Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
1298
Analisis Penggunaan E-Commerce terhadap Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Belqis Putri Himmatul Karimah1, Diah Priharsari2, Tibyani3
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
Abstrak
E-commerce belakangan ini digemari oleh kalangan pebisnis baik besar maupun kecil. Hal ini karena promosi melalui media online atau pemasaran secara digital lebih mudah menjangkau konsumen dalam hal memperkenalkan atau menjual produknya sehingga sangat membantu pelaku bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui dampak penggunaan e-commerce yang dirasakan oleh pelaku bisnis UMKM. Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara semi terstruktur kepada para pelaku usaha UMKM yang telah menggunakan e-commerce untuk memasarkan produknya.
Dari data wawancara yang telah dilakukan kemudian dianalisis menggunakan metode thematic analysis, yaitu metode menganalisis data dengan tujuan untuk mengidentifikasi pola dan menemukan topik berdasarkan data yang dikumpulkan oleh peneliti (Braun dan Clarke, 2006). Hasilnya ada beberapa kategori yang menjelaskan bagaimana UMKM menggunakan e-commerce, yaitu individual feature atau kemampuan yang dimiliki individu, alasan tidak menggunakan e-commerce yang lain selain yang digunakan saat ini, beberapa hambatan seperti hambatan infrastruktur , teknologi, promosi serta pengalaman kurang menyenangkan yang dialami pelaku usaha UMKM ketika menggunakan e- commerce.
Kata kunci: UMKM, e-commerce, Thematic Analysis, Pemasaran Digital, Alasan penggunaan e-commerce Abstract
E-commerce has recently been favored by both large and small businesses. This is because promotion through online media or digital marketing is easier to reach consumers in terms of introducing or selling their products so it is very helpful for business people. This study aims to determine the impact of using e-commerce on SMEs. Data collection for this study was carried out using a semi-structured interview method to MSME business actors who have used e-commerce to sell their products. From the interview data that has been carried out, then analyzed using the thematic analysis method, which is a method of analyzing data to identify patterns and find topics based on data collected by researchers (Braun and Clarke, 2006). The result is that several categories explain how MSMEs use e-commerce, namely individual features or individual abilities, reasons for not using other e-commerce than those currently used, several obstacles such as infrastructure, technology, promotion, and unpleasant experiences that experienced by MSME business actors when using e-commerce.
Keywords: MSMEs, E-commerce, Thematic Analysis, Digital Marketing, Reason for using e-commerce
1. PENDAHULUAN
E-commerce belakangan ini digemari oleh kalangan pebisnis baik besar maupun kecil. Hal ini karena promosi melalui media online atau pemasaran secara digital lebih mudah menjangkau konsumen dalam hal memperkenalkan atau menjual produknya sehingga sangat membantu pelaku bisnis.
Andreas selaku Vice President of Galeri
Indonesia Blibli menjelaskan, saat ini berbelanja melalui platform digital sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat, terutama generasi milenial. Maraknya tren berbelanja daring terbukti dari meningkatnya jumlah pelaku UMKM yang bergabung dengan platform e- commerce tercatat hingga Juli 2020 terhitung ada 27.000 pelaku usaha UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia telah bersama Galeri Blibli.
Total produk yang dipasarkan pun mencapai 350
ribu unit (Rosana, 2020).
Di Indonesia sendiri, UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) merupakan salah satu bidang usaha yang mendominasi dijalankan oleh para pelaku usaha. UMKM adalah sebuah usaha yang pengelolaannya dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha dalam lingkup kecil. UMKM sendiri merupakan salah satu pelopor perekonomian Indonesia yang saat ini sudah tidak bisa lagi menggunakan cara tradisional, sehingga harus beradaptasi dengan model bisnis era digital agar dapat bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat.
(Tayibnapis, et al., 2018).
