PROFIL FAKTOR
PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUP DR
PERIODE JANUARI
dr. Andi Alief Utama Armyn, M.Kes., Sp.JP., FIHA
FAKTOR RISIKO KARDIOMETABOLIK PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP
DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE JANUARI – JUNI 2017
OLEH : Syahriani C11114110 PEMBIMBING:
ndi Alief Utama Armyn, M.Kes., Sp.JP., FIHA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2017
SKRIPSI Desember 2017
RISIKO KARDIOMETABOLIK PADA PASIEN
. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR SKRIPSI
ember 2017
ii
PROFIL FAKTOR RISIKO KARDIOMETABOLIK PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP
DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE JANUARI – JUNI 2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran
SYAHRIANI C11114110
Pembimbing :
dr. Andi Alief Utama Armyn, M.Kes., Sp.JP., FIHA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
Telah disetujui untuk dibacakan pada seminar akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
“Profil Faktor Risiko Kardiometabolik Koroner Rawat Inap
Hari/ Tanggal Waktu Tempat
dr. Andi Alief Utama Armyn
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui untuk dibacakan pada seminar akhir di Ruang Clinical Skill Lab Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dengan judul :
Risiko Kardiometabolik pada Pasien Penyakit Jantung Rawat Inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Periode Januari - Juni 2017”
Hari/ Tanggal : Selasa, 12 Desember 2017 : 08.00 Wita
: Ruang Clinical Skill Lab
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar, 12 Desember 2017
Andi Alief Utama Armyn, M.Kes., Sp.JP., FIHA NIP. 19860206 200912 1 003
Clinical Skill Lab
pada Pasien Penyakit Jantung di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Kedokteran Universitas Hasanuddin
Skripsi ini diajukan oleh Nama
NIM
Fakultas/ Program Studi Judul Skripsi
Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
dr. Andi Alief Utama Armyn
Ditetapkan di : Makassar
Tanggal : 12 Desember 2017
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh
: Syahriani : C111 14 110
Fakultas/ Program Studi : Kedokteran / Pendidikan Kedokteran
: Profil Faktor Risiko Kardiometabolik pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap di RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari Juni 2017
Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
DEWAN PENGUJI Pembimbing
Andi Alief Utama Armyn, M.Kes., Sp.JP., FIHA NIP. 19860206 200912 1 003
Penguji
Dr. dr. Muzakkir Amir, Sp.JP.
NIP. 19710810 200012 1 003 : Makassar
ember 2017
Risiko Kardiometabolik pada Pasien di RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari -
penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana
BAGIAN KARD
FAKULTAS KEDOKTERAN
TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN
PROFIL FAKTOR
PENYAKIT JANTUNG KORONER
DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE JANUARI
dr. Andi Alief Utama Armyn
v
KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK
Skripsi dengan judul:
FAKTOR RISIKO KARDIOMETABOLIK PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP
. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE JANUARI - JUNI 2017
Makassar, 14 Desember 2017
Andi Alief Utama Armyn, M.Kes., Sp.JP., FIHA NIP. 19860206 200912 1 003
DAN KEDOKTERAN VASKULAR UNIVERSITAS HASANUDDIN
DIPERBANYAK
RISIKO KARDIOMETABOLIK PADA PASIEN RAWAT INAP
. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
vi
vii
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Skripsi, Desember 2017 ABSTRAK
Syahriani (C11114110)
“Profil Faktor Risiko Kardiometabolik pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari - Juni 2017”
Latar belakang: Penyakit jantung koroner adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, 3,8 juta pria serta 3,4 juta perempuan meninggal akibat penyakit tersebut setiap tahun. Penyakit jantung koroner juga telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Banyak orang terkena serangan jantung tanpa ada gejala apapun sebelumnya. Meski menjadi pembunuh utama, tetapi masih sedikit sekali orang yang tahu tentang penyakit jantung koroner dan faktor risikonya. Penderita penyakit jantung koroner banyak didapatkan adanya faktor-faktor risiko. Faktor risiko utama atau fundamental yaitu faktor risiko lipida yang meliputi kadar kolesterol dan trigliserida, karena pentingnya sifat-sifat substansi ini dalam mendorong timbulnya plak di arteri koroner. Memiliki faktor risiko lebih dari satu seperti hipertensi, diabetes melitus, obesitas, dan merokok maka akan mempunyai peluang yang lebih besar terkena penyakit jantung koroner dibanding yang tidak. Faktor risiko tersebut berperan penting untuk terjadinya penyakit jantung koroner. Apabila faktor risiko dapat diketahui maka akan lebih mudah untuk dilakukannya tindakan pencegahan.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui profil faktor risiko kardiometabolik pada pasien penyakit jantung koroner rawat inap di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017.
Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data sekunder.
Sampel: semua pasien penyakit jantung koroner di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk sampel penelitian.
Hasil penelitian: Terdapat 53 pasien penyakit jantung koroner yang memenuhi syarat penelitian. Pasien penyakit jantung koroner paling banyak ditemukan prehipertensi sebesar 33,9%, tidak memiliki riwayat diabetes melitus sebesar 64,15%, hasil pemeriksaan profil lipid yaitu LDL optimal sebesar 32,1%, HDL rendah yaitu sebesar 54,7%, kolesterol total optimal sebesar 60,4%, dan trigliserida optimal sebesar 75.5%, memiliki IMT normal sebesar 71,7%, serta memiliki riwayat tidak merokok sebesar 62,3%.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian, meskipun masing-masing faktor risiko kardiometabolik paling banyak ditemukan dengan hasil yang normal namun hampir semua pasien memiliki faktor risiko kardiometabolik terhadap kejadian penyakit jantung koroner.
Kata kunci: Faktor risiko kardiometabolik, Penyakit jantung koroner.
viii
Medical Faculty Hasanuddin University Skripsi, Desember 2017 ABSTRACT
Syahriani (C11114110)
“Profile of Cardiometabolic Risk Factors in Patients with Coronary Heart Disease at RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Period from January to June 2017”
Background: Coronary Heart Disease is the main cause of death worldwide, 3.8 million men and 3.4 million women died from the disease each year. Coronary heart disease has also been the leading cause of death in Indonesia. Many people have heart attacks without any symptoms before. Despite being the main killer, there are only a few people who know about coronary heart disease and the risk factors. There are a lot of risk factors found in patient with coronary heart disease. The main or fundamental risk factors are lipid risk factors that include cholesterol and triglyceride levels, because of the importance of these substance properties in promoting plaque in the coronary arteries. Having multiple risk factors such as hypertension, diabetes mellitus, obesity, and smoking will have a greater chance of coronary heart disease than those who do not. These risk factors play an important role for the occurrence of coronary heart disease. If the risk factors can be known then it will be easier to do preventive measures.
