• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS UMPAN HIDUP PADA ALAT TANGKAP POLE AND LINE KM. SARI USAHA 08 BITUNG, SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS UMPAN HIDUP PADA ALAT TANGKAP POLE AND LINE KM. SARI USAHA 08 BITUNG, SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

i

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS UMPAN HIDUP PADA ALAT TANGKAP POLE AND LINE KM. SARI USAHA 08

BITUNG, SULAWESI UTARA

TUGAS AKHIR

OLEH : WAHYUDI. A

1722020038

PROGRAM STUDI PENANGKAPAN IKAN JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2020

(2)

iii

(3)

iv

(4)

v PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dan diacu dalam naskah ini serta disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, 16 Agustus 2020 Yang menyatakan,

Wahyudi. A

(5)

vi KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan Tugas Akhir ini, merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Penangkapan Ikan di Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, yang berjudul “Deskripsi Penggunaan Jenis Umpan Hidup Pada Alat Tangkap Pole And Line KM. Sari Usaha 08 –Bitung, Sulawesi Utara”.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak sedikit kesulitan yang ditemui, baik tenaga maupun keterbatasan pengetahuan, sehingga penyusunan tugas akhir ini memerlukan bantuan dari pihak. Dengan selesainya tugas akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada bapanda As’ad dan ibunda Habiba yang telah membantu dan memberikan dorongan spritual, perhatian dan kasih sayang yang tulus, pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Darmawan, M.P Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene kepulauan.

2. Syamsul Marlin Amir, ST Selaku Ketua Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan.

3. Ir. Muslimin MP selaku Pembimbing I dan Adam S.Pi., M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan saran dan motivasi dalam penyusunan tugas akhir ini.

(6)

vii 4. Sultan Alam M,Si selaku Penguji I dan Lendri S.St.Pi.,M.Si selaku Penguji

II yang telah memberikan arahan dalam penyusunan tugas akhir ini.

5. Roy Iskandar, selaku Pengurus PT. Sari Usaha Mandiri Bitung, Sulawesi Utara.

6. Hendra R. Machmud, selaku Nahkoda kapal yang telah banyak memberikan pengalaman dan para ABK KM. Sari Usaha 08.

7. Seluruh Staf Pengajar, Teknisi dan Pegawai Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan.

8. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Pangkep yang telah banyak membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa, dalam penyusunan tugas akhir ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan tulisan ini.

Akhir, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala dukungan, bimbingan, arahan serta bantuan dari pihak-pihak terkait sehingga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat kepada semua pembaca terutama bagi penulis itu sendiri.

Pangkep, 16 Agustus 2020

WAHYUDI. A

(7)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENRSETUJUAAN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan dan Kegunaan ... 3

BAB II. TINJAUN PUSTAKA 2.1 Umpan Hidup Pole and Line (Huhate) ... 4

2.2 Umpan Yang Digunakan Pada Pole and Line ... 5

2.3 Taksonomi Umpan ... 7

2.3.1 Ikan Teri (Stolephorus buccaneri) ... 7

2.3.2 Ikan Layang (Decapterus korruides) ... 9

2.3.3 Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) ... 10

2.3.4 Ikan Piatek (Leognatus bindus) ... 11

2.4 Syarat-Syarat Umpan Hidup ... 12

2.5 Daerah Penangkapan Umpan Hidup ... 13

2.6 Daerah Penyebaran Umpan Hidup ... 13

2.6.1 Ikan Teri (Stolephorus buccaneri) ... 13

2.6.2 Ikan Layang (Decapterus korruides) ... 13

2.6.3 Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) ... 14

2.6.4 Ikan Petek (Leognatus bindus) ... 14

(8)

ix BAB III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat ... 16

3.2 Metode Pengambilan Data ... 17

BAB IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Lokasi Perusahaan ... 18

4.2 Jenis Usaha ... 18

4.3 Sarana dan Prasarana ... 18

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Umpan Hidup Dalam Perikanan Pole and Line ... 20

