• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SURAT PENCATATAN CIPTAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SURAT PENCATATAN CIPTAAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

a.n. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL

Dr. Freddy Harris, S.H., LL.M., ACCS.

NIP. 196611181994031001 REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

SURAT PENCATATAN

CIPTAAN

Dalam rangka pelindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, dengan ini menerangkan:

Nomor dan tanggal permohonan : EC00201989756, 16 Desember 2019 Pencipta

Nama : (1) Dr. Iswinarti, M.Si (2) Indri Puspita Sari, S.Psi (3) Istiqomah, S.Psi., M.Si

Alamat : Landungsari Permai F/3, RT 001 RW 006, Kelurahan Landungsari,

Kecamatan Dau, Malang, Jawa Timur, 65151

Kewarganegaraan : Indonesia

Pemegang Hak Cipta

Nama : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Alamat : Jalan Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, 65144

Kewarganegaraan : Indonesia

Jenis Ciptaan : Modul

Judul Ciptaan : Peningkatan Regulasi Emosi Melalui Media Permainan

Tradisional Dengan Metode Experiential Learning Pada Wanita Dewasa Madya

Tanggal dan tempat diumumkan untuk pertama kali di wilayah Indonesia atau di luar wilayah Indonesia

: 10 Oktober 2019, di Malang

Jangka waktu pelindungan : Berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak Ciptaan tersebut pertama kali dilakukan Pengumuman.

Nomor pencatatan : 000170657

adalah benar berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Pemohon.

Surat Pencatatan Hak Cipta atau produk Hak terkait ini sesuai dengan Pasal 72 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(2)

1

(3)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Alhamdulillahi Rabbil ’Aalamin, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan modul ini. Shalawat dan salam dengan ucapan Allahumma sholli ’ala Muhammad wa ’ala ali Muhammad penulis sampaikan untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw.

Modul ini disusun untuk mengetahui regulasi emosi pada wanita dewasa madya melalui media permainan tradisional dengan metode experiential learning. Seperti layaknya sebuah modul, maka pembahasan dimulai dengan menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dan disertai dengan penjabaran mengenai cara meningkatkan regulasi emosi dengan permainan tradisional pada dewasa madya. Dengan demikian pengguna modul ini secara mandiri dapat mengukur tingkat ketuntasan yang dicapainya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa modul ini tentu punya banyak kekurangan.

Untuk itu penulis dengan berlapang dada menerima masukan dan kritikan konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaannya di masa yang akan datang. Akhirnya kepada Allah jualah penulis bermohon semoga semua ini menjadi amal saleh bagi penulis dan bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 10 Oktober 2019

Penulis,

(4)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

PENDAHULUAN ... 1

TINJAUAN PUSTAKA ... 2

ANALISIS PSIKOLOGI ... 5

Analisis Psikologi Permainan Congklak Lidi... 5

Analisis Psikologi Permainan Ular Naga ... 5

ATURAN PERMAINAN... 7

Aturan Permainan Ular Naga ... 7

Aturan Permainan Congklak Lidi ... 8

PENJABARAN KEGIATAN ... 8

Sesi I (Perkenalan) ... 8

Sesi II (Permainan Congklak Lidi) ... 10

Sesi III (Permainan Ular Naga) ... 11

Sesi IV (Evaluasi Kegiatan&Penutup) ... 13

DOKUMENTASI ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 18

(5)

1

Semua manusia pernah merasakan sensasi emosi dari pengalaman hidup sehari-hari.

Perasaan tersebut dapat berupa sesuatu hal yang dapat mendatangkan kesenangan maupun kesedihan. Emosi merupakan kodrat tuhan yang dimiliki oleh setiap manusia yang tidak dibedakan oleh usia maupun jenis kelamin. Bahkan seorang bayi yang baru lahir dari kandungan ibu juga dapat menampilkan ekspresi emosi, misalkan dengan menangis akibat rasa sakit. Regulasi emosi adalah bentuk kontrol seseorang terhadap emosinya. Ketika seseorang menampilkan ekspresi emosional, maka bentuk regulasi dapat berupa perilaku yang ditingkatkan, dikurangi, atau dihambat. Seseorang tidak hanya memiliki emosi, tetapi juga perlu mengatur emosi, dalam arti seseorang perlu mengambil sikap dan menerima konsekuensi dari tindakan emosional tersebut.