Objective: To describe the profil cardiometabolic risk of coronary artery disease inpatients at the General Hospital Center, Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar period January to June 2017.
Methods: This research is a descriptive study, performed retrospectively using secondary data.
Sample: All of coronary artery disease inpatients at the General Hospital Center, Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar period January to June 2017 which had qualify for the study sample.
Results: There are 53 coronary heart disease patients who qualify for the study.
Coronary heart disease patients found most prehypertension of 33.9%, did not have a history of diabetes mellitus of 64.15%, the results of lipid profile examination of optimal LDL of 32.1%, low HDL of 54.7%, optimal total cholesterol 60,4%, and optimal triglyceride equal to 75,5%, have normal BMI equal to 71,7%, and have non smoking history equal to 62,3%.
Conclusion : Based on the results of the study, although each cardiometabolic risk factor was most often found with normal results but almost all patients had cardiometabolic risk factors of coronary heart disease.
Keywords: Cardiometabolic risk factor, Coronary heart disease.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Profil Faktor Risiko Kardiometabolik pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari - Juni 2017” ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran.
Selesainya skripsi ini tidak semata-mata karena hasil kerja dari penulis sendiri melainkan juga adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya baik dari segi materi maupun yang non materi. Ucapan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya dari penulis kepada dr. Andi Alief Utama Armyn,M.Kes.,Sp.JP.,FIHA selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini atas waktu, tenaga, pikiran, semangat, dorongan serta bimbingan yang tidak bosan-bosannya diberikan selama penulisan skripsi ini.
Tidak hanya itu, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas jasa-jasanya yang tidak mungkin dilupakan oleh penulis, yaitu:
1. Dokter pembimbing di bagian Kardiologi yang sudah memberikan waktu dan ilmunya serta sangat membantu selesainya penelitian ini, yaitu Dr. dr.
Muzakkir Amir, Sp.JP. dan seluruh staf bagian kardiologi yang sudah banyak membantu.
2. Bapak Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS, FICS selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, yang telah memberikan kesempatan serta
x
dukungan untuk menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
3. dr. Aminuddin, M.Nut&Diet., Ph.D selaku Kordinator Mata Kuliah Skripsi dan seluruh stafnya.
4. Dr. dr. Muzakkir Amir, Sp. JP. selaku Ketua Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin serta menjadi penguji kami yang senantiasa memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Dr. dr. Khalid Saleh, SpPD-KKV, FINASIM, MARS selaku Direktur Utama RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo beserta seluruh staf di bagian rekam medik yang sudah banyak membantu penelitian ini.
6. Seluruh staf dosen FK Unhas, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan serta pengalamannya yang sangat berharga bagi penulis.
7. Seluruh staf pegawai FK Unhas, yang telah memberikan bantuan selama penulis menjalani pendidikan di FK Unhas.
8. Secara khusus dan teristimewa ucapan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Drs. Ibnu Syahir dan ibunda St. Asmah atas semua doa dan dukungannya. Serta Kakakku, Nurjariyah, Masyhur,S.Pd. dan istri, serta Fitriani,S.Pd. dan suami, yang tak henti – hentinya memberikan semangat.
9. Teman satu pembimbing skripsi dan seluruh teman-teman yang sama-sama menyelesaikan skripsi di departemen Kardiologi FK Unhas atas motivasi dan kerjasamanya selama menjalankan proses pembuatan skripsi ini.
xi
10. Teman – teman “Thequeen”, “Buril”, “Sahabat Kotak” atas bantuan dan semangat yang diberikan selama ini.
11. Teman – teman KKN gel. 96 Universitas Hasanuddin Posko Desa Paddinging, Kec. Sanrobone, Takalar atas bantuan dan semangat yang diberikan selama ini.
12. Seluruh teman - teman “Neutroflavine”, Mahasiswa FK Unhas Angkatan 2014 atas dukungan dan waktunya selama ini.
13. Terima kasih pula kepada semua pihak yang telah terlibat serta memberikan bantuan kepada penulis baik langsung maupun tidak langsung walaupun tidak dapat dituliskan satu per satu, semoga Allah membalas jasa - jasa kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, permohonan maaf, kritik, dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagaimana mestinya. Wallahu a’lam.
Makassar, Desember 2017
Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Pengesahan ... iii
Abstrak ... vii
Kata Pengantar ... ix
Daftar Isi... xii
Daftar Tabel ... xv
Daftar Diagram... xvi
Daftar Gambar ... xvii
Daftar Lampiran ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Penyakit Jantung Koroner (PJK) ... 5
2.2 Profil Risiko Kardiometabolik PJK ... 10
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 15
3.1 Kerangka Teori ... 15
3.2 Kerangka Konsep ... 15
xiii
3.3 Definisi Operasional Variabel ... 15
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 20
4.1 Jenis Penelitian ... 20
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20
4.3 Subjek Penelitian ... 20
4.4 Identifikasi Variabel ... 21
4.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 22
4.6 Cara Pengambilan Sampel ... 22
4.7. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 22
4.8. Pengolahan dan Penyajian Data ... 23
4.9. Etika Penelitian ... 23
BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 24
5.1. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 2003 ... 25
5.2. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Riwayat DM ... 26
5.3. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Profil Lipid ... 27
5.4. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi IMT Menurut Depkes RI ... 32
5.5. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Merokok .... 33
BAB 6 PEMBAHASAN ... 34
6.1. Hipertensi pada Pasien PJK ... 34
xiv
6.2. Diabetes Melitus pada Pasien PJK ... 35
6.3. Dislipidemia pada Pasien PJK ... 36
6.4. Obesitas pada Pasien PJK ... 37
6.5. Merokok pada Pasien PJK ... 39
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 40
7.1. Kesimpulan ... 40
7.2. Saran ... 41
Daftar pustaka ... 42 LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 2003 ... 25
Tabel 5.2. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Riwayat DM ... 26
Tabel 5.3. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol LDL Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011 ... 28
Tabel 5.4. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol HDL Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011 ... 29
Tabel 5.5. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol Total Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011 ... 30
Tabel 5.6. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Trigliserida Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011 ... 31
Tabel 5.7. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi IMT Menurut Depkes RI ... 32
Tabel 5.8. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Merokok ... 33
xvi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 5.1. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 2003 ... 25
Diagram 5.2. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Riwayat DM ... 26
Diagram 5.3. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol LDL Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011 ... 27
Diagram 5.4. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol HDL Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011 ... 28
Diagram 5.5. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol Total Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011 ... 29
Diagram 5.6. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Trigliserida Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011 ... 30
Diagram 5.7. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi IMT Menurut Depkes RI ... 32
Diagram 5.8. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Merokok . 33
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Anatomi Arteri Koroner Jantung ... 7
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik ... 45
Lampiran 2. Data Penelitian ... 46
Lampiran 3. Biodata Penulis ... 49
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penyakit jantung koroner adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, 3,8 juta pria serta 3,4 juta perempuan meninggal akibat penyakit tersebut setiap tahun. Menurut WHO tahun 2005, jumlah kematian penyakit kardiovaskular meningkat secara global menjadi 17,5 juta dari 14,4 juta pada tahun 1990. Berdasarkan jumlah tersebut, 7,6 juta dikaitkan dengan penyakit jantung koroner. American Heart Association (AHA) pada tahun 2004 memperkirakan prevalensi penyakit jantung koroner di Amerika Serikat sekitar 13.200.000. (Zahrawardani dkk, 2013) World Health Organization (WHO) mencatat lebih dari 7 juta orang meninggal di seluruh dunia pada tahun 2002 akibat PJK. Angka ini diperkirakan akan meningkat hingga 11 juta di tahun 2020.