5.2 Jenis-Jenis Umpan hidup ... 21

5.3 Pengambilan Umpan Hidup di Bagan ... 22

5.4 Alat Tangkap ... 24

5.5 Daerah Penangkapan ... 25

5.6 Hasil Tangkapan ... 26

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 30

6.2 Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31

LAMPIRAN ... 32

RIWAYAT HIDUP ... 36

(9)

x DAFTAR TABEL

Halaman 5. 1. Jenis dan Bahan Pole and Line KM. Sari Usaha 08 ... 25 5. 2. Hasil Tangkapan Utama dan Sampingan KM. Sari Usaha 08 ... 27 5. 3. Jumlah Hasil Tangkapan Pole and Line Berdasarkan Jenis Umpan

Hidup Selama 6 (Enam) Trip di KM. Sari Usaha 08 ... 27

(10)

xi DAFTAR GAMBAR

Halaman

3. 1. Peta Fishing Ground ... 16

4. 1. Peta Lokasi Perusahaan ... 18

5. 1. Jenis-Jenis Umpan Hidup ... 21

5. 1. Proses Pemindahan Umpan Hidup dari Bagan ke Bak Umpan ... 23

5. 2. Pengambilan Umpan Hidup Dibagan... 23

5. 1. Konstruksi Alat Tangkap Pole and Line ... 24

5. 1. Jenis-Jenis Hasil Tangkapan ... 26

(11)

xii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Konstruksi Bagian-Bagian Kapal KM. Sari Usaha 08 ... 33 2. Data-Data Kapal KM. Sari Usaha 08 ... 34 3. Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Operasi Penangkapan ... 35

(12)

xiii ABSTRAK

WAHYUDI. A 1722020038. Deskripsi Penggunaan Jenis Umpan Hidup Pada Alat Tangkap Pole and Line di KM. Sari Usaha 08 Bitung, Sulawesi Utara. (Dibimbing Oleh MUSLIMIN dan ADAM).

Umpan hidup merupakan salah satu faktor penentu dalam perikanan Pole and Line. PT. Sari Usaha Mandiri merupakan salah satu perusahaan perikanan di Bitung, Sulawesi Utara yang bergerak dalam usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap Pole and Line.

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah mampu mendeskripsikan jenis- jenis umpan hidup yang digunakan dan jenis umpan hidup yang paling banyak memberikan hasil tangkapan pada alat tangkap Pole and Line di KM. Sari Usaha 08 di Bitung Sulawesi Utara. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2019 di KM. Sari Usaha 08. Daerah penangkapan di Laut Sulawesi dan Laut Maluku. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara wawancara langsung, observasi di lapangan, dan data sekunder berupa literatur, artikel, internet.

Jenis umpan hidup yang digunakan adalah Ikan Teri (Stolephorus buccaneri), Ikan Layang (Decapterus kurroides), Ikan Tembang (Sardinella fimbriata), dan Ikan Petek (Leiognatus bindus).Umpan hidup yang memberikan hasil tangkapan terbanyak berdasarkan rata-rata jumlah umpan secara berurutan adalah: Ikan Teri (Stolephorus buccaneri) dengan hasil tangkapan 50.100 kg,Ikan Petek (Leiognatus bindus) dengan jumlah hasil tangkapan 2.600 kg, Ikan Layang (Decapterus kurroides) dengan hasil tangkapan 10.100 kg, dan Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) dengan hasil tangkapan 8.000 kg.

Kata Kunci : Umpan Hidup, Pole and Line

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Bitung adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara, yang selama ini dijuluki Kota Cakalang, Kota Pelabuhan, serta kota industri. Julukan-julukan tersebut wajar karena kota bitung merupakan kota pelabuhan di Provinsi Sulawesi Utara, dan sebagian lainnya diekspor dalam bentuk ikan beku, maupun ikan dalam kaleng. Di kota ini banyak dijumpai pabrik industri. Sekitar 70 persen aktivtas industri di sulawesi utara terkonstribusi di kota bitung, yang sebagian besar merupakan industri pengolahan ikan yang berorientasi ekspor.

