• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Sewa Tanah Pertanian (Kasus Sewa Tanah Desa Di Desa Karangrejo Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Sewa Tanah Pertanian (Kasus Sewa Tanah Desa Di Desa Karangrejo Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan)."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

SARI

Pramono, Imanuel Hadi. 2009. Sistem Sewa Tanah Pertanian (Kasus Sewa Tanah Desa Di Desa Karangrejo Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan). Skripsi, Jurusan Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I: Dra. Elly Kismini, M. Si. Dosen Pembimbing II: Dra. Rini Iswari, M. Si.

Kata Kunci: Sewa Tanah, Petani Penyewa dan Pertanian.

Pertanian merupakan mata pencaharian pokok sebagain besar masyarakat di pedesaan. Sektor pertanian memiliki peranan penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat pedesaan. Selain untuk meningkatkan perekonomian kehidupan keluarga, pertanian menyerap jumlah tenaga kerja yang cukup besar. Kekurangan dan pemilikan lahan yang relatif sempit, merupakan masalah serius pertanian. Tanah merupakan faktor utama dalam pertanian, alih fungsi lahan pertanian dan pertambahan jumlah penduduk di tengarai sebagai penyebab utama sempitnya lahan pertanian dan kemiskinan petani. Sebagai akibat penyempitan lahan pertanian di pedesaan, timbul pranata-pranata yang baru dalam penguasaan tanah lahan pertanian. Adanya sistem sewa-menyewa, pergadaian, penyakapan (sistem bagi hasil), tebasan dan ijon tanah sebagai implikasi dari menyempitnya lahan pertanian di daerah pedesaan. Dalam penelitian ini dirumuskan empat permasalahan, yaitu (1) Bagaimana sistem sewa tanah desa di Desa Karangrejo? (2) Bagaimana hubungan Aparat Desa dengan petani penyewa tanah desa di Desa Karangrejo? (3) Hambatan dan dukungan apa saja yang terjadi dalam pelaksanaan sistem sewa tanah desa di Desa Karangrejo? (4) Bagaimana implikasi sistem sewa tanah desa terhadap kehidupan sosial masyarakat? Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui sistem sewa tanah desa di Desa Karangrejo (2) Mengetahui hubungan Aparat Desa dengan petani penyewa tanah desa di Desa Karangrejo (3) Menjelaskan hambatan dan dukungan yang terjadi dalam pelaksanaan sistem sewa tanah desa di Desa Karangrejo (4) Mengetahui berbagai implikasi sistem sewa tanah desa terhadap kehidupan sosial masyarakat. Lokasi penelitian di Desa Karangrejo Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini memfokuskan empat permasalahan yaitu; sistem sewa tanah desa, hubungan aparat desa dengan petani penyewa tanah desa, hambatan dan dukungan apa saja yang terjadi dalam pelaksanaan sistem sewa tanah desa, dan implikasi sistem sewa tanah desa terhadap kehidupan sosial masyarakat. Subjek penelitian ini: aparat pemerintahan desa, dengan informan pendukung petani penyewa tanah desa, petani pemilik lahan sendiri dan masyarakat umum. Metode pengumpulan data: metode observasi partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik triangulasi.

Hasil dari penelitian ini: sistem sewa tanah desa di Desa Karangrejo dilaksanankan dengan sistem lelang. Semua warga masyarakat berhak menyewa tanah kas desa kecuali pegawai negeri sipil dan uang hasil pelelangan tanah kas desa digunakan untuk kepentingan desa atau masuk kas desa. Implikasi sistem

(2)

lelang tanah desa bagi masyarakat; secara positif lebih ke peningkatan ekonomi petani dan terbukanya lapangan pekerjaan baru dengan penyerapan jumlah tenaga kerja yang relatif besar, secara negatif menyebabkan terganggunya hubungan-hubungan sosial maupun hubungan-hubungan kerja diantara sesama petani penyewa tanah desa, petani penyewa dengan aparat desa.

Simpulan dari penelitian ini yaitu; (1) Sistem sewa tanah desa di Desa Karangrejo dilakukan dengan cara sistem lelang. (2) Hubungan antara petani penyewa tanah desa dengan aparat desa bersifat sosial terbuka, namun tetap ada hak-hak istimewa yang didapatkan petani penyewa apabila memiliki hubungan khusus dengan aparat desa (3) Hambatan dalam pelaksanaan sistem sewa tanah desa yaitu: penyampaian undangan, administrasi pelelangan dan adanya oknum-oknum tertentu yang ingin menguasai tanah desa sebanyak-banyakya. Sistem sewa tanah desa dengan cara lelang mendapat dukungan dari masyarakat Desa Karangrejo dan Pemerintah Kabupaten Grobogan (4) Implikasi sistem sewa tanah desa bagi kehidupan sosial masyarakt yakni; secara positif meningkatkan perekonomian petani, mengurangi jumlah pengangguran dan Secara negatif sistem sewa tanah desa berdampak pada kehidupan sosial dan hubungan-hubungan kerja masyarakat.

Saran ditujukan (1) Bagi aparat pemerintahan Desa Karangrejo melakukan perbaikan sistem birokrasi pelelangan tanah desa, agar tidak merugikan pihak manapun dalam pelelangan tanah (2) Petani penyewa tanah desa menaati prosedur yang ditetapkan untuk menyewa tanah desa, Menghindari persaingan dalam penetapan harga sewa tanah yang dapat merugikan petani sendiri (3) Bagi Pemerintah Kabupaten Grobogan memberikan teknik pelatihan pengolahan tanah secara modern, sehingga mampu mengoptimalkan hasil pertanian.

Referensi

Dokumen terkait

Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan media audio visual berbasis video dengan siswa

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur untuk mengetahui pengaruh antara variabel inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap variabel ekspor secara langsung

DILINGKUNGAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR KABUPATEN TUBAN... MASJID SABILUL

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan penerapan metode Ummi dalam pembelajaran Al-Qur‟an yang dilaksanakan di Sekolah Tahfizh Plus Khoiru Ummah dan SD Islam As-Salam

Berdasarkan definisi istilah diatas, Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penanaman nilai-nilai karakter melalui sholat dhuha dan dhuhur berjama‟ah di Madrasah Aliyah Shirothul

[r]

Metode yang digunakan untuk Sistem Informasi Geografis Mencari Rute Lokasi Travel Di Kota Palangka Raya Berbasis Web adalah Waterfall.. (2011, Sommerville), berikut

Penelitian pada penderita infark miokard di ruang Intensive Cardiac Care Unit RS Wahidin Sudirohusodo Makasar menunjukkan bahwa 86,3% pasien mempunyai rasio LDL/HDL tidak