Regulasi emosi memiliki 4 aspek yaitu strategies to emotion regulation(strategies), engaging in goal directed behavior (goals), control emotional responses (impulse), dan acceptance of emotional response (acceptance). Regulasi emosi berkaitan dengan suasana hati. Konsep regulasi emosi luas dan meliputi kesadaran dan ketidaksadaran secara psikologis, tingkah laku, serta proses kognitif. Kondisi Psikologis yang kerap dialami oleh sebagian orang yang memasuki masa dewasa madya ialah perubahan emosi. Menurut Purwanto dan Mulyono (2006) pemicu orang bisa mengalami perubahan emosi marah bisa datang dari luar ataupun dari dalam diri individu itu sendiri.Marah terdiri dari factor fisik maupun psikis.Pada masa ini emosi individu mengalami naik turun. Apabila merasa capek sedikit ataupun kesal terhadap seseorang pasti cepat tersulut emosinya. Terkadang tidak hanya merasa emosi terhadap orang lain, namun juga bisa kesal terhadao dirinya sendiri.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasanah dan Widuri (2014) menunjukkan bahwa ibu single parent mengalami berbagai macam emosi antara lain emosi negatif seperti depresi, stress, berdiam diri, menangis, sedih, dan marah yang ditekan, selain itu juga merasakan emosi positif seperti sabar, ikhlas, menerima, pasrah, bahagia dengan melihat anak bahagia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan regulasi emosi antara lain perbedaan individu, kognitif, stressor, keadaan sebelum suami meninggal, lingkungan sosial dan keluarga, serta religiusitas. Kesimpulan penelitian ini adalah kemampuan regulasi emosi setiap individu berbeda-beda dipengaruhi oleh perbedaan individu, kognitif, stressor, keadaan sebelum suami meninggal, lingkungan sosial dan keluarga, religiusitas.

Selanjutnya, hasil penelitian yang dilakukan oleh Aprisandityas dan Elfida (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signinfikan antara regulasi emosi dengan kecemasan pada ibu hamil.Semakin baik regulasi emosi yang dimiliki ibu hamil maka semakin rendah tingkat kecemasan yang dimunculkan sehingga membuat seorang ibu tetap tenang dan

(6)

2

tidak memunculkan perilaku-perilaku yang tidak diperlukan begitupula dengan sebaliknya.Hasil ini menunjukkan bahwa stimulus sangat berpengaruh untuk memunculkan emosi sebagai respon dari stimulus tersebut sehingga regulasi emosi yang baik sangat diperlukan untuk menanggulangi stimulus-stimulus yang diterima agar tidak memunculkan repon emosi yang berlebihan baik itu emosi positif maupun negatif.Hal inilah yang diperlukan oleh wanita dewasa madya sehingga melatih regulasi emosi sangat perlu dilakukan untuk menanggulangi permasahalan-permasalahan yang dialami oleh wanita dewasa madya tersebut.

Peneilitian yang dilakukan oleh Setyowati (2010) menunjukkan bahwa perlatihan ketrampilan regulasi emosi efektif dalam menurunkan tingkat stres pada ibu yang memiliki anak ADHD.Hal ini dapat diketahui dari analisis kuantitatif dan kualitatif yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada skor stres antara sebelum dan sesudah pelatihan ketrampilan regulasi emosi pada kelompok eksperimen. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2013) menyatakan bahwa terdapat pengaruh menulis catatan harian terhadap peningkatan tingkat kemampuan regulasi emosi pada mahasiswa psikologi UNS dan teknik menulis catatan harian efektif dalam peningkatan kemampuan regulasi emosi pada mahasiswa Psikologi UNS yang sedang mengerjakan skripsi.

Adapun permainan tradisional yang dipilih dalam kegiatan intervensi ini adalah ular naga dan congklak lidi. Permainan ini dipilih karena didalam permainan yang dipilih terdapat 4 aspek yang berkaitan dengan regulasi emosi,misalnya dalam permainan congklak lidi bisa mengontrol emosi saat mengambil lidi agar tidak terjatuh. Sedangkan dalam permainan ular naga peserta harus bisa mengontrol emosi agar ridak terpancing ketika anggota kelompok ada yang direbut kelompok lawan.

TINJAUAN PUSTAKA

Gross (2007) menyatakan bahwa regulasi emosi ialah strategi yang dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar untuk mempertahankan, memperkuat atau mengurangi satu atau lebih aspek dari respon emosi yaitu pengalaman emosi dan perilaku. Seseorang yang memiliki regulasi emosi dapat mempertahankan atau meningkatkan emosi yang dirasakannya baik positif maupun negatif. Selain itu, seseorang juga dapat mengurangi emosinya baik positif maupun negatif. Menurut Gross (2007) ada empat aspek yang digunakan untuk menentukan kemampuan regulasi emosi seseorang yaitu : a). Strategies to emotion regulation (strategies), b) Engaging in goal directed behavior (goals), c) Control emotional responses (impulse), d) Acceptance of emotional response (acceptance).

