah terhadap Transaksi Berjalan dengan Pengaruh inflasi terhadap ekspor impor. Pengaruh bea masuk pajak dan kuota barang impor terhadap transaksi berjalan.

Secara konsep bahwa devisa adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima dan diakui luas oleh dunia internasional.

Devisa terdiri atas valuta asing, yaitu mata uang yang dapat diterima oleh hampir semuanegara di dunia (seperti US Dollar ($), Yen Jepang, Euro, Poundsterling

(7)

Inggris),emas,surat berharga yang berlaku untuk pembayaran internasional, dan lainnya.FUNGSI DEVISA:1. alat pembayaran hutang luar negeri2. alat transaksi pembayaran barang dan jasa luar negeri3. alat transaksi pembiayaan hubungan dengan luar negri seperti membiayai kedutaan,misi budaya, hadiah, bantuan, dll4.

sebagai sumber pendapatan Negara SUMBER DEVISA BERSUMBER DARI 1. pinjaman / hutang luar negeri

2. hadiah, bantuan atau sumbangan luar negri 3. penerimaan deviden serta bunga dari luar negeri 4. hasil ekspor barang dan jasa

5. kiriman valuta asing dari luar negri6. wisatawan yang belanja di dalam negeri

Jika dianalogkan dengan kapal kecil dilautan lepas dan diterpa oleh angin yang kencang maka diperlukan langkah yang jelas dan cepat untuk menyelematkan kapal kecil itu. Perekonomian kita sering menghadapi seperti itu. Itulah situasi yang kita hadapi dengan gejolak nilai tukar yang sempat menyentuh Rp 14.400-an per dollar AS dan pertumbuhan yang sulit didorong lebih tinggi dari 5,1 persen.

Terhadap gejolak yang meningkat ini, tak banyak pilihan kebijakan yang tersedia.

Sesuai dengan prediksi, Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga referensi (BI-7 Day Reverse Repo Rate) sebesar 50 basis poin menjadi 5,25 persen atau kenaikan ketiga dalam enam minggu. Soal kenaikannya, tak banyak yang mempersoalkan. Soal besarannya, berbagai pihak tak menduga BI akan seprogresif itu. Ada yang beranggapan BI agak berlebihan. Benarkah demikian?

Sebenarnya, sikap Gubernur BI Perry Warjiyo sudah sangat jelas sejak pelantikan.

Ia selalu menegaskan di berbagai kesempatan, dirinya ingin menjalankan kebijakan moneter secara preemptive, front loading, dan ahead the curve. Artinya, kebijakan yang oleh sebagian kalangan dianggap berlebihan itu memang by design, bukan panik. Pertanyaannya, seberapa besar sebenarnya ”kebijakan moneter progresif” ini?

Beberapa hari menjelang pengumuman suku bunga acuan BI, nilai tukar terus melemah. Selain mengantisipasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, pasar juga bereaksi terhadap kebijakan relaksasi moneter Bank Sentral China yang mengalami tekanan pasar keuangan sekaligus tekanan perdagangan. Studi dari lembaga pemikir terkemuka, National Institution for Finance & Development (NIFD), di China yang bocor ke publik menyimpulkan negara ini berpotensi menghadapi financial panic (Bloomberg, 27/6/2018).

Potensi perang dagang yang diikuti perang nilai tukar antara China dan AS, kenaikan harga minyak, serta ketidakpastian global telah membuat pasar keuangan di negara berkembang begitu sensitif. Bagi negara yang ketergantungannya pada likuiditas asing tinggi, maka gejolaknya lebih tinggi.

Persoalan fundamental

Sejak awal tahun, rupiah terdepresiasi sekitar 5 persen. Ada banyak negara yang mengalami depresiasi lebih dalam, seperti India (7 persen), Turki (17 persen), dan Argentina (33 persen). Namun, beberapa negara tetangga tak mengalami gejolak

(8)

seburuk kita. Mata uang Thailand terdepresiasi kurang dari 2 persen, sementara ringgit Malaysia menguat 0,1 persen sejak awal tahun.