Cara tradisional sendiri saat ini sudah mulai beralih menjadi digital marketing karena biayanya lebih murah dan dapat menjangkau lebih banyak konsumen. American Marketing Association mendefiniskan, pemasaran adalah proses perencanaan dan penerapan gagasan untuk menetapkan harga, promosi, dan distribusi. Pemasaran dapat dijelaskan dalam kata yang lebih sederhana, yaitu pengembangan dan pemeliharaan hubungan yg saling memuaskan antara perusahaan serta konsumen (Kleindl & Burrow, 2005).
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teknik yang digunakan adalah wawancara. Melalui wawancara, peneliti dapat memastikan bahwa jawaban yang diberikan adalah informasi yang akurat serta bisa menggali lebih dalam informasi yang diperlukan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apa alasan UMKM menggunakan e- commerce, alasan untuk tidak menggunakan e- commerce yang lain selain yang digunakan saat ini dan apa saja hambatan yang dihadapi ketika menggunakan e-commerce sebagai media untuk memasarkan produk.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2008
UMKM adalah usaha perdagangan yang dikelola oleh perorangan atau badan usaha yang merujuk pada usaha ekonomi produktif dengan kriteria sebagai usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.
Tabel 1. Perbedaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah
Ukuran
Usaha Aset
Omzet (per tahun)
Contoh Usaha Usaha
Mikro
Maksimal Rp 50
juta
Maksimal Rp 300
juta
Warung nasi, tukang cukur, tambal ban.
Usaha Kecil
Lebih dari Rp 50 juta –
Rp 500 juta
Lebih dari Rp 300 juta – Rp 2,5 miliar
Usaha kecil ini digolongkan menjadi 3 jenis yaitu : 1) Industri kecil ; 2) Perusahaan berskala kecil;
dan 3) Usaha informal contohnya menjual sayur.
Usaha Menengah
Lebih dari Rp 500 juta –
Rp 10 miliar
Lebih dari Rp 2,5 miliar –
Rp 50 miliar
usaha perkebunan, perdagangan skala besar, usaha ekspedisi, garmen,dan pertambangan.
2.2 E-commerce
E-commerce, singkatnya merupakan kegiatan jual beli yang mempertemukan antara penjual dan pembeli melalui internet.
Dengan berkembangnya dunia bisnis saat ini, e-
commerce sangat dibutuhkan untuk mening-katkan dan memenangkan persaingan bisnis dan penjualan produk.
Penggunaan e- commerce sendiri sebagai media jual beli menjadi semakin efektif dan efisien karena memudahkan transaksi serta mengurangi biaya untuk mendapatkan barang. (Miftah, et al., 2015).2.3 Wawancara Semi-Terstruktur
Metode wawancara semi-terstruktur bisa digunakan ketika peneliti memiliki pemahaman yang baik tentang subjek atau realitas sosial yang diselidiki (topik yang sedang diteliti, batasan penelitian, keadaan saat ini) namun peneliti tidak bisa memprediksi jawaban apa yang akan dikeluarkan narasumber ketika pertanyaan – pertanyaan wawancara diajukan. Pertanyaan akan ditanyakan ke seluruh responden menggunakan urutan yang sama.
Wawancara bisa dilakukan dengan video
call, voice call, bertatap muka secaralangsung maupun dengan video conference
seperti Google meet maupun Zoom.
2.1 Thematic Analysis
Thematic analysis merupakan salah satu bentuk analisis yang paling umum dalam penelitian kualitatif. Metode ini menekankan pada identifikasi, analisis dan menafsirkan pola makna dalam data kualitatif
.Analisis tematik menjadi metode dasar untuk analisis kualitatif, karena memberikan keterampilan inti untuk melakukan banyak bentuk analisis kualitatif lainnya. Thematic analysis sendiri memiliki enam tahapan yaitu : 1. Pengenalan Data (Familiarization)
2. Membuat Kode (Coding)
3. Membuat Tema (Generating Themes) 4. Meninjau Kembali Tema (Reviewing Themes)
5. Mendefinisikan Tema (Defining and Naming Themes)
6. Menulis Laporan (Writing Up) 3. METODOLOGI
Gambar 1. Kerangka Kerja Penelitian
Metodologi penelitian yang ada pada gambar, memuat langkah-langkah atau tahapan yang akan dilakukan ketika melakukan penelitian. Tahapan penelitian yang akan dilakukan yaitu pertama studi literatur dimana peneliti melakukan riset berkaitan dengan penggunaan e-commerce oleh UMKM dari beberapa sumber untuk mendukung penelitian.