(Afriyanti dkk, 2015) Menurut data dari WHO pada tahun 2014 mengatakan bahwa angka mortalitas pada kelompok penyakit yang tidak menular di dunia akan semakin meningkat. Di tahun 2012, ada 38 juta kematian karena berbagai penyakit pada kelompok penyakit yang tidak menular dari total 56 juta kematian dan diperkirakan akan mencapai 52 juta kematian pada tahun 2030. Jenis penyakit yang terbanyak pada kelompok penyakit tidak menular tersebut adalah penyakit kardiovaskuler. (Diastutik, 2016)
Penyakit jantung koroner juga telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Banyak orang terkena serangan jantung tanpa ada gejala
2
apapun sebelumnya. Pada tahun 2013 hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung koroner menurut diagnosis atau gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur 4,4%, diikuti Sulawesi Tengah 3,8%, Sulawesi Selatan 2,9%, dan Sulawesi Barat 2,6%. (Trihono, 2013)
Meski menjadi pembunuh utama, tetapi masih sedikit sekali orang yang tahu tentang penyakit jantung koroner dan faktor risikonya. Dalam ilmu epidemiologi, jika faktor risiko suatu penyakit telah diketahui maka akan lebih mudah untuk melakukan tindakan pencegahan. Karena bagaimanapun mencegah lebih baik dari pada mengobati. Penderita penyakit jantung koroner banyak didapatkan adanya faktor risiko. Faktor risiko utama atau fundamental yaitu faktor risiko lipida yang meliputi kadar kolesterol dan trigliserida, karena pentingnya sifat - sifat substansi ini dalam mendorong timbulnya plak di arteri koroner. Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya keadaan-keadaan sifat dan kelainan yang dapat mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner.
Memiliki faktor risiko lebih dari satu seperti hipertensi, diabetes melitus, dan obesitas, maka akan mempunyai 2 atau 3 kali berpeluang terkena penyakit jantung koroner dibandingkan 70 orang yang tidak. Faktor risiko tersebut berperan penting untuk terjadinya penyakit jantung koroner, Apabila faktor risiko dapat diketahui maka akan lebih mudah untuk dilakukannya tindakan pencegahan.
3 1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana profil faktor risiko kardiometabolik pada pasien penyakit jantung koroner rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017?”
1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui profil faktor risiko kardiometabolik pada pasien penyakit jantung koroner rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui profil hipertensi pada pasien penyakit jantung koroner rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017.
b. Untuk mengetahui profil diabetes melitus pada pasien penyakit jantung koroner rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017.
c. Untuk mengetahui profil lipid pada pasien penyakit jantung koroner rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017.
4
d. Untuk mengetahui profil Obesitas pada pasien penyakit jantung koroner rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 20177.
e. Untuk mengetahui profil riwayat merokok pada pasien penyakit jantung koroner rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil keluaran penelitian ini adalah sebagai berikut.
Untuk penulis yaitu dengan mencari dan membaca literature, dapat menambah wawasan serta pengetahuan kami dalam hal kesehatan khususnya yang berkaitan dengan kardiovaskular serta sebagai pembelajaran untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Untuk pembaca yaitu diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan ilmu pengetahuan, untuk masyarakat atau peneliti selanjutnya tentang faktor risiko kejadian penyakit jantung koroner, serta dapat dijadikan sebagai acuan dilakukannya tindakan pencegahan terjadinya Penyakit Jantung Koroner dalam menegakkan pola hidup yang sehat pada kehidupan kita sehari-hari.
5 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Penyakit Jantung Koroner (PJK) 2.1.1. Definisi
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya. (Majid, 2007) Penyempitan arteri koronaria ini dimulai dari terjadinya aterosklerosis (kekakuan arteri) maupun yang sudah terjadi penimbunan lemak atau plak (plague) pada dinding arteri koroner, baik disertai gejala klinis atau tanpa gejala klinis sekalipun. (Peter kabo, 2008)
Angina pektoris stabil (APS) adalah sindrom klinis yang ditandai dengan rasa tidak enak di dada, rahang, bahu, punggung, ataupun lengan, yang biasanya dicetuskan oleh kerja fisik atau stress emosional dan keluhan ini dapat berkurang bila istirahat atau oleh obat nitrogliserin.
Angina prinzmetal : nyeri dada disebabkan oleh spasme arteri koronaria, sering timbul pada waktu istirahat, tidak berkaitan dengan kegiatan jasmani dan kadang-kadang siklik (waktu yang sama setiap harinya).
Sindrom koroner akut (SKA) : sindrom klinik yang mempunyai dasar patofisiologi yang sama yaitu adanya erosi, fisur, ataupun robeknya
6
plak atheroma sehingga terjadi thrombosis intravaskuler yang menimbulkan ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen miokard. Yang termasuk SKA adalah angina pektoris tidak stabil yang ditandai dengan nyeri dada yang mendadak dan lebih berat, yang serangannya lebih lama, dan lebih sering, angina yang baru timbul kurang dari satu bulan, atau satu bulan setelah serangan infark miokard dan infark miokard akut (IMA) yaitu nyeri angina pada infark jantung akut yang umumnya lebih berat dan lebih lama walau kadang tidak disertai yeri dada. IMA bisa non Q MI (NSTEMI) dan gelombang Q MI (STEMI). (Majid, 2007)
2.1.2. Anatomi dan Fisiologi Jantung
Jantung ialah organ muskular berongga yang bentuknya seperti pyramid dan terletak di dalam pericardium di mediastinum. Basis jantung dihubungkan oleh pembuluh-pembuluh darah besar, namun tetap terletak bebas di dalam pericardium. Jantung mempunyai tiga permukaan yaitu facies sternocostalis (anterior), facies diaphragmatica (inferior), dan basis cordis (facies posterior).
]antung juga mempunyai apex yang aralrnya ke bawah, depan, dan kiri.
Jantung dibagi oleh septum vertikal dan terdiri dari empat ruang: atrium dextrum dan sinistrum dan ventriculus dexter dan sinister. Atrium dextrum terletak anterior terhadap atrium sinistrum dan ventriculus dexter anterior terhadap ventriculus sinister.