Menghadapi situasi global yang sama, mengapa Thailand dan Malaysia tak mengalami gejolak seperti kita? Secara umum bisa disimpulkan, negara dengan defisit neraca transaksi berjalan lebih besar akan mengalami fluktuasi nilai tukar lebih tajam. Pada triwulan I-2018, defisit neraca transaksi berjalan kita setara dengan 2,2 persen produk domestik bruto (PDB) dan Argentina defisit 5,3 persen PDB. Thailand mengalami surplus 10,2 persen PDB dan Malaysia dengan surplus 3,2 persen PDB pada periode yang sama (The Economist, edisi 2/6/2018).

Neraca transaksi berjalan merangkum seluruh kewajiban luar negeri sebuah negara mulai dari beban impor, membayar jasa asing, pembayaran utang dan bunga, hingga dividen yang ditransfer ke negara asal. Defisit neraca transaksi berjalan menunjukkan tingkat ketergantungan kita pada modal asing. Dengan tingkat ketergantungan pada modal asing yang tinggi, setiap gejolak global menimbulkan risiko pelarian modal keluar. Dalam suasana seperti ini, keputusan menaikkan suku bunga acuan 0,5 persen tampaknya bisa diterima.

Dampaknya bisa segara terlihat, rupiah menguat 0,6 persen terhadap dollar AS dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,5 persen begitu keputusan kenaikan suku bunga diambil (Bloomberg, 29/6/2018). Apakah kebijakan ini cukup? Pasti tidak. Kebijakan menaikkan suku bunga acuan sangat prostabilitas dan punya risiko menghambat pertumbuhan. Salah satu cara untuk mengompensasi kenaikan suku bunga adalah melonggarkan aturan kredit pemilikan rumah (KPR) melalui revisi aturan rasio pinjaman terhadap aset (LTV) yang mulai berlaku 1 Agustus 2018.

Harapannya, meski ada potensi kenaikan suku bunga kredit, pasar properti tetap menggeliat.

Stabilitas global

Terkait situasi global akhir-akhir ini, Nouriel Roubini, Guru Besar Ekonomi Stern Business School, New York University, pernah menulis dalam bukunya yang berjudul Economics Crisis (2010), ”…far from being exception, crisis are the norm, not only in emerging but in advanced economy.” Jika pada periode 1980-an hingga 2000 situasi tergolong normal, hanya kadang-kadang saja terjadi gejolak, periode pasca-2008 hingga kini justru sebaliknya: kadang-kadang stabil, umumnya penuh gejolak (krisis).

Konteks inilah yang tampaknya perlu dipahami bahwa turbulensi perekonomian global akan menjadi konsisten setiap kali terjadi, hanya derajatnya yang berbeda.

Untuk itu, tanpa perlu panik terhadap setiap perkembangan situasi yang penuh gejolak, kita wajib menyiapkan diri. Tatkala situasi penuh gejolak, mau tidak mau orientasi kebijakannya harus prostabilitas. Justru pertanyaannya, saat situasi mulai reda dan relatif tenang, apakah kita mengerjakan pekerjaan rumah kita?

Secara alamiah inovasi kebijakan lebih sering terjadi saat krisis. Saat tenang, semuanya kembali pada urusan biasanya. Di satu sisi, saat gejolak terjadi kita perlu pahami, kebijakan moneter memang harus ketat. Namun, bagaimana ketika situasi mereda? Pada saat itu, kebijakan yang progresif juga perlu diterapkan dalam mempersiapkan ketidakpastian.

(9)

Kewajiban BI, sebagaimana diatur dalam undang-undang, fokus pada stabilitas nilai tukar dan inflasi. Namun, ada banyak faktor struktural yang memengaruhi stabilitas nilai tukar dan inflasi yang berada dalam ruang lingkup BI. Untuk itu, saat situasi aman, kebijakan progresif perlu diambil dalam rangka menyiapkan diri menghadapi situasi penuh gejolak di masa depan yang tampaknya akan semakin intensif.