(7)

3

Menurut (Krause dalam Coon, 2005, dalam Anggreiny. 2014) terdapat beberapa faktor- Faktor regulasi emosi yaitu :

a) Faktor lingkungan

Lingkungan tempat individu berada termasuk lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat yang akan mempengaruhi perkembangan emosi.

b) Faktor pengalaman

Pengalaman yang diperoleh individu selama hidup akan mempengaruhi perkembangan emosinya,. Pengalaman selama hidup dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan akan menjadi refrensi bagi individu dalam menampilkan emosinya

c) Pola asuh orang tua

Pola asuh ada yang otoriter, memanjakan, acuh tak acuh, dan ada juga yang penuh kasih sayang. Bentuk pola asuh itu akan mempengaruhi pola emosi yang di kembangan individu.

d) Pengalaman traumatic

Kejadian masa lalu akan memberikan kesan traumatis akan mempengaruhi perkembangan emosi seseorang. Akibat rasa takut dan juga sikap terlalu waspada yang berlebihan akan mempengaruhi kondisi emosionalnya

e) Jenis kelamin

Keadaan hormonal dan kondisi fisiologis pada laki-laki dan perempuan menyebabkan perbedaan karakteristik emosi antara keduanya. Wanita harus mengontrol perilaku agresif dan asertifnya. Hal ini menyebabkan timbulnya kecemasankecemasan dalam dirinya.

Sehingga secara otomatis perbedaan emosional antara pria dan wanita berbeda f) Usia

Kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan kematangan fisiologis seseorang. Semakin bertambah usia, kadar hormonal seseorang menurun sehingga menggakibatkan penurunan pengaruh emosionall seseorang.

g) Perubahan jasmani

Perubahan jasmani adalah perubahan hormon-hormon yang mulai berfungsi sesuai dengan jenis kelaminnya masing-masing.

h) Perubahan pandangan luar

Perubahan pandangan luar dapat menimbulkan konflik dalam emosi seseorang.

i) Religiusitas

Setiap agama mengajarkan seseorang diajarkan untuk dapat mengontrol emosinya.

Seseorang yang tinggi tingkat religiusitasnya akan berusaha untuk menampilkan

(8)

4

emosi yang tidak berlebihan bila dibandingkan dengan orang yang tingkat religiusitasnya rendah.

Regulasi emosi berhubungan dengan suasana hati. Konsep regulasi emosi luas dan meliputi kesadaran dan ketidaksadaran secara psikologis, tingkah laku, dan proses kognitif.

Selain itu, regulasi emosi beradaptasi dalam kondisi situasi yang stimulusnya berhubungan dengan lingkungan.Apa yang dirasakan oleh wanita dewasa madya terjadi karena kurangnya strategi emosi yang tepat untuk menanggulangi perilaku-perilaku yang tidak diinginkan akibat dari munculnya emosi-emosi negatif yang sulit dibendung dari stimulus yang diterima.

Anggraeiny (2014) menyatakan bahwa regulasi emosi merujuk pada kemampuan untuk menghalangi perilaku tidak repat akibat kuatnya intensitas emosi positif atau negatif yang dirasakan dapat menenangkan diri dari pengaruh psikologis yang timbul akibat intensitas yang kuat dari emosi dapat memusatkan perhatian kembali dan mengorganisir diri sendiri untuk mengatur perilaku yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.

Bermain dapat menimbulkan suatu kesenangan, bermain dapat digunakan sebagai kesempatan untuk membelajari hal-hal konkrit sehingga daya cipta, imajinasi, dan kreatifitas dapat berkembang. Permainan sendiri terbagi menjadi dua, yaitu permainan tradisional dan permainan modern. Permainan tradisional menurut Iswinarti (Ulfah Nurussyifa, 2016) mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan intelektual, sosial, emosi, dan kepribadian. Di Indonesia sendiri sangat banyak permainan tradisional, salah satunya adalah permainan ular naga dan congklak lidi. Mulyani (Pratiwi, Cahya, Parmiti, Putrini 2017) menyatakan bahwa “permainan ular naga merupakan salah satu permainan tradisional di Indonesia, pada permainan ini peserta berbarisberpegangan pada “buntut” yaitu ujung baju atau pinggang anak yang ada didepannya. Seseorang anak yang paling besar bermain sebagai induk dan berada paling depan di barisan. Selain itu, terdapat dua anak yang berperan sebagai gerbang dengan berdiri saling berhadapan dan saling berpegangan di atas kepala.” Menurut Pratiwi, Cahya, Parmiti, Putrini (2017) permainan ular naga bermakna sebagai perjuangan manusia dalam meraih anggota, namun bukan saling srunduk terdapat aturan tertentu yang harus disepakati dan alat yang digunakan adalah semua benda yang melekat di badan anggota pemain. Permainan ini membutuhkan wolayang yang luas, dan biasanya berjumlah 10 orang atau lebih. Menurut Ulfah Nurussyifa (2016) congklak lidi merupakan permainan yang dilakukan dengan beberapa buah lidi yang dipotong dan dimainkan dengan cara menjatuhkan lidi, kemudian mengambil lidi satu persatu dengan menggunakan satu tangan.

Metode intervensi yang akan digunakan oleh peneliti ialah pelatihan permainan tradisional untuk meningkatkan kemampuan regulasi emosi pada wanita dewasa madya.