7
Gambar 2.1 Gambar Anatomi Arteri Koroner Jantung A. Permukaan posterior jantung B. Permukaan posterior jantung C. Permukaan anterior jantung
Sumber:Snell, Richard S.2011.Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem.Jakarta:EGC Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan visceralis pericardium serosum (epicardium), tebal otot jantung (miokardium), dan paling dalam teerdapat lapisan tipis (endocardium). jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari aorta ascendens tepat di atas valva aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardium. (Snell, 2011)
Jantung berfungsi sebagai suatu pompa ganda, dengan mengikuti jejak setetes darah melintasi satu sirkuit lengkap Jantung dibagi menjadi paruh kanan dan kiri serta memiliki empat rongga, satu rongga atas dan satu rongga
8
bawah di masing-masing paruh. Rongga-rongga atas, atrium, menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke rongga bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium adalah vena, dan yang membawa darah dari ventrikel ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi berotot kontinyu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah miskin O2, semenrara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah kaya O2. (Sherwood, 2011)
2.1.3. Patogenesis
Lapisan endotel pembuluh darah yang normal pada umumnya akan mengalami kerusakan oleh adanya faktor risiko antara lain faktor hemodinamik seperti hipertensi, zat-zat vasokonstriktor, mediator (sitokin) dari sel darah, asap rokok, diet aterogenik, peningkatan kadar gula darah, dan oksidasi dari LDL C. Kerusakan ini menyebabkan sel endotel menghasikan cell adhesion molecule seperti sitokin (IL 1), tumor nekrosis faktor alfa/ TNF alfa, kemokin (MCP 1, IL 8), dan growth factor (platelet derivet growth factor/ PDGF), basic fibroblast growth factor/ BFGF. Sel inflamasi seperti T limfosit dan monosit masuk ke permukaan pada endotel dan migrasi dari endothelium ke sub endotel. Monosit berdiferensiasi menjadi makrofag dan mengambil LDL teroksidasi yang sifatnya lebih atherogenik dibanding LDL dan kemudian membentuk sel busa. LDL teroksidasi sehingga terjadi kematian sel endotel dan menghasilkan respon inflamasi. Selain itu, juga
9
terjadi respon dari angiotensin II yang menyebabkan gangguan vasodilatasi, dan mencetuskan efek protrombik dengan melibatkan platelet dan faktor koagulasi. Akibat kerusakan endotel terjadi respon protektif dan terbentuk lesi fibrofatty dan fibrous, plak aterosklerotik, yang dipicu oleh adanya inflamasi. Plak tersebut dapat menjadi tidak stabil dan mengalami ruptur sehingga terjadi sindrom koroner akut. (Majid, 2007)
Proses ini mulai waktu usia muda dan bertahun-tahun berkembang pada tingkat bervariasi pada masing-masing orang, sesuai dengan hadirnya “faktor- faktor risiko”. Dalam periode tersebut deposit ini tertimbun secara perlahan- lahan yang akhirnya diameter di arteri koroner yang masih dapat dilalui darah makin lama semakin sempit, sampai pembuluh tersebut tidak dapat dilewati darah sesuai dengan kebutuhan otot jantung. Terhalangnya aliran darah seperti di atas disebut sebagai fixed blockage.
Pada awalnya arteri normal, aliran darah tidak terhalang, tetapi oleh berbagai faktor risiko terjadilah :
Plak, ini dapat menyebabkan arteri mengalami penyumbatan/ halangan sebagian. Plak ini dalam waktu lama dapat tumbuh terus, sehingga terjadi penyumbatan total.
Spasm, proses ini menyebabkan pembuluh arteri mengerut dan ruang aliran tinggal sebagiam dan bila parah terjadi penghentian darah secara total.
10
Clot atau disebut juga “platelete dumping”, dalam hal ini terjadi proses penggumpalan dari berbagai substansi dalam darah. Proses ini dapat berlanjut sedemikian rupa, sehingga menghalangi aliran darah secara total.
Kombinasi dari dua atau lebih peristiwa di atas. Bila kombinasi tersebut terjadi, umumnya dengan cepat terjadi penyumbatan total (100%) pada arteri koroner. (Soeharto, 2000)
2.2. Faktor Risiko Kardiometabolik 2.2.1. Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah dimana pada dewasa hipertensi ada ketika tekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi dari 140 mmHg dan atau ketika tekanan darah sama atau lebih tinggi dari 90 mmHg dalam jangka waktu yang lama. (Sinaga, 2012)
Penyakit yang lebih dikenal sebagai tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko utama dari perkembangan penyakit jantung . Gaya hidup modern dengan pola makan dan gaya hidup tertentu, cenderung mengakibatkan terjadinya hipertensi. (Setyarini dkk, 2013)
Menurut JNC 7, hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Hipertensi meningkatkan resistensi ventrikel kiri yang menyebabkan beban kerja jantung bertambah. Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan namun pada kondisi yang kronis dapat mengakibatkan kematian karena payah jantung dan
11
PJK. Oleh karena itu, deteksi dini dan perawatan hipertensi yang efektif dapat mencegah terjadinya hal tersebut. (Novriyanti dkk, 2014)
2.3.2. Diabetes Melitus
Penyebab mortalitas dan morbiditas utama pada pasien diabetes melitus adalah penyakit jantung koroner. Menurut American Heart Association pada Mei 2012, paling kurang 65% penderita diabetes melitus meninggal akibat penyakit jantung. Selain itu, orang dewasa yang menderita diabetes melitus berisiko dua sampai empat kali lebih besar terkena penyakit jantung dari pada orang yang tidak menderita diabetes melitus. Mekanisme terjadinya PJK pada DM tipe 2 sangat kompleks dan dikaitkan dengan adanya aterosklerosis yang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain hipertensi, hiperglikemia, dislipidemia, merokok, riwayat keluarga dengan PJK, dan obesitas. (Yuliani dkk, 2014)
Hubungan diabetes melitus dengan kejadian penyakit jantung koroner saling mempengaruhi karena diabetes melitus mempunyai hubungan yang kuat dengan resiko terkena penyakit jantung koroner. Pada penderita diabetes melitus terdapat gangguan dan peningkatan radikal bebas akan menyebabkan penyerangan radikal bebas terhadap jaringan. Hiperglikemia menyebabkan komplikasi makrovaskuler dengan mempengaruhi polyol pathway, AGES/RAGE, aktivasi PKC dan hexosamine yang berakibat peningkatan produksi superoxida dalam mitokondria. (Sikaran dkk, 2014)
12 2.3.3. Dislipidemia
Dislipidemia adalah suatu keadaan dimana terdapat abnormalitas profil lipid dalam darah seperti peningkatan kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida, dan penurunan kolesterol High Density Lipoprotein (HDL). Kadar lipid non HDL yang meningkat menyebabkan penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis. Apabila penyempitan tersebut terjadi di arteri koronaria maka dapat terjadi PJK. (Orviyanti, 2012)
Menurut penelitian kedokteran molekuler terbaru, didapatkan bahwa jenis dislipidemia yang paling berbahaya adalah dislipidemia aterogenik.