Perjalanan ke depan akan penuh turbulensi. Selain krisis akan menjadi normalitas baru, instabilitas juga ada dalam ”diri kita” sendiri. Seperti kata Hyman Minsky (1986), pemikir nonkonvensional yang lama dilupakan, ”Instability is a normal result of modern financial capitalism.”

NERACA PEMBAYARAN , Contoh Pembelajaran ( Sumber: di olah dari berbagai sumber secara on line, November 2020 )

Neraca pembayaran (balance of payments) adalah ringkasan seluruh transaksi ekonomi suatu negara dengan luar negeri yang disusun secara sistematis selama kurun waktu tertentu (setahun atau satu triwulan atau satu semester). Neraca pembayaran Indonesia disajikan dalam dollar AS. Ada juga negara yang menyajikannya dalam mata uang lokal. Setiap transaksi yang menghasilkan valuta asing (dalam tulisan ini dollar AS) dicatat dengan tanda + (plus/positif), sebaliknya transaksi yang menguras devisa dicatat dengan tanda – (minus/negatif).

Secara sederhana, neraca pembayaran terdiri dari dua kelompok besar. Pertama adalah akun lancar (current account) yang di Indonesia–entah mengapa–lebih dikenal dengan istilah transaksi berjalan. Akun lancar terdiri dari ekspor dan impor barang dan jasa, baik jasa faktor produksi (upah/gaji untuk balas jasa tenaga kerja, bunga untuk balas jasa modal, dan laba atau repatriasi laba untuk balas jasa pengusaha atau pemilik perusahaan), serta selebihnya adalah jasa non-faktor produksi seperti transportasi, asuransi, dan turisme.

Jika akun lancar surplus, berarti suatu negara lebih banyak menjual barang dan jasa ke luar negeri ketimbang membeli barang dan jasa dari luar negeri. Dengan kata lain, di dalam “saku” negara itu ada kelebihan valuta asing. Sebalikya, jika akun lancar defisit, berarti di “saku” negara itu tidak ada valuta asing tersisa, malahan tekor. Ketekoran terjadi karena membeli barang dan jasa dari luar negeri (impor) lebih banyak daripada menjual barang dan jasa ke luar negeri (ekspor).

Indonesia jarang sekali menikmati surplus akun lancar. Pada peraga di bawah, surplus akun lancar terjadi pada tahun 2010 dann 2011. Setelah itu selalu mengalami defisit (tekor).

Mirip dengan kondisi keuangan rumahtangga, khususnya keluarga muda, sesekali tekor atau defisit keuangan adalah hal biasa. Jika pengeluaran rumahtangga lebih besar dari pendapatan, kekurangannya bisa ditutupi dari tabungan, pinjaman dari bank, pinjaman tanpa bunga dari orang tua, atau menjual harta warisan.

Suatu negara mengalami defisit akun lancar juga lazim asalkan terkendali atau tidak kronis. Negara berkembang bisa mengimpor barang modal dan teknologi yang belum mampu dihasilkan di dalam negeri walaupun tidak memiliki cukup dana.

Ketekorannya dituutp dengan berutang ke luar negeri atau mengundang modal asing membangun pabrik. Berutang ke luar negeri bisa dalam bentuk utang bilateral dan multilateral ataupun menerbitkan surat utang (obligasi).

Kelompok kedua adalah capital account dan financial account, yang berfungsi untuk menutup defisit akun lancar. Jumlah capital account sangat kecil. Untuk menyederhanakan analisis, bisa kita abaikan.