(9)

5

Penelitian yang dilakukan oleh Badu (2011) menyatakan bahwa model pelatihan permainan tradisional edukatif efektif untuk meningkatkan kemampuan diri orang tua. Berdasarkan penelitian inilah maka peneliti menggunakan metode permainan tradisional untuk meningkatkan kemampuan diri pada wanita dewasa madya khususnya pada kemampuan regulasi emosi.

ANALISIS PSIKOLOGIS a. Permainan Congklak Lidi

Aspek Manfaat Umum & Khusus Aplikai Pada Permainan

Strategies Melatih perkembangan motorik: melatih keterampilan tangan.

Kemampuan pemsin untuk bisa mengambil satu per satu lidi yang berserakan.

Meningkatkan kemampuan kognitif:

melatih konsentrasi.

Bisa mengambil satu per satu lidi yang berserakan dengan tidak menyentuh lidi yang lain.

Goals Melatih kemampuan individu untuk tidak terpengaruh oleh emoi negatif yang dirasakannya sehingga dapat tetap berpikir dan melakukakn sesuatu dengan baik.

Pemain berusaha mengumpulkan lidi sebanyak mungkin secara satu per satuhingga lidi habis (tidak tersisa).

Impulse Memupuk perkembangan emosi:

melatih kesabaran dan pengendalian diri, mengontrol emosi.

Melatih kesabaran, ketelitian dalam mengambil lidi agar lidi yang lain tidak bergerak.

Acceptane Meningkatkan perkembangan kepribadian: melatih kehati-hatian dan ketelitian, belajar mengambil keputusan dan tanggung jawab.

Memilih dan menentukan lidi-lidi dimana saja yang mudah diambil terlebih dahulu tanpa menyentuh lidi yang lainnya.

b. Permainan Ular Naga

Aspek Manfaat Umum & Khusus Aplikai Pada Permainan

Strategies Melatih kemampuan beradaptasi:

melatuh peserta agar cepat beradaptasi ketika dihadapkan oleh situasi tertentu

 Pemain yang bertugas sebagai gerbang harus merentangkan tangan dan melindungi anak buahnya agar tidak terkena musuh

 Pemain yang di belakang gerbang

(10)

6

Aspek Manfaat Umum & Khusus Aplikai Pada Permainan

harus bergerak mengikuti induk/kepala

Meningkatkan kemampuan kognitif: meningkatkan kemampuan problem solving.

Pemain belajar mengambil keputusan untuk ikut kelompok A atau B.

Goals Melatih kemampuan individu untuk tidak terpengaruh oleh emoi negatif yang dirasakannya sehingga dapat tetap berpikir dan melakukakn sesuatu dengan baik.

 Saat melewati terowongan, para

pemain atau semua

anggotakelompok harus bernyanyi.

 Saat nyanyian selesai terdapat satu pemain yang tertangkap, di sana terjadi perundingan yang diberikan pada pemain agar memilih penjaga A atau B

 Bila pesertanya sudah ditangkap semunya dan selesai nyanyian berhenti serta melihat peserta yang paling banyak mendapat peserta akan diancam oleh lawan, dengan berkata “awas nek anakm tuku trasi tak hadang” artinya “awas, kalau anakmu beli terasi akan ku hadang”.

 Pemain harus bekerjasama dengan pemain lain dalam satu kelompok A dan B yang saling merebut anak buahnya.

Impulse Memupuk perkembangan emosi:

mengontrol emosi.

Para pemain tidak boleh terpancing suasana ketika salah satu anggota kelompoknya berhasil direbut oleh pemain lawan. Dan anggota kelompok harus berusaha menjaga sesama anggota kelompoknya agar tidak dapat direbut oleh kelompok lawan.

(11)

7

Aspek Manfaat Umum & Khusus Aplikai Pada Permainan

Acceptance Meningkatkan perkembangan kepribadian: meningkatkan rasa percaya diri, menumbuhkan rasa spotifitas dan tanggung jawab, belajar empati.

Pemain berusaha untuk mempertahankan teman anggota kelompoknya dari serangan musuh yang akan merebut anggota.

ATURAN PERMAINAN

A. Aturan Permainan Ular Naga

1. Menetapkan dua orang sebagai induknya atau dua orang yang bertugas sebagai penjaga atau gerbang.

2. Permainan ini biasanya akan dibagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok A dan B. masing – masing kelompok telah diberi nama sesuai dengan kesepakatan kelompok (para pemain) tersebut. Misalnya mawar dan melati.

3. Para induk atau pemain yang bertugas sebagai gerbang harus berdiri berhadapan sambal merentangkan kedua tangannya keatas dan kedua telapak tangan kedua pemain tersebut saling menyatu.