Pemanfaatan sumber daya perikanan diberbagai daerah di tanah air sudah mulai terlihat optimal walaupun hal tersebut belum berjalan secara merata disetiap daerah. Pemanfaatan tersebut terlihat dengan lahirnya berbagai inovasi-inovasi baru dilapisan masyarakat tanah air dalam pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan, salah satunya adalah dengan munculnya alat tangkap yang ramah terhadap lingkungan yakni alat tangkap Pole and Line (Huhate).

Dengan mencoba menerapkan pengelolaan sumber daya perikanan berbasis ekosistem dalam pengelolaan adalah salah satu solusinya. Hal ini dikarenakan sistem pengelolaan sumber daya perikanan ini merupakan paradigma baru yang sedang dicoba untuk diterapkan oleh berbagai negara untuk mengatasi persoalan suber daya perikanan, seperti amerika serikat,

(14)

2 australia, filipina, dan lain-lain serta hasilnya pun menunjukkan respon yang positif pada negara-negara tersebut (Kartika, 2010).

Pole and Line (Huhate) adalah salah satu jenis alat tangkap yang

diklarifikasikan sebagai pancing, dioperasikan pada permukaan air. Dengan tujuan penangkapan untuk ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Alat tangkap ini terdiri atas tangkai pancing atau joran, tali dan mata pancing yang tidak memiliki kait balik. Pengguna pancing dilakukan secara perorangan sehingga dalam keberhasilan operasi penangkapan sangat dibutuhkan keterampilan individu pemancing. Untuk menarik perhatian ikan, pada mata pancing dikaitkan pada bulu ayam atau plastk warna-warni (Nadir, 1991).`

Berdasarkan operasional alat tangkap Pole and Line dapat digolongkan sebagai perikanan pancing, maka faktor jenis umpan sangat berpengaruh dengan hasil tangkapan. Umpan yang digunakan baik jenis dan ukurannya harus dapat memberikan rangsangan bagi ikan untuk mendekati dan memakan umpan hidup tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul ‘’Deskripsi Penggunaan Jenis Umpan Hidup Pada Alat Tangkap Pole and Line KM. Sari Usaha 08 Bitung, Sulawesi Utara’’.

(15)

5 1.2 Tujuan dan Kegunaan

a. Tujuan

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu mendeskripsikan penggunaan jenis umpan hidup dalam penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap Pole and Line di KM. Sari Usaha 08 Bitung, Sulawesi Utara.

b. Kegunaan

Kegunaan dari penulisan tugas akhir ini yaitu memberikan infiormasi kepada pihak-pihak yang memerlukan terkait pengaruh jenis umpan hidup pada alat tangkap Pole and Line di KM. Sari Usaha 08 Bitung, Sulawesi Utara.

(16)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umpan Hidup Pole and Line (Huhate)

Keberhasilan dalam penangkapan ikan dengan Huhate sangat ditentukan oleh tersedianya umpan hidup yang cukup disamping umpan tiruan yang mempengaruhi ikan cakalang agar dapat memangsanya. Umpan hidup yang baik untuk menangkap ikan cakalang mempunyai sifat-sifat ikan sebagai berikut: berenang cepat menuju ke permukaan laut, berwarna perak atau yang menimbulkan refleksi baik di air, segera mendekati kapal jika telah dilempari jauh dari kapal ke laut. (Gafa, 1986).

Dalam usaha penangkapan ikan cakalang dengan menggunakan alat tangkap Pole and Line biasanya dibutuhkan jenis-jenis ikan umpan, baik berupa umpan tiruan maupun ikan umpan hidup untuk mengumpulkan ikan cakalang ke area kapal. Yaitu :

a. Umpan tiruan yang biasa dibuat dari bulu ayam dan dipasang pada mata pancing atau kail.

b. Umpan hidup yang terdiri dari jenis ikan teri, lalosi dan tatahari.

c. Selain umpan hidup dilepaskan juga ada semprotan air dari sisi atau lambung kapal sepanjang kapal atau sekeliling kapal, sehingga menimbulkan buih-buih yang mengakibatkan ikan-ikan kecil atau umpan hidup senang berada disitu sehingga ikan cakalang pun senang berkumpul didaerah tersebut.