Deposit kolesterol LDL dislipidemia aterogenik pada dinding pembuluh darah arteri menjadi salah satu penyebab terjadinya disfungsi endotel sebagai proses awal terbentuknya plak aterosklerosis. Lipid, khususnya low density lipoprotein (LDL) saat ini mulai banyak diteliti sebagai nilai prediksi pada PJK, mengingat perannya dalam proses aterogenesis. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Imano dkk (2011) menunjukkan bahwa pada populasi di Jepang terdapat hubungan yang kuat antara kadar LDL >80 mg/dL dengan risiko PJK. (Ma’rufi dkk, 2014 )
Saat ini non-HDL juga telah terbukti menjadi faktor prediktif dari penyakit jantung dan dapat menjadi penanda yang lebih baik daripada kolestrol LDL. Hubungan antara non-HDL dengan pengerasan aterosklerosis telah dibuktikan pada dewasa muda. Berdasarkan penemuan Pathobiological Determinants of Atherosclerosis in Youth (PDAY), suatu otopsi dilakukan pada pria dan wanita usia 15-34 tahun yang kematiannya tidak disebabkan
13
oleh penyakit kardiovaskuler, menunjukkan bahwa non-HDL dikaitkan dengan adanya tingkat lipid di arteri koroner, lapisan lemak, penonjolan lesi dan stenosis koroner. Penyakit jantung koroner adalah kondisi umum dan serius akibat patologi yang mendasari aterosklerosis, yang disebabkan terutama oleh peningkatan kadar kolestrol LDL yang menumpuk di dinding arteri koroner. (Sutrisno dkk, 2015)
2.2.4. Obesitas
Terdapat saling keterkaitan antara obesitas dengan risiko peningkatan PJK, hipertensi, angina, stroke, diabetes dan merupakan beban penting pada kesehatan jantung dan pembuluh darah. Data dari Framingham menunjukkan bahwa apabila setiap individu mempunyai berat badan optimal, akan terjadi penurunan insiden PJK sebanyak 25 % dan stroke/cerebro vascular accident (CVA) sebanyak 3,5 %. (Supriyono, 2008)
2.2.5. Merokok
Salah satu faktor perilaku tidak sehat yang sering dikaitkan dengan kejadian penyakit jantung koroner adalah kebiasaan merokok. Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah yang dikeluarkan Departemen Kesehatan pada tahun 2007 menyebutkan bahwa kebiasaan merokok diperkirakan dalam perkembangannya beberapa tahun kedepan akan menjadi faktor risiko utama bersama dengan faktor risiko utama lainnya seperti hipertensi, kolesterol, dan diabetes melitus. Data dari Global Adult Tobacco Survey oleh WHO di Indonesia tahun 2011 menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak ketiga
14
dibandingkan dengan Negara lain di dunia, dan menempati peringkat pertama di Asia Tenggara. (Diastutik, 2016)
Merokok tembakau atau perokok pasif dlm jangka waktu yang lama akan meningkatkan risiko PJK dan serangan jantung. Merokok memicu pembentukan plak pada arteri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko PJK dengan cara menurunkan level kolesterol HDL. Semakin banyak merokok semakin besar risiko terkena serangan jantung. Studi menunjukkan jika berhenti merokok maka akan menurunkan setengah dari risiko serangan jantung selama setahun.
Keuntungan berhenti merokok terjadi tidak peduli seberapa lama merokok atau seberapa banyak merokok. (Savia dkk, 2013)
Merokok merupakan salah satu faktor perilaku tidak sehat yang menjadi faktor risiko pemicu kejadian penyakit jantung koroner. Pemicu tersebut disebabkan oleh jenis bahan kimia yang terkandung dalam rokok, mulai dari proses pembuatan hingga pembakaran saat dihisap oleh perokok aktif. Jenis bahan kimia yang mendapat perhatian lebih dalam penyebab terjadinya penyakit jantung koroner adalah nikotin dan karbon monoksida. Selain nikotin dan karbon monoksida, zat lain yang juga menjadi pemicu terjadi penyakit jantung koroner adalah zat oksidan. Pada sebatang rokok, zat oksidan terdiri beberapa bahan kimia seperti nitrogen, tar, dan bahan radikal lainnya.
Banyaknya zat oksidan tersebut dapat menyebabkan pengurangan zat antioksidan yang ada di dalam tubuh secara drastis dan menyebabkan peningkatan produksi LDL (Low-Density Lipoproterin). (Diastutik, 2016)
15 BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Teori
3.2. Kerangka Konsep
3.3. Definisi Operasional Variabel a. Profil Hipertensi
Definisi : Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang ditentukan berdasarkan JNC VII 2003.
Skala : Ordinat
Alat ukur : Susunan daftar tilik sesuai dengan variabel penelitian.
PJK
Hipertensi
Diabetes Melitus
Dislipidemia Merokok
Obesitas Faktor risiko kardiometabolik kejadian PJK
Profil kardiometabolik risiko kejadian PJK Data Pasien PJK di RSWS
16
Cara pengukuran : Pengisian daftar tilik sesuai dengan data-data yang tertera pada rekam medik pasien.
Hasil pengukuran : Dikategorikan sebagai berikut:
Normal = Sistolik < 120 mmHg dan Diastolik < 80 mmHg
Prehipertensi = Sistolik 120-139 mmHg atau Diastolik 80-89 mmHg
Hipertensi Derajat 1= Sistolik 140-159 mmHg atau Diastolik 90-99 mmHg
Hipertensi Derajat 2 = Sistolik ≥160 mmHg atau Diastolik ≥ 100 mmHg.
b. Profil Diabetes Melitus
Definisi : Diabetes melitus adalah pasien yang memiliki gejala klasik DM dengan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl. Glukosa darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir. Gejala klasik adalah poliuria, polidipsi dan berat badan turun tanpa sebab.
Skala : Nominal
Alat ukur : Susunan daftar tilik sesuai dengan variabel penelitian.
Cara pengukuran : Pengisian daftar tilik sesuai dengan data-data yang tertera pada rekam medik pasien.
Hasil pengukuran : Dikategorikan sebagai berikut:
DM
Tidak DM
17 c. Profil Dislipidemia
Definisi : Diagnosis dislipidemia didapatkan dari hasil pemeriksaan laboratorium profil lipid plasma dan ditentukan berdasarkan NCEP ATP III TAHUN 2011.
Skala : Ordinat
Alat ukur : Susunan daftar tilik sesuai dengan variabel penelitian.