4. Kedua pemain yang bertugas sebagai gerbang harus menrahasiakan nama kelompok tadi (mawar atau melati) kepada pemain lainnya

5. Seluruh pemain mendendangkan lagu, sementara pemain yang tidak bertugas sebagai gerbang berbaris memanjang sambal memegang bahu teman didepannya sambal mengelilingi mawar dan melati dengan berputar-putar biasa atau dengan pola angka delapan

6. Bila lagu berhenti maka kedua pemain yang bertugas sebagai gerbang (mawar dan melati) menurunkan tangannya untuk menangkap teman yang sedang lewat atau yang paling belakang

7. Lalu mawar dan melati membisikkan nama kelompok yang harus dipilih (mawar melati) oleh pemain yang tertangkap dengan membisikkan “pilih ikut mawar atau melati?”

8. Kalau pemain yang tertangkap tersebut menjawab ikut mawar, maka pemain tersebut harus berdiri di belakang mawar, dan begitupun sebaliknya kalu pemain menjawab melati, maka anak tersebut berdiri dibelakang si melati

(12)

8

9. Pemain yang lainnya tetap bernyanyi sampai lagu itu selesai, kemudian dilakukan penangkapan pada pemain selanjutnya dan menanyakan pada pemain tersebut kelompok mana yang akan dipilihnya, dan demikian seterusnya hingga para pemain habis atau semua pemain telah memilih kelompok yang telah dipilihnya.

10. Akhirnya kedua kelompok tadi (mawar atau melati) baik jumlah anggotanya seimbang ataupun tidak simbang saling melakukan perebutan anak atau anggota dari kelompok lawan. Sedangkan teman-temannya berbaris memeluk punggung teman didepannya.

11. Pemenangnya adalah kelompok yang memiliki sisa anggota paling banyak.

B. Aturan Permainan Congklak Lidi

1. Menetukan pemain yang akan bermain terlebih dahulu dengan cara hompimpa atau suit.

2. Pemain pertama menggegam potongan lidi dengan posisi lidi menempel di lantai kemudian tangan dibuka (pelan-pelan), maka lidi tersebut sedikit berhamburan, lalu diantara potongan lidi tadi diambil secara satu persatu (dengan hati-hati).

3. Begitu seterusnya sampai lidi habis hingga tak tersisa.

PENJABARAN KEGIATAN Sesi I (Perkenalan)

a. Nama kegiatan

Nama kegiatan pada sesi 1 yaitu Perkenalan. Pada kegiatan ini peneliti mengawali kegiatan intervensi dengan mengucapkan salam dan saling memperkenalkan diri satu sama lain. Setelah saling mengenal satu sama lain, peneliti memeberikan ice breaking yaitu jari konsentrasi. Jari konsentrasi merupakan permainan yang hanya menggunakan jari tangan kanan jempol serta kiri kelingking dan sebaliknya yang di keluarkan secara bersamaan dan bermain dengan cepat. Ice breaking dimainkan oleh peserta yang mengikuti intervensi. Selain itu peneliti menjelaskan kegiatan mulai awal hingga akhir kegiatan.

b. Tujuan kegiatan

Tujuan kegiatan sesi perkenalan yaitu agar terjalinnya hubungan yang erat antar peserta dan peneliti, lalu antar sesama peserta. Selain itu ketika diberikan ice breaking agar sebelum memulai kegiatan dapat lebih konsentrasi.

(13)

9 c. Waktu

Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 1 Mei 2019. Waktu kegiatan yaitu mulai pukul 15.15 hingga 16.00 dengan durasi sekitar 45 menit.

d. Peserta

Pihak yang terlibat sebagai peserta kegiatan yaitu: 1) satu peneliti pembuat modul yaitu Indri Puspita Sari bersama 2 rekan yang membantu dalam kegiatan yaitu Dimas Alvian dan Serly Sahilah. 2) peserta yang terdiri dari 12 peserta yang telah mengikuti kegiatan yang memiliki kriteria sedang mengikuti kegiatan PKK serta berusia 35-60 tahun.

e. Peralatan yang dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan yaitu berupa kamera HP untuk mengambil gambar ketika kegiatan berlangsung, stopwatch,bulpoin, lembar pre-test serta konsumsi untuk peserta.

f. Prosedur kegiatan

Langkah pelaksanaan pada tahap ini yaitu peneliti membuka pada kegiatan sesi 1 dengan memperkenalkan diri serta meminta untuk peserta memperkenalkan diri agar saling mengenal satu sama lain. Selanjutnya peneliti menjelaskan tujuan datang dan mengajak peserta berkumpul di kegiatan intervensi. Selain itu peneliti juga memberikan ice breaking pada peserta yang telah mengikuti kegiatan. Ice breaking yang diberikan kepada peneliti adalah “jari konsentrasi”, cara bermain jari konsentrasi ini adalah peserta menggenggam kedua tangannya dan setiap tangan hanya mengeluarkan 1 jari yaitu kelingking dan jempol secara bersamaan dan dimainkan dengan durasi semakin lama semakin cepat. Pada pemberian ice breaking “jari konsentrasi” ini yaitu agar peserta dapat mengikuti kegiatan yang diberikan oleh peneliti dapat berkonsentrasi serta dapat memahaminya. Sesudah memberikan ice breaking peneliti memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan dari awal hingga akhir kegiatan yang telah diikuti. Selanjutnya yaitu dilakukannya pembagian lembar pre-test yang telah dibagikan oleh rekan peneliti serta memberikan penjelasan ketika peserta sudah menerima lembar pre-test. Ketika peserta sudah mengerjakan lembar pre-test tersebut maka segera mengumpulkan ke peniliti.