Fungsi dari umpan hidup dan semprotan air adalah umtuk mempengaruhi perhatian gerombolan ikan cakalang tetap berkumpul disekitar

(17)

7 kapal, dengan demikian akan mempermudah dalam proses pemancingan (Gafa, 1986).

2.2 Umpan Yang Digunakan Pole and Line

Menurut Usemahu dan Tomasila (2003), dalam penangkapan ikan cakalang dengan menggunakan Pole and Line dibutuhkan beberapa jenis umpan untuk mengumpulkan ikan cakalang, yaitu :

1. Umpan tiruan, biasanya dibuat dari bulu ayam dan dipasang pada matakail.

2. Umpan hidup yang terdiri dari jenis-jenis ikan puri/teri, momer, lolosi.

Menurut (Leon 2008), umpan yang baik digunakan untuk alat tangkap Pole and Line terdiri dari dua jenis yaitu umpan benar (True bait) dan umpan

imitasi. Untuk umpan benar (True bait) biasanya menggunakan ikan masih hidup yaitu dari jenis ikan teri, tembang, selar, kembung dan lolosi. yang biasanya banyak didapat dari pengusaha penangkapan ikan umpan hidup atau dibagan. Sedangkan umpan imitas dapat digunakan bulu ayam atau umpan palsu yang memeng sudah dibuat secara komersal dan telah tersedia dipasaran.

Menurut Matakupan, dkk. (2006), unsur yang penting dalam satu unit Huhate selain alat tangkap (pancing), kapal motor, tenaga kerja, yakni umpan

hidup yang semuanya tergolong dalam jenis-jenis ikan pelagis kecil. Umpan yang baik untuk penangkapan ikan cakalang harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Disukai oleh ikan cakalang.

2. Bila dilempar dari kapal penangkap, terus berenang cepat mendekati kapal serta tetap pada permukaan laut di sekitar kapal.

(18)

8 3. Tahap hidup selama mungkin dalam keadaan berdesak-desakan serta

tetap aktif dalam bak umpan.

4. Ukuran dari ikan umpan tersebut cocok dengan kemauan ikan cakalang (antara 5 cm sampai 12 cm).

5. Warna ikan terang/putih keperak-perakan serta mengkilap bila kena cahaya matahari.

6. Mudah didapat dalam jumlah banyak.

Matakupan dkk, (2006), menjelaskan jenis-jenis ikan pelagis kecil yang biasanya digunakan sebagai umpan hidup, menurut ketahanan serta kualitas yang baik adalah Ikan Teri (Stolephorus sp.), Ikan Kembung (Rastelliger sp.) dan Ikan Layang (Decapterus sp.).

(19)

7 2.3 Taksonomi Umpan

2.3.1 Ikan Teri (Stolephorus buccaneri) a. Klarifikasi

Menurut Saanin (1968), ikan teri dapat diklarifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata Super Class : Pisces

Class : Actinopterygii Ordo : Cluipeiforme

Familia : Engraulidae Genus : Engraulis

Species : Stolephorus buccaneri

b. Deskripsi

Ikan Teri pada umumnya berukuran kecil sekitar 6-9 cm, memiliki sirip caudal bercagak dan tidak bergabung dengan sirip anal. Duri abdominal hanya terdapat diantara sirip vektoral dan ventral dengan jumlah tak lebih dari 7 buah. Ikan teri umumnya memiliki warna kopi susu pucat bagian atas pada ikan yang telah terkelupas sisiknya dan sedikit warna perak cerah agak kemerahan bagian bawah. Bentuk tubuhnya bulat memanjang (Fusiform). Disamping tubuhnya terdapat selempang putih keperak-perakan memanjang dari kepala sampai ekor. Sisiknya kecil, tipis dan sangat mudah lepas. Tulang rahang atas dapat memanjang sampai celah insang. Sirip dorsal umumnya tanpa duri pradorsal, sebagian atau