Selanjutnya, pada tahap penyusunan instrumen penelitian, peneliti membuat draft pertanyaan untuk nantinya ditanyakan kepada responden. Pada penyusunan instrument penelitian ini, peneliti membuat 2 bagian pertanyaan wawancara yang pertama seputar latar belakang UMKM, yang kedua pertanya utama yang memuat bagaimana UMKM menggunakan e-commerce sebagai media untuk menjalankan usahanya.
Pada tahap wawancara, peneliti melakukan survei untuk mengumpulkan data yang akan dianalisis dengan cara melakukan wawancara kepada pengelola UMKM yang menggunakan e-commerce untuk memasarkan produknya.
Setelah wawancara dilakukan peneliti akan menganalisis data. Untuk memudahkan analisis data, peneliti akan membuat transkrip wawancara dan data yang dihasilkan akan diolah menggunakan metode analisis tematik.
Pada proses analisis tematik, peneliti mengkategorikan data yang diperoleh dari narasumber menjadi empat elemen yaitu thema, sub thema, code, dan sub code secara subjektif menggunakan Nvivo.
Pada tahapan yang terakhir, peneliti menguraikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan. Peneliti juga memberikan beberapa saran yang ditujukan kepada pemilik UMKM, pemerintah, pengembang platform e- commerce dan untuk penelitian selanjutnya.
4. PENGUMPULAN DATA 4.1 Data Narasumber
Pengambilan data dalam penelitian ini melibatkan 15 pemilik UMKM yang menggunakan e-commerce untuk memasarkan produk usahanya. Untuk banyaknya narasumber yang terlibat dalam penelitian ini ditentukan menggunakan saturasi data yaitu ketika peneliti berhenti untuk mengumupulkan data karena data yang diperoleh tidak mendapatkan insight baru (Creswell 2015).
Wawancara dilakukan melalui WhatsApp voice call direkam menggunakan aplikasi voice recorder dan direkam secara langsung menggunakan fitur record untuk wawancara yang menggunakan video conference Google Meet. Seluruh narasumber yang terlibat telah setuju untuk direkam ketika sesi wawancara
berlangsung dengan tetap mempertahankan kerahasiaan identitas. Setiap sesi wawancara membutuhkan waktu kurang lebih 40-50 menit.
Tabel 2. Daftar Narasumber Wawancara
Kode Narasumbe r Jenis Kelamin Domisili Bidang Usaha Usia
N01 UMKM 1
P Malang Fashion 43
N02 UMKM 2
P Malang Sembako 42
N03 UMKM 3
P Bekasi Kuliner 23
N04 UMKM 4
L Jakarta Timur
Kuliner 23
N05 UMKM 5
L Cirebon Fashion 21
N06 UMKM 6
L Malang Interior rumah
37
N07 UMKM 7
L Malang Kuliner 21
N08 UMKM 8
P Sidoarjo Kuliner 21
N09 UMKM 9
P Jakarta Utara
Kuliner 23
N10 UMKM 10
P Majalengk a
Kuliner &
Fashion 20
N11 UMKM 11
L Malang Kuliner 48
N12 UMKM 12
P Malang Kuliner 37
N13 UMKM 13
P Depok Merchandise 21
N14 UMKM 14
P Pemalang Merchandise 24
N15 UMKM 15
L Tulungagu ng
Jasa Desain Grafis
28
Narasumber terdiri dari 15 pemilik UMKM yang terbagi menjadi sembilan pemilik usaha UMKM perempuan dan 6 pemilik usaha UMKM laki-laki. Kelima belas UMKM ini bergerak diberbagai jenis usaha yang berbeda yaitu 8 UMKM menjalankan usaha dibidang kuliner, 2 UMKM menjalankan usaha dibidang fashion, 1 UMKM menjalankan usaha sembako, 1 UMKM
menjalankan usaha dibidang interior rumah, 2 UMKM menjalankan usaha dibidang merchandise dan 1 UMKM bergerak dibidang jasa desain grafis.