Cara pengukuran : Pengisian daftar tilik sesuai dengan data-data yang tertera pada rekam medik pasien.
Hasil pengukuran : Dikategorikan sebagai berikut:
Kolesterol LDL
Optimal = < 100 mg/dL
Mendekati optimal = 100-129 mg/dL Sedikit tinggi = 130-159 mg/dL Tinggi = 160-189 mg/dL Sangat tinggi = ≥ 190 mg/dL
Kolesterol total
Optimal = < 200 mg/dL
Sedikit tinggi = 200-239 mg/dL Tinggi = ≥240 mg/dL
Kolesterol HDL Rendah = <40 mg/dL Normal = 40-59 mg/dL
18 Tinggi = ≥ 60 mg/dL
Trigliserida
Optimal = < 150 mg/dL
Sedikit tinggi = 150-199 mg/dL Tinggi = 200-499 mg/dL Sangat tinggi = ≥ 500 mg/dL d. Profil Obesitas
Definisi : Obesitas adalah keadaan seseorang yang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak di tubuhnya. Klasifikasi IMT yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan Depkes RI.
Skala : Numerik.
Alat ukur : Susunan daftar tilik sesuai dengan variabel penelitian.
Cara pengukuran : Pengisian daftar tilik sesuai dengan data-data yang tertera pada rekam medik pasien.
Hasil pengukuran : Dikategorikan sebagai berikut:
Kurus = IMT < 18,5
Normal = IMT 18,5- 24,9
Berat badan lebih = IMT 25-26,9
Obesitas = IMT ≥ 27
19 e. Profil Merokok
Definisi : Merokok ialah perilaku membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok ataupun pipa serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya. Dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan status merokok pasien yang tertera dalam rekam medik.
Skala : Nominal.
Alat ukur : Susunan daftar tilik sesuai dengan variabel penelitian.
Cara pengukuran : Pengisian daftar tilik sesuai dengan data-data yang tertera pada rekam medik pasien.
Hasil pengukuran : Dikategorikan sebagai berikut:
Merokok
Tidak Merokok
20 BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif. Pada penelitian ini kami akan melakukan penelusuran mengenai profil faktor risiko kardiometabolik yang berhubungan dengan kejadian penyakit jantung koroner yang ada di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pengambilan data pasien untuk penderita penyakit jantung koroner rawat inap di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017 dan selanjutnya dilakukan analisa data yang telah diperoleh.
4.2.2. Waktu Peneltian
Penelitian ini direncanakan pada November 2017.
4.3. Subjek Penelitian 4.3.1.Populasi Target
Populasi target penelitian ini adalah pasien penyakit jantung koroner rawat inap di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017.
21 4.3.2.Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien penyakit jantung koroner rawat inap di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017 yang memiliki data rekam medik.
Sampel penelitian adalah sampel yang diambil dari populasi terjangkau yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan.
4.4. Identifikasi Variabel 4.4.1. Variabel Tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kejadian penyakit jantung koroner pada pasien penyakit jantung koroner rawat inap di RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017.
4.4.2. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah multi faktor risiko kardiometabolik terjadinya penyakit jantung koroner, sebagai berikut :
1). Hipertensi 2). Diabetes Melitus 3). Dislipidemia 4). Obesitas 5). Merokok
22 4.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.5.1.Kriteria Inklusi
1) Terdaftar menjadi pasien rawat inap PJK dengan diagnosa utama Atherosclerosis Heart Disease di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari- Juni 2017.
2) Memiliki data rekam medik.
4.5.2. Kriteria Eksklusi
1) Pasien penyakit jantung koroner rawat inap di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari – Juni 2017 yang memiliki rekam medik yang tidak lengkap tentang profil risiko kardiometabolik.
4.6. Cara Pengambilan Sampel
Cara pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling, yaitu sampel yang diambil sesuai dengan kriteria variabel yang ingin diteliti dan mempunyai rekam medik yang lengkap.
4.7.Jenis Data dan Instrumen Penelitian 4.7.1. Jenis Data Penelitian
Sebelum melakukan penelitian ini terlebih dahulu peneliti akan mengumpulkan data sekunder atau rekam medis yang ada di RSUP DR.
Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017.
23 4.7.2. Data Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data dan instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari program Microsoft Office Excel 2007 dengan tabel- tabel tertentu untuk mencatat data yang dibutuhkan dari rekam medik.
4.8. Pengolahan dan Penyajian Data
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer memakai program Microsoft Office Word 2007 dan Microsoft Office Excel2007.
Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram untuk menggambarkan profil faktor risiko kardiometabolik pasien penyakit jantung koroner rawat inap di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017.
4.9. Etika Penelitian
Hal-hal yang terkait dengan etika penelitian dalam penelitian ini adalah : a. Sebelum melakukan penelitian, peneliti akan melakukan pengajuan
rekomendasi etik.
b. Setelah pengajuan rekomendasi etik peneliti telah disetujui, peneliti harus mengurus perizinan serta prosedur dari masing-masing instansi tempat penelitian yang akan dilaksanakan.
24 BAB 5
HASIL PENELITIAN
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui profil risiko kardiometabolik pada pasien rawat inap penyakit jantung koroner di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari - Juni 2017, dilaksanakan pada bulan November 2017. Dari penelusuran data rekam medik Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar, diperoleh sebanyak 277 kasus. Namun dengan adanya kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, terdapat 224 kasus yang tidak memenuhi kriteria inklusi antara lain 30 rekam medik yang tidak ditemukan, 53 data yang tidak memiliki data rawat inap dalam rekam medik , dan 141 data yang ada tidak lengkap berdasarkan variabel yang akan diteliti sehingga total kasus yang memenuhi kriteria inklusi pada penelitian ini adalah 53 kasus.
Pengumpulan data berlangsung selama 1 minggu mulai tanggal 21 sampai 28 November 2017. Data yang diperoleh kemudian dicatat dan kemudian diolah dengan Microsoft Excel 2007. Hasil pengolahan data disajikan sebagai berikut:
25
5.1. Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 2003
Diagram 5.1. Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 2003
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari - Juni 2017
Pada diagram dan tabel 5.1. memperlihatkan distribusi pasien rawat inap PJK lebih banyak yang prehipertensi yaitu 18 orang (33,9 %), pasien dengan hipertensi derajat 1 sebanyak 17 orang (32,1 %), kemudian pasien dengan hipertensi derajat 2 sebanyak 10 orang (18,9%), sedangkan pasien dengan tekanan darah normal sebanyak 8 orang (15,1%).