(10)

Jika defisit akun lancar lebih besar dari surplus akun finansial, maka neraca pembayaran mengalami defisit dan defisit itu ditutupi oleh cadangan devisa. Untuk mengetahui neraca pembayaran mengalami surplus atau defisit, langsung saja tengok pos Reserves and Related Items. Jika pos ini bertanda positif berarti neraca pembayaran mengalami defisit dan sebaliknya jika bertanda negatif berarti neraca pembayaran menikmati surplus.

Pos Net Errors and Omissions berfungsi menampung transaksi luar negeri yang tak terlacak dan kesalahan pencatatan.

Sejak 2012 Indonesia mengalami defisit akun lancar. Pada 2018 sampai semester pertama, defisit akun lancar membengkak dua kali lipat dibandingkan semester pertama tahun sebelumnya.

Untuk perdagangan barang, kita masih menikmati surplus. Sayangnya pada semester I-2018 surplus perdagangan terjun bebas menjadi 2,6 miliar dollar AS dari 10,5 miliar dollar AS pada semester I-2017. Lebih parah lagi, pada triwulan II-2018 surplus perdagangan terkikis hingga hanya 289 juta dollar AS, jauh lebih rendah dari triwulan I-2017 sebesar 4,8 miliar dollar AS.

Sementara itu, minyak (minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) kian menggerogoti akun perdagangan. Defisit minyak meningkat sebesar 2 mi,iar dollar AS lebih, dari 6,39 miliar dollar pada semester I-2017 menjadi 8,43 miliar dollar AS pada semester I-2018. Syukurlah surplus gas pada periode yang sama meningkat 600 juta dollar sehingga defisit migas lebih kecil dari defisit minyak. Defisit akun lancar juga sedikit terbantu oleh penurunan defisit jasa.

(11)

Pos yang paling menghantui defisit akun lancar adalah Primary income. Pos ini mencatatkan defisit32,8 miliar dollar AS pada tahun 2017. Tak terlihat tanda-tanda meyakinkan bahwa defisit Primary income bakal berkurang secara signifikan tahun ini.

Penyumbang terbesar dan dominan terhadap defisit Primary income adalah Investment income, terdiri dari: pendapatan penanaman modal asing, pendapatan investasi portofolio, dan pendapatan investasi lainnya.

Repatriasi laba perusahaan asing yang melakukan investasi langsung di Indonesia menyedot hampir dua pertiga dari Investment income. Besarnya laba yang dibawa pulang (repatriasi laba) investor asing ini tidak diimbangi oleh peningkatan ekspor karena semakin sedikit penanaman modal asing langsung yang berorientasi ekspor.

Salah satu contoh adalah dominasi asing di perusahaan operator telepon seluler dan jasa-jasa lainnya. Mereka menikmati pertumbuhan tinggi di pasar domestik dan praktis sangat kecil sumbangannya terhadap devisa. Sebaliknya, hampir semua barang modal yang diperlukan didatangkan dari luar negeri.

Defisit pendapatan investasi portofolio terutama berupa pembayaran bunga utang luar negeri. Tak mengagetkan tentu saja, karena utang pemerintah naik pesat dalam 3mpat tahun terakhir.

Dari pemaparan di atas terlihat dengan jelas prioritas untuk membantu penurunan defisit akun lancar. Pertama, pemerintah perlu berupaya keras membujuk perusahaan asing untuk menahan sebagian labanya dan diinvestasikan kembali di Indonesia. Tentu pemerintah perlu secepat mungkin menyusun skema insentif yang membuat mereka tertarik menanamkan kembali sebagian keuntungannya di sini.

Kata kuncinya adalah tingkat laba yang lebih tinggi dari alternatif investasi di negara asalnya dan di negara tetangga serta kepastian usaha. Sepertiga saja yang diputarkan kembali di Indonesia akan sangat membantu penurunan defisit akun lancar.

Langkah-langkah lain telah mulai dijalankan oleh pemerintah, semisal mencampur solar dengan 20 persen biofuel (B20) dan memajukan pariwisata.