(14)

10 g. Feedback

Evaluasi dari kegiatan ini berupa peneliti memberikan pertanyaan kepada semua peserta berupa tujuan dilakukannya ice breaking. Lalu peneliti menerangkan tujuannya yaitu agar dapat berkonsentrasi saat kegiatan berlangsung.

Sesi II (permainan congklak lidi) a. Nama kegiatan

Nama kegiatan pada sesi 2 yaitu permainan congklak lidi. Pada kegiatan ini peneliti menjelaskan permainan congklak lidi serta mengajak peserta untuk memainkan congklak lidi yang sudah dibagikan perkelompok yang terdiri dari 3 kelompok.

b. Tujuan kegiatan

Tujuan kegiatan permainan congklak lidi yaitu agar peserta dapat memahami permainan tradisional ketika sedang menerapkan permainannya. Tujuan yang lainnya yaitu peserta dapat menceritakan susah ataupun mudah dalam memainkan congklak lidi.

c. Waktu

Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 4 Mei 2019. Waktu kegiatan yaitu mulai pukul 15.30 hingga 17.15 dengan durasi sekitar 1jam 45 menit.

d. Peserta

Pihak yang terlibat sebagai peserta kegiatan yaitu: 1) satu peneliti pembuat modul yaitu Indri Puspita Sari bersama 2 rekan yang membantu dalam kegiatan yaitu Dimas Alvian dan Serly Sahilah. 2) peserta yang terdiri dari 12 peserta yang telah mengikuti kegiatan yang memiliki kriteria sedang mengikuti kegiatan PKK serta berusia 35-60 tahun.

e. Peralatan yang dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan pada saat kegiatan ini yaitu tusuk sate yang terdiri dari 75 biji, kamera HP untuk mengambil gambar ketika sedang kegiatan berlangsung, stopwatch dan konsumsi peserta.

f. Prosedur kegiatan

Langkah pelaksanaan pada sesi 2 yaitu peneliti memperkenalkan kembali bersama rekannya. Kemudian peneliti memberikan penjelasan tujuan dari permainan congklak lidi. Selanjutnya peneliti mengambil tusuk sate yang sudah disediakan serta memberikan simulasi sebanyak 2x kepada 12 peserta yang telah mengikuti kegiatan.

Ketika peserta dapat memahami pada permainan congklak lidi maka peneliti akan

(15)

11

membagi kelompok yang terdiri dari 3 kelompok dan setiap kelompok terdapat 4 orang. Selanjutnya peserta dapat memainkan congklak lidi selama kurang lebih 45 menit. Ketika permainan sedang berlangsung peneliti serta rekan melihat peserta yang sedang memainkan congklak lidi untuk menghindari dari kesalahan cara bermain maupun menyalahgunakan aturan dalam permainan. Ketika permainan berakhir maka peneliti memberikan pertanyaan dan menyuruh salah satu dari anggota tiap kelompok untuk menceritakan pada kegiatan memainkan congklak lidi. Selanjutnya peneliti menyimpulkan serta memberikan feedback.

g. Feedback

Pada evaluasi di kegiatan permainan congklak lidi peneliti menanyakan beberapa pertanyaan untuk peserta. Selain itu peneliti juga menjelaskan sesuai keempat aspek regulasi emosi dan memberikan contoh pada kehidupan sehari-hari. Selain itu peneliti melakukan refleksi, dalam refleksi peneliti menanyakan beberapa hal berkaitan dengan:

a. Bagaimana perasaan peserta selama bermain.

b. Kesulitan yang dialami peserta selama bermain c. Pengalaman berkesan yang terjadi selama bermain. .

d. Usaha-usaha yang dilakukan untuk memenangkan permainan.

e. Peneliti mengajak peserta untuk menemukan pembelajaran dari kegiatan bermain ular naga. Peneliti mengajak peserta mengungkapkan pengalaman mereka yang sesuai dengan aspek regulasi emosi yaitu: strategis, goals, impulse, dan acceptance.

f. Fasilitator melakukan pembelajaran tentang regulasi emosi.