Tabel 5.1. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 2003
Derajat Hipertensi Frekuensi (N) Persentase (%)
Normal 8 15.1
Prehipertensi 18 33.9
Hipertensi Derajat 1 17 32.1
Hipertensi Derajat 2 10 18.9
Total 53 100
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari - Juni 2017
8
18 17
10
0 5 10 15 20
Normal Prehipertensi Hipertensi Derajat 1
Hipertensi Derajat 2
Frekuensi(N)
26
5.2. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Riwayat DM
Diagram 5.2. Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Riwayat DM
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari - Juni 2017
Pada diagram dan tabel 5.2. memperlihatkan distribusi pasien rawat inap PJK yang memiliki riwayat DM sebanyak 19 orang (35,85 %) dan 34 orang (64,15%) pada pasien rawat inap PJK yang tidak memiliki riwayat DM.
Tabel 5.2. Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Riwayat DM Profil DM Frekuensi (N) Persentase (%)
DM 19 35.85
Tidak DM 34 64.15
Total 53 100
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari - Juni 2017
19
34
0 10 20 30 40
DM Tidak DM
Frekuensi
27
5.3. Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Profil Lipid
5.3.1. Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol LDL Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011
Diagram 5.3. Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol LDL Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari - Juni 2017
Pada diagram dan tabel 5.3. memperlihatkan distribusi pasien rawat inap PJK berdasarkan klasifikasi kolesterol LDL. Pasien dengan kolesterol LDL yang optimal yaitu 17 orang (32,1 %), pasien dengan kolesterol LDL yang mendekati optimal sebanyak 16 orang (30,2%), pasien dengan kolesterol LDL yang sedikit tinggi sebanyak 13 orang (24,5%), pasien dengan kolesterol LDL yang tinggi sebanyak 6 orang (11,3%) sedangkan pasien dengan kolesterol LDL yang sangat tinggi sebanyak 1 orang (1,9%).
17 16
13
6
1 0
2 4 6 8 10 12 14 16 18
Optimal Mendekati Optimal
Sedikit Tinggi
Tinggi Sangat Tinggi
Frekuensi(N)
Kolesterol LDL
28
Tabel 5.3. Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol LDL Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011
Kadar LDL Frekuensi (N) Persentase (%)
Optimal 17 32.1
Mendekati Optimal 16 30.2
Sedikit Tinggi 13 24.5
Tinggi 6 11.3
Sangat Tinggi 1 1.9
Total 53 100
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari - Juni 2017
5.3.2. Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol HDL Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011
Diagram 5.4. Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol HDL Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari - Juni 2017
29
18
6
0 5 10 15 20 25 30 35
Rendah Normal Tinggi
Frekuensi(N)
Kadar HDL
29
Pada diagram dan tabel 5.4 memperlihatkan distribusi pasien rawat inap PJK berdasarkan klasifikasi kolesterol HDL. Pasien dengan kadar kolesterol HDL yang rendah sebanyak 29 orang (54,7 %), Pasien dengan kadar kolesterol HDL normal sebanyak 18 orang (34,0 %), dan Pasien dengan kadar kolesterol HDL yang tinggi sebanyak 6 orang (11,3 %).
Tabel 5.4. Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol HDL Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011
Kadar HDL Frekuensi (N) Persentase (%)
Rendah 29 54.7
Normal 18 34
Tinggi 6 11.3
Total 53 100
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari -Juni 2017
5.3.3. Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol Total Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011
Diagram 5.5. Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol Total Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari - Juni 2017
32
16
5 0
5 10 15 20 25 30 35
Optimal Sedikit Tinggi Tinggi
Frekuensi(N)
Kadar Kolesterol Total
Pada diagram dan ta PJK berdasarkan klasifikasi k
yang optimal sebanyak 32 orang (60,4 sedikit tinggi sebanyak 16 orang (30,2 yang tinggi sebanyak 5 orang (9,4
Tabel 5.5. Distribusi Pasien Kolesterol Total Menurut Kadar Kolesterol
Total Optimal Sedikit Tinggi Tinggi
Total
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari -
5.3.4. Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011 Diagram 5.6. Distribusi Pasien
Menurut
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari -
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Frekuensi(N)
30
Pada diagram dan tabel 5.5. memperlihatkan distribusi pasien rawat i klasifikasi kolesterol total. Pasien dengan kadar kolesterol total yang optimal sebanyak 32 orang (60,4 %), Pasien dengan kadar kolesterol total sedikit tinggi sebanyak 16 orang (30,2 %), dan Pasien dengan kadar kolesterol
sebanyak 5 orang (9,4 %).
Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Kolesterol Total Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011 Kadar Kolesterol
Total
Frekuensi (N)
Persentase (%)
32 60.4
Sedikit Tinggi 16 30.2
5 9.4
Total 53 100
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Juni 2017
Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Trigliserida NCEP ATP III TAHUN 2011
stribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Trigliserida Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Juni 2017
40
8
4 1
Optimal Sedikit Tinggi
Tinggi Sangat Tinggi Kadar Trigliserida
istribusi pasien rawat inap total. Pasien dengan kadar kolesterol total , Pasien dengan kadar kolesterol total yang
%), dan Pasien dengan kadar kolesterol total
Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode
Klasifikasi Trigliserida
Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Trigliserida
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode
31
Pada diagram dan tabel 5.6. memperlihatkan distribusi pasien rawat inap PJK berdasarkan klasifikasi Trigliserida. Pasien dengan Trigliserida yang optimal yaitu 40 orang (75,5 %), pasien dengan Trigliserida yang sedikit tinggi sebanyak 8 orang (15,1%), pasien dengan Trigliserida yang tinggi sebanyak 4 orang (7,5%) sedangkan pasien dengan Trigliserida yang sangat tinggi sebanyak 1 orang (1,9%).
Tabel 5.6. Distribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi Trigliserida Menurut NCEP ATP III TAHUN 2011
Kadar Trigliserida Frekuensi (N) Persentase (%)
Optimal 40 75.5
Sedikit Tinggi 8 15.1
Tinggi 4 7.5
Sangat Tinggi 1 1.9
Total 53 100
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari - Juni 2017
5.4. Distribusi Pasien Depkes RI
Diagram 5.7. Distribusi Pasien
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari -
Pada diagram dan tabel 5.
lebih banyak yang memiliki IMT normal yaitu 38
obesitas sebanyak 8 orang (15,1 %), kemudian pasien dengan berat badan lebih sebanyak 6 orang (11,3%), sedangkan pasien dengan IMT kurang (kurus) sebanyak 1 orang (1,9%).