Tabel 3. Daftar Jumlah Penggunaan Aplikasi E- commerce Oleh Narasumber
Kode narasumber Shopee Tokopedia Website Bukalapak Go food Grab food Lapak UMKM
N01
N02 ✓
N03 ✓
N04 ✓ ✓ ✓
N05 ✓ ✓
N06
N07 ✓ ✓
N08 ✓
N09 ✓ ✓
N10 ✓
N11 ✓
N12 ✓ ✓
N13 ✓
N14 ✓ ✓
N15 ✓
Jumlah 7 3 1 1 3 4 1
Untuk penggunaan aplikasi e-commerce banyak dari pemilik usaha UMKM yang tidak hanya menggunakan satu platform e-commerce saja. Misalnya dari narasumber N04 yang menggunakan Tokopedia, Gofood dan Grabfood untuk memasarkan produknya. Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa ada 7 pemilik usaha UMKM yang menggunakan Shopee sebagai platform untuk berjualan online, 3 pemilik usaha UMKM menggunakan Tokopedia, 1 pemilik usaha UMKM yang menggunakan website, 1 pemilik usaha UMKM yang menggunakan Bukalapak, 3 pemilik usaha UMKM yang menggunakan Go- Food, 4 pemilik usaha UMKM yang menggunakan Grab Food dan 1 pemilik usaha UMKM yang menggunakan Lapak UMKM untuk memasarkan produknya.
4.2 Data Analisis dan Hasil
Dari data hasil wawancata yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode thematic analysis yang dibuat oleh (Braun &
Clarke, 2006). Analisis tematik dilakukan dengan melalui enam tahap, yaitu (1) Pengenalan data yang dianalisis
(Familiarization); (2) membuat kode (Coding);
(3) membuat tema (Generating Themes); (4) meninjau kembali tema yang sudah dibuat (Reviewing themes) ; (5) mendefinisikan thema (Defining and naming themes); dan (6) menulis laporan (writing Up).
Di bawah ini merupakan world cloud atau kata yang paling banyak disebutkan dalam wawancara. Beberapa kata yang paling sering disebutkan oleh narasumber adalah yang paling mecolok yaitu “Shopee”, “Tokopedia”, “e- commerce”, “fitur”, “produk”, “aplikasi”,
“pelanggan”, “penggunaan”, “promosi”. Yang berarti setiap narasumber memiliki pengalaman terhadap penggunaan e-commerce.
Gambar 2. World Cloud Penggunaan E- Commerce Oleh UMKM
4.3 Hal Penting yang Ditemukan Dari Penggunaan E-commerce oleh UMKM
Pada bagian ini mencakup seluruh temuan hasil thematic analisis yang mengarah pada identifikasi penggunaan e-commerce oleh UMKM dan ditemukan ada 5 kategori yang didapatkan dari hasil wawancara yaitu
:
1. Individual Feature
Gambar 3. Individual feature
2. Alasan Penggunaan E-commerce
Gambar 4. Alasan Penggunaan E- commerce
3. Alasan Tidak Menggunakan E- commerce Lain
Gambar 5. Alasan Tidak menggunakan E-commerce lain
4. Hambatan Menggunakan E-commerce
Gambar 6. Hambatan Menggunakan E- commerce
5. Pengalaman Kurang Menyenangkan Ketika Menggunakan E-commerce
5. ANALISIS DATA
5.1 Pengalaman Narasumber Terhadap Alasan Penggunaan E-commerce untuk UMKM
a. Individual feature
Gambar 7. Hambatan Menggunakan E- commerce
sub-thema individual feature memiliki 2 kategori yaitu pengetahuan e-commerce dan pengetahuan SDM. Pada pengetahuan e- commerce sendiri memiliki 2 sub kategori (sub-code) yaitu cukup pengetahuan tentang e-commerce dan minim pengetahuan tentang e-commerce .
b. Alasan Penggunaan e-commerce Pada sub-thema alasan penggunaan E- commerce pada UMKM ini terdapat lima kategori yaitu
• promosi online, pada promosi online ini terdapat beberapa poin alasan penggunaan yaitu : bisa mempromosikan produk, bisa memperluas pasar, dapat meningkatkan penjualan, biaya promosi lebih murah dari promosi konvensional, biaya promosi dapat disesuaikan, mengetahui kebutuhan konsumen, mudah digunakan, optimis terhadap penggunaan aplikasi.
• transaksi penjualan : memudahkan transaksi pembayaran dan memudahkan pencatatan transaksi.
• kompetisi pasar : memantau kondisi pasar, membuat strategi pasar, sumber inovasi.
• interaksi : fitur chat dan ulasan pelanggan
• tren penggunaan aplikasi : kebiasan pelanggan, aplikasi umum digunakan, kebiasaan penjual, permintaan pelanggan.
c. Alasan tidak menggunakan e- commerce lain selain yang digunakan saat ini
Pada sub-thema ini akan dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
• Internal : Kurangnya pengetahuan tentang aplikasi
• Eksternal : persaingan harga, ketahanan produk, kekurangan jumlah SDM, persentase pajak (biaya admin) pada aplikasi dan system aplikasi error.
d. Hambatan menggunakan e-commerce Pada sub-thema ini ada 3 hal yang menjadi
hambatan para pelaku usaha UMKM untuk menjalankan bisnisnya yaitu :
• Infrastruktur : sinyal jelek, paket data habis dan lokasi belum terjangkau (untuk akses internet)
• Teknologi : Fitur, pengetahuan teknologi, system aplikasi lambat.
• Promosi : dana (biaya) promosi dan kekurangan jumlah SDM
e. Pengalaman Kurang Menyenangkan Pada Sub thema pengalaman kurang menyenangkan, terdapat dua kategori atau sub-code yaitu:
• Pengalaman kurang menyenangkan dengan aplikasi yang digunakan : aplikasi error dan notifikasi tidak terdengar.
• Pengalaman kurang menye- nangkan dengan konsumen : (konsumen) menghambat pendataan, review yang tidak sesuai kenyataan dan salah kirim produk.
6. PENUTUP
Berdasarkan analisis data terhadap penggunaan e-commerce yang dilakukan kepada pemilik usaha UMKM dihasilkan kesimpulan sebagai berikut.
1. Alasan UMKM menggunakan e-commerce untuk menjual produk mereka yaitu : - Promosi produk UMKM secara online, salah
satunya menggunakan e-commerce berdampak pada pasar yang lebih luas dan peningkatan penjualan.
- Biaya promosi murah dan dapat disesuaikan dengan budget.
- Aplikasi e-commerce mudah digunakan dan sudah mengakomodasi seluruh kebutuhan penjualan dan promosi sampai pencatatan transaksi.
- Berjualan pada e-commerce memicu kompetisi pasar sehingga pengusaha UMKM semakin banyak berinovasi dan belajar tentang strategi pasar agar bisa terus bertahan.
- Tren penggunaan aplikasi e-commerce untuk belanja mempengaruhi pemilik usaha UMKM untuk membuka akun dan berjualan melalui e-commerce.
2. Alasan pelaku usaha UMKM tidak menggunakan e-commerce lain selain yang digunakan saat ini yaitu :
- Pengetahuan tentang e-commerce lain masih kurang.
- Persaingan harga pada e-commerce karena banyaknya produk impor.
- Kurangnya jumlah SDM untuk mengelola platform e-commerce yang lain.
- Persentase pajak per transaksi yang dinilai memberatkan.
- System aplikasi error.