Sesi III (permainan ular naga) a. Nama kegiatan

Nama kegiatan pada sesi ke 3 dan 4 yaitu permainan ular naga. Pada kegiatan ini peneliti mengajak peserta untuk memainkan permainan ular naga. Peneliti juga menjelaskan permainan ular naga beserta aturannya. Sebelum memulai permainan peneliti meminta dua orang untuk menjadi induknya dan peserta yang lain menjadi anak dari induknya yang nantinya memilih salah satu induk yg diinginkannya.

b. Tujuan kegiatan

Tujuan dari kegiatan pada sesi 3 yaitu ketika peserta dapat mengetahui dan memainkan ular naga maka peneliti mengharapakan peserta dapat memahami

(16)

12

pelajaran yang dipetik dari permainan tersebut. Tujuan yang lainnya yaitu peserta dapat menceritakan susah ataupun mudah dalam permainan ular naga.

c. Waktu

Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 Mei 2019. Waktu kegiatan yaitu mulai pukul 15.30 hingga 16.30 dengan durasi sekitar 1jam.

d. Peserta

Pihak yang terlibat sebagai peserta kegiatan yaitu: 1) satu peneliti pembuat modul yaitu Indri Puspita Sari bersama 2 rekan yang membantu dalam kegiatan yaitu Dimas Alvian dan Serly Sahilah. 2) peserta yang terdiri dari 12 peserta yang telah mengikuti kegiatan yang memiliki kriteria sedang mengikuti kegiatan PKK serta berusia 35-60 tahun.

e. Peralatan yang dibutuhkan

Kamera HP untuk mengambil gambar ketika kegiatan berlangsung, stopwatch.

f. Prosedur kegiatan

Langkah pelaksanaan pada sesi 3 yaitu peneliti mengajak peserta untuk bermain permainan tradisional ular naga. Selanjutnya peneliti meminta untuk peserta membuat lingkaran guna untuk menjelaskan permainan yang akan dimainkan. Peneliti memberikan simulasi permainan ular naga kepada peserta hingga peserta dapat memahami yang telah disampaikan oleh peneliti. Selanjutnya peneliti menentukan peserta yang akan menjadi induknya dan peserta yang tidak terpilih akan tetap bermain untuk menjadi anak dari induknya. Peneliti beserta rekan ikut turut bermain agar permainan tetap sportif. Ketika permainan berakhir peneliti meminta kembali untuk membuat lingkaran dan mejelaskan permainan tradisional ular naga serta manfaat dan pelajaran yang dapat dipetik pada saat memainkan permainan tersebut. Selain itu peneliti meminta untuk peserta berpendapat setelah melakukan permainan ular naga.

g. Feedback

Peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta dan memberikan evaluasi secara keseluruhan serta mengingatkan kembali pelajaran yang dipetik dari permainan tradisional yang sudah dimainkan yaitu permainan ular naga. Selain itu dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari serta menerapkan keempat aspek regulasi emosi. Kegiatan ini peneliti melakukan refleksi, dalam refleksi peneliti menanyakan beberapa hal berkaitan dengan:

a. Bagaimana perasaan peserta selama bermain.

b. Kesulitan yang dialami peserta selama bermain

(17)

13

c. Pengalaman berkesan yang terjadi selama bermain. .

d. Usaha-usaha yang dilakukan untuk memenangkan permainan.

e. Peneliti mengajak peserta untuk menemukan pembelajaran dari kegiatan bermain ular naga. Peneliti mengajak peserta mengungkapkan pengalaman mereka yang sesuai dengan aspek regulasi emosi yaitu: strategis, goals, impulse, dan acceptance.

f. Fasilitator melakukan pembelajaran tentang regulasi emosi.

Sesi IV (Evaluasi Kegiatan dan Penutup) a. Nama kegiatan

Nama pada sesi keempat yaitu Evaluasi kegiatan & Penutup pada sesi ini peneliti memberikan evaluasi pada kegiatan awal hingga kegiatan akhir serta mengharapkan seluruh peserta dapat menerapkan kegiatan yang sudah dilakukan. Dan selanjtnya yaitu penutup, peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta telah menyempatkan waktu untuk mengikuti kegiatan yang sudah diikuti.

b. Tujuan kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah seluruh peserta dapat memahami kegiatan yang telah diikuti dari awal hingga akhir serta dapat mengambil nilai positif yang didapat dan dapat menerapkan pada kehidupan sehari-hari.

c. Waktu

Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 Mei 2019. Waktu kegiatan yaitu mulai pukul 16.30 hingga 17.00 dengan durasi sekitar 30 menit.

d. Peserta

Pihak yang terlibat sebagai peserta kegiatan yaitu: 1) satu peneliti pembuat modul yaitu Indri Puspita Sari bersama 2 rekan yang membantu dalam kegiatan yaitu Dimas Alvian dan Serly Sahilah. 2) peserta yang terdiri dari 12 peserta yang telah mengikuti kegiatan yang memiliki kriteria sedang mengikuti kegiatan PKK serta berusia 35-60 tahun.

e. Peralatan yang dibutuhkan

Kamera HP untuk mengambil gambar ketika kegiatan berlangsung, bulpoin, lembar post-test dan konsumsi untuk peserta.

f. Prosedur kegiatan

Pada kegiatan sesi keempat peneliti menyimpulkan dari pendapat para peserta serta memberikan evaluasi dari awal kegiatan hingga akhir kegiatan. Langkah selanjutnya yaitu penutup, peneliti memulai untuk menjelaskan adanya lembar post-test serta rekan membagikan lembar post-test dan bulpoin yang sudah disediakan oleh peneliti.