(12)

Semoga kita segera terlepas dari tekanan berat. Krisis finansial global tahun 2008 berhasil kita lalui. Kita juga cepat pulih dari gejolak 2013 dan 2015. Jika segala potensi yang sejauh ini masih berserakan berhasil kita himpun dan mobilisasikan, tekanan yang kita hadapi sekarang pun rasanya bisa kita lewati.

NERACA PEMBAYARAN MEMBURUK DAN STRUKTURNYA KIAN RENTAN

Kita semakin memahami lebih mendalam mengapa nilai rupiah kian melemah selama dua tahun terakhir dengan dipublikasikannya data neraca pembayaran (balance of payments) triwulan II-2013 pada 16 Agustus 2013.

Neraca pembayaran terdiri dari dua bagian. Pertama, akun semasa (current account) yang terdiri dari ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa.

kedua, transaksi modal dan finansial yang terdiri dari investasi langsung (direct investment) dan investasi portofolio (portfolio investment).

Selain kedua kelompok itu, ada pos yang bukan merupakan transaksi. Pertama, selisih perhitungan bersih (net errors and omissions) yang menampung kesalahan pencatatan maupun ketidakcocokan perhitungan. Kedua, cadangan devisa dan yang terkait (reserves and related items) yang merupakan pos penyeimbang, sehingga jika keseluruhan pos neraca pembayaran dijumlahkan maka nilainya sama dengan nol. Pos terakhir ini sekaligus menunjukkan surplus/defisit neraca pembayaran atau pertambahan/pengurangan cadangan devisa. Jika angka pada pos reserves and related items bertanda negatif, berarti terjadi surplus neraca pembayaran dan cadangan devisa bertambah sebesar angka yang tercantum. Sebaliknya jika bertanda positif.

(13)

Pertama, transaksi perdagangan semakin memburuk, bahkan untuk pertama kali dalam sejarah menderita defisit pada triwulan II-2013. Sebetulnya ekspor mengalami peningkatan, namun impor meningkat lebih cepat. Peningkatan terjadi pada impor nonmigas. Akibatnya, surplus transaksi perdagangan nonmigas tergerus, tinggal sebesar 1,7 miliar dollar AS. Gas juga menyumbang surplus perdagangan barang sebesar 3 miliar dollar AS. Sumbangan gas menurun sejalan dengan makin banyak porsi produksi gas digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pada triwulan II-2013, surplus perdagangan nonmigas dan gas sebesar 4,7 miliar dollar.

Jadi mengapa transaksi perdagangan total mengalami defisit? Apa lagi kalau bukan minyak. pada periode yang sama perdagangan minyak mengalami defisit sebesar 5,3 miliar dollar AS. Maka jadilah sekcara keseluruhan transaksi perdagangan menderita defisit sebesar 0,6 miliar dollar AS.

Kedua, defisit jasa-jasa non-faktor (bukan faktor produksi) menunjukkan peningkatan, dari 2,5 miliar dollar AS pada triwulan I-2013 menjadi 3,1 miliar dollar AS pada triwulan II-2013. Penyumbang defisit terbesarnya adalah jasa transportasi, yaitu sebesar 77 persen. Hal ini disebabkan karena sebagian besar barang yang diekspor maupun yang diimpor menggunakan kapal berbendera asing.

Ketiga, jasa-jasa faktor (faktor produksi). Penyumbang terbesar dari defisit ini adalah repatriasi laba perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Pada triwulan II- 2013, repatriasi laba menyumbang 56 persen dari defisit di pos pendapatan (income).

Satu-satunya yang memberikan sumbangan positif bagi transaksi jasa faktor (factor services) adalah remitansi (remittances). Tenaga Indonesia yang bekerja di luar negeri yang pada triwulan II-2013 berjumlah 4 juta orang menyumbang devisa masuk sebesar 1,9 miliar dollar AS, sedangkan tenaga kerja asing di Indonesia mengirimkan pendapatnnya keluar negeri sebesar 626 juta dollar AS, sehingga surplus 1,2 miliar dollar AS.