(20)

8 seluruh sirip dorsal terletak dibelakang anus, pendek dengan jari-jari lemah teratur dari sirip vektoral tidak memanjang. Gigi-giginya terdapat pada rahang, langit-langit, palatin, pterigoid dan lidah (Nontji, 2002).

b. Morfologi

Ikan Teri pada umumnya berukuran kecil sekitar 6 - 9 cm, memiliki sirip caudal bercagak dan tidak tergabung dengan sirip anal. Duri abdominal hanya terdapat diantara sirip vektoral dan vertikal dengan jumlah tak lebih dari 7 buah. Ikan teri umumnya memiliki warna kopi susu pucat bagian atas pada ikan yang telah terkelipas sisisknya dan sedikit warna perak cerah agak kemerahan bagian bawah. Bentuk tubuhnya bulat memanjang (Fusiform). Di samping tubuhnya terdapat selempang putih keperak-perakan memanjang dari kepala sampai ekor. Sisik kecil, tipis dan sangat mudah lepas. Tulang rahan atas dapat memanjang sampai celah- celah insang. Sirip dorsal umumnya tanpa duri pradorsal, sebagian atau seluruh dorsal terletak dibelakang anus, pendek dengan jari-jari lemah testur dari sirip vektoral tidak memanjang, gigi-giginya terdapat rahang, langit-langit, palatin, pterigoid dan lidah (Nontji, 2002).

(21)

9 2.3.2 Ikan Layang (Decapterus kurroides)

a. Klarifikasi

Menurut Saanin (1968), ikan layang dapat diklarifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Chordata

Class : Pisces

Ordo : Percomorphi Familia : Carangidae

Genus : Decapterus

Spesies : Decapterus kurroides

b. Deskripsi

Bentuk badan bulat memanjang menyerupai bentuk cerutu, memiliki sisik yang sangat halus, mempunyai dua sirip tambahan yang terletak di belakang sirip punggung dan sirip dubur, mempunyai totol hitam pada tepian penutip insang, ekor panjang dan bercangak, berwarna biru dan agak gelap pada bagian atas tubuhnya (Saanin, 1984).

c. Morfologi

Ikan Layang memiliki bentuk badan bulat memanjang yang menyerupai bentuk cerutu, memiliki sisik yang sangat halus, mempunyai dua sirip tambahan yang terletak di belakang sirip punggung dan sirip dubur, mempunyai totol hitam pada tepian penutup insang, ekor panjang dan bercangak, berwarna biru dan agak gelap pada bagian atas tubuhnya (Saanin, 1984).

(22)

10 2.3.3 Ikan Tembang (Sardinella fimbriata)

a. Klarifikasi

Menurut Saanin (1984), Ikan tembang dapat diklarifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata Class : Actinopterygii Ordo : Clupeiformes Familia : Clupeidae Genus : Sardinella

Spesies: Sardinella fimbriata

b. Deskripsi

Ikan Tembang memiliki bentuk badan memanjang dan gepeng.

Sisik-sisik duri terdapat di bagian bawah badan. Awal sirip punggung sedikit ke depan dari pertengahan badan, berjari-jari lemah 16 - 19.

Ukurannya dapat mencapai 16 cm, namun umumnya 12,5 cm. Warnanya biru kehijauan pada bagian atas, putih perak pada bagian bawah. Warna sirip-siripnya pucat kehijauan dan tembus cahaya (Saanin, 1984).

c. Morfologi

Ikan Tembang memiliki bentuk badan memanjang dan gepeng.

Sisik-sisik duri terdapat dibagian bawah badan. Awal sirip punggung sedikit ke depan dari pertengahan badan, berjari-jari lemah 16 - 19.

Ukurannya dapat mencapai 16 cm, namun umumnya 12,5 cm. Warnanya

(23)

11 biru kehijauan pada bagian atas, putih perak pada bagian bawah. Warna sirip-siripnya pucat kehijauan dan tembus cahaya (Saanin, 1984).

2.2.4 Ikan Petek (Leiognatus bindus) a. Klarifikasi

Menurut Saanin (1984), Ikan petek dapat diklarifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Pisces

Ordo : Percomorphi

Familia : Leiognathidae Genus : Leiognatus

Spesies : Leiognatus bindus Nama local : Bete-bete

b. Deskripsi

- Memiliki bentuk badan yang lebar dan tipis

- Ikan petek ditutup oleh sisik yang berukuran kecil dan mudah lepas - Panjang umumnya 12 - 25 cm tapi maksimal dapat mencapai 35 cm c. Morfologi

- Memiliki bentuk badan yang lebar dan tipis

- Ikan petek ditutupi oleh sisik yang berukuran kecil dan mudah lepas - Panjang umumnya 10 - 25 cm tapi maksimal dapat mencapai 25 cm

(24)

12 2.4 Syarat-Syarat Umpan Hidup

Alam S. (1991), menyatakan bahwa jenis-jenis umpan hidup yang baik harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

 Berenang cepat menuju permukaan.

 Berwarna perak atau lain yang menimbulkan refleksi yang baik di air.

 Pada saat dilempar ke laut tetap tetap berenang di permukaan air dan senantiasa kembali mendekat ke kapal untuk berlindung sehingga ikan cakalang pun ikut mendekat ke kapal.

 Mempunyai ukuran yang wajar sebagai makanan untuk ikan cakalang.

2.5 Daerah Penangkapan Umpan Hidup

Teapon (1999) Menyatakan bahwa ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi penangkapan umpan hidup yaitu:

 Daerah sekitar pesisir pantai.

 Perairan yang terlindung dari angin, arus serta gelombang besar.

 Pada kedalaman perairan antara 15 sampai 35 meter.

2.6 Daerah Penyebaran Umpan Hidup 2.6.1 Ikan Teri (Stolephorus buccaneri)

a. Habitat

Ikan teri tersebar di sebagian besar perairan yang ada dunia, terutama perairan pesisir. Menurut wahyudi (2004), sumber daya ikan teri terbesar di indonesia terbanyak ditemukan di perairan Teluk Ambon, Sulawesi Selatan dan Tenggara.

(25)

13 b. Tingkah Laku

Ikan teri sering melakukan migrasi dan penyebarannya dipengaruhi oleh perubahan musim yang terjadi sepanjang tahun. Migrasi yang dilakukan ikan teri merupakan bentuk adaptasi terhadap lingkungannya.

Oleh karena itu, faktor terbesar yang mempengaruhi migrasi ikan teri adalah suhu, cahaya, salinitas dan kondisi lain yang berkaitan dengan tingkah laku serta cara hidup ikan tersebut (Gunarso, 1985).

2.6.2 Ikan Layang (Decapterus kurroides) a. Habitat

Ikan layang (Decapterus sp) merupakan ikan perenang cepat yang hidup berkelompok di laut yang jernih dan bersanilitas tinggi. Ikan layang dapat ditemukan disekitar perairan pantai dengan kedalaman antara 15 - 200 meter, kadang-kadang memasuki perairan muara keruh.

Ikan layang tersebar luas diperairan tropis dan subtropics di Indo-Pasifik (Nontji, 2002).

b. Tingkah Laku

Ikan layang senang bergerombol di air laut yang kaya akan plankton-planton dan melakukan migrasi ketempat lain yang sesuai dengan syarat hidupnya. Pada siang hari, ikan-ikan ini akan naik kepermukaan karena plankton-plankton yang merupakan makanannya naik kepermukaan (Nontji, 2002).

(26)

14 2.6.3 Ikan Tembang (Sardinella fibriata)

a. Habitat

Ikan tembang merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang menyebar di perairan indonesia. Ikan pelagis kecil hidup pada daerah pantai yang kondisi lingkungannya tidak stabil menjadikan kepadatan ikan juga berfluktuasi dan cenderung mudah mendapat tekanan akibat kegiatan pemanfaatan, karena daerah pantai mudah dijangkau oleh aktifitas manusia (Nontji, 2002).

b. Tingkah Laku

Hidup bergerombol, membentuk gerombolan besar. Makanan zooplankton terutama copepod, fotoplankton khususnya datome.

Bereproduksi setahun sekali, bertelur hanya pada suhu dan sanilitas yang rendah (Nontji, 2002).

2.6.4 Ikan Petek (Leiognatus bindus) a. Habitat

Ikan petek sering ditemukan di perairan pesisir, Lingkungan berasosiasi dengan karang laut dan kisaran kedalaman 0-50 meter dengan keadaan salinitas rendah ( Loen, 2008).

b. Tingkah Laku

Ikan jenis ini sering bergerombolan yang hampir bersamaan melakukan ruaya disekitar pulau maupun jarak jauh dan senang melawan arus, ikan ini biasa bergerombol diperairan pelagis hingga kedalaman 125 meter.

(27)

15 BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Pengumpulan data lapangan dilakukan selama mengikuti kegiatan Praktik Kerja Industri, dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan yaitu mulai dari bulan Oktober sampai November 2019 di PT. Sari Usaha Mandiri Bitung, Sulawesi Utara. Fishing base di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung dengan titik koordinat pada posisi 01026’ LU - 125011’ BT.

Sedangkan Fishing ground di perairan Laut Sulawesi dan Laut Maluku, dengan titik koordinat 000 52’ – 010 00’ LU dan 1250 00’ LU – 1270 00’ BT.

Peta Fishing ground dapat dilihat dibawah ini pada Gambar 3. 1.

Sumber : www.Google.com

Gambar 3.1. Peta Fishing Ground

(28)

16 3.2 Metode Pengambilan Data

Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan selama praktek kerja industri, yang meliputi:

a. Interview atau wawancara langsung dengan pembimbing lapangan atau Nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK) KM. Sari Usaha 08.

b. Observasi atau pengamatan langsung dengan cara mengamati secara langsung kegiatan operasi penangkapan ikan saat berlangsung.

c. Dokumentasi merupakan foto-foto dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan materi kajian.

d. Data sekunder melalui bahan-bahan literatur.

Gambar

Gambar 3.1. Peta Fishing Ground

Referensi

Dokumen terkait

Huhate (Skipjack pole and line) atau umumnya lebih dikenal dengan “pole and line” adalah cara pemancingan dengan menggunakan pancing yang dikhususkan untuk menangkap ikan

Flore Timur yang sangat beraneka ragam alat penangkapan ikan yang sering digunakan yaitu Pole / Rod and Line atau disebut biasa juga dengan pancing gandar, karena pancing ini

Judul : Analisis Pengaruh Perbedaan Konstruksi Mata Pancing dan Warna Umpan Tiruan Terhadap Hasil Tangkapan pada Alat Tangkap Pancing Tonda (Troll Line)

Semua usaha yang dilakukan baik intensifikasi maupun ekstensifikasi usaha penangkapan ikan bertujuan untuk meningkatkan hasil tangkapan kapal pole and line , maka

Perbedaan warna umpan tiruan terhadap hasil tangkapan ikan Tongkol ( Euthynnus affinis ) pada alat tangkap pancing tonda ( troll line ) pada penelitian ini

Penggunaan attractor berupa rumpon dan umpan ikan hidup dalam proses kegiatan penangkapan ikan kapal pole and line membutuhkan biaya yang cukup besar.Belum adanya

Pole and line merupakan alat penangkapan ikan yang terdiri dari joran, tali dan mata pancing tetapi sesunggunya sangat kompleks karena dalam

Dengan perolehan hasil tangkapan tersebut dapat dihitung produktivitas alat tangkap pada masing-masing penggunaan umpan yang berbeda tersebut, untuk penggunaan umpan ikan Tembang