Tabel 5.7. Distribusi Pasien Klasifikasi IMT Kurus
Normal
Berat Badan Lebih Obesitas
Total
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari -
1 0
5 10 15 20 25 30 35 40
Kurus
Frekuensi(N)
32
Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi IMT Menurut
stribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi IMT Menurut Depkes RI
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Juni 2017
Pada diagram dan tabel 5.7. menunjukkan distribusi pasien rawat inap PJK yang memiliki IMT normal yaitu 38 orang (71,7 %), pasien dengan obesitas sebanyak 8 orang (15,1 %), kemudian pasien dengan berat badan lebih sebanyak 6 orang (11,3%), sedangkan pasien dengan IMT kurang (kurus) sebanyak 1
stribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Klasifikasi IMT Menurut Depkes RI
Klasifikasi IMT Frekuensi (N) Persentase (%)
1 1.9
38 71.7
Berat Badan Lebih 6 11.3
8 15.1
53 100
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Juni 2017
38
6 8
Kurus Normal Berat Badan Lebih Obesitas
Klasifikasi IMT Menurut
Klasifikasi IMT
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode
pasien rawat inap PJK pasien dengan obesitas sebanyak 8 orang (15,1 %), kemudian pasien dengan berat badan lebih sebanyak 6 orang (11,3%), sedangkan pasien dengan IMT kurang (kurus) sebanyak 1
Klasifikasi IMT
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode
5.5. Distribusi Pasien PJK Diagram 5.8. Distribusi Pasien
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari -
Pada diagram dan tabel 5.
yang memiliki riwayat Merokok sebanyak 20 orang (37,7
pada pasien rawat inap PJK yang tidak memiliki riwayat Merokok.
Tabel 5.8. Distribusi Pasien Merokok
Merokok Tidak Merokok
Total
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari -
0 5 10 15 20 25 30 35
Frekuensi(N)
33
Distribusi Pasien PJK Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Merokok stribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Riwayat Merokok
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Juni 2017
Pada diagram dan tabel 5.8. menunjukkan distribusi pasien rawat inap PJK yang memiliki riwayat Merokok sebanyak 20 orang (37,7 %) dan 33 orang (
inap PJK yang tidak memiliki riwayat Merokok.
stribusi Pasien Rawat Inap PJK Berdasarkan Riwayat Merokok Merokok Frekuensi (N) Persentase (%)
20 37.7
Tidak Merokok 33 62.3
Total 53 100
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Juni 2017
20
33
Merokok Tidak Merokok
Riwayat Merokok Riwayat Merokok
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode
busi pasien rawat inap PJK orang (62,3 %)
Riwayat Merokok
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode
34 BAB 6 PEMBAHASAN
Berdasarkan pengolahan data pasien penyakit jantung koroner yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari - Juni 2017, diperoleh hasil penelitian dari 53 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menggambarkan profil risiko kardiometabolik pasien penyakit jantung koroner rawat inap.
Adapun profil faktor risiko kardiometabolik penyakit jantung koroner yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia, obesitas, dan merokok. Adapun penjelasan profil faktor risiko kardiometabolik penyakit jantung koroner akan dibahas secara terperinci sebagai berikut:
6.1. Hipertensi pada Pasien PJK
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa distribusi pasien PJK yang menjalani rawat inap lebih banyak yang prehipertensi yaitu 18 orang (33,9 %), pasien dengan hipertensi derajat 1 sebanyak 17 orang (32,1 %), kemudian pasien dengan hipertensi derajat 2 sebanyak 10 orang (18,9%), sedangkan pasien dengan tekanan darah normal hanya 8 orang (15,1%).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ira Dwi Novriyanti dkk di Poliklinik Kardiologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang (2012), hanya 4 orang (8,3%) yang memiliki tekanan darah normal, sedangkan sisanya didominasi oleh hipertensi derajat 1, yaitu sebanyak 23 orang (47,9%), hipertensi derajat 2 sebanyak 13 orang (27,1%), dan prahipertensi sebanyak 8 orang (16,7%). Hasil ini sesuai dengan
35
penelitian Nasution (2012) yang mendapatkan proporsi tertinggi pasien PJK berdasarkan tekanan darah adalah hipertensi derajat 1, yaitu sebesar 51%. Hal ini menujukkan risiko meningkat terjadinya PJK dengan naiknya tekanan darah.
Sebaliknya, penurunan terapeutik tekanan darah dapat mengurangi risiko aterosklerosis sehingga dapat menurunkan insidensi PJK.
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya kerusakan endotel yang memicu terjadinya aterosklerosis koroner. Hal ini menyebabkan angina pectoris, insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering ditemukan pada penderita hipertensi dibandingkan orang dengan tekanan darah yang normal. (Anwar, 2004)
6.2. Diabetes Melitus pada Pasien PJK
Dari hasil penelitian didapatkan distribusi pasien PJK yang menjalani rawat inap yang memiliki riwayat DM sebanyak 19 orang (35,85 %) dan 34 orang (64,15%) pada pasien PJK yang menjalani rawat inap yang tidak memiliki riwayat DM.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulsam dkk di RS Dr. M. Djamil Padang (2013), pasien PJK yang memiliki riwayat Diabetes Melitus sebanyak 13 kasus (10,48%) dan pasien PJK yang tidak memiliki riwayat Diabetes Melitus sebanyak 111 kasus (89,51%). Berbeda dengan hasil penelitian Zahrawardani, dkk di RSUP Dr. Kariadi Semarang (2011), ada 71 orang (68,9%) yang memiliki riwayat Diabetes Melitus dan 32 orang (31,1%) yang tidak memiliki riwayat Diabetes Melitus. Pada hasil penelitian tersebut dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang
36
bermakna antara riwayat diabetes melitus dengan kejadian PJK. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh banyaknya paparan fakor risiko yang lain yang lebih mendominasi pada pasien rawat inap PJK di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Pada penderita diabetes melitus terdapat gangguan dan peningkatan radikal bebas yang akan menyebabkan penyerangan radikal bebas terhadap jaringan.
Hiperglikemia menyebabkan komplikasi makrovaskuler dengan mempengaruhi polyol pathway, AGES/RAGE, aktivasi PKC dan hexosamine yang berakibat peningkatan produksi superoxida dalam mitokondria. (Sikaran dkk, 2014)
6.3. Dislipidemia pada Pasien PJK
pasien rawat inap PJK di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari - Juni 2017 berdasarkan hasil pemeriksaan profil lipid pasien lebih banyak ditemukan pasien dengan kadar kolesterol LDL yang optimal sebanyak 17 orang (32,1 %), kadar kolesterol total yang optimal sebanyak 32 orang (60,4 %), dan kadar trigliserida yang optimal sebanyak 40 orang (75,5 %), namun memiliki kadar kolesterol HDL yang rendah yaitu 29 orang (54,7 %).
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ira Dwi Novriyanti,dkk di Poliklinik Kardiologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang 2012, sebagian besar penderita PJK memiliki kadar total kolesterol, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida yang normal, dengan presentase berturut-turut sebesar 41,7%, 29,2%, 41,7%, dan 43,8%. Namun, hasil ini tidak sesuai dengan penelitian di King Edward Medical Univesity Lahore yang menyatakan sebanyak 86% pasien memiliki kadar trigliserida yang abnormal dan 26% pasien memiliki