Karena tekanan dialami hampir semua pos, akibatnya transaksi akun semasa mengalami lonjakan defisit, dari hanya 5,8 miliar dollar AS (2,6 persen terhadap PDB) pada triwulan I-2013 menjadi 9,8 miliar dollar AS (4,4 persen terhadap PDB) pada triwulan II-2013. Ini merupakan defisit selama tujuh triwulan berturut-turut.

Walaupun akun semasa mengalami tekanan berat, defisit neraca pembayaran jauh lebih kecil dari defisit akun semasa. Defisit neraca pembayaran turun tajam dari 6,6 miliar dollar AS pada triwulan I-2013 menjadi 2,5 miliar dollar AS pada triwulan II- 2013.

Pos yang membantu adalah transaksi keuangan dan finansial. Tak tanggung- tanggung, pos ini melonjak dari defisit sebesar 0,3 miliar dollar AS pada triwulan I- 2013 menjadi surplus sebesar 8,2 miliar dollar AS pada triwulan II-2013.

Di pos ini ada investasi langsung dan investasi portofolio. Investasi asing langsung yang masuk ke Indonesia naik tipis dari 4,1 miliar dollar AS pada triwulan I-2013 menjadi 4,2 miliar dollar AS pada truwulan berikutnya. Sedangkan investasi langsung perusahaan Indonesia ke luar negeri terjadi kenaikan dari 206 juta dollar AS dan 902 juta dollar AS. Akibatnya investasi langsung bersih, walaupun cukup besar tetapi turun dari 3,9 miliar dollar AS menjadi 3,3 miliar dollar AS.

Investasi portofolio juga memberikan sumbangan positif, yaitu secara bersih sebesar 2,5 miliar dollar AS pada triwulan II-2013, sedikit turun dibandingkan triwulan I-2013 sebesar 2,8 miliar dollar AS.

Dari gambaran di atas tampak neraca pembayaran Indonesia semakin tertekan dan faktor-faktor penyebabnya cenderung bersifat struktural. Selain itu terlihat pula struktur neraca pembayaran Indonesia semakin rentan terhadap gejolak eksternal,

(14)

karena bertambah besarnya peranan modal asing masuk (capital inflows) dalam menopang neraca pembayaran sehingga tidak mengalami pemburukan yang lebih drastis. Tanpa kehadiran capital inflows ini tak terbayangkan bakal seperti apa nilai rupiah.

Radio Dalam , Jakarta 27 November 2020 hanya untuk lakangan terbatas, sebagai materi Kuliah pada FEB UHAMKA, semester Gasal tahun Ajaran 2020/2021)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian level program studi akan dikembangkan dengan tujuan utama pembinaan Dosen dalam bidang penelitian, yaitu peningkatan angka partisipasi penelitian

(2) Sebelum jangka waktu 14 (empat belas) hari sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berakhir Penanggung Pajak dapat mengajukan permohonan kepada Pejabat untuk menggunakan barang

I Dari segi intensitas pembimbingan terhadap anak, pada umumnya I masvarakat pada pedesaan miskin di Tilatang Kamang, tidak.. Baik

Produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi kegiatan dan kebutuhannya

Pada penelitian ini yang menjadi fokus adalah alasan utama wisatawan menggunakan transportasi online persepsi wisatawan mengenai faktor- faktor penghambat dan

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan membawa siswa pada cara yang tepat pula sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai dengan maksimal, sehingga hasil belajar

Berdasarkan hasil uji coba di lapangan menunjukkan bahwa perangkat penuntun praktikum Bioteknologi berbasis inkuiri berorientasi life skills memenuhi kriteria efektif

Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran urutan pemerolehan morfem terikat bahasa Indonesia siswa kelas IV SD N 05 Pagi Jatinegara Kaum Pulo