3. Hambatan yang dihadapi pemilik UMKM ketika menggunakan e- commerce untuk menjual produk usahanya yaitu :
- Dari segi infrastruktur sinyal jelek, paket data habis dan lokasi yang belum bisa dijangkau untuk pemasangan wifi menjadi hambatan yang utama karena e- commerce merupakan platform online yang tidak dapat diakses ketika tidak ada internet.
- Dari segi teknologi hambatan yang dirasakan yaitu kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang fitur yang ada pada aplikasi e-commerce dan aplikasi yang lambat ketika sedang digunakan.
- Dari sisi promosi produk, dana dan kekurangan SDM juga menjadi penghambat ketika menggunakan e- commerce.
- Adanya hambatan pelaku usaha UMKM juga berdampak pada pengalaman kurang menyenangkan ketika menggunakan teknologi dan pengalaman kurang menyenangkan dengan konsumen.
Berikut adalah saran yang dapat peneliti berikan kepada bebapa pihak yaitu :
1. Pemilik Usaha UMKM
- Untuk menambah pengetahuan tentang fitur dan seluk beluk e-commerce lain dapat dilakukan dengan membuka seller center (panduan) maupun belajar dari banyak sumber melalui internet.
- Mencoba mengikuti webinar yang diadakan oleh platform e-commerce untuk menambah pengetahuan tentang e-commerce dan cara promosi produk.
- Mencoba membuka notifikasi khusus yang ditujukan kepada penjual untuk update info terbaru maupun tips dan trik berjualan.
2. Pengembang Platform E-commerce - Mengurangi presentasi biaya admin per
transaksi untuk UMKM.
- Mengadakan pelatihan e-commerce secara offline, bisa dimulai di beberapa kota dahulu.
3. Pemerintah.
- Membantu UMKM agar bisa mendapatkan akses internet lebih mudah.
- Memberikan pelatihan maupun seminar kepada UMKM agar lebih mengenal tentang e-commerce.
4. Penelitian Selanjutnya
Melakukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan masalah atau topik baru yang sejenis sehingga akan melengkapi dan menyempurnakan penelitian yang ada.
Karena, penelitian ini hanya membahas tentang penggunaan e-commerce saja.
Mukin kedepannya bisa dilakukan penelitian tentang pengaruh media sosial sebagai media pemasaran untuk berjualan pada e-commerce
7. DAFTAR REFERENSI
Braun, V. & Clarke, V., 2006. Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3(2), pp. 77-101.
Braun, V. & Clarke, V., 2006. Using thematic analysis in psychology.. Qualitative Research in Psychology, Volume 3, pp.
77-101.
Hardani, et al., 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: CV.
Pustaka Ilmu Group.
Hartono, J., 2018. Metoda Pengumpulan dan Teknik Analisis Data. Yogyakarta: Andi offset.
Kleindl, B. & Burrow, J., 2005. E-Commerce
Marketing.
Koesno, D. A. S., 2020. Tirto.id. [Online]
Available at: https://tirto.id/jumlah- pelanggan-e-commerce-tercatat-
meningkat-383-selama-pandemi-f1eP [Accessed 23 Februari 2021].
Laming, S., 2020. Tren E-Commerce Pada Era Pandemi Covid-19. Jurnal Penelitian Humano, Volume 11, p. 56.
Miftah, M. S., Riyadi, S. & Heru, 2015.
Implementasi E-Commerce Sebagai Media Penjualan Online (Studi Kasus Pada Toko Pastbrik Kota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Volume 29, p.
1.
Raralicom, 2016. Rarali.news. [Online]
Available at:
https://news.ralali.com/manfaat-strategi- pemasaran/
[Accessed 26 Mei 2021].
Rosana, F. C., 2020. TEMPO.CO. [Online]
Available at:
https://bisnis.tempo.co/read/1367280/alas an-umkm-buka-toko-di-banyak-e- commerce-menurut-blibli
[Accessed 26 Februari 2021].
Tayibnapis, A. Z., E.Wuryaningsih, L. & Gora, R., 2018. The Development of Digital Economy in Indonesia. International Journal of Management & Business Studies, 8(3), p. 17.