Peneliti menunggu para peserta untuk mengerjakan lembar post-test tersebut hingga

(18)

14

selesai terkumpul lengkap dan tidak ada yang tertinggal. Selanjutnya peneliti beserta rekan mengucapkan terima kasih telah mengikuti kegiatan yang sudah dilaksanakan dari awal hingga akhir kegiatan serta pamit ijin untuk meninggalkan lokasi penelitian.

g. Feedback

Peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta “apakah ada yang di tanyakan?”

dan memberikan evaluasi secara keseluruhan serta mengingatkan kembali pelajaran yang dipetik dari permainan tradisional yang sudah dimainkan dari awal kegiatan hingga akhir dalam contoh kehidupan sehari-hari serta menerapkan keempat aspek regulasi emosi.

(19)

15 Dokumentasi

(20)

16 DAFTAR PUSTAKA

Anggraeny, N. (2004). Rational emotive behaviour therapy (rebt) untuk meningkatkan regulasi emosi pada remaja korban kekerasan seksual. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Aprisanditya A. & Elfida D. (2012). Hubungan antara regulasi emosi dengan kecemasan pada ibu hamil. Jurnal Psikologi. Vol.8.

Badu, R. (2011). Pengembangan model pelatihan permainan tradisional edukatif berbasis potensi lokal dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan orang tua anak usia dini di paud kota gorontalo. Jurnal Penelitian dan Pendidikan. Vol.8

Gross, J. J (2007). Handbook of regulation emotion. USA : The Guildford Press.

Hasanah T. T. U. & Widuri E. L. (2014). Regulasi emosi pada ibu single parent. Jurnal Psikologi Integratif. Vol. 2.

Iswinarti. (2017). Permainan tradisional : prosedur dan analisis manfaat psikologis. Malang:

UMM Press.

Iswinarti., Endang, E., Adiyanti., & Rahmat, H. (2018). Pedoman permainan tradisional gembatan dengan metode “BERLIAN” untuk meningkatkan kompetensi sosial anak.

Malang: Psychology Forum.

Nurussyifa, U. (2016). Pengaruh permainan tradisional (selentik dan congklak lidi) terhadap peningkatan kemampuan problem solving anak usia sekolah dasar. Skripsi psikologi.

Universitas Muhammadiyah Malang.

Pratiwi, Cahya, S., Parmiti, Putrini, M. (2017). Pengaruh metode bermain melalui permainan ular naga terhadap kemampuan motorik kasar. Vol.5 (1), Tahun 2017.

Rahmawati, D. (2013) Meningkatkan kemampuan regulasi emosi dengan menggunakan menulis catatan harian pada mahasiswa psikologi UNS yang sedang mengerjakan skripsi, Skripsi: Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Setyowati, R. (2010). Keefektifan pelatihan ketrampilan pelatihan regulasi emosi terhadap penurunan stres pada ibu yang memiliki anak attention deficit dan hyperactive disorder, Skripsi: Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa kadar LDL >130mg/dL merupakan faktor risiko terjadinya PJK pada subyek penelitian yang

Strategi lain yang telah dilakukan oleh pengelola museum Affandi dalam. mengembangakan museum Affandi adalah ikut bergabung dan bekerjasama

Menurut penelitian Young, Jong & Joo, jenis-jenis obat yang paling sering menyebabkan erupsi obat adalah golongan antimikroba yaitu sekitar 34,10%, lalu diikuti golongan

Proses pencarian pada aplikasi kamus e-Acesia yang menggunakan algoritma pencarian biner berhasil berjalan dengan baik baik pada emulator maupun pada telepon

Mauss berkata bahwa karya itu— apakah skor (nilai angka) atau gelombang suara—tidak bisa dipahami tanpa mengetahui bagaimana karya itu disusun atau bagaimana karya itu dipahami

Pada penelitian ini digunakan 100 data pelatihan dan 40 data pengujian; penggunaan data pelatihan yang jauh lebih banyak kemungkinan akan menghasilkan kinerja yang lebih

AMH didapat dengan membagi jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas kemudian hasilnya dikalikan

Batang KKHI Makkah 9 Kusnijati Rapian Sakib 61 W 48 Kota Tegal RS King Abdullah Jeddah *Sumber : Siskohat (Data sewaktu-waktu dapat